• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN

PEMBIAYAAN ARTIKEL

Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

FEBRI PRIMA RAMADHANTI 13100121110117

Program Bagian Hukum Perdata

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG 2017 No. Reg 215/pdt/02/07-2017

(2)
(3)

TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN

PEMBIAYAAN

Febri Prima Ramadhanti1 , As Suhaiti Arief1 , Adri1 Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta.

Email: febriprimar@yahoo.com Abstract

Non-bank financial institutions are more flexible and moderate funding institutions than banks that are in certain respects at a higher level of risk. The problems studied are 1) What is the criteria of loss of motor vehicles in the financing agreement that is the responsibility of PT.Adira Finance Padang? 2) What is the responsibility of PT.Adira Finance Padang towards the loss of motor vehicles in the financing agreement? This study uses a kind of sociological juridical research. The data used include primary data and secondary data, data collecting technique through interview and document study, Data is analyzed qualitatively. From the research it can be concluded that 1) The criterion of the loss of motor vehicle that is, if the loss is not deliberate of the owner of the motor, and the motor owner can show proof that it is not from negligence. 2) PT.Adira Finance's responsibility for the loss of motor vehicles as follows: Refunds, transfer of the remaining installment of the motor.

Keywords: Responsibility, PT.Adira Finance, Loss of Motor Vehicles

Pendahuluan

Pada dasarnya lembaga keuangan di Indonesia dibedakan atas dua bagian, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Lembaga

keuangan non bank merupakan lembaga penyandang dana yang lebih fleksibel dan moderat dari pada bank yang dalam hal-hal tertentu tingkat risikonya bahkan lebih tinggi. Lembaga inilah yang

(4)

kemudian dikenal sebagai Lembaga Pembiayaan yang menawarkan model-model formulasi baru dalam hal penyaluran dana kepada pihak-pihak yang membutuhkannya, seperti , leasing (sewa guna usaha), factoring (anjak piutang), modal ventura, perusahaan pembiayaan konsumen, perdaganggan surat berharga dan usaha kartu kredit yang diatur berdasarkan Keppres No. 61 Tahun 1988 yang diubah menjadi Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.

Menurut Perpres No.9 tahun 2009 lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Salah satu alternatif yang cukup berperan aktif dalam menunjang dunia usaha akhir-akhir ini yaitu pembiayaan konsumen (consumer finance).

Berdasarkan Pasal 1 angka (7) Perpres No.9 Tahun 2009 perusahaan pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang

melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaranberkala. Pembiayaan konsumen lahir karena adanya kesepakatan antara dua pihak yaitu perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen yang mempedomani adanya asas kebebasan berkontrak.

Untuk melakukan pembiayaan konsumen ini diperlukan perjanjian antara kreditur dan debitur. Perjanjian pembiayaan adalah perbuatan persetujuan pembiayaan yang diadakan antara perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen. Dengan adanya perjanjian yang mengikat kedua belah pihak, maka muncul hubungan hukum yang mengakibatkan lahirnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.

Kendaraan bermotor sebagai salah satu kebutuhan yang sangat banyak diminati oleh masyarakat dan menjadi kebutuhan masyarakat. Salah satu alternatif untuk mendapatkan kendaraan bermotor melalui perusahaan

(5)

pembiayaan konsumen. PT. Adira Finance sebagai salah satu perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan usahanya di bidang pembiayaan konsumen, yang berfokus pada pembiayaan sepeda motor dengan berbagai merek, baik baru maupun bekas, serta barang-barang furniture dan elektronik.

Dalam praktiknya pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen tidak terlepas dari berbagai hambatan dan masalah yang menyertainya, sehingga perusahaan pembiayaan konsumen harus menyiapkan berbagai upaya penyelesaian guna mengatasi masalah yang timbul. Pada tahun 2016 hilangnya kendaraan bermotor di dalam perjanjian pembiayaan pada PT. Adira Finance Padang, sehingga menyebabkan pihak perusahaan pembiayaan konsumen harus bertanggung jawab sesuai perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, pihak PT. Adira Finance hanya memberi

ganti rugi berupa pengembalian uang muka.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa sajakah kriteria hilangnya kendaraan bermotor dalam perjanjian pembiayaan yang menjadi tanggung jawab PT. Adira Finance Padang?

2. Bagaimanakah tanggung jawab PT. Adira Finance Padang terhadap hilangnya kendaraan bermotor dalam perjanjian pembiayaan?

Berdasarkan batasan masalah yang akan dikaji oleh peneliti maka dapat ditarik tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti sebagai berikut

1. Untuk mengetahui kriteria hilangnya kendaraan bermotor dalam perjanjian pembiayaan yang menjadi tanggung jawab PT.Adira Finance Padang. 2. Untuk mengetahui tanggung

jawab PT.Adira Finance Padang terhadap hilangnya

(6)

kendaraan bermotor dalam perjanjian pembiayaan.

Metodologi

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis.Penelitian yuridis sosiologis yaitu penelitian untuk mendapatkan data primer dengan melakukan wawancara dengan informan. .Disamping itu juga dilakukan penelitian terhadap bahan kepustakaan hukum untuk mengolah data sekunder.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua (dua) sumber data yaitu, data primer dan data sekunder. a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan dengan melakukan wawancara dengan informan yaitu ibu Vivi sebagai Kepala Bagian Asuransi PT. Adira Finance Padang, Santika Delvia sebagai Konsumen di PT. Adira Finance Padang.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan, yang terdiri atas :

1. Bahan hukum primer meliputi :

a) Kitab Undang-undang Hukum Perdata b) Undang-undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen c) Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas d) Perpres No 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan

2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil penelitian sebelumnya, buku-buku dan data yang ada pada PT. Adira Finance Padang. Baik data primer ataupun data sekunder diharapkan dapat memberikan gambaran tentang objek penelitian secara tepat dan benar.

Ada dua kegiatan utama yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu :

a. Wawancara.

Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk

(7)

memperoleh keterangan dengan melakukan tanya jawab secara lisan dengan informan. Wawancara dalam bentuk semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah

wawancara dengan

mengembangkan daftar pertanyaan yang sudah disusun.

b. Studi dokumen

Studi dokumen yang penulis lakukan yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari bahan kepustakaan, terdiri dari peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen dan buku-buku yang berkaitan dengan rumusan masalah yang diteliti.

Analisa data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan mengelompokkan data sesuai dengan aspek yang diteliti, kemudian diambil kesimpulan untuk memperoleh jawaban dari rumusan masalah yang diteliti dan diuraikan dalam betuk kalimat.

Hasil dan Pembahasan

Kriteria merupakan dasar penilaian atau penetapan sesuatu. Kriteria di dalam hilangnya

kendaraan bermotor harus dipenuhi oleh debitur agar debitur mendapatkan ganti rugi atas kehilangan tersebut.

Kriteria kendaraan bermotor yang hilang yang akan di pertanggung jawabkan oleh PT. Adira Finance adalah sebagai berikut:

a. Apabila hilangnya kendaraan bermotor tersebut bukan karena kesalahan dan kesengajaan dari si pemilik motor. b. Memperlihatkan barang

bukti yang berupa kunci motor dan STNK yang masih di pegang pemilik

motor dan

memperlihatkannya kepada kreditur.

Jika kriteria tersebut terpenuhi maka PT. Adira Finance akan memproses data kehilangan kendaraan bermotor dan pemilik motor harus menunggu untuk mendapatkan ganti rugi sesuai dengan prosedur yang berlaku.

apabila terjadinya kehilangan kendaraan bermotor dalam

(8)

praktiknya PT. Adira Finance akan bertanggung jawab. Bentuk tanggung jawab tersebut sebagai berikut:

1. Pengembalian Uang

Bentuk tanggung jawab PT. Adira Finance terhadap hilangnya kendaraan bermotor dilakukan dengan cara pengembalian uang sisa angsuran. Jika debitur telah membayar 34 bulan dengan mengambil angsuran 36 bulan maka yang di pertangungg jawabkan PT. Adira Finance hanya membayar 75% dari jumlah piutang dikurangi 10% dari harga motor dan dikurangi sisa angsuran yang belum dibayarkan, dan jika debitur baru membayar 4 kali angsuran dan selama membayar angsuran tersebut juga membayar asuransi motor maka PT. Adira Finance membayar 50% dari jumlah piutang dikurangi 10% dari harga motor dan dikurangi sisa angsuran

yang belum di bayarkan selama 8bulan

2. Pengalihan sisa angsuran motor

Pengalihan sisa angsuran motor dilakukan dengan cara pengembalian angsuran yang tersisa dan membayarnya sebagai uang muka untuk pengambilan motor kembali dan membayar angsuran mulai dari awal kembali tetapi dengan syarat pembayaran asuransi harus dilakukan tepat waktu setiap bulannya dan tidak memiliki tunggakan sebelumnya.

Syarat untuk

mendapatkan ganti rugi dari PT Adira Finance, yaitu: a. Menyerahkan surat

keterangan hilang dari polisi

b. Memberikan kunci asli dan kunci cadangan kendaraan bermotor c. STNK

Setelah pemenuhan syarat tersebut terpenuhi,

(9)

maka akan diproses paling lambat satu bulan terhitung sejak pemenuhan syarat tersebut, setelah itu PT Adira Finance akan memberikan ganti kerugian. Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembeli motor (debitur)

berhak mendapatkan ganti rugi akibat kehilangan motornya jika memenuhi kriteria yang telah ditentukan yaitu, jika kehilangan tersebut tidak merupakan kelalaian dari si pemilik motor tersebut, dan pemilik

motor dapat

memperlihatkan bukti bahwa itu bukan dari kelalaiannya. Bukti itu berupa kunci motor dan STNK yang masih ada pada pemilik motor tersebut.

2. Tanggung jawab PT. Adira Finance terhadap

hilangnya kendaraan bermotor sebagai berikut:

a. Pengembalian Uang Bentuk tanggung jawab PT. Adira Finance terhadap hilangnya kendaraan bermotor dilakukan dengan cara pengembalian uang sisa angsuran. Misalnya jika debitur telah membayar 34 kali dengan mengambil angsuran 36 bulan maka yang di pertangungg jawabkan PT. Adira Finance hanya membayar sisa dari angsuran yang belum dibayar, dan jika debitur baru membayar 4 kali angsuran dan selama membayar angsuran tersebut juga membayar asuransi motor maka PT. Adira

Finance hanya

mengembalikan uang muka saja.

b. Pengalihan sisa angsuran motor

Pengalihan sisa angsuran motor dilakukan dengan

(10)

cara pengembalian angsuran yang tersisa dan membayarnya sebagai uang muka untuk pengambilan motor kembali dan membayar angsuran mulai dari awal kembali tapi dengan syarat pembayaran asuransi dilakukan tepat waktu setiap bulannya. Ucapan Terima Kasih

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu As Suhaiti Arief, S.H., M.H selaku Pembimbing I dan Bapak Adri, S.H., M.H., selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, bimbingan dan arahan yang bermanfaat kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dwi Astuti Palupi, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

2. Ibu DR. Sanidjar Pebrihariati, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

3. Bapak H. Adri, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

4. Bapak Desmal fajri, S.Ag.M.H, selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis untuk memilih dan menentukan mata kuliah setiap semester selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum, yang selama ini telah banyak memberikan bekal ilmu bagi penulis selama belajar di Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

6. Staf Karyawan dan Karyawati Biro Akademik dan Biro Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang. 7. Ibu Vivi selaku Kepala Bagian

Asuransi di PT. Adira Finance Padang, yang telah memberikan

(11)

kesempatan untuk melakukan wawancara sehingga skripsi ini dapat selesai.

8. Santika Delvia selaku konsumen PT. Adira Finance Padang, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan wawancara sehinga skripsi ini dapat diselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

I Ketut Okta Setiawan, 2016, Hukum Perikatan, Cetakan Ke-1, Sinar GrafikaJakarta.

Muhammad Hasbi, 2012, Perancangan Kontrak, Suryani Indah, Padang. P.N.H, Simanjuntak, 2015, Hukum Perdata Indonesia. Jakarta, Kencana. QiromSyamsudin, 1985, Pokok-pokok HukumPerjanjian,Yogyak arta, Liberty

Richard Burton, 2003, Aspek Hukum Dalam Bisnis, RinekaCipta, Jakarta. Salim, 2003, Pengantar Hukum

PerdataTertulis, Jakarta, Sinar Grafika. Sunaryo, 2007, Lembaga Pembiayaan, SinarGrafika, Jakarta. Taryana soenandar, 2003, Komplikasi Hukum Perikatan, Bandung, PT. Citra Aditya.

Zainudin Ali, 2014, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang

PerlindunganKonsumen Undang-undang No. 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas.

(12)

Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.

Referensi

Dokumen terkait

kredit pembiayaan konsumen PT Adira Finance dan Dealer Timbul

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil judul “PERJANJIAN SEWA BELI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN (Studi Komparatif Perjanjian Sewa beli Kendaraan Bermotor Baik Roda Dua atau Roda

Farid Askhad (2012) Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Dalam Jual Beli Kendaraan Bermotor Antara UD. Joding Jaya Motor Dengan PT. Adira Dinamika Multi Financ Di

Joding Jaya Motor sebagai penyedia barang (kendaraan bermotor) dan mencari konsumen, sedangkan PT. Adira Dinamika Multi Finance sebagai penyedia dana. Joding Jaya

Tujuan Objektif (tujuan yang terkait dengan masalah pokok penelitian) 1) Untuk mengetahui proses dan pelaksanaan pada perjanjian pembiayaan konsumen dalam pembelian

Karya ilmiah ini berjudul : Tinjauan Hukum Perjanjian Leasing Kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan, mempunyai tujuan untuk mengetahui dan meninjau hubungan hukum

Permasalahan yang diangkat dalam penulisan hukum ini yaitu Bagaimana pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen kendaraan bermotor roda empat pada PT.. Commerce Finance, dan

Adira Finance, Tbk seba- gai pelaku usaha dapat menghindarkan diri untuk tidak bertanggung jawab atas objek perjanjian, sebagaimana tertuang dalam syarat perjanjian