• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPEMAS DAN KB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPEMAS DAN KB"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam rangka mewujudkan good and clean government, maka Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Surabaya menyajikan Laporan Pelaksanaan Kinerja SKPD yang merupakan realisasi tahunan dari Renstra SKPD Tahun 2016 – 2021.

Terselenggaranya pemerintahan yang baik dan bersih merupakan wujud aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Dengan diberlakukannya Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 dan disempurnakan dengan Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka terjadi perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang baik dan bertanggung jawab (good governance) dengan ditandai 4 (empat) pilar elemen dasar berupa efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas.

Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil-hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dalam rangka perwujudan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah berdasarkan sistem akuntabilitas yang memadai.

A. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2005 dan disempurnakan dengan Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2008, mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Badan 2. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian BAB I

(2)

b. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

a. Sub Bidang Penguatan Kelembagaan Partisipasi Masyarakat

b. Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

4. Bidang Ketahanan Ekonomi

a. Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat b. Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga 5. Bidang Pemberdayaan Perempuan

a. Sub Bidang Peran Aktif Perempuan

b. Sub Bidang Pembinaan Pemberdayaan Perempuan 6. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Sub Bidang Keluarga Berencana b. Sub Bidang Keluarga Sejahtera

Tugas dan fungsi

Berdasarkan Perwali Nomor 37 tahun 2011 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Kota Surabaya, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat khusus, yaitu di bidang pemberdayaan masyarakat dan keluarga berencana.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat dan

keluarga berencana

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat khusus, yaitu di bidang pemberdayaan masyarakat dan keluarga berencana

d. Pengelolaan ketatausahaan

e. Pelaksanaan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Selanjutnya untuk masing – masing bidang mempunyai tugas sebagai berikut :

(3)

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan.

 Tugas :

 Pemrosesan administrasi perizinan/rekomendasi;

 Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana program, anggaran dan laporan badan;

 Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan;

 Pengelolaan administrasi kepegawaian;

 Pengelolaan surat menyurat, dokumentasi, rumah tangga dinas, kearsipan dan perpustakaan;

 Pemeliharaan rutin gedung dan perlengkapan/peralatan kantor;

 Pelaksanaan hubungan masyarakat dan keprotokolan;

 Penilaian angka kredit jabatan fungsional;

 Pengelolaan, pengawasan dan pengendalian pelayanan alokon. 2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

 Tugas :

 Pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai Bidangnya;

 Penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penguatan kelembagaan dan pengembangan partisipasi masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penguatan kelembagaan masyarakat skala kota;

 Penyelenggaraan penguatan kelembagaan masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan penguatan kelembagaan masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan pelatihan masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pelatihan masyarakat skala kota;

(4)

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pengembangan manajemen pembangunan partisipatif masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan pengembangan manajemen pembangunan partisipatif masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemantapan manajemen pembangunan partisipatif masyarakat skala kota;

 Penyusunan pedoman, norma, standar, kriteria dan prosedur di bidang pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan lembaga adat dan budaya skala kota;

 Pembinaan dan supervisi pemberdayaan lembaga adat dan budaya skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pemberdayaan lembaga adat dan budaya skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan peningkatan kesejahteraan sosial skala kota;

 Pembinaan dan supervisi pelaksanaan peningkatan kesejahteraan sosial skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan peningkatan kesejahteraan sosial skala kota;

 Pelaksanaan pelatihan/bimbingan teknis, penyebarluasan dan penerapan Teknologi Tepat Guna skala kota;

 Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna skala kota;

 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pemasyarakatan dan kerjasama teknologi skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi kebutuhan teknologi tepat guna skala kota;

 Pembinaan dan supervisi pemanfaatan teknologi tepat guna skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan teknologi tepat guna skala kota;

(5)

 Penyelenggaraan pemasyarakatan dan kerjasama teknologi skala kota;

 Pemutakhiran, pengolahan dan penyediaan data mikro kependudukan dan keluarga miskin.

3. Bidang Ketahanan Ekonomi

 Tugas :

 Pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai Bidangnya;

 Penyelenggaraan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin skala kota;

 Penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk miskin skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok masyarakat skala kota;

 Penyelenggaraan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok masyarakat skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro skala kota;

 Penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha masyarakat skala kota;

(6)

 Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha masyarakat skala kota;

 Pembinaan teknis peningkatan pengetahuan, keterampilan, kewirausahaan dan manajemen usaha bagi keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I alasan ekonomi dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) skala kota;

 Pelaksanaan pendampingan/magang bagi para kader/anggota kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) skala kota;

 Pelaksanaan kemitraan untuk aksesibilitas permodalan, teknologi, dan manajemen serta pemasaran guna peningkatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) skala kota.

4. Bidang Pemberdayaan Perempuan

 Tugas :

 Pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai Bidangnya;

 Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan mediasi pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) skala kota;

 Pelaksanaan fasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme Pengarusutamaan Gender (PUG) pada lembaga pemerintahan, Pusat Studi Wanita, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga non pemerintah skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi kebijakan, program dan kegiatan yang responsif gender skala kota;

 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) skala kota;

 Pelaksanaan analisis gender, perencanaan anggaran yang responsif gender, dan pengembangan materi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pengarusutamaan Gender (PUG) skala kota;

(7)

 Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) yang terkait dengan bidang pembangunan terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan Hak Asasi Manusia dan politik skala kota;

 Pelaksanaan fasilitasi penyediaan data terpilah menurut jenis kelamin skala kota;

 Penyelenggaraan kebijakan kota peningkatan kualitas hidup perempuan yang terkait dengan bidang pembangunan terutama dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan Hak Asasi Manusia, politik, lingkungan, dan sosial budaya skala kota;

 Pengintegrasian upaya peningkatan kualitas hidup perempuan dalam kebijakan bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan Hak Asasi Manusia, politik, lingkungan, dan sosial budaya skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan kebijakan kualitas hidup perempuan dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan Hak Asasi Manusia, politik, lingkungan, dan sosial budaya skala kota;

 Penyelenggaraan kebijakan kota perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap kekerasan perempuan skala kota;

 Pelaksanaan fasilitasi pengintegrasian kebijakan kota perlindungan perempuan terutama perlindungan kekerasan terhadap perempuan skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan terutama perlindungan kekerasan terhadap perempuan skala kota;

 Pelaksanaan kebijakan dalam rangka kesejahteraan dan perlindungan anak skala kota;

 Perumusan kebijakan daerah untuk kesejahteraan dan perlindungan anak skala kota;

 Pengintegrasian hak-hak anak dalam kebijakan dan program pembangunan skala kota.

(8)

 Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan anak skala kota;

 Pelaksanaan fasilitasi penguatan lembaga/organisasi masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak skala kota;

 Pelaksanaan fasilitasi pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG), kesejahteraan dan perlindungan anak skala kota;

 Pelaksanaan fasilitasi lembaga masyarakat untuk melaksanakan rekayasa sosial untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan perlindungan anak skala kota;

 Penjabaran dan penetapan kebijakan sistem informasi gender dan anak skala kota dengan merujuk pada kebijakan nasional;

 Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan analisis, pemanfaatan dan penyebarluasan sistem informasi gender dan anak skala kota;

 Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan analisis, pemanfaatan dan penyebarluasan sistem informasi gender dan anak;

 Pelaksanaan analisis, pemanfaatan, penyebarluasan dan pendokumentasian data terpilah menurut jenis kelamin, spesifik perempuan dan anak skala kota;

 Pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan pendataan dan sistem informasi gender dan anak skala kota;

 Penyusunan model informasi data (mediasi dan advokasi) skala kota;

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pemberdayaan perempuan skala kota;

 Pembinaan dan supervisi pelaksanaan pemberdayaan perempuan skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemberdayaan perempuan skala kota;

(9)

 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) skala kota;

 Pembinaan dan supervisi pelaksanaan gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) skala kota;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) skala kota.

5. Bidang Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera

 Tugas :

 Pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya;

 Perumusan kebijakan jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak skala kota;

 Penyelenggaraan dukungan pelayanan rujukan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi, operasionalisasi jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak skala kota;

 Penyusunan bahan penetapan dan pengembangan jaringan pelayanan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi, termasuk pelayanan Keluarga Berencana di rumah sakit skala kota;

 Perumusan perkiraan sasaran pelayanan Keluarga Berencana, sasaran peningkatan perencanaan kehamilan, sasaran peningkatan partisipasi pria, sasaran “Unmet Need”, sasaran penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta sasaran kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak skala kota;

 Penyerasian dan perumusan kriteria serta kelayakan tempat pelayanan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak skala kota;

(10)

 Pelaksanaan jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak skala kota;

 Pemantauan tingkat drop out peserta Keluarga Berencana;

 Pengembangan materi penyelenggaraan jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana dan pembinaan penyuluh Keluarga Berencana;

 Perluasan jaringan dan pembinaan pelayanan Keluarga Berencana;

 Penyelenggaraan dukungan pelayanan rujukan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi;

 Penyelenggaraan dan fasilitasi upaya peningkatan kesadaran keluarga berkehidupan seksual yang aman dan memuaskan, terbebas dari Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immuno Deficiency Syndromes (AIDS) dan Infeksi Menular Seksual (IMS);

 Pembinaan penyuluh Keluarga Berencana;

 Peningkatan kesetaraan dan keadilan gender terutama partisipasi Keluarga Berencana pria dalam pelaksanaan program pelayanan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi;

 Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kontrasepsi mantap dan kontrasepsi jangka panjang yang lebih terjangkau, aman, berkualitas dan merata skala kota;

 Pelaksanaan distribusi dan pengadaan sarana, alat, obat, dan cara kontrasepsi, dan pelayanannya dengan prioritas keluarga miskin dan kelompok rentan skala kota;

 Penjaminan ketersediaan sarana, alat, obat, dan cara kontrasepsi bagi peserta mandiri skala kota;

 Pelaksanaan promosi pemenuhan hak-hak reproduksi dan promosi kesehatan reproduksi skala kota;

 Pelaksanaan informed choice dan informed consent dalam program Keluarga Berencana;

(11)

 Penyelenggaraan dukungan operasional Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) skala kota.

 Perumusan perkiraan sasaran pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) skala kota;

 Penyerasian dan penyusunan kriteria serta kelayakan tempat pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) skala kota;

 Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) skala kota;

 Penyelenggaraan kemitraan pelaksanaan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) baik antara sektor pemerintah dengan sektor Lembaga Swadaya Organisasi Masyarakat (LSOM) skala kota;

 Penyusunan bahan penetapan fasilitas pelaksanaan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) baik antara sektor pemerintah dengan sektor Lembaga Swadaya Organisasi Masyarakat (LSOM) skala kota;

 Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) baik antara sektor pemerintah dengan sektor Lembaga Swadaya Organisasi Masyarakat (LSOM) skala kota;

 Perumusan sasaran Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) skala kota;

 Perumusan prioritas kegiatan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) skala kota;

 Pemanfaatan tenaga Sumber Daya Manusia pengelola, pendidik sebaya dan konselor sebaya Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) baik antara sektor pemerintah dengan sektor Lembaga Swadaya Organisasi Masyarakat (LSOM) skala kota;

 Penyelenggaraan dukungan pelayanan ketahanan dan pemberdayaan keluarga skala kota;

 Penyerasian penetapan kriteria pengembangan ketahanan dan pemberdayaan keluarga skala kota;

 Perumusan sasaran Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL) skala kota

(12)

 Penyelenggaraan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL) termasuk pendidikan pra-melahirkan skala kota;

 Pelaksanaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga skala kota;

 Pelaksanaan model-model kegiatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga skala kota;

 Peningkatan kualitas lingkungan keluarga skala kota;

 Penyelenggaraan dukungan operasional penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program skala kota;

 Perumusan perkiraan sasaran pengembangan penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program skala kota;

 Pemanfaatan pedoman pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional penyuluh Keluarga Berencana;

 Perumusan petunjuk teknis pengembangan peran Institusi Masyarakat Perkotaan (IMP) dalam program Keluarga Berencana nasional;

 Penyusunan formasi dan sosialisasi jabatan fungsional penyuluh Keluarga Berencana;

 Pendayagunaan pedoman pemberdayaan dan penggerakan institusi masyarakat program Keluarga Berencana nasional dalam rangka kemandirian;

 Perumusan petunjuk teknis peningkatan peran serta mitra program Keluarga Berencana nasional;

 Pelaksanaan pengelolaan personil, sarana dan prasarana dalam mendukung program Keluarga Berencana nasional, termasuk jajaran medis teknis tokoh masyarakat dan tokoh agama;

 Penyediaan dan pemberdayaan tenaga fungsional penyuluh Keluarga Berencana;

 Penyediaan dukungan operasional penyuluh Keluarga Berencana;

 Penyediaan dukungan operasional Institusi Masyarakat Perkotaan (IMP) dalam program Keluarga Berencana nasional;

(13)

 Pelaksanaan pembinaan teknis Institusi Masyarakat Perkotaan (IMP) dalam program Keluarga Berencana nasional;

 Pelaksanaan peningkatan kerjasama dengan mitra kerja program Keluarga Berencana nasional dalam rangka kemandirian;

 Penyiapan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan program Keluarga Berencana nasional di kota

 Pemanfaatan hasil kajian dan penelitian;

 Pendayagunaan kerjasama jejaring pelatih terutama pelatihan klinis kota;

 Pendayagunaan Sumber Daya Manusia program terlatih, serta perencanaan dan penyiapan kompetensi Sumber Daya Manusia program yang dibutuhkan kota;

 Pendayagunaan bahan pelatihan sesuai dengan kebutuhan program peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia;

 Penyelenggaraan operasional advokasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) skala kota;

 Perumusan perkiraan sasaran advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) skala kota;

 Penyerasian dan penetapan kriteria advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) skala kota;

 Pelaksanaan advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), serta konseling program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR);

 Pelaksanaan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan kelembagaan dan jaringan institusi program Keluarga Berencana;

 Pemanfaatan prototipe program Keluarga Berencana/Kesehatan Reproduksi (KR), Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), ketahanan dan pemberdayaan keluarga, penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas.

 Pelaksanaan promosi Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) termasuk pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immuno Deficiency Syndromes (AIDS), Infeksi Menular

(14)

Seksual (IMS), dan bahaya Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) dan perlindungan hak-hak reproduksi;

 Perumusan kebijakan dan pengembangan informasi serta data mikro kependudukan dan keluarga skala kota;

 Penyelenggaraan informasi serta data mikro kependudukan dan keluarga skala kota;

 Perumusan perkiraan sasaran pengembangan informasi serta data mikro kependudukan dan keluarga skala kota;

 Pelaksanaan operasional sistem informasi manajemen program Keluarga Berencana nasional;

 Pemutakhiran, pengolahan, dan penyediaan data mikro kependudukan dan keluarga;

PERSONIL NO URAIAN PNS 1. 2. 3. 4. 5. Pejabat Struktural Staf kantor Penyuluh KB Kota

Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Penyuluh KB/PLKB 15 37 5 31 32 JUMLAH 120

B. Permasalahan Utama (Strategic issued)

Dari evaluasai terhadap kinerja pembangunan, masih ditemukan permasalahan utama yang menjadi hambatan dalam mewujudkan target yang telah direncanakan. Permasalahan yang dihadapi Kota Surabaya dan menjadi prioritas dan sasaran pembangunan serta tugas dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana adalah sebagai berikut:

1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) meskipun telah dilakukan upaya promotif dan preventif.

2. Masih belum optimalnya upaya perlindungan perempuan dan anak. 3. Belum optimalnya pelayanan terhadap Penyandang Masalah

(15)

4. Belum meratanya kualitas dan kurangnya kuantitas sumber daya aparatur pendukungnya, antara lain kietersediaan regulasi, system pengarsipan, dan sebagainya.

(16)

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya memiliki visi ”Terwujudnya Keluarga yang Berkualitas dan Masyarakat yang Berdaya dengan Dukungan Lembaga Berbasis Masyarakat”, Keluarga yang berkualitas menurut UU No. 52 tahun 2000 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat yang berdaya masyarakat yang mampu memanfaatkan semua potensi kekuatan yang ada di dalam dirinya dan di sekitarnya. Kekuatan itu dimanfaatkan untuk membuat mereka tidak bergantung kepada masyarakat lainnya. Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang memiliki perilaku hidup dan modal sosial yang positif. Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang menyadari arti penting pendidikan, nilai hidup sehat, kepatuhan terhadap hukum, keharusan untuk terus bekerja atau berwirausaha serta menjaga kelestarian lingkungan. Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang memahami kegunaan semangat kebersamaan dalam membangun masyarakat.

Untuk mewujudkan visi tersebut maka dirumuskan misi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya, dengan rumusan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan KB serta pembinaan ketahanan keluarga;

2. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga dan pemberdayaan masyarakat;

3. Meningkatkan pemberdayaan perempuan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Tujuan pelaksanaan pembangunan yang akan dicapai Badan Pemberdayaan Masyarakat dan KB Kota Surabaya pada kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang adalah :

1. Meningkatnya kualitas layanan KB dasar

BAB II

(17)

2. Meningkatnya tata kelola administrasi pemerintahan yang baik 3. Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif

4. Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif

5. Meningkatkan pemberdayaan perempuan

6. Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak

Tabel Hubungan antara Misi dan Tujuan

MISI TUJUAN INDIKATOR

Meningkatkan kualitas pelayanan KB serta pembinaan ketahanan keluarga Meningkatnya kualitas layanan KB dasar Angka Kelahiran Total (TFR) antara 1.8-1.9

Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik Indeks Kepuasan SKPD terhadap Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Perkantoran Tingkat Capaian Keberhasilan Pelaksanaan Program Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan Meningkatkan pemberdayaan

ekonomi keluarga dan pemberdayaan masyarakat Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif Persentase PMKS usia produktif yang omzetnya ≥ 1 juta rupiah per bulan Meningkatkan

pertumbuhan dan

produktivitas pelaku sektor industri kreatif

Tingkat pertumbuhan pelaku usaha kreatif

Meningkatkan pemberdayaan perempuan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak

Meningkatkan pemberdayaan perempuan Persentase kecamatan yang responsif gender Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak Persentase kelurahan ramah anak

Mengacu kepada visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan dan mempertimbangkan permasalahan yang tengah dihadapi serta berupaya mengoptimalkan potensi sumber daya yang tersedia, maka sasaran yang

(18)

hendak dicapai atau dihasilkan untuk melaksanakan Misi dan tujuannya yang didukung oleh program dan kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan

2. Meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak 3. Meningkatnya kualitas pelayanan KB

4. Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah

5. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program

6. Meningkatnya pemberdayaan ekonomi masyarakat

7. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Tabel Hubungan antara Tujuan dan Sasaran

TUJUAN SASARAN

URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR

Meningkatnya kualitas layanan KB dasar Angka Kelahiran Total (TFR) antara 1.8-1.9 Meningkatnya kualitas pelayanan KB Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi Mantap Meningkatkan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik Indeks Kepuasan SKPD terhadap Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Perkantoran Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah Kinerja Pengelolaan Sarana, Prasarana, dan Administrasi Perkantoran Perangkat Daerah Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan Program Persentase kesesuaian pelaksanaan Kegiatan terhadap parameter perencanaan pada Operational Plan Tingkat Capaian Keberhasilan Pelaksanaan Program Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif Persentase PMKS usia produktif yang omzetnya ≥ 1 juta rupiah per bulan

Meningkatnya pemberdayaan ekonomi masyarakat Persentase jumlah PMKS yang telah melakukan usaha ekonomi produktif

(19)

Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif

Tingkat pertumbuhan pelaku usaha kreatif

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan Persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas pengembangan usaha di rumah kreatif Meningkatkan pemberdayaan perempuan Persentase kecamatan yang responsif gender Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan Persentase kesenjangan gender yang ditangani Meningkatkan perlindungan

perempuan dan anak

Persentase kelurahan ramah anak Meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak Persentase tindak lanjut permasalahan perempuan dan anak

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi. Artinya pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja yang terdiri dari Indikator Kinerja Utama, Target Kinerja dan Capaian Kinerja. Indikator Kinerja Utama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana tahun 2016 yang akan diukur merupakan indikator tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan pada rencana strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Uraian tujuan dan sasaran beserta indikator kinerja tahun 2016 merupakan rencana kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana tahun 2016 yang dijabarkan sebagai berikut:

Tabel Rencana Kinerja Tahun 2016

NO TUJUAN DAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Tujuan:

Meningkatnya kualitas layanan KB dasar

Angka kelahiran total (TFR) 1.8-1.9

Sasaran: Meningkatnya kualitas layanan KB dasar Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi Mantap 100% 2 Tujuan:

Meningkatkan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik

Indeks kepuasan SKPD terhadap pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran

(20)

Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program

90,55%

Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan

75%

Sasaran:

Mengelola sarana dan parasarana serta

administrasi perkantoran perangkat daerah

Kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran perangkat daerah

100% Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program Persentase kesesuaian

pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada operational plan

100%

3 Tujuan:

Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif

Persentase PMKS usia produktif yang omzetnya ≥ 1 juta rupiah per bulan 80 % Sasaran: Meningkatnya pemberdayaan ekonomi masyarakat

Persentase jumlah PMKS yang telah melakukan usaha ekonomi produktif 10% 4 Tujuan: Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif

Tingkat pertumbuhan pelaku usaha kreatif 0% Sasaran: Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas

pengembangan usaha di rumah kreatif 0% 5 Tujuan: Meningkatkan pemberdayaan perempuan

Persentase kecamatan yang responsif gender

35,48%

Sasaran:

Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan

Persentase kesenjangan gender yang ditangani 100% 6 Tujuan: Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak

Persentase kelurahan ramah anak 19,48% Sasaran: Meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak

Persentase tindak lanjut

permasalahan perempuan dan anak

(21)

Ada beberapa target indikator kinerja 2016 yang nilainya 0%, karena tahun 2016 merupakan tahun peralihan dari Renstra 2011-2015 menjadi renstra 2016-2021 sehingga ada beberapa program dan kegiatan baru atau adanya perubahan program dan kegiatan sehingga belum bisa diukur dampak dari kegiatan atau tujuan dan sasarannya.

Pengukuran kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yaitu indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Artinya pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja. Indikator Kinerja Utama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana tahun 2016 yang sudah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Tabel Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA UTAMA BASELINE (2015) TARGET 2016 2017 2018 2019 2020 2021 1 Total Fertility Rate

(TFR)

1,81 1,8-1,9 1,8-1,9 1,8-1,9 1,8-1,9 1,8-1,9 1,8-1,9 2 Persentase PMKS

usia produktif yang omzetnya ≥ 1 juta rupiah per bulan

43,23% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 3 Persentase Kecamatan yang responsive gender 19,35% 35,48% 48,39% 61,29% 74,19% 87,10% 100% 4 Persentase Kelurahan ramah anak 3,25% 19,48% 35,71% 51,95% 68,18% 84,42% 100%

Untuk mencapai target kinerja yang sudah ditetapkan, maka Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana menyusun program-program sebagai berikut:

1. Program Keluarga Berencana 2. Program Bina Keluarga

3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 5. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

6. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial 7. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan

(22)

Pelaksanaan program pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana didukung dana yang bersumber dari APBD Kota Surabaya serta APBN, daya dukung inilah yang menguatkan pelaksanaan rencana strategis dan rencana kerja seluruh program dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya.

(23)

Capaian kinerja merupakan pengukuran masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdiri dari Tujuan dan Sasaran pada Renstra. Untuk mengukur capaian kinerja masing-masing tujuan dan sasaran tersebut dianalisis dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, karena tahun 2016 merupakan awal dari pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) 2016-2021 maka tidak bisa membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.

Selain itu untuk mengukur capaian kinerja masing-masing tujuan dan sasaran dengan membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada), melakukan analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkan atau penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan, melakukan analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 1. Pencapaian Kinerja Tujuan

Capaian kinerja Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga berencana Kota surabaya tahun 2016 untuk setiap tujuan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel Pencapaian Kinerja Tujuan

Tujuan Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5

Meningkatnya kualitas layanan KB dasar

Angka kelahiran total (TFR)

antara 1.8 – 1.9 1.8 – 1.9 1,72 (Tahun 2015)

104,65% Meningkatkan tata kelola

administrasi pemerintahan yang baik

Indeks kepuasan SKPD terhadap pemenuhan kebutuhan sarana dan parasarana perkantoran

60% 71,23% 118,71%

Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program

90,55% 100% 110,44% BAB III

(24)

Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan 75% 76,45% 101,93% Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif

persentase PMKS usia produktif yang omzetnya ≥ 1 juta rupiah per bulan

80% 66,38% 82,97%

Meningkatkan pertumbuhan dan

produktivitas pelaku sektor industri kreatif

Tingkat pertumbuhan pelaku usaha kreatif

0% 0% 0%

Meningkatkan

pemberdayaan perempuan

Persentase kecamatan yang responsif gender

35,48% 35,48% 100% Meningkatkan

perlindungan perempuan dan anak

Persentase Kelurahan Ramah Anak

19,48% 19,48% 100%

Tujuan Meningkatkan kualitas layanan KB dasar dengan indikator kinerja angka kelahiran total (TFR), besar target 1.8-1.9 dan realisasinya 1.72 (data tahun 2015), data tahun 2016 belum dikeluarkan oleh BKKBN Jawa Timur. Realisasi 1.72 dibandingkan dengan target, maka angka kelahiran total di Kota Surabaya tergolong rendah atau melampaui target yang telah ditentukan, dengan capaian 104,65%.

Tujuan Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik dengan indikator kinerja Indeks kepuasan SKPD terhadap pemenuhan kebutuhan sarana dan parasarana perkantoran, besar target yang harus dicapai adalah 60% dan realisasinya didapat melalui survey sebesar 71,23% dengan capaian 118,71% Indikator kinerja lainnya adalah Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program, besar target 90,55% dan realisasinya dengan melihat capaian indikator program dengan nilai lebih dari 76% adalah 100% dengan capaian 110,44% Indikator Kinerja terakhir untuk tujuan Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik adalah Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan, besar target yang harus dicapai adalah 75% dan realisasinya adalah 76,45 % dengan capaian 101,93%

Tujuan meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif mempunyai inkator kinerja persentase PMKS usia produktif yang omzetnya ≥ 1 juta rupiah per bulan, cara mengukur indikator kinerja tujuan ini dengan perhitungan jumlah PMKS usia produktif yang omzetnya ≥ 1 juta rupiah per bulan sampai dengan tahun t dibagi jumlah PMKS usia produktif dari hasil pelatihan atau pembinaan yang berproduksi sampai dengan tahun t x 100%. Target kinerja yang ditetapkan tahun 2016 adalah 80%, maka besar realisasi dengan perhitungan tersebut adalah 66,38% atau dengan capaian 82,97%. beberapa hal yang

(25)

mempengarui tidak tercapainya target yang sudah ditentukan atau peserta pelatihan tidak melakukan peoduksi setelah mendapatkan pelatihan adalah:

1. Peserta banyak yang memilih tetap melanjutkan bekerja di pabrik / di toko

2. Peserta memilih bekerja sebagai babysitter (pengasuh bayi) 3. Peserta kembali bekerja sebagai guru / bunda PAUD

4. Peserta dilarang oleh suaminya

5. Lebih memilih untuk mengasuh anak / cucu 6. Peserta sakit / hamil

7. Peserta tidak berminat lagi (orientasi pada bantuan modal)

Tujuan Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif mempunyai indikator kinerja Tingkat pertumbuhan pelaku usaha kreatif, formulasi pengukuran indikator kinerja jumlah pelaku usaha kreatif tahun (t) - Jumlah Pelaku Usaha Kreatif tahun (t0) ] / Jumlah Pelaku Usaha Kreatif tahun (t0) x 100%. Tahun 2016 target kinerja 0% karena rumah kreatif pada tahun 2016 belum beroperasi sehingga tidak bisa diukur pertumbuhan pelaku usaha kreatif.

Tujuan Meningkatkan pemberdayaan perempuan mempunyai indikator kinerja Persentase kecamatan yang responsif gender, formulasi pengukuran indikator kinerja yaitu Jumlah kecamatan yang responsif gender sampai dengan tahun t / jumlah kecamatan x 100%. Target indikator kinerja 35,48%, maka sampai dengan tahun 2016 kecamatan responsif gender sebanyak 11 kecamatan yaitu: 1. Tandes 2. Rungkut 3. Semampir 4. Jambangan 5. Simokerto 6. Wiyung 7. Benowo 8. Wonokromo 9. Asemrowo 10. Wonocolo 11. Tenggilis Mejoyo

Capaian kecamatan responsif gender 11 kecamatan dibanding dengan jumlah seluruh kecamatan (31 Kecamatan) maka realisasinya adalah 35,48% atau dengan capaian 100%.

(26)

Tujuan Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak mempunyai indikator kinerja Persentase Kelurahan Ramah Anak, formulasi pengukuran indikator kinerja yaitu Jumlah Kelurahan Ramah Anak sampai dengan tahun t / jumlah Kelurahan x 100%. Target indikator kinerja 19,48%, maka sampai dengan tahun 2016 Kelurahan ramah anak sebanyak 30 Kelurahan yaitu:

1. Rungkut Menanggal 2. Sawunggaling 3. Wonokusumo 4. Gubeng 5. Alun-Alun Contong 6. Kalisari 7. Kandangan 8. Gunung Anyar 9. Dukuh Setro 10. Bendul Merisi 11. Bongkaran 12. Sidotopo 13. Ngagel 14. Baratajaya 15. Kalijudan 16. Dukuh Sutorejo 17. Banyu urip 18. Putat Jaya 19. Rangkah 20. Tambaksari 21. Sidotopo Wetan 22. Tanah Kali Kedinding 23. Bulak 24. Sawahan 25. Petemon 26. Pacar Kembang 27. Gading 28. Kemayoran 29. Bulak Banteng 30. Tambak Wedi

Capaian Kelurahan ramah anak 30 kelurahan dibanding dengan jumlah seluruh kelurahan (154 Kelurahan) maka realisasinya adalah 19,48% atau dengan capaian 100%.

2. Pencapaian Kinerja Sasaran

Capaian kinerja Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga berencana Kota surabaya tahun 2016 untuk setiap sasaran dari masing-masing tujuan dijelaskan sebagai berikut:

(27)

Tujuan : 1. Meningkatnya kualitas layanan KB dasar Sasaran : 1. Meningkatnya kualitas pelayanan KB

Tabel Pencapaian Kinerja Tujuan 1

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5 Meningkatnya kualitas pelayanan KB Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi mantap 100% (1947/1831)x100% =106,34% 106,34%

Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan 1

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 2 3 4 5 6 Meningkatnya kualitas pelayanan KB Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi mantap 100% (3444/3307)x 100%=104,14% (1825/283)x 100%=664,88% (1947/1831)x 100%=106,34%

Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan KB dari tujuan Meningkatnya kualitas layanan KB dasar, memiliki indikator kinerja Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi mantap, dengan target 100% maka formulasi perhitungannya adalah (Jumlah Akseptor KB Baru Kontrasepsi Mantap : Jumlah Target Akseptor KB Kontrasepsi Mantap ) x 100%. Tahun 2016 jumlah target akseptor KB kontrasepsi Mantap adalah 1831 akseptor dan jumlah akseptor KB baru kontrasepsi mantap sebanyak 1947 akseptor, maka realisasi dari target adalah sebesar 106,34 % atau dengan capaian 106,34%. Capaian tahun 2016 apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2015 dan mengalami kenaikkan apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Capaian tahun 2016 yang melampaui target menunjukkan berjalannya program dan kegiatan yang telah direncanakan.

Tujuan : 2. Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik Sasaran : 2. Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi

perkantoran perangkat daerah

3. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program

(28)

Tabel Pencapaian Kinerja Tujuan 2

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5

Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah

Kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran Perangkat Daerah

100% (4200m2,115 unit,14jenis /4200m2,115 unit,14jenis)x 100%=100% 100% Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung

keberhasilan program

Persentase kesesuaian

pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada operational plan

100% (19/19)x100 %=100%

100%

Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan 2

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 2 3 4 5 6 Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah Kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran Perangkat Daerah 100% (3jenis/3jenis)x 100%=100% (4000m2,116unit , 7jenis/ 4000m2 , 116unit,7jenis) x100%=100% (4200m2,115unit ,14jenis/4200m2 ,115unit,14jenis) x 100%=100% Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program Persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada operational plan 100% (19/19)x100% =100% (19/19)x100%= 100% (19/19)x100%= 100%

Tujuan Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik memiliki 2 sasaran yaitu:

1. Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah, memiliki indikator kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran Perangkat Daerah. target 100% maka formulasi perhitungannya adalah jumlah pemeliharaan yang dilaksanakan dibanding dengan pemeliharaan yang direncanakan. Realisasi tahun 2016 adalah 100% dengan capaian 100%

2. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program, memiliki indikator kinerja Persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada operational plan. target 100% maka formulasi perhitungannya adalah

(29)

jumlah kegiatan yang pelaksanaannya sesuai dengan operational plan dibanding dengan jumlah kegiatan secara keseluruhan. Realisasi tahun 2016 adalah 100% dengan capaian 100%

Tujuan : 3. Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif Sasaran : 4. Meningkatnya Pemberdayaan Ekonomi

Tabel Pencapaian Kinerja Tujuan 3

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5

Meningkatnya

Pemberdayaan Ekonomi

Persentase jumlah PMKS yang telah melakukan usaha

ekonomi produktif

10% (47/460)x100%= 10,22%

102,20%

Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan 3

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 5 6 Meningkatnya Pemberdayaan Ekonomi Persentase jumlah PMKS yang telah melakukan usaha ekonomi produktif 10% 0% 0% (47/460)x100%=10,22%

Sasaran Meningkatnya Pemberdayaan Ekonomi dari tujuan Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif, memiliki indikator kinerja Persentase jumlah PMKS yang telah melakukan usaha ekonomi produktif, dengan target 10% maka formulasi perhitungannya adalah (Jumlah PMKS yang telah melakukan usaha ekonomi produktif : Jumlah PMKS yang telah dibina) x 100%. Tahun 2016 jumlah PMKS yang telah melakukan usaha ekonomi produktif adalah 47 dan Jumlah PMKS yang telah dibina sebanyak 460, maka realisasi dari target adalah sebesar 10,22% atau dengan capaian 102,20%. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka tahun 2014 dan tahun 2015 capaiannya adalah 0%, pada tahun 2016 yang menjadi target peserta pelatihan adalah PMKS sedangkan sebelum tahun 2016 adalah masyarakat umum yang mempunyai keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sehingga indikator kinerja tahun 2016 tidak bisa digunakan untuk mengukur capaian tahun 2014 dan tahun 2015.

(30)

Tujuan : 4. Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif

Sasaran : 5. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Tabel Pencapaian Kinerja Tujuan 4

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas pengembangan usaha di rumah kreatif

0% 0% 0%

Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan 4

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 2 3 4 5 6

Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam pembangunan

Persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas

pengembangan usaha di rumah kreatif

0% 0% 0% 0%

Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dari tujuan Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif, memiliki indikator kinerja Persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas pengembangan usaha di rumah kreatif, dengan target 0% maka formulasi perhitungannya adalah (Jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas pengembangan usaha di rumah kreatif : Jumlah masyarakat yang mendapatkan sosialisasi) x 100%. Tahun 2016 Jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas pengembangan usaha di rumah kreatif adalah 0 orang dan Jumlah masyarakat yang mendapatkan sosialisasi sebanyak 0 orang, maka realisasi dari target adalah sebesar 0 % atau dengan capaian 0%. Hal ini dikarenakan Rumah kreatif merupakan program baru dari Pemerintah Kota Surabaya pada RPJMD 2016-2021, pada tahun 2016 merupakan tahun persiapan sehingga selama tahun 2016 belum ada aktifitas di rumah kreatif sehingga indikator kinerja Persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas pengembangan usaha di rumah kreatif capaiannya adalah 0%.

Tujuan : 5. Meningkatkan pemberdayaan perempuan Sasaran : 6. Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan

(31)

Tabel Pencapaian Kinerja Tujuan 5

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5

Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan

Persentase kesenjangan gender yang ditangani

100% (77/77)x100%= 100%

100%

Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan 5

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 2 3 4 5 6 Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan Persentase kesenjangan gender yang ditangani 100% (70/70)x100%= 100% (41/41)x100%= 100% (77/77)x100%= 100%

Sasaran Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dari tujuan Meningkatkan pemberdayaan perempuan, memiliki indikator kinerja Persentase kesenjangan gender yang ditangani, dengan target 100% maka formulasi perhitungannya adalah (Jumlah kesenjangan gender yang ditindaklanjuti : Jumlah kesenjangan gender yang dilaporkan) x 100%. Tahun 2016 Jumlah kesenjangan gender yang ditindaklanjuti adalah 77 kasus dan Jumlah kesenjangan gender yang dilaporkan sebanyak 77 Kasus, maka realisasi dari target adalah sebesar 100 % atau dengan capaian 100%. Capaian tahun 2016 apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, capaian tahun 2016 sama dengan capaian 2014 dan 2015.

Tujuan : 6. Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak

Sasaran : 7. Meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak Tabel Pencapaian Kinerja Tujuan 6

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5

Meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak

Persentase tindak lanjut permasalahan

perempuan dan anak

100% (253/253)x100%= 100%

100%

Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan 6 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 2 3 4 5 6 Meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak Persentase tindak lanjut permasalahan perempuan dan anak 100% (219/219)x100%= 100% (287/287)x100%= 100% (253/253)x100%= 100%

(32)

Sasaran Meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak dari tujuan Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak, memiliki indikator kinerja Persentase tindak lanjut permasalahan perempuan dan anak, dengan target 100% maka formulasi perhitungannya adalah (jumlah permasalahan perempuan dan anak yang ditindaklanjuti : Jumlah permasalahan perempuan dan anak yang dilaporkan) x 100%. Tahun 2016 jumlah permasalahan perempuan dan anak yang ditindaklanjuti adalah 253 kasus dan Jumlah permasalahan perempuan dan anak yang dilaporkan sebanyak 253 Kasus, maka realisasi dari target adalah sebesar 100 % atau dengan capaian 100%. Capaian tahun 2016 apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, capaian tahun 2016 sama dengan capaian 2014 dan 2015.

3. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Periode Akhir Renstra

Capaian kinerja Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya tahun 2016 untuk setiap sasaran apabila dibandingkan dengan target Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya adalah sebagai berikut:

Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja s.d akhir periode RENSTRA

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Akhir RENSTRA Realisasi Tingkat Kemajuan 1 2 3 4 5 Meningkatnya kualitas pelayanan KB Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi mantap 100% 106,34% 106,34%

Mengelola sarana dan prasarana serta

administrasi perkantoran perangkat daerah

Kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran Perangkat Daerah

100% 100% 100% Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program Persentase kesesuaian

pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada operational plan

100% 100% 100%

Meningkatnya

Pemberdayaan Ekonomi

Persentase jumlah PMKS yang telah melakukan usaha ekonomi produktif

10% 10,22% 102,20%

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas

pengembangan usaha di rumah kreatif

(33)

Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan

Persentase kesenjangan gender yang ditangani

100% 100% 100% Meningkatnya upaya

perlindungan perempuan dan anak

Persentase tindak lanjut permasalahan perempuan dan anak

100% 100% 100%

Hampir semua target sasaran menggunakan target tahunan, kecuali sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan menggunakan target yang diakumulasi selama 5 tahun. Realisasi target sasaran terhadap Renstra hampir keseluruhan mencapai target yang di tentukan kecuali target sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan karena pada tahun 2016 belum ada aktifitas di rumah kreatif sehingga tidak ada capaian untuk tahun 2016 dan target 2016 untuk sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah sebesar 0%.

B. Realisasi Anggaran

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana serta untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja tidak bisa lepas dari dukungan anggaran yang disediakan. Pada tahun 2016, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana memperoleh dana dari APBD Kota Surabaya dan APBN baik berupa belanja rutin maupun belanja pembangunan dengan tujuan agar anggaran yang tersedia dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Adapun alokasi keuangan per sasaran pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel Alokasi Per Sasaran Pembangunan

No Sasaran Stategis Indikator Kinerja Anggaran % Anggaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan KB Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi mantap 4.770.875.936 20,16%

2 Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah

Kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran Perangkat Daerah

6.452.571.060 27,27%

3 Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung

keberhasilan program

Persentase kesesuaian

pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada operational plan

(34)

4 Meningkatnya

Pemberdayaan Ekonomi

Persentase jumlah PMKS yang telah melakukan usaha ekonomi produktif

7.384.336.412 31,20%

5 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas

pengembangan usaha di rumah kreatif

0 0%

6 Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan

Persentase kesenjangan gender yang ditangani

1.837.058.310 7,76% 7 Meningkatnya upaya

perlindungan perempuan dan anak

Persentase tindak lanjut permasalahan perempuan dan anak

3.220.242.482 13,61%

Tidak ada anggaran untuk sasaran Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program pada tahun 2016, karena pada tahun 2016 belum ada program dan kegiatan yang mendukung sasaran tersebut belum direncanakan. Tahun 2017 direncanakan program dan dan kegiatan yang berkaitan dengan sasaran Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program. Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dengan indikator kinerja persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas pengembangan usaha di rumah kreatif, pada tahun 2016 belum memiliki anggaran karena Rumah kreatif merupakan program baru dari Pemerintah Kota Surabaya pada RPJMD 2016-2021, pada tahun 2016 merupakan tahun persiapan sehingga selama tahun 2016 belum ada aktifitas di rumah kreatif.

Tabel Pencapaian Kinerja dan Anggran

Sasaran/ Program Indikator Kinerja Anggaran

Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian Sasaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan KB Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi mantap 100% (1947/1831) x 100% = 106,34% 106,34 % 4.770.875.936 4.429.560.791 92,85% Program 1.1 Program Keluarga Berencana Persentase peserta KB baru 80,35 % (44.264/45.196) x100% = 97,9% 121,84 % 4.150.765.676 3.837.781.551 92,46% Persentase peserta KB aktif 76,32 % (415.241/506.416) x100%=82,00% 107,44 % Persentase peserta KB aktif yang drop out kontrasepsi 6,1% (14.685/415.241) x100%=3,54% 172,32 % Persentase kebutuhan ber KB yang tidak terpenuhi 21,25 % (59.337/506.411) x100%=11,72% 181,31 %

(35)

(unmeet need) Program 1.2 Program Bina Keluarga Persentase Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB)/Bina Keluarga Remaja (BKR)/Bina Keluarga Lansia (BKL) yang aktif 23,89 % (295/1182)x 100%=24,96% 104,44 % 620.110.260 591.779.240 95,43% Persentase Pasangan Usia Subur yang Usia Istrinya Kurang dari 20 Tahun 3,5% 3,04% 115,13 % Sasaran 2 Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah Kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran Perangkat Daerah 100% (4200m2,115unit, 14jenis/4200m2, 115unit,14jenis)x 100%=100% 100% 6.452.571.060 6.118.003.040 94,81% Program 2.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tingkat kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi perkantoran 0% 74,78% 0% 3.064.430.196 2.919.574.859 95,27% Program 2.2 Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana kedinasan Persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran 100% (97item, 9jenis/ 97item, 9jenis)x 100%=100% 100% 3.388.140.864 3.198.428.181 94,40% Sasaran 3 Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program Persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada operational plan 100% (19/19)x100%= 100% 100% 0 0 0% Program 3.1 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Persentase ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan dokumen perencanaan strategis dan/atau sektoral 60% (9/9)x100%= 100% 166,67 % 0 0 0% Sasaran 4 Meningkatnya Pemberdayaan Persentase jumlah PMKS 10% (47/460)x100%= 10,22% 102,20 % 7.384.336.412 6.117.993.543 82,85%

(36)

Ekonomi yang telah melakukan usaha ekonomi produktif Program 4.1 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Persentase PMKS usia produktif dari hasil pelatihan atau pembinaan yang berproduksi 75% (460/693)x100% =66,38% 88,51% 7.384.336.412 6.117.993.543 82,85% Sasaran 5 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan Persentase jumlah masyarakat yang mengikuti aktifitas pengembangan usaha di rumah kreatif 0% 0% 0% 0 0 0% Program 5.1 Program pemanfaatan rumah kreatif dan pengembangan usaha kreatif Persentase individu/kelompok yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari proses pembelajaran di rumah kreatif handicraft 0% 0% 0% 0 0 0% Persentase rumah kreatif yang beroperasi 0% 0% 0% Sasaran 6 Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan Persentase kesenjangan gender yang ditangani 100% (77/77)x100%= 100% 100% 1.837.058.310 1.590.642.420 86,59% Program 6.1 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak Persentase Permasalahan Perempuan dan Anak yang Ditangani 100% (253/253)x100%= 100% 100% 1.837.058.310 1.590.642.420 86,59% Sasaran 7 Meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak Persentase tindak lanjut permasalahan perempuan dan anak 100% (253/253)x100%= 100% 100% 3.220.242.482 2.891.041.368 89,78% Program 7.1 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak Persentase Permasalahan Perempuan dan Anak yang Ditangani 100% (253/253)x100%= 100% 100% 3.220.242.482 2.891.041.368 89,78%

(37)

Hampir secara keseluruhan persentase capaian kinerja sasaran dan program melebihi dari persentase capaian realisasi anggaran, hal ini menunjukkan adanya efisiensi anggaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya. Akan tetapi ada satu Program yang capaian kinerjanya lebih rendah apabila dibanding dengan capaian realisasi anggaran yaitu Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat dengan indikator kinerja Persentase PMKS usia produktif dari hasil pelatihan atau pembinaan yang berproduksi, hal ini dikarenakan adanya peserta pelatihan yang tidak melakukan produksi karena beberapa sebab yaitu:

1. Peserta banyak yang memilih tetap melanjutkan bekerja di pabrik / di toko 2. Peserta memilih bekerja sebagai babysitter (pengasuh bayi)

3. Peserta kembali bekerja sebagai guru / bunda PAUD 4. Peserta dilarang oleh suaminya

5. Lebih memilih untuk mengasuh anak / cucu 6. Peserta sakit / hamil

7. Peserta tidak berminat lagi (orientasi pada bantuan modal)

Tabel Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

No Sasaran Indikator Sasaran % Capaian Kinerja % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1 Meningkatnya kualitas pelayanan KB Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi mantap 106,34% 92,85% 13,49%

2 Mengelola sarana dan prasarana serta

administrasi perkantoran perangkat daerah

Kinerja pengelolaan sarana, prasarana, dan administrasi perkantoran Perangkat Daerah 100% 94,81% 5,19% 3 Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program Persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap parameter perencanaan pada operational plan 100% 0% 100% 4 Meningkatnya Pemberdayaan Ekonomi Persentase jumlah PMKS yang telah melakukan usaha ekonomi produktif 102.20% 82,85% 19,35% 5 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan Persentase jumlah

masyarakat yang mengikuti aktifitas pengembangan usaha di rumah kreatif

0% 0% 0%

6 Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan

Persentase kesenjangan gender yang ditangani

100% 86,59% 13,41% 7 Meningkatnya upaya

perlindungan perempuan dan anak

Persentase tindak lanjut permasalahan perempuan dan anak

(38)

Efisiensi penggunaan sumber daya dengan menguranngi capaian kinerja dengan penyerapan anggaran, sehingga terlihat hampir semua sasaran menunjukkan hasil yang positif artinya capaian kinerja lebih tinggi daripada penyerapan anggaran, kecuali pada sasaran meningkatnya pemberdayaan ekonomi yang tingkat efisiensinya minus, artinya penyerapan anggaran lebih tinggi daripada capaian kinerja, hal ini dikarenakan banyaknya PMKS yang sudah dilatih tidak melakukan usaha ekonomi produktif.

(39)

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini memberikan gambaran hasil pencapaian target indikator Tujuan dan Sasaran yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya tahun 2016 sebagai penjabaran dari Perencanaan Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana tahun 2016 - 2021, sehingga visi yang telah ditetapkan dapat terwujud.

Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan Program dan Kegiatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya tahun anggaran 2016.

Surabaya, 31 Desember 2016 KEPALA BADAN

Dra. Nanis Chairani, MM Pembina Utama Muda NIP. 19630519 198903 2 003

BAB IV

(40)

LAMPIRAN

MATRIKS RENSTRA

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Terwujudnya Keluarga yang Berkualitas dan Berdaya dengan Dukungan Lembaga Berbasis Masyarakat

Misi : Meningkatkan pemberdayaan perempuan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak

TUJUAN 1

URAIAN INDIKATOR FORMULASI

PENGHITUNGAN KONDISI AWAL 2016 KONDISI AKHIR 2021 Meningkatkan pemberdayaan perempuan 1 Persentase kecamatan yang responsif gender

Jumlah kecamatan yang responsif gender sampai dengan tahun t / jumlah kecamatan x 100%

35,48% 100%

SASARAN CARA MENCAPAI

TUJUAN DAN SASARAN URAIAN INDIKATOR RUMUS KONDISI

AWAL 2016

TARGET TAHUN STRATEGI PROGRAM 2017 2018 2019 2020 2021 Meningkatk an peran dan partisipasi perempuan Persentase kesenjangan gender yang ditangani (Jumlah kesenjangan gender yang ditindaklanju ti : Jumlah kesenjangan gender yang dilaporkan) x 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Peningkatan peran SOP dalam pelaksanaan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaa n Perempuan TUJUAN 2

URAIAN INDIKATOR FORMULASI

PENGHITUNGAN KONDISI AWAL 2016 KONDISI AKHIR 2021 Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak 1 Persentase Kelurahan Ramah Anak

Jumlah Kelurahan Ramah Anak sampai dengan tahun t / jumlah Kelurahan x 100%

19,48% 100%

SASARAN CARA MENCAPAI

TUJUAN DAN SASARAN URAIAN INDIKATOR RUMUS KONDISI

AWAL 2016

TARGET TAHUN STRATEGI PROGRAM 2017 2018 2019 2020 2021 Meningkatnya upaya perlindungan perempuan dan anak Persentase tindak lanjut permasalah an perempuan dan anak (jumlah permasalahan perempuan dan anak yang ditindaklanjuti : Jumlah permasalahan 100% 100% 100% 100% 100% 100% Peningkatan peran Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Program perlindunga n perempuan dan anak

(41)

perempuan dan anak yang dilaporkan) x 100% dengan anggaran, sarana dan prasarana

Misi : Meningkatkan kualitas pelayanan KB serta pembinaan ketahanan keluarga

TUJUAN 1

URAIAN INDIKATOR FORMULASI PENGHITUNGAN KONDISI AWAL 2016 KONDISI AKHIR 2021 Meningkatnya kualitas layanan KB dasar

1 Angka kelahiran total

(TFR) antara 1.8 – 1.9 TFR = 5∑ ASFRi

ASFRi = angka fertilitas menurut umur

1.8 – 1.9 1.8 – 1.9

SASARAN CARA MENCAPAI

TUJUAN DAN SASARAN URAIAN INDIKATOR RUMUS KONDISI

AWAL 2016

TARGET TAHUN STRATEGI PROGRAM 2017 2018 2019 2020 2021 Meningkatnya kualitas pelayanan KB Persentase terlaksananya pelayanan KB Kontrasepsi mantap (Jumlah Akseptor KB Baru Kontrasepsi Mantap : Jumlah Target Akseptor KB Kontrasepsi Mantap ) x 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Peningkatan kapasitas SDM dengan dukungan masyarakat dan lembaga berbasis masyarakat 1. Program Keluarga Berencana 2. Program Bina Keluarga TUJUAN 2

URAIAN INDIKATOR FORMULASI PENGHITUNGAN KONDISI AWAL 2016 KONDISI AKHIR 2021 Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik 1 Indeks kepuasan SKPD terhadap pemenuhan kebutuhan sarana dan parasarana perkantoran

Survey 60% 70%

2 Tingkat capaian keberhasilan

pelaksanaan program

(Jumlah program yang Capaian indikator Program lebih dari 76%:jumlah program secara keseluruhan)x100%

90,55% 93,05%

3 Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan

Survey 75% 80%

SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN

DAN SASARAN URAIAN INDIKATOR RUMUS KONDISI

AWAL 2016

TARGET TAHUN STRATEGI PROGRAM 2017 2018 2019 2020 2021 Mengelola saran dan prasarana serta Kinerja pengelolaan sarana, prasarana, perhitun gannya adalah jumlah 100% 100% 100% 100% 100% 100% Peningkatan kapasitas SDM dalam pelayanan 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Gambar

Tabel Hubungan antara Misi dan Tujuan
Tabel Hubungan antara Tujuan dan Sasaran
Tabel Rencana Kinerja Tahun 2016
Tabel Indikator Kinerja Utama Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Populasi Kupu-kupu di Kawasan Cagar Alam Rimbo Panti dan Kawasan Wisata Lubuk Minturun Sumatera Barat.. Southeast I Asia Including

Target yang harus dicapai oleh indikator sasaran kedua pada tahun 2015 adalah sebesar 100%. Capaian tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya dalam

5. Meningkatkan Percepatan Kinerja Penanaman Modal Dalam dan Luar Negeri serta Investasi Daerah, dengan Capaian Kinerja Cukup Baik.. BAB IV - 187 Laporan Kinerja

Keadaan ini pada akhirnya akan mempengaruhi ketahanan aktifitas fisik seseorang yang akan menimbulkan kelelahan berlebihan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk

Kemajuan demi kemajuan yang dicapai oleh teori bahasa memiliki dampak yang secara langsung maupun tidak langsung terhadap teori pengajaran bahasa, bahkan

Sesuai tabel 2, semakin besar ketidakseimbangan beban pada trafo tiang maka arus netral yang mengalir ke tanah (IG) dan losses trafo tiang semakin besar. Salah satu cara mengatasi

Penelitian ini merupakan replikasi gabungan penelitian Reyna &Encalada (2012), Abor (2005) dan Zurraidah Ahmad,et.al (2012) dengan lebih menekankan pada pengaruh

Untuk memberikan gambaran atas pelaksanaan duopoli yang berlangsung saat ini serta rekomendasi bagi penyusunan kebijakan kompetisi, pada kajian dilakukan identifikasi dan