• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

3,`

No. 80/11/71/Th. IX, 5 November 2015

K

EADAAN

K

ETENAGAKERJAAN

P

ROVINSI

S

ULAWESI

U

TARA

B

ULAN

A

GUSTUS

2015

1. ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA DAN ANGKA PENGANGGURAN

Struktur ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada Agustus 2015 menunjukkan adanya kenaikan jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja, dan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja di banding Agustus 2014 bertambah sebanyak 39 ribu orang. Hal serupa terjadi pada penduduk yang bekerja, pada Agustus 2015 jika dibanding keadaan Agustus 2014 mengalami kenaikan sebanyak 19,3 ribu orang . Sementara jumlah penganggur pada Agustus 2015 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 19,2 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2014.

 Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Utara pada Agustus 2015 mencapai 1,10 juta orang, bertambah sebanyak 38 ribu orang dibanding Agustus 2014. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami kenaikan 1,29 poin dibandingkan keadaan agustus 2014menjadi 61,28 persen

 Jumlah penduduk yang bekerja di Sulawesi Utara pada Agustus 2015 mencapai 1,0 juta orang, bertambah 19,3 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2014.

 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Utara pada Agustus 2015 mencapai 9,03 persen, mengalami kenaikan dibanding TPT Agustus 2014 sebesar 7,54 persen.

 Selama setahun terakhir (Agustus 2014―Agustus 2015), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada beberapa sektor, terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 5,3 ribu orang (6,69 persen), Sektor Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi sebanyak 11,6 ribu orang (5,92 persen), serta Sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi sebanyak 4,3 ribu orang (5,42 persen). Sedangkan sektor yang mengalami penurunan terbesar adalah Sektor Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 11,42 dan 10,68 persen.

 Berdasarkan jumlah jam kerja pada Agustus 2015, sebanyak 738,2 ribu orang (73,82 persen) bekerja diatas 35 jam perminggu, sedangkan 26,18 persen penduduk bekerja di bawah 35 jam kerja dan yang kurang dari 15 jam perminggu sebanyak 40,5 ribu orang (4,05 persen).

 Pada Agustus 2015, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD kebawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 347,0 ribu orang (34,70 persen), sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan Diploma sebanyak 24,1 ribu orang (2,41 persen) dan penduduk bekerja dengan pendidikan Universitas hanya sebanyak 103,1 ribu orang (10,31 persen).

(2)

Dalam setahun terakhir, besaran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tidak mengalami perubahan yang berarti.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2013–2015

Jenis Kegiatan Satuan

2013 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Angkatan Kerja 1.119,5 1.035,8 1.159,4 1.060,8 1.180,3 1.099,2

Bekerja Ribu Orang 1.036,3 965,5 1.075,2 980.8 1.077,7 1.000,0 Pengangguran Ribu Orang 83,2 70,3 84,2 80,0 102,6 99,2

Bukan Angkatan Kerja 614,1 707,7 593,6 707,4 601,6 694,4

Sekolah Ribu Orang 158,8 164,9 145,1 173,1 150,1 168,5 Mengurus Rmt Ribu Orang 375,9 429,0 365,1 420,2 365,8 427,4 Lainnya Ribu Orang 79,4 113,8 83,4 114,1 85,7 98,6

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) % 7,43 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) % 64,58 59,41 66,14 59,99 66,24 61,28

Pekerja Tak Penuh/Setengah

Pengangguran 295,3 296,6 303,3 272,8 320,0 261,8

Setengah Penganggur Terpaksa Ribu Orang 117,5 91,9 90,4 82,2 99,3 93,0 SP Sukarela/Pekerja Paruh Waktu Ribu Orang 177,8 204,7 212,9 190,6 220,7 168,8

Dari Tabel 1 di atas menunjukkan terjadinya penurunan bukan angkatan kerja Agustus 2015 dibanding keadaan Agustus 2014 yang dipengaruhi oleh penurunan jumlah penduduk yang melakukan kegiatan lainnya.

Secara relatif angka pengangguran Sulawesi Utara menunjukkan kenaikan dari 7,54 persen pada Agustus 2014 menjadi 9,03 persen pada bulan Agustus 2015. Angka pengangguran Sulawesi Utara tersebut berada di atas angka pengangguran nasional. Pada Agustus 2015 Tingkat Pengangguran Terbuka nasional sebesar 6,18 persen.

Tabel 2

Perbandingan Indikator Ketenagakerjaan Antar Provinsi di Pulau Sulawesi, 2013-2015

Propinsi

TPT TPAK

2013 2014 2015 2013 2014 2015

Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags

Sulut 7,50 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03 64,56 59,41 66,14 59,99 66,24 61,28 Sulteng 2,67 4,19 2,92 3,68 2,99 4,10 71,35 65,56 71,79 66,76 70,21 67,51 Sulsel 5,88 5,10 5,79 5,08 5,81 5,95 63,49 60,32 62,02 62,04 62,23 60,94 Sulbar 3,43 4,38 2,13 4,43 3,62 5,55 69,64 65,91 71,05 66,87 71,04 68,35 Gorontalo 4,51 4,15 2,44 4,18 3,06 4,65 64,10 61,46 66,25 62,84 66,37 63,65 Sulbar 2,02 2,35 1,60 2,08 1,81 3,35 72,43 66,83 71,18 71,06 74,74 70,27 Indonesia 5,88 6,17 5,70 5,94 5,81 6,18 69,15 66,77 69,17 66,60 69,50 65,76

(3)

Gambar 1

Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Sulawesi Utara, Februari 2012 – Agustus 2015

Jumlah pengangguran keadaan bulan Agustus 2015 sebesar 99,2 ribu orang, mengalami kenaikan sebanyak 19,2 ribu orang dari bulan Agustus 2014 namun bila dibandingkan dengan keadaan Februari 2015 turun sebanyak 3,4 ribu orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) provinsi Sulawesi Utara selama tiga tahun terakhir terus mengalami kenaikan, yaitu 6,79 persen (Agustus 2013), menjadi 7,54 persen (Agustus 2014) dan naik menjadi 9,03 persen (Agustus 2015).

Gambar 2

Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Sulawesi Utara dan Nasional Februari 2013 – Agustus 2015 64,58 59,41 66,14 59,99 66,24 61,28 55 60 65 70

Feb 2013 Ags 2013 Feb 2014 Ags 2014 Feb 2015 Ags 2015

TPAK

TPAK 7,5 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Feb 2013 Ags 2013 Feb 2014 Ags 2014 Feb 2015 Ags 2015

TPT Sulut TPT Sulteng TPT Sulsel TPT Sultra TPT Gorontalo Sultra TPT Indonesia

(4)

Tabel 3

Pengangguran Terbuka menurut daerah kota-desa Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2014 – Agustus 2015

Daerah

Agustus 2014 Agustus 2015 Perubahan Jumlah

(000 jiwa) % (000 jiwa) Jumlah % (000 jiwa) Jumlah %

Perkotaan 49,1 10,11 62,7 11,54 13,6 1,43

Perdesaan 30,9 5,37 36,5 6,57 5,6 1,2

Sulawesi Utara 80,0 7,54 99,2 9,03 19,2 1,49

Dilihat perbandingan desa-kota, tingkat pengangguran lebih tinggi terjadi di wilayah perkotaan. Sebanyak 11,54 persen angkatan kerja di perkotaan berstatus sebagai penganggur terbuka (pencari kerja), setara dengan 62,7 ribu orang. Sedangkan di perdesaan (rural area) tingkat pengangguran 5,6 persen atau 36,5 ribu orang. Dibandingkan Agustus 2014 jumlah penganggur di daerah perkotaan dan perdesaan terjadi peningkatan.

Tabel 4

Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin di Sulawesi Utara Agustus 2014 - Agustus 2015

Jenis Kelamin

Agustus 2014 Agustus 2015 Jumlah (000 jiwa) % Jumlah (000 jiwa) %

Pengangguran Terbuka (TPT) : 80,0 7,54 99,2 9,03

Laki-Laki 43,3 6,03 53,1 7,13

Perempuan 36,7 10,71 46,1 13,02

Angkatan Kerja (TPAK) : 1060,7 59,99 1099,2 61,28

Laki-Laki 718,2 79,76 745,0 81,54

Perempuan 342,5 39,47 354,2 40,26

Disparitas gender pada pengangguran dan partisipasi angkatan kerja terjadi ketimpangan. Tingkat pengangguran perempuan sebesar 13,02 persen hampir dua kali lipat tingkat pengangguran laki-laki yang hanya 7,13 persen. Pada satu sisi tingkat pengangguran perempuan yang tinggi bermakna positif karena berarti ada potensi yang tinggi pada partisipasi kerja perempuan. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2014, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan.

2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Struktur lapangan pekerjaan hingga Agustus 2015 tidak mengalami perubahan, dimana Sektor Pertanian, Perdagangan, dan Jasa Kemasyarakatan secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Utara. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2014, jumlah penduduk yang bekerja mengalami penurunan pada beberapa sektor antara lain di Sektor keuangan sebanyak 3,4 ribu orang (11,42 persen), Sektor lainnya sebanyak 2,2 ribu orang (9,15 persen), sektor industri sebanyak 3,6 ribu orang (5,08 persen), dan sektor pertanian 1,6 ribu orang (0,51 persen) sedangkan yang mengalami kenaikan paling besar yaitu Sektor konstruksi sebanyak 5,3 ribu orang (6,69 persen).

(5)

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2013 - 2015

(ribu orang)

Lapangan Pekerjaan Utama 2013*) 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pertanian 325,49 333,10 342,69 320,96 371,61 319,34 Industri 67,90 52,06 73,11 71,29 51,20 67,70 Konstruksi 80,90 74,32 81,98 79,25 67,06 84,55 Perdagangan 208,51 190,92 224,30 195,88 249,07 207,47 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 82,36 72,46 87,27 79,11 97,09 83,4 Keuangan 27,73 31,04 22,50 29,70 33,57 26,31 Jasa Kemasyarakatan 201,30 184,70 208,90 180,37 190,00 189,32 Lainnya*) 37,96 26,86 34,43 24,20 18,07 21,98

Jumlah 1.032,15 965,46 1.075,18 980,76 1.077,67 1.000,03

*) Lapangan pekerjaan utama/sektor lainnya terdiri dari: Sektor Pertambangan, Listrik, Gas, dan Air

3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Dilihat menurut status pekerjaan penduduk, pada Agustus 2015 sebanyak 404,5 ribu orang (40,45 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 595,5 ribu orang (59,55 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Dalam setahun terakhir (Agustus 2014 ― Agustus 2015), penduduk bekerja dengan status buruh/karyawan berkurang 16,2 ribu orang . Keadaan ini menyebabkan jumlah pekerja formal berkurang sekitar 9,4 ribu orang atau 42,21 persen pada Agustus 2014 menjadi 40,45 persen pada Agustus 2015.

Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas dan pekerja keluarga/tak dibayar. Dalam setahun terakhir (Agustus 2014―Agustus 2015), pekerja informal bertambah sebanyak 28,7 ribu orang, dan persentase pekerja informal bertambah dari 57,79 persen pada Agustus 2014 menjadi 59,55 persen pada Agustus 2015.

(6)

Tabel 6

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2013–2015

(ribu orang)

Status PekerjaanUtama 2013*) 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Berusaha sendiri 277,05 270,19 280,11 272,29 311,88 245,29 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 113,55 69,82 116,87 82,62 106,23 99,25 Berusaha dibantu buruh tetap 51,46 34,99 43,08 33,65 47,60 40,44 Buruh/Karyawan 370,36 382,81 381,93 380,31 368,79 364,08 Pekerja bebas di pertanian 43,02 74,16 43,14 72,31 85,47

163,62 Pekerja bebas di non pertanian 59,59 46,34 87,84 60,15 38,98

Pekerja keluarga/tak dibayar 117,13 87,15 122,21 79,43 118,72 87,36

Jumlah 1.032,15 965,46 1.075,18 980,76 1.077,67 1.000,03

4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja seluruhnya selama seminggu yang lalu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu, pada Agustus 2015 jumlahnya mencapai 738,2 ribu orang (73, 82 persen). Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu) menurun sebanyak 11,06 ribu orang (5,50 persen). Penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu pada Agustus 2015 mencapai 40,5 ribu orang (4,05 persen).

Tabel 7

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu, 2013–2015

(ribu orang)

Jumlah Jam Kerja per Minggu 2013*) 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1–7 10,45 12,44 11,02 9,75 13,67 6.99 8–14 38,62 37,67 49,70 30,88 44,71 33.49 15–24 120,31 122,61 121,51 112,31 109,84 106.83 25–34 123,72 123,88 121,07 119,94 151,76 114.52 1–34 293,11 296,60 303,30 272,88 319,98 261.82 35+ *) 739,05 668,86 771,88 707,88 757,69 738,21 Jumlah 1.032,15 965,46 1.075,18 980,76 1.077,67 1.000,03

(7)

5. Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2015 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan SD kebawah sebanyak 347,0 ribu orang (34,70 persen) dan Sekolah Menengah Atas Umum sebanyak 229,29 ribu orang (22,93 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 127,1 ribu orang mencakup 24,08 ribu orang (2,41 persen) berpendidikan Diploma dan sebanyak 103,6 ribu orang (10,31 persen) berpendidikan Universitas.

Kualitas penduduk yang bekerja tergolong baik ditunjukkan oleh kecenderungan menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah (SD kebawah) dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Diploma I/II/III dan Universitas). Penduduk bekerja berpendidikan rendah menurun dari 353,2 ribu orang (36,02 persen) menjadi 347, 0 ribu orang (34,70 persen) dan penduduk bekerja berpendidikan tinggi meningkat dari 108,8 ribu orang (11,09 persen) pada Agustus 2014 menjadi 127,7 ribu orang (12,77 persen) pada Agustus 2015.

Tabel 8

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013–2015

(ribu orang)

PendidikanTertinggi yang Ditamatkan 2013*) 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

SD Kebawah 398,32 340,57 407,44 353,25 383,51 347,00 Sekolah Menengah Pertama 212,75 203,59 217,75 193,50 218,82 206,48 Sekolah Menengah Atas 210,92 216,28 234,07 226,62 224,39 229,29 Sekolah Menengah Kejuruan 97,90 87,88 100,04 98,64 119,33 90,49 Diploma I/II/III 24,96 25,05 26,72 23,29 23,77 24,08 Universitas 87,30 92,09 89,16 85,46 107,85 103,6

Jumlah 1.032,15 965,46 1.075,18 980,76 1.077,67 1.000,03

6. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Jumlah pengangguran pada Agustus 2015 mencapai 99,2 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama setahun terakhir mengalami kenaikan, dimana TPT Agustus 2014 sebesar 7,54 persen naik menjadi sebesar 9,03 persen Agustus 2015.Hal ini disebabkan salah satunya karena terjadinya penurunan penduduk yang bekerja di sektor industri terutama di industri pertanian karena dampak kekeringan yang terjadi di hampir semua wilayah di Sulawesi Utara mengakibatkan hasil produksi pun menurun dan berimbas pada dirumahkan (PHK) buruh/karyawan pada industri-industri tersebut.

Pada Agustus 2015, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 19,18 persen, disusul oleh TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 13,92 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 3,74 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2014 dan 2015, TPT hanya pada tingkat pendidikan universitas yang mengalami penurunan.

(8)

Tabel 9

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013–2015

(persen)

PendidikanTertinggi yang Ditamatkan 2013*) 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SD Kebawah 4,75 3,34 4,75 3,54 4,52 3,74 SekolahMenengahPertama 4,80 6,24 6,54 5,55 5,71 6,80 SekolahMenengahAtas 13,57 9,21 10,72 10,65 12,28 13,92 SekolahMenengahKejuruan 10,12 15,34 9,19 14,07 17,23 19,18 Diploma I/II/III 2,92 5,22 10,56 6,29 12,63 7,85 Universitas 8,54 5,87 7,61 11,35 9,64 8,94 Jumlah 7,50 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03

(9)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dadang Hardiwan, S.Si., M.Si.

Kepala Bidang Statistik Sosial

BPS Provinsi Sulawesi Utara

Telepon: 0431-847044

Fax.: 0431-862204

E-mail :

bps7100@bps.go.id

/

sosial7100@bps.go.id

Homepage : http://sulut.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Instruksi yang dikirimkan dari komputer akan dikirimkan melalui PPI 8255, selanjutnya diteruskan dalam bentuk keluaran sinyal/informasi pada beberapa port yang terdapat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada pesilat putra

belajar IPA pokok bahasan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan dengan menggunakan pendekatan konvensional siswa

I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara : KP 222 TAHUN 2017 : 30 Agustus 2017 CONTOH INDIKATOR KINERJA KESELAMATAN Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Pada variabel Attitude terdapat nilai sebesar 2,504 dan nilai signifikansi sebesar 0,016 <0,05. Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa secara parsial Attitude

Sedangkan misinya yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan kemaritiman, menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, membantu

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja

TAUN AKADEMI !"#$%!"#& TAUN AKADEMI !"#$%!"#&.. atau guna*an s)eet pile+. atau guna*an