• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

5

Analisa produk cacat meliputi cacat sinkmark, warpage, dan

shortshot. Cacat produk plastic yang dibuat dari tiga tipe cetakan yaitu

cetakan solid bersaluran pendingin lurus, LaminatedSteelTooling

bersaluran pendingin conformal dan softtooling bersaluran pendingin

conformal. Perbedaan penyusutan dimensi produk pada percobaan

antara system pendingin lurus, conformal laminasi dan

conformalsoftooling yang signifikan terlihat pada dimensi tinggi produk

dan dimensi luar, baik diameter luar menurut sumbu X maupun menurut sumbu Y. Presentasi penyusutan dimensi produk pada system pendingin conformallaminasi dan softtooling lebih kecil jika dibandingkan dengan penyusutan pada system pendinginan lurus, perbandingan penyusutan dimensi diameter pada sumbu X maupun menurut sumbu Y sama. Ini membuktikan bahwa system pendinginan

conformallaminasi dan softtooling mempunyai kontribusi yang lebih

optimal dalam mengendalikan penyusutan dimensi produk. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa saluran pendingin tipe conformal

mempunyai kesilindrisan yang lebih baik dibanding cetakan bersaluran berpendingin lurus. Cacat produk yang paling banyak pada jenis ini cetakan tipe solid bersaluran pendingin lurus dan tipe

laminatedsteeltooling bersaluran pendingin conformal, Bambang

Waluyo Febriantoko (2011).

Pembuatan modeling pada bentuk 3D (tiga dimensi)

injectionmolding maupun cavity maupun core dengan menggunakan

catia. Kemudian dilakukan analisis dengan softwareMoldflow untuk

pembuatan mesh dan memberikan batasan panas pada komponen sehingga dapat diketahui mode penyusutannya. Analisis ini akan

(2)

memberikan gambaran tentang fluida. Pada fluida tersebut akan dilihat gejala terjadinya cacat produk, Agus Dwi Anggono (2005). Metode rapidlamination dalam pembuatan rappidprototyping sudah di kembangkan sejak beberapa tahun lalu. Pelopor metode lamination

ini diawali sejak tahun 1979 oleh professor Nakagawa yang dipublikasikan sejak tahun 1980 dengan aplikasi cetakan untuk baja, Alumunium dan SoftTooling. Chung dkk (2003). Dalam beberapa tahun kedepan mulai muncul beberapa peneliti yang mulai focus pada laminasi plat baja,baik skala kecil sampai pada industry Dirgantara. Fheirera dan Matheus (2004)

Cacat Short Shot digunakan untuk menjelaskan dimana suatu kondisi lelehan material plastikakan diinjeksikan ke dalam cavity tidak mencapai kapasitas yang idealatau tidak sesuai settingan mesin,sehingga plastic yang diinjeksikan ke dalam cavity mengeras terlebih dahulu sebelum memenuhi cavity.

Cacat Short shot terjadi karena beberapa faktor diantaranyaKarena desain cetakan (missal:desain

gate,desainventing,runner,dll), kurangnya feeding (tekanan

injeksi,volume injeksi,dll),karakteristik material (viskositas,fluiditas,ataukarena material terlalu cepat membeku). Sumber (PT Pyojoon Mold Indonesia).

variasi serbuk aluminium dan serbuk kuningan sebagai bahan pengisi mold berpengaruh terhadap penyusutan dimensi produk dan diperoleh penyusutan dimensi produk pada mold yang berisi serbuk aluminium lebih rendah presentasenya dibandingkan mold yang berisi serbuk kuningan.Suyono(2011).

(3)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Proses pembentukan polimer

Plastik adalah polimerrantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Pakar ilmu material, Van vlack (1889) berpendapat polimer dihasilkan melalui penggabungan banyak unit tunggal (monomer) menjadi satu rantai molekuler” (Djaprie, 2004: 32).

Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan diatas panaspenggunanya. Plastik dapat dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan menggunakan proses

injection molding. Plastik merupakan material

nonmetaliksintetik yang dapat dibentuk dengan

menggunakancasting, moulding, atau extruding dan mungkin juga bisa dikeraskan untuk mempertahankan bentuk yang diinginkan. Yang termasukdalam kategori plastik adalah karet sintetik, keramik dan glass.Plastik diperoleh melalui proses sintesis dari berbagaibahan mentah yaitu : minyak bumi, gas bumi dan batu bara. Plastikjuga dapat dinamakan bahan organic terdiri dari persenyawaankarbon, kecuali plastik silicon

yang mengandung silicium sebagaipengganti karbon (silicium

secara kimiawi mirip dengan karbon).Plastik juga disebut bahan berstruktur mikromolekuler karenabahan tersebut terdiri dari molekul-molekul yang besar (makro).

Plastik pada umumnya mempunyai kelebihan-kelebihansebagai berikut: ringan, harga murah, tahan terhadap bahan kimiadan kelembaman, tahan terhadap gesekan, tahan karat, keras dan kuat, dapat berfungsi sebagai

(4)

insulator baik kimia maupun listrik, mudah dibentuk dan di

machining.

Macam-macam plastik Secara garis besar plastik dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu plastik thermoplastic dan plastik

thermosetting. Plastik thermoplastic adalah plastik yang tidak

mengalami perubahan kimia pada proses pembentukan dan dapat melunak dengan pemanasan yang kemudian menjadi plastik lagi. Plastik thermosetting adalah plastik dimana dapat berubah menjadi produk yang tidak dapat mencair dengan temperature ataupun kimia. Plastik tipe ini sekali dibentuk dibawah tekanan pada temperature 250°F - 500°F akan tetap tidak dapat menjadi lunak atau mencair, dan menjadi terbakar pada temperature tinggi.

1. Plastik thermoplastic

Plastik thermoplastic mempunyai susunan molekul benang ruwet dan tanpa ikatan. Molekul-molekul makro bersatu karena adanya gaya yang berasal dari gesekan danbelitan antar molekul. Plastik semacam ini sangat mudahmengalami deformasi (perubahan bentuk) apabila terkenagaya yang relative kecil karena posisi-posisi molekul mudah bergeser. Susunan molekul yang semula seperti benang ruwet apabila terkena gaya akan berubah secara teratur (searah dengan gaya). Pada temperature ruang, gaya lekat antar molekul ini relatif besar, artinya plastik (thermoplastic) keras. Dengan naiknya temperature maka berkuranglah gaya lekat antar molekul, belitan molekul mengendorkan dari plastic menjadi elastic. Apabila dipanaskan lebih lanjut maka molekul-molekul makro akan mudah bergerak, artinya plastiknya menjadi lunak dan akhirnya mencair. Pada proses pendinginan

(5)

plastik yang mula-mula dalam keadaan cair melalui tahap lunak dan elastic menjadi material keras. Perubahan keadaan ini dapat diulangi tanpa batas. Berdasarkan sifat mampu diubah melalui pemanasan tersebut, jenis plastik ini dinamakan dengan thermoplastic. Ketahanan plastik terhadap perubahan suhu bila meleleh pada suhu tertentu melekat mengikuti perubahan suhu, bersifat reversible

(dapat kembali ke bentuk semula atau mengeras bila didinginkan).Beberapa macam plastik thermoplastic

adalah sebagai berikut :

a. Polycarbonate

Mempunyai kekuatan impact yang tinggi, kekakuan yang tinggi, kondisi dimensi yang stabil dan tahan terhadap retakan, serta kemampuan yang rendah dalam menyerap air.

b. Polystyrenes

Merupakan material yang transparan.Resin ini banyak digunakan dalam bidang kelistrikan,kurang sensitive

terhadap air,tahan terhadap distorsi,dan mempunyai kekuatan impact yang terbatas.

c. Polyvinyl and vinyl copolymers

Polyvinyl mempunyai kegunaan yang sangat banyak

dalam kehidupan sehari-hari, karena dia memiliki keuntungan yang sangat banyak. Secara garis besar material ini tidak sensitive terhadap air dan temperatur yang rendah, tahan terhadap pengikisan, dan mempunyai warna yang tidak terbatas, selain itu jugatidak mengandung bahan kimia.

d. Polyethylene

Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: Low Density,

(6)

kondisi fisik yang berbeda mulai dari yang keras sampai lunak, dari padat sampai fleksibel, dan dari kuat sampai lemah.

e. Polypropylene

Polypropylene adalah sebuah polimer termoplastik

yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil, alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan labolatorium dan komponen otomotif. Biji plastik polypropylene dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1.Biji plastik polypropylene (Suyono, 2011)

Sifat-sifat polyprophylene serupa dengan sifat-sifat

polyethylene. Massa jenisnya rendah (0,90- 0,92)

g/cm3 termasuk kelompok yang paling ringan diantara bahan polimer, dapat terbakar bila dinyalakan dibandingkan polyethylene massa jenis tinggi. Titik lelehnya tinggi sekali (165°C), kekuatan tarik, kekuatan lentur dan kekuatannya lebih tinggi tetapi tahan impactnya lebih rendah terutama pada temperatur rendah. Sifat tembus cahayanya pada pencetakan lebih baik dari pada polyethylene dengan permukaan mengkilap, penyusutannya pada

(7)

pencetakan kecil, penampilan dan ketelitian dimensinya lebih baik. Sifat mekaniknya dapat ditingkatkan sampai batas tertentu dengan jalan mencampurkan serat gelas dan pemuaian termal juga dapat diperbaiki sampai setingkat dengan bahan

thermoseting. Sifat-sifat listriknya hampir samadengan

sifat-sifat pada polyethylene. Tahan kimianya kira-kira sama bahkan lebih baik dari pada polyethylene massa jenis tinggi (Boedeker.com,2010). Sifat-fisik, mekanis dan thermal dari polypropylene dapat dilihat pada Table 2.1.

Table 2.1.Sifat fisik, mekanis dan thermal dari polypropylene

(Boedeker.com, 2010)

f. ABS

(8)

memproduksi 1 polymer, yaitu acrylonitrile, butadiene,

dan styrene. Sifat-sifatnya adalah tahan terhadap

kimia,

mempunyai umur yang lama, ketangguhan dan kekuatan terhadap impact yang tinggi.

g. Fluorocarbons

Dikenal juga dengan Teflon dimana memiliki kekurangan yaitu kekuatan yang rendah dan biaya yang tinggi, akan tetapi fluorocarbons mempunyai kekuatan yang tinggi, sehingga banyak digunakan dalam peralatan elektrik.

h. Acetal

Resin ini mempunyai kelebihan yaitu kuat, keras yang mempunyai komponen kristal yang tinggi. Banyak digunakan untuk aplikasi dalam hal perpipaan dan kontainer.

i. Polyurethane

Banyak digunakan untuk proses extrusi dan rotasi

moulding. Memiliki daya tahan yang tinggi serta sangat

bersifat sebagai isolator yang baik terhadap panas dan listrik.

j. Aromatic Polyesters

Material yang banyak digunakan untuk solar energy

collectors, dan mempunyai kelebihan tahan terhadap

kimia yang sangat baik, tahan terhadap api.

k. Thermoplastic Polyester

Mempunyai kemampuan didaur ulang, ketangguhan, biaya yang rendah, dan ringan.

(9)

l. Shellac Compounds

Merupakan produk yang baik digunakan untuk produk produk elektrik, tahan terhadap gesekan dan kekenyalan.

2. Plastik thermosetting

Thermosetting atau termodursisabel, jenis plastik ini

tidak dapat mengikuti perubahan suhu (tidak reversible). Sehingga bila pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan dengan suhu tinggi tidak akan melunakkan jenis plastik ini melainkan akan membentuk arang dan terurai. Karena sifat termoset yang demikian maka bahan ini banyak digunakan sebagai tutup ketel. Plastik thermosetting

diklasifikasikan menjadi 6, yaitu :

a. Phenol Formaldehyde

Phenol formaldehyde stabil hingga suhu 150°C dan

merupakan isolator yang baik terhadap listrik. Merupakan produk yang baik digunakan untuk komponen elektrik, komponen plastik dalam kendaraan dan telepon.

b. Polyesters

Polyesters adalah jenis plastik thermosetting yang

sangat keras dan kuat, dengan berat molekul yang besar. Kegunaan utama adalah untuk komponen plastik dalam kendaraan dan kipas.

c.Epoxies

Epoxies digunakan sebagai pelekat karena sifatnya

(10)

d.Silicones

Silicones dapat digunakan setelah diperkuat dengan

serabut kaca dan suhu tinggi. Silicones dapat digunakan pada suhu 200°C bahkan dapat digunakan hingga hingga 800°C.

Banyak kesamaan antara proses pembentukan logam dengan proses pembentukan polimer. Fabrikasi material polimer umumnya dilakukan pada suhu tinggi dan dengan aplikasi tekanan. Tekanan harus diberikan ketika produk didinginkan agar bentuknya dapat dipertahankan. Untuk fabrikasi dengan bahan thermoplastik salah satu faktor ekonomis adalah kemampuannya untuk didaur ulang. Fabrikasi dengan bahan thermoset biasanya dapat dikeluarkan dari cetakan saat masih panas karena dimensinya sudah stabil. Polimer thermoset tidak dapat didaur ulang, tidak dapat mencair, selain lebih tahan terhadap kimiawi dan terhadap suhu yang tinggi.

2.2.2. Injection Molding

Injection molding pada polimer identik pengecoran

bertekanan pada logam dan merupakan salah satu teknik pembentukan polimer yang banyak digunakan. Untuk thermoplastik waktu satu siklus proses injection molding

singkat (sekitar 10-30 detik) karena produk langsung membeku setelah diinjeksikan ke dalam cetakan. Sementara, untuk thermoset waktu yang dibutuhkan agak lama karena pemanasan terjadi selama material berada dalam tekanan cetakan yang bersuhu tinggi.

Parameter yang harus diperhatikan dalam proses injection

(11)

terlalu tinggi, maka cacat flashes akan terjadi pada produk

injection molding, yaitu sirip yang melebar keluar pada garis

pemisah dua cetakan. Namun demikian, apabila tekanan dan suhu rendah maka cacat short shotakan terjadi pada produk

injection molding, yaitu rongga catakan tidak terisi sepenuhnya

sehingga terdapat kekurangan pada bentuk produk.

Produk-produk yang dihasilkan melalui proses injection

molding meliputi produk yang berukuran besar hingga

berukuran cukup kecil demikian juga produk yang sederhana hingga sangat rumit. Contoh produk yang dihasilkan melalu proses injection molding diantaranya printer, keyboard, casing

handphone, packing makanan dan minuman, pesawat telepon,

dashboard mobil, body motor, helm, peralatan rumah tangga

dan lain-lain. (Lihat Gambar 2.2 dan Gambar 2.3)

(12)

Gambar 2.3.Skematik proses injection molding (Sendi, 2012) 2.2.3. Kontruksi Mesin Injetion Molding

Secara umum konstruksi mesin injection molding terdiri dari tida unit pokok yang penting yaitu injection unit, clamping unit dan mold unit(Sendi, 2012).

1. Injection unit

Injection unit merupakan unit yang berfungsi untuk

melelehkan plastik dengan suhu yang disesuaikan dengan material plastik hingga mendorong cairan kedalam cavity

dengan waktu, tekanan, temperatur, dan kepekatan tertentu. (Lihat Gambar 2.4 dan Gambar 2.5)

Gambar 2.4.Bagian-bagian mesin injection molding (Sendi, 2012)

(13)

Gambar 2.5.Bagian-bagian injection unit (Sendi, 2012)

Bagian-bagian injection unit beserta fungsinya :

a. Cylinder Screw Ram

Cylinder Screw Ram berfungsi untuk mempermudah

gerakan screw dengan menggunakan momen inersia sekaligus menjaga putaran screw tetap konstan, sehingga didapatkan tekanan dan kecepatan yang konstan saat dilakukan proses injeksi.

b. Hooper

Hooper adalah tempat untuk meletakkan bahan baku

(bijih plastik) sebelum masuk ke barrel.

c. Barrel

Barrel adalah tempat screw dan selubung yang menjaga

aliran plastik ketika dipanasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk memanaskan plastik. d. Srew

Screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hooper

ke nozzel.

2. Clamping unit

Clamping unit berfungsi untuk membuka dan

menutup mold dan menjaga dengan memberikan tekanan pada penahan (clamping pressure) terhadap mold agar material yang diinjeksikan pada mold tidak meresap keluar

(14)

saat proses berlangsung. Skematis dan bagian-bagian

clamping unit dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6.Skematis dan bagian-bagian dari clamping unit(Sendi, 2012)

3. Mold unit

Mold unit merupakan bagian terpenting pada mesin

injection molding, yang mempunyai fungsi utama yaitu

untuk membentuk benda yang akan dicetak. Bagian-bagian utama dari mold unit dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7.Bagian utama dari mold unit (sendi, 2012) Bagian-bagian utama dari mold unit :

(15)

1. Sprue dan runner system

Sprue adalah bagian yang menerima plastik dari nozzel

lalu oleh runner akan dimasukan ke dalam cavity mold. Biasanya berbentuk taper (kerucut) karena dikeluarkan dari spruebushing. Sprue bukan merupakan bagian dari produk molding dan akan dibuang pada saat finising

produk.

2. Cavity side/ mold cavity

Cavity side atau mold cavity yaitu bagian yang

membentuk plastik yang dicetak, cavity side terletak pada stationary plate, yaitu plate yang tidak bergerak saat dilakukan ejecting.

3. Core side

Core side merupakan bagian yang ikut memberikan

bentuk plastik yang dicetak. Core side terletak

padamoving plate yang dihubungan dengan ejector

sehingga ikut bergerak saat dilakukan ejecting.

4. Ejector system

Ejector merupakan bagian yang berfungsi untuk

melepas produk dari cavity mold.

5. Gate

Gate yaitu bagian yang langsung berhubungan dengan benda kerja, sebagai tempat mulainya penyemprotan/ injeksi atau masuknya material ke dalam cavity.

6. Insert

Insert yaitu bagian lubang tempat masuknya material

plastik kedalam rongga cetakan (cavity).

7. Coolant channel

Coolant cannel yaitu bagian yang berfungsi sebagai

pendingin cetakan untuk mempercepat proses pengerasan material plastik.

(16)

2.2.4. SistemPendinginKonformal

Sistem saluran pendingin konvensiona lbanyak dipakai karena bentuknya yang lurus sehingga memudahkan proses pembuatan. Pembuatan lubang saluran dapat menggunakan proses gurdi atau proses bor. Lubang saluran pendingin dibuat dengan jumlah dan jarak tertentu pada bagian core dan cavity, seperti diperlihatkan pada Gambar2.8..Saluran pendingin konformal dibuat mengikuti kontur produk yang dicetak sehingga memungkinkan terjadi proses pendinginan yang seragam dan lebih cepat (Gambar2.9.). Kelemahan dari system pendingin ini adalah jika cetakan terlalu dingin maka dibutuhkan proses pemanasan untuk memanaskan rongga cetakan, karena temperature rongga cetakan yang ideal untuk proses pengisian minimal 50 ◦C. Kelemahan ini biasanya diatasi dengan memasukkan air panas atau uap panas kedalam saluran pendingin, bergantian dengan air pendingin, dan inilah yang disebut rapidheatcycle molding.

Gambar2.8.Sistem pendingin konvensional, (A) cavity, (B)

(17)

Gambar2.9.Sistem pendingin konformal (Sachs, 2000) Hasil penelitian yang berkaitan dengan ke efektifan pendingin konformal pada cetakan dengan dan tanpa pendingin konformal disampaikan oleh Ring (2002), dan menunjukkan perbaikan yang signifikan dan penurunan waktu siklus proses. Penggunaan material dengan konduktifitas

panas yang tinggi seperti tembaga atau nikel mampu meningkatkan efisien sisiklus proses sampai 70% dibandingkan cetakan serupa tanpa pendingin konformal. Penelitian tentang ini disampaikan oleh Jacobs (1999).

2.2.5. Cacat Produk Injection Molding

Kualitas akhir permukaan dari produk plastik injection

molding merupakan karakteria utama dari standar kualitas

produk. Namun keadaan ini tidak dapat mutlak dipenuhi sehingga sering kali terjadi gangguan/cacat produk yang dapat merusak penampilan produk. Cacat produk dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, baik yang bersumber pada faktor parameter proses maupun faktor desain.

Untuk mengatasi masalah cacat tersebut tentunya harus disesuaikan dengan bentuk dan gangguan atau cacat yang timbul serta pengaruh terhadap produk. Macam-macam cacat produk pada proses injection molding ialah warpage, sink mark,

(18)

Short shot, weld line, flash, air trapped dan incompletely fillet

parts(Sendi, 2012).

Beberapa permasalahan yang sering ditemukan pada produk hasil injection molding antara lain:

a. Short-shot

Short-shot adalah cacat produk akibat pengisian yang

tidak sempurna. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain:

 Pelelehan biji plastic yang tidak sempurna.  Injeksi yang lambat.

 Tekanan injeksi yang lemah.

 Temperature peleburan yang rendah.  Temperature mold yang randah.  Udara tidak keluar dari mold cavity.

Gambar 2.10.Defect short-shot

Sumber (PT Pyojoon Mold Indonesia)

b. Sink or air bubble

Sink adalah keadaan cacat produk berupa bentuk

cembung pada permukaan, sedangkan air bubble

ditemukan gelembung udara didalam produk. Hal ini bias disebabkan oleh:

(19)

 Perbedaan temperature pada dinding mold yang signifikan.

 Tekanan injeksi yang rendah.  Temperature material yang tinggi.  Tidak cukup pendinginan pada cetakan.  Lubang keluar angin (air vent) terlalu kecil.

c. Warpage

Warpage adalah kondisi cacat produk yang terlihat

sebagai permukaan yang melengkung atau terbelit. Hal ini bias diakibatkan oleh:

 Pendinginan cetakan yang tidak seragam.

 Perbedaan temperature yang tinggi disebagian cetakan.

 Tekanan tunggu (holding pressure) yang rendah.

Gambar 2.11.Defect warpage

d. Weld mark or flow mark

Weldmark merupakan cacat produk berupa garis

dipermukaan produk yang disebabkan oleh:  Injeksi yang lambat.

 Sushu peleburan yang rendah.  Suhu cetakan yang rendah.

 Permukaan cetakan terkontaminasi minyak.  Udara tidak keluar dari cetakan dengan lancar.

(20)

e. Discolored molding

Discolored molding merupakan cacat berupa

pelenturan warna pada produk. Hal ini disebabkan oleh:  Temperature peleburan yang tinggi.

 Proses peleburan material yang terlalu lama.  Pencampuran warna yang tidak stabil.

f. Black spot

Black spot adalah dimana keadaan cacat produk

ditemukan seperti bintik hitam pada produk, hal ini dipengaruhi oleh:

 Kurang bersih saat penggantian material.

 Material yang mengalami pemanasan/pengeringan yang berlebihan.

 Proses pewarna yang tidak stabil.

g. Weld line

Weld line adalah dalah ketika dua atau lebih aliran

lelehan depan material yang digambarkan dengan garis “V” sempit yang bertemu pada kedua unjung aliran lelehan material.

Penyebab weld line:

 Titik antara injeksi dan transfer terlalu dekat.  Waktu pendinginan terlalu singkat.

Mold atau material temperature terlalu rendah.

Gambar 2.12.Defect weld line

(21)

h. Sink mark

Sink mark merupakan cekungan atau lengkungan

yang terjadi pada permukaan luar pada komponen yang dibentuk.

Penyebab Sink mark:

 Perbedaan ketebalan produk.

 Perbedaan temperature core dengan cavity.

Loading time material terlalu cepat.

 Kurangnya kemampuan pendingin dari mold tersebut.  Peningkatan suhu karena putaran screwterlalu cepat.  Temperature resin, temperature die, injection speed

terlalu tinggi atau rendah.

Gambar 2.13.Defect sink mark

Sumber (PT Pyojoon Mold Indonesia)

i. Flashing

Flashing adalah jenis minor defect pada material

artinya material masih bisa dikatakan ok tetapi harus dilakukan pembersihan pada produk.

Penyebab defect flashing:

 Kurangnya pressure clamping moldpada mesinnya.  Kurangnya kerapatan mold saat injeksi.

Design produk yang tidak sesuai dengan mold.

(22)

Gambar 2.14.Defect flashing

2.2.6. Parameter Proses Injection Molding

Parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses pembuatan produk plastik dengan metode injection

molding adalah:

1. Temperatur leleh (melt temperature )

Adalah batas temperatur dimana bahan plastik mulai meleleh saat diberikan energi panas.

2. Batas tekanan

Adalah batas tekanan udara yang perlu diberikan untuk menggerakan piston guna menekan bahan plasti yang telah dilelehkan.Tekanan yang terlalu rendah kemungkinan bahan plastik tidak akan keluar atau terinjeksi ke dalam cetakan.

3. Waktu tahan

Adalah waktu yang diukur dari temperatur leleh disetting telah tercapai hingga keseluruhan bahan plastik yang ada dalam tabung pemanas benar-benar telah meleleh semuanya.

4. Waktu tekan

Adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk memberikan tekanan pada piston yang mendorong plastik yang telah leleh.

(23)

5. Temperatur cetakan

Adalah temperatur pemanas cetakan awal sebelum dituang bahan plastik yang meleleh.

6. Kecepatan injeksi

Adalah kecapatan lajunya bahan plastik yang telah meleleh keluar dari nozzel untuk mengisi rongga cetak.

7. Ketebalan dinding cetakan

Menyangkut desain secara keseluruhan dari cetakan. Semakin tebal dinding cetakan, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya cacat.

2.2.7. Cacat Short Shot

Short Shot digunakan untuk menjelaskan dimana suatu

kondisi lelehan material plastic akan di injeksikan ke dalam cavity tidak mencapai kapasitas yang ideal atau tidak sesuai settingan mesin,sehingga plastic yang di injeksikan ke dalam

cavity mengeras terlebih dahulu sebelum memenuhi cavity.

(Lihat Gambar 2.15).

Gambar 2.15. DefectShortShot

Sumber ( PT Pyojoon Mold Indonesia )

Cacat shortshot terjadi karena beberapa factor diantaranya karena pelelehan biji plastic yang tidak sempurna, injection

yang lambat, tekanan injeksi yang lemah, suhu peleburan yang rendah, suhu mold yang rendah, dan udara tidak keluar dari

(24)

Cacat shortshot dapat di kurangi dengan jalan meningkatkan suhu material sesuai dengan batasannya, meningkatkan kecepatan injeksi material, mengganti fluiditas material dengan yang lebih baik, menstandarisasi ketebalan dinding pada tiap-tiap cavity, supply material harus selalu berkelanjutan jangan sampai ada jeda.

Cacat shortshot sangat penting didalam injectionmolding

pada pembentukan plastic, diramalkan masalah pengambilan tempat dipabrikasi terutama pada shortshot. Ada beberapa penerbit pada topic ini diteliti yaitu simulasi teoritis dan pada hasil bersifat percobaan. Simulasi panas pada ShortShot

sebagai masalah pendinginan didalam moldcavity tak berbentuk polimer. Dikatakan bahwa ShortShot adalah perwujudan dari bentuk produk yang di akibatkan oleh momen yang kurang sempurna.

Bagian yang kurang merata atau berlubang yaitu jumlah terbesar ShorShot. Cacat ShortShot juga di perkirakan dari perbedaan suhu bagian atas dan permukaan yang lebih rendah. Didalam ShortShot juga dipelajari pabrikasi menyangkut kondisi seperti suhu cetakan, suhu leleh, tekanan, ketebalan dinding dan penyusutan.

Cacat Short shot terjadi karena beberapa faktor diantaranya:  Pelelehan biji plastic yang tidak sempurna

 Injeksi yang lambat

 Tekanan injeksi yang lemah  Suhu peleburan yang rendah  Suhu mold yang rendah

(25)

2.2.8. Termofisika 1. Pemuaian

pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Benda yang diberi panas pada umumnya akan mengalami kenaikan suhu ini berarti bahwa getaran molekul menjadi lebih keras. Makin banyak tumbukan yang terjadi makin besar jarak pisah antar molekul-molekul itu,sehingga terlihat bahwabenda tersebut mengembang atau muai. Jadi semua benda padat,cair dan gas pada umumnya muai bila di panaskan dan menyusut jika didinginkan.

2. Perpindahan panas

Bila dua benda atau lebih yang berbeda suhu bersinggungan atau berdekatan, maka akan terjadi perpindahan panas dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah, sedemikian hingga akhirnya dicapai suatu suhu akhir yang sering juga disebut suhu kesetimbangan. Suhu kesetimbangan adalah kondisi ketika proses perpindahan panas berhenti ditandai dengan kesamaan suhu dari kedua benda yang mengalami proses perpindahan panas. Bila suhu akhir ini sudahdicapai, maka proses perpindahan panas berhenti dan bendabenda itu dikatakan setimbang termis. Sistem perpindahan panas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Perpindahan panas konduksi

Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan kalor atau panas melalui peranara, dimana zat perantaranya tidak ikut berpindah, dalam arti lain, konduksi/hantaran yaitu perpindahan kalor pada suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan pertikel-partikelnya.

(26)

b. Perpindahan panas konveksi

Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran diamana zat perantaranya ikut berpindah. Jika partikel berpindahdan mengakibatkan kalor merambat. Maka terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).

c. Perpindahan panas radiasi

Perpindahan panas radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Biasanya disertai dengan cahaya.

Gambar

Gambar 2.1.Biji plastik polypropylene (Suyono, 2011)
Table 2.1.Sifat fisik, mekanis dan thermal dari polypropylene  (Boedeker.com, 2010)
Gambar 2.2.Bagian utama mesin injection molding (Sendi, 2012)
Gambar 2.3.Skematik proses injection molding (Sendi, 2012)  2.2.3. Kontruksi Mesin Injetion Molding
+6

Referensi

Dokumen terkait

Oktaviani, (2013) pada saat proses pembentukan plastik dengan menggunakan injection molding ada empat faktor yang harus diperhatikan, yaitu temperatur

Apabila konsentrasinya sangat rendah, partikel polimerik (nano) akan mengalami proses electrospray karena viskositas cairan yang rendah dan tegangan permukaan

Pada tekanan evaporator, titik didih refrigeran haruslah lebih rendah daripada temperatur lingkungan (media kerja atau media yang didinginkan), sehingga dapat

Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara yang rendah serta bergerak

Argya, Tri (2011) dalam skripsinya berjudul “Perancangan Runner pada Mold Base Produk PHR-11 Untuk Mengurangi Jumlah Material Terbuang (Studi Kasus di PT. Semyung Prima)”

Metode hidrotermal dianggap paling baik digunakan untuk pembentukan komposit karena dapat dikerjakan pada suhu dan tekanan yang rendah serta dengan bantuan pelarut sebagai

Temperatur mold dapat mempengaruhi laju pendinginan (pembekuan) material plastik, mold dengan temperatur yang terlalu rendah akan sulit di isi oleh material

Setelah dipastikan mold dihimpit dengan tekanan tinggi. Maka Unit injeksi yang terdiri dari nozzle, barrel, dan screw dan seterusnya. Bergerak mendekati mold hingga