LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011
PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011
UNTUK SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAS BIASA (SD/SDLB)
I.
PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang dimaksud dengan Dana
Alokasi Khusus Bidang Pendidikan yang selanjutnya disebut DAK Bidang
Pendidikan adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai
kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas
nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan
pendidikan dasar yang belum mencapai Standar Nasional Pendidikan atau
percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.
Alokasi DAK Bidang Pendidikan per daerah dan pedoman umum DAK ditetapkan
oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan penetapan alokasi dan pedoman umum DAK
tersebut, Menteri Pendidikan Nasional menetapkan petunjuk teknis penggunaan
DAK Bidang Pendidikan.
Alokasi DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk SD/SDLB sebesar
Rp.8.033.040.000.000,- (delapan triliun tiga puluh tiga miliar empat puluh juta
rupiah). Setiap kabupaten/kota penerima DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran
2011 wajib menyediakan dana pendamping dari APBD minimal sebesar 10%
(sepuluh persen) dari alokasi dana yang diterima.
II. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN
1. Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011
dialokasikan untuk menunjang program wajib belajar pendidikan dasar 9
(sembilan) tahun yang bermutu dan/atau pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
2. Sasaran kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk
SD/SDLB baik negeri maupun swasta.
3. Sesuai dengan hasil kesimpulan/kesepakatan Panitia Kerja Transfer ke Daerah
lingkup kegiatan DAK diprioritaskan untuk menuntaskan rehabilitasi ruang kelas
SD/SDLB dan SMP/SMPLB yang rusak sedang dan berat, pembangunan
Ruang Kelas Baru (RKB) termasuk perpustakaan dan mutu bangunan
4. Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk SD/SDLB
digunakan untuk pembangunan prasarana pendidikan yang terdiri atas:
a. rehabilitasi ruang kelas rusak berat dan sedang;
b. pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya; dan
c. pembangunan
ruang
perpustakaan/pusat
sumber
belajar
beserta
perabotnya.
5. Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk
SD/SDLB sebesar Rp.8.033.040.000.000,- (delapan triliun tiga puluh tiga miliar
empat puluh juta rupiah) digunakan untuk pembangunan prasarana pendidikan
dan penyediaan sarana peningkatan mutu dengan rentang 35% s.d. 65%
sesuai dengan kebutuhan kabupaten/kota untuk masing-masing kegiatan
berikut:
a. pembangunan prasarana pendidikan meliputi: (1) rehabilitasi ruang kelas
rusak sedang dan berat, (2) pembangunan ruang kelas baru beserta
perabotnya, dan (3) pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;
dan
b. penyediaan sarana peningkatan mutu pendidikan meliputi: (1) buku
pengayaan, (2) buku referensi, (3) buku panduan pendidik, (4) alat peraga
pendidikan, (5) sarana penunjang pembelajaran/alat elektronik pendidikan,
dan (6) sarana teknologi informasi dan komunikasi pendidikan, dan
multimedia interaktif.
Contoh rentang penggunaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011
Untuk SD/SDLB.
No Kabupaten/Kota Pembangunan Prasarana Pendidikan Penyediaan Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan Keterangan 1 A 35 % 65 % 2 B 36 % 64 % 3 C 37 % 63 % 4 ... ... ... 5 D 65 % 35 % Penentuan persentase perbandingan oleh kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan6. Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk SD/SDLB dibagi
dalam 4 (empat) kategori yaitu:
a. Kategori 1
: rehabilitasi ruang kelas rusak berat dan/atau sedang;
b. Kategori 2
: pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya;
c. Kategori 3
: pembangunan perpustakaan, perabotnya dan sarana
peningkatan mutu pendidikan;
d. Kategori 4
: sarana peningkatan mutu pendidikan.
7. Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun
Anggaran 2011 untuk SD/SDLB adalah:
a. tersedianya ruang kelas yang cukup dan layak;
b. tersedianya ruang perpustakaan beserta perabotnya; dan
c. tersedianya sarana peningkatan mutu pendidikan yang memadai.
8. Asas umum dalam pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011
meliputi:
a. efisien, berarti pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan harus diusahakan
dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggungjawabkan;
b. efektif, berarti pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan harus sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
c. terbuka dan bersaing, berarti pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan harus
terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan
dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa
yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan
dan prosedur yang jelas dan transparan;
d. transparan, berarti menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai
pengelolaan DAK Bidang Pendidikan;
e. akuntabel, berarti pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pendidikan dapat
dipertanggungjawabkan;
f.
adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi
semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;
g. kepatutan, yaitu penjabaran kegiatan DAK Bidang Pendidikan harus
dilaksanakan secara realistis dan proporsional; dan
h. manfaat, berarti pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pendidikan yang
sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan daerah dalam
kerangka pelaksanaan desentralisasi dan secara riil dirasakan manfaatnya
bagi kesejahteraan masyarakat.
III.
PERENCANAAN TEKNIS
Mekanisme pengalokasian DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk
SD/SDLB dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Direktorat Pembinaan SD, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian
Pendidikan Nasional melakukan sosialisasi DAK Bidang Pendidikan Tahun
Anggaran 2011 kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi;
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pemetaan dan menetapkan
sekolah calon penerima DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk
SD/SDLB dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Kebutuhan sekolah sesuai dengan kegiatan DAK Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2011 untuk SD/SDLB, dan
b. Alokasi DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk SD/SDLB
yang diterima dan dana pendamping (APBD);
3. Atas usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota
menetapkan sekolah penerima DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran
2011 untuk SD/SDLB melalui Surat Keputusan;
4. Berdasarkan Pasal 11 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010
tentang Alokasi dan Pedoman Umum Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun
Anggaran 2011, daerah wajib menyampaikan rencana penggunaan DAK
5. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi kegiatan DAK
Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk SD/SDLB kepada sekolah
calon penerima DAK Bidang Pendidikan;
6. Penggunaan anggaran DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk
SD/SDLB yang tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK
Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk SD/SDLB menjadi tanggung
jawab Kepala Daerah dan SKPD yang bersangkutan;
7. Sekolah menerima dan menginventarisasikan barang yang diperoleh dari
kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk SD/SDLB.
IV. KRITERIA SD/SDLB PENERIMA DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN
ANGGARAN 2011
1. Kriteria Umum:
a. Diprioritaskan untuk sekolah yang berlokasi di daerah miskin, terpencil,
tertinggal dan terbelakang, serta daerah perbatasan dengan negara lain;
b. Belum memiliki prasarana dan/atau sarana peningkatan mutu pendidikan
yang memadai;
c. Pada tahun anggaran 2011 tidak sedang menerima bantuan sejenis baik
dari sumber dana pusat (APBN) maupun dari sumber dana daerah (APBD I
atau APBD II);
d. Setiap sekolah hanya berhak mendapatkan satu kategori peruntukan DAK
Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 untuk SD/SDLB.
2. Kriteria Khusus
a. Kategori 1
1) Diperuntukkan bagi SD/SDLB yang memiliki ruang kelas rusak berat
dengan tingkat kerusakan 46% s.d 65% dan rusak sedang dengan
tingkat kerusakan 31% s.d 45%;
2) Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB) yang mempunyai
potensi berkembang dan dalam tiga tahun terakhir mempunyai jumlah
siswa stabil atau meningkat; dan
3) Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB) dibangun di atas
lahan milik sendiri (milik pemerintah untuk sekolah negeri; milik
yayasan untuk sekolah swasta) yang dibuktikan dengan bukti
kepemilikan berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang.
b. Kategori 2
1) Diperuntukkan bagi SD/SDLB yang memiliki jumlah rombongan belajar
lebih banyak dari jumlah ruang kelas yang ada;
2) Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB) yang mempunyai
potensi berkembang dan dalam tiga tahun terakhir mempunyai
kecenderungan jumlah siswa stabil atau meningkat;
3) Memiliki lahan yang cukup untuk membangun ruang kelas baru dengan
ukuran 7m x 8m, lengkap dengan perabotnya;
4) Jika SD/SDLB tidak memiliki lahan yang cukup, maka ruang kelas baru
dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan konstruksi bangunan
lantai 1 (satu) telah memenuhi persyaratan untuk bangunan bertingkat.
c. Kategori 3
1) Diperuntukkan bagi SD/SDLB yang telah memiliki ruang kelas cukup
dan layak tetapi belum memiliki perpustakaan dengan luas minimal
56m
2serta sarana peningkatan mutu pendidikan yang memadai;
2) Memiliki lahan yang cukup untuk membangun ruang perpustakaan/
pusat sumber belajar seluas minimal 56m
2;
3) Jika SD/SDLB tidak memiliki lahan yang cukup, maka ruang
perpustakaan/ pusat sumber belajar dapat dibangun bertingkat dengan
ketentuan konstruksi bangunan lantai 1 (satu) telah memenuhi
persyaratan untuk bangunan bertingkat.
d. Kategori 4
Diperuntukkan bagi SD/SDLB yang telah memiliki ruang kelas cukup dan
layak serta perpustakaan/pusat sumber belajar dengan luas minimal 56m
2tetapi belum memiliki sarana peningkatan mutu pendidikan yang memadai.
V.
PENYALURAN DAN PELAKSANAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN
1. Penyaluran Dana
a. DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 disalurkan dengan cara
pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat c.q
Kementerian Keuangan) ke Rekening Kas Umum Daerah (kabupaten/kota).
b. Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluran DAK Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2011 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 menggunakan
metoda pengadaan barang/jasa sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku.
3. Pelaksana
Pelaksana DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota yang memiliki tugas dan
tanggung jawab di bidang pendidikan.
VI. PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK
SD/SDLB
Alokasi Dana untuk pembangunan prasarana pendidikan didasarkan pada
perhitungan proporsi antara kebutuhan pembangunan prasarana pendidikan dan
sarana peningkatan mutu pendidikan yang ditetapkan dengan rentang
penggunaan sebagaimana dimaksud pada Angka II.5.
1. DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB (Kategori 1):
a. Penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB Kategori 1, meliputi
rehabilitasi ruang kelas rusak berat dan rusak sedang;
d. Alokasi dana Kategori 1 ditetapkan sebesar Rp.73.500.000,- (tujuh puluh tiga
juta lima ratus ribu rupiah) untuk rehabilitasi ruang kelas rusak berat dan
Rp.41.500.000,- (empat puluh satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk
rehabilitasi ruang kelas rusak sedang, bagi daerah dengan IKK = 1.
Kabupaten/kota dapat menggunakan IKK=1, apabila menurut hasil
perhitungan, dengan biaya satuan tersebut telah mencukupi untuk
rehabilitasi ruang kelas;
e. Standar dan spesifikasi teknis rehabilitasi ruang kelas dijelaskan pada
lampiran II peraturan ini.
2. DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB (Kategori 2):
a. Penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB Kategori 2 meliputi
pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya;
b. Jumlah ruang kelas yang akan dibangun disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah berdasarkan hasil pemetaan sekolah oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota;
c. Kegiatan pembangunan ruang kelas baru menggunakan standar bangunan
kelas B dengan konstruksi bangunan tahan gempa.
d. Alokasi dana Kategori 2 ditetapkan sebesar Rp.104.500.000,- (seratus empat
juta lima ratus ribu rupiah) dengan rincian: (a) Pembangunan ruang kelas
baru sebesar Rp.92.000.000,- (sembilan puluh dua juta rupiah) bagi daerah
dengan IKK = 1, dan (b) Perabot ruang kelas baru sebesar Rp.12.500.000,-
(dua belas juta lima ratus ribu rupiah). Kabupaten/kota dapat menggunakan
IKK=1, apabila menurut hasil perhitungan, dengan biaya satuan tersebut
telah mencukupi untuk pembangunan ruang kelas baru;
e. Standar dan spesifikasi teknis pembangunan ruang kelas baru dijelaskan
pada lampiran II peraturan ini.
3. DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB (Kategori 3):
a. Penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB Kategori 3 meliputi
pembangunan ruang perpustakaan, perabot pendukung perpustakaan, dan
sarana peningkatan mutu pendidikan,
b. Kegiatan pembangunan ruang perpustakaan menggunakan standar
bangunan kelas B dengan konstruksi bangunan tahan gempa.
c. Alokasi dana Kategori 3 ditetapkan sebesar Rp.100.000.000,- (seratus juta
rupiah), terdiri: dari (a) Pembangunan ruang perpustakaan sebesar
Rp.92.000.000,- (sembilan puluh dua juta rupiah) bagi daerah dengan IKK=1.
Kabupaten/kota dapat menggunakan IKK=1, apabila menurut hasil
perhitungan, dengan biaya satuan tersebut telah mencukupi untuk
pembangunan perpustakaan; dan (b) Perabot pendukung perpustakaan
sebesar Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah);
d. Ruang
perpustakaan
yang dibangun beserta
perabot pendukung
perpustakaan dan penyediaan sarana peningkatan mutu pendidikan sesuai
dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan sekolah oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota;
e. Standar dan spesifikasi teknis pembangunan perpustakaan beserta perabot
pendukung perpustakaan dijelaskan pada lampiran II peraturan ini;
f. Standar dan spesifikasi teknis buku, alat pendidikan, sarana penunjang
pembelajaran/alat elektronik pendidikan, sarana teknologi informasi dan
komunikasi pendidikan, dan multimedia pembelajaran interaktif, diatur
kemudian dalam Peraturan Menteri Pendidikan secara tersendiri.
VII. ACUAN PENGADAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011
UNTUK SD/SDLB
1.
Penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SD/SDLB dalam pengadaan
pembangunan prasarana pendidikan mengacu pada Lampiran II peraturan
ini.
2.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan acuan minimal
dalam pelaksanaan pengadaan.
3.
Alokasi dana yang ditetapkan merupakan besaran patokan biaya tertinggi
yang menjadi dasar acuan bagi pelaksana DAK Bidang Pendidikan dalam
penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
4.
Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan HPS adalah sebagaimana
ketentuan Pasal 66 ayat (7) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, yaitu
harga pasar setempat berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya
pengadaan dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi:
a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan
Pusat Statistik (BPS);
b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi
terkait dan sumber dana lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. daftar
biaya/tarif
Barang/Jasa
yang
dikeluarkan
oleh
agen
tunggal/pabrikan;
d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank
Indonesia;
f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan
instansi lain maupun pihak lain;
g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana
(engineer’s estimate); dan
h. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
5.
Apabila terdapat sisa dana dalam pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan,
maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk menambah volume atau
sasaran sesuai dengan peruntukannya.
6.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan, DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 hanya boleh
digunakan untuk membiayai pengadaan barang sesuai dengan Petunjuk
Teknis DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 ini.
VIII. KEGIATAN-KEGIATAN
YANG
TIDAK
DAPAT
DIBIAYAI
DAK
DAN
PEMENUHANNYA
1. Kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK
a. administrasi kegiatan;
b. penyiapan kegiatan fisik;
c. penelitian;
2. Pemenuhan Biaya yang tidak dapat dibiayai DAK
Kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK sebagaimana dimaksud pada angka 1,
pembiayaannya dibebankan dari anggaran/biaya umum yang disediakan
melalui APBD atau sumber pembiayaan lain di luar dana pendamping.
IX. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. Dinas Pendidikan Provinsi
a. Mengkoordinasikan sosialisasi pelaksanaan DAK bagi kabupaten/kota
sebagai tindak lanjut sosialisasi di tingkat pusat dengan mengundang nara
sumber dari institusi yang relevan;
b. Melaksanakan
supervisi
dan
monitoring
serta
penilaian
terhadap
pelaksanaan DAK bidang pendidikan untuk SD/SDLB di kabupaten/kota;
c. Melaporkan hasil supervisi dan monitoring kepada Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar, u.p. Direktur Pembinaan Sekolah Dasar.
2. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menganggarkan dana pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10%
(sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya, sesuai
dengan Pasal 61 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan;
b. Menyediakan anggaran/dana biaya umum untuk kegiatan perencanaan,
sosialisasi, pengawasan, biaya lelang dan biaya operasional lainnya sesuai
dengan kebutuhan;
c. Menetapkan nama-nama SD/SDLB penerima DAK Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2011 dalam Keputusan Bupati/Walikota dan salinannya
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar up. Direktur
Pembinaan Sekolah Dasar, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
setempat;
d. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan DAK di tingkat
kabupaten/kota.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
a. Menetapkan panitia pengadaan kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun
2011 sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
b. Membentuk Tim Teknis untuk melakukan pemetaan dan pendataan kondisi
prasarana sekolah dan sarana peningkatan mutu pendidikan di sekolah;
c. Membuat rencana alokasi jumlah SD/SDLB yang akan menerima DAK
Bidang Pendidikan per kecamatan, sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan;
d. Mengusulkan nama-nama SD/SDLB sasaran DAK Bidang Pendidikan tahun
2011 kepada Bupati/Walikota, berdasarkan hasil pemetaan dan pendataan;
e. Menyampaikan rencana penggunaan DAK Bidang Pendidikan Tahun
Anggaran 2011 kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar c.q Direktur
Pembinaan Sekolah Dasar dengan tembusan kepada Menteri Keuangan c.q
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan;
f. Melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta menyusun pelaporan kegiatan
DAK Bidang Pendidikan dengan mengacu pada Surat Edaran Bersama
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008,
900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan
Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK; dan
h. Melaporkan pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011
kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar up. Direktur Pembinaan Sekolah
Dasar.
4. Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota
Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam konteks
kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011, Dewan Pendidikan
Kabupaten/Kota memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan pengawasan
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan DAK Bidang
Pendidikan di tingkat kabupaten/kota.
5. Kepala Sekolah
a. Bersama guru terkait memeriksa kelengkapan, kondisi, dan kesesuaian
barang dengan naskah Berita Acara Serah Terima;
b. Menandatangani berita acara serah terima barang di sekolah;
c. Mencatat hasil DAK bidang pendidikan sebagai inventaris sekolah.
6. Komite Sekolah
Komite Sekolah melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 17 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam konteks DAK Bidang Pendidikan Tahun
Anggaran 2011, Komite Sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan
pengawasan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan DAK
Bidang Pendidikan di tingkat sekolah.
X
PELAPORAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN SANKSI
1. Pelaporan
Laporan pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011 dilakukan
secara berjenjang, mulai dari laporan kabupaten/kota, dan laporan pusat.
Laporan Kabupaten/kota
a.
Bupati/walikota menyusun laporan triwulanan yang memuat laporan
b.
Penyampaian laporan triwulan sebagaimana dimaksud huruf (a)
dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah triwulan yang
bersangkutan berakhir.
c.
Rincian pelaporan sebagaimana dimaksud huruf (a) mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal
21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis
Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).
2. Pemantauan, Evaluasi, dan Pengawasan
a. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan dilakukan
oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota serta institusi lain sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri
Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE
1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk
Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan
Dana Alokasi Khusus (DAK).
b.
Pengawasan.
Pengawasan fungsional/pemeriksaan tentang pelaksanaan kegiatan dan
administrasi keuangan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2011
dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional
dan Inspektorat Daerah.
3. Sanksi
a. Setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat pelaksana yang
melakukan tindakan penyalahgunaan, penyimpangan pelaksanaan kegiatan
dan keuangan sebagaimana tertuang dalam petunjuk teknis ini serta
peraturan perundang-undangan yang terkait, ditindak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kegiatan tidak berpedoman
pada petunjuk teknis ini serta peraturan perundangan lain yang terkait,
dipandang sebagai penyimpangan yang akan dikenai sanksi hukum.
XI KETENTUAN LAIN
1. Bagi Daerah yang terkena dan/atau terjadi bencana alam, dana DAK bidang
pendidikan dapat digunakan secara keseluruhan sesuai kebutuhan daerah
terkait dengan bidang pendidikan, setelah mengajukan usulan perubahan dan
mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan Nasional.
2. Bencana alam sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan bencana
alam yang dinyatakan secara resmi oleh kepala daerah setempat.
3. Mekanisme pengajuan usulan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah kabupaten/kota mengajukan usulan perubahan kegiatan
kepada Menteri Pendidikan Nasional dengan tembusan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar.
b. Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Menteri
Pendidikan Nasional memberikan surat rekomendasi kepada pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melakukan perubahan kegiatan tersebut.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011
STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS REHABILITASI RUANG KELAS RUSAK,
PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTNYA,
DAN PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN BESERTA PERABOTNYA
UNTUK SD/SDLB
I. STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS REHABILITASI RUANG KELAS,
PEMBANGUNAN
RUANG
KELAS
BARU
DAN
PEMBANGUNAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR
Ruang kelas dan perpustakaan adalah fasilitas umum yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, bangunan tersebut harus memenuhi
standar kenyamanan dan kekuatan yang dipersyaratkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana
dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Untuk memenuhi
standar kenyamanan dan keamanan sebagaimana diatur dalam Permendiknas
tersebut, maka dalam proses rehabilitasi/pembangunan ruang kelas dan ruang
perpustakaan harus memenuhi standar dan spesifikasi yang ditetapkan dalam
dokumen pelelangan baik dalam bentuk gambar bestek maupun spesifikasi
teknisnya.
Standar dan spesifikasi teknis disusun untuk memberikan panduan kepada: (1)
Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan (2) Konsultan Perencana dalam menyusun dokumen
perencanaan rehabilitasi ruang kelas, pembangunan ruang kelas baru dan
pembangunan perpustakaan sekolah dasar melalui DAK Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2011.
A. Standar rehabilitasi ruang kelas, pembangunan ruang kelas baru, dan
pembangunan perpustakaan.
1. Rehabilitasi Ruang Kelas
a. Ukuran ruangan menyesuaikan dengan ukuran ruang kelas yang
akan direhabilitasi.
b. Tinggi plafon ruangan minimal 3.50 meter dari lantai.
c. Kemiringan atap menyesuaikan dengan jenis penutup atap yang
digunakan.
2. Pembangunan Ruang Kelas Baru
a. Ukuran ruangan = 7.00 m x 8.00 m
b. Lebar teras 2.00 m, dengan lebar teritisan 1.00 m.
c. Tinggi plafon ruangan minimal 3.50 meter dari lantai.
d. Kemiringan atap menyesuaikan dengan jenis penutup atap yang
digunakan.
3. Pembangunan Perpustakaan
a. Luas ruang minimal 56 m
2dengan lebar minimal 5 m.
b. Lebar teras 2.00 m, dengan lebar teritisan 1.00 m.
c. Tinggi plafon ruangan minimal 3.50 meter dari lantai.
d. Kemiringan atap menyesuaikan dengan jenis penutup atap yang
digunakan.
e. Dapat
dibangun
secara
berdiri
sendiri,
menempel
pada
ruang/bangunan yang sudah ada (lama), atau dibangun di atas
ruang/bangunan lantai1 (struktur bangunan lantai satu sudah
disiapkan untuk bangunan 2 lantai dengan menggunakan dana
selain DAK tahun anggaran 2011).
B. Spesifikasi Teknis
1. Umum
Pedoman teknis umum untuk pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas,
pembangunan ruang kelas baru dan pembangunan perpustakaan
adalah berbagai peraturan yang diatur dalam peraturan pembangunan
yang sah dan berlaku di Indonesia sepanjang tidak ditetapkan lain
dalam dokumen pelelangan yang harus ditaati selama pelaksanaan,
yaitu:
a. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau Algemene voor warden voor de uitvoering
bijaanneming van openbare werken (A.V) 1941.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA.
c. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK
SNI T-15-1991-03.
d. Tata cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995
e. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesia Loading Code 1987
(SKBI-1.2.53.1987).
f. Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 03-3976-1995.
g. Ubin Semen Polos SNI 03-0028-1987.
h. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB) NI.3
Tahun 1983
i. Peraturan Baja Bangunan Indonesia (PBBI) 1983.
j. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) NI.5 Tahun 1961.
k. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
l. Mutu Sirap SNI 03-3527-1994
m. Peraturan Semen Portland Indonesia NI.8 Tahun 1973
n. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) N.I18 Tahun
1983.
o. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000.
p. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10.
s. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan SNI
03- 1726-2002
t. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI
03-1962-1990.
u. Pedoman Pembangunan Bangunan Tahan Gempa SK Dirjen Cipta
Karya Nomor: 111/KPTS/CK/1993
v. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Dinas
Keselamatan Kerja No. 3 tahun 1958 dan Undang-Undang No. 1
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
w. Keputusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
x. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah
setempat yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.
2. Khusus
Pedoman teknis khusus untuk pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas,
pembangunan ruang kelas baru dan pembangunan ruang perpustakaan
adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pengkoordinasian dan mempersiapkan format-format pengendalian evaluasi pelaksanaan rehabilitasi antara lain:
1) Pengukuran
dan
pemasangan
bowplank
(untuk
kegiatan
pembangunan)
2) Pekerjaan pembongkaran (untuk kegiatan rehabilitasi)
3) Gudang untuk menyimpan bahan material dan peralatan kerja
4) Tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaan persiapan dan
perakitan komponen-komponen bangunan.
5) Fasilitas air bersih (disesuaikan dengan kebutuhan dan
situasi/kondisi setempat)
6) Mengadakan dokumentasi pekerjaan mulai tahap awal sampai
akhir.
b. Pekerjaan Galian/Urugan
Meliputi penggalian tanah untuk pondasi batu kali atau batu belah lainnya dan pondasi setempat (foot plate) serta pekerjaan lain yang memerlukan penggalian tanah dan pengurugan kembali galian disisi pondasi.
Pengurugan yang tebalnya lebih dari 20 cm harus dilaksanakan selapis demi selapis (10 cm) dan setiap lapisan harus di padatkan menggunakan mesin pemadat (Compactor) atau dikerjakan secara manual sehingga tidak terjadi penurunan tanah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pondasi, seperti pondasi patah/putus pondasi mengantung ataupun kerusakan pada lantai bangunan.
c. Pekerjaan Pondasi
Sebelum membuat pondasi, yang perlu mendapat perhatian yaitu apakah tanah dimana pondasi tersebut akan dibuat, merupakan tanah keras, tanah basah, atau tanah berawa.
Apabila tanah yang akan digunakan untuk pasangan batu kali dan pondasi setempat (foot plate), merupakan tanah yang kurang baik maka perlu dilakukan perbaikan dengan cara mengurug dengan sirtu (pasir batu) hingga cukup memenuhi kekerasan.
Untuk mendukung struktur bangunan maupun dinding, diperlukan
adanya pasangan pondasi batu kali. Agar kedudukan pondasi
benar-benar stabil, maka galian tanah untuk pondasi harus mencapai
tanah keras dan sekurang-kurangnya harus sesuai dengan gambar
teknis. Pada bagian alas galian diberi lapisan pasir setebal + 10 cm
kemudian dihamparkan anstampeng (pasangan batu kosong), baru
diatasnya dipasang pondasi batu dengan menggunakan spesi.
Pondasi harus kedap air, artinya tidak dapat ditembus resapan air
dan tidak meneruskan uap lembab ke bagian bangunan yang
terletak diatasnya serta tahan terhadap unsur tanah agresip, pada
umumnya digunakan spesi dengan campuran 1PC : 4 Ps.
Untuk mendukung kesetabilan bangunan terhadap gempa, perlu
dibuat pondasi setempat (foot plate) dengan dimensi dan ketebalan
sesuai dengan kebutuhan, selain itu menggunakan pengaku sendi
yang diletakkan pada pertemuan antara sloof dan kolom, pertemuan
antara kolom dan ring balok dan pengikat sloof. Pengaku sendi
menggunakan besi dengan dimensi panjang 40 x
ɸ 12 mm dan
pengingat sloof panjang sisi siku-siku minimal 1 meter.
Begitu juga apabila ruangan akan dibangun di atas bangunan yang
sudah ada sebelumnya, maka perlu diperhatikan apakah pondasi
terdahulu telah disiapkan untuk struktur bangunan bertingkat yang
tahan gempa atau belum. Jika belum maka harus dilakukan
perbaikan/peningkatan kekuatan pondasi. Hal ini dapat dilakukan
dengan menambahkan sepatu atau pondasi beton (foot plate) pada
bagian-bagian tertentu yang diperlukan yaitu pada setiap bagian
struktur kolom.
d. Pekerjaan Dinding
Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata, namun
pada daerah tertentu dimungkinkan dapat dibuat dari bahan lain
yang terdapat di sekitar lokasi yang akan dikerjakan, misalnya dari
papan kayu atau bahan yang lainnya. Pada dasarnya apapun
bahan/material
yang
digunakan
untuk
pembuatan
dinding
semaksimal mungkin dapat memberikan rasa aman dan nyaman
bagi pengguna ruang tersebut.
Disamping itu karena bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan
belajar, hendaknya diupayakan dinding dapat meredam suara
sehingga tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu
aktivitas pada masing-masing ruang kelas. Untuk memberikan
kekuatan dalam menahan pengaruh gempa, pemasangan dinding
hendaknya mengacu pada Pedoman Pembangunan Bangunan
Tahan Gempa SK Dirjen Cipta Karya Nomor: 111/KPTS/CK/1993.
benangan sudut tembok dan sudut beton. Komposisi campuran
spesi untuk masing-masing jenis pekerjaan tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan, berdasarkan pertimbangan fungsi dan
kekuatan pasangan atau plesteran.
Untuk pasangan atau plesteran trasraam dan beton digunakan
spesi dengan campuran 1 PC : 3 Ps sedangkan untuk pasangan
dan plesteran biasa digunakan spesi dengan campuran 1 PC : 5
Ps.
Untuk memperoleh hasil pekerjaan pasangan dan plesteran yang
baik harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut:
a). Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi sampai jenuh
sehingga dapat melekat dengan sempurna.
b). Batu bata pecah terpasang tidak lebih dari 20 % dari jumlah
batu utuh terpasang.
c). Pasangan dinding bata dilaksanakan dengan hubungan
verband siar/nat masing-masing lapisan tidak saling bertemu,
tegak lurus, siku dan rata.
d). Seluruh permukaan yang akan diplester harus dibasahi
dengan air bersih, baru kemudian di plester dengan rata,
halus dan merupakan satu bidang tegak lurus dan siku.
e). Pada bagian luar diberi lapisan acian dengan rata dan halus
sehingga bebas dari keretakan ataupun cacat-cacat lainnya.
2. Dinding papan kayu
Apabila dinding bangunan dibuat dari papan kayu, maka papan–
papan kayu tersebut harus disusun dengan rapi, rapat dan kuat
sehingga dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi
pemakai ruang tersebut serta dapat mengurangi kebisingan atau
gangguan suara sehingga aktivitas pada masing-masing ruang
kelas tidak saling mengganggu.
Jika menggunakan bahan dari kayu, dipilih kayu minimal kelas
kuat 2 dan diupayakan kayu tersebut dilindungi terhadap hama
perusak kayu. Dalam hal ini banyak cara yang dapat dilakukan,
misalnya dengan cara pencelupan, pengolesan bahan anti rayap
dan sebagainya.
e. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton meliputi sloof, kolom, balok dan ringbalk
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku dengan
mempertimbangkan faktor keamanan terhadap gempa. Untuk
pekerjaan rehabilitasi agar dilakukan pemeriksaan dan analisis
terhadap kemampuan struktur bangunan yang lama dalam menahan
pengaruh gempa. Jika struktur bangunan yang lama tidak memenuhi
syarat sebagai bangunan tahan gempa, maka harus dibuat struktur
baru yang syarat sebagai bangunan tahan gempa. Semua beton
struktural maupun non struktural seperti kolom struktur, kolom praktis
dan komponen struktur lainnya setidak-tidaknya dibuat dengan mutu
beton K 175 atau dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr dan baja
tulangan U 24, dengan diameter, jumlah dan jarak pasang sesuai
ketentuan yang diatur dalam SK SNI T-15.1919.03. Untuk beton
rabat menggunakan campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr. Pengadukan
campuran, pengangkutan, pengecoran dan pemadatan serta
perawatan beton harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Cetakan atau bekisting dibuat dari kayu kelas III dengan
ketebalan papan minimal 2 cm atau multiplek 8 mm, dengan
balok-balok penahan dari kayu ukuran 4/6 cm atau 5/7 cm dan tiang
penyangga dari kayu.
Bekisting hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat
dilakukan pengecoran cukup kuat, kedudukannya stabil, tidak bocor
dan tidak terjadi perubahan bentuk ataupun ukuran.
Pembongkaran bekisting hanya dapat dilakukan setelah beton mencapai kekerasan tertentu. Pembongkaran hendaknya dilakukan dengan hati-hati, yaitu pada saat melepas bagian-bagian/papan bekisting tidak dengan cara dipukul atau menggunakan alat yang tidak semestinya, misalnya menggunakan linggis untuk mencongkel bekisting yang dapat mengakibatkan kerusakan.
f. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela
Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela meliputi membuat dan memasang serta pengecatan dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar. Jumlah dan tata letak pintu, jendela dan ventilasi disesuaikan dengan kebutuhan cahaya dan aliran udara yang baik, yaitu dengan memasang ventilasi silang.
Untuk kusen dan daun pintu/jendela atau ventilasi (angin-angin) dibuat dari kayu dengan kelas kuat dan kelas awet 2. Semua bahan kayu harus dipilih kayu yang cukup tua, kering dan tidak cacat. Sambungan-sambungan kayu, baik untuk kusen maupun untuk daun pintu dan jendela dibuat sambungan lubang dan pen dan dikunci dengan nagel (pantek/pen) sehingga diperoleh sambungan yang kuat. Dalam pengerjaannya harus memperhitungkan faktor iklim/cuaca yang dapat mempengaruhi konstruksi.
Daun pintu dibuat panil dengan tebal slimaran 4 cm dan isian panil
tebal 3 cm dengan lebar minimal 90 cm. Untuk memperoleh
penerangan alami yang cukup baik disyaratkan luas jendela minimal
20% dari luas lantai dengan daun jendela tebal 3 cm, sedangkan
luas ventilasi disyaratkan 6% sampai dengan 10% dari luas lantai
agar dapat diperoleh sirkulasi udara yang cukup baik.
Untuk memperoleh ikatan yang kuat terhadap dinding, kusen harus diberi angkur dari besi 10 mm sebanyak yang diperlukan. Semua pekerjaan kayu yang menempel pada dinding tembok harus dimeni terlebih dahulu.
g. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda, nok, gording, balok tembok, usuk dan reng, dan lisplank, serta pemasangan penutup atap. Bahan yang digunakan adalah kayu dengan kelas kuat 2 yang diberi lapisan pelindung hama perusak kayu.
dan pen sedangkan batang yang menerima gaya tarik, sambungan dapat berbentuk sambungan miring berkait atau menggunakan alat penyambung baut. Untuk perkuatan pada sambungan kayu dipasang plat besi (beugel) dan dibaut.
Penutup atap menggunakan bahan yang tersedia dan mudah
diperoleh di lapangan antara lain genteng, seng, asbes gelombang,
sirap dsb. Untuk penutup atap dari genteng atau sirap kemiringan
dibuat
≥ 35
o- 45
osedang atap seng atau asbes gelombang
kemiringan ≥ 20
o- 30
o.
Ukuran kayu yang digunakan untuk kuda-kuda umumnya 8/12 cm atau 8/15 cm yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk usuk umumnya digunakan kayu berukuran 5/7 cm dan untuk reng dapat digunakan kayu ukuran 2/3 cm atau 3/4 cm. Pemasangan usuk dan reng hendaknya pada jarak yang sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing jenis penutup atap memiliki ukuran yang berbeda sehingga penggunaan ukuran kayu, baik kuda-kuda, nok dan gording serta jarak usuk dan reng harus menyesuaikan. Apabila menggunakan penutup atap standar pabrik, disarankan untuk memeriksa ketentuan yang dipersyaratkan produsen. Selain menggunakan bahan dari kayu, rangka atap juga dapat menggunakan baja ringan. Untuk memperoleh jaminan kekuatan konstruksi, untuk penggunaan rangka atap baja ringan produsen harus melampirkan perhitungan kekuatan
konstruksinya.
h. Pekerjaan Langit-langit (Plafon)
Pekerjaan langit-langit meliputi pemasangan rangka dan penutup plafon. Untuk rangka digunakan kayu minimal kelas kuat 3 dan diberi lapisan pelindung hama perusak kayu serta bagian bawah diketam untuk mendapatkan bidang langit-langit yang datar dan rata. Untuk rangka plafon dapat digunakan kayu dengan ukuran 5/7 cm, dan setiap luasan 9 m2 dipasang balok induk ukuran 6/10 cm. Hal ini dimaksudkan agar rangka plafon tersebut mampu menahan beban pekerja instalasi atau pekerja perawatan atap di atasnya. Penutup plafon dapat menggunakan asbes datar, kayu lapis, atau bahan lain yang tersedia di sekitar lokasi kegiatan rehabilitasi ruang kelas, pembangunan ruang kelas baru atau pembangunan perpustakaan dilaksanakan. Untuk mendapatkan suhu ruangan yang cukup nyaman, disyaratkan ketinggian langit-langit dibuat minimal 3,50 meter dari permukaan lantai.
i. Pekerjaan Lantai dan Penutup Lantai
Lantai bangunan yang terletak pada permukaan tanah dilapisi penutup lantai dari keramik. Bagian dalam ruangan dapat digunakan keramik putih polos sedangkan bagian luar dipilih keramik dof dengan warna lebih gelap. Pemilihan warna keramik agar dibuat yang serasi dengan warna cat/politur sehingga secara keseluruhan dapat menampilkan sebuah bangunan yang serasi, indah dan menarik. Sebelum dipasang keramik, bagian bawah harus diberi urugan pasir setebal 10 cm dan dipasang rabat beton atau patlahan bata. Pemasangan penutup lantai dilakukan dengan baik sehingga diperoleh garis nat yang lurus dan permukaan yang rata.
Jika lantai terbuat dari papan kayu, maka pada bagian bawah lantai harus diberi balok melintang sebagai bahan penyangga dengan jarak yang diperhitungkan cukup kuat menyangga beban lantai dan beban-beban lain yang ada di atasnya. Pemasangan papan lantai disarankan dilakukan dengan sambungan alur dan lidah sehingga diperoleh permukaan lantai yang rata dan papan-papan lantai tersebut tidak baling atau melengkung. Kayu yang digunakan adalah kelas kuat 2 dengan ketebalan minimal 2 cm.
j. Pekerjaan Penggantung, Pengunci, dan Kaca
Pekerjaan ini meliputi pemasangan engsel, grendel, pengunci untuk pintu dan jendela, serta hak angin untuk jendela, pemasangan kaca pada daun jendela serta penyetelan daun pintu dan jendela.
Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat kekuatan dan awet sehingga dapat menahan beban dan berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel dan jendela dipasang 2 (dua) buah engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela dipasang grendel dan hak angin. Kaca yang digunakan harus memiliki permukaan yang halus dan rata dengan tebal 5 mm. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan rapi sehingga pintu dan jendela berfungsi dengan sempurna.
k. Pekerjaan Instalasi Listrik
Untuk pekerjaan instalasi listrik dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian tentang instalasi listrik. Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus memenuhi persyaratan teknis dan semua bahan yang digunakan harus berkualitas baik sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu yang cukup lama.
l. Pekerjaan Pengecatan/Politur
Pekerjaan pengecatan/politur meliputi kayu kusen, daun pintu dan jendela, ventilasi, lisplank dan balok-balok kayu yang nampak serta pengecatan dinding dan plafon. Penggunaan jenis cat atau politur harus yang berkualitas baik dengan komposisi warna yang serasi.
Untuk memperoleh hasil yang baik, pengecatan dinding baru dilakukan setelah bidang plesteran dinding tersebut benar-benar kering dengan terlebih dahulu dilapisi plamir untuk tembok. Sedangkan pengecatan kayu dilakukan setelah permukaan kayu yang akan dicat dimeni dan diplamir. Apabila permukaan kayu akan dipolitur, maka terlebih dahulu harus digosok sampai halus dan rata, apabila terdapat lubang-lubang pada kayu, harus ditutup dengan dempul kayu. Pengecatan atau politur hendaknya dilakukan minimal tiga kali pelapisan sehingga diperoleh hasil yang baik, halus, rata dan tidak luntur atau kusam.
m. Pekerjaan Perapihan
Pekerjaan perapihan merupakan pekerjaan penyempurnaan dan merapikan pekerjaan yang pada hakekatnya telah selesai dikerjakan namun masih perlu penyempurnaan. Sebagai contoh misalnya terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/ditutup dengan sempurna, maka perlu disempurnakan, atau terdapat cat yang belum menutup permukaan bidang secara merata, maka perlu di cat ulang sehingga diperoleh permukaan bidang cat yang rata, dan sebagainya.
II. STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS PERABOT RUANG KELAS DAN
PERPUSTAKAAN
Pengguna utama ruang kelas dan perpustakaan adalah siswa sekolah dasar
yang secara anatomis memiliki ukuran yang relatif kecil sehingga ukuran
perabot harus dibuat sesuai dengan kondisi tersebut. Oleh karena itu standar
dan spesifikasi teknis perabot ruang kelas dan perpustakaan harus memenuhi
standar kenyamanan dan kekuatan yang dipersyaratkan dalam Peraturan
dalam menyusun dokumen perencanaan yang terkait dengan pengadaan
perabot ruang kelas dan perpustakaan/pusat sumber belajar melalui DAK
Bidang Pendidikan tahun Anggaran 2011 perlu disusun standar dan spesifikasi
teknis perabot ruang kelas dan perpustakaan/pusat sumber belajar yang
dijabarkan sebagai berikut:
A. Standar Perabot Ruang Kelas Baru
Persyaratan perabot ruang kelas harus memenuhi Standarisasi Perabot
Sekolah Dasar Tahun 2005, meliputi:
a.
Kualitas
b.
Keamanan penggunaan
c.
Kenyamanan dalam penggunaan
d.
Kemudahan dalam pemakaian
e.
Kemudahan dalam pemeliharaan
f.
Kemudahan dalam perbaikan
Untuk memenuhi persyaratan kenyamanan dan kemudahan dalam
penggunaan serta kemudahan dalam pemeliharaan, maka ukuran standar
ditentukan sebagai berikut:
Ukuran standar perabot ruang kelas
NO JENIS PERABOT P (cm) L (cm) T (cm) KET 1 Meja siswa tunggal 60 55 65 - 71
2 Meja siswa ganda 120 55 65 - 71
3 Meja guru 75 60 73
4 Kursi siswa 38 38 40
5 Kursi guru 45 40 43
6 Papan tulis gantung/dinding 240 120 7 White board standar 240 120
8 Papan Jadwal 60 40
9 Papan absensi 60 40
10 Papan piket 80 60
11 Almari ruang kelas 70 - 80 40 - 60 180 B. Spesifikasi Teknis Perabot Ruang Kelas Baru
1. Meja siswa dan meja guru
a. Bahan untuk rangka menggunakan kayu dengan daun meja dari papan kayu atau multiplek tebal 18 mm,
b. Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang diperkuat dengan pasak dan lem kayu,
c. Finishing dapat menggunakan cat atau politur dengan warna yang serasi. 2. Kursi siswa dan kursi guru
a. Bahan untuk rangka menggunakan kayu dengan dudukan dan sandaran dari papan kayu dengan tebal 18 mm,
b. Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang diperkuat dengan pasak dan lem kayu,
c. Finishing dapat menggunakan cat atau politur dengan warna yang serasi. 3. Papan tulis gantung/dinding
a. Bahan menggunakan multiplek tebal 12 mm dengan rangka dari kayu ukuran 4/6 yangdipasang dibagian belakang papan tulis,
b. Sambungan menggunakan paku dengan kepala yang dibenamkan, c. Finishing menggunakan cat dof untuk papan tulis dengan warna hitam. 4. Whiteboard standar
a. Bahan menggunakan multiplek tebal 12 mm dengan rangka dari aluminium, b. Finishing menggunakan menggunakan lapisan formika warna putih yang
direkatkan dengan lem kayu. 5. Almari ruang kelas
a. Bahan untuk rangka menggunakan kayu dengan dinding penutup dari teakwood tebal 4mm untuk merapikan bagian tepi digunakan vinir jati, b. Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang diperkuat
dengan pasak dan lem kayu,
c. Finishing menggunakan politur dengan warna yang serasi.
C. Kebutuhan Perabot Ruang Kelas Baru
1. Alternatif 1
NO JENIS PERABOT JUMLAH SATUAN
1 Meja siswa tunggal 32 buah
2 Meja guru 1 buah
3 Kursi siswa 32 buah
4 Kursi guru 1 buah
5 White board standar 1 buah
6 Papan Jadwal 1 buah
7 Papan absensi 1 buah
8 Papan piket 1 buah
9 Almari ruang kelas 1 buah
2. Alternatif 2
NO JENIS PERABOT JUMLAH SATUAN
1 Meja siswa ganda 16 buah
2 Meja guru 1 buah
3 Kursi siswa 32 buah
4 Kursi guru 1 buah
5 White board standar 1 buah
6 Papan Jadwal 1 buah
7 Papan absensi 1 buah
8 Papan piket 1 buah
II. STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS PERABOT RUANG PERPUSTAKAAN A. Standar Perabot Ruang Perpustakaan
Persyaratan perabot ruang perpustakaan harus memenuhi Standarisasi Perabot Sekolah Dasar Tahun 2005, meliputi:
a. Kualitas
b. Keamanan penggunaan
c. Kenyamanan dalam penggunaan d. Kemudahan dalam pemakaian e. Kemudahan dalam pemeliharaan f. Kemudahan dalam perbaikan
Untuk memenuhi persyaratan kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaan serta kemudahan dalam pemeliharaan, maka ukuran standar ditentukan sebagai berikut:
1.
Ukuran standar perabot perpustakaanNO JENIS PERABOT (cm) P (cm) L (cm) T KET 1 Rak buku 120 a = 35 b = 45 180
2 Meja baca siswa 53 35 26
3 Meja ½ biro 120 70 75
4 Meja komputer 120 70 75
5 Meja pengolahan 120 70 75
6 Kursi kerja 45 40 43
7 Karpet 350 200 Tepi diobras
B. Spesifikasi Teknis Perabot Perpustakaan 1. Spesifikasi teknis perabot perpustakaan
a. Rak buku
1) Bahan menggunakan papan tebal 2 cm atau multiplek tebal 18 mm. untuk merapikan bagian tepi, dapat ditutup dengan vinil atau vinir jati dengan menggunakan lem kayu.
2) Sambungan menggunakan paku skrup yang diperkuat dengan lem kayu
2) Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang diperkuat dengan pasak dan lem kayu
3) Finishing menggunakan cat/politur dengan warna yang serasi c. Meja ½ biro
1) Bahan menggunakan papan kayu tebal 20 mm atau multiplek tebal 18 mm.
2) Sambungan menggunakan dengan paku atau sekrup yang diperkuat dengan lem kayu
3) Finishing menggunakan cat/politur dengan warna yang serasi d. Meja komputer
1) Bahan menggunakan papan kayu tebal 20 mm atau multiplek tebal 18 mm.
2) Sambungan menggunakan konstruksi dengan paku atau sekrup yang diperkuat dengan lem kayu
3) Finishing menggunakan politur dengan warna yang serasi e. Kursi kerja
1) Bahan untuk rangka menggunakan kayu dengan dudukan dan sandaran dari papan kayu tebal 18 mm,
2) Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang diperkuat dengan pasak dan lem kayu,
3) Finishing dapat menggunakan cat atau politur dengan warna yang serasi.
C. Kebutuhan Perabot Perpustakaan
1. Perabot Perpustakaan
NO JENIS PERABOT JUMLAH SATUAN
1 Rak buku 12 buah
2 Meja baca siswa 16 buah
3 Meja ½ biro 1 buah
4 Meja komputer 1 buah
5 Meja pengolahan 1 buah
6 Kursi kerja 2 buah
1
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011
FORMAT LAPORAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 JENJANG SD/SDLB LAPORAN KEUANGAN
(LAPORAN TRIWULAN) PROVINSI :………..
KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
NO NAMA SEKOLAH ALOKASI DANA
REALISASI DANA REHABILITASI RUANG KELAS (Rp) REALISASI DANA PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU
(Rp) REALISASI DANA PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Rp) SALDO (Rp) .………. 2011 Walikota/Bupati (……….)
FORMAT LAP0RAN DAK-1a
LAPORAN KEUANGAN (LAPORAN AKHIR) PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
NO NAMA SEKOLAH ALOKASI DANA
REALISASI DANA REHABILITASI RUANG KELAS (Rp) REALISASI DANA PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU
(Rp) REALISASI DANA PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Rp) SALDO (Rp) .………. 2011 Walikota/Bupati
FORMAT LAP0RAN DAK-1b Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
3
LAPORAN REALISASI FISIK REHABILITASI RUANG KELAS
(LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
REHABILITASI RUANG KELAS
NO NAMA SEKOLAH Satuan
(ruang) Volume Rencana Volume Realisasi
……….2011 Walikota/Bupati
(……….)
FORMAT LAPORAN DAK-2a Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
LAPORAN REALISASI FISIK PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU
(LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU
NO NAMA SEKOLAH Satuan
(ruang) Volume Rencana Volume Realisasi
……….2011 Walikota/Bupati
FORMAT LAPORAN DAK-2b Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
5
LAPORAN REALISASI FISIK
PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN DAN PERABOT PERPUSTAKAAN
NO NAMA SEKOLAH Satuan
(ruang) Volume Rencana Volume Realisasi
……….2011 Walikota/Bupati
(……….)
FORMAT LAPORAN DAK-2c Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
LAPORAN REALISASI FISIK PENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN
(LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
PENGADAAN PERABOT PERPUSTAKAAN
Rak Buku Meja Baca Siswa Meja ½ Biro Meja Komputer Kursi Kerja Karpet
NO NAMA SEKOLAH Satuan Volume Rencana Volume Realisasi Satuan Volume Rencana Volume Realisasi Satuan Volume Rencana Volume Realisasi Satuan Volume Rencana Volume Realisasi Satuan Volume Rencana Volume Realisasi Satuan Volum rencana Volume Realisasi
BUAH BUAH BUAH BUAH BUAH M2
………. 2011 Walikota/Bupati
FORMAT LAPORAN DAK-2d Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
7
LAPORAN REALISASI FISIK
PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
PENGADAAN BUKU
BUKU PENGAYAAN BUKU REFERENSI
NO NAMA SEKOLAH
Satuan Volume Rencana Volume Realisasi Satuan Volume Rencana Volume Realisasi
EKS EKS
……….2011 Walikota/Bupati
(……….)
FORMAT LAPORAN DAK-2e Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
LAPORAN REALISASI FISIK
PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
ALAT PERAGA DAN KIT MULTIMEDIA
ALAT PERAGA KIT MULTIMEDIA
NO NAMA SEKOLAH
Satuan Volume Rencana Volume Realisasi Satuan Volume Rencana Volume Realisasi
……….2011 Walikota/Bupati
FORMAT LAPORAN DAK-2f Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
9
LAPORAN REALISASI FISIK
PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (LAPORAN TRIWULAN)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
ICT PENDIDIKAN DAN ALAT ELEKTRONIK PENDIDIKAN
ICT PENDIDIKAN ALAT ELEKTRONIK PENDIDIKAN
NO NAMA SEKOLAH
Satuan Volume Rencana Volume Realisasi Satuan Volume Rencana Volume Realisasi
EKS EKS
……….2011 Walikota/Bupati
(……….)
FORMAT LAPORAN DAK-2g Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
LAPORAN REALISASI FISIK REHABILITASI RUANG KELAS
(LAPORAN AKHIR)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
REHABILITASI RUANG KELAS
NO NAMA SEKOLAH Satuan
(ruang) Volume Rencana Volume Realisasi
……….2011 Walikota/Bupati
FORMAT LAPORAN DAK-3a Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
11
LAPORAN REALISASI FISIK PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU
(LAPORAN AKHIR)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU
NO NAMA SEKOLAH Satuan
(ruang) Volume Rencana Volume Realisasi
……….2011 Walikota/Bupati
(……….)
FORMAT LAPORAN DAK-3b Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat
LAPORAN REALISASI FISIK
PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (LAPORAN AKHIR)
PROVINSI :……….. KABUPATEN/KOTA : ……….. TRIWULAN : ………..
PEMBANGUNAN RUANG PERPUSTAKAAN DAN PERABOT PERPUSTAKAAN
NO NAMA SEKOLAH Satuan
(ruang) Volume Rencana Volume Realisasi
……….2011 Walikota/Bupati
FORMAT LAPORAN DAK-3c Diisi oleh Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat