• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN TERHADAP REVITALISASI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) PASCA LAHIRNYA UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA - Repository IPDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMAHAMAN TERHADAP REVITALISASI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) PASCA LAHIRNYA UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA - Repository IPDN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN TERHADAP REVITALISASI BADAN USAHA

MILIK DESA (BUMDES) PASCA LAHIRNYA UU NOMOR 6

TAHUN 2014

TENTANG DESA

Oleh :

Fernandes Simangunsong

IPDN-KEMDAGRI

(2)

SELAMAT DATANG

PESERTA

BIMBINGAN TEKNIS

PAMONG KECAMATAN, DESA, KELURAHAN DAN JAJARANNYA

SE-KOTA AMBON

PROVINSI MALUKU

DALAM MEMAHAMI REVITALISASI BUMDES

(3)
(4)
(5)

Selamat…

Pagi!

Semangat…

Pagi!

PESERTA

BIMTEK

Luar…..Biasa

(6)

Biodata Narasumber

Nama

: Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

NIP

: 19770304 1995 11 1 001

Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

Pangkat : Pembina tk. I (IV/b)

Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A

Cibaduyut-BANDUNG

(7)

FILOSOFI BUMDES

BUMDES pada dasarnya lebih cocok dikenal

dengan konsep “Filosofi Ekonomi Bayi”, dimana

PERSIAPAN PENDIRIAN

BUMDES diibaratkan

seorang bayi yang harus disusui dengan

regulasi, diproteksi, selalu didampingi dan

disuplai

dengan

kebutuhan

lainnya.

PENGELOLAAN

BUMDES

juga

diibaratkan

seorang bayi yang harus dilatih bagaimana cara

merangkak, berdiri, berjalan dan kemungkinan

akan berlari.

PENGAWASAN

BUMDES juga

diibaratkan seorang bayi yang harus terus dijaga

secara simultan agar tetap berkembang,

berdaya, dan mandiri.

PENGUATAN KAPASITAS

(8)

KETENTUAN BUMDES

Diatur dalam Pasal 87-90 Bab X

Undang-undang Nomor 6 tahun 2014

tentang Desa

Desa

DAPAT

mendirikan Badan Usaha

Milik Desa yang disebut BUM Desa.

BUM Desa dikelola dengan semangat

kekeluargaan dan kegotongroyongan.

BUM Desa dapat menjalankan usaha

di

bidang

ekonomi

dan/atau

pelayanan umum sesuai dengan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan.

Pendirian

BUM

Desa

disepakati

melalui Musyawarah Desa.

Pendirian

BUM

Desa

ditetapkan

(9)

Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan

untuk:

a.

pengembangan usaha; dan

b.

Pembangunan

Desa,

pemberdayaan masyarakat Desa,

dan pemberian bantuan untuk

masyarakat miskin melalui hibah,

bantuan sosial, dan kegiatan dana

bergulir yang ditetapkan dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa.

Pemerintah,

Pemerintah

Daerah

Provinsi,

Pemerintah

Daerah

Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa

mendorong perkembangan BUM Desa

dengan:

1. memberikan hibah dan/atau akses

permodalan;

2. melakukan pendampingan teknis

dan akses ke pasar (termasuk

penyediaan sumber daya manusia

pendamping dan manajemen)

(10)

PENEKANAN BUMDES

BUM

Desa

Dibentuk

Oleh

Pemerintah

Desa

Untuk

Mendayagunakan Segala Potensi Ekonomi, Kelembagaan

Perekonomian, Serta Potensi Sumber Daya Alam Dan Sumber

Daya Manusia Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat Desa.

Bum Desa Secara Spesifik Tidak Dapat Disamakan Dengan

Badan Hukum Seperti Perseroan Terbatas, CV, Atau Koperasi.

Oleh Karena Itu, BUM Desa Merupakan Suatu Badan Usaha

Bercirikan Desa Yang Dalam Pelaksanaan Kegiatannya Di

Samping Untuk Membantu Penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, Juga Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Desa. BUM

Desa Juga Dapat Melaksanakan Fungsi Pelayanan Jasa,

Perdagangan, Dan Pengembangan Ekonomi Lainnya.

Dalam Meningkatkan Sumber Pendapatan Desa, Bum Desa

Dapat Menghimpun Tabungan Dalam Skala Lokal Masyarakat

Desa, Antara Lain Melalui Pengelolaan Dana Bergulir Dan

Simpan Pinjam.

(11)

Aturan Teknis Pendirian

BUMDES

• Desa DAPAT mendirikan BUM Desa.

• Pendirian BUM Desa dilakukan melalui MUSYAWARAH DESA dan ditetapkan dengan PERATURAN DESA.

• Organisasi pengelola BUM Desa TERPISAH dari organisasi Pemerintahan Desa.

• Organisasi pengelola BUM Desa PALING SEDIKIT terdiri atas:

1. Penasihat dijabat secara EX-OFFICIO oleh kepala Desa yang mempunyai tugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada pelaksana operasional dalam menjalankan kegiatan pengurusan dan pengelolaan usaha Desa dan juga mempunyai kewenangan meminta penjelasan pelaksana operasional mengenai pengurusan dan pengelolaan usaha Desa.

2. Pelaksana operasional merupakan perseorangan yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala Desa dan

(12)

Modal awal BUM Desa

bersumber dari APB Desa.

Kekayaan BUM Desa merupakan

kekayaan Desa yang dipisahkan

dan tidak terbagi atas saham.

Modal BUM Desa terdiri atas:

1. Penyertaan

modal

Desa

berasal

dari

APB

Desa

(berupa dana segar, bantuan

pemerintah

dan

bantuan

pemerintah

daerah

yang

disalurkan

melalui

mekanisme

APBDesa

dan

aset desa yang diserahkan

kepada

APBDesa)

dan

sumber lainnya

(13)

Pelaksana operasional BUM Desa wajib

menyusun dan menetapkan anggaran

dasar dan anggaran rumah tangga setelah

mendapatkan pertimbangan kepala Desa.

Anggaran dasar memuat paling sedikit

nama, tempat kedudukan, maksud dan

tujuan, modal, kegiatan usaha, jangka

waktu berdirinya BUM Desa, organisasi

pengelola, serta tata cara penggunaan

dan pembagian keuntungan.

Anggaran rumah tangga memuat paling

sedikit hak dan kewajiban, masa bakti,

tata

cara

pengangkatan

dan

pemberhentian

personel

organisasi

pengelola, penetapan jenis usaha, dan

sumber modal.

Kesepakatan penyusunan anggaran dasar

dan anggaran rumah tangga dilakukan

melalui musyawarah Desa.

(14)
(15)

PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHA BUMDES

Untuk mengembangkan kegiatan usahanya, BUM Desa dapat:

1. menerima pinjaman dan/atau bantuan yang sah dari pihak lain; dan

2. mendirikan unit usaha BUM Desa.

BUM Desa yang melakukan pinjaman harus mendapatkan persetujuan

Pemerintah Desa.

Pendirian, pengurusan, dan pengelolaan unit usaha BUM Desa

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelaksana operasional dalam pengurusan dan pengelolaan usaha Desa

mewakili BUM Desa di dalam dan di luar pengadilan.

Pelaksana operasional wajib melaporkan pertanggungjawaban pengurusan

(16)

Kerugian yang dialami oleh BUM Desa menjadi

tanggung jawab pelaksana operasional BUM

Desa.

Kepailitan BUM Desa hanya dapat diajukan

oleh kepala Desa dan dilaksanakan sesuai

dengan mekanisme yang diatur dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka kerja sama antar-Desa, 2 (dua)

Desa atau lebih dapat membentuk BUM Desa

bersama.

Pembentukan BUM Desa tersebut dapat

dilakukan melalui pendirian, penggabungan,

atau peleburan BUM Desa.

Pendirian, penggabungan, atau peleburan BUM

Desa serta pengelolaan BUM Desa tersebut

dilaksanakan

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(17)

BUMDES VERSI KEMENTERIAN DESA

(PERMENDES NO 4/2015)

Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya

disebut BUM Desa, adalah badan

usaha yang seluruh atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh Desa

melalui penyertaan secara langsung

yang berasal dari kekayaan Desa

yang dipisahkan guna mengelola

aset, jasa pelayanan, dan usaha

lainnya

untuk

sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat Desa.

Pendirian BUM Desa dimaksudkan

(18)

TUJUAN PENDIRIAN BUM DESA

1. Meningkatkan Perekonomian Desa

2. Mengoptimalkan

Aset

Desa

Agar

Bermanfaat Untuk Kesejahteraan Desa

3. Meningkatkan Usaha Masyarakat Dalam

Pengelolaan Potensi Ekonomi Desa

4. Mengembangkan Rencana Kerja Sama

Usaha Antar Desa Dan/Atau Dengan Pihak

Ketiga

5. Menciptakan Peluang Dan Jaringan Pasar

Yang

Mendukung

Kebutuhan

Layanan

Umum Warga

6. Membuka Lapangan Kerja

7. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Melalui

Perbaikan

Pelayanan

Umum,

Pertumbuhan Dan Pemerataan Ekonomi

Desa

(19)

• Desa dapat mendirikan BUM Desa berdasarkan Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa

• Desa dapat mendirikan BUM Desa dengan mempertimbangkan:

1. inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat Desa

2. potensi usaha ekonomi Desa 3. sumberdaya alam di Desa

4. sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUM Desa

5. penyertaan modal dari Pemerintah Desa dalam bentuk pembiayaan dan kekayaan Desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha BUM Desa.

• Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertingggal, dan Transmigrasi tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa.

• Pokok bahasan yang dibicarakan dalam Musyawarah Desa meliputi :

1. pendirian BUM Desa sesuai dengan kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat;

2. organisasi pengelola BUM Desa; 3. modal usaha BUM Desa; dan

4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa.

(20)
(21)

KERJASAMA BUMDES

Dalam rangka kerja sama antar-Desa dan pelayanan usaha

antar-Desa dapat dibentuk BUM Desa bersama yang

merupakan milik 2 (dua) Desa atau lebih.

Pendirian BUM Desa bersama disepakati melalui Musyawarah

Desa yang difasilitasi oleh badan kerja sama

antar-Desa yang terdiri dari:

1. Pemerintah Desa;

2. Anggota Badan Permusyawaratan Desa;

3. Lembaga kemasyarakatan Desa;

4. Lembaga Desa lainnya; dan

5. Tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan

gender.

Ketentuan mengenai Musyawarah Desa berlaku secara

mutatis mutandis terhadap pendirian BUM Desa bersama.

BUM Desa bersama ditetapkan dalam Peraturan Bersama

(22)

BENTUK ORGANISASI BUMDES

BUM Desa

DAPAT

terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan

hukum.

Unit usaha yang berbadan hukum dapat berupa lembaga

bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUM Desa dan

masyarakat.

Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang

berbadan hukum, bentuk organisasi BUM Desa didasarkan

pada Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa

BUM Desa dapat membentuk unit usaha meliputi:

1. Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal, dibentuk

berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha

dengan modal yang sebagian besar dimiliki oleh BUM Desa,

sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang

Perseroan Terbatas

(23)

PENGELOLA BUMDES

Organisasi pengelola BUM Desa terpisah

dari organisasi Pemerintahan Desa.

Susunan kepengurusan organisasi pengelola

BUM Desa terdiri dari:

1.Penasihat;

2.Pelaksana Operasional; dan

3.Pengawas.

Penamaan

susunan

kepengurusan

organisasi dapat menggunakan penyebutan

(24)

PENASEHAT BUMDES

Penasihat BUMDES dijabatsecara

ex officio oleh Kepala

Desa yang bersangkutan.

Penasihat berkewajiban:

1. memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional

dalam melaksanakan pengelolaan BUM Desa;

2. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah

yang dianggap penting bagi pengelolaan BUM Desa; dan

3. mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM

Desa.

Penasihat berwenang:

1. meminta

penjelasan

dari

Pelaksana

Operasional

mengenai persoalan yang menyangkut pengelolaan

usaha Desa; dan

(25)

PELAKSANA OPERASIONAL BUMDES

Pelaksana Operasional mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUMDesa

sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pelaksana Operasional berkewajiban:

1. melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat Desa

2. menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa

3. melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa lainnya.

• Pelaksana Operasional berwenang:

1. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setiap bulan; 2. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa setiap

bulan;

3. memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa kepada masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

Dalam melaksanakan kewajiban Pelaksana Operasional dapat menunjuk Anggota

Pengurus sesuai dengan kapasitas bidang usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional bidang usaha.

Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan kebutuhan dan

(26)

Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi:

1. masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;

2. berdomisili dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2

(dua) tahun;

3. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian

terhadap usaha ekonomi Desa; dan

4. pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK

atau sederajat;

Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan:

1. meninggal dunia;

2. telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa;

3. mengundurkan diri;

4. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga

menghambat perkembangan kinerja BUM Desa;

(27)

PENGAWAS BUMDES

Pengawas mewakili kepentingan masyarakat dengan Susunan

kepengurusan Pengawas terdiri dari:

1. Ketua;

2. Wakil Ketua merangkap anggota;

3. Sekretaris merangkap anggota;

4. Anggota.

Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum

untuk membahas kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu)

tahun sekali.

Pengawas berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas

untuk:

1. pemilihan dan pengangkatan pengurus

2. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM

Desa

3. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja

Pelaksana Operasional.

Masa bakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga BUM Desa.

(28)

MODAL BUMDES

Modal

AWAL

BUM Desa bersumber dari APB Desa.

Modal BUM Desa terdiri atas:

1. penyertaan modal Desa; dan

2. penyertaan modal masyarakat Desa.

Penyertaan modal Desa terdiri atas:

1. hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi

kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang disalurkan

melalui

MEKANISME APB DESA

;

2. bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang disalurkan melalui

MEKANISME APB DESA

;

3. kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi

kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan

sebagai kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui

MEKANISME APB DESA

;

4. aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Aset

Desa.

Penyertaan modal masyarakat Desa berasal dari tabungan

(29)

JENIS USAHA BUMDES

• BUMDesa dapat menjalankan BISNIS SOSIAL (social business) sederhana yang memberikan pelayanan umum(serving) kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial.

• Unit usaha dalam BUMDesa dapat memanfaatkan sumber daya lokal dan teknologi tepat guna, meliputi:

1. air minum Desa 2. usaha listrik Desa 3. lumbung pangan

4. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya.

• Ketentuan mengenai pemanfaatan sumber daya lokal diatur dengan Peraturan Desa dan teknologi tepat guna.

• BUMDesa dapat menjalankan BISNIS PENYEWAAN (renting) barang untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa.

• Unit usaha dalam BUM Desa dapat menjalankan kegiatan usaha penyewaan meliputi: 1. alat transportasi;

2. perkakas pesta; 3. gedung pertemuan; 4. rumah toko;

(30)

BUMDesa

dapat

menjalankan

USAHA

PERANTARA

(brokering) yang memberikan jasa pelayanan kepada warga.

Unit usaha dalam BUMDesa dapat menjalankan kegiatan

usaha perantara yang meliputi:

1. jasa pembayaran listrik

2. pasar Desa untuk memasarkan produk yang dihasilkan

masyarakat

3. jasa pelayanan lainnya.

BUMDesa dapat menjalankan

BISNIS YANG BERPRODUKSI

DAN/ATAU BERDAGANG

(trading) barang-barang tertentu

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan

pada skala pasar yang lebih luas.

Unit usaha dalam BUMDesa dapat menjalankan kegiatan

perdagangan (trading) meliputi:

1. pabrik es;

2. pabrik aspal cair;

3. hasil pertanian;

4. sarana produksi pertanian;

5. sumur bekas tambang; dan

(31)

BUMDesa dapat menjalankan

BISNIS KEUANGAN

(

financial

business) yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro

yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi Desa.

Unit usaha dalam BUMDesa dapat memberikan akses kredit dan

peminjaman yang mudah diakses oleh masyarakat Desa.

BUMDesa dapat menjalankan

USAHA BERSAMA

(

holding) sebagai

induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Desa

baik dalam skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan.

Unit-unit usaha dapat berdiri sendiri yang diatur dan dikelola

secara sinergis oleh BUMDesa agar tumbuh menjadi usaha

bersama.

Unit usaha dalam BUM Desa dapat menjalankan kegiatan usaha

bersama meliputi:

1. pengembangan kapal Desa berskala besar untuk mengorganisasi

nelayan kecil agar usahanya menjadi lebih ekspansif;

2. DesaWisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari

kelompok masyarakat;dan

(32)
(33)

STRATEGI PENGELOLAAN

BUMDES

Strategi

pengelolaan

BUM

Desa

bersifat

bertahap

dengan

mempertimbangkan perkembangan dari inovasi yang dilakukan oleh

BUMDesa, meliputi:

1. sosialisasi dan pembelajaran tentang BUM Desa;

2. pelaksanaan Musyawarah Desa dengan pokok bahasan tentang BUM

Desa;

3. pendirian BUM Desa yang menjalankan bisnis sosial (

social business) dan

bisnis penyewaan (renting);

4. analisis kelayakan usaha BUM Desa yang berorientasi pada usaha

perantara (

brokering), usaha bersama (holding), bisnis sosial ( (social

business), bisnis keuangan (financial business) dan perdagangan

(trading), bisnis penyewaan (renting) mencakup aspek teknis dan

teknologi, aspek manajemen dan sumberdaya manusia, aspek keuangan,

aspek sosial budaya, ekonomi, politik, lingkungan usaha dan lingkungan

hidup, aspek badan hukum, dan aspek perencanaan usaha;

5. pengembangan kerjasama kemitraan strategis dalam bentuk kerjasama

BUM Desa antar Desa atau kerjasama dengan pihak swasta, organisasi

sosial-ekonomi kemasyarakatan, dan/atau lembaga donor;

(34)

ALOKASI HASIL USAHA DAN KEPAILITAN BUMDES

Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang diperoleh

dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan

kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas

barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku.

Pembagian hasil usaha BUM Desa ditetapkan berdasarkan

ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran

Rumah Tangga BUM Desa.

Alokasi pembagian hasil usaha dapat dikelola melalui sistem

akuntansi sederhana.

Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa.

Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian dengan

aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui

Musyawarah Desa.

Unit usaha milik BUMDesa yang tidak dapat menutupi

(35)

KERJASAMA BUMDES

• BUMDesa dapat melakukan kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih.

• Kerjasama antar 2 (dua) BUMDesa atau lebih dapat dilakukan dalam satu kecamatan atau antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota.

• Kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih harus mendapat persetujuan masing-masing Pemerintah Desa

• Kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih dibuat dalam naskah perjanjian kerjasama paling sedikit memuat:

1. subyek kerjasama; 2. obyek kerjasama; 3. jangka waktu;

4. hak dan kewajiban; 5. pendanaan;

6. keadaan memaksa; 7. pengalihan aset ; dan

8. penyelesaian perselisihan

• Naskah perjanjian kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih ditetapkan oleh

PELAKSANA OPERASIONAL dari masing-masing BUM Desa yang bekerjasama.

• Kegiatan kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih dipertanggungjawabkan kepada Desa masing-masing sebagai pemilik BUM Desa.

(36)

PERTANGGUNGJAWABAN, PEMBINAAN

DAN PENGAWASAN BUMDES

Pelaksana Operasional melaporkan pertanggungjawaban

pelaksanaan BUM Desa kepada Penasihat yang secara

ex-officio dijabat oleh Kepala Desa.

BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah

Desa dalam membina pengelolaan BUM Desa.

Pemerintah

Desa

mempertanggungjawabkan

tugas

pembinaan terhadap BUM Desa kepada BPD yang

disampaikan melalui Musyawarah Desa.

Menteri menetapkan norma, standar, prosedur dan

kriteria BUM Desa.

Gubernur melakukan sosialisasi, bimbingan teknis tentang

standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan serta

memfasilitasi akselerasi pengembangan modal dan

pembinaan manajemen BUM Desa di Provinsi.

(37)

PENEKANAN BUMDES

BUM Desa atau sebutan yang telah ada sebelum

Peraturan Menteri ini berlaku tetap dapat

menjalankan kegiatannya.

BUMDesa atau sebutan lain wajib melakukan

penyesuaian dengan ketentuan Peraturan

Menteri ini paling lama 1 (satu) tahun terhitung

sejak Peraturan Menteri ini berlaku.

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,

ketentuan mengenai Badan Usaha Milik Desa

dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa,

DICABUT

DAN

DINYATAKAN

TIDAK

(38)

FASILITAS

IPDN-KEMDAGRI

BEKERJASAMA

DENGAN NEGARA DONOR AUSTRALIA DALAM

MEMPERSIAPKAN

1. BUMDES

DI

DESA

LABBO-KECAMATAN

TOMPOBULU-KABUPATEN BANTAENG-PROVINSI

SULAWESI SELATAN

2. AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DESA DI

DESA

RAPPOA-KECAMATAN

PAJUKUKANG-KABUPATEN BANTAENG-PROVINSI SULAWESI

SELATAN

(39)

PANDANGAN AKADEMISI TERHADAP

BUMDES

Lakukan

Kajian

Kelayakan

Usaha

sebagai

BUSINESS

PLAN

(menerima-menolak,

kemanfaatan besar-kecil, untung-rugi, usaha

lama-usaha baru, resiko kegagalan besar-kecil, prosfek

kedepan)

Mendirikan BUMDES berangkat dari data dan

informasi

tentang

potensi

desa,

kebutuhan

masyarakat, kemampuan nyata atas sumber daya

manusia yang menjalankannya dan yang terpenting

diputuskan atas dasar musyawarah dan partisipasi

masyarakat.

BUMDES adalah lembaga ekonomi milik desa dan

(40)

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN

KELAYAKAN USAHA BUMDES

Pembentukan Tim Penyusun Kelayakan Usaha (TPKU) BUMDES :

1. Sebaiknya ditetapkan dengan keputusan kepala desa

2. Sebaiknya terdiri atas kepala desa dan warga desa yang cukup

berpendidikan dan mengenal dengan baik keadaan desa, serta memiliki

komitmen dan rasa tanggungjawab yang tinggi

3. Akan lebih sempurna apabila diantara anggota TPKU terdapat

orang-orang yang memiliki keterampilan dan pengalaman menjalankan usaha

ekonomi

4. Sebaiknya anggota TPKU berkisar 5-7 orang dan diharapkan adanya

keterwakilan perempuan

Menemukan potensi desa yang dapat dikembangkan melalui pengelolaan

bisnis, sebaiknya potensi desa dapat terjaring dengan baik apabila

DOKUMEN PROFIL DESAnya

tersusun dengan tepat dan akurat

Mengenali Kebutuhan sebagian warga desa maupun masyarakat luas agar

tidak terjadi kesalahan dalam menetepkan

CORE BUSINESS

dari BUMDES

Menggagas bersama warga desa untuk menentukan pilihan-pilihan jenis

usaha yang memungkinkan untuk dilakukan

(41)

KAJIAN KELAYAKAN USAHA BUMDES

1.Aspek Pasar dan Pemasaran

2.Aspek Teknis dan Teknologi

3.Aspek Menajemen dan SDM

4.Aspek Keuangan

5.Aspek Ekonomi, Sosial,

(42)
(43)

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

DARI USAHA

BUMDES

1.Ketepatan Produk dengan Kebutuhan Masyarakat (Riset Pasar menjadi

penentu apakah produk dulu yang dihasilkan atau kebutuhan

pasar-BUMDES memiliki paradigma cek dulu kebutuhan masyarakat baru

melakukan produksi dan sebaiknya kegiatan bisnis BUMDES sama dengan

kegiatan usaha yang sudah dilakukan oleh masyarakat)

2.Daya Beli Masyarakat terhadap Produk BUMDES (Riset Kekuatan

Pendapatan Masyarakat dengan melihat Indikator Kualitas Bangunan

Masyarakat, luas lahan yang dimiliki warga, hasil panen, pemilikan

alat-alat rumah tangga, barang berharga seperti handphone, sepeda, motor,

mobil dan barang berharga lainnya)

3.Jumlah Konsumen BUMDES menjadi penentu apakah jenis usaha BUMDES

akan dilanjutkan atau tidak dilanjutkan

4.Kecenderungan Permintaan Konsumen sebagai embrio untuk BUMDES

melakukan ekspansi pasar

5.Kesesuaian Harga Produk menjadi faktor psikologi harga bagi konsumen

BUMDES

6.Kemudahan Mendapatkan Produk BUMDES dengan tetap menjaga Konsep

“Pembeli adalah Raja”

(44)

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

DARI USAHA BUMDES

1.Perencanaan Produk (pastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen)

2.Kualitas Produk ( Produk Barang dilihat dari segi Daya Guna, Kekhasan, Kehandalan, Ketepatan, Daya Tahan, dan Estetis serta Produk Jasa dilihat dari segi Keandalan Pelayanan, Kesigapan Pelayanan , Jaminan Kepastian Pelayanan, dan Perhatian Pelayanan)

3.Perencanaan Jumlah Produksi (Jumlah Permintaan, Kapasitas Produksi dan modal kerja)

4.Persediaan Bahan Baku (Hitung Permintaan tinggi, moderat dan rendah) 5.Kapasitas Produksi (Hitung Produksi tertinggi, moderat dan rendah)

6.Pemilihan Teknologi (Harus Tepat Guna dan Mengikuti Kemajuan Zaman dengan melihat kemampuan keuangan, kemampuan penguasaan, kesesuaian teknologi dengan bahan baku, kemungkinan pengembangan teknologi dan keberhasilan penggunaan teknologi)

7.Penentuan Lokasi Usaha (Produk barang melihat lokasi calon pembeli, letak bahan baku utama, sumber tenaga kerja, sumber daya pendukung, ketersediaan fasilitas transportasi, ketersediaan fasilitas untuk usaha, lingkungan masyarakat, dan peraturan pemerintah dan Produk Jasa melihat kondisi Pelanggan datang ke Jasa Yang ditawarkan, atau Penyediaan Jasa mendatangi konsumen)

(45)

ASPEK MANAJEMEN DAN SDM

DARI USAHA BUMDES

A. Aspek Manajemen

1.Perencanaan

(Perencanaan Kerja, Perencanaan

anggaran

pembelian, anggaran produksi, anggaran penjualan, dan

anggaran usaha lainnya)

2.Pengorganisasian (merinci seluruh pekerjaan, membagi beban

kerja,

mengkoordinasikan

pekerjaan,

menetapkan

asas

organisasi, merancang struktur organisasi)

3.Pelaksanaan (dibutuhkan sumber daya manusia yang cukup

jumlah, terampil, dan menguasai bidang tugasnya)

4.Pengendalian (mencegah terjadinya penyimpangan, memperbaiki

berbagai penyimpangan, mendinamisasikan organisasi dan

mempertebal rasa tanggung jawab

B. Aspek SDM

5.Analisis mekanisme pemilihan SDM dalam BUMDES

6.Analisis SDM yang diperlukan menjalankan BUMDES

7.Analisis posisi pemimpin dan staf dalam BUMDES

(46)

ASPEK KEUANGAN

DARI USAHA BUMDES

1.Kebutuhan Dana Serta Sumbernya (

BIAYA INVESTASI (MODAL AWAL)

YANG MERUPAKAN HARTA TETAP

diperuntukan pengadaan tanah,

bangunan, mesin, peralatan, biaya pemasangan, biaya kajian kelayakan

usaha, pengurusan ijin dan lain-lain bersifat teknis, selain itu

MODAL

KERJA

juga dipersiapkan sesuai dengan bidang usahanya dan yang

terpenting juga perlu dihitung biaya penyusutan dari ivestasi baik

perhari/minggu/bulan atau jam) sumber dana BUMDES berasal dari

kekayaan desa yang dipisahkan, tabungan masyarakat, bantuan dari

pemerintah pusat dan daerah, pinjaman dan penyertaan modal pihak

lain/kerjasama bagi hasil

2.Aliran kas (Dalam BUMDES mekanisme akuntasi tidak begitu diperlukan

karena konteks laba tidaklah menjadi prioritas BUMDES, namun lebih

menyentuh pada pola

KAS BERSIH

dimana lebih melihat besaran kas

masuk dan kas keluar

3.Perkiraan laba-rugi (menjadi kompas apakah BUMDES ini lanjut atau

tidak)

4.Penilaian Investasi rencana usaha (metode

pay back period

-waktu

kembali modal, metode

net present value

-nilai sekarang, metode

(47)

ASPEK SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, POLITIK, LINGKUNGAN

USAHA DAN LINGKUNGAN HIDUP

DARI USAHA BUMDES

1.Aspek Sosial Budaya melihat efek negatif dan positif dari usaha

BUMDES

2.Aspek Perbaikan ekonomi desa melihat jenis usaha BUMDES

sebaiknya jangan mengambil jenis usaha yang sudah digeluti

masyarakat dan lebih bagus lagi usaha BUMDES ini harus

menyerap tenaga kerja yang ada di desa tersebut

3.Aspek Politik melihat bahwa usaha BUMDES bukanlah konsumsi

ke arah politik sehingga usaha BUMDES tidak boleh diintervensi

kepentingan politik

4.Aspek Lingkungan Usaha (lakukan analisis terhadap situasi dan

kondisi ancaman bagi BUMDES sebagai pendatang baru,

bagaimana situasi persaingan, adakah produk pengganti yang

beredar dipasaran, bagaimana kekuatan tawar-menawar, dan

pengaruh stakeholders lainnya terhadap BUMDES)

(48)

ASPEK HUKUM (YURIDIS)

DARI USAHA

BUMDES

1.Kunci dasarnya adalah BUMDES berdiri

atas kesepakatan musyawarah desa

dan ditetapkan dengan peraturan desa

2. Tetapkan bentuk usaha dan tempuh

perijinannya

3.Sesuaikan usaha BUMDES dengan

perencanaan pembangunan desa

(49)

MANAJEMEN MODERN DALAM BUMDES

Konsep Rencana Usaha (

Business Plan

) merupakan konsep manajemen

modern yang dapat dimasukkan dalam mengelola BUMDES, dimana

konsep ini merupakan uraian tertulis mengenai masa depan usaha. Tujuan

disusunnya business plan ini sebagai panduan dalam menjalankan usaha

(cetak biru usaha ), sebagai dokumen pendanaan, dan tidak menutup

kemungkinan BUMDES apabila memiliki rencana usaha maka dokumen

rencana usaha tersebut dapat menjadi alat standar untuk mengevaluasi

potensi bisnis di pasar luar negeri

Materi pokok dalam Business Plan :

1. Tujuan usaha

2. Strategi yang digunakan untuk mencapainya

3. Masalah potensial yang kira-kira akan dihadapi dan cara mengatasinya

4. Struktur organisasi (termasuk jabatan dan tanggung jawab)

5. Modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan dan bagaimana

mempertahankan sampai mencapai Break Even Point (titik impas)

Ada tiga bagian utama dalam sebuah rencana usaha yang dapat

diterapkan dalam BUMDES :

1. Konsep bisnis (usaha yang digeluti, struktur usaha, produk dan jasa

yang ditawarkan dan bagaimana rencana untuk mensukseskan bisnis)

2. Pasar (calon konsumen, siapa dan dimana berada, apa yang

menyebabkan mereka mau beli produk BUMDES, dan bagaimanakah

persaingannya)

(50)
(51)

WHAT

DO

YOU

SEE

(52)

PELEMBAGAAN BUMDES

BUMDES perlu segera dilembagakan untuk

menjawab :

1. Ketidakadilan

ekonomi

akibat

sistem

ekonomi kapitalistik

2. Perputaran uang yang dominan di perkotaan

3. Penguasaan aset produksi dan jaringan

pemasaran oleh pemilik modal

4. Budaya konsumtif dan hedonisme yang

melanda desa sudah saatnya dikendalikan

(53)

PELEMBAGAAN BUMDES

1. Mendesain

struktur

organisasi

(hubungan

instruksi,

hubungan

konsultasi

dan

pertanggungjawaban)

2. Menyusun deskripsi tugas

(job description)

3. Menetpakan sistem kordinasi

4. Menyusun bentuk dan aturan kerjasama dengan

pihak ketiga

5. Menyusun pedoman kerja organisasi BUMDES

6. Menyusun desain sistem informasi

7. Menyusun rencana usaha

(business plan)

8. Menyusun sistem administrasi dan pembukuan

9. Melakukan proses rekruitmen

(54)

MEMBANGUN GERAKAN EKONOMI DESA MELALUI

BUMDES

1. Sosiliasi tentang BUMDES

2. Proses pemilihan dan pembentukan unit usaha

3. Pentingnya forum Musyawarah Desa (Mudes)

yang representatif

4. Komitmen pengurus

5. Prinsip pengelolaan BUMDES harus kooperatif,

partisipatif, emansipatif, transparan, akuntabel

dan sustainabel

6. Regulasi BUMDES

7. Dukungan dan proteksi desa dan supra desa

8. Membangun jaringan kerjasama

(55)

MEMULAI BISNIS BUMDES

1. Membangun Impian BUMDES

2. Pelajari nilai-nilai pelanggan

3. Segmen pasar

4. Hubungan konsumen

5. Saluran distribusi

6. Aktivitas utama

7. Sumber daya utama

8. Mitra utama

9. Struktur biaya

(56)

STRATEGI PEMASARAN BUMDES

1. Melihat Peluang Pasar

2. Memilih kelompok konsumen

3. Strategi bersaing

4. Sistem pemasaran

5. Menyusun rencana

(57)

MENGELOLA SUMBER DAYA BUMDES

Perencanaan SDM

Analisa pekerjaan

Rekruitmen, seleksi dan orientasi

Produktivitas

Pelatihan dan pengembangan

Prestasi kerja

Kompensasi

Keselamatan dan kesehatan kerja

(58)

PEMILIHAN KETUA/DIREKTUR BUMDES

Sebelum dilakukan pendirian BUMDES sebaiknya

desa melakukan seleksi untuk memilih ketua/

direktur BUMDES karena Ketua/direktur BUMDES

adalah orang penting dalam perencanaan dan

pelaksanaan BUMDES dengan kategori-kategori :

1. Latar belakang dan pengalaman

2. Kepemimpinan dan keahlian strategis

3. Kemampuan teknis

4. Kemampuan kehumasan (pengayom, pemberi

informasi bagi pekerja, negosiator, mengatasi

konflik, memecahkan masalah)

(59)

PEMILIHAN PELAKSANA/PENGURUS BUMDES

1. Pelaksana/pengurus BUMDES adalah lokomotif memajukan

BUMDES sehingga dibutuhkan pelaksana BUMDES dengan kriteria :

2. Memiliki

komitmen

pada

tujuan

BUMDES

dan

mampu

menyelesaikannya

3. Kemampuan untuk berkomunikasi dan membagi tanggung jawab

4. Fleksibilitas, dapat berpindah dari satu kegiatan pekerjaan ke

kegiatan pekerjaan lainnya, sesuai jadwal dan kebutuhan BUMDES

5. Kemampuan teknis

6. Kemampuan untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya

7. Konsentrasi pada pekerjaan

8. Kemampuan untuk mengerti dan bekerja berdasarkan jadwal dan

pengadaan sumber daya (mau kerja lembur jika dibutuhkan)

9. Kemampuan untuk saling mempercayai, bukan seperti seorang

pahlawan yang mampu bekerja sendiri

10.Seorang wirausaha, tetapi terbuka pada usulan dan gagasan

11.Kemampuan bekerja tanpa dan diluar struktur formal

(60)

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN BUMDES

Pelatihan kewirausahaan, khususnya kewirausahaan

sosial, pelatihan pengembangan model bisnis

Pelatihan studi kelayakan usaha

Pelatihan penyusunan rencana usaha

(business plan)

Pelatihan penyusunan rencana strategis

Pelatihan manajemen usaha (produksi, pemasaran,

keuangan dan SDM)

Pelatihan lain sesuai dengan kebutuhan khusus

BUMDES

Mengukur kinerja Pelaksana BUMDES dengan metode

(61)

KOMPENSASI PELAKSANA

BUMDES

1. Sistem Penggajian dalam bentuk upah atau gaji,

tunjungan dalam bentuk natura (beras, gula dan

pakaian) dan

fringe benefits

(pensiun, asuransi

kesehatan, kendaraan dinas, makan siang)

2. Dinamika variasi upah bagi Pelaksana khususnya

BUMDES yang telah maju

3. Kebijakan penentuan upah bagi daerah yang

telah menetapkan UMR sebagai standar

salary

4. Aspek penentuan Tingkat upah dilihat dari

kondisi

BUMDES,

keterampilan

Pelaksana

BUMDES, standar hidup, dan jenis pekerjaan

(62)
(63)

FENOMENA PENGEMBANGAN BUMDES

NO.

PENGELOLA

BUMDES

SKPD LAIN

MASYARAKAT

PERSEPSI

BUMDES

SAMA

DENGAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DAN

BANTUAN

PEMERINTAH

LAINNYA

BUMDES PROYEK

MILIK BPMPD

BUMDES

DIKELOLA ORANG

DEKAT

KEPALA

DESA

KOORDINASI

ADA

KECURIGAAN

ANTAR

PENGELOLA

UNTUK

SALING

MENCARI

KEUNTUNGAN

TERBATAS PADA

PROGRAM YANG

SALING

MENGUNTUNGKA

N

MASYARAKAT

KURANG

TERTARIK

MENGIKUTI

PERKEMBANGAN

BUMDES

DAMPAK

UNIT

USAHA

MACET

BUMDES

TIDAK

BERKEMBANG

UNIT

USAHA

MENUMPUK

DI

KELOMPOK

KADES

DAN

(64)

HASIL PENELITIAN

BUMDES-BANTAENG

NO USAHA USAHA USAHA

1. PENJUALAN KAIN KASUR PENGGEMUKAN SAPI JASA REKENING LISTRIK, TELEPON DAN

AIR

2. JUAL GAS ELPIJI MITRA KOMPOS GROSIR BARANG CAMPURAN 3. KIOS SARABA PERDAGANGAN HASIL

BUMI TRAKTOR TANGAN 4. PERDAGANGAN RUMPUT

LAUT TERNAK DAN RAK TELURPERJUALAN PAKAN JASA SIMPAN PINJAM 5. WARUNG SERBA ADA

(WASERDA) USAHA JASA AIR BERSIH USAHA GROSIR 6. FOTOCOPI DAN ATK SARANA PRODUKSI

PERTANIAN (SAPROTAN) JASA SEWA ALAT PESTA 7. USAHA BATU BATA TATA RIAS DAN

PERLENGKAPAN ACARA PESTA

PEMBIMBITAN BAWANG DAN TALAS

8. PEMIPILAN JAGUNG PENJUALAN KAYU BAKAR WARNET 9. USAHA LISTRIK DESA USAHA TRANSPORTASI

DESA PASAR DESA

10 TEMPAT PELELANGAN

(65)

KOPERASI DAN BUMDES BERBEDA?

BUMDES

dibentuk/didirikan

oleh

pemerintah desa dan warga desa

sehingga kekuasaan tertinggi ada pada

msuyawarah desa, sedangkan koperasi

adalah kelembagaan ekonomi yang

didirikan oleh beberapa orang yang

mempunyai tujuan sama, dan kekuasaan

tertinggi ada pada rapat anggota.

Keuntungan usaha BUMDES berupa SHU

menjadi pendapatan bagi PADes dan

digunakan untuk kesejahteraan warga

desa lewat pembangunan, sedangkan

keuntungan

SHU

dalam

koperasi

(66)
(67)
(68)

TERIMAKASIH

Atas Perhatiannya

Mohon Maaf Kalau

Kurang

Gambar

Gambar Apa ?

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan UNBK harus terus dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pencapaian hasil belajar siswa yang jujur dan mandiri, serta latar belakang pendidikan

Patih jeung Murayung tèa seug dibendian ku patih papatong jeung ratu Sari nu ngusirna patih Badul Raja Nur Sewan ngandika kami mah patih pandeuri. Raden patih mecut kuda

Disini harapan pondok pesantren Mukmin Mandiri terhadap para santrinya adalah ketika para santri sudah mampu menguasai kegiatan baik itu produksi dan marketing

Suatu teknologi akan diterapkan secara berkelanjutan jika secara ekonomi teknologi tersebut memberikan insentif yang lebih baik dibandingkan dengan teknologi lama.Hasil

Karyawan atau pensiunan dapat melakukan pengobatan atau pengecekan kesehatan sebagai salah satu tunjangan dalam bidang kesehatan, dengan hanya menggunakan kartu

Berdasarkan uraian paparan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) penerapan program PHBS di SDLB-B YPTB dilakukan melalui

Perkembangan Fungsi Kardiorespirasi pada Anak Usia 10-13 Tahun VO2max pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kadar lemak tubuh, usia, jenis kelamin, penyakit