• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang. Pelayanan publik pada dasarnya merupakan pemberian pelayanan kepada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang. Pelayanan publik pada dasarnya merupakan pemberian pelayanan kepada"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

H. Latar Belakang

Pelayanan publik pada dasarnya merupakan pemberian pelayanan kepada masyarakat terkait dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai warga negara.1 Pelayanan publik juga diartikan sebagai suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Bentuk kewajiban negara terhadap warga negaranya sesuai amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yakni untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara salah satunya dengan melaksanakan pelayanan publik secara efektif dan efisien. Dalam pelayanan perizinan terdapat berbagai macam jenis perizinan antara lain izin usaha, izin industri, izin reklame, izin mendirikan bangunan, izin gangguan dan lain sebagainya. 2

Permasalahan yang sering terjadi dalam pelayanan publik di Indonesia khususnya Kota Medan yaitu kualitas produk layanan belum dapat memuaskan penggunanya. Selama ini publik tidak diposisikan sebagai subyek dalam

1

Lijan poltak Sinambela, Reformasi pelayanan Publik. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm 5

2

Agus Suciptoroso, Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Dan Pajak Reklame (studi kasus

di badan pelayanan terpadu kabupaten sragen), Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

(2)

penyelenggaraan pelayanan publik, maka keluhan publik tidak dianggap penting. Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan, saran, aspirasi dari masyarakat pengguna layanan. Sehingga pelayanan dilaksanakan apa adanya tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu. Kelemahan lain dari penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia adalah kurang informatifnya penyelenggaraan pelayanan publik. Informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan publik yang seharusnya diterima oleh masyarakat kadang tersendat atau bahkan tidak diberikan sehingga publik kurang paham adanya suatu pelayanan publik, standart pelayanan apa yang harus diberikan dan hak-hak apa saja yang dimiliki oleh publik. Selain itu permasalahan lain yaitu kurang koordinasi dalam pelayanan publik sehingga sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara instansi pelayanan yang satu dengan instansi pelayanan lain yang terkait.

Pelayanan publik izin reklame yang dimaksud dengan reklame di sini bentuknya berupa iklan diluar ruangan. Reklame yang dimaksud adalah reklame papan/billboard/bando, reklame megatron/videotron/large electronic display (LED), reklame neon box, reklame neon sign, reklame baliho, reklame kain/banner/umbul-umbul, melekat/poster/stiker/rombong, reklame selebaran, reklame berjalan/kendaraan, reklame apung, reklame film/slide.

Pemasangan reklame, selain pada bangunan juga pada ruang terbuka. Reklame sendiri dapat diartikan Benda, alat atau perbuatan yang menurut bentuk susunan dan atau corak ragamnya dengan maksud untuk mencari keuntungan

(3)

memujikan suatu barang, jasa atau seseorang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum.3

Penyelenggaraan Reklame di Kota Medan telah diatur dalam Pasal 12 Peraturan Daerah Kota Medan nomor 11 tahun 2011 disebutkan, (1) Pemungutan Pajak Daerah dilarang diborongkan. (2) Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Walikota dibayar dengan menggunakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa karcis dan nota perhitungan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran pajak diatur dengan Peraturan Walikota.4

Izin termasuk sebagai ketetapan yang bersifat konstitutif, yakni ketetapan yang menimbulkan hak baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh seseorang yang namanya tercantum dalam ketetapan itu, atau ketetapan yang memperkenankan sesuatu yang sebelumnya tidak dibolehkan. Dengan demikian, izin merupakan instrumen yuridis dalam bentuk ketetapan yang bersifat konstitutif dan yang digunakan oleh pemerintah untuk menghadapi atau menetapkan peristiwa konkret. Sebagai ketetapan, izin itu dibuat dengan 7 ketentuan dan persyaratan yang berlaku pada ketetapan pada umumnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.5 Izin (vergunning) adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan peraturan perundang-undangan.

3

Hendri S. Siswosudiro, Buku Pintar Pengurusan Perizinan Dan Dokumen, Transmedia Pustaka, Jakarta, 2008, hlm 67

4

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame Pasal 12 5

Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm.180

(4)

Izin dapat juga diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari suatu larangan.6

Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.7

Peraturan Daerah Kota Medan Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Penataan Reklame, hendaknya dilaksanakan dan diterapkan lebih tegas oleh pemerintah Kota Medan kepada penyelenggara-penyelenggara reklame. Hal tersebut perlu dilakukan karena pada saat ini di wilayah Kota Medan mempunyai banyak sekali reklame dari berbagai bentuk, jenis, gambar, ukuran serta warna yang beraneka ragam bahkan ada yang sudah habis masa izinnya masih berdiri tegak di sepanjang jalan di Kota Medan.

Seperti yang di Jalan Balai Kota Medan dua unit baliho bermasalah yang didirikan di antara 13 titik ruas jalan bebas reklame menjadi sasaran pembongkaran yang dilakukan tim terpadu penertiban, penindakan dan pembongkaran papan reklame.8 Dengan pembongkaran yang dilakukan ini, tim terpadu sampai saat ini sudah membongkar sebanyak 20 dari 68 papan reklame

6

Ibid, hlm 168. 7

Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penataan Reklame 8

http://www.medantalk.com/dua-unit-baliho-bermasalah-yang-didirikan-di-antara-13- titik-ruas-jalan-bebas-reklame-menjadi-sasaran-pembongkaran-yang-dilakukan-tim-terpadu-penertiban-penindakan-dan-pembongkaran-papan-reklame-dua/diakses tanggal 11 Desember 2016.

(5)

yang menjadi target pembongkaran. Berkisar 70 persen papan reklame yang berdiri di Kota Medan ternyata tidak memiliki izin. Bahkan, papan reklame yang tidak berizin itu berdiri di sejumlah jalan protokol..9 Alasan pembongkaran papan reklame yang didilakukan Dinas Tata Ruang Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan yaitu didirikan di wilayah yang tidak dibenarkan atau menyimpang dan menyalahi estetika maupun telah habis masa izinnya.

Penataan reklame di sepanjang kota Medan masih kurang baik, seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah kota Medan. Dalam hal ini pemerintah kota harus memberikan kebijakan peningkatan pelayanan publik untuk izin pemasangan reklame. Pemerintah Kota Medan harus mengaturnya pada peraturan daerah yang jelas yang berhubungan dengan pemasangan reklame dengan adanya kebijakan pemerintah yang diatur dalam peraturan daerah maka diharapkan pemasangan reklame dapat terlaksana secara rapi dan tertata sebagaimana mestinya. Sehingga Pemerintah kota Medan menggelar sosialisasi perubahan mekanisme perizinan reklame dari Dinas Pertamanan Kota Medan kepada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB), Dinas Pendapatan (Dispenda) dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Medan di Balai Kota Medan.10

Banyak terjadi penyimpangandalam bidang perizinan, salah satunya izin pemasangan reklame di Kota Medan sehingga mengakibatkan dibongkarnya secara paksa reklame yang berbentuk billboard maupun LED oleh pihak

9 http://sumutpos.co/search/izin+pemasangan+papan+reklame+kota+medan diakses tanggal 11 Desember 2016. 10

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/05/22/96710/pemko-medan-sosialisasikan-perubahan-perizinan-reklame/#.WE97PmiSV3M, diakses tanggal 11 Desember 2016.

(6)

Pemerintah Kota. Penyimpangan-penyimpangan itu terjadi karena beberapa hal, misalnya reklame tersebut melanggar izin lokasi, terpasang di jalur hijau, dan reklame tidak memiliki izin.

Pelayanan publik sebagai bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat ataupun daerah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Seiring dengan penerapan sistem desentralisasi, pelayanan publik akhir-akhir ini menjadi diskusi yang hangat dan menjadi perhatian dikalangan masyarakat. Sebelumnya pelayanan publik kurang menjadi perhatian karena berkembang asumsi bahwa pelayanan publik itu hanyalah urusan pemerintah saja, mulai dari proses perumusan, kebijakan, implementasi sampai dengan evaluasi masyarakat seringkali tidak bisa mengakses segala informasi yang berkaitan dengan pelayanan publik ini.

Berdasarkan uraian di atas penulis memilih judul Prosedur Pemberian Izin Pemasangan Reklame Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011.

I. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaturan pemberian izin pemasangan reklame di Kota Medan?

(7)

2. Bagaimana prosedur pemberian izin pemasangan reklame berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 di Kota Medan?

3. Apa akibat hukum yang timbul bagi pemegang izin reklame?

J. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaturan pemberian izin pemasangan reklame di Kota

Medan.

2. Untuk mengetahui prosedur pemberian izin pemasangan reklame berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 di Kota Medan.

3. Untuk mengetahui akibat hukum yang timbul bagi pemegang izin reklame. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbang saran dalam ilmu pengetahuan khususnya bagi ilmu Hukum Administrasi Negara yang mengatur tentang pemberian izin pemasangan reklame di Kota Medan.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau sumbangan pemikiran bagi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu mengenai prosedur pemberian izin pemasangan reklame Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 Di Kota Medan.

(8)

K. Keaslian Penulisan

Penulis telah menelusuri seluruh daftar skripsi di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan arsip yang ada di Departemen Hukum Administrasi Negara, akan tetapi penulis tidak menemukan adanya kesamaan judul ataupun permasalahan dengan judul dan permasalahan yang penulis angkat yaitu tentang Prosedur Pemberian Izin Pemasangan Reklame Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011. Oleh karena itu, tulisan ini merupakan buah karya asli penulis yang disusun berdasarkan dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan ilmiah.

Adapun judul yang ada di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara antara lain

Fernando Tarigan 100200427, dengan judul penelitian Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Medan). Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah 1. Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Reklame Di Kota Medan.

2. Implementasi tentang peraturan daerah no. 11 tahun 2011 tentang penyelenggaraan reklame.

3. Hambatan pelaksanaan Peraturan Daerah No. 11 tahun 2011 tentang penyelenggaraan reklame di tinjau dari hukum administrasi negara.

Dengan demikian, dapat penulis disimpulkan bahwa skripsi yang penulis susun ini merupakan karya asli penulis dan tidak meniru dari kepunyaan orang lain. Penulis berani bertanggung jawab apabila ditemukan adanya kesamaan judul dan

(9)

permasalahan skripsi penulis dengan skripsi yang sebelumnya yang terdapat di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah.

L. Tinjauan Pustaka

Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan, atau hubungan antara negara dengan perseorangan, yang termasuk dalam hukum publik ini salah satunya adalah Hukum Administrasi Negara.11

Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu negara hukum itu terdapat aturan-aturan hukum yang tertulis dalam konstitusi atau peraturan-peraturan yang terhimpun dalam hukum tata negara. Meskipun demikian untuk menyelenggarakan persoalan- persoalan yang bersifat teknis, hukum tata negara ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan efektif. Dengan kata lain, hukum tata Negara membutuhkan hukum lain yang bersifat lebih teknis. Hukum tersebut adalah Hukum Administrasi Negara.12

Perizinan diistilahkan dengan licence, permit (Inggris); vergunning (Belanda). Izin hanya merupakan otoritas dan monopoli pemerintah. Tidak ada lembaga lain di luar pemerintah yang bisa memberikan izin dan ini berkaitan dengan prinsip kekuasaan Negara atas semua sumber daya alam demi kepentingan hajat hidup orang orang banyak.13 Instrumen perizinan diperlukan pemerintah untuk mengkonkretkan wewenang pemerintah. Tindakan ini dilakukan melalui

11

Adrian Sutedi, Op.Cit, hlm. 62 12

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm 23

13

(10)

penerbitan keputusan tata usaha negara. Keputusan izin diberikan untuk melakukan suatu usaha atau kegiatan termasuk bidang usaha atau kegiatan bidang lingkungan hidup.14 Reklame merupakan suatu objek yang digunakan untuk mempromosikan suatu barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan dalam rangka mengenalkan produk tersebut kepada masyarakat. Perusahaan yang menggunakan reklame untuk mengenalkan barang produksinya kepada masyarakat harus bisa memperhatikan keindahan agar dalam menarik minat masyarakat. Lokasi pemasangan reklame merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh para pengusaha, karenal hal tersebut akan mempengaruhi terhadap keberadaannya apakah lokasi pemasangan tersebut strategis sehingga menimbulkan keinginan dan minat masyarakat untuk membacanya.15

Kualitas pelayan publik ditentukan oleh faktor internal seperti prilaku kepemimpinan birokrasi dan perlengkapan sarana dan prasarana kerja, dan faktor eksternal seperti persepsi, sikap nilai nilai organisasi dan sentimen masyarakat terhadap kinerja aparat birokrasi.16

M. Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan ilmu mengenai jenjang-jenjang yang harus dilalui dalam proses penelitian, ilmu yang membahas metode ilmiah dan

14 Ibid 15

Asri Hikmatuz Zulfa, Upaya Penerapan Sanksi Hukum Administrasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Nganjuk Terhadap Penyelenggaraan Reklame Tanpa Izin (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Kabupaten Nganjuk), Jurnal Universitasitas Brawijaya Fakultas Hukum Malang 2015,hlm 5

16

Hardiyansyah, Kualitas Pelayanan Publik, konsep, Dimensi, Indikator dan

(11)

mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.17 Sebagai karya ilmiah maka penelitian ini juga menggunakan metode penelitian :

1. Jenis dan sifat penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, di mana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dipandang dari sisi normatifnya.18

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka sistematisasi maupun sinkronisasi berdasarkan aspek yuridis, dengan tujuan menjawab permasalahan yang menjadi objek penelitian.19

Studi kepustakaan dilakukan untuk mempelajari bahan hukum primer yang berupa peraturan perundang-undangan, bahan hukum sekunder yang berupa pendapat hukum dan pendapat bukan hukum dari buku, hasil penelitian, jurnal hukum, majalah, surat kabar, internet, serta makalah tentang masalah perizinan khususnya berkaitan dengan prosedur pemberian izin pemasangan reklame berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011. Tujuan dari melakukan telaah pustaka dan studi dokumen adalah untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya mengenai sumber maupun informasi yang relevan dengan pokok permasalahan penelitian.

17

Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Edisi 1, Granit, Jakarta, 2004, hlm 1

18

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media Publishing, Surabaya, 2005, hlm. 46.

19

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 116-117

(12)

Penelitian deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan mendiskripsikan secara sistematis dan faktual untuk mendapatkan saran-saran apa yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

2. Sumber data

Dalam penelitian ilmu hukum yuridis, sumber utamanya adalah bahan hukum bukan data atau fakta sosial karena dalam penelitian ilmu hukum yang dikaji adalah bahan hukum yang berisi aturan-aturan yang bersifat kepustakaan.20 Bahan-bahan hukum tersebut terdiri dari:

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari:

a) Norma (dasar) atau kaidah dasar, yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

c) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah d) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak

Reklame.

e) Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penataan Reklame

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti literatur dan artikel internet serta

20

(13)

jurnal dan publikasi hukum lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, koran,

ensiklopedia, majalah, website sebagai data pendukung.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan cara menginventarisir, mempelajari dan mendalami bahan-bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang terkait dengan penelitian ini secara sistematis dan terarah pada permasalahan yang dimunculkan, yakni terkait pengaturan pemberian izin pemasangan baliho atau reklame di Kota Medan. Untuk memperoleh data digunakan teknik-teknik pengumpulan data yaitu studi kepustakaan, dengan alat pengumpulan data berupa studi dokumen untuk mengumpulkan bahan hukum primer yang diperoleh melalui peraturan perundang-undangan, bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer, yaitu berupa dokumen atau risalah perundang-undangan, dan bahan hukum tersier, yang memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder antara lain: kamus hukum berbagai majalah maupun jurnal hukum.

4. Analisis data

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan dan membandingkan, sedangkan metode induktif

(14)

dilakukan dengan menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

N. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi ke dalam bab-bab yang menguraikan permasalahannya secara tersendiri, di dalam suatu konteks yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Penulisan ini disusun secara sistematis dalam bentuk skripsi yang terdiri dari 5 (lima) bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan awal yang berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka dan metode penelitian serta sistematika penulisan

BAB II PENGATURAN PEMBERIAN IZIN PEMASANGAN REKLAME DI KOTA MEDAN

Bab ini berisikan tujuan dan fungsi pemberian izin reklame, peraturan yang mengatur pemberian izin pemasangan reklame di Kota Medan dan instansi yang berwenang memberikan izin pemasangan reklame

BAB III PROSEDUR PEMBERIAN IZIN PEMASANGAN REKLAME BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2011 DI KOTA MEDAN

Bab ini berisikan gambaran umum badan pelayanan perizinan terpadu (BPPT) dam prosedur pemberian izin pemasangan reklame di Kota Medan serta hambatan dalam pemberian izin pemasangan reklame.

(15)

BAB IV AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL BAGI PEMEGANG IZIN REKLAME

Bab ini berisikan hak yang diperoleh pemegang izin reklame, kewajiban yang harus di penuhi oleh pemegang izin reklame dan sanksi terhadap penyalahgunaan izin yang diberikan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran merupakan penutup dalam penulisan skripsi ini, dalam hal ini penulis menyimpulkan pembahasan-pembahasan sebelumnya dan dilengkapi dengan saran-saran.

Referensi

Dokumen terkait

3. Tingkat Ketergantungan Masyarakat Terhadap Ketersediaan RTH: Tingkat ketergantungan masyarakat di Kecamatan Mijen menurun, selain dampak pembangunan yang

Diskriminasi secara langsung adalah perlakuan yang berbeda yang dapat terlihat secara langsung, sementara diskriminasi secara tidak langsung menunjuk kepada hukum atau praktik

Berdasarkan penelitian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada taraf signifikansi 5% tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada interaksi frekuensi waktu

LS2T could utilize ammonium as sole nitrogen source which associated with acetate and citrate as carbon source at different C/N ratios, resulting in ammonium

Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Strata-1, Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik pada tanggal 15 Januari

Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi, pada siklus I sebesar 73,43 dan pada siklus II meningkat menjadi 89,58.; (2) penggunakan model pembelajaran

Dengan adanya penambahan fasilitas ini mengakibatkan bertambahnya jumlah pengunjung yang menuju Kawasan Wisata Pantai Muaro Lasak Kota Padang, hal ini mendorong