ABSTRAK
AMRAN,
Efektivitas Perbanykan Bibit LCC ( Leguminoseae Cover Crop) Jenis MB ( Leguminoseae Cover Crop) Dengan Sistem Menyusui di bawah bimbingan Rusli Anwar, SP, M.Si.Salah satu Teknis perbanyakan bibit Mucuna Bracteata ada dengan sistim menyusui, keberhasilan dalam menentukan Ruas ke berapa dari Bibit Mucuna yang dapat di gunakan sebagai bahan. Perbanyakan dengan sistim penyusuan merupakan Teknologi yang perlu di kembangkan sebagai salah satu alternatif cara perbanyakan Tanaman LCC jenis Mucuna Bracteata dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ruas keberapa yang paling baik untuk digunakan sebagai perbanyakan MB dengan cara menyusui.
Tempat penelitian di persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan dan masing- masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan pertama perbanyakan bibit MB dengan sistem menyusui dengan panjang sulur tiga ruas dan perlakuan kedua perbanyankan bibit MB dengan sistem menyusui dengan panjang sulur empat ruas. Diketahui bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur tiga ruas) dengan perlakuan T2 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur empat ruas) dimana perlakuan T1 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih baik.
RIWAYAT HIDUP
AMRAN. Lahir pada tanggal 29 Mei 1984 di Tanjung Aru. Kabupaten
Paser Propinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Endok B. dan Tupe L.
Memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 001 Kerang dan lulus pada Tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negerti 2 Tanjung Aru dan lulus pada Tahun 2001 dan di tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMK PGRI 2 Tanah Grogot dan lulus pada Tahun 2004. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2006 di Politenik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Pengelolaan Hutan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.
Pada tanggal 4 Maret sampai 4 Mei 2009 mengikuti program Praktek Kerja Lapang di PT. Pradiksi Guna Tama dan PT. Sena Bangun Aneka Pertiwi di Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, atas Rahmat dan karunianya. Dialah Maha Pencipta, Maha Memelihara dan Maha Memberi Rezeki, dialah semua mengatur alam jasad raya ini baik itu di langit maupun di bumi. Hanya kepada Allahlah tempat kita menyandarkan diri dan hanya Dialah yang maha mengetaui dan maha pemberi. Dengan izin Allah SWT karya ilmiah ini bisa diselesaikan dengan berjudul : EFEKTIVITAS PERBANYAKAN BIBIT LCC/(
Leguminoseae Cover Crop) JENIS MB (Mucuna Bracteata) DENGAN SISTEM MENYUSUI.
Karya ilmiah ini disusun berdasakan hasil penelitian guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaiakan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda .
Adapun dari penulis laporan ini mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materi .
2. Ir. Budi Winarni, MSi selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan dan dosen penguji.
3. Bapak Rusli Anwar, SP, M.Si selaku dosen pembimbing.
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu di dalam penyusunan Karya Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Penulis berharap Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta informasi bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
A. Tinjauan Umum LCC ... 3
B. Kegunaan Tanaman LCC ... 6
C. Perbanyakan MB Dengan Cara Menyusui ... 7
III. METODE PENELITIAN ... 8
A. Tempat dan Waktu ... 8
B. Alat dan Bahan ... 8
C. Rancangan Penelitian ... 9
D. Prosedur Penelitian ... 9
E. Pengambilan dan Pengolahan Data ... 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12
A. Hasil ... 12
B. Pembahasan ... 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 15
A. Kesimpulan ... 15
B. Saran ... 15 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Data panjang sulur bibit MB minggu ke II – XVI . ... . 20
2. Data jumlah ruas bibit MB pada minggu ke II – XVI ….…... 20
3. Data jumlah daun bibit MB pada minggu ke II – XVI ...…... 21
I.
PENDAHULUAN
Leguminosa Cover Crop (LCC) jenis Mucuna bracteata (MB) adalah kacangan penutup tanah yang sangat populer. Sebagian besar perusahaan perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit di Indonsia telah menggunakan kacangan-kacangan penutup tanah ini secara luas untuk menjaga tingkat kesuburan dan kelembaban tanah (Kartasapoetra, 1989)
Manfaat LCC begitu penting di perkebunan untuk mengurangi gangguan gulma, menambah bahan organik (BO), memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah, melidungi permukaan tanah dari erosi, mengurangi pencucian unsur hara, mempercepat pelapukan sisa Land Clering (LC) dan sebagai pupuk hijau (Purwanto, 2007).
Upaya menanam LCC pada ga wangan atau jalur perkebunan kelapa sawit salah satunya adalah menggunakan kacang-kacanga n jenis MB yang bermanfaat untuk menekan pertumbuhan gulma. Dengan adanya tanaman LCC ini sangat berguna dalam meningkatkan daya dukung lahan untuk menunjang usaha pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Tanaman LCC jenis MB mempunyai kelebihan yang sangat populer, yaitu memiliki pertumbuhan yang cepat walaupun pada tanah yang kurang subur, daun tidak berguguran pada musim tertentu, hidup bertahun-tahun, tahan terhadap lahan rawa, tidak sebagai inang atau tempat wabah penyakit dan mudah dimusnahkan (Rismunandar, 1983).
Tanaman LCC jenis MB dapat diperbanyakan dengan cara ditanam secara langsung di lahan, disemai di dalam polybag, distek dan dengan sistem menyusui/merunduk (Purwanto, 2007).
Keberhasilan pengembangan tanaman LCC jenis MB sangat di tentukan oleh pembibitan awal yang salah satunya melalui cara menyusui atau merunduk. Selama ini perusahaan perkebunan melakukan perbanyakan mengunakan sistem menyusui dengan berbagai jumlah ruas. Namun belum di ketahui dengan pasti ruas ke berapa dan berapa panjang ruas yang paling efektif di pergunakan untuk di susukan atau di rundukan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini ialah memberikan informasi kepada pembaca tentang perbanyakan MB dengan cara menyusui dengan menggunakan jumlah ruas yang berbeda.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum LCC
Tanaman LCC adalah tanaman kacang-kacangan (polong-polongan) dengan sistem perakaran yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat unsur nitrogen (N) dari udara bebas.
Berdasarkan sifat pertumbuhannya, tanaman LCC sebagai tanaman rehabilitasi lahan (penutup tanah) memiliki beberapa faktor pendukung yaitu cepat tumbuh sehingga banyak mengasilkan bahan organik dan pupuk hijau. Dapat mengikat unsur N sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah dan tidak mengganggu pertumbuhan dan produktivitas tanaman utama.
1. Jenis tanaman LCC
a. Pueraria javanica (PJ) adalah termasuk jenis kacangan menjalar/ merambat dengan batang keras dan berbulu.
b. Calopogoniummucunoides (CM) memiliki batang dan daun agak kecil di bandingkan dengan jenis kacangan lain dan tidak berbulu.
c. Centrocema pubescens (CP) kacangan ini dapat tumbuh sampai ketinggian 300 m dpl, agak tahan terhadap naungan dan lahan keringan, bentuk daun elips dan berukuran kecil dan berwarna warna hijau. permukaan daun agak licin.
d. Mucuna cochinensis (MC) adalah termasuk jenis kacangan menjalar/memanjat, batang agak halus dan lemah.
e. Mucuna bracteata (MB) adalah jenis tanaman kacangan yang berfungsi untuk mengikat unsur nitrogen dari udara sehingga menyuburkan dan melembabkan tanah. Jenis kacangan ini banyak dipakai oleh di perkebunan kelapa sawit dan karet.
f. Calopogunium caerulem (CC) adalah kacangan yang tahan terhadap naungan sehingga dapat bertahan sampai tanaman utama berproduksi, agak tahan terhadap persaingan gulma, cukup tahan terhadap hama dan kekeringan.
2. Sistematika tanaman MB
Jenis tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mucuna bracteata (MB) berasal dari India. Kacanga n ini termasuk tanaman jenis baru masuk ke Indonesia digunakan sebagai tanaman penutup tanah di areal perkebunan. MB dapat mengikat N dari udara bebas sehingga dapat dimanfaatkan bagi tanaman. Unsur N umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3 dan NH4.
Sistematika tanaman Mucuna bracteata: Kingdom : Plantae Divisi : Spermathophyta Subdivisi : Angiospermae Klas : Dikotiledoneae Ordo : Leguminoceales Famili : Leguminoceace Genus : Mucuna
3. Sifat botani tanaman
Kacangan MB merupakan kelompok legumino ceae perenial atau tahunan, tumbuh menjalar di atas permukaan tanah, merambat kearah ajir atau ketanaman lainnya. Daunnya beranak daun tiga helai, berbentuk bulat telur, asimetris, belah ketupat berujungnya tump ul dan bagian bawah daun membulat.
Tulang daun menjari, permukaan daun halus, tidak berbulu. Warna daun lebih gelap. Tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penutup tanah, pencegah erosi dan sebagi sumber bahan organik karena produksi biomasannya tinggi. Kacangan ini tahan terhadap kekeringan, naungan sehingga jika ditanam diantara karet dan kelapa sawit tetap tumbuh dengan baik.
4. Syarat tunbuh MB
Kacangan MB ini dapat tumbuh pada ketinggian antara 100-1.000 m dpl. Dapat tumbuh pada musim penghujan atau musim kemarau pada berbagi jenis tanah baik tekstur tanah berpasir, liat, liat berpasir, lempung, lempung berpasir dengan pH yang asam atau basa (Purwanto, 2007).
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan MB adalah :
a. Syarat iklim
MB dapat tumbuh dengan baik pada daerah 250LU-300LS, ketinggian tempat 100-1000 m dpl, intensitas cahaya 30-50%, temperatur antara 250-300C, kelembaban 80% dan curah hujan 2000-3000 mm pertahun.
b. Syarat tanah
MB dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, dengan kondisi subur, gembur, kaya akan bahan organik dengan drainase baik. Keasaman tanah (pH) yang dikendaki antara 4-6.
B. Kegunaan Tanaman LCC
Adapun manfaat tanaman LCC diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Menahan pukulan air hujan dan menahan laju air limpasan
2. Menambah unsur N, menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah)
3. Melindungi permukaan tanah dari erosi, mengurangi pencucian unsur hara 4. Mempercepat pelapukan sisa land clering (LC) dan menekan pertumbuhan
gulma.
MB memenuhi syarat sebagai tanaman penutup tanah, karena tanaman ini mampu menghasilkan bahan organik yang tinggi dan sangat bermafaat jika ditanam di daerah yang sering mengalami kekeringan dan pada naungan. BO yang dihasilkan MB sebanyak 8,9 ton jika ditanam pada daerah yang ternaungi dan di daerah terbuka sebanyak 19,6 ton. Jumlah ini sama dengan 263 kg dan 531 kg (NPKMg dengan 75-85% N). Tanaman ini juga mampu mendaur ulang hara lain seperti fosfor (P), Kalium (K), magnesium (Mg) dan Sulfur (S).
C. Perbanyakan MB Dengan Cara Menyusui
Kemampuan bagian-bagian tanaman membentuk akar, batang dan tunas- tunas baru memungkinkan banyak jenis tanaman dapat dikembangkan secara vegetatif. Pada umumnya tanaman MB diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan
menggunakan stek dan menyusui. Sedangkan secara generatif yaitu dengan menggunakan biji (Rismunandar, 1983).
Sistem menyusui untuk bibit diambil dari tanaman MB yang sudah berumur empat sampai enam bulan, telah kuat pertumbuhannya ditandai dengan batangnya sudah tua dan menjalar panjang serta bebas dari serangan hama dan penyakit (tidak terdapat bercak-bercak terkena terserangan hama dan penyakit).
Pada umumnya perbanyakan vegetatif, menggunakan cadangan makanan dalam dirinya untuk membentuk akar, batang dan daun (Sarpian, 2002).
Bahan yang terkandung di dalam tubuh tumbuhan dengan mnggunakan sistem menyusui memungkinkan terbentuknya batang dan tunas. Meskip un demikian pembentukan akar merupakan faktor yang menjamin kelangsungan hidup atau keberhasilan sistem menyusui.
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di lokasi Persemain Polikteknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu pelaksanaan penelitian selama 4 bulan, terhitung mulai tanggal 26 Januari sampai 26 April 2009.
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang di gunakan dalam penelitian ini : a. Alat tulis menulis
b. Cangkul c. Gunting stek d. Ember plastik e. Staples f. Parang/arit
2. Bahan yang pakai dalam penelitian ini :
a. Bibit MB yang telah berumur 4 bulan. b. Pupuk urea
c. Plastik label d. Tanah top soil e. Air bersih
C. Rancangan Penelitian
Adapun rancanga n penelitian yang digunakan terdiri dari 2 perlakuan yaitu: T1 : sistem menyusui dengan menggunakan ruas ke 3 sebanyak 20 ulangan. T2 : sistem menyusui dengan menggunakan ruas ke 4 sebanyak 20 ulangan.
Pengambilan data pertama dilakukan pada saat bibit MB berumur 2 minggu setelah disusukan kemudian pengambilan data selanjutnya dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai bibit berumur 2 bulan.
D. Prosedur Penelitian
1. Penyiapan tempat
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pencahayaan yang optimal, dekat dengan sumber air, jauh dari gangguan hama dan penyakit serta mudah di awasi.
2. Pengisian polybag, sebelumnya lahan di bersihkan dari gulma.
Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag dalam penelitian ini adalah top soil yang dibersihkan dari sisa-sisa perakaran, daun dan ranting. 3. Penyiapan bibit
Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jenis MB yang telah siap di susukan dengan panjang sulur 3-4 sulur terhitung dari pucuk. 4. Penyusuan/ perundukan bibit MB
Sistem menyusui dilakukan dengan cara melipat bagian sulur dan ditanamkan kedalam polybag sesuai dengan perlakuaan yaitu T1 dan T2.
5. Pemeliharaan a. Penyiraman
Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari. penyiraman disesuaikan dengan keadaan tanah, jika tanah basah/lembab penyiraman dihentikan.
b. Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan secara manual di luar dan di dalam polybag dengan interval dua minggu sekali.
c. Pemberian pupuk
Pemberian pupuk Urea dengan dosis 1 gram/1liter air besih, yang dilakukan dua minggu sekali.
d. Konsolidasi bibit
Konsolidasi bibit dilakukan dengan mendirikan polybag yang rebah/ miring.
e. Pengendalian hama dan penyakit
Pengedalian hama pada bibit MB yang terkena bercak-bercak atau kekuning-kuningan dilakukan dengan cara manual yaitu di potong bagian tanaman yang terserang, jika serangannya berat maka bib it yang terserang penyakit disingkirkan dan dimusnahkan.
E. Pengambilan dan Pengelolahan Data
1. Pengambilan data
a Panjang Sulur (cm)
Perhitungan panjang sulur yang tumbuh pada bibit MB dihitung dengan cara menghitung jumlah panjang sulur pada setiap tanaman. Perhitungan jumlah panjang sulurnya dilakukan dua minggu sekali.
b Jumlah Ruas (ruas)
Perhitungan jumlah ruas dilakukan dengan cara menghitung jumlah ruas yang tumbuh pada tiap-tiap bibit MB. Penghitungan jumlah dilakukan setiap dua minggu sekali.
c Jumlah Daun (lembar)
Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung semua daun yang tumbuh pada setiap bibit MB. Perhitungan jumlah dilakuakan setiap dua minggu sekali.
2. Pengolahan Data
Penelitian ini mengunakan rataan hitungan sederhana dengan rumus yang digunakan (Sudjana, 1975) adalah :
x = n x ? x = Rata-rata hitung n = Banyaknya data x = Variasi yang diteliti
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil perhitungan rata-rata terhadap semua parameter yang diamati pada bibit MB yang ditanam. Hasil pengukurn dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
1. Panjang Sulur (cm)
Tabel 1. Rata-rata panjang sulur bibit MB ( cm)
Perlakuan Minggu Setelah Tanam (cm)
2 4 6 8 10 12 14 16
T1 3 3 3 4 4 5 4 3
T2 2 2 3 3 4 4 0,5 2
Rata-Rata Panjang Sulur Bibit MB
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu Pengambilan Data (Minggu)
Panjang Sulur
T1 T2
Perlakuan T1 memperoleh hasil yang lebih cepat dibanding dengan perlakuan T2.
Sistem menyusui sulur LCC. Jenis Mucuna Bracteata dengan panjang 3 ruas rata-rata panjang sulurnya adalah. 2.62 cm dan jumlah rata-rata-rata-rata untuk perlakuan T2 adalah 2.25 Cm.
2. Jumlah Ruas (ruas)
Tabel 2. Rata-rata jumlah ruas bibit MB ( ruas)
Perlakuan Minggu setelah tanam (ruas)
2 4 6 8 10 12 14 16
T1 2 3 4 4 4 5 5 6
T2 2 2 3 3 2 3 4 3
Rata-Rata Jumlah Ruas Bibit MB
0 1 2 3 4 5 6 7 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu Pengambilan Data (Minggu)
Jumlah Ruas
T1 T2
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa perlakuan T1 menujukn jumlah rata-rata 3 ruas adalah 3.75 dan jumlah ruas rata-rata untuk perlakuan T2 4 adalah 3.5. 3. Jumlah Daun (helai)
Tabel 3. Rata-rata jumlah daun bibit MB ( T1. 4.4 dan T2. 4.2 cm) Perlakuan Minggu setelah tanam (helai)
2 4 6 8 10 12 14 16
T1 2 4 5 4 7 7 7 8
T2 3 3 4 4 5 5 5 8
Rata-Rata Jumlah Daun Bibit MB
0 1 2 3 4 5 6 7 8 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu Pengambilan Data (Minggu)
Jumlah Daun
T1 T2
Pada Tabel. 3 diketahui bahwa perlakuan T1 menujikan jumlah daun rata-rata adalah 5.125 dan jumlah daun rata-rata untuk perlakuan T2 adalah 3.5.
B. Pemba hasan
Dari hasil penelitian perbanyakan bibit MB secara vegetatif menggunakan sistem menyusui dengan parameter yang diamati panjang sulur, jumlah daun, dan jumlah ruas. Diketahui terdapat perbedaan yang jelas pada perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur tiga ruas) dengan perlakuan T2 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur empat ruas) dimana perlakuan T1 diduga memiliki hasil yang lebih baik.
Selain hal tersebut di atas perlakuan T1 menunjukkan pertumbuhan yang cepat dan baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada perlakuan T2, dengan demikian perlakuan T1 lebih baik. Perbanyakan bibit MB dengan cara menyusui diduga lebih baik menggunakan perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur tiga ruas).
Pada umumnya perbanyakan vegetatif menggunakan cadangan makanan dalam dirinya untuk membentuk akar, batang dan daun (Sarpian, 2002). Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa MB dapat diperbanyak dengan perbanyakan vegetatif menggunakan sistem menyusui. Ditambahkan oleh Rismunandar (1983), kemampuan bagian-bagian tanaman me mbentuk akar, batang dan tunas-tunas baru memungkinkan banyak jenis tanaman dapat dikembangkan secara vegetatif pada umumnya tanaman MB diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan menggunakan stek dan menyusui. Sedangkan secara generatif yaitu dengan megunakan biji.
Bahan yang terkandung di dalam tubuh tumbuhan dengan mnggunakan sistem menyusui memungkinkan terbentuknya batang dan tunas. Meskipun demikian pembentukan akar merupakan faktor yang menjamin kelangsungan hidup atau keberhasilan sistem menyusui. Dengan demikian berdasarkan penelitian ini diduga perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur tiga ruas) dapat memberiakan hasil yang lebih baik dari masing- masing paramerer yang diamati dibanding pada perlakuan T2 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur empat ruas).
Untuk perlakuan panjang sulur 3 ruas sudah jelas lebih cepat perumbuhanya di bandingkan pertumbuhan untuk perlakuan panjang sulur 4 ruas. Karena tanaman untuk panjang sulur 3 ruas diambil dari tanaman induk itu sendiri, tetapi tanaman yang lebih awal. Sedangkan untuk perlakuan panjang sulur 4 ruas di ambil dari tanaman induk itu juga, tetapi tanamannya sudah terpakai dan lebih muda.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil/dapat di simpulkan bahwa:
1. Bibit Mucuna Bracteata dapat diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan sistem menyusui.
2. Pembibitan Mucuna Bracteata dengan perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan Ruas ke 3) memberikan hasil yang lebih baik dari jika di bandingkan dengan perlakuan T2 (menyusui dengan menggunakan Ruas ke 4 dengan parameter pertumbuhan adalah panjang sulur, jumlah daun dan jumlah ruas.
B. Saran
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan bahwa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di dalam perbanyakan bibit
Mucuna Bracteata dengan sistem menyusui menggunakan Ruas ke 3. 2. Mengingat besarnya manfaat Mucuna Bracteata sebagai tanaman penutup
tanah pada tanaman perkebunan maka penelitian mengenai Mucuna Bracteata perlu mendapat perhatian yang serius.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar R, 2007. Diktat Budidya Kelapa sawit. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda
Kartasapoetra, 1989. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha Untuk Merehabilitasinya. Benua Aksasa. Jakarta.
Nugroho, 1985. Rumus-Rumus Statistik Serta Penerapannya. Agromedia. Jakarta.
Purwanto, 2007. Peninkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Kanisus. Yokyakrta
Pahan 1, 2006. Budidaya Kelapa Sawit Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Risza, 1994. Upaya Peninkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Kanisus. Yokyakarta.
Rismunnandar, 1983. Budidaya Ta naman Kelapa Sawit. Erlangga. Surabaya.
Sarpian, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisus. Yokyakarta.
Sudharto, 2005. Tanaman Penutup Tanah dan Gulma Pada Tanaman Kelapa Sawit. PPKS. Medan.
Lampiran 1. Data panjang sulur bibit MB pada minggu II-XVI (cm) Ulangan Jumlah ? Minggu ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T1 2.1 2.3 2.1 3.1 3.2 2.3 2.4 3.4 3.6 3.6 39.9 3 2 T2 1.6 2.8 2.1 0.4 2.6 2.4 2.5 2.5 2.2 2.5 21.6 2 T1 2.1 2.3 3.3 3.5 3.7 3.3 3.6 3.5 3.6 3.6 32.5 3 4 T2 3.7 2.9 2.2 3.3 2.7 3.2 2.3 3.5 2.6 2.7 29.1 2 T1 3.5 3.6 3.6 3.7 3.8 4.1 0.4 4.1 4.2 4.1 35.1 3 6 T2 3.2 3.1 2.4 3.5 2.8 3.4 2.5 3.1 3.4 3.5 30.9 3 T1 3.1 3.2 3.4 3.6 3.8 3.9 0.4 4.2 4.2 3.6 33.1 3 8 T2 1.9 1.3 2.1 2.4 3.2 3.3 2.7 3.2 3.4 4.2 27.7 3 T1 3.8 4 4.1 4.2 4.2 4.3 4.4 4.4 4.6 4.6 42.6 4 10 T2 2.1 2.3 2.1 2.4 2.6 2.4 2.3 2.5 2.3 2.4 23.4 4 T1 3.8 4 4.3 4.5 4.7 4.8 4.3 43 5.1 5.1 44.9 4 12 T2 2.3 2.4 2.5 2.7 0.3 3.2 3.3 3.5 3.6 3.7 31 4 T1 5.2 5.2 5.4 5.4 5.6 5.3 5.6 5.6 5.6 5.8 54.7 5 14 T2 3.3 3.3 3.4 3.4 4.5 3.4 3.5 3.5 3.4 3.5 35.2 .5 T1 6.1 6.1 6.3 6.2 6.4 6.5 6.4 6.7 6.2 6.6 70 3 16 T2 1.9 1.3 2.1 2.4 3.2 3.3 2.7 3.2 3.4 4.2 27.7 2 Lampiran 2. data Jumlah ruas bibit MB pada minggu II-XVI (ruas)
Ulangan jumlah ? Minggu ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 25 2 2 T2 1 2 1 4 2 2 2 2 3 2 21 2 T1 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 26 3 4 T2 1 1 2 3 2 3 3 2 2 1 20 2 T1 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 38 4 6 T2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 30 3 T1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37 4 8 T2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 31 3 T1 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 41 4 10 T2 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 29 2 T1 5 4 4 5 4 5 3 4 5 5 45 5 12 T2 3 4 4 3 3 3 3 5 4 4 36 3 T1 6 5 5 4 5 5 5 5 5 5 50 5 14 T2 4 3 4 4 4 4 5 4 3 3 38 4 T1 6 6 5 5 6 5 4 6 6 6 55 6 16 T2 3 3 2 4 2 3 2 3 4 4 30 3
Lampiran 3. Data jumlah daun bibit MB pada minggu II- XVI (helai) Ulangan jumlah ? Minggu ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 T1 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 33 3 2 T2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 30 3 T1 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 36 4 4 T2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 36 3 T1 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 45 5 6 T2 4 3 4 5 5 4 4 3 3 4 39 4 T1 6 6 4 4 5 5 3 4 4 3 31 4 8 T2 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 42 4 T1 7 7 6 4 7 7 7 4 5 4 58 7 10 T2 5 6 4 5 5 6 4 5 5 3 48 5 T1 8 8 7 7 7 8 5 6 7 4 67 7 12 T2 4 7 5 6 6 6 5 5 6 5 55 5 T1 9 8 8 7 5 8 7 5 8 7 72 7 14 T2 5 4 6 5 6 7 5 4 5 5 52 5 T1 9 9 8 10 8 9 10 5 6 7 81 8 16 T2 7 6 8 8 8 10 10 9 9 9 84 8
Lampiran 4. Poto-poto proses penelitian
Gambar 1. Mucuna Bracteata umur 4 bulan