SKRIPSI
PERAN PANTI SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
REHABILITASI VOKASIONAL BAGI PENYANDANG
TUNADAKSA DI PANTI SOSIAL BINA DAKSA BUDI
PERKASA KOTA PALEMBANG
NURHASANAH 07021181419040
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
SKRIPSI
PERAN PANTI SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
REHABILITASI VOKASIONAL BAGI PENYANDANG
TUNADAKSA DI PANTI SOSIAL BINA DAKSA BUDI
PERKASA KOTA PALEMBANG
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sriwijaya
NURHASANAH 07021181419040
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Never give up for the fight”
“Perjuangan disertai dengan berdoa kepada Allah SWT, tidak pernah menyerah dan selalu bangkit saat mengalami kegagalan merupakan kunci menuju sebuah
keberhasilan” Cholia Oupzter
Bismillahirrohmanirrohim.
Atas berkat rahmat Allah SWT, skripsi ini ku persembahkan kepada :
Tuhan YME sebagai Ungkapan Puji dan Syukur Kedua orang tuaku tercinta
Keluarga besarku
Dosen Pembimbingku yang telah banyak memberikan arahan serta semua
dosen dan staff Fisip Unsri
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi,
terimakasih untuk ilmu yang telah di berikan selama ini
Teman-teman Sosiologi angkatan 2014 Almamaterku
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur atas nikmat dan karunia yang
diberikan oleh Allah S.W.T karena berkat rahmat, izin dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peran Panti Sosial Dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Vokasional Bagi Penyandang Tunadaksa di Panti Sosial Bina Daks Budi Perkasa Kota Palembang sebagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam menempuh studi sarjana S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya.
Penulisan skripsi ini nyatanya tidak terlepas dari bantuan bimbingan dan dukungan moril maupun materil, serta motivasi dalam bentuk semangat dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaf, M.SCE selaku Rektor Universitas Sriwijaya.
2. Bapak Prof. Dr. Kgs. Muhammad Sobri, M.Si selaku Dekan Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
3. Ibu Dra. Yunindyawati, M.Si selaku ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
4. Ibu Safira Soraida, S.Sos., M.Sos selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
5. Bapak Drs. Tri Agus Susanto, MS selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing 1 yang selalu bijaksana disela-sela kesibukannya bersedia memberikan waktu untuk bimbingan, nasihat dan motivasi yang sangat berarti bagi penulis dalam proses menyelesaikan skripsi dari awal sampai akhir.
6. Ibu Dra. Yusnaini, M.Si selaku pembimbing 2 yang telah memberikan waktu untuk bimbingan, nasihat dan motivasi yang sangat berarti kepada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi dari awal sampai akhir. 7. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
8. Kepada keluargaku, terutama ibu dan ayahku tercinta, Hj. Cikyah dan Hj. Muhammad Sa’I Tahsan yang tak pernah henti memberikan cinta, kasih sayang, doa, dukungan, motivasi, semangat dan nasihat untukku. Kakak-kakakku tercinta, Senti Warny dan Muhammad Husnul Yakin, yang menjadi penyemangat dan motivasi dalam menyelesaikan studiku.
9. Teruntuk sahabat terbaikku, Gengs Sma Crew : Annisa Meidiana Putri, Cyntia Yusuf, Adhe Pradana, Tami Wulandari, Diani Ardya Lestari, Esmi Selviana terimakasih sudah menjadi sahabat terbaik.
10. Teruntuk sahabat seperjuangan Gengs Goes to Wisuda : Indri Yunisari, Putri Ramadisna, Tiara Visca Aulia, Hevi Meilyanti Putri. Terimakasih telah menjadi tempat paling nyaman dalam segala hal.
11. Teruntuk sahabat ulu squad : Siti Nabila Firdausia (deak), Indah Novitasari dan Berisko terimakasih sudah sering menghibur disaat kegalauan dalam pembuatan skripsi ini.
12. Kepada rekan-rekan sepembimbing yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih banyak atas dukungan, semangat, canda dan tawa yang kita lakukan bersama.
13. Teruntuk rekan-rekan Sosiologi angkatan 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
14. Kepada seluruh staf dan pengurus Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa Palembang yang telah memberi izin penulis untuk pengambilan data selama proses penyusunan skripsi.
15. Kepada infrorman seluruh para Penerima Manfaat di Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk membantu dalam proses wawancara dengan peneliti.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat ditulis satu persatu.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan maaf jika ada kesalahan penulisan nama, gelar, jabatan dalam kata pengantar ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat diperlukan
demi kebaikan penelitian ini. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin Ya Rabbal’alamin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN PERSETUJUAN ... MOTTO PERSEMBAHAN ... i KATA PENGANTAR ... ii RINGKASAN ... vi SUMARRY………. viiDAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.3.1 Tujuan Umum ... 6 1.3.2 Tujuan Khusus ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 7 1.4.1 Manfaat Teoritik ... 7 1.4.2 Manfaat Praktik ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 8 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 8
2.2 Kerangka Pemikiran ... 13
2.2.1 Pengertian dan Konsep Peran ... 13
2.2.2 Panti Sosial ... 15
2.2.3 Definisi Tunadaksa ... 16
2.2.4 Pengertian Rehabilitasi ... 17
2.2.5 Pengertian Rehabilitasi Vokasional ... 18
2.2.5.1 Tujuan Rehabilitasi Vokasional ... 19
2.2.5.2 Proses Pelayanan Rehabilitasi ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Desain Penelitian ... 21
3.2 Lokasi Penelitian ... 22
3.4 Fokus Penelitian ...22
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 23
3.6 Penentuan Informan ... 24
3.7 Peranan Penelitian ... 25
3.8 Unit Analisis Data ... 25
3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.9.1 Observasi ... 26
3.9.2 Wawancara ... 26
3.9.3 Dokumentasi ... 27
3.10 Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data ... 27
3.11 Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 31
4.1 Profil Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa ... 31
4.2 Sejarah Berdirinya Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa ... 31
4.3 Visi Misi dan Tujuan Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa ... 33
4.4 Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa ...33
4.5 Susunan Organisasi Panti Sosial ... 34
4.6 Jumlah Pengurus dan Penerima Manfaat di Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa ... 36
4.7 Tingkat Pendidikan ... 36
4.7.1 Tingkat Pendidikan Pengurus ... 36
4.7.2 Tingkat Pendidikan Penerima Manfaat ... 37
4.8 Sarana dan Prasarana ... 38
4.9 Proses Pelayanan dan Rehabilitasi di Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa ... 39
4.10 Gambaran Umum Informan ... 41
BAB V PEMBAHASAN ... 45
5.1 Peran Panti Sosial Dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Vokasional Bagi Penyandang Tundaksa Di Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa Palembang ... 45
5.1.2.1 Tahap Pelaksanaan Program Rehabiltasi Vokasional ... 52
5.1.2.2 Fasilitas Selama Program Rehabilitasi ... 53
5.1.3 Peran Panti Sosial Dalam Program Rehabilitasi Vokasional ... 54
5.1.3.1 Proses Pelaksanaan Program Rehabilitasi Vokasional... 56
5.1.3.2 Jenis-Jenis Keterampilan Vokasional ... 58
5.1.3.3 Waktu Kegiatan... 62
5.2 Harapan Penyandang Tunadaksa Dalam Program Rehabilitasi Vokasional ... 64
BAB VI PENUTUP ... 69
6.1 Kesimpulan ... 69
6.2 Saran ... 69
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu ... 12 Tabel 4.1 Jumlah Pengurus Di Panti Sosial Bina Daksa Budi
Perkasa Palembang ... 36 Tabel 4.2 Jumlah Penerima Manfaat di Panti Sosial Bina Daksa
Budi Perkasa Palembang ... 36 Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Pengurus Panti Sosial Bina Daksa
Budi Perkasa Palembang ... 37 Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Penerima Manfaat Di Panti Sosial
Daksa Budi Perkasa Palembang ... 38 Tabel 4.5 Identitas Informan Utama ... 42 Tabel 4.6 Identitas Informan Pendukung ... 43
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.7 Skema Kerangka Pemikiran ... 20 Bagan 4.5 Struktur Organisasi Panti Sosial ... 35
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Terlahir dan bertumbuh dengan tubuh yang sehat sempurna, tentu menjadi dambaan setiap manusia insan. Kondisi fisik yang normal merupakan kondisi yang sangat menentukan kualitas aktivitas manusia dalam menjalani kehidupannya. Dengan kondisi fisik normal, manusia akan dapat lebih sempurna dalam beraktivitas. Manusia akan lebih bebas dalam menjalankan fisiknya, dan akan menentukan keberhasilan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Namun dalam kenyataannya ada sebagian di antara mereka yang tidak dapat memperoleh hal itu lantaran memiliki keterbatasan fisik yang tidak dapat dihindari, seperti kecacatan atau kelainan pada fisiknya yang secara umum dikenal sebagai tunadaksa. Menurut Geniofam, (2010:38), tunadaksa yaitu berbagai macam bentuk kelainan yang mengakibatkan kelainan fungsi dari tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan. Penyimpangan perkembangan terjadi pada ukuran bentuk, atau kondisi lainnya Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau juga dapat disebabkan oleh pembawaan sejak lahir.
Kelainan cacat fisik yang dimiliki oleh beberapa orang, terkadang membuat mereka rendah diri dan tidak percaya diri. Rasa kurang percaya diri ini sering terlihat di saat mereka ingin mendapatkan pekerjaan yang layak, pendidikan, atau kesempatan untuk menunjukkan bakat atau keahlian yang dimiliki oleh tuna daksa. Rasa kurang percaya diri pada tuna daksa mengakibatkan kehidupan yang kurang sejahtera. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 mengatur hak-hak bagi penyandang tunadaksa untuk memiliki kesetaraan dan tidak adanya diskriminasi dalam berbagai akses. Hak yang diatur undang-undang tersebut terkait dengan akses pendidikan, ketenagakerjaan, kesetaraan dalam pembangunan dan dalam menikmati hasil pembangunan, aksesbilitas, rehabilitasi dan kesejahteraan sosial serta pengembangan bakat dan kehidupan sosial secara setara. Namun, kehidupan individu secara keseluruhan dapat dipengaruhi dengan adanya kekurangan yang terdapat pada salah satu anggota tubuh (Feist dalam Fatwa Tentama, 2006). Bentuk tubuh yang dimiliki
penyandang tunadaksa mempengaruhi proses kematangan psikologis individu dan juga relasi individu dalam lingkungan sosialnya.
Penyimpangan yang terjadi pada bentuk tubuh menyebabkan kaum tunadaksa di Indonesia seringkali di posisikan sebagai kaum minoritas, baik secara struktural maupun kultural. Lebih dari itu, mereka juga merupakan kelompok yang selama ini terpinggirkan di tengah kehidupan bermasyarakat dimulai dari segi ekonomi, pendidikan, keterampilan, akses pekerjaan, dan lainnya (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Keberadaan penyandang tunadaksa di lingkungan masyarakat masih dipandang sebagai sosok individu tak berdaya (cacat) yang tidak dapat mengerjakan dan menghasilkan suatu hal, sehingga penyandang tunadaksa seringkali mengalami diskriminasi. Kelainan fisik yang dialami penyandang tunadaksa juga mengakibatkan kesulitan dalam mengakses pekerjaan karena dianggap kurang produktif (Kinasih, 2010). Keterbatasan tersebut membuat penyandang tunadaksa tidak mempunyai tempat atau posisi yang besar dalam dunia pekerjaan serta membuat mereka semakin sulit untuk berkembang dan hdup mandiri.
Kesulitan-kesulitan yang dialami penyandang tunadaksa pada akhirnya menjadikan individu tidak berkembang bahkan menjadi individu yang egosentris, asosial atau anti sosial. Kurangnya kepercayadirian, tidak memiliki kecakapan hidup maupun keterampilan yang mengakibatkan penyandang tunadaksa ini kesulitan dalam menjalankan setiap aktivitasnya terlebih saat mulai berada di lingkungan masyarakat. Penyandang tunadaksa tidak mungkin selalu bergantung pada orang lain, karena pada kenyataannya di lingkungan sosial individu selalu dituntut untuk dapat hidup mandiri karena hal tersebut kelak akan menjadi hal penting dalam menjalani kehidupan sosialnya (Mangunsong, 2009).
Apabila permasalahan tersebut dibiarkan maka semakin banyaknya penyandang tunadaksa yang hidupnya semakin terpuruk, tidak bisa hidup mandiri dan selalu bergantung kepada orang lain. Oleh karena itu permasalahan ini perlu diatasi sedini mungkin agar mereka tidak mengalami kecemasan berlebihan, putus harapan, takut bertemu orang, malu berlebihan, suka menyendiri, dan memandang rendah dirinya. Kondisi tersebut apabila dibiarkan akan menganggu kepercayaan
diri penyandang tunadaksa dalam melaksanakan segala aktivitasnya. Adanya kondisi seperti itu sehinga dibutuhkan upaya-upaya nyata untuk menciptaan kesamaan dan kesetaraan, yang pada akhirnya akan menciptakan kesetaraan, kemandirian dan kesejahteraan hidup bagi penyandang tunadaksa.
Adapun salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan penyandang cacat tubuh (tunadaksa) adalah menyelenggarakan rehabilitasi. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Hal ini dimaksudkan agar memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau lingkungan sosialnya.
Pelayanan rehabilitasi yang diberikan bagi penyandang tunadaksa salah satunya dengan memberikan bimbingan program rehabilitasi vokasional. Program rehabilitasi vokasional merupakan bagian dari suatu proses rehabilitasi yang secara berkesinambungan dan terkoordinasi yang meyediakan pelayanan (bimbingan kerja, pelatihan kerja dan penempatan kerja) untuk memungkinkan penyandang disabilitas memperoleh suatu pekerjaan. Menurut UNESCO (2001) program rehabilitasi vokasional didefenisikan sebagai bagian dari pendidikan vokasional yang memberikan pengetahuan dan keterampilan terhadap suatu profesi tertentu. Pelatihan vokasional ini nantinya juga berkontribusi dalam hal kebutuhan peserta didik dan merupakan fokus dari setiap program pelatihan vokasional. Pelatihan vokasional dapat dilihat sebagai kegiatan atau seperangkat kegiatan yang dirancang untuk mentransmisikan pengetahuan teoritis dan juga keterampilan profesional yang dibutuhkan untuk jenis pekerjaan tertentu. Di sejumlah Negara maju program vokasi merupakan andalan. Artinya, menjadi tumpuan bagi Negara itu dalam membangun sistem kerja yang dapat sukses dengan program berbasis keterampilan kerja. Melalui program rehabilitasi vokasional vokasional bagi kehidupan penyandang tunadaksa, disamping pemberian kesempatan untuk berswasembada secara ekonomi, juga dapat
memberikan kedudukan yang tepat dalam keluarga dan masyarakat. Rehabilitasi vokasional yang dimaksud peneliti di sini adalah dalam bentuk bimbingan keterampilan yang secara terkoordinir dan berkesinambungan dengan tujuan untuk membantu dan meningkatkan kemampuan penyandang tunadaksa dalam hal keterampilan.
Program rehabilitasi vokasional diyakini mampu menjadi solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang dialami penyandang disabilitas karena program rehabilitasi vokasional merupakan suatu bentuk usaha kesejahteraan sosial dan kemandirian yang meliputi upaya pengembangangan potensi, pengetahuan, dan keahlian serta pemulihan harga diri, kepercayaan diri, dan kemampuan dalam berinteraksi dengan masyarakat. Sehingga penyandang tunadakaksa mampu berperan positif untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial.
Salah satu lembaga yang menyelenggarakan rehabilitasi bagi penyandang tunadaksa dalam upaya pemberian pengetahuan, pendampingan, dan juga keterampilan kepada penyandang tunadaksa adalah Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa yang berlokasi di Jalan Sosial Km.5 Nomor 441 RT. 15 RW. 2 Kecamatan Sukarami Kota Palembang, panti ini merupakan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) dibidang Rehabilitasi Sosial Bina Daksa yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, dengan tugas pokok memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi penyandang cacat tubuh (tunadaksa) agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta melakukan proses refungsionalisme dan pengembangan untuk memungkinkan penyandang cacat melakukan fungsi sosialnya secara wajar (Peraturan Menteri Sosial RI No 106/HUK/2009, Pasal 13).
Sasaran dari Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa adalah penyandang cacat tubuh (tunadaksa), berusia antara 15-35 tahun (usia produktif), belum menikah, mampu didik dan mampu latih serta tidak memiliki pekerjaan. Setiap tahunnya panti sosial ini bisa menerima 80 klien dengan kapasitas tampung
sebanyak 120 orang penyandang cacat fisik, para klien yang masuk ke panti ini tentunya memiliki masalah dan ingin mendapatkan bantuan melalui sistem panti. Seperti yang dikatakan Ibu TT (56 tahun) mengungkapkan bahwa :
“sebenarnya permasalahan yang dihadapi penyandang tunadaksa disini yakni kekurangan fisik, kekurangan maupun keterbatasan-keterbasan tersebut membuat mereka menjadi pribadi yang tertutup, belum lagi lingkungan sekitar mereka yang sulit menerima keadaan dan kondisi seperti ini, tentunya mengganggu mental mereka dan membuat mereka merasa tidak adanya semangat dan rasa percaya diri, ditambah lagi rata-rata pendidikan penyandang tunadaksa yang ada disini masih rendah sehingga pengetahuan dan potensi yang mereka miliki masih sangat minim sekali” (Wawancara, 10 Juni 2018).
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa permasalahan penyandang tunadaksa di panti sosial bina daksa budi perkasa ini yang terutama terletak pada kecacatan fisik yang mereka alami, dan ini menjadi tantangan bagi mereka ketika berada di lingkungan masyarakat karena masih ada masyarakat yang sulit menerima kondisi mereka, sehingga menimbulkan rasa kurang percaya diri serta pengetahuan dan potensi yang mereka miliki pun masih sangat minim. Pada tahun ajaran 2018-2019 panti ini hanya menampung 51 orang klien dengan total laki-laki berjumlah 36 orang dan perempuan berjumlah 15 orang (Sumber: Arsip
panti sosial bina daksa budi perkasa Palembang 2019).
Disini para penerima manfaat akan di didik, dibina dan dilatih selama 1 tahun masa panti. Melalui panti ini para penerima manfaat akan mengikuti program rehabilitasi vokasional dalam bentuk bimbingan keterampilan yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan dan mengadaptasikannya pada suatu pekerjaan. Adapun keterampilan-kerampilan yang ada di Panti Sosial bina Daksa Budi Perkasa Palembang ini meliputi : keterampilan komputer, penjahitan, elektronik, otomotif, pertanian terpadu/mix farming, salon/tata rias, kerajinan tangan, service handphone, las listrik/karbit. Selama mengikuti kegiatan tersebut para penerima manfaat akan di dampingi oleh instruktur/ tenaga pengajar yang berkualitas dan
profesional di bidangnya, instruktur yang. Selain itu penyandang tunadaksa juga dibekali pengetahuan kewirausahaan dan manajemen usaha untuk meningkatkan kemampuan berusaha sehingga mampu mengidentifikasi peluang usaha melalui usaha mandiri. Tujuan ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menghidupkan kewirausahaan sebagai strategi dalam penciptaan lapangan kerja. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Peran Panti Sosial Dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Vokasional Bagi Penyandang Tunadaksa di Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa Kota Palembang” dalam memberikan pengetahuan dan pelatihan keterampilan bagi para penyandang tunadaksa sehingga para penyandang tunadaksa mampu hidup mandiri dan sejahtera serta tidak bergantung kepada orang lain. Melalui peran dari Panti ini diharapkan para penyandang tunadaksa dapat terhindar dari berbagai masalah sosial sebagai akibat dari ketidakberfungsian tubuh penyandang tunadaksa itu sendiri, sehingga terwujudnya kemampuan dan kekuatan bagi penyandang tunadaksa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki yang memungkinkan bersangkutan dapat melakukan fungsi sosialnya secara wajar. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah mengenai “Bagaimana Peran Panti Sosial Dalam Pelaksanaan Program Rehabilitasi Vokasional Bagi Penyandang Tuna Daksa di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) Budi Perkasa Kota Palembang ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah Penelitian yang dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai peran panti sosial dalam pelaksanaan program rehabilitasi vokasional bagi penyandang tunadaksa di Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa Kota Palembang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis peran panti sosial dalam pelaksanaan program rehabilitasi vokasional bagi penyandang tunadaksa di Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa Kota Palembang.
b. Untuk memberikan gambaran tentang peran panti sosial dan program rehabilitasi vokasional yang dilaksanakan di Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa Kota Palembang.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh kalangan akademisi atau memberi informasi tambahan literature ilmu-ilmu sosial khususnya ilmu sosiologi dalam bidang pemberdayaan masyarakat. 1.4.2 Manfaat Praktik
a. Bagi UPT Pelayanan Sosial Bina Daksa Budi Perkasa Palembang Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran bagi UPT Pelayanan Sosial Bina Daksa Budi Perkasa Palembang yang merupakan unit cabang Dinas Sosial wilayah Sumatera Selatan sebagai tempat pembinaan para penyandang cacat fisik atau penyandang tunadaksa.
b. Bagi Akamdemis
Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang mengkaji mengenai topik “peran panti sosial dalam pelaksanaan program rehabilitasi vokasional bagi penyandang tunadaksa” serta menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang lainnya.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam mengkaji pengetahuan atau teori yang diperoleh serta untuk memahami apa dan bagaimana “peran panti sosial dalam pelaksanaan program rehabilitasi vokasional bagi penyandang tunadaksa”.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1982. Sosiologi Pendidikan: Membahas gejala Pendidikan Dalam
Konteks Struktur Sosial Masyarakat. Jakarta:Bina Ilmu.
Aqila, Smart. 2010. Bahagia di Usia Manopause. A Plus Book. Yogyakarta
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
A Partanto, Pius dan Al Barry, M. Dahlan. 2005. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola
Berry, David. 2003. Pokok-Pokok Pemikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Creswell, J. W 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogyakarta: PT Pustaka Belajar.
Geniofam. 2010. Mengasuh & Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus. Gerai Ilmu:Yogyakarta.
Maholtra, 2007. Marketing Research An Applied Orientation. International Edition: Pearson.
Mangunsong, F. 2009. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid I. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Kampus Baru UI, Depok.
MS Somantri. 2005. Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan.
Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soekanto, Soerjono. 2009. Peranan Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Taneko, Soleman B. 1986. Konsepsi system dan system sosial Indonesia. Jakarta: Fajar Agung.
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Hak-Hak Penyandang Tunadaksa Kementrian Kesehatan RI 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 106/HUK/2009, Pasal 13.
Sumber Lain
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua. 2005. Jakarta: Balai Pustaka.
Kinasih, A.S. 2010. Pelatihan Mindfulness Untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Psikologis pada Remaja difabel fisik. Tesis: Universitas Gadjah Mada.
Misbach, Jusuf. 2012. Stroke : Aspek Diagnosi, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Badan Penerbit FKUI..
Hasmiati, Fatmawati, dan Jaelan Usman. 2015. Makassar: Jurnal Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Makassar Vol, 1, Nomor 3.
Rizki, Fani Aulia. 2010. Riau: Jurnal Online Mahasiswa FISIP Universitas Riau Vol, 5, Nomor 1.
Setyaningsih, Rima dan Th. A Gutama. 2016. Surakarta: Jurnal Sosiologi Dilema Universitas Sebelas Maret Vol, 31, Nomor 1.
Suparno, Heryanto dan Edi Purwanta. 2009. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Khusus Universitas Negeri Yogyakarta Vol, 5, Nomor 2.