• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE ENHANCEMENT OF GIVING REASONS AND IDENTIFYING CONCLUSIONS SKILLS IN SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT CONCEPT BY PROBLEM SOLVING LEARNING MODEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE ENHANCEMENT OF GIVING REASONS AND IDENTIFYING CONCLUSIONS SKILLS IN SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT CONCEPT BY PROBLEM SOLVING LEARNING MODEL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)THE ENHANCEMENT OF GIVING REASONS AND IDENTIFYING CONCLUSIONS SKILLS IN SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT CONCEPT BY PROBLEM SOLVING LEARNING MODEL Novitasari, Noor Fadiawati, Chansyanah Diawati, Ila Rosilawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung Abstrcat: The aim of this research is to describe the effectiveness of problem solving learning model in solubility and solubility product concept to enhance giving reason and identifying conclusion skills. Students who became the subject of this research was XI grade of Science 1 Batanghari Senior High School in Batanghari Academic Year 2011/2012. This research used the pre-experimental method and one group pretestposttest design. The effectiveness of problem solving learning model was determined based on the average value of n-Gain. The results of this research showed that the average value of n-Gain of giving reason and identifying conclusion skills were 0,39 and 0,72. Thus, it can be concluded that the problem solving learning model in solubility and solubility product concept effective to enhance giving reason skill in medium category and effective to enhance identifying conclusion skill ept in high category. Keywords: problem solving learning, giving reasons skill, and identifying conclusions skill.. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan. menerapkannya dalam kehidupan ber-. dengan cara mencari tahu tentang gejala. masyarakat.. alam secara sistematis, sehingga pendidi-. menekankan pada pemberian pengalaman. kan. penguasaan. langsung untuk mengembangkan kompe-. kumpulan penge-tahuan yang berupa. tensi agar peserta didik mampu menjela-. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-. jahi dan memahami alam sekitar secara. prinsip saja tetapi juga merupakan suatu. ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk. proses penemuan.. Pendidikan IPA di-. mencari tahu dan berbuat sehingga dapat. harapkan dapat menjadi wahana bagi. membantu peserta didik untuk mem-. peserta didik untuk mempelajari diri. peroleh pemahaman yang lebih men-. sendiri dan alam sekitar, serta prospek. dalam tentang alam sekitar (BSNP, 2006).. IPA. bukan. pengembangan. hanya. lebih. lanjut. dalam. Proses pembelajarannya.

(2) Kimia merupakan ilmu yang termasuk. guru (teacher centered learning). Pada. rumpun IPA, oleh karenanya kimia. pembelajaran ini siswa cenderung hanya. mempunyai karakteristik IPA. Karakte-. bertindak. ristik tersebut adalah objek ilmu kimia,. diinstruksikan oleh guru, tanpa berusaha. cara memperoleh, serta kegunaannya.. sendiri untuk memikirkan apa yang. Kimia. sebaiknya dilakukan untuk mencapai. merupakan. ilmu. yang. pada. sesuai. dengan. apa. yang. awalnya diperoleh dan dikembangkan. tujuan belajarnya.. berdasarkan percobaan (induktif) namun. menjadi seorang pelajar mandiri yang. pada perkembangan selanjutnya kimia. dapat menyelesaikan masalah-masalah. juga diperoleh dan dikembangkan ber-. yang ada dengan penge-tahuan yang. dasarkan teori (deduktif). Kimia adalah. dimilikinya (BNSP, 2006).. Mereka tidak dapat. ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara. gejala alam yang berkaitan dengan kom-. yang telah dilakukan. posisi, struktur dan sifat, perubahan,. Batanghari, diperoleh informasi bahwa. dinamika, dan energetika zat (BSNP,. pembelajaran. 2006).. adalah. kimia. pembelajaran. di SMAN 1. yang. digunakan. konvensional.. Dalam proses pembelajaran guru masih Salah satu tujuan pembelajran kimia. menggunakan. adalah menumbuhkan kemampuan ber-. menekankan siswa pada materi tetapi. pikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta. tidak menghubungkannya dengan dunia. berkomunikasi sebagai salah satu aspek. nyata.. penting kecakapan hidup.. Untuk men-. hanya sebatas terjadi di dalam sekolah. capai tujuan tersebut, terdapat beberapa. tanpa adanya keterkaitan dengan ling-. aspek yang perlu dibenahi salah satunya. kungan di sekitar mereka. Pembelajaran. adalah proses belajar mengajar. Saat ini. dikelas juga cenderung hafalan sehingga. pendidikan di Indonesia memiliki banyak. siswa cenderung pasif dalam proses. kelemahan pada berbagai sisi. Salah satu. pembelajaran.. kelemahan pendidikan Indonesia adalah. metode ceramah ini menyebabkan kurang. pembelajaran yang masih berpusat pada. terlatihnya keterampilan berpikir kritis. metode. ceramah. yang. Pembelajaran kimia seolah-olah. Pembelajaran. dengan.

(3) siswa. Trilling dan Hood (1999) dalam. melakukan penyelidikan otentik untuk. Atika (2011) menambahkan pada abad 21. mencari penyelesaian terhadap masalah. diperlukan SDM dengan kualitas tinggi. yang diberikan.. yang memiliki keahlian, yaitu mampu. dan mendefinisikan masalah, mengem-. bekerja sama, berpikir tingkat tinggi,. bangkan hipotesis, mengumpulkan dan. kreatif, terampil, memahami berbagai. menganalisis informasi, dan merumuskan. budaya,. kesimpulan.. mampu. berkomunikasi,. dan. Mereka menganalisis. Pada tahapan problem. mampu belajar sepanjang hayat (life long. solving terdapat fase menguji kebenaran. learning).. jawaban sementara dari masalah, pada. Upaya yang tepat untuk. menyiapkan SDM yang berkualitas dan. fase. ini,. siswa. mencari. data. atau. bermutu tinggi adalah melalui pendidikan. keterangan yang dapat diunakan untuk. yang berkualitas.. memecahkan masalah.. Pada fase ini. siswa harus cakap menelaah dan memSalah satu model pembelajaran yang. bahas data hasil pengamatan, menghitung. diduga dapat memacu dan meningkatkan. dan menghubungkan, serta memiliki kete-. ke-terampilan berpikir kritis siswa adalah. rampilan dalam mengambil keputusan. model pembelajaran problem solving.. untuk memecahkan masalah. Siswa di-. Model problem solving adalah suatu. tuntut. penyajian materi pelajaran dengan meng-. jawaban dari masalah yang ada dengan. hadapkan siswa kepada persoalan yang. kemampuan yang telah mereka miliki.. harus dipecahkan atau diselesaikan untuk. Pada materi kelarutan dan hasil kali. mencapai tujuan pembelajaran.. Misal-. kelarutan, misalnya pada pembahasan. nya, pada materi kelarutan dan hasil kali. pengaruh ion senama, siswa dituntut agar. kelarutan banyak sekali masalah dalam. mampu menjelaskan “mengapa saat di-. kehidupan sehari-hari yang dapat di-. tambahkan ion senama kedalam suatu. hubungkan dengan materi ini, antara lain. reaksi kesetimbangan, reaksi kesetim-. pembuatan garam dapur (NaCl) dan. bangan tersebut akan. penghilangan kesadahan. Dengan adanya. berubah”. Kemampuan menghubungkan. masalah yang dihadapkan kepada siswa. ini mampu melatih keterampilan berpikir. dalam pembelajaran ini, siswa diharuskan. kritis siswa, terutama keterampilan mem-. agar. mampu. menghubungkan. bergeser atau.

(4) berikan alasan. Pada fase menarik kesim-. dan Hasil Kali Kelarutan dalam Mening-. pulan, siswa memiliki kebebasan untuk. katkan Keterampilan Memberikan Alasan. mengolah semua informasi yang mereka. dan Mengidentifikasi Kesimpulan“. dapatkan dan mengaitkannya dengan pengetahuan awal yang mereka miliki, proses. ini. membawa. siswa. METODOLOGI PENELITIAN. untuk. mengembangkan keterampilan mengiden-. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa. tifikasi kesimpulan.. kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Batanghari Lampung Timur tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian Purwani (2009), yang. yang berjumlah 31 siswa. Jenis data yang. dilakukan pada siswa SMA kelas X di. digunakan dalam penelitian ini adalah. SMA Negeri 1 Jombang, menunjukkan. data primer yaitu data hasil tes sebelum. bahwa pembelajaran dengan mengguna-. pembelajaran diterapkan (pretest) dan. kan model pembelajaran problem solving. hasil tes setelah pembelajaran diterapkan. memberikan kesempatan kepada siswa. (posttest) kepada siswa.. untuk meningkatkan kemampuan berpikir. sumber data adalah siswa kelas IX IPA1.. Sedangkan. pada materi konsep mol. Kemudian hasil penelitian Atika (2011), yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah. pada siswa SMA kelas XI IPA di SMA. Pre-Experimental,. negeri 9 Bandar Lampung, menunjukkan. desain one-group pretest-posttest yaitu. bahwa pembelajaran dengan mengguna-. ada pemberian tes awal sebelum diberi. kan model pembelajaran problem solving. per-lakuan dan tes akhir setelah diberi. dapat meninggkatkan keterampilan ber-. perlakuan dalam satu kelompok yang. pikir kritis pada materi kesetimbangan. sama (Sugiyono, 2010).. dan. menggunakan. kimia. Penelitian ini terdiri atas variabel bebas Berdasarkan. latar. belakang. tersebut,. maka dilakukan penelitian yang berjudul : “Efektivitas. Model. Pembelajaran. Problem Solving pada Materi Kelarutan. dan variabel terikat. bebas. adalah. Sebagai variabel. model. pembelajaran. problem solving. Sebagai variabel terikat adalah kemam-puan untuk memberikan.

(5) alasan dan mengidentifikasi kesimpulan. mewakili. keterampilan. memberikan. siswa kelas XI IPA1 SMAN 1 Batanghari. alasan dan mengidentifikasi kesimpulan.. Lampung Timur.. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran model problem solving dalam. Pada penelitian ini instrumen penelitian. meningkatkan keterampilan memberikan. yang digunakan adalah LKS kimia yang. alasan dan mengidentifikasi kesimpulan,. menggunakan model problem solving. maka dilakukan analisis skor n-gain.. materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Perhitungan ini bertujuan untuk menge-. sejumlah 5 LKS. Soal pretest dan postest. tahui. yang berjumlah 6 soal essay yang. posttest keterampilan memberikan alasan. peningkatan. dan. skor. pretest. mengidentifikasi. dan. kesimpulan.. N-gain dirumuskan sebagai berikut :. Hasil perhitungan gain kemudian diinter-. n  gain . pretasikan dengan menggunakan klasi-. 

(6) 

(7) . fikasi dari Hake (Meltzer, 2002) seperti. 

(8)    

(9) . terdapat Tabel 1. Klasifikasi gain ( g ). pada. tabel. berikut. :. meningkatkan keterampilan memberikan alasan dan mengidentifikasi kesimpulan. Besarnya g. Interpretasi. g > 0,7. Tinggi. ≤0,3, maka dikatakan model pembe-. 0,3 < g ≤ 0,7. Sedang. lajaran problem solving efektif mening-. g ≤ 0,3. Rendah. katkan keterampilan memberikan alasan. dengan kriteria sedang. Jika nilai N-gain. Berdasarkan klasifikasi Hake diatas, jika nilai N-gain >0,7; maka dikatakan model. dan mengidentifikasi kesimpulan dengan kriteria rendah.. pembelajaran problem solving efektif. HASIL PENELITIAN DAN. meningkatkan keterampilan memberikan. PEMBAHASAN. alasan dan mengidentifikasi kesimpulan dengan kriteria tinggi. Jika nilai N-gain. Berdasarkan. 0,3<g≤0,7;. model. dilakukan terhadap kelas XI IPA1 SMA. pembelajaran problem solving efektif. Negeri 1 Batanghari Lampung Timur,. maka. dikatakan. penelitian. yang. telah.

(10) diperoleh data penelitian terdiri dari nilai. sebagai berikut:. pretestt dan posttest.. Data yang diperoleh rata nilai pretest, posttest, keterampilan memberikan alasan dan Tabel 2. Data rata-rata mengidentifikasi kesimpulan. Keterampilan. Keterampilan memberikan. mengidentifikasi. alasan. Rata-rata. kesimpulan. Pretest. Posttest. Pretest. Posttest. 0,65. 38,71. 25,81. 80. Data hasil penelitian perbedaan nilai pretest dan posttest keterampilan untuk memberikan alasan dan mengidentifikasi kesimpulan, kesimpulan, disajikan pada Gambar 1.. Rata-rata Nilai. 80 80 70 60 50 40 30 20 10 0. 38.71 25.81 Pretest 0.65 1. Posttest 2. Keterangan : (1) Keterampilan memberikan alasan, (2) keterampilan mengidentifikasi kesimpulan.. Gambar 1. Rata-rata rata nilai pretest dan posttest keterampilan memberikan alasan dan mengidentifikasi kesimpulan. Pada Gambar 1 tampak bahwa rata-rata rata. tifikasi kesimpulan lebih tinggi bila. nilai posttest keterampilan memberikan. dibandingkan. alasan lebih tinggi bila dibandingkan. pretestnya. nya.. dengan rata-rata nilai pretestnya. pretest. Pada. berikan alasan dan keterampilan mengimengi. Gambar 1,, juga terlihat bahwa rata-rata rata. dentifikasi kesimpulann selanjutnya selanjut digu-. nilai posttest keterampilan mengiden mengiden-. nakan untuk mendapatkan n-gain seperti. dengan. rata-rata rata. nilai. Nilai keterampilan memmem.

(11) yang disajikan dalam alam bentuk grafik pada. Gambar2. Rata-rata N-gain. .. 0.72. 1. Keterampilan Mengidentifikasi kesimpulan. 0,39 0.5. Keterampilan Memberikan Alasan. 0 Keterampilan yang diukur. Gambar 2. Rata-rata n-gain gain keterampilan memberikan alasan dan keterampilan mengidentifikasi kesimpulan. Pada Gambar 2 terlihat bahwa rata-rata rata. keterampilan pilan memberikan alasan dengan. n-gain gain dalam keterampilan keterampil memberikan. kriteria riteria sedang dan model pembelajaran. alasan, yaitu 0,39.. Sedangkan rata-rata rata. problem solving pada materi kelarutan. n-gain gain dalam keterampilan mengidenmengiden. dan hasil kali kelarutan efektif efe dalam. tifikasi. kesimpulan,. Berdasarkan. klasifikasi. yaitu. 0, 0,72.. meningkatkan keterampilan keteram mengidenti-. Hake. dapat. fikasi kesimpulan dengan kriteria tinggi.. disimpulkan bahwa model pembelajaran pembelaja. Selain. problem. dalam. keterampilan memberikan berikan alasan dan. meningkatkan keterampilan memberikan. mengidentifikasi kasi kesimpulan, pada penepen. alasan pada materi kelarutan dan hasil. litian ini juga didapatkan fakta bahwa. kelarutan. pembelajaran Problem Solving dapat. sedang. solving. solving. memiliki. efektif. dengan. kriteria. Model pembelajaran problem efektif. dalam. efektif. dalam. meningkatkan. mengembangkan karakter rasa ingin tahu. meningkatkan. keterampilan mengidentifikasi kesimpul kesimpul-. dan komunikatif. serta keterampilan. an dengan kriteria tinggi.. sosial yaitu bertanya, mengemukakan pendapat, menjadi pendengar yang baik,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa. dan bekerja sama. Pencapaian Pen ini sesuai. model pembelajaran problem solving. dengan. pada materi kelarutan dan hasil kali. Solving. kelarutan efektif dalam meningkatkan. kegiatan pembelajaran belajaran siswa yang ya lebih. tahap–tahap tahap yang. dapat. model. Problem. meningkatkan.

(12) aktif seperti kegiatan–kegiatan di atas, yaitu :. Pada tahap ini, siswa mencari berbagai. Tahap 1. Mengorientasikan siswa pada masalah. Proses. pembelajaran. menyampaikan kemudian. diawali. tujuan. sumber yang dapat digunakan untuk. dengan. pembelajaran,. mengajukan. fakta. untuk. memunculkan masalah, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang diberikan. Fakta-fakta dan pertanyaan-pertanyaan. yang. Tahap 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.. diajukan. pada setiap pertemuan dilakukan agar siswa menyadari adanya suatu masalah tertentu. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya. Siswa akan mengalami kebingungan dan mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi terhadap fakta baru yang mengarah. menyelesaikan masalah.. Selama pem-. belajaran siswa dikelompokkan secara heterogen dan diberi LKS eksperimen. Data atau informasi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan dicari sebanyakbanyaknya untuk membangun persepsi atau pengetahuan tentang masalah yang dihadapi dan untuk membantu siswa menjawab. pertanyaan. dalam. LKS.. Banyak cara yang dilakukan siswa untuk mencari informasi diantaranya membaca buku, berdiskusi dengan kelompoknya, bertanya dengan kelompok lainnya dan lain-lain.. pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi yang diawali dengan kata-kata seperti. mengapa. dan. bagaimana.. Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut. sekaligus. merupakan. indikator. kesiapan siswa untuk menempuh tahaptahap berikutnya.. Dengan. adanya. pengelompokkan. ini. siswa lebih aktif dalam berdiskusi. Siswa yang pendiam justru aktif berbicara ketika berada dalam diskusi kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Vygotsky dalam Arends. (2008). yang mende-. finisikan tingkat perkembangan potensial sebagai tingkat yang dapat difungsikan atau dicapai oleh individu dengan bantuan orang lain, seperti teman sejawat yang.

(13) kemampuannya lebih tinggi. Selain itu,. siswa yaitu, karena adanya zat terlarut. pengelompokkan siswa dapat meningkat-. yang. kan rasa ingin tahu siswa dengan cara. larutan jenuh suatu pelarut pada suhu. bertanya kepada temannya yang lain. tertentu yang disebut kelarutan. Hal ini. ataupun dengan gurunya dan juga berani. terjadi karena siswa belum terbiasa. menyampaikan pendapat.. dengan kegiatan merumuskan hipotesis,. diperlukan. untuk. membentuk. serta referensi yang dimiliki siswa yaitu Tahap 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah.. buku-buku. merumuskan hipotesis awal terhadap jawaban atas permasalahan yang dikemukakan.. Hipotesis ini tentu saja di-. dasarkan. kepada. yang. telah. diperoleh pada tahap kedua di atas. Pada tahap ini siswa kembali berdiskusi dan bekerjasama untuk menjawab pertanyaan dan menetapkan hipotesis dari permasalah tersebut yang masih perlu di uji. Pada pertemuan pertama siswa masih mengalami kesulitan dalam merumuskan hipotesis, hal ini terlihat dari rumusan hipotesis dari beberapa kelompok yang sesuai. diungkapkan.. terbatas.. cukup lama untuk membimbing siswa agar. mampu. dengan baik.. merumuskan. hipotesis. Dengan bimbingan guru. dan latihan pada tiap pertemuannya, siswa pun mampu merumuskan hipotesis dengan baik. Perkembangan ini terlihat jelas pada pertemuan keempat, dimana setiap kelompok telah mampu merumuskan hipotesis dengan baik berdasarkan pengetahuan awal yang mereka miliki. Siswa mengemukakan hipotesis “bahwa. kebenarannya.. tidak. masih. Sehingga guru membutuhkan waktu yang. Pada tahap ini, guru meminta siswa untuk. data. pelajaran. dengan. masalah. semakin besar pH maka akan semakin kecil kelarutan Mg(OH)2” dari permasalahan, “bagaimana hubungan antara kelarutan Mg(OH)2 dengan pH?”. yang. Misalnya, siswa menge-. Tahap 4. Menguji kebenaran jawaban sementara.. mukakan hipotesisnya tentang maslah, ”mengapa garam tidak larut lagi dalam. Pada tahap ini, siswa mencari dan. segelas air saat ditambahkan secara terus. menghimpun. menerus?”. Hipotesis yang dikemukakan. dipercaya. informasi. untuk. yang. dapat. mendapatkan. fakta.

(14) dilapangan. mengenai. masalah. yang. an dari permasalahan tersebut.. Pada. diberikan sesuai dengan langkah penye-. tahap ini siswa akan mencari tahu. lesaian pada LKS.. jawaban atas pertanyaan mengapa dan. Dalam pelaksanaan-. nya, siswa melakukan percobaan tentang. bagaimana. kelarutan dan hasil kali kelarutan dan. menuju kesetimbangan antara konsep-. mencari informasi sebanyak mungkin. konsep yang telah dimiliki siswa dengan. yang dapat dipercaya untuk menjawab. konsep-konsep yang baru di-pelajari,. LKS.. begitu. sehingga. seterusnya. terjadi. proses. sehingga. terjadi. kesetimbangan antara struktur kognitif Percobaan pada tahap ini bertujuan. dengan. memberi. (ekuilibrasi). Sampai pada tahap empat. kesempatan. siswa. untuk. pengetahuan. yang. baru. memanfaatkan panca indera semaksimal. ini. mungkin untuk mengamati fenomena-. pebelajar yang mandiri yang mampu. fenomena yang terjadi.. Kegiatan ini. membangun pengetahuannya sendiri. Hal. mampu meningkatkan kemampuan psiko-. ini sesuai dengan dukungan Jerome. motor yaitu keterampilan menggunakan. Bruner terhadap discovery learning yang. pipet tetes dan keterampilan mengamati. menekankan pentingnya membantu siswa. endapan yang terjadi.. Kebiasaan siswa. memahami kebutuhan akan keterlibatan. berbicara dalam kelompok dan motivasi. aktif siswa dalam proses belajar, dan. untuk mendapat-kan informasi sebanyak-. keyakinan bahwa pembelajaran sejati. banyaknya mampu merangsang siswa. terjadi. untuk aktif bertanya dan mengeluarkan. (penemuan pribadi) (Arends, 2008).. pendapat di kelas.. siswa. telah. melalui. dibimbing. personal. menjadi. discovery. Siswa mulai ter-. motivasi untuk dapat menemukan jawab-. Tahap 5. Menarik kesimpulan.. an yang sebenarnya dari permasalahan yang diberikan berdasarkan fakta yang. Pada tahap ini, siswa diminta untuk. mereka lihat. Kelompok satu, tiga, dan. memberikan. kelompok lima misalnya, termotivasi. masalah. untuk mendapatkan informasi sebanyak-. sebelumnya. Melalui kebebasan untuk. banyaknya dalam rangka mencari jawab-. mengolah semua informasi yang mereka. yang. kesimpulan telah. terhadap dirumuskan.

(15) dapatkan dan mengaitkannya dengan. SIMPULAN DAN SARAN. pengetahuan awal yang mereka miliki, proses. ini. membawa. untuk. Berdasarkan hasil penelitian dan pem-. mengembangkan keterampilan mengiden-. bahasan dapat disimpulkan bahwa model. tifikasi kesimpulan.. Pada awalnya,. pembelajaran Problem Solving efektif. kesimpulan yang dibuat siswa tidak. dalam meningkatkan keterampilan mem-. sesuai dengan permasalahan yang mereka. berikan alasan pada materi kelarutan dan. ajukan.. hasil kali kelarutan SMA Negeri 1. Misalnya. siswa. pada. pertemuan. pertama siswa menyimpulkan “kelarutan. Batanghari. adalah banyaknya zat yang terlarut yang. Model pembelajaran Problem Solving. diperlukan untuk membentuk larutan. efektf dalam meningkatkan keterampilan. jenuh suatu pelarut pada suhu tertentu”.. mengidentifikasi kesimpulan pada materi. Namun dengan bimbingan guru kemam-. kelarutan dan hasil kali kelarutan SMA. puan. Negeri 1 Batanghari dengan kriteria. siswa. dalam. mengidentifikasi. kesimpulan semakin terarah dan sesuai,. dengan. kriteria. sedang.. tinggi.. misalnya pada pertemuan ketiga siswa sudah mampu menyimpulkan pengaruh. DAFTAR PUSTAKA. ion senama dengan baik, yaitu “penambahan ion senama akan memperkecil kelarutan”. Hal ini sesuai dengan tujuan penerapan. problem. dirancang. untuk. solving,. yang. membantu. siswa. mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan. Arends, R. I. 2008. Learning To Teach. Edisi VII. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Atika, Y. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving padaMateri Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Skripsi. FKIP. Unila. Bandar Lampung.. menjadi pelajar yang mandiri dan otonom (Arends, 2008).. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta..

(16) Meltzer, D. E. 2002. The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics A Possible ” Hidden Variable” In Diagnostic Pretest Score [Online], Tersedia Http://www.physis.iastate.edu/per/decs /Addendum on normalized gain. [1 Maret 2012]. Purwani, Endah dan Martini. 2009. Implementasi Hasil-Hasil Penelitian untuk Peningkatan Profesionalisme di Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia (Prosiding). Unesa University Press.Surabaya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta. Bandung..

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.13 Test Case pengguna melakukan prapengolahan melihat paket wisata....

Tuan et al.(2005) mengembangkan instrumen penilaian motivasi belajar pada pembelajaran sains berupa kuosioner dengan judul “students’ motivation towards science learning”

Environmental Graphic Design pada area Museum Sepuluh Nopember Surabaya sangatlah dibutuhkan, sehingga para pengunjung yang datang untuk berwisata dapat mengerti

Paket pengadaan ini ter buka untuk penyedia yang ter egr istasi pada Layanan Pengadaan Secar a Elektr onik (LPSE) dan memenuhi per syaratan :.. M emiliki Sur at Ijin

EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN SELF AWARENESS PESERTA DIDIK. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP),

[r]

menggunakan SPSS, diperoleh hasil bahwa : Nilai Koefisien korelasi (R) sebesar 0,957 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel independen dengan variabel