• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEGAGALAN SHAFT WEIGHT FEEDER PADA FINISH MILL DI PT. SEMEN GRESIK REMBANG LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEGAGALAN SHAFT WEIGHT FEEDER PADA FINISH MILL DI PT. SEMEN GRESIK REMBANG LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEGAGALAN SHAFT WEIGHT

FEEDER PADA FINISH MILL

DI PT. SEMEN GRESIK REMBANG

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG

(PKL)

oleh

Yudi Eqik Septiawan

NIM H42161216

PROGRAM STUDI MESIN OTOMOTIF

JURUSAN TEKNIK

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2020

(2)

ii

ANALISIS KEGAGALAN SHAFT WEIGHT WEEDER

PADA FINISH MILL

DI PT. SEMEN GRESIK REMBANG

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG

(PKL)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Saint Terapan (S.Tr.T) di Program Studi D-IV Mesin Otomotif

Jurusan Teknik

oleh

Yudi Eqik Septiawan

NIM H42161216

PROGRAM STUDI MESIN OTOMOTIF

JURUSAN TEKNIK

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2020

(3)

iii

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KEGAGALAN SHAFT WEIGHT FEEDER PADA FINISH MILL

DI PT. SEMEN GRESIK REMBANG

Yudi Eqik Septiawan NIM. H42161216

Telah Melaksanakan Praktek Kerja Lapang dan Dinyatakan Lulus

Tim Penilai

Pembimbing Lapang, Dosen Pembimbing Utama,

Oktaviandita Sulistiyono, ST. Ahmad Rofi’i, S.Pd, M.Pd

NIP. 6970 NIP. 1981011920140041001

Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik

Mochammad Nuruddin, S.T., M.Si. NIP. 197611112001121001

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hasil Paktek Kerja Lapang ini saya persembahkan kepada:

1. Orang tua saya yang selalu mendoakan dan memberikan support dalam praktek kerja lapang dan pembuatan laporan ini.

2. Bapak Ahmad Rofi’i, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing praktek kerja lapang.

3. Bapak Oktaviandita Sulistiyono, S.T. selaku pembimbing lapangan di PT Semen Gresik Rembang.

4. Para staf pengajar Politeknik Negeri Jember, Jurusan Teknik, Program Studi Mesin Otomotif, yang telah memberi saya banyak ilmu dan nasehat yang sangat bermanfaat

5. Seluruh staf PT. Semen Gresik Rembang yang telah membantu dan memberikan data serta informasi yang dibutuhkan dalam praktek kerja lapang ini.

6. Teman-teman seperjuangan Mesin Otomotif Angkatan 2016 7. Almamater tercinta Politeknik Negeri Jember

(5)

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Yudi Eqik Septiawan

NIM : H42161216

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Laporan Praktek Kerja Lapang saya yang bejudul “Analisis Kegagalan Shaft Weight Feeder Pada Finih Mill di PT. Semen Gresik Rembang” merupakan gagasan dan hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing, dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Laporan Praktek Kerja Lapang ini.

Jember, 18 Juni 2020

Yudi Eqik Septiawan NIM H42161216

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang dan menyelesaikan laporan dengan judul “Analisi Kegagalan Shaft Weight Feeder Pada Finish Mill di PT. Semen Gresik Rembang” dapat terlaksana dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan dan kerjasama kepada :

1. Orang tua yang memberikan dukungan penuh.

2. Pemerintah Kabupaten Jember yang telah memberikan dukungan pembiayaan melalui Program Beasiswa Pemkab.

3. Bapak Saiful Anwar S.Tp., M.P., selaku Direktur Politeknik Negeri Jember. 4. Mochammad Nuruddin, S.T., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknik.

5. Bapak Ahmad Rofi’i, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing praktek kerja lapang.

6. Bapak Oktaviandita Sulistiyono selaku pembimbing lapangan di PT. Semen Gresik Rembang.

7. Karyawan PT Semen Gresik Rembang.

8. Fahzar Hidayat Masgianto selaku rekan satu tim.

Penulis menyadari bahwa laporan ini perlu dilakukan penyempurnaan, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun, penulis terima dengan tangan terbuka demi perbaikan laporan agar esensi khazanah wawasan dan ilmu pengetahuan dapat tersampaikan dengan baik kepada para pembaca.

Jember, 18 Juni 2020

(7)

vii

RINGKASAN

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) didirikan pada tahun 1957 di Gresik, dengan nama NV Semen Gresik. Dalam perkembangannya pada tanggal 7 Januari 2013, PT Semen Gresik (Persero) Tbk bertransformasi menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan berperan sebagai strategic holding company yang menaungi PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Company.

PT Semen Gresik (Persero) Tbk Pabrik Rembang beroperasi secara komersil pada tanggal 16 Juni 2017 berlokasi di Rembang Jawa Tengah dengan kapasitas terpasang 3.000.000 ton semen per tahun. Machine maintenance merupakan seksi yang menangani perawatan dan perbaikan mesin di all area produksi, seperti menyusun jadwal preventive maintenance dan daily check tiap area.

Weight feeder adalah salah satu mesin di area finish mill yang berfungsi sebagai

penimbang material sekaligus pengontrol komposisi material pembuatan semen yang akan diteruskan ke cement mill. Pada weight feeder sering kali terjadi

brakedown yang disebabkan patahnya shaft bantalan maupun putusnya rantai, hal

ini disebabkan beberapa hal diantaranya adalah overload ataupun material part yang lemah. Ada beberapa solusi untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya adalah dengan menganalisis kegagalan yang akan terjadi pada shaft jika diberikan beban berlebih, dengan begitu dapat diketahui secara dini kegegalan yang akan terjadi.

Proses pembuatan simulasi menggunakan aplikasi solidwork, hal pertama yang dilakukan yaitu membuat desain shaft kemudian proses simulasi dengan pemberian gaya pada shaft dan nantinya akan terlihat titik pada shaft yang mengalami pembebanan tertinggi yang rawan patah.

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ...ii

LEMBAR PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

SURAT PERNYATAAN ...v

KATA PENGANTAR ...vi

RINGKASAN ...vii

DAFTAR ISI ...vii

BAB 1. PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Tujuan dan Manfaat ...2

1.2.1 Tujuan Umum PKL ...2

1.2.2 Tujuan Khusus PKL ...2

1.2.3 Manfaat PKL ...2

1.3 Lokasi dan Jadwal kerja ...3

1.4 Metode Pelaksanaan ...3

1.4.1 Metode Observasi ...3

1.4.2 Metode Interview ...3

1.4.3 Metode Desain Solidwork ...3

BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ...4

2.1 Sejarah Perusahaan ...4

2.2 Sruktur Organisasi Perusahaan ...9

(9)

ix

BAB 3. KEGIATAN UMUM DI LOKASI PKL ...15

3.1 Pengenalan Section Of Mining ...15

3.2 Pengenalan Section Of Cruser & Raw Mill Operation ...16

3.3 Pengenalan Section Of KCM Operation ...16

3.4 Pengenalan Section Of Finish Mill Operation ...17

3.5 Pengenalan Section Of Packer Operation ...18

3.6 Pengenalan Section Of Proses Control ...18

3.7 Pengenalan Section Of Quality Assurance ...19

3.8 Pengenalan Section Of Utility Operation & Maintenance ...20

3.9 Pengenalan Section Of Machine Maintenance ...20

3.10 Pengenalan Section Of Electrical Maint & Emision Control ...21

3.11 Pengenalan Section Of Instrument & DCS Maintenance ...21

3.12 Pengenalan Section Of Maintenante Inspeksi ...21

3.13 Pengenalan Section Of Machine Workshop & Construktion ...22

3.14 Pengenalan Section Of Electrical & Instrumen Workshop ...22

3.15 Pengenalan Section Of Heavy Equipment ...23

3.16 Pengenalan Section Of Proc. Service & Inventory ...23

3.17 Pengenalan Section Of Production Plant & Evaluation ...24

BAB 4. KEGIATAN KHUSUS LOKASI PKL ...25

4.1 Repair Weight Feeder ...25

4.1.1 Penggantian shaft dan sproket ...25

4.2 Overhaul Cooler ...26

4.2.1 Repair crossbar ...26

4.2.2 Pemeriksaan draft plate ...26

4.2.3 Penggantian lantai crossbar ...26

4.2.4 Penggantian bantalan crossbar ...27

4.3 Overhaul Rotary Kiln ...27

4.4 Overhaul Coal Mill ...28

4.4.1 Penggantian actuator ...28

(10)

x

4.4.3 Rewelding table ...29

4.5 Overhaul Crusher ...29

4.5.1 Rewelding dan penggantian gigi cruser clay ...29

4.5.2 Penggantian belt pada crusher batu kapur ...30

4.5.3 Regrease bearing pulley crusher ...30

4.6 Overhaul Raw Mill ...31

4.6.1 Rewelding table ...31

BAB 5. PEMBAHASAN ...32

5.1 Finish Mill ...32

5.2 Menganalisis Kerusakan Pada Weight Feeder ...32

5.3 Proses Desain Shaft Pada Weight Feeder ...33

5.3.1 Shaft ...33

5.4 Simulasi ...34

5.4.1 Pemilihan material shaft ...34

5.4.2 Pemberian beban pada shaft ...34

5.4.3 Simulasi ...35

5.4.4 Titik yang mengalami beban tertinggi ...35

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ...36

6.1 Kesimpulan ...36

6.2 Saran ...36

DAFTAR PUSTAKA ...37

(11)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran era revolusi industri 4.0 sudah tidak dapat dielakkan lagi. Indonesia perlu mempersiapkan langkah-langkah strategis agar mampu beradaptasi dengan era industri digital ini. Indonesia berkomitment untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global. Industri besar sangat memperhatikan teknologi dan inovasi yang dipakai seperti menggunakan sistem otomasi maupun manual. Pada sistem otomasi proses produksi dalam pabrik dikonrol dalam satu ruangan yang nantinya akan dipantau oleh operator maupun quality control.

Mesin yang digunakan pada industri disesuaikan dengan kebutuhan serta mempertimbangkan efisiensi dalam proses produksi. Weight feeder adalah salah satu mesin yang berfungsi sebagai penimbang material yang digunakan untuk menyesuaikan takaran material yang akan digunakan dalam proses produksi. Penyesuaian takaran material berdasarkan banyaknya putaran mesin dalam 1 jam atau running hours.

Beban yang diterima weight feeder berkisar 270 ton/jam bahkan dalam kondisi tertentu dapat melebihi kapasitas yang sudah ditentukan, keadaan tersebut berimbas pada shaft bantalan roda apron cepat patah. Kegagalan shaft yang diakibatkan beban berlebih sangat tidak diinginkan karena tanda-tanda akan terjadinya kegagalan tidak dapat diketahui secara langsung. Kegagalan ini dapat berupa crack yang terus berkembang hingga terjadi perambatan crack yang kemudian menjadi patah, Oleh sebab itu perlu adanya analisis kegagalan shaft pada weight feeder untuk mengetahui secara dini kegagalan yang akan terjadi jika shaft diberi beban berlebih.

(12)

2

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan Umum PKL

Tujuan dari penelitian praktek kerja industri adalah :

1. Meningkatkan wawasan, pengetahuan serta pemahaman mahasiswa terhadap suatu kegiatan disuatu perusahaan yang relevan dengan bidang keilmuannya 2. Melatih mahasiswa agar lebih kritis terhadap perbedaan antara ilmu yang

dipelajari di bangku kuliah dan penerapannya di industri

3. Memahami dan mengerti secara langsung penerapan keilmuan dibidang teknik mesin pada sebuah industri

4. Mahasiwa mampu berfikir kritis saat melaksankan pekerjaan praktis di lapangan serta mampu menghimpun data mengenai suatu kajian yang sesuai dengan bidang perawatan mesin

1.2.2 Tujuan Khusus PKL

Tujuan dari kegiatan praktek kerja lapang di PT Semen Gresik Rembang adalah: 1. Menganalisis kegagalan yang terjadi pada shaft weight feeder pada area finish

mill

2. Mengetahui proses pembuatan simulasi shaft menggunakan solidwork 3. Dapat mengetahui kinerja shaft pada dengan simulasi solidwork

1.2.3 Manfaat PKL

Adapun manfaat yang di dapat ialah dalam kegitan praktek kerja lapang adalah: 1. Menambah pengetahuan mahasiswa dalam penerapan ilmu pengetahuan dan

teknologi secara aplikatif di bidang industri

2. Menguasai materi yang berkaitan dengan bidang teknik mesin

3. Melatih para mahasiswa mengerjakan pekerjaan lapang, sekaligus melakukan serangkain keterampilan sesuai dengan bidang keahliannya.

4. Memperoleh pengalaman kerja baik yang bersifat teknis maupun non teknis sehingga mahasiswa memiliki bekal untuk terjun di dunia kerja setelah lulus

(13)

3

1.3 Lokasi dan Jadwal kerja

1. Lokasi PKL : PT. Semen Gresik Pabrik Rembang, Sawah&Ladang, desa Kajar, kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59263

2. Jadwal Kerja : Senin - Jum’at, jam 08:00 – 14:00

1.4 Metode Pelaksanaan

1.4.1 Metode Observasi

Metode Observasi, yaitu tinjauan langsung kelapangan pada obyek yang dituju untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Dari tinjauan ini penulis dapat menganalisa secara langsung proses kerja dari Weight feeder.

1.4.2 Metode Interview

Metode Interview yaitu mengumpulkan data melalui wawancara dengan mekanik tentang weight feeder, dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan mekanik serta dengan formen yang bertanggung jawab dibidang tersebut. 1.4.3 Metode Desain Solidwork

Metode desain solidwork, dalam metode ini peneliti mengambil data penelitian dari sparepart dan mendesain kedalam aplikasi berbasis solid dan sebagai pembahasan dari perusahaan dan kampus sebagai data penunjang.

(14)

4

BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) didirikan pada tahun 1957 di Gresik, dengan nama NV Semen Gresik. Pada tahun 1991, PT Semen Gresik merupakan perusahaan BUMN pertama yang go public di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 1995, PT Semen Gresik (Persero) Tbk melakukan konsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa yang kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group.

Gambar 2.1 Dermaga PT Semen Gresik Tuban (PT Semen Gresik, 2020)

Dalam perkembangannya pada tanggal 7 Januari 2013, PT Semen Gresik (Persero) Tbk bertransformasi menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan berperan sebagai strategic holding company yang menaungi PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Company.

Pada tanggal 31 Januari 2019, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) telah resmi mengakuisisi 80,6% kepemilikan saham Holderfin B.V. yang ditempatkan dan disetor di PT Holcim Indonesia Tbk. Selanjutnya pada tanggal 11 Februari 2019, melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, telah disahkan perubahan nama PT Holcim Indonesia Tbk menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. Saat ini, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan BUMN semen

(15)

5

terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kapasitas terpasang sekitar 53.0 juta ton semen per tahun.

Dengan prinsip “Membangun Kekuatan Memajukan Indonesia“ Semen Indonesia terus meningkatkan sinergi dan inovasi demi mencapai keunggulan kualitas, menjaga keterpaduan dan kesinambungan kinerja ekonomi, berkomitmen terhadap lingkungan serta memberikan manfaat sosial dalam seluruh kegiatan operasional.

PT Semen Gresik merupakan anak perusahaan dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Perusahaan ini merupakan perusahaan operasional penghasil semen di grup Semen Indonesia. Pendirian perusahaan ini sama seperti pendirian PT Pupuk Sriwidjaja Palembang oleh PT Pupuk Indonesia Holding Company. Dengan berdirinya PT Semen Gresik, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menjadi holding saja dan tidak mengurus produksi semen. Kepemilikan saham Semen Indonesia adalah 99,96 %.

Gambar 2.2 PT. Semen Gresik Pabrik Tuban (PT Semen Gresik, 2020)

PT Semen Gresik resmi didirikan kembali oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk pada tanggal 10 Januari 2014 di Gresik, Jawa Timur. Pendirian PT Semen Gresik merupakan bagian dari proses transformasi korporasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebagai Strategic Holding Group yang memisahkan fungsi Holding

Company dan Operating Company. Dalam rangka menjalankan peran sebagai

(16)

6

membawahi empat entitas anak usaha termasuk PT Semen Gresik yang berfungsi sebagai Operating Company (OpCo). Sebagai OpCo, PT Semen Gresik berfokus pada bidang usaha utama yakni produksi dan distribusi semen sebagai bagian dari upaya membangun unit-unit OpCo dalam hal pengelolaan pabrik hasil program ekspansi maupun unit produksi eksisting yang tengah dibangun oleh Perseroan. Melalui optimalisasi utilitas unit yang dijalankan melalui prinsip efektivitas dan efisiensi, produk PT Semen Gresik hadir dengan kualitas terbaik dan berdaya saing tinggi yang diharapkan akan mampu mempertahankan, meningkatkan sekaligus menguasai pangsa pasar semen. PT Semen Gresik pun berkomitmen untuk senantiasa memberikan yang terbaik dan membawa kebermanfaatan.

Jejak langkah perusahaan pasca proses transformasi Semen Indonesia sebagai

Strategic Holding Group yang membawahi empat entitas anak usaha dengan fokus

usaha utama dibidang produksi dan distribusi semen, PT Semen Gresik resmi berfungsi sebagai Operating Company. Rangkaian proses transformasi dan struktur bisnis PT Semen Gresik pada tahun 1991 Semen Gresik menjadi BUMN Pertama yang terbuka untuk Publik di Idx. Tahun 1995 Pasca Akuisisi, Proses konsolidasi PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa. Tahun 2003 sampai 2005 Implementasi sinergi dan Praktik GCG Secara Berkelanjutan. Tahun 2012 Ekspansi Usaha (Operating Company–Operating Holding–Functional Holding–

Strategic Holding). Tahun 2012 Semen Gresik (persero) Tbk berubah nama

menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan bertransformasi sebagai Holding Company. Tahun 2013 Penandatangan Akte Pendirian PT Semen Gresik sebagai anak usaha dari PT Semen Indonesia Persero. Tahun 2014 Pengesahan Kementerian Hukum dan HAM atas pendirian PT Semen Gresik memulai groundbreaking Proyek Pembangunan Pabrik Semen di Rembang. Tahun 2015 Sampai Mei 2017 Penyelesaian proyek Pembangunan Pabrik Semen di Rembang Juni 2017 Pabrik Rembang Resmi Beroperasi secara Komersial.

Pada Tanggal 27 Juli Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham CEMEX S.S de. C.V pada Blue valley Holdings PTE Ltd. Sehingga komposisi kepemilikan saham sampai saat ini berubah menjadi Pemerintah RI 51,01%, Blue Valley

(17)

7

Semen Gresik Group (SGG) sebesar 16,92 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 46% pangsa pasar. Sampai dengan tahun 2019 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi PT Semen Indonesia Persero Tbk 99,96%, Koperasi Warga Semen Gresik 00,04%.

Sepertihalnya Indarung VI, pabrik ini menggunakan teknologi terkini sehingga menjadikannya sebagai proyek dengan konsep modern and green industry. Ground

Breaking dimulainya pelaksanaan pembangunan dilakukan pada tanggal 16 Juni

2014, dengan kapasitas produksi pabrik adalah 3 juta ton per tahun. Serah terima proyek dari Tim Proyek ke PT Semen Gresik sebagai pemilik telah dilaksanakan pada 15 Juni 2017. Sama dengan Pabrik Indarung VI, pabrik rembang telah beroperasi penuh untuk mendukung perseroan dalam memasok semen berkualitas ke wilayah pemasaran Jawa, Bali dan sekitarnya.

Gambar 2.3 Informasi Umum Profil Perusahaan (PT Semen Gresik, 2020)

(18)

8

Visi

Menjadi Perusahaan Persemenan Internasional yang Terkemuka di Asia Tenggara.

Misi

1. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang berorientasikan kepuasan konsumen.

2. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.

3. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.

4. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan (stakeholders)

(19)

9

2.2 Sruktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Perusahaan (PT. Semen Gresik, 2020)

(20)

10

Catatan : Jumlah personil tiap divisi adalah 15 0rang

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Semen Gresik (PT Semen Gresik, 2020)

(21)

11

2.3 Kondisi Lingkungan

PT Semen Gresik (Persero) Tbk Pabrik Rembang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri semen. Beroperasi secara komersil pada tanggal 16 Juni 2017 berlokasi di Rembang Jawa Tengah dengan kapasitas terpasang 3.000.000 ton semen per tahun atau 342 ton semen per jam.

Gambar 2.6 Pabrik Semen Gresik Rembang (PT Semen Gresik, 2020)

Pada tanggal 15 Juni 20017 Semen Gresik Pabrik Rembang serah terima dan 16 Juni 2014 melakukan Ground Breaking sebagai di mulainya pekerjaan secara komersil kepada masyarakat. Realisasi Investasi sebesar Rp 4,961,224,610,187. Lokasi pabrik dan pertambangan berada di lima desa yang terletak di dua kecamatan yaitu Kecamatan Gunem meliputi Desa Kajar, Timbrangan, Tegal Dowo, Pasucen serta Kecamatan Bulu Desa Kadiwono.

Proyek Pabrik Rembang berkapasitas 3 juta ton pertahun juga dilakukan dengan konsep swakelola. Dalam pelaksanaannya, Center of Engineering (CoE) Semen Indonesia membentuk Tim Proyek Rembang bekerja sama dengan OpCo PT Semen Gresik sebagai pemilik proyek dan membentuk counterpart dan mengimplementasikan metode Pengelolaan Proyek SMIG untuk pelaksanaan dan pengelolaannya. Pembangunan Pabrik Rembang merupakan proyek greenfield, sehingga aktivitas pembangunan berlangsung lebih kompleks, meliputi

(22)

12

pembebasan dan pematangan tanah, pembangunan infrastruktur pendukung dan pembangunan fasilitas produksi.

Gambar 2.7 Peta Lokasi PT Semen Gresik Pabrik Rembang (PT Semen Gresik, 2020)

(23)

13

Gambar 2.8 Pabrik Rembang (PT Semen Gresik, 2020)

(24)

14

Gambar 2.9 Flow Proses Pembuatan Semen (PT Semen Gresik, 2020)

(25)

15

BAB 3. KEGIATAN UMUM DI LOKASI PKL

3.1 Pengenalan Section Of Mining

Section Of Mining merupakan bagian yang mengelola semua urusan di

tambang mulai dari crusher sampai dengan raw mill. Pada section ini dipimpin oleh Endar Drianto, ST. Beliau beralamat di Perumnas Karang Jati Jalan Mliwis No7 Blora, Jawa Tengah.

Gambar 3.1 Pengenalan Seksi Tambang (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara, meliputi :

1. Penyelidikan umum 2. Eksplorasi

3. Studi kelayakan 4. Konstruksi 5. Penambangan

6. Pengolahan dan pemurnian 7. Pengangkutan dan penjualan 8. Pascatambang

Land Clearing bertujuan untuk pembersihan vegetasi di atas lahan yang akan

ditambang menggunakan peralatan Bulldozer D3K Caterpillar. Stripping Top Soil bertujuan untuk pengupasan tanah pucuk (top soil). Lapisan tebal tanah pucuk sekitar 25 cm menggunakan peralatan yang sama yaitu bulldozer.

(26)

16

3.2 Pengenalan Section Of Cruser & Raw Mill Operation

Section Of Cruser & Raw Mill Operation merupakan bagian yang mengelola

semua urusan mulai dari crusher sampai dengan Raw Mill. Pada section ini dipimpin oleh Pujo Supatmo.

Gambar 3.2 Raw Mill

(PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

Kegiatan di Raw Mill sebelum melakukan inspeksi ada rapat koordinasi setiap pagi, tugas supervisor adalah mengisi laporan harian sebagai daily report untuk diupload sebagai bahan evaluasi dan analisis kerusakan pada peralatan yang ada. Terdapat laporan Harian, Down time, Reagreese, dan Negativ List. Sistem laporan harian sudah menggunakan sistem online mampu dibuat grafik untuk mengetahui perkembangan perbaikan alat yang sudah ada, serta berbasis website sehingga memudahkan user atau pengguna untuk mengakses dan melihat perkemangan kerusakan alat yang ada.

3.3 Pengenalan Section Of KCM Operation

Section of KCM Operation merupakan bagian yang mengelola area pre heater, rotary kiln, cooler dan coal mill. Pada section ini dipimpin oleh bapak Hari

(27)

17

Gambar 3.3 Kantor KCM (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

Pre hiter berfungsi untuk pemanasan awal material sebelum masuk ke dalam rotary kiln, di dalam rotary kiln material dipanaskan menggunakan burner hingga

mencapai suhu 1400°C dan berbentuk lava kemudian material tersebut dialirkan menuju cooler untuk didinginkan secara mendadak dan mengakibatkan material berubah bentuk menjadi kristal yang dinamakan clinker, kemudian clinker digiling sampai menjadi ukuran tertentu kemudian disimpan pada dump clinker.

Coal mill berfungsi untuk menggiling batu bara hingga menjadi debu kemudain

disimpan pada tank bar, batubara digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanasan material pada pre hiter dan rotary kiln.

3.4 Pengenalan Section Of Finish Mill Operation

Salah satu tahap proses penggilingan akhir di pabrik semen adalah finish mill. Tipe mill yang digunakan untuk penggilingan semen adalah tube vertical roller mill karena beberapa kelebihannya seperti kapasitas lebih besar dan specific power

consumption lebih rendah. Pada section ini dipimpin oleh bapak Ilham Dirga

Laksono, ST.

Gambar 3.4 Pile material FM (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

(28)

18

Pada cement mill, clinker digiling bersama dengan gipsum (CaSO4.2H2O) serta bahan additive lain seperti limestone, fly ash, trass, dan pozzolan tergantung dari tipe semen yang akan diproduksi (OPC, PPC, atau PCC). Tube mill sendiri adalah peralatan berbentuk silinder yang didalamnya terdapat steel ball sebagai media grinding/penggilingan.

3.5 Pengenalan Section Of Packer Operation

Section Of Packer Operation merupakan bagian yang menangani area silo dan packer. Semen yang di pasarkan terbagi menjadi 2 yaitu dalam bentuk curah (bulk)

dan bentuk sak (bag). Mesin yang digunakan dalam pengemasan semen adalah

rotary packer yang terdiri dari beberapa spout yang mengisi kantong-kantong

dengan semen melalui hembusan udara. Untuk penjualan dalam bentuk curah digunakan bulk truck. Pada section ini dipimpin oleh bapak Bimo Ajie Wibowo, ST.

Gambar 3.5 Packing Machine (PT. Semen Gresik Rembang, 2019)

3.6 Pengenalan Section Of Proses Control

Sistem otomasi pada proses pembuatan semen dapat disesuaika daya dan kontrol untuk memenuhi tujuan produksi, operasional, dan kualitas. Pada section ini dilakukan proses pemantauan pada section crusher, rawmill, blendingsilo,

preheater, kiln, cooler, cement mill, dan coal mill. Pada proses ini terjadi kegiatan

(29)

19

memastikan output berkualitas tinggi yang konsisten dan konsumsi energi yang efisien. Pada section ini dipimpin oleh bapak Sulistyono.

Gambar 3.6 Pemantauwan Proses Produksi mulai dari Crusher sampai Packer (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

3.7 Pengenalan Section Of Quality Assurance

Pada proses ini dilakukan pengujian yang dilakukan oleh laboratorium semen diantaranya pengujian raw material (limestone, silica stone/ silica sand, clay,

dolomite, calcite dan bottom ash), iron sand (pasir besi), sumber besi lainnya.

Kemudian ada pengujian gypsum, pengujian pozzolan/trass/ fly ash, pengujian batubara, pengujian semen/klinker, pengujian agregat & grouting, pengujian beton, mix design beton, pengujian kantong dan bahan kantong, dan sampling serta preparasi material. Pada section ini dipimpin oleh bapak M. Hasan.

Gambar 3.7 Pengujian pada Seksi Jaminan Mutu (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

(30)

20

3.8 Pengenalan Section Of Utility Operation & Maintenance

Section Of Utility Operation & Maintenance merupakan bagian yang

mengelola semua urusan mengenai air dan pelumasan/oli yang diperlukan pada mesin produksi. Section ini juga bertanggung jawab untuk mengontrol tekanan udara untuk pneumatic pada proses pembuatan semen. Pada section ini dipimpin oleh bapak Sucipto, ST.

Gambar 3.8 Seksi Utilitas (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

3.9 Pengenalan Section Of Machine Maintenance

Section Of Machine Maintenance merupakan bagian yang melakukan

perawatan dan perbaikan pada mesin produksi mulai dari area crusher sampai

packer, meliputi preventive maitenance, corective maintenance dan overhoul. Pada section ini dipimpin oleh bapak Oktaviandita Sulistiyono, ST.

Gambar 3.9 Kantor PML (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

(31)

21

3.10 Pengenalan Section Of Electrical Maint & Emision Control

Electrical maintenance merupakan bagian yang menangani pemeliharaan dan

perbaikan yang terkaitan dengan kelistrikan yang meliputi area produksi mulai dari

cruser sampai packer. Pada section ini dipimpin oleh bapak Adi Setyawan.

Gambar 3.10 Bengkel Listrik (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

3.11 Pengenalan Section Of Instrument & DCS Maintenance

Seksi instrumen merupakan bagian yang menangani pemeliharaan dan perbaikan pada system control dan dcs pada mesin produksi mulai dari cruser sampai packer. Pada section ini dipimpin oleh Achmad Shodieq.

Gambar 3.11 Kantor Instrumen (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

3.12 Pengenalan Section Of Maintenante Inspeksi

Maintenance Inspeksi merupakan bagian yang menangani inspeksi pada

mesin-mesin produksi meliputi pengecekan suhu dan vibrasi, mulai dari area cruser sampai packer. Pada section ini dipimpin oleh bapak Syamsul Ma’arif, ST.

(32)

22

Gambar 3.12 Kantor Maintenance Inspeksi (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

3.13 Pengenalan Section Of Machine Workshop & Construktion

Machine Workshop and Construktion merupakan bagian yang menangani

kegiatan pemesinan meliputi perbaikan dan pembuatan alat/sparepart pada mesin produksi, mulai dari area cruser sampai packer. Pada section ini dipimpin oleh bapak Dian Setyadi, ST.

Gambar 3.13 Bengkel Fabrikasi (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

3.14 Pengenalan Section Of Electrical & Instrumen Workshop

Pada section ini bertugas melakukan perawatan dan perbaikan electrical pada mesin produksi meliputi perbaikan motor listrik dan kalibrasi alat ukur. Pada

(33)

23

Gambar 3.14 Kantor Electrical Workshop (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

3.15 Pengenalan Section Of Heavy Equipment

Section of Heavy Equipment merupakan bagian yang menangani pemeliharaan

dan perbaikan unit alat berat meliputi preventive dan corective maintenance. Pada

section ini dipimpin oleh bapak Sabraniti.

Gambar 3.15 Bengkel Alat Berat (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

3.16 Pengenalan Section Of Proc. Service & Inventory

Section Of Proc. Service & Inventory merupakan bagian yang menangani

management penyimpanan sparepart dan keluar masuknya barang dari pabrik. Pada

(34)

24

Gambar 3.16 Warehouse (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

3.17 Pengenalan Section Of Production Plant & Evaluation

Section Of Production Plant & Evaluation merupakan bagian yang menangani

perencanaan produksi dan evaluasi meliputi; penilaiain performa mesin produksi, target produksi dan penyesuaian produksi dengan permintaan pasar. Pada section ini dipimpin oleh bapak Sera Yunarizal P., ST.

Gambar 3.17 Gedung CCR (PT. Semen Gresik Rembang, 2020)

(35)

25

BAB 4. KEGIATAN KHUSUS DI LOKASI PKL

4.1 Repair Weight Feeder

Proses penggilingan akhir pada pembuatan semen adalah finish mill. pada

finish mill clinker digiling bersama dengan gipsum (CaSO4.2H2O) serta bahan additive lain seperti limestone, fly ash, trass, dan pozzolan tergantung dari tipe

semen yang akan diproduksi (OPC, PPC atau PCC). Pada finish mill terdapat beberapa mesin yang mendukung proses penggilingan salah satunya adalah weight

feeder, weight feeder merupakan mesin penimbang material sebelum material

diteruskan ke dalam cement mill.

Gambar 4.1 Weight Feeder (PT. Semen Gresik, 2020) 4.1.1 Penggantian shaft dan sproket

Shaft berfungsi sebagai penahan beban yang diterima apron, penggantian shaft

dilakukan karena shaft pada apron patah disebabkan karena overload yang diterima

weight feeder.

Gambar 4.2 Shaft Weight Feeder (PT. Semen Gresik, 2020)

(36)

26

4.2 Overhaul Cooler

4.2.1 Repair crossbar

Crossbar adalah sebuah alat pemindah material di dalam cooler, bergerak

secara translasi untuk mengalirkan material ke arah cruser cooler. Pengecekan crossbar meliputi: keausan, kocak dan deformasi.

Gambar 4.3 Crossbar (PT. Semen Gresik, 2020) 4.2.2 Pemeriksaan draft plate

Draft plate adalah tempat terpasangnya crossbar, draft plate bagian depan

terkena beban bending dan panas lebih besar sehingga mengalami deformasi dan perlu digantikan dengan bahan yang lebih kuat yaitu stainless.

Gambar 4.4 Draft Plate (PT. Semen Gresik, 2020) 4.2.3 Penggantian lantai crossbar

Lantai crossbar bagian depan mengalami beban bending dan panas yang lebih besar sehinga perlu digantikan dengan bahan yang lebih kuat yaitu menggunakan stainless.

(37)

27

Gambar 4.5 Penggantian lantai Crossbar (PT. Semen Gresik, 2020)

4.2.4 Penggantian bantalan crossbar

Bantalan crossbar berfungsi menyangga draf plate, seiring pemakaian yang terus menerus bantalan mengalami keausan dan perlu diganti. Penggantian bantalan crossbar dilakukan secara berkala pada saat overhoul.

Gambar 4.6 Bantalan Crossbar (PT. Semen Gresik, 2020)

4.3 Overhaul Rotary Kiln

Overhaul pada kiln meliputi penggantian batu tahan api, kiln shoe dan

perbaikan dinding kiln. Batu tahan api berfungsi menahan panas pada proses pembakaran pada kiln, penggantian batu tahan api dilakukan secara berkala yaitu pada saat overhaul.

(38)

28

Gambar 4.7 Pemasangan batu tahan api (PT. Semen Gresik, 2020)

4.4 Overhaul Coal Mill

4.4.1 Penggantian actuator

Penggantian actuator disebabkan karena menurunya performa dari komponen tersebut. Actuator sendiri berfugsi sebagai media penyangga pada table coalmill, sehingga bila terjadi kerusakan maka akan berakibat pada proses penggilingan yang kurang maksimal

Gambar 4.8 Actuator coal mill (PT. Semen Gresik, 2020) 4.4.2 Center roller

Roller berfungsi sebagai media penggiling batu bara, terdapat 3 roller dalam 1 mill. Proses centering dilakukan untuk memposisikan roller tepat berada di tengah

(39)

29

Gambar 4.9 Roller (PT. Semen Gresik, 2020) 4.4.3 Rewelding table

Table dan roller merupakan media penggiling batubara, seiring pemakaian

yang terus-menerus ketebalan table berkurang sehingga perlu mengembalikan ketebalannya kembali dengan cara rewelding.

Gambar 4.10 Table Coal Mill (PT. Semen Gresik, 2020)

4.5 Overhaul Crusher

4.5.1 Rewelding dan penggantian gigi cruser clay

Gigi pada cruser mengalami keausan dikarenakan proses kerja, seiring berjalannya waktu gigi pada crusher akan tergerus dan akhirnya tumpul. Oleh

(40)

30

karena itu perlu dilakukan rewelding ataupun pengantian pada gigi crusher agar

crusher dapat bekerja secara optimal.

Gambar 4.11 Gigi Crusher Clay (PT. Semen Gresik, 2020) 4.5.2 Penggantian belt pada crusher batu kapur

Belt berfungsi sebagai penghubung antara motor crusher dan pulley crusher

batu kapur, penggantian belt dilakukan karena belt sebelumnya sering lepas dari

pulley pada saat proses kerja.

Gambar 4.12 Pulley Crusher (PT. Semen Gresik, 2020)

4.5.3 Regrease bearing pulley crusher

Regrease bearing termasuk dalam prefentive maintenance, regrease dilakukan

(41)

31

Gambar 4.13 Bearing Pulley (PT. Semen Gresik, 2020)

4.6 Overhaul Raw Mill

4.6.1 Rewelding Table

Raw mill adalah media penggiling batu kapur, seiring berjalannya waktu table

pada raw mill mengalalmi keausan dikarenakan proses kerja. Untuk mengembalikan ketebalan table maka perlu dilakukan rewelding, rewelding dilakukan secara berkala yaitu pada saat overhaul.

Gambar 4.14 Raw Mill (PT. Semen Gresik, 2020)

(42)

32

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1 Finish Mill

Proses penggilingan akhir pada pembuatan semen adalah finish mill. pada

finish mill clinker digiling bersama dengan gipsum (CaSO4.2H2O) serta bahan additive lain seperti limestone, fly ash, trass, dan pozzolan tergantung dari tipe

semen yang akan diproduksi (OPC, PPC atau PCC). Pada finish mill terdapat beberapa mesin yang mendukung proses penggilingan salah satunya adalah weight

feeder, weight feeder merupakan mesin penimbang material sebelum material

diteruskan ke dalam cement mill.

Gambar 5.1 Weight Feeder (PT. Semen Gresik, 2020)

5.2 Menganalisis Kerusakan Pada Weight Feeder

Weight feeder merupakan merupakan mesin penimbang material yang

berfungsi meracik komposisi semen sebelum material menuju ke cement mill. Beban yang diterima weight feeder berkisar 270 ton/jam dan pada kondisi tertentu dapat melebihi dari kapasitas yang sudah ditentukan, hal tersebut menyebabkan kegagalan pada shaft seperti patah ataupun macet.

Kerusakan pada area weight feeder berdampak pada tidak berjalannya mesin dan tidak bisa mengatur komposisi dalam pembuatan semen, ketika kerusakan tidak dapat ditangani dalam waktu yang cepat maka dapat menghentikan proses produksi pada bagian finish mill. Analisis kegagalan shaft pada weight feeder dapat dilakukan untuk mengetahui secara dini kerusakan yang akan terjadi pada shaft jika

(43)

33

pada weight feeder diberikan beban berlebih sehingga kegagalan shaft dapat diminimalisir bahkan dihindari.

5.3 Proses Desain Shaft Pada Weight Feeder

5.3.1 Shaft

Pembuatan desain shaft menggunakan aplikasi solidworks

Gambar 5.2 Shaft

Shaft berfungsi sebagai penopang beban apron dan material serta melekatnya roda

(44)

34

5.4 Simulasi

5.4.1 Pemilihan material shaft

Gambar 5.3 Material Shaft

Bahan shaft menggunakan alloy steel (disesuikan dengan material shaft yang digunakan pada mesin)

5.4.2 Pemberian beban pada shaft

(45)

35

5.4.3 Simulasi

Gambar 5.5 Simulasi Shaft

5.4.4 Titik yang mengalami beban tertinggi

Gambar 5.6 Simulasi Shaft

Pada gambar terlihat warna merah pada shaft menunjukan titik yang mengalami pembebanan tertinggi yang dapat dilihat dari indikator warna pada samping shaft

(46)

36

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari kegiatan analisis kegagalan shaft pada weight feeder adalah sebagai berikut :

a. Kegagalan pada shaft weight feeder diakibatkan overload dari material sehingga shaft tidak mampu menahan beban yang berlebih. Hal ini berimbas pada proses produksi di area finish mill terhenti dikarenakan mesin tidak dapat beroperasi.

b. Proses simulasi menggunakan aplikasi solidworks. Simulasi dilakukan pada

shaft beserta gaya yang terjadi pada shaft.

c. Material shaft (alloy stell) tidak dapat menahan beban diluar kapasitas yang sudah ditentukan

d. Pada simulasi terlihat titik yang mengalami pembebanan tertinggi yaitu berwarna merah dan diasumsikan rawan terjadi patah

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk PT. Semen Gresik Pabrik Rembang dari kegiatan praktek kerja lapang adalah :

a. Diharapkan dapat memanfaatkan analisis kegagalan shaft pada weight feeder untuk menangani permasalahan yang terjadi pada weight feeder.

b. Perlu adanya koordinasi kembali antara teknisi dengan operator weight feeder agar supaya overload pada mesin dapat dihindari

c. Digunakan sebagai pembelajaran atau referensi untuk pegawai maupun mahasiswa pkl lainnya.

(47)

37

DAFTAR PUSTAKA

Asia, A., Noerohim, L., & Rochiem, R. (2018). Ananliai Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT. Holcim Tbk. Tuban. Jurnal Teknik ITS, & (1),F68-F72

Gambar

Gambar 2.1  Dermaga PT Semen Gresik Tuban  (PT Semen Gresik, 2020)
Gambar 2.3 Informasi Umum Profil Perusahaan  (PT Semen Gresik, 2020)
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Perusahaan  (PT. Semen Gresik, 2020)
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Semen Gresik  (PT Semen Gresik, 2020)
+7

Referensi

Dokumen terkait