• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

32

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah

Dengan antusiasme yang besar, modal nol dan pinjaman DM 25.000, Dieter Specht dan Hans vom Stein mendirikan Interroll pada tahun 1959. Interroll memulai bisnis di sebuah garasi di Wermelskirchen Jerman, sejak saat itu kini Interroll telah menjadi pemimpin pasar dunia dalam pasar material handling, dengan 1.500 karyawan dan jaringan global yang ahli dalam pengembangan, produksi dan penjualan.

Timeline

1959 Dieter Specht dan Hans vom Stein membangun Interroll 1966 Pabrik pertama kali dibuka di Wemelskirchen (Germany) 1968 Memulai kegiatan bisnis internasional

1988 Expansi ke Asia dimulai dari Singapore 1997 Interroll menjadi public company

2000 Paul Zumbuhl mengambil alih manajement grup Akuisisi perusahaan pembuat pallet flow SIPA

2003 Fokus pada unit material handling dan Akuisisi perusahaan Axman 2006 Interroll Akuisisi BDL

2007 Interroll Akuisisi Werner 2008 Expansi ke Brazil

(2)

2010 Interroll mengambil alih kegiatan bisnis dari licensee partner di Australia

2011 Expansi ke Turki 4.1.2 Profil Perusahaan

Interroll merupakan penyedia produk paling penting di mancanegara dalam material handling solution. Interroll didirikan pada tahun 1959, hingga saat ini Interroll memiliki 1500 karyawan, 29 perusahaan, headquarter di Switzerland, 23000 pelanggan.

Interroll memiliki 3 bisnis unit utama, yaitu drives and roller, dynamic storage, and automation. Konsentrasi pada pasar food processing, airport logistics, courier, warehousing and distribution, industry. Interroll memproduksi 10.000.000 rollers dan 3.000 jenis roller tiap tahunnya.

4.2 Deskripsi Proyek

4.2.1 Proses Perencanaan Proyek

Dalam proyek ini bisnis unit yang dikerjakan adalah dynamic storage dengan produk pallet flow. Berikut gambar 4.1 menjelaskan tentang skema aliran pekerjaan.

(3)

2

1 Height of Load with Pallet (mm) Length of Pallet (mm) 3 4 5 System 7 8 9 Block No. 6 10 12 11 Width of Palllet (mm) Total Weight (kg) No. of Levels

No. of Pallet per Level (pallet deep) No. of Channels

No. of storage capacity (pallets) Pallet material

No. of separator mechanism per lanes

A 1200 mm. 1730 mm. PLASTIC 1000 mm. 1000 kgs.

Roller Push Back

TOTAL STORAGE CAPACITY 3,912 P/P

4 13 58 3,016 B C 144 Pallet Flow 4 4 47 752 1 1 1 2 4 8 2 5 8 4.2.2 Cakupan proyek

Nama Proyek : Pallet Flow Rack Deadline Proyek : 23 Februari 2014 Total Kapasitas Rak : 3.912 Pallet Position

Batasan Proyek : Tidak mengerjakan proyek bangunan warehouse

Tabel 4.1 Spesifikasi Rak dan Jumlah Pallet Position

4.3 Work Breakdown Structure

Aktifitas yang dilakukan selama Proyek antara lain : 1. Pekerjaan Persiapan

a. Pemindahan material b. Pembersihan area proyek

c. Pemberian garis pembatas area proyek 2. Perakitan Upright Frame

a. Taruh batang frame ke area assembly frame b. Assembly batang frame dengan bracing

(4)

c. Taruh upright frame yang sudah jadi 3. Floor marking & floor leveling

a. Buat garis lurus berdasarkan drawing dari tembok b. Buat garis tegak lurus dengan garis sebelumnya c. Marking posisi kaki tiap-tiap frame.

d. Pengukuran level tiap-tiap frame yang nantinya menjadi penentuan jumlah shimplate yang digunakan

4. Rack Installation

a. Penegakkan upright frame b. Pemasangan beam dan bracing

c. Pemasangan baut frame, beam, dan bracing d. Pemasangan shim plate

e. Check level beam dan check diagonal tiap frame. f. Pengencangan rak dengan baut angkur

5. Roller Module Installation a. Disassamble dari pallet

b. Pemasangan roller module ke beam c. Aligning roller module

d. Pengencangan roller module ke boxbeam 6. Testing and Adjusting Roller

a. Test dan check arah aliran pallet

b. Adjust roller module roller dengan balok kayu 7. Finishing

a. Instalasi fencing dan stopper b. Pengecatan finishing

8. Training and Handover

Setelah proyek selesai manajer proyek akan melaksanakan training kepada operator dan staff yang akan menggunakan pallet flow rack. Kemudian akan

(5)

dilanjutkan dengan dokumen serah terima proyek yang juga menandakan berikhirnya proyek.

4.4 Durasi Setiap Aktivitas

Durasi dalam penentuan diperoleh dari keputusan manager teknik berdasarkan jumlah tenaga kerja dan peralatan yang akan digunakan serta pengalaman beberapa proyek yang sudah dilakukan. Dibawah ini merupakan durasi yang direncanakan :

Tabel 4.2 Aktivitas dan Durasi

4.5 Analisa Jaringan Kerja dengan CPM

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode CPM penulis melakukan brainstorming dengan para pakar engineering untuk menentukan hubungan ketergantungan antar aktivitas serta menentukan durasi tiap-tiap aktivitas yang akan direpresentasikan pada jaringan kerja.

4.5.1 Jaringan Kerja

Setelah menentukan variable aktivitas pekerjaan beserta urutannya seperti yang sudah diuraikan diatas, maka dilanjutkan dengan membuat table

No Aktivitas Durasi

1 Pekerjaan Persiapan 1 hari

2 Perakitan Rack Frame 7 hari

3 Floor marking dan floor leveling 3 hari

4 Rack Installation 26 hari

5 Roller frame installation 20 hari

6 Testing dan adjusting roller 4 hari 7 Finishing (Instalasi stopper dan

cat finishing)

3 hari

(6)

aktivitas kerja pola jaringan dengan metode CPM. Table ini menjelaskan aktivitas-aktivitas mana yang haru didahulukan yang nantinya akan sebagai acuan pembuatan pola jaringan kerja.

Tabel 4.3 Urutan Aktivitas

No Deskripsi Aktivitas Durasi

(hari)

Aktivitas Mendahului

1 Pekerjaan Persiapan A 1 -

2 Perakitan Rack Frame B 7 A

3 Floor marking dan leveling

C 3 A

4 Rack Installation D 26 B, C

5 Roller frame installation E 20 D

(SS+6 hari) 6 Testing dan adjusting

roller

F 4 E

7 Finishing (Instalasi stopper dan cat finishing)

G 3 E

8 Training dan Handover H 1 F, G

Dari tabel diatas terdapat hubungan start to start pada aktivitas E yang artinya aktivitas tersebut tidak bisa dimulai sampai 6 hari aktivitas D dimulai. Hal ini dikarenakan instalasi rak yang besar. Dari tabel tersebut juga urutan aktivitas, variable aktivitas dapat dibentuk pola jaringan kerja sesuai dengan urutannya masing-masing seperti gambar dibawah ini.

(7)

Gambar 4.2 Pola Jaringan Kerja

4.5.2 Pelewatan Maju

Dalam menentukan jalur kritis dapat menggunakan dengan pelewatan maju, yaitu dengan mengidentifikasi ES dan EF. Nilai ES yang digunakan ialah nilai EF terbesar untuk setiap aktivitas kerja, sehingga untuk jalur kritis juga digunakan nilai terbesar dari setiap aktivitas kerja.

(8)

4.5.3 Pelewatan Mundur

Pelewatan mundur dimulai dari aktivitas terakhir dari jaringan kerja suatu proyek. Dari aktivitas terkahir LF dikurangi dengan durasi aktivitas sehingga didapat LS dari suatu akivitas kerja. Dibawah ini merupakan gambar jaringan kerja pelewatan mundur.

Gambar 4.4 Jaringan Pelewatan Mundur

4.5.4 Identifikasi Jalur Kritis dan Slack

Setelah dihitung pelewatan maju dan mundur maka dapat dihitung slack (SL) atau aktivitas kerja yang dapat ditunda. SL dihitung dengan cara SL = LS – ES atau SL = LF – LS. Setelah terhitung slack maka dapat dikenali jalur kritis, yaitu aktivitas yang mempunya nilai SL nol. Dibawah ini merupakan jaringan kerja dengan slack.

(9)

Gambar 4.5 Jaringan Kerja dengan Slack

Pada gambar jaringan kerja dengan slack, jalur kritis ditandai dengan node garis putus-putus, yaitu aktivitas A, B, D, E, F, dan H.

4.5.5 Table CPM Proyek Instalasi

Berdasarkan gambar jaringan kerja dengan slack maka dapat dibuat sebuah rangkuman tabel CPM.

Tabel 4.4 Tabel CPM Aktivitas Durasi (hari) Aktivitas mendahului ES LS Slack (LS-ES) Keterangan A 1 - 0 0 0 Kritis B 7 A 1 1 0 Kritis C 3 A 1 5 4 Tidak kritis D 26 B, C 8 8 0 Kritis E 20 D (SS+6hari) 14 14 0 Kritis F 4 E 34 34 0 Kritis G 3 E 34 35 1 Tidak kritis H 1 F, G 38 38 0 Kritis

(10)

A. LS-ES = 0-0 = 0, Slack = 0 B. LS-ES = 1-1 = 0, Slack = 0 C. LS-ES = 5-1 = 4, Slack = 4 D. LS-ES = 8-8 = 0, Slack = 0 E. LS-ES = 14-14 = 0, Slack = 0 F. LS-ES = 29-29 = 0, Slack = 0 G. LS-ES = 29-30 = 1, Slack = 1 H. LS-ES = 33-33 = 0, Slack = 0

(11)

Gam b ar 4 .5 Gan tt Ch ar t Me n ggu n ak an So ftw ar e Op e n Pr o j

(12)

4.5.6 Hasil Perhitungan CPM

Dari hasil perhitungan jaringan dan slack berdasarkan metode CPM maka dapat dirangkum sebagai berikut :

 Berdasarkan jaringan dan perhitungan CPM maka didapat jalur kritis aktivitas A, B, D, E, F, H dengan nilai slack 0.

 Berdasarkan jaringan dan perhitungan CPM maka didapat jalur tidak kritis yaitu, aktivitas C dan G dengan nilai slack masing-masing 4 dan 1.

 Dari nilai EF dan LF dapat disimpulkan durasi normal kegiatan proyek instalasi pallet flow rack adalah 39 hari.

4.6 Penentuan Waktu Aktivitas dengan Metode PERT 4.6.1 Estimasi Waktu

Metode PERT memberikan perkiraan waktu dengan menggunakan tiga angka estimasi untuk masing-masing aktivitas yaitu waktu optimis (a), pesimis (b), dan paling mungkin (m). PERT juga memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian secara kuantitatif seperti deviasi standard dan varians.

Tabel 4.5 Estimasi Waktu

No Deskripsi Aktivitas a m b

1 Pekerjaan Persiapan A 1 1 2

2 Perakitan Rack Frame B 6 7 8

3 Floor marking dan leveling C 2 3 4

4 Rack Installation D 22 27 30

5 Roller frame installation E 13 15 17

6 Testing dan adjusting roller F 4 6 8

7 Finishing (Instalasi stopper dan cat finishing)

G 3 4 5

(13)

4.6.2 Waktu yang Diharapkan

Selanjutnya ketiga perkiraan waktu itu diberikan bobot masing-masing agar mendapat waktu yang diharapkan. Bobot tersebut masing-masing antara lain, waktu optimistik (a) 1/6, waktu yang paling mungkin (m) 4/6, dan waktu pesimistik 1/6. Sehingga jika ketika variable dengan masing-masing bobotnya dijumlah akan mendapatkan nilai waktu yang diharapkan (te). Maka persamaanya adalah :

te =

Sehingga jika dihitung pada masing-masing aktivitas dengan waktu yang tidak pasti pada tabel estimasi waktu, maka waktu yang diharapkan (te) sebagai berikut : A. te (A) = = = 1,16 hari B. te (B) = = = 7 hari C. te (C) = = = 3 hari D. te (D) = = = 26,67 hari E. te (E) = = = 15 hari F. te (F) = = = 6,16 hari G. te (G) = = = 4 hari H. te (H) = = = 1,16 hari a + 4m + b 6 a + 4m + b 6 a + 4m + b 6 a + 4m + b 6 a + 4m + b 6 a + 4m + b 6 a + 4m + b 6 a + 4m + b 6 a + 4m + b 6 1 + 4(1) + 2 6 6 + 4(7) + 8 6 2 + 4(3) + 4 6 22 + 4(27) + 30 6 13 + 4(15) + 17 6 4 + 4(6) + 9 6 3 + 4(4) + 5 6 1 + 4(1) + 2 6

(14)

4.6.3 Perhitungan Standar Deviasi Waktu

Variabilitas dalam estimasi waktu aktivitas metode PERT ditentukan oleh rentang waktu tiap aktivitas. Nilai ini untuk mengukur ketidakpastian estimasi waktu tiap aktivitas atau biasa disebut juga dengan standar deviasi dan varian.

Sehingga dengan menggunakan persamaan standar deviasi dan memasukkan data dari tabel estimasi waktu, maka perhitungan menjadi seperti berikut :

σ

te (A)= = = 0,17

σ

te (B)= = = 0,33

σ

te (C)= = = 0,33

σ

te (D)= = = 1,33

σ

te (E)= = = 0,67

σ

te (F)= = = 0,83

σ

te (G)= = = 0,33

σ

te (H)= = = 0,17 b - a 6 b - a 6 b - a 6 b - a 6 b - a 6 b - a 6 b - a 6 b - a 6 2 - 1 6 30 - 22 6 17 - 13 6 9 - 4 6 5 - 3 6 2 - 1 6 4 - 2 6 8 - 6 6

(15)

Sedangkan perhitungan varian menjadi seperti berikut : Varian (A) = (

σ

te)2 = (0,17)2 = 0,03 Varian (B) = (

σ

te)2 = (0,33)2 = 0,11 Varian (C) = (

σ

te)2 = (0,33)2 = 0,11 Varian (D) = (

σ

te)2 = (1,33)2 = 1,77 Varian (E) = (

σ

te)2 = (0,67)2 = 0,45 Varian (F) = (

σ

te)2 = (0,83)2 = 0,69 Varian (G) = (

σ

te)2 = (0,33)2 = 0,11 Varian (H) = (

σ

te)2 = (0,17)2 = 0,03

Dari data yang sudah dihitung dengan persamaan, maka dapat dirangkum dalam sebuah tabel perhitungan dengan metode PERT.

Tabel 4.6 Perhitungan PERT

No Deskripsi Aktivitas a m b te σte (σte)2

1 Pekerjaan Persiapan A 1 1 2 1,16 0,17 0,03

2 Perakitan Rack Frame B 6 7 8 7 0,33 0,11

3 Floor marking dan leveling C 2 3 4 3 0,33 0,11 4 Rack Installation D 22 27 30 26,67 1,33 1,77 5 Roller frame installation E 13 15 17 15 0,67 0,45

6 Testing dan adjusting roller

F 4 6 9 6,16 0,83 0,69

7 Finishing (Instalasi stopper dan cat finishing)

G 3 4 5 4 0,33 0,11

(16)

4.6.4 Probabilitas Waktu Kegiatan

Perhitungan probabilitas digunakan untuk menentukan estimasi waktu aktivitas yang sudah direncanakan pada suatu penjadwalan terhadap kenyataan pada lapangan, hal ini diwakili oleh varians yang sudah diketahui. Dengan teori probabilitas dapat ditentukan nilai persentase kemungkinan terjadi terhadap hasil perhitungan dengan pendekatan PERT.

Z =

Keterangan : TE = durasi jalur kritis TS = durasi proyek terjadwal

Z = probabilitas ditemukan tabel statistic standar

σ

te = Varian jalur kritis

Maka, dengan mengambil dasar tabel perhitungan PERT dan persamaan diatas nilai probabilitas Z dapat ditentukan, sebagai berikut :

TS = 39 hari (Waktu terjadwal / waktu CPM)

TE = 37 hari (lihat lampiran gantt char hasil metode PERT) ∑

σ

te 2 = 0,03 + 0,11 + 1,77 + 0,45 + 0,69 + 0,03

= 3,08

Sehingga diperoleh : A, B, D, E, F, dan H

Z =

=

= +1,14

Probabilitas = ~ 0,87

(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada Lampiran A)

TS - TE √ ∑σte 2 TS - TE √ ∑σte 2 39 - 37 √ 3,08

(17)

Setelah menentukan nilai Z maka dapat ditentukan pula nilai probabilitas menggunakan table kurva normal Z pada bagian lampiran. Dengan nilai Z = 1,14 sehingga didapat tabel kurva Z diperoleh angka 0,8729 atau 87,29% dimana artinya ialah probabilitas tercapainya proyek dengan target waktu 39 hari adalah sebesar 87,29%. Dengan nilai probabilitas yang kurang dari 90% merupakan suatu bahan perhatian terhadap berlangsungnya proses instalasi pallet flow rack.

Gambar

Gambar 4.1 Skema Aliran Pekerjaan
Tabel 4.1 Spesifikasi Rak dan Jumlah Pallet Position
Tabel 4.2 Aktivitas dan Durasi
Tabel 4.3 Urutan Aktivitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

PMRI adalah pendekatan yang menekankan pada penggunaan konteks dalam proses pembelajaran untuk menanamkan pemahaman konsep matematika kepada siswa.. Dimana pendekatan

Penelitian ini mampu mengajarkan kepada peserta didik bahwa salah satu abentuk dari keadilan Hak Asasi Manusia adalah kesetaraan gender yang diwujudkan dalam

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) lokasi kandang unggas berpengaruh dengan tingkat serangan wabah flu burung, (2) keberlanjutan usaha unggas dipengaruhi oleh tingkat

Absolutitas kedaulatan negara pada tahapan awal mendorong terbentuknya doktrin kedaulatan negara yang meletakkan prinsip bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat

Partisipan sudah memiliki kesadaran akan timbulnya perilaku konsumtif yang ditimbulkan oleh pemakaian dompet digital, namun belum melakukan tindakan untuk mengurangi

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah penulis dapatkan, maka bisa disimpulkan bahwa Restoran Beautika Khas Manado belum memiliki entitas restoran sehingga persepsi

Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Suryanto, selaku pegawai kelurahan Desa Wiladeg, Gunungkidul untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang terdapat

Keterampilan mororik halus dalam penelitian ini adalah derajat nilai atau skor yang diperoleh subjek dari instrumen observasi yang berbentuk skala untuk mengetahui