Program Studi Teknik Perencanaan
dan Konstruksi Kapal
2016
D
esain
R
encana
G
aris
(Lines Plan)
dan
B
ukaan
K
ulit
Daftar Pustaka
1. PENDAHULUAN... 3
1.1. Fisolofi Perancangan... 3
1.2. Tahap Pengerjaan... 7
2. GEOMETRI KAPAL... 9
3. RENCANA GARIS (LINES PLAN) ... 15
3.1. Data Kapal Pembanding ... 15
3.2. Diagram NSP (Nederlandsche Scheepsbouw Proefstatioen)... 18
3.3. CSA (Curve of Sectional Area) ... 21
3.3.1. CSA (Curve of Sectional Area) dengan Ldisplacement... 21
3.3.2. CSA (Curve of Sectional Area) dengan Lwaterline... 24
3.4. Asada... 27
3.5. Asada... 28
TUGAS RENCANA GARIS DAN BUKAAN KULIT
Tujuan :
Mahasiswa mengetahui dasar-dasar Rencana Garis dan Bukaan Kulit serta Kegunaannya
Mahasiswa mengerti cara merancang/menggambar Rencana Garis dan Bukaan Kulit Kompetensi :
Mahasiswa dapat merancang/menggambar Rencana Garis dan Bukaan Kulit untuk suatu ukuran kapal tertentu menggunakan metode diagram NSP
Metode :
1. PENDAHULUAN
1.1. Fisolofi Perancangan
Tugas Rencana Garis dan Bukaan Kulit merupakan salah satu mata kuliah dengan bobot 4 sks di Program Studi Teknik Perencanaan dan Konstruksi Kapal. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui dasar-dasar gambar Rencana Garis dan Bukaan Kulit serta kegunaannya. Mahasiswa juga diharuskan mengerti cara merancang / menggambar Rencana Garis dan Bukaan Kulit. Dalam pembuatan sebuah kapal diperlukan rencana garis dari kapal tersebut. Karena rencana garis atau yang lebih dikenal dengan linesplan merupakan rancangan dasar yang berupa garis – garis yang menggambarkan bentuk kapal yang dibuat.
Rencana garis (lines plan) merupakan suatu representasi grafis dari bentuk badan kapal (hull) yang berupa garis-garis. Pada gambar rencana garis, dapat dilihat perpotongan antara badan kapal (hull) dengan 3 (tiga) bidang ortogonal. 3 bidang ortogonal tersebut adalah:
1. Buttock Line (Sheer Plan), merupakan Potongan-potongan vertikal dari depan ke belakang (fore and aft slices) pada setiap interval lebar kapal.
2. Half Breadth Plan (Water plan), merupakan potongan horizontal dari depan ke belakang (fore and aft slices) pada setiap interval sarat kapal
3. Body Plan (Transverse section), merupakan potongan vertikal melintang yang diambil pada setiap interval panjang kapal
Gambar. 3 bidang ortogonal pada rencana garis (lines plan)
1.1.1 Curve of Section Area
Curve of Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap – tiap station. Berdasarkan persentase luasan yang didapat dari diagram NSP dikalikan dengan luasan midship, maka akan didapatkan luasan kapal pada tiap stationnya.
Caranya adalah mencari e (prosentase area per-station) dengan menggunakan tabel NSP yaitu dengan cara mengetahui nilai Vs/√Ldisp , kemudian membuat garis datar dari angka tersebut dan membuat titik temu antara garis datar tersebut dengan garis garis lengkung pada tabel NSP, kemudian ditarik garis vertikal dari titik tersebut dan mendapatkan nilai e dalam persen.untuk mengetahui luasan tiap station maka dikalikan dengan luas midship kapal
Gambar. 3 bidang ortogonal pada rencana garis (lines plan)
1.1.1 Curve of Section Area
Curve of Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap – tiap station. Berdasarkan persentase luasan yang didapat dari diagram NSP dikalikan dengan luasan midship, maka akan didapatkan luasan kapal pada tiap stationnya.
Caranya adalah mencari e (prosentase area per-station) dengan menggunakan tabel NSP yaitu dengan cara mengetahui nilai Vs/√Ldisp , kemudian membuat garis datar dari angka tersebut dan membuat titik temu antara garis datar tersebut dengan garis garis lengkung pada tabel NSP, kemudian ditarik garis vertikal dari titik tersebut dan mendapatkan nilai e dalam persen.untuk mengetahui luasan tiap station maka dikalikan dengan luas midship kapal
Gambar. 3 bidang ortogonal pada rencana garis (lines plan)
1.1.1 Curve of Section Area
Curve of Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap – tiap station. Berdasarkan persentase luasan yang didapat dari diagram NSP dikalikan dengan luasan midship, maka akan didapatkan luasan kapal pada tiap stationnya.
Caranya adalah mencari e (prosentase area per-station) dengan menggunakan tabel NSP yaitu dengan cara mengetahui nilai Vs/√Ldisp , kemudian membuat garis datar dari angka tersebut dan membuat titik temu antara garis datar tersebut dengan garis garis lengkung pada tabel NSP, kemudian ditarik garis vertikal dari titik tersebut dan mendapatkan nilai e dalam persen.untuk mengetahui luasan tiap station maka dikalikan dengan luas midship kapal
Gambar. Contoh gambar Curve of Section Area (CSA)
1.1.2. Body Plan
Body Plan merupakan proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara melintang pada setiap station dilihat dari depan atau belakang. Potongan – potongan badan kapal ini dibentuk berdasarkan data-data yang didapat berdasarkan data-data Grafik A/2T dan B/2. Prinsip penggambaran pada body plan yaitu bahwa terdapat dua garis lurus dan satu garis lengkung. Dua garis lurus pada body plan yaitu waterline dan buttock line sedang garis lengkungnya yaitu penggambaran setiap station. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut:
Gambar. Contoh gambar Body Plan
Gambar. Contoh gambar Curve of Section Area (CSA)
1.1.2. Body Plan
Body Plan merupakan proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara melintang pada setiap station dilihat dari depan atau belakang. Potongan – potongan badan kapal ini dibentuk berdasarkan data-data yang didapat berdasarkan data-data Grafik A/2T dan B/2. Prinsip penggambaran pada body plan yaitu bahwa terdapat dua garis lurus dan satu garis lengkung. Dua garis lurus pada body plan yaitu waterline dan buttock line sedang garis lengkungnya yaitu penggambaran setiap station. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut:
Gambar. Contoh gambar Body Plan
Gambar. Contoh gambar Curve of Section Area (CSA)
1.1.2. Body Plan
Body Plan merupakan proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara melintang pada setiap station dilihat dari depan atau belakang. Potongan – potongan badan kapal ini dibentuk berdasarkan data-data yang didapat berdasarkan data-data Grafik A/2T dan B/2. Prinsip penggambaran pada body plan yaitu bahwa terdapat dua garis lurus dan satu garis lengkung. Dua garis lurus pada body plan yaitu waterline dan buttock line sedang garis lengkungnya yaitu penggambaran setiap station. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut:
1.1.3 Half-breadth Plan
Half-breadth plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari atas, pada setiap garis air (water line). Sebelum menggambar halfbreadth plan, terlebih dahulu dilakukan penggambaran sent line. Data penggambaran sent line diperoleh melalui gambar bodyplan. Setelah sent line digambar maka kita dapat menggambar half breadth plan. Data yang diperlukan yaitu panjang dari centerline ke setiap station di setiap waterline pada body plan. Prinsip pada penggambaran halfbreadth plan yaitu terdapat dua garis lurus yaitu station dan buttock line sedangkan terdapat juga satu garis lengkung yaitu waterline
1.1.4 Sheer Plan
Sheer Plan merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari samping pada setiap buttock line yang telah ditentukan. Penggambaran sheer plan dilakukan dari proyeksi halfbreadth plan, dimana diproyeksikan perpotongan antara buttock line dengan waterline pada half-breadth plan. Tetapi sebelumnya telah dilakukan penggambaran kapal beserta bentuk linggi haluan dan buritan yang sudah direncanakan sebelumnya. Prinsip pada penggambaran sheer plan yaitu bahwa terdapat dua garis lurus yaitu garis yang menyatakan waterline dan station sedangkan terdapat satu garis lurus yaitu garis yang menyatakan buttock line.
Gambar. Body plan, sheer plan dan halfbreadth plan
Untuk Menggambarkan Rencana Garis terdapat beberapa metode, seperti Metode NSP (Nederlandsce Scheepsbouw Proefstasioen), Metode Scheltema de Heere, Merancang berdasarkan pengalaman sendiri dan Menggunakan Software Komputer. Namun telah ditentukan dalam pengerjaan rencana garis ini metode yang digunakan adalah metode Diagram NSP, yaitu suatu metode penghitungan dengan pembacaan grafik NSP yang nantinya akan didapatkan luasan tiap-tiap station dari kapal tersebut. Metode ini didasarkan pada
percobaan tangki tarik pada laboratorium Wageningen, Belanda. Mengapa menggunakan metode ini karena dirasa metode yang paling mudah untuk pembelajaran bagi mahasiswa. Dalam menggunakan Metode NSP ini terdapat langkah-langkah pembuatan yang harus dipahami dan dimengerti dengan baik oleh mahasiswa, langkah-langkah tersebut meliputi penggambaran CSA, A/2T, B/2 dan bentuk utama bangunan kapal seperti Body Plan, Half Breadth Plan, dan Sheer Plan. Mahasiswa juga diharapkan dapat memahami dan membuat bukaan kulit dari suatu kapal. Disamping itu, mahasiswa juga diharapkan mengerti tentang program-program yang menunjang serta mempermudah proses pengerjaan rencana garis, seperti Microsoft Excel untuk tahap pengolahan data dan Autocad untuk tahap penggambarannya serta program lainnya.
Gambar. Rencana garis (lines plan) yang akan dirancang
1.2. Tahap Pengerjaan
Adapun tahapan-tahapan pengerjaan rencana garis ini, antara lain: 1. Pencarian data kapal pembanding dan perhitungan Data awal 2. Pembuatan CSA (Curve of Sectional Area)
3. Pembuatan A/2T dan B/2 4. Pembuatan Haluan dan Buritan 5. Pembuatan Body Plan
6. Pembuatan Half Breath Plan
7. Pembuatan Buttock Line pada Sheer Plan
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
MV AURORA RENCANA GARIS Skala Mahasiswa Pembimbing Koordinator : : : :
Tandatangan Tanggal Keterangan NRP : 4206 100 050
1 : 125 Syafril Riza Ir. Asianto Ir. Soemartojo Widjojo Atmodjo
0.7 m BULK CARRIER 107.02m 19.4 m 8.00 m 10.4 m TYPE Cb : : B Lpp : : T : H : PRINCIPLE DIMENSION BL 1 BL 2 BL 3 BL 1 BL 2 BL 3 BL 1 BL 2 BL 3 BL 1 BL 2 BL 3 CL BASE LINE 1m WL 2m WL 4m WL 6m WL 8m WL DECK SIDELINE POOP DECK FORECASTLE DECK BULWARK AP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 FP
TABLE ORDINAT OF HALFBREADTH PLAN
BL 1 BL 2 BL 3 DECK SIDELINE POOP DECK FORECASTLE DECK BULWARK AP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 FP
TABLE ORDINAT OF HEIGHT ABOVE BASELINE
Rencana Garis yang akan dirancang / digambar
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
MV AURORA RENCANA GARIS Skala Mahasiswa Pembimbing Koordinator : : : :
Tandatangan Tanggal Keterangan NRP : 4206 100 050
1 : 125 Syafril Riza Ir. Asianto Ir. Soemartojo Widjojo Atmodjo
0.7 m BULK CARRIER 107.02m 19.4 m 8.00 m 10.4 m TYPE Cb : : B Lpp : : T : H : PRINCIPLE DIMENSION BL 1 BL 2 BL 3 BL 1 BL 2 BL 3 BL 1 BL 2 BL 3 BL 1 BL 2 BL 3 CL BASE LINE 1m WL 2m WL 4m WL 6m WL 8m WL DECK SIDELINE POOP DECK FORECASTLE DECK BULWARK AP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 FP
TABLE ORDINAT OF HALFBREADTH PLAN
BL 1 BL 2 BL 3 DECK SIDELINE POOP DECK FORECASTLE DECK BULWARK AP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 FP
TABLE ORDINAT OF HEIGHT ABOVE BASELINE
8. Pembuatan Bangunan Atas (Sheer Standar)
9. Pembuatan Forecastle deck, Poop deck dan Bullwark. 10. Pembuatan Bukaan Kulit
Dalam pengumpulan data sesuai dengan metode, maka digunakan diagram NSP untuk mengetahui beberapa koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan. Untuk pengolah data dan perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan untuk visualisasi penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad tersebut digunakan karena program tersebut tidak hanya mendukung dalam pengerjaan tetapi juga mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan bekerja secara otomatis .
2. GEOMETRI KAPAL
Istilah – istilah yang dipakai dalam penggambaran rencana garis adalah sebagai berikut:
Gambar. Terminologi ukuran utama kapal
AP
After Perpendicular/garis tegak buritan adalah garis tegak yang terletak pada sisi belakang sterpost atau bila tidak ada sternpost, FP terletak pada sumbu poros kemudi.FP
Forward Perpendicular/garis tegak haluan adalah garis tegak vertikal yang melalui interseksi antara garis air muat/garis air perencanaan /DWL dan sisi dalam linggi haluanL
BP/L
PP Length between perpendicular/Panjang antar garis tegak adalah jarakL
WL Panjang garis air/Length of water lines adalah jarak horisontal antara FP daninterseksi antara sisi dalam linggi buritan dan garis air muat/garis air perencanaan /DWL
L
OA panjang keseluruhan/length overall adalah panjang kapal yang diukur dari ujunghaluan dan ujung buritan pada sisi dalam kulit
L
disp Lenght of Displacement merupakan panjang kapal imajiner yang terjadi karenaadanya perpindahan fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal, panjang ini digunakan untuk menentukan seberapa besar luasan – luasan bagian yang tercelup air, pada saat dibagi menjadi dua puluh station. Panjang displacement dirumuskan sebagai panjang rata – rata antara Lpp dan Lwl, yaitu:
L = × L + L
B
mld Lebar kapal/Breadth molded adalahlebar kapal molded yang diukur pada tengah kapal pada sisi luar gading/ sisi dalam kulit
D
mld Tinggi molded/Depth molded adalahjarak vertikal pada amidship yang diukur dari sisi atas Lunas/keel ke sisi bawah pelat geladak pada tepi kapal
T
mld Sarat molded/Draft molded adalahjarak vertical yang diukur dari sisi atas Lunas/keel ke Garis air/WL
T
Sarat/Draft adalah jarak vertical yang diukur dari sisi bawah Lunas/keel ke Garis air/WLDepth (H)
Jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar kapal sampai geladak menerusdiukur pada sisi tengah kapal.
Draught (T)
Jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar kapal samapi garis air kapalpada sarat muat yang direncanakan.
Vs/√Ldisp
nilai yang digunakan untuk membaca nilai - nilai lain yang terkandungCoeffisien Block of Displacement (δdisp)
Perbandingan antara bentuk kapal (volume) dibawah sarat dengan balok yang dibentuk oleh panjang kapal, lebar kapal dan sarat kapal.Gambar. Koefesien blok
Coeffisien Block of Waterline (δWL)
Merupakan perbandingan antaravolume kapal dengan hasil kali antara panjang, lebar dan sarat kapal.koefisien blok ini menunjukkan kegemukan kapal.
Coeffisien Prismatik (Cp) Tegak/melintang (Vertical prismatic
coefficient)
Perbandingan antara bentuk kapal (volume) dibawah sarat dengansebuah volume prisma yang dibentuk luas penampang waterline (Aw) dan tinggi T
Coeffisien Prismatik (Cvp) memanjang (Longitudinal prismatic
coefficient)
Perbandingan antara bentuk kapal (volume) dibawah sarat dengansebuah prisma yang dibentuk oleh luas penampang Amidship dan panjang L
Gambar. Koefesien prismatik
Coeffisien of Midship (Cm)
Perbandingan antara bentuk bidang tengah kapalGambar. Kofesien midship
A
midshipAdalah luasan tengah kapal dibawah garis airGambar. Midship (luasan/area tengah kapal secara melintang)
Midship section
adalah station/section melitang pada tengah kapal/AmidshipMidship
Potongan melintang pada bagian tengah kapal.Gambar. Letak midship kapal ( )
Volume Displacement
volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanyabadan kapal yang tercelup dibawah permukaan air (volume air yang dipindahkan badan kapal). Dirumuskan sebagai :
V = L × B × T × δ Gambar. Kofesien midship
A
midshipAdalah luasan tengah kapal dibawah garis airGambar. Midship (luasan/area tengah kapal secara melintang)
Midship section
adalah station/section melitang pada tengah kapal/AmidshipMidship
Potongan melintang pada bagian tengah kapal.Gambar. Letak midship kapal ( )
Volume Displacement
volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanyabadan kapal yang tercelup dibawah permukaan air (volume air yang dipindahkan badan kapal). Dirumuskan sebagai :
V = L × B × T × δ Gambar. Kofesien midship
A
midshipAdalah luasan tengah kapal dibawah garis airGambar. Midship (luasan/area tengah kapal secara melintang)
Midship section
adalah station/section melitang pada tengah kapal/AmidshipMidship
Potongan melintang pada bagian tengah kapal.Gambar. Letak midship kapal ( )
Volume Displacement
volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanyabadan kapal yang tercelup dibawah permukaan air (volume air yang dipindahkan badan kapal). Dirumuskan sebagai :
Center Line
Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.Gambar. Letak centerline kapal ( )
Base Line
Garis dasar kapalStation
Pembagian panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak yang sama.Gambar. Contoh pembagian station kapal
Body Plan
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara melintang padasetiap station dilihat dari depan atau belakang.
Buttock Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjangvertikal.
Water Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjanghorisontal.
Transom
Bentuk buritan kapal yang berupa bidang lurus.Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritankapal.
Center Line
Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.Gambar. Letak centerline kapal ( )
Base Line
Garis dasar kapalStation
Pembagian panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak yang sama.Gambar. Contoh pembagian station kapal
Body Plan
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara melintang padasetiap station dilihat dari depan atau belakang.
Buttock Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjangvertikal.
Water Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjanghorisontal.
Transom
Bentuk buritan kapal yang berupa bidang lurus.Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritankapal.
Center Line
Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.Gambar. Letak centerline kapal ( )
Base Line
Garis dasar kapalStation
Pembagian panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak yang sama.Gambar. Contoh pembagian station kapal
Body Plan
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara melintang padasetiap station dilihat dari depan atau belakang.
Buttock Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjangvertikal.
Water Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjanghorisontal.
Transom
Bentuk buritan kapal yang berupa bidang lurus.Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritanPoop Deck
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian buritan kapal.Forecastle Deck
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal padabagian haluan kapal.
Bulwark
Pagar kapal yang terletak pada bagian tepi kapal.Sent Line
Garis yang ditarik pada salah satu atau beberpa titik yang terletak di garistengah (centre line) dan membuat sudut dengan garis tengah.
Sheer
Lengkungan kemiringan geladak kearah memanjang kapal.Chamber
Lengkungan kemiringan geladak kearah melintang kapal.3. RENCANA GARIS (LINES PLAN)
Metode merancang rencana garis dapat dilakukan dengan:
Merancang sendiri berdasarkan pengalaman atau gambar rencana garis kapal yang telah ada
Menggunakan metode “Scheltema de Heere” dari buku “Bouyancy and Stability of Ship”, Ir. Scheltema de Heree and Drs. A.R. Baker, 1969, 1970
Dengan metode NSP berdasarkan hasil percobaan tanki tarik pada laboratorium Wageningen, Belanda. NSP: Nederlandsche Scheepsbouw Proefstatioen
Menggunakan metode program software dengan komputer
Menggunakan metode lainnya yang relevan
Pada mata kuliah tugas rencana garis MS-2442 menggunakan metode NSP. Pada diagram NSP
3.1. Data Kapal Pembanding
Mencari data kapal di register dapat dilakukan dengan 3 cara: 1) Menggunakan hardcopy berupa buku register klasifikasi 2) Menggunakan software berupa CD
3) Menggunakan data register kapal yang disediakan oleh klasifikasi atau website tertengu melalui internet
Berikut adalah beberapa link data register kapal yang disediakan oleh badan klasifikasi kapal melaui online (internet) yang dapat diakses.
Tabel 1. Link webite register kapal
Nama Class
Kapal Link data register Ket
Class ABS http://www.eagle.org/safenet/record/record_vesselsearch Tidak ada datakecepatan kapal ClassNK
(NK) http://www.classnk.or.jp/register/regships/regships.aspx
Data kecepatan
dinas/ship speed (knot) tersedia
BKI http://armada.bki.co.id/featapp/pagedetail-12-ship-register-lang-en.html Tidak ada datakecepatan kapal
Class BV http://www.veristar.com/portal/veristarinfo/generalinfo/registers/seaGoingShips Data kecepatandinas/ship speed (knot) tersedia
Class LR http://www.lrshipsinclass.lrfairplay.com/
Data kecepatan
dinas/ship speed (knot) tersedia dan harus registrasi terlebih dahulu
Ketentuan dalam menggunakan data pembanding untuk desain rencana garis dan bukaan kulit adalah seagai berikut:
1) Data-data kapal pembanding yang diperlukan dalam merancang rencana garis adalah: - Tipe kapal
- Panjang kapal
Lpp = Length between perpendicular Loa = Length overall
- Lebar kapal (B) - Tinggi geladak (H) - Sarat air/draft kapal (T)
- Kecepatan kapal/sea speed/service speed (knot)
2) Pilih kapal pembanding sesuai tipe kapal dan batasan Lpp yang diberikan. Batasan tipe kapal dan panjang kapal (Lpp) yang digunakan dalam merancang rencana garis adalah:
- Tipe kapal: Bulk carrier, container, tanker dan general cargo - Batasan panjang kapal (Lpp): 100-200 m
3) Tanker: Double hull, pada beberapa register dicantumkan
4) Pilih data kapal pembanding yang memiliki semua data pada point no.1 diatas 5) Perhatikan data panjang kapal pada register klasfisikasi. Data Lpp yang digunakan
adalah panjang pada kondisi moulded
Gambar. Halaman pencarian register kapal ClassNK Berikut adalah contoh data kapal yang diambil dari register NKK:
Keterangan:
- Freeboard = Lambung timbul - Draught/Draft (T)
- Lf = freeboard length adalah freeboard adalah panjang yang diukur sebesar 96% panjang garis air ( LWL) pada 85% tinggi kapal moulded. Untuk memilih panjang
freeboard , pilih yang terpanjang antara Lpp dan 96% LWLpada 85% Hmoulded.
- Moulded LxBxD(m), dimana L=Lpp, B (Breadth)=Lebar kapal, D = Tinggi geladak/Depth (H)
Berdasarkan data register kapal diatas, didapat data utama kapal yang akan digunakan untuk merancang rencana garis sebagai berikut:
Tipe kapal Tanker (double hull)
Panjang (Lpp) 117 m
Lebar (B) 18.8 m
Tinggi geladak (H) 9.9 m
Sarat air (T) 7.764 m
Kecepatan dinas (Vs) 13.5 knot
3.2. Diagram NSP (Nederlandsche Scheepsbouw Proefstatioen)
Nilai-nilai yang ada didalam diagram NSP:
1) Pada diagram NSP dapat dibaca luas tiap-tiap station dalam persen (%) terhadap luas midship (Am). Persentase luas station ini adalah fungsi dari kecepatan konstan dan (Vs/√L) dan prismatik koefesien φ dimana φ = φdisplacement.
2) Selain itu dapat dibaca juga letak titik tekan memanjang atau longitudinal center of bouyancy (LCB) dalam persen (%) terhadap Ldisplacement.
Koefesien midship (β) Koefesien blok(δ) Koefesien prismatik (φ)
Jika ukuran-ukuran utama kapal, koefesien dan kecepatan kapal (dalam knot) sudah ditentukan, maka dengan diagram NSP dapat dibuat CSA (Curve of Sectional Area). Penggunaan diagram NSP:
1) Dari speed constant (Vs/√L), Vs=Vservice (dalam knot) dan L = Ldisplacement(dalam feet),
dapat ditentukan persentase (%) luas dari setiap station terhadap luas midship (Am) dan letak titik tekan keatas (LCB) sebagai persentase dari panjang Ldisplacement. Dimana:
Untuk single screw,
Ldisplacement= ½ (Lwl + Lpp) ... (persamaan 1)
Untuk twin screw
Ldisplacement= Lwl ... (Persamaan 2)
Apabila hanya Lpp yang diketahui, maka Lwl dapat dihitung dengan persamaan: Lwl = Lpp + 4% Lpp ... (Persamaan 3) Luas midship kapal (Am) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: Am = B x T x β (m2) ... (Persamaan 4)
Dimana: B = lebar kapal (m), T = sarat air (m) dan β = koefesien midship (diperoleh dari diagram NSP). Nilai β yang terbaca pada diagram NSP dapat diperiksa
menggunakan persamaan:
φ = δ/ β ... (Persamaan 5)
2) Letak titik tekan keatas (LCB) diperoleh dengan bantuan garis lengkung b, sebagai persentase panjang Ldisp dan diukur dari tengah Ldisp ( ). Titik tekan keatas
pada legkung b memberikan bentuk kapal dengan hambatan yang kecil dan propulsive coefficient yang baik. Jika diperlukan pergeseran LCB memanjang maka lengkung a dan c merupakan batang yang diperbolehkan.
Gambar. Diagram NSP (Nederlandsche Scheepsbouw Proefstatioen)
3.3. CSA (Curve of Sectional Area)
3.3.1. CSA (Curve of Sectional Area) Ldisplacement
Curve of Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menunjukkan area (luasan) pada tiap-tiap station. Cara pembuatannya adalah dengan mencari persentase area setiap-tiap station terhadap luas midship dengan menggunakan diagram NSP, yaitu dengan cara menghitung nilai (Vs/√L), Vs=Vservice (dalam knot) dan L = Ldisplacement (dalam feet) kemudian tarik
sebuah garis mendatar (horizontal) dari Vs/√L tersebut. Garis mendatar tersebut akan berpotongan dengan garis-garis luas tiap station (dalam persen) yaitu garis lengkung vertikal terhadap luas midship. Selain itu, garis bantu tersebut juga berpotongan dengan nilai-nilai β (koefesien midship) δ (koefesien blok), φ (koefesien prismatik) dan letak titik tekan memanjang (LCB).
Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat Curve of Sectional Area (CSA): 1) Perhitungan Lwl menggunakan persamaan 3
Lwl = Lpp + 4% Lpp
Dimana Lpp didapat dari data kapal pembanding
2) Perhitungan Ldisplacement menggunakan persamaan 1 atau persamaan 2 tergantung dari jumlah baling-baling kapal
Untuk single screw (baling-baling tunggal)
Ldisplacement= ½ (Lwl + Lpp)
Untuk twin screw (baling-baling ganda)
Ldisplacement= Lwl
3) Perhitungan Vs/√L, Vs didapat dari data kapal pembanding (dalam knot) dan L =
Ldisplacement (dalam feet). Nilai Vs/√L dimasukkan kedalam diagram NSP pada kolom
kiri, tariklah garis bantu horizontal kearah kanan sehingga memotong kolom β, δ, φ, kurva-kurva station 1-20 dan nilai LCB.
Nilai luasan station yang sebenarnya adalah nilai perkalian antara nilai % luas station yang terbaca pada diagram NSP dengan luas Amidship.
A = % station pada diagram NSP x Amidship... (Persamaan 6)
Nilai LCB yang sebenarnya adalah perkalian antara nilai % LCB yang terbaca pada diagram NSP dengan Ldisplacemet.
LCBNSP= % LCB pada diagram NSP x Ldisplacemet... (Persamaan 7)
Am = B x T x β (m2)
Dimana:
B = lebar kapal (m) T = sarat air (m)
β = koefesien midship (dari diagram NSP) 5) Menggambar CSA Ldisplacement
Untuk menentukan nilai luasan setiap station pada diagram NSP, dengan cara menarik garis lurus keatas pada perpotongan garis Vs/√L dengan kurva setiap station. Dibagian atas diagram akan terbaca nilai luas setiap station (dalam %).
Nilai luasan station yang sebenarnya adalah nilai perkalian antara nilai % luas station yang terbaca pada diagram NSP dengan luas Amidship. Selanjutnya adalah menghitung volume kapal menggunakan metode simpson
Tabel 1. Luas station dan pehitungan volume kapal dengan simpson
station station pada% Luas
diagram NSP
Luas station sebenarnya
(m2)
A = % Luas station pada
diagram NSP x Amidship Faktor Simpson (s) A.s n A.s.n 0 1 -10 1 4 -9 2 2 -8 3 4 -7 4 2 -6 5 4 -5 6 2 -4 7 4 -3 8 2 -2 9 4 -1 10 2 0 11 4 1 12 2 2 13 4 3 14 2 4 15 4 5 16 2 6 17 4 7 18 2 8 19 4 9 20 1 10 ΣA.s ΣA.s.n Keterangan:
1. Amidshipdihitung menggunakan persamaan 4
2.Nilai ∑A.s adalah jumlah total nilai (A.s)
Langkah selanjutnya adalah melakukan penggambaran CSA dengan cara panjang displacement. Adapun langkah-langkah pembuatan CSA adalah sebagai berikut: 1. Membuat garis horizontal dengan panjang Ldispdengan ukuran yang sebenarnya
2. Ldisplacement dibagi menjadi 20 bagian yang sama dan
3. Menentukan titik tengah Ldisp yaitu dengan membagi Ldisp menjadi 2 bagian yang
sama panjang. Titik tengah tersebut merupakan midship ( ) kapal (station 10)
4. Pada setiap titik tarik garis vertikal tegak keatas. Panjang garis tegak tersebut adalah panjang luas sebenar dari masing-masing station. Apabila penggambaran CSA (garis tegak keatas) menggunakan skala, maka luas station diukur dalam skala luas tertentu (misalnya panjang garis vertikal 1 cm = 3.12372 m2 yang
merepresentasikan luasan dari setiap stationnya)
5. Menghubungkan titik-titik garis tegak menggunakan Spline pada autocad mulai dari station 1 sampai Station 20 sehingga membentuk sebuah kurva yang disebut dengan Curve of Sectional Area Displacement (CSAdisp).
6. Apabila kurva CSA tidak smooth, dapat dilakukan sedikit perubahan (fair) dengan syarat koreksi volume dan koreksi LCB tetap tidak melebihi batasan % yang telah ditentukan.
Gambar. Curve of Sectional Area (CSA) dengan Ldisplacement
6) Koreksi Volume
Berdasarkan tabel diatas, daplat dihitung nilai volume kapal menggunakan metode simpsom dengan persamaan sebagai berikut:
3. Menggambar Curve of Sectional Areas (CSA)
Panjang displasement ( L
disp) dengan skala tertentu (1 cm = ….m), dibagi
menjadi 20 bagian yang sama, dan pada titik-titik bagi ini dibuat garis tegak ,
lalu diukurkan luas station dalam skala luas yang tertentu (1cm = ….. m
2).
Skala luas dipilih agar ketinggian pada station 10 (
disp) kurang lebih
½ panjang L
disp.
Dengan demikian CSA dapat digambar.
Ldisp= ½ (Lpp+ Lwl) 2 0
Sk
ala
lu
a
s
1
c
m
≈
…
m
2Skala panjang 1 cm ≈ ….. m
Volume berdasarkan Rumus:
Vrumus= Ldisp x B x T x δ (m3), dimana δ = Koefesien blok dari diagram NSP
Sedangkan volume berdasarkan CSA didapat dengan persamaan:
Vsimpson =
.
. (∑
. )
(m3) ...(Persamaan 8)
Dimana:
=
... (Persamaan 9)Koreksi Volume Displacement:
Koreksi Vdispl =
x
100
%
Vsimpson
Vsimpsom
Vrumus
Nilai koreksinya memenuhi koreksi volume yaitu lebih kecil dari ±0,5% 7) Koreksi LCB
LCBNSP= e% x Ldisplacement
Dimana e adalah nilai LCB dari diagram NSP
LCBdispl=
xh
dispAs
Asn
)
(
)
(
Dimana hdisp sama dengan nilai pada persamaan 9
Koreksi LCB =
x
100
%
Ldisp
LCB
LCB
NSP
displNilai koreksinya memenuhi koreksi Lcb yaitu lebih kecil dari ±0,1%
3.3.2. CSA (Curve of Sectional Area) dari Ldispke LwaterlinedanLpp
Langkah-langkah pembuatan CSA Ldisp menjadi CSA Lwl adalah sebagai berikut:
1. Dari titik station 10 dari Ldispyang merupakan midship ( ), dibuat garis dengan
ukuran ½ Lwl kekiri dan kekanan pada arah horizontal. Sehingga
2. Ujung-ujung grafik CSA Ldisp yang sudah dibuat, difairkan (disesuaikan) hingga melalui titik-titik ujung Lwl
Selanjutnya adalah langkah pembuatan CSA dengan Lpp
4. Buat garis sepanjang Lpp dimulai dari titik FP
5. Lpp dibagi menjadi 20 bagian yang sama, dimana station 10 adalah midship . Station 10 merupakan midship kapal yang sesungguhnya
6. Letak titik FP (station 20) berada diujung kanan Lwl dan titik AP (station 0) berada diujung kiri Lp
7. Garis Lpp yang telah dibuat dibagi menjadi 20 bagian / station dan pada station 0 merupakan After Perpendicular (AP) dan.
8. Selisih jarak Lpp dan Lwl (pada sisi kiri) dibagi 2 bagian dengan penamaan station -1 dan station -2
Gambar. Penggambaran CSA dari Ldisp ke Lwl dan Lpp
9. Tarik garis tegak dari masing-masing station Lpp hingga berpotongan dengan kurva CSA. Tinggi garis tegak masing-masing tersebut merupakan luas station yang sebenarnya.
10. Masukkan nilai luas masing-masing station pada tabel CSA yang baru
11. Karena terjadi penambahan, maka CSA perpenducular perlu dilakukan koreksi terhadap volume dan letak LCB nya.
Penggambaran CSA dari L
dispke L
wldan L
ppLdisp ½ Lwl Lpp FP FP AP disp wl pp ½ Lwl
Main part Main part
Tabel. CSA Perpendicular
station Luas station CSA
Lpp Faktor Simpson (s) A.s n A.s.n -2 0.4 -10.8 -1 1.6 -10.4 0 1.4 -10 1 4 -9 2 2 -8 3 4 -7 4 2 -6 5 4 -5 6 2 -4 7 4 -3 8 2 -2 9 4 -1 10 2 0 11 4 1 12 2 2 13 4 3 14 2 4 15 4 5 16 2 6 17 4 7 18 2 8 19 4 9 20 1 10 ΣA.s ΣA.s.n
12. Koreksi Volume waterline VWL = LWLx B x T X δWL(m3)
dimana δ = Koefesien blok waterline
δ =
( ×δ ) Sedangkan volume berdasarkan CSA didapat dengan persamaan:Vsimpson=
.
. (∑
. )
(m3) ... (Persamaan 10)Koreksi Volume Displacement:
Koreksi Vwaterline =
x
100
%
Vsimpson
Vsimpsom
Vrumus
Nilai koreksinya memenuhi koreksi volume yaitu lebih kecil dari 0,5% 13. Koreksi LCB waterline
LCBNSP= e% x Ldisplacement
Dimana e adalah nilai LCB dari diagram NSP
LCBwl=
xh
LppAs
Asn
)
(
)
(
Dimana hLppsama dengan nilai pada persamaan 11
Koreksi LCB =
x
100
%
Lpp
LCB
LCB
NSP
wlNilai koreksinya memenuhi koreksi Lcb yaitu lebih kecil dari ±0,1%
3.4. Pembuatan A/2T dan B/2 3.4.1. Perhitungan A/2T
Definisi dari A/2T adalah luas station dibagi 2. Dimana A adalah luas masing-masing station pada CSA Lpp dan T adalah sarat air (draft) kapal. A/2T ini akan membagi luasan station pada body plan pada bagian sebelah kanan dan kiri sama besar. Nilai-nilai yang didapat dari A/2T adalah nilai fixed atau sudah tetap sehingga nilai-nilai tersebut tidak dapat dirubah. Berikut adalah tabel pencarian A/2T:
Tabel. Perhitungan A/2T
station Luas stationCSA Lpp (A) A/2T
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6
station Luas stationCSA Lpp (A) A/2T 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Keterangan:
A = Luas station pada CSA Lpp (m2)
T = sarat air (m)
3.4.2. Perhitungan B/2
B/2 adalah lebar keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan B/2, maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah menentukan sudut masuk garis air (Angle of Entrance) menggunakan diagram “INTERHEEK VAN DE LASTLUN”. Adapun langkah-langkah menentukan sudut masuk garis air sebagai berikut:
1. Tentukan nilai Koefesien prismatik (φLpp) dengan persamaan sebagai berikut:
=
φNSP
2. Asda 3. Asasd 4. asda
(pada grafik dengan cara menentukan φ pada sumbu x kemudian ditarik garis lurus ke atas sampai memotong garis kontinu pada grafik dan dari titik temu itu kita tarik garis horisontal maka akan mendapatkan nilai sudut masuk garis air), kemudian menentukan nilai b/2 yang mempunyai persen luas 100% kemudian kita tambahkan untuk 1 atau 2 station ke depan dan ke belakang inilah yang dinamakan dengan Paralel Middle Body. Kemudian dari Paralel Middle Body kita desain sendiri garis melengkung yang stream line yang berakhir pada station –2 untuk buritan dan untuk haluan berakhir pada station 20 dan sudut masuk kita tambahkan beberapa cm dari FP. Untuk yang bagian AP, dalam mendesain kita harus benar-benar memperhatikan luas Engine Room yaitu kira-kira dari station –2 sampai 4. terakhir kali setelah gambar B/2 terbentuk maka kita akan memperoleh nilai B/2 tiap station dengan cara mengukur panjang garis vertikal dan dikalikan dengan skalanya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel Perhitungan A/2T & B/2 dan sketsa Grafik CSA, A/2T dan B/2 berikut ini:
Mencari Sudut Masuk:
Penentuan sudut masuk berdasar
koefisien prismatik depan φf
φ
fS udut m asuk
B entuk V , untuk C b kecil B entuk U , un tuk C b besar
D itam bah p anja ngn ya un tuk m em bulatk an garis air di FP (bentuk linggi h aluan ) F P