• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. SISTEM PENCERNAAN. Bentuk morfologi saluran pencernaan tergantung pada : 1. Jenis serangga, 2. Cara makan, dan 3. Cara hidup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. SISTEM PENCERNAAN. Bentuk morfologi saluran pencernaan tergantung pada : 1. Jenis serangga, 2. Cara makan, dan 3. Cara hidup"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

1. SISTEM PENCERNAAN

Bentuk morfologi saluran pencernaan tergantung pada :

1. Jenis serangga, 2. Cara makan, dan 3. Cara hidup

(4)

TIPE ALAT MULUT

SERANGGA

Berdasarkan cara makan :

a. Menggigit mengunyah

b. Mengunyah dan menghisap

c. Menjilat menghisap

d. Mulut Menghisap

e. Menusuk Menghisap

(5)

Nutrisi Serangga

•Nutrisi untuk hidup serangga dipenuhi pada tahap

pradewasa, saat imago kerapkali tidak makan, misal pada kupu-kupu.

•Sebagai nutrisinya serangga umumnya memerlukan asam amino, karbohidrat, lipida, vitamin, mineral, puru dan piridin

(bahan inti sel) dan air.

•Air didapatkan dari air yang terkandung dalam makanannya (tumbuhan khususnya mengandung banyak air).

Serangga pemakan bahan kering, misalnya jenis-jenis serangga gudang, sebagian air didapat dari air hasil

(6)
(7)

3. Saluran belakang (proctodeum = hindgut)

Terjadi dari pelipatan proctodeum dan mempunyai lapisan kutikula pada permukaan dalamnya, berfungsi untuk membuang makanan.

Saluran makanan ada 3 bagian

1. Saluran depan (stomodeum = foregut)

Berasal dari pelipatan stomodeum, dilapisi dengan lapisan kutikula tipis, berfungsi mengambil dan mengolah makanan, tidak menghasilkan enzim

tetapi mempunyai kelenjar ludah yang bermuara di mulut.

2. Saluran tengah (mesenteron = midgut)

Berasal dari endoderm dan tidak mempunyai lapisan kutikula, berfungsi untuk menyerap makanan.

(8)

Pylorus Crop (tembolok)

Oesophagus

Pada lebah

Oesofagusnya sangat panjang

dan temboloknya juga tumbuh

baik.

Pada

serangga

penghisap farinxnya berubah

menjadi

alat

hisap

proventriculus

tidak

ada,

contohnya pada lalat,

kupu-kupu

mempunyai

kerongkongan

yang

sempit

dengan tembolok yang tumbuh

membesar ke samping.

a. Saluran depan

b. Saluran tengah

c. Saluran belakang

Pada nyamuk tembolok di pakai untuk menyimpan gula, sedangkan darah di

simpan di perut tengah yang tidak mempunyai lapisan kutikula

(9)

Stomodeum

Pada dasarnya stomodeum terbagi menjadi bagian-bagian

sebagai berikut, dari depan: faring (pharynx), oesofagus

(oesophagus) dan tembolok (crop) yang merupakan tempat

penyimpanan makanan.

Pada serangga yang memakan makanan padat kerapkali

ada organ penghalus (grinding organ) disebut proventrikulus

(proventriculus atau gizzard).

Proventrikulus itu khususnya berkembang baik pada

serangga Ordo Orthoptera, misalnya belalang, lipas,

cengkerik, dan rayap.

(10)

Mesenteron

•Secara umum mesenteron terdiri dari dua bagian, yaitu dari

depan kantung gastrik (gastric caeca) dan ventrikulus

(ventriculus).

•Mikrovili adalah tonjolan-tonjolan halus berbentuk jari-jari.

Mikrovili itu memperluas permukaan sel-sel epitel yang

berhubungan dengan makanan, untuk memfasilitasi

penyerapan nutrisi.

•Di ventrikulus, pada sebagian besar jenis serangga, terdapat

membran peritrofik yang memisahkan epitel dan makanan.

Membran peritrofik melindungi sel-sel epitel terhadap

kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh abrasi atau gesekan

bahan makanan.

(11)

Proktodeum

•Bagian awal (terdepan) proktodeum ditandai oleh

tempat kedudukan tabung-tabung Malpighi, kerapkali

pada pilorus yang merupakan katup otot.

•Bagian selanjutnya secara berurutan adalah ileum,

kolon (colon) dan rektum (rectum).

•Di ujung rektum terdapat anus (lubang pelepasan).

Fungsi utama proktodeum adalah absorpsi air,

(12)

Gastric Caeca

Berfungsi untuk memperlebar perut dan tempat simbion/parasit (pada saluran tengah).

Saluran Akhir

Pembagian dan panjang saluran akhir tergantung dari makanan serangga yang bersangkutan. Batas saluran ini mulai dari muara saluran malphigi sampai akhir, bisa

juga dimulai dari katup bylorus. Pada larva Lamellocornis Sp. Bagian depan perut akhir merupaka tempat peragian sisa makanan. Ruangan ini juga berfungsi sebagai

tempat yang berisi bakteri yang masih dapat menghancurkan kayu sehingga perut akhir ini masih bisa dipakai sebagai tempat penyerapan makanan (pada saluran

tengah)

Rektum

Merupakan organ untuk menyimpan air dengan jalan menghisap dari isi usus kemudian dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Serangga juga mempunyai berbagai

enzim pencernan seperti ; Lipase, protease, karbohidarse. Dalam pencernaan makanannya juga dibantu oleh mikroorganisme simbiotik dan terjadi simbiose

indualisme. Kebutuhan zat makanan yang dibutuhkannya diperkirakan sama dengan hewan-hewan lain, ia juga membutuhkan 10 asam amino esensial untuk membentuk energi. Sterol vitamin C, vitamin B kompleks dalam jumlah sedikit dapat diperolehnya

(13)
(14)

Pencernaan makanan

•Pencernaan sebagian besar terjadi di mesenteron, yang sel-sel epitelnya memproduksi dan mensekresi enzim-enzim pencernaan dan juga menyerap

hasil pencernaan itu.

•Makanan serangga terutama terdiri dari polimer karbohidrat dan protein. •Beberapa enzim yang umum ditemukan adalah protease, lipase dan

karbohidrase, tetapi kadang-kadang ada yang tidak umum, misalnya selulase yang terdapat pada serangga penggerek kayu.

•Rayap bersimbiosis dengan protozoa (flagellata) untuk mencerna selulosa yang dimakannya.

•Ada juga jenis-jenis serangga yang mampu mencerna bahan-bahan yang relatif stabil seperti keratin yang merupakan bahan pembentuk rambut dan

bulu, misalnya jenis-jenis kumbang Dermestidae.

•Ulat Galleria mellonella (waxmoth) memakan dan mencerna lilin lebah. Ulat ini dapat menjadi hama pada peternakan lebah madu.

Mikroba di dalam saluran makanan mungkin juga memberikan tambahan nutrisi yang diperlukan, misalnya vitamin dan sterol.

(15)

•Fungsi sistem ekskretori adalah pemeliharaan keseimbangan lingkungan dalam (internal).

•Karena hemolimf menggenangi jaringan dan organ serangga, maka cairan itu menentukan sebagian besar keadaan lingkungan dalam (internal). •Sistem ekskretori bertanggung jawab terhadap pemeliharaan uniformitas

hemolimf.

•Untuk melaksanakan fungsi ini sistem itu membuang limbah metabolisme dan bahan-bahan yang berlebihan, terutama yang mengandung nitrogen,

serta mengatur kendungan garam dan air.

•Organ ekskretori yang utama adalah Tabung Malpighi; jaringan-jaringan

(16)

TABUNG MALPHIGI ekivalen dengan ginjal vertebrata yang

berfungsi sebagai organ ekskresi yang letaknya dekat dengan

perbatasan usus bagian tengah dan belakang serta mempunyai

lumen yang dapat mencurahkan isinya pada makanan.

Hasil metabolit yang tidak terpakai oleh tubuh dibawa dari jaringan

tubuh ke tabung malphigi. Zat yang kemudian diserap oleh lapisan sel

pada tabung malphigi. Di dalam proses penyerapan, beberapa zat

penting dan air turut stabil. Senyawa yang berguna dan juga air

kemudian diserap kembali oleh bagian lain tabung ini.

Tinja serangga merupakan bahan kering tanpa air.

Tabung malphigi juga dipakai untuk mengeluarkan air yang berlebihan

dari dalam tubuh, misalnya pada serangga air.

Metabolit yang dikeluarkan adalan amonia, urea, asam amino, asam

urea dan beberapa ion diantaranya ion kalsium.

Jumlah tabung malphigi tidak tentu, dan dapat mengambang

bebas di dalam hemolimfa.

(17)
(18)
(19)

Tabung Malpighi

•♣ Letak organ ini di dalam tubuh serangga telah disebut di depan, yaitu

pada saluran makanan di awal proktodeum.

•♣ Penemunya bernama Marcello Malpighi, seorang ilmuwan Itali yang

hidup di abad ke-7.

•♣ Jumlah tabung organ ini beragam tergantung jenis serangganya, antara

dua sampai lebih dari 250 dan

umumnya berbelit (convoluted); jumlah tabung itu selalu kelipatan dua (berarti

berpasangan).

•♣ Jenis-jenis Collembola dan kutudaun (Aphididae, Homoptera) tidak mempunyai tabung Malpighi. •♣ Tabung-tabung itu bebas berada di

rongga tubuh digenangi oleh hemolimf.

(20)

Keseimbangan garam dan air

•Keadaan lingkungan yang berbeda memberikan masalah berbeda

yang berkaitan dengan garam dan air dalam tubuh serangga.

•Tergantung dari lingkungannya (basah, air, kering) dan makanannya

(banyak mengandung air, kering) pengaturan air tubuh dan

garam-garam dapat berbeda.

•Pada serangga darat (terjadi kehilangan air tubuh melalui penguapan

dari permukaan tubuh dan pembuangan feses, justru serangga harus

membuang kelebihan air yang terserap melalui kulitnya dan dari

makanannya, sekaligus harus menjaga supaya garam-garam tidak

ikut terbuang.

•Pada sebagian besar serangga pengaturan keseimbangan

lingkungan internal, setidak-tidaknya sebagian, dilaksanakan oleh

tabung Malpighi dan rektum.

(21)

Ada beberapa sistem perputaran (cycling system) bahan

yang menyangkut tabung Malpighi dan rektum.

(1) Tipe sederhana: tabung hanya berdinding selapis sel yang berisi cairan. Cairan ini mengalir ke proktodeum bercampur dengan isi saluran pencernaan. Setelah campuran itu sampai di rektum, air dan garam-garam yang masih diperlukan diserap kembali dan masuk ke hemolimf. Tipe ini terdapat pada jenis-jenis Orthoptera.

(2) Tipe yang lebih kompleks: pada tipe ini gerakan bahan masuk ke dalam tabung Malpighi terjadi di bagian distal tabung; penyerapan kembali air dan garam yang masih diperlukan terjadi di daerah proksimal tabung dan di rektum. Tipe ini terdapat pada jenis-jenis Hemiptera.

(3) Tipe ketiga: khas terdapat pada kumbang, yaitu bagian distal tabung-tabung Malpighi terbenam dalam jaringan yang mengelilingi rektum. Penyerapan bahan terjadi di bagian tabung yang bebas sedang penyerapan kembali bahan yang masih diperlukan terjadi di bagian tabung yang terbenam dalam jaringan rektum. Pengaturan model ini disebut sebagai pengaturan kripto nefridial (crypto nephridial). Pengaturan model ini juga terdapat di ordo Lepidoptera, dengan perbedaan bahwa penyerapan kembali bahan selain di rektum juga terjadi di bagian proksimal tabung-tabung.

(22)

Ekskresi nitrogen

•Banyak serangga predator, pengisap darah dan bahkan pemakan tumbuhan mendapatkan nitrogen berlebihan dari yang diperlukan, berasal dari protein,

asam amino dan asam nukleat.

•Asam urat adalah limbah nitrogen utama dan merupakan 80% atau lebih limbah nitrogen serangga darat khususnya.

•Untuk pembuangannya tidak memerlukan banyak air, sehingga cocok untuk serangga darat.

•Amoniak (NH4) adalah limbah nitrogen utama serangga air dan lalat hijau (Calliphoridae).

•Bentuk limbah nitrogen lain pada serangga adalah alantoin, asam alantoik dan urea. •Tabung Malpighi adalah organ utama yang berperan dalam pembuangan (ekresi)

limbah nitrogen, namun jaringan lain sedikit-banyak berperan juga, tergantung dari jenis serangganya.

•Serangga juga membuang limbah nitrogen dalam bentuk urin.

•Sifat, komposisi, dan bentuknyanya sangat beragam. Ada yang berbentuk powder yang terdapat pada serangga darat yang hidup di lingkungan kering, dan yang

(23)

Alat Ekskresi pada Belalang

Alat ekskresi pada belalang adalah

pembuluh Malpighi, yaitu alat

pengeluaran yang berfungsi seperti

ginjal pada vertebrata.

Pembuluh Malphigi berupa

kumpulan benang halus yang

berwarna putih kekuningan dan

pangkalnya melekat pada pangkal

dinding usus.

Di samping pembuluh Malphigi,

serangga juga memiliki sistem

trakea untuk mengeluarkan zat sisa

hasil oksidasi yang berupa CO

2

.

Sistem trakea ini berfungsi seperti

(24)

Belalang tidak dapat mengekskresikan

amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya.

Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam

urat, berbentuk kristal yang tidak larut.

Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak

lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan

sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya

secara osmosis dan transpor aktif.

Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal

asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.

(25)
(26)

Sistem peredaran serangga berupa hemolimf

dan organ-organ yang memfasilitasi sirkulasi.

Pada serangga sebagian besar lintasan hemolimf

mengalir melalui rongga tubuh, menggenangi

organ-organ dan jaringan.

(27)
(28)
(29)

Serangga memiliki alat sirkulasi darah terbuka yang terdiri atas

jantung yang beruas-ruas dan aorta. Serangga tidak memiliki

pembuluh kapiler dan vena.

Jantung memompa hemolimfa menuju aorta dorsal hingga

jantung dalam keadaan kosong. Selanjutnya hemolimfa menuju

hemocoel. Saat jantung berkontraksi, ostium menutup dan pada

saat saat jantung mengalami relaksasi, hemolimfa dialirkan

kembali menuju jantung.

Darah serangga tidak berwarna karena tidak mengandung

hemoglobin, tetapi mengandung hemosianin. Darah serangga

hanya digunakan untuk mengangkut sari makanan dari usus ke

seluruh tubuh. Darah serangga tidak digunakan untuk

pengangkutan gas O2 maupun CO2 Pengangkutan gas O2 dan

CO2 dilakukan oleh sistem trakea.

(30)

•Peredaran pada serangga diatur oleh sistem pompa otot-otot melalui rongga-rongga dalam tubuh yang dipisahkan oleh septa.

•Pada sebagian besar serangga, hemosel terbagi menjadi beberapa rongga (sinus) oleh septa atau diafragma.

•Aorta adalah tabung ramping yang mengantarkan cairan ke kepala, bermuara di belakang atau di bawah otak.

•Organ denyut juga ditemui di toraks, yang memelihara peredaran di pembuluh sayap.

•Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :

Hemolimf dari abdomen dipompa oleh jantung ke aorta kemudian ke kepala kemudian ke jaringan-jaringan lalu ke abdomen,

(31)
(32)

Aorta

(33)

Hemolimf

•adalah cairan bening, tidak berwarna

atau kunig-pucat atau hijau pucat dan biru karena mengandung pigmen.

•Pada beberapa serangga akuatik pradewasa dan larva lalat parasit

dalam (endoparasitik), berwarna merah karena adanya hemoglobin. •Pada nimfa dan imago hemolimf itu

biasanya kurang dari 20% berat badannya.

•pH hemolimf umumnya 6-7 tapi ada yang sampai pH 7-7.5.

•Hemolimf serangga dicirikan oleh konsentrasi yang tinggi dari fosfat

organik dan asam-asam amino. •Kandungan dan komposisi kimiawi

itu bervariasi tergantung dari jenis, umur, keadaan fisiologi, kelamin (seks), makanan dan sebagainya.

Sel-sel hemolimf atau hemosit (haemocytes) ada beberapa tipe (terutama plasmatosit, cystocyt dan

sel granular), semuanya

mempunyai empat fungsi inti, yaitu :

1. fagositosis, “memakan”

partikel-partikel dan bahan, misalnya metabolit

2. pengkapsulan

(encapsulation),

“membungkus” parasit dan bahan asing yang berukuran relatif besar

3. koagulasi hemolimf

4. penyimpanan dan distribusi nutrisi.

(34)

Hemolimf mempunyai berbagai fungsi:

a. Sebagai pelumas (lubricant): melancarkan gerakan antar organ

b. Sebagai medium hidraulik: pada proses ganti kulit; pada proses imago

lalat keluar dari puparium dengan dorongan ptilinum; penjuluran embelan, misalnya pada proses perentangan sayap waktu imago keluar dari pupa. c. Transportasi nutrisi dan bahan limbah: nutrisi diserap oleh darah dari

sistem pencernaan dan diantarkan ke jaringan- jaringan yang

memerlukan. Limbah metabolisme diangkut dari jaringan-jaringan oleh darah ke organ-organ ekskretori. Selain itu hormon-hormon dibawa oleh darah ke tempat-tempat hormon itu bekerja.

d. Organ perlindungan:

(1) dalam fagositosis,

(2) pengkapsulan (encapsulasi),

(3) detoksifikasi bahan beracun, misalnya insektisida,

(4) hemostasis, yaitu penghentian perdarahan melalui koagulasi dan presipitasi plasma,

(5) penyembuhan luka,

(6) perlindungan non-seluler.

(35)

TIPE HEMOSIT

menurut D. Gilmour (1979) :

1. Prohemosit : Berukuran kecil dengan inti hampir memenuhi seluruh sel.

2. Plamatosit : Merupakan sel amuboid yang berperan dalam transportasi metabolid.

3. Adipohemosit : Berasal dari plematosit yang mengandung

lemak, sebagai transportasi lemak

4. Spjerule (sel lemak) : Berukuran sedang, berperanan dalam

transportasi material untuk produksi sutera bagi Lepidoptera.

5. Oeositoid : Sitoplasmanya banyak, biasanya berubah menjadi hyalin

(semacam zat putih telur yang transparan). Prohaemocyte Plasmatocyte Adipohaemocyte Spherulecell Oenocytoid

(36)

Dua tipe

sel lain yang terdapat di dalam hemosel, yaitu

:

1. Nefrosit (nephrocytes)

yang berfungsi sebagai kelenjar tanpa saluran yang

menjaring hemolimf dari bahan-bahan tertentu dan

dimetabolisme untuk dimanfaatkan atau dibuang di

tempat lain.

2. Oenosit (oenocytes)

fungsinya tidak jelas, tetapi kelihatannya berperan

dalam sintesis parafin kutikula.

(37)

RESPIRASI PADA SERANGGA

•Ada 3 trachea cabang, yaitu :

1. cabang dorsal yang

melayani pembuluh dorsal dan otot-otot dorsal.

2. cabang viseral

(visceral) yang melayani saluran

makanan dan organ reproduksi

3. cabang ventral yang

melayani otot-otot ventral dan tali saraf.

(38)

Sistem trakea

(trackheal system)

Serangga mempunyai

sistem tabung dalam atau

sistem trakea, yang

mengantarkan udara dari

luar tubuh ke sel-sel tubuh

dan sistem itu

melaksanakan

(39)

TRAKEA

•♥Letaknya mengelompok pada tiap ruas, dan mendapatkan udara dari luar melalui sepasang bukaan pada sisi lateral tiap ruas yang disebut spirakel (spiracles).

•Spirakel berhubungan langsung dengan sepasang

batang trakea utama

(main

tracheal trunk), yang menjulur sepanjang tubuh dan pada tiap ruas dari batang trakea itu

muncul beberapa trakea cabang, berpasangan dari batang kiri dan kanan.

•♥ Ada

tiga trakea cabang

yang muncul, yaitu :

1. cabang dorsal yang melayani pembuluh dorsal dan otot-otot dorsal.

2. cabang viseral (visceral) yang melayani saluran makanan dan

organ reproduksi

3. cabang ventral yang melayani otot-otot ventral dan tali saraf.

•♥ Tabung-tabung halus pada ujung-ujung trakea berukuran kapiler disebut trakeol yang berada di sekitar sel-sel jaringan tubuh, dan merupakan bagian trakea yang fungsional dari

sistem trakea.

•♥ Pada serangga penerbang cepat sistem trakeanya mempunyai kantung-kantung udara (air sacs) hasil pelebaran dari batang trakea yang berfungsi sebagai kantung penyimpan

(40)

Dorsal dlaphragm Alimentary canal Dorsal segmental trachea Visceral segmental trachea Heart Tracheal trunk Spiracle Ventral segmental trachea Ventral nerve cord Spiracle Connective Tracheal trunk Spiracles Tracheal gills

(41)

Terdapat sistem luar biasa yang diciptakan di dalam tubuh lalat dan serangga lain agar mereka mampu memenuhi kebutuhan akan pasokan oksigen yang tinggi: Udara, seperti di

dalam peredaran darah, dikirim langsung ke setiap jaringan melalui

pembuluh-pembuluh khusus. Disamping adalah contoh sistem

semacam ini dalam jangkrik:

A) Batang tenggorok dari jangkrik yang diambil gambarnya dengan mikroskop

elektron. Di sekeliling dinding batang tersebut terdapat spiral penguat seperti

yang terdapat pada pipa alat penyedot debu.

B) Setiap batang tenggorok mengirim oksigen kepada sel-sel tubuh serangga

(42)

Pernafasan

►Respirasi terdiri dari pengambilan, transportasi dan penggunaan oksigen oleh jaringan-jaringan dan pelepasan dan pembuangan limbah, terutama dioksida dan lingkungannya disebut respirasi luar (eksternal), sedang pertukaran gas di dalam

sel disebut respirasi dalam (internal) atau metabolisme respirasi.

►Respirasi luar pada hampir semua serangga dilaksanakan oleh sistem

trakea. Melalui sistem ini udara/oksigen dari luar diantarkan ke jaringan dan sel-sel yang memerlukan.

►Pada serangga ukuran besar yang aktif, untuk melancarkan proses pernapasan itu dibantu sedikit-banyak oleh ventilasi mekanis dari trakea abdomen dan

kantung-kantung udara yang dihasilkan oleh gerakan-gerakan ritmik tubuh. Proses ini disebut ventilasi aktif.

►Analisis menunjukkan bahwa seperempat dari jumlah CO2 yang terjadi karena respirasi lepas keluar melalui permukaan tubuh, karena gas CO2 dapat berdifusi

melalui jaringan binatang 35x lebih cepat daripada oksigen.

►Pada serangga air, respirasi dilakukan pada insang, dimana oksigen dalam air berdifusi melalui kulit insang yang tipis dan masuk ke sistem trakea sedangkan CO2

(43)

Pembuluh trakea bermuara pada eksoskeleton yang disebut spirakel, yang berbentuk pembuluh silindris berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh.

Oksigen masuk lewat spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya

ke trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian

dalam.

Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut

trakeoblas.

Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh.

Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan

(44)

SISTEM PERNAFASAN SERANGGA

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki

oleh serangga dan arthropoda lainnya.

Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di

kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel.

Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin,

dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh.

Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga

membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur.

Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang,

dan tertutup saat serangga beristirahat.

(45)

Oksigen dari luar masuk lewat spirakel.

Kemudian udara dari spirakel menuju

pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh-pembuluh trakea

bercabang menjadi cabang halus yang disebut

trakeolus, sehingga dapat mencapai seluruh

jaringan dan alat tubuh bagian dalam.

Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan

Dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.

Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan

sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang

sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan

(46)

Sistem pernafasan pada serangga

Terdiri dari dua sistem, yaitu

1. Sistem Terbuka

2. Sistem Tertutup

Menggunakan alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle),

tabung-tabung trakhea dan trakheola.

Tekanan total dari udara sebenarnya merupakan jumlah

tekanan gas N

2

, O

2

, CO

2

dan gas-gas lain.

Tekanan O

2

di luar jaringan harus lebih besar daripada tekanan

udara dalam jaringan, sebaliknya tekanan CO

2

dalam jaringan

harus lebih besar dibanding yang ada di udara

O

2

sendiri masuk ke dalam jaringan dengan satu proses tunggal

yaitu karena adanya tekanan udara dalam jaringan.

(47)

Pada umumnya serangga akuatik kecil luas permukaan tubuhnya

lebih besar daripada volumenya, sehingga diffusi O

2

dapat berjalan

dengan baik berhubung luas permukaan yang cukup untuk

akomodasi aliran O

2

dari luar tubuh.

Sebaliknya pada serangga yang ukurannya lebih besar, harus

dibantu dengan menggunakan kantung udara (air-sacs), yang

mengumpulkan udara dengan mekanisme kontraksi, yang harus

didukung oleh suatu sistem pemanfaatan energi.

Ex: beberapa jenis belalang yang mampu hidup di dalam air.

Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh serangga darat

dan beberapa jenis serangga air, sedangkan

Sistem respirasi tertutup digunakan oleh serangga air,

yang tidak menggunakan spirakulum, antara lain untuk

(48)

Ada kemungkinan CO

2

dapat dikeluarkan melalui

jalan sama dengan pengambilan oksigen.

Oleh karena kecepatan difusi CO

2

pada jaringan hewan

hampir 35 kali lebih cepat dari O

2

, maka diperkirakan bahwa

pengeluaran CO

2

melalui dinding tubuh lebih besar

daripada pemasukan O

2

.

Pengeluaran CO

2

pada larva serangan dapat melewati

seluruh permukaan tubuh. Pada imago yang berkutikula

tebal, pengeluaran CO

2

hanya terjadi dengan melewati

membran inter segmen yang tipis.

(49)

Mekanisme pernapasan

pada serangga, misalnya

belalang

Sistem trakea berfungsi mengangkut O

2

dan mengedarkannya

ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C0

2

hasil respirasi

untuk dikeluarkan dari tubuh.

Jika otot perut belalang

berkontraksi maka trakea

memipih sehingga udara

kaya CO

2

keluar.

Sebaliknya, jika otot perut

belalang berelaksasi maka

trakea kembali pada volume

semula sehingga tekanan

udara menjadi lebih kecil

dibandingkan tekanan di

luar sebagai akibatnya

udara di luar yang kaya 0

2

(50)

Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh

dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk

mengambil udara. Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Ex : kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan

melalui

sistem trakea ke sel-sel pernapasan.

Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang

berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang-cabang halus ini

oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.

Pada kepik air (Belastomatidae) digunakan "insang fisis" atau physical gill digunakan untuk mengumpulkan gelembung, dan jaringan mengambil O2 dari dalam gelembung-gelembung udara yang disimpan. Jika tekanan parsial

O2 menurun,tekanan udara di dalam air menjadi lebih besar, akan ada gerakan udara dari dalam air ke dalam tubuh serangga, sehingga

terkumpullah gelembung-gelembung udara. Apabila di dalam gelembung udara yang

disaring tersebut sudah terkandung terlalu banyak N2, maka serangga akan muncul ke permukaan dan membuka mulut.

(51)

Sebaliknya terdapat juga serangga yang

mampu tinggal lama di dalam air dengan bantuan

suatu organ yang disebut PLASTRON

(filamen udara).

Dengan alat ini maka CO

2

yang terbentuk dibuang, dan O

2

yang

terlarut diambil langsung (bukan dalam wujud gelembung udara).

Bangunan ini sering juga disebut sebagai insang fisis khusus

(special physical gill). Karenanya serangga mampu bertahan di dalam

air dalam jangka waktu yang lebih lama.

Serangga air juga ada yang memanfaatkan insang trakheal

(tracheal gill), yang merupakan insang biologis, berfungsi karena

gerak biologis.

(52)

3. Pengambilan Oksigen

tidak semua serangga air dapat mengambil oksigen langsung dari dalam air. Mereka harus muncul ke permukaan untuk bernapas. Pada bagian-bagian tertentu pada tubuh terdapat kumpulan rambut yang dapat memecah tegangan permukaan. Bagian ini mempunyai afinitas

yang lebih besar terhadap udara dari pada air. Kalau serangga muncul ke permukaan air, bagian ini akan tetap kering. Spirakel berada pada bagian kering ini. Lubang spirakel dapat pula dilindungi oleh lingkaran-lingkaran rambut, yang mengembang apabila serangga muncul

kepermukaan air, dan menguncup kalau serangga menyelam.

1. Pernapasan Integumen

dilakukan oleh larva yang hidup di air, karena trakeanya telah terisi oleh cairan spirakelnya tertutup rapat. Oksigen berdifusi melalui seluruh permukaan tubuh yang tidak dibutuhkan

alat khusus.

2. Insang Trakea

terjadi dari pelebaran intergumen (kulit) yang berupa lembaran tipis di dalam lembaran tersebut terdapat cabang trakea dan trakeol. Insang trachea biasanya terdapat dipankal

bahu, pada beberapa tempat dinding tubuh atau pada rektum. Pergerakan insang

menyebabkan aliran air melewati lembaran-lembaran tersebut. Makin cepat pergerakkan insang, makin banyak air melewati insang dan dengan demikian makin banyak oksigen yang

dapat diserap.

Pernapasan Serangga Air

(53)

•Sebagian besar serangga membiak secara seksual dan sebagian yang lain secara aseksual atau

partenogenetik.

•Sistem reproduksi jantan berfungsi memproduksi dan menyampaikan atau mengantarkan

spermatozoa.

•Sistem reproduksi betina berfungsi memproduksi dan menyimpan telur, menyimpan spermatozoa, sebagai tempat pembuahan, dan meletakkan telur

(54)

Sistem Reproduksi Jantan

•Sistem reproduksi jantan terdapat di bagian belakang abdomen, terdiri dari

dari sepasang gonad yang disebut sebagai testes (ganda; testis = tunggal), yang dihubungkan oleh tabung-tabung yang bermuara dalam

aedeagus atau penis.

•Testis ada sepasang (dua), bilateral, namun ada yang menyatu (fusi) di

tengah (misal pada Lepidoptera). •Tiap testis terdiri dari sejumlah folikel, terbungkus oleh jaringan alat

(connective tissue) dan tiap folikel terbungkus oleh selapis sel-sel epitel.

•Produksi spermatozoa

(Spermatogenesis) terjadi dalam folikel, oleh sel-sel lembaga (germ

(55)
(56)

FOLIKEL

Tempat Produksi Spermatozoa

 Tiap folikel dari ujung sampai pangkalnya dapat dibagi dalam

beberapa zona yang menunjukkan fase-fase spermatogenesis :

 Bagian paling ujung adalah germarium atau zona spermatogenia

terdiri dari sel-sel lembaga atau spermatogenia.

 Zona berikutnya adalah zona pertumbuhan atau zona spermatosit :

pada bagian ini spermatogenia membagi secara mitosis beberapa

kali

membentuk

spermatosit

primer

berkelompok-kelompok

terbungkus oleh sel-sel somatik.

 Zona berikutnya adalah zona reduksi dan pematangan : di bagian

ini spermatosit primer (2n) mengalami meiosis (2n

® 1n) menjadi

sel-sel haploid, menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit

sekunder ini kemudian menjadi spermatik.

 Zona terakhir (pangkal folikel) adalah zona transformasi : di sini

spermatid berkembang menjadi spermatozoa.

(57)

Sistem Reproduksi Betina

 terdiri dari sepasang ovari yang dihubungkan oleh

tabung-tabung ke vagina yang mempunyai bukaan di luar.

 Ovari memproduksi telur dan terdiri dari beberapa sampai

banyak ovariol, yang merupakan unit fungsional.

 Diujung ovari terdapat benang terminal (terminal filament) yang

merupakan kumpulan dari benang-benang ovariol.

 Pada dasar ovariol ada saluran pendek-kecil disebut pedisel

(pedicel). Tiap ovariol dari ovari (satu ovari) bermura di kaliks

(calyx) dan berhubungan dengan saluran telur lateral (lateral

duct).

 Dua saluran telur lateral, masing-masing dari ovari kiri dan

kanan, bertemu menyatu di saluran telur bersama (common

oviduct).

 Saluran telur bersama berhubungan dengan bursa kopulatriks

(bursa copulatrix) atau vagina yang mempunyai bukaan di luar

(58)
(59)

•Spermateka (spermatheca) atau kantung sperma umumnya tidak berpasangan, bermuara di vagina atau saluran telur bersama.

•Kelenjar penyerta dapat berpasangan atau hanya satu juga bermuara di vagina atau di saluran telur bersama. Umumnya memproduksi

bahan likat untuk menempelkan telur pada substrat atau bahan

pembungkus telur-telur menjadi paket telur, misalnya ooteka belalang sembah (Mantidae), belalang lapangan (Acrididae) dan lipas

(Blattidae).

•Oogenis merupakan pembentukan telur terjadi di dalam ovariol. •Proses oogenesis ini dapat terselesaikan sebelum atau sesudah

serangga menjadi imago.

•Germarium terdapat di ujung ovariol dan vitelarium di pangkalnya. Germarium mengandung sel-sel lembaga disebut oogonia yang

membagi diri secara mitosis dan menjadi oosit nantinya.

•Tiap oosit yang sedang berkembang diselubungi oleh sel epitel folikel; oosit dan lapisan sel epitel itu adalah folikel.

•Jika sel telur telah matang maka telur itu bergerak ke luar dari ovariol; proses ini disebut ovulasi. Sel-sel epitel tertinggal di dalam

(60)

Telur dan Pembuahan Telur

•Telur yang matang diletakkan, dan bentuknya beragam mulai dari yang pipih, bulat telur (oval), seperti tong sampai bulat.

•Sebagian besar telur bagian terbesar telur terisi oleh kuning telur (yolk) atau deutoplasma (deutoplasm), sitoplasma dan inti hanya menempati bagian kecil dari telur.

•Kuning telur mengandung karbohidrat, protein dan lipida. Protein adalah bagian yang

terbanyak. Sitoplasma terdapat di sekitar inti (sitoplasma inti) dan sekitar tepi kuning telur (periplasma atau sitoplasma korteks = cortical cytoplasm).

•Telur dapat terbungkus oleh dua membran: membran vitelin yang merupakan membran sel telur dan korion (chorion) atau kulit telur.

•Korion berfungsi seperti kutikula pada serangga betinanya, melindungi terhadap gangguan fisik, terhadap penguapan air, dan juga untuk ventilasi (pernapasan) telur.

•Telur-telur jenis serangga tertentu yang diletakkan di tempat lembab dapat menyerap air dari lingkungannya.

•Spermatozoa dapat masuk ke dalam telur melalui satu atau lebih saluran khusus disebut mikropil, yang merupakan perforasi, pada korion yang terdapat di bagian tertentu dari telur.

•Pembuahan telur terjadi setelah ovulasi, dimulai dengan transfer sperma dari serangga jantan ke serangga betina di dalam sistem reproduksinya pada waktu kopulasi.

•Sperma yang ditransfer itu bebas atau dalam spermatofor.

•Spermatofor biasanya diletakkan dalam bursa kopulatriks atau vagina, jarang di dalam spermateka. •Spermatozoa, apapun kondisinya waktu ditransfer ke serangga betina akhirnya berkumpul di

spermateka.

•Proses pembuahan adalah sebagai berikut:

(1) pelepasan sejumlah spermatozoa dari spermateka,

(2) masuknya spematozoa ke dalam telur melalui mikropil (micropyle), dan (3) fusi pronuklei telur dan spermatozoa menjadi zigot.

(61)

Penentuan Kelamin dan Pembiakan Partenogenetik

•Hampir semua serangga adalah biseksual: organ reproduksi atau organ seks

jantan dan betina masing-masing terdapat pada individu yang berbeda.

•Berbagai spesies serangga dari kelompok berbeda (misalnya famili

Aphididae (Hemiptera) dan famili-famili dari subordo Apocrita

(Hymenoptera)) dapat berbiak partenogenetik (tanpa ada pembuahan telur).

•Ada juga serangga hermafrodit (hermaphrodite), yaitu organ jantan dan

betina terdapat pada satu individu. Kutu putih Icerya purchasi dan beberapa

jenis kerabatnya adalah jenis-jenis yang sudah dipastikan hermafrodit.

•Penentuan kelamin (seks) pada serangga seksual tergantung dari

keseimbangan antara gen-gen sifat jantan dan gen-gen sifat betina.

•Pada sebagian besar kelompok serangga jantan adalah heterogamet dan

betina homogamet.

(62)

Embriogenesis (Perkembangan Embrio)

•Embriogenesis mencakup perkembangan sejak terjadinya zigot dan

keluarnya individu yang sudah berkembang penuh dari telur.

•Proses individu keluar dari telur ini disebut penetasan atau eklosi

(eclosion).

•Morfogenesis adalah perkembangan sejak terjadi zigot sampai menjadi

serangga dewasa.

•Embriogenesis antara kelompok-kelompok serangga beragam, ulasan

umumnya dapat disajikan sebagai berikut.

(63)

Perkembangan embrio pada serangga dapat dikelompokkan dalam tiga tipe utama, yaitu :

•Ovipar

Serangga betina meletakkan telur yang telah matang baik dibuahi maupun tidak. Perkembangan embrio terjadi diluar tubuh induknya dan embrio memperoleh makanan dari kuning telur. Kebanyakan serangga memiliki perkembangan ovipar.

•Vivipar

Pada perkembangan vivipar serangga betina tidak meletakkan telur tapi melahirkan larva atau nimfa muda dalam bentuk individu yang tidak terbungkus kulit telur (korion) . Perkembangan embrio berlangsung dalam tubuh induknya dan embrio

memperoleh makanan langsung dari tubuh induknya. •Ovovivipar

Telur mengandung cukup kuning telur untuk memberi makan embrio yang sedang berkembang dan diletakkan oleh induknya segera setelah menetas. Istilah ovovivipar juga digunakan untuk serangga-serangga yang meletakkan

telur yang mengandung embrio yang telah berkembang (telur telah siap menetas).

(64)

Selain ketiga tipe utama di atas, serangga juga memiliki beberapa tipe perkembangan embrio yang lain, yaitu :

• Poliembrioni

Pada poliembrioni setiap telur yang sedang berkembang dapat membelah secara mitosis dan menjadi beberapa sampai banyak embrio. Tipe perkembangan ini

biasanya terdapat pada Hymenoptera.

Telur pada serangga polimbrioni berbeda dari serangga non-poliembrioni, sebagai berikut: (1) telurnya sangat kecil, (2) tidak ada kuning telur, (3) karion, jika ada,

sangat tipis dan permeabel. • Paedogenesis

Serangga pradewasa memiliki alat kelamin yang telah matang dan dapat menghasilkan keturunan. Beberapa jenis Coleoptera memiliki perkembangan

paedogenesis. • Partenogenesis

Sel telur berkembang menjadi embrio tanpa mengalami pembuahan. Partenogenesis dapat terjadi pada serangga ovipar maupun vivipar.

(65)

Peletakan telur dan eklosi

Peletakan telur (oviposition) terjadi setelah telur matang dan terjadi

ovulasi. Telur umumnya diletakkan di tempat-tempat yang sesuai

untuk kehidupan keturunan. Telur dapat diletakkan dalam kelompok

atau satu-satu, tergantung spesiesnya.

Eklosi (eclosion) adalah proses penetasan atau keluar dari telur;

kadang-kadang diartikan sebagai munculnya imago dari fase

pradewasa. Eklosi umumnya melibatkan penegukan (swallowing)

cairan amnion dan difusi udara ke dalam telur. Masalah pada eklosi

adalah peretakan korion dan lapisan embrio lain serta melepaskan diri

(66)

Perkembangan Serangga (Pascaembrio)

Perkembangan pascaembrio adalah perkembangan sejak eklosi sampai munculnya serangga dewasa.

Serangga mempunyai kerangka luar yang tidak memungkinkan pertumbuhan memperbesar tubuh (ukuran tubuh). Masalah ini diatasi dengan proses ganti

kulit (molting) atau ekdisis.

Serangga pradewasa yang baru keluar dari telur berkembang melalui satu seri pergantian kulit, dan bertambah ukurannya setelah tiap ganti kulit. Tiap

tahap perkembangan disebut instar.

Instar akhir, yang serangga itu sudah matang secara seksual dan bersayap sempurna (pada jenis-jenis yang memang bersayap), adalah tahap dewasa

atau imago.

Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti sebenarnya adalah

perubahan bentuk.

Perubahan bentuk itu bisa berangsur-angsur (gradual), yaitu bentuk

pradewasa secara umum hampir sama dengan bentuk dewasanya, atau tiba-tiba (abrupt), yaitu bentuk pradewasanya sangat berbeda dengan

(67)

Proses perkembangan yang

mengubah pradewasa instar pertama

menjadi dewasa disebut

METAMORFOSIS (metamorphosis),

yang arti sebenarnya adalah

perubahan bentuk.

Perubahan bentuk itu bisa

berangsur-angsur (gradual), yaitu bentuk

pradewasa secara umum hampir

sama dengan bentuk dewasanya,

atau tiba-tiba (abrupt), yaitu bentuk

pradewasanya sangat berbeda

dengan dewasanya dan perubahan ini

terjadi pada instar akhir pradewasa.

(68)

Tiga tipe utama perkembangan embrio serangga :

• Ovipar

Serangga betina meletakkan telur yang telah matang baik dibuahi maupun tidak. Perkembangan embrio terjadi diluar tubuh induknya dan embrio

memperoleh makanan dari kuning telur. Kebanyakan serangga memiliki perkembangan ovipar.

• Vivipar

Pada perkembangan vivipar serangga betina tidak meletakkan telur tapi melahirkan larva atau nimfa muda dalam bentuk individu yang tidak

terbungkus kulit telur (korion) . Perkembangan embrio berlangsung dalam tubuh induknya dan embrio memperoleh makanan langsung dari tubuh

induknya.

• Ovovivipar

Telur mengandung cukup kuning telur untuk memberi makan embrio yang sedang berkembang dan diletakkan oleh induknya segera setelah

menetas. Istilah ovovivipar juga digunakan untuk serangga-serangga yang meletakkan telur yang mengandung embrio yang telah berkembang (telur telah siap menetas).

(69)

Matinya serangga jantan

pasca kawin:

1.Periode genetik yang telah diprogram

(diapause)

2.Penyesuaian terhadap musim, serangga

berbeda

3.Adanya hibernasi (periode tidur musim

dingin), dan aestivas (periode tidur

musim panas)

4.Jumlah generasi ke generasi/reproduksi

banyak

(70)

1. Panjang satu generasi dan lamanya panjang generasi itu disesuaikan

dengan musim-musim yang berbeda, dan bervariasi pada

serangga-serangga yang berbeda.

2. Kebanyakan serangga pada daerah beriklim sedang mempunyai siklus

hidup yang disebut heterodinamik, yaitu dewasanya hanya muncul selama

waktu yang terbatas (selama satu musim khusus).

3. Kebanyakan serangga khusus yang hidup di daerah tropis, mempunyai

siklus hidup homodinamik, yaitu perkembangan terus berlanjut tanpa ada

periode istirahat (tidur) untuk menyempurnakan siklus hidupnya.

4. Banyak serangga memiliki lebih dari satu generasi dalam satu tahun, dan

beberapa serangga biasanya jenis yang agak kecil dapat menyelesaikan

siklus hidup mereka dalam beberapa minggu dan mempunyai banyak

generasi dalam tiap tahunnya.

5. Pada banyak serangga perkembangan terhenti selama satu tahapan khusus

siklus tahunan. Periode ini yang secara genetik telah diprogramkan

disebut dengan istilah diapause.

6. Periode tidur pada musim dingin disebut hibernasi dan periode tidur

selama suhu-suhu yang tinggi disebut aestivas

(71)
(72)

Ada tiga sistem yang bekerja pada serangga :

1. CNS atau SSP (Central Nervous System,

Susunan Syaraf Pusat),

2. PNS atau SST (Peripheral Nervous System

atau sistem syaraf tepi)

3. Stomagastric System atau sistem stomagastrik

Sistem pertama terdiri atas otak (tepatnya, supraesofageal ganglion,

ganglion diatas esofagus) dan korda saraf ventral (ventral nerve chord).

Sistem kedua adalah sistem syaraf yang dipergunakan untuk menerima

sinyal atau rangsang : khemoreseptor, mekanoreseptor, semua sensila, syaraf motorik yang dihubungkan ke otot atau kelenjar.

sistem ketiga adalah sistem pada perut atau pencernaan, yang tidak

(73)

Keterangan :

1. Supraesofagial ganglia 2. Conective

3. Subesofagial ganglia 4. Syaraf kaki belalang 5. Syaraf abdomen

(74)
(75)

Serangga memiliki 3 tipe sel syaraf (

NEURON

), yang

masing-masing neuron dipisahkan oleh suatu celah kecil yang berisikan

cairan yang disebut SYNAPSE.

1. NEURON SENSORIS

menerima informasi yang berasal

dari berbagai organ perasa yang ada pada sel syaraf tubuh.

Informasi tersebut selanjutnya diterjemahkan dalam impuls

syaraf lalu diteruskan ke sel syaraf tubuh melalui

cabang-cabang yang disebut AXON, yang arah percabang-cabangannya

diperluas oleh suatu GANGLION (atau kumpulan sel syaraf

tubuh) yang dikoordinasikan oleh impuls-impuls syaraf. Di

dalam ganglion terdapat,

2. NEURON ASOSIASI

yang befungsi mengumpulkan

pesan-pesan ke berbagai tipe sel tubuh lainnya yang ada disana,

3. NEURON MOTOR

pesan dari impul syaraf ditranfer lewat

AXON menuju ke otot distal atau jaringan kelenjar dimana

terjadi kontraksi balik terhadap stimulus.

(76)

NEURON

ASOSIASI

NEURON

SENSORI

S

NEURON

MOTORIK

(77)

Tiga kelompok ganglion yang terdapat di depan mulut

(proporal) dapat dianggap sebagai otak. Jumlah

ganglion menjadi otak ada tiga yaitu :

1. Protoserebrum

, mempunyai tempat untuk integrasi

dan juga mempunyai sel syaraf hormon yaitu sel

yang dapat menghasilkan hormon.

2. Deutoserebrum

, mempunyai syaraf yang menuju ke

antenne.

3. Tritoserebrum

, tidak mempunyai daerah intervensi

khusus.

(78)

Pada prinsipnya alat indera serangga terdiri

dari dua bagian utama.

1. Alat pembantu misalnya kutikula. Bagian ini

menerima

rangsangan

dan

kemudian

mengubahnya menjadi bentuk impuls.

2. Mempunyai satu atau lebih syaraf indera

misalnya syaraf indera primer, yaitu syaraf

yang berhubungan langsung dengan otak

tanpa melalui sel syaraf lainnya.

(79)

Alat indera serangga dibedakan menjadi

empat macam sesuai dengan kemampuannya

untuk menerima rangsang.

1. Alat indera mekanik

2. Alat indera pendengar

3. Alat indera kimia

(80)
(81)
(82)

STRUKTUR SISTEM ENDOKRIN berupa neuron penghasil kelenjar

khusus yang disebut sel NEUROSECRETORY yang ada di

Protocerebrum otak. Disini dihasilkan Hormone Neurosecretory yang

sebelum ditransporkan

oleh sel-sel axon menuju CORPORA CARDICUM terlebih dahulu

disimpan dan dibebaskan dalam hemolimpha

(83)

HORMONES

merupakan

senyawa kimia

yang dihasilkan

sel-sel

neurosecretory di

Protocerebrum,

yang pada waktu

tertentu akan

dikeluarkan ke

(84)

Hormon juvenil

diproduksi

oleh corpora allata berfungsi

mempertahankan gen larva

dan menghambat degenrasi

kelenjar prothoracic

PROTHORACIC GLAND. Kelenjar ini memproduksi hormon ecdyson

(ecdysis = proses peluruhan

exoskleton) yang mengaktifkan sel epidermal untuk memproduksi eksokleton baru dai cairan molting

(85)

Menurut Sastrodihardjo

(1984) Para ahli entomologi

Jepang telah berhasil

mengektraksi zat dari otak

serangga yang diperkirakan

sebagai hormon otak. Zat itu

ternyata sama dengan

senyawa kolesterol. Tetapi

tidak berarti bahwa hormon

otak adalah kolesterol. Oleh

rangsangan luar sel getah

syaraf mengeluarkan hormon

tersebut yang kemudian

dibawa oleh hemolimfa ke

kelenjar prothorax.

Hormon-hormon lain :

►Bursicon, untuk penggelapan dan pengerasan rangka luar

►Diapause, untuk berhibernasi (pada ulat sutera)

►Pheromon/ecto hormon ►Sex pheromon

►Trail pheromon (jejak)

►Alaram pheromon (kelompok) ►Aggregating pheromon

(86)

Saat hormon juvenil tidak ada atau konsentrasinya

rendah, maka hormon ecdyson mempengaruhi

metamorfosis dari immature (pra dewasa).

Menurut Elzinga (1981 : 116) secara genetik, sintesa

hormon juvenil dalam jumlah sedikit menyebabkan inaktif

gen larva dan kemudian muncul karakteristik dewasa

melalui pengaruh ecdyson. Jadi apabila pada keadaan

immature (pra dewasa) nya sama dengan masa dewasa

(metamorfosis tidak sempurna), maka sang dewasa ini

akan memproduksi cairan molting. Tetapi jika terjadi

perubahan drastis (metamorfosis sempurna), kemudian

kedua molting dikehendaki maka molting pertama

sebagai pupa yang keduanya baru dewasa.

(87)

Pergantian Kulit disebabkan oleh sejumlah tertentu

ecdyson

(sering dipakai istilah

TITER

untuk jumlah hormon yang ada dalam

darah).

Titer Hormon Juvenil

(

H. J.

) menentukan jenis stadium

yang akan dialami oleh suatu serangga. Kalau titer H.J.

tinggi pada waktu ecdyson dikeluarkan, maka stadium

yang akan ditempuh masih tetap larva atau nimfa. Pupa

akan terjadi kalau titer H . J. rendah, dan jika titer H.J.

sangat rendah terjadilah imago. Setelah serangga berada

pada stadium imago,

titer H.J. akan naik lagi.

(88)

Keseimbangan hormon dapat menyebabkan terhentinya

beberapa aktifitas serangga, suatu keadaan yang

disebut

DIAPOUSE

.

Di dalam keadaan ini, metabolisme sangat rendah,

misalnya Sintesa DNA tidak terjadi dan pengambilan

oksigen sangat rendah.

Hal ini menyebabkan serangga tersebut sanggup

mengalami masa yang tidak baik, seperti musim dingin

atau musim kemarau. Diapause dapat terjadi baik pada

(89)

KONTROL HORMONAL DALAM PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN

Untuk tumbuh dan

berkembang menjadi besar

maka tubuh serangga

mengalami proses ganti kulit.

Pengelupasan kulit luar terjadi

terlebih dahulu kemudian

diganti oleh kulit yang baru.

Proses ini disebut

dengan pergantian

kulit (EKDISIS)

dan kulit lama yang

terlepas disebut

EKSUVIA (exuviae).

(90)

Proses pergantian

kulit ini terjadi

dengan

terbentuknya lapisan

endokutikula baru

yang berada di

bawah lapisan

eksokutikula yang

sudah mengeras.

Sebelum kulit luar atau

kutikula yang lama

mengelupas, epikutikula

dan prokutikula yang

baru telah dipersiapkan

oleh sel-sel hipodermis

(sel-sel epidermis) yang

ada dibawahnya,

kemudian sel-sel

hipodermis

mengeluarkan cairan

hormon untuk

melancarkan proses

pergantian kulit.

(91)

Proses membesarnya tubuh serangga sampai ukuran tertentu

terjadi sebelum dinding tubuh atau kutikula baru mengalami

proses pengerasan (sklerotisasi).

Serangga ketika pertama kali muncul dari

kutikula lamanya akan berwarna pucat, dan

kutikulanya lunak. Dalam waktu satu atau dua

jam, eksokutikula mulai mengeras dan berwarna

gelap.

Kebanyakan seranggga

mengalami empat sampai

(92)

METAMORFOSIS

Dalam pertumbuhan

dan perkembangannya,

serangga berganti

bentuk selama

perkembangan

pasca-embrio, dan instar-instar

yang berbeda tidak

semuanya serupa.

Perubahan ini disebut

metamorfosis.

Perubahan

selama

metamorfosis

dilaksanakan

oleh dua

proses,

HISTOLISIS dan

HISTOGENESIS.

(93)

HISTOLISIS adalah suatu proses di mana struktur-struktur larva

terpecah hancur menjadi bahan yang dapat digunakan dalam perkembangan

struktur-struktur dewasa.

HISTOGENESIS adalah proses perkembangan

struktur-struktur dewasa dari produk-produk histolisis.

Sumber-sumber utama dari bahan untuk

histogenesis adalah hemolimf, lemak

badan, dan jaringan-jaringan larut

seperti urat-urat daging larva.

(94)
(95)

1.

PTTH (Hormon Protorasikotropik)

Diproduksi oleh sel-sel neurosekretorik di dalam

otak dan merangsang kelenjar-kelenjar protoraks

untuk menghasilkan ekdison, yang merangsang

apolisis dan mendorong pertumbuhan.

2.

Ecdyson

, dihasilkan oleh Prothoracic

Gland

3.

Hormon Juvenil (HJ)

Dihasilkan oleh sel-sel di dalam korpora allata dan

menghambat metamorfosis, jadi mendorong

perkembangan lebih lanjut larva atau nimfa.

Metamorfosis serangga dikontrol

oleh tiga hormon, yaitu:

(96)
(97)

The Muscles

Like us Insects need muscles in order to move the various different bits of their bodies around, however insects have their muscles attached to the inside of their skeleton because like all the arthropods they have their skeletons on the outside of their body.

The inside of an insect's exoskeleton has special contours and bits and bobs on it which project inwards and allow for muscles to be attached and to help give them

leverage, these projections are called 'apodemes'. The musculature of even the smallest insect can be as complicated as our own and makes for a fascinating study of design in miniature. The muscles of insects are generally light grey or translucent, unlike ours which appear red. This is because insects lack both the blood system that

(98)

Otot

merupakan deretan sel hidup, berbentuk

memanjang yang mempunyai tugas khusus,

yaitu menimbulkan tegangan antara dua

bagian.

Semua otot serangga mempunyai garis melintang,

dibedakan menjadi otot rangka dan otot jeroan yang

(99)
(100)

Sastrodiharjo (1984), Kontraksi otot

serangga dapat dibedakan menjadi dua

proses :

1.Kontraksi isometri

panjang otot tidak

berubah, hanya terjadi suatu

tegangan.

2.Kontraksi isotoni

tegangan sama

(101)

Gambar di atas menunjukkan pergerakan sayap capung ketika

terbang. Sayap depan ditandai dengan bintik merah.

Pengamatan lebih dekat memperlihatkan bahwa pasangan

sayap depan dan belakang dikepakkan dengan irama yang

berbeda, yang memberi sang serangga cara terbang yang luar

biasa. Gerakan sayap tersebut dimungkinkan oleh otot-otot

khusus yang bekerja dengan selaras.

(102)

SISTEM SAYAP BERIMBANG GANDA

Beberapa jenis lalat mengepakkan sayapnya hingga seribu kali dalam

satu detik. Untuk mencapai gerakan luar biasa ini, satu sistem yang

amat istimewa diciptakan. Sebagai ganti menggerakkan sayap secara

langsung, otot mendorong suatu jaringan khusus tempat sayap melekat

melalui sendi seperti poros. Jaringan khusus ini memungkinkan sayap

mengepak berkali-kali dalam satu tarikan.

(103)

Lalat debu memerlukan banyak energi untuk

mempertahankan 1000 kepakan per detik. Energi ini

diperoleh dari zat makanan kaya karbohidrat yang mereka

kumpulkan dari bunga. Karena garis-garis kuning dan

hitamnya serta kemiripan mereka dengan lebah, lalat ini

(104)

setiap satu sinyal saraf menghasilkan satu pengerutan otot yang

akibatnya menggerakkan sayap. Dua kelompok otot yang berlawanan, yang dikenal sebagai "pengangkat" dan "peredam" menjadikan sayap bergerak naik dan turun dengan menarik dalam arah yang berlawanan

(105)

Sastrodihardjo (1984) serangga mempunyai

5 macam otot yang berhubungan dengan

pergerakan sayap, yaitu :

1. Otot Dorsal (

Otot terbang tidak langsung

)

2. Otot Tergosternal (

Otot terbang tidak lansung

)

3. Otot Tambahan (

Otot terbang langsung/pengendali sayap

)

4. Otot Basalar (

Otot terbang langsung/pengendali sayap

)

5. Otot Subalar (

Otot terbang langsung/pengendali sayap

)

Pada sebagian besar serangga,

otot yang dapat

menghasilkan tenaga untuk terbang adalah otot

(106)

Mekanisme terbang

(

Sastrodihardjo, 1984

) :

1. Kontraksi otot longitudinal menyebabkan bergerak ke atas

diikuti oleh dasar sayap, dengan demikian sayap bergerak ke

bawah agak condong karena otot subalar berkerut.

2.Kontraksi otot tergosternal, tergum bergerak ke bawah dan

sayap bergerak ke atas. Pada saat ini sayap condong ke

belakang karena kontraksi otot subalar dan otot

pembantu/tambahan.

Fungsi kedua otot pembantu adalah untuk mengatur sudut

pembukaan sayap.

(107)

Mekanisme terbang

(Elzinga, 1981)

1. Otot longitudinal berkontraksi, tuas scutellar terdorong

ke atas.

2. Thorax meregang, tuas melewati titik tengah.

3. Otot longitudinal relaksasi disebabkan thorax kembali

ke posisi semula.

4. Otot dorventral berkontraksi, tuas sccutellar terdorong

ke bawah.

5. Bagian samping dan atas thorax menjadi tegang.

6. Tuas scutellar melewati titik tengah, thorax menegang

seketika memindahkan regangan dari otot.

(108)
(109)
(110)

SISTEM SYARAF SERANGGA,

HUBUNGANNYA DENGAN OTOT

(111)

Ada tiga sistem yang bekerja pada serangga :

1. CNS atau SSP (Central Nervous System,

Susunan Syaraf Pusat),

2. PNS atau SST (Peripheral Nervous System

atau sistem syaraf tepi)

3. Stomagastric System atau sistem stomagastrik

Sistem pertama terdiri atas otak (tepatnya, supraesofageal ganglion, ganglion

diatas esofagus) dan korda saraf ventral (ventral nerve chord).

Sistem kedua adalah sistem syaraf yang dipergunakan untuk menerima sinyal

atau rangsang : khemoreseptor, mekanoreseptor, semua sensila, syaraf motorik yang dihubungkan ke otot atau kelenjar.

sistem ketiga adalah sistem pada perut atau pencernaan, yang tidak

(112)

Keterangan :

1. Supraesofagial ganglia 2. Conective

3. Subesofagial ganglia 4. Syaraf kaki belalang 5. Syaraf abdomen

(113)
(114)
(115)

Neuron berdasarkan fungsinya

dibedakan menjadi 3 jenis yaitu

1. sel saraf sensorik (afferent),

berfungsi menghantarkan

rangsangan (impuls) dari indra ke

saraf pusat (otak) dan sumsum

tulang belakang

2. sel saraf motorik (efferent),

erfungsi menghantarkan

rangsangan dari saraf pusat (otak)

atau sumsum tulang belakang ke

otot atau kelenjar

3. dan sel saraf konektor

(association). berperan

menghubungan neuron sensorik

dengan motorik

(116)

Gambar

Gambar di atas menunjukkan pergerakan sayap capung ketika terbang. Sayap depan ditandai dengan bintik merah

Referensi

Dokumen terkait