• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 152009016 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 152009016 BAB III"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Museum Palagan Ambarawa yang

terletak di Jalan Pemuda km.04 Kelurahan Panjang Kecamatan Ambarawa,

Kabupaten Semarang. Penelitian ini mengambil lokasi di Museum Palagan

Ambarawa dengan pertimbangan bahwa museum Palagan Ambarawa

merupakan suatu tempat yang dijadikan sumber media pembelajaran di sekolah

menengah atas dan Museum Palagan Ambarawa memiliki berbagai koleksi yang

bermanfaat bagi pendidikan khususnya pendidikan sejarah di Sekolah Menengah

Atas. Dengan demikian lokasi penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara

akademis.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian

ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Bentuk penelitian ini menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati (Lexy J.Meloeng, 1994:3). Metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. (Bungin, 2005 :1)

Penelitian dilaksanakan pada satu tempat dan fokus penelitian telah

ditentukan sebelum peneliti terjun menggali informasi dan observasi data di

lapangan. Secara konkrit tempat yang menjadi sasaran peneliti adalah Museum

(2)

2 C. Data dan Sumber Data

Sumber data yaitu sumber yang mendukung penelitian. Untuk

memperoleh sumber data, penelitian ini menggunakan studi kepustakaan,

sehingga banyak menggunakan sumber pustaka. Data yang didapat berasal dari

buku-buku yang memiliki relevansi dengan obyek penelitian. Sumber pustaka

dalam penelitian ini diperoleh dari koleksi arsip Museum Palagan Ambarawa,

Perpustakaan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang, dan Perpustakaan

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Sumber data berikutnya penulis dapat dari hasil pengamatan dan

wawancara dengan staf bagian penyimpanan dokumen Museum Palagan

Ambarawa dan Pengunjung Museum Palagan Ambarawa yaitu pelajar Sekolah

maupun guru yang melakukan kunjungan di museum.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini dengan maksud untuk

mendapatkan informasi dan data secara langsung dari lokasi penelitian, yaitu

untuk melihat secara langsung benda-benda koleksi Museum Palagan

Ambarawa sebagai sumber belajar sejarah di Sekolah Menengah Atas.

Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terbagi menjadi

dua tahap, yaitu tahap pertama berupa observasi awal (survey) yang berisi

kegiatan pengecekan lokasi dan sasaran penelitian dan tahap kedua sebagai

penelitian inti dengan kegiatan pengumpulan bahan dan data yang

dibutuhkan dalam pembahasan masalah. Obyek yang diamati atau

(3)

3 kondisi geografis wilayah. Kegiatan observasi di mulai dengan melakukan

survey awal atau pengecekan lokasi dengan menggunakan teknik pengamatan

tertutup yaitu tanpa diketahui oleh para subjek. Pengamatan selanjutnya

dilakukan pada bulan November, dengan menggunakan teknik terbuka yaitu

diketahui oleh subjek-subjek. Subjek-subjek disini adalah petugas Museum

Palagan Ambarawa maupun para pengunjung Museum Palagan Ambarawa.

Dan yang dilakukan subjek di Museum Palagan Ambarawa adalah untuk

berkunjung mengamati serta menjaga koleksi-koleksi benda-benda

peninggalan bersejarah.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini teknik wawancara adalah wawancara mendalam.

Wawancara ini pertanyaannya bersifat terbuka dan mengarah pada kedalaman

informasi serta dilakukan tidak secara formal terstruktur untuk menggali

pandangan subjek yang diteliti secara mendalam. Wawancara dilakukan 2 kali

yang pertama dengan petugas Museum Palagan Ambarawa dan yang kedua

adalah pengunjung Museum Palagan Ambarawa yang kususnya siswa

Sekolah Menengah Atas.

3. Studi Pustaka

Dalam usaha mengumpulkan data melalui teknik studi pustaka, peneliti

melakukan pencatatan isi atau memfotocopy data yang diperoleh dari

arsip-arsip dan buku-buku yang memuat tentang permasalahan yang deteliti

sehingga data yang dibutuhkan dapat terkumpul. Data Sekunder berupa buku

(4)

4 Pusat Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Perpustakaan Arsip

Propinsi Jawa Tengah di Semarang.

4. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah foto, karena

foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan

dalam penelitian-penelitian kualitatif, serta merupakan sumber data yang

stabil dan akurat. Sumber dokumentasi dalam penelitian ini berasal dari

Museum Palagan Ambarawa.

5. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh suatu simpulan yang benar, data yang diperoleh dari

hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, selanjutnya adalah mengorganisir

catatan lapangan berdasarkan catatan-catatan khusus secara lengkap untuk

dianalisis.

Analisis data merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

pengumpulan data. Data dan informasi yang berhasil dikumpulkan secara

berkelanjutan ditafsirkan maknanya. Data dianalisis dengan teknik analisis

deskriptif, yakni analisis yang dilakukan untuk memaparkan data-data hasil

kualitatif. Analisis ini tidak berkaitan dengan angka-angka akan tetapi berkaitan

dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori

(5)

5 6. Kerangka Berfikir

Penjelasan singkat :

Melalui museum diharapkan pendidikan sejarah dalam kerangka

menanamkan kesadaran sejarah kepada generasi muda dapat tercapai. Melalui

museum diharapkan pendidikan sejarah dalam rangka menanamkan kesadaran

sejarah kepada generasi muda dapat tercapai, karena museum merupakan

jendela dunia yang mampu membuka mata kita terhadap sejarah kehidupan

bangsa. Melalui museum kita bisa mengetahui bagaimana perjalanan panjang

dari bangsa kita, yaitu bangsa Indonesia. Koleksi-koleksi museum apabila

dimanfaatkan secara maksimal akan dapat mendukung pembelajaran sejarah di Museum Palagan

Ambarawa

Koleksi Museum terbuka Koleksi Museum

tertutup

Kurikulum dan Silabus SMA Sumber Belajar

(6)

6 SMA karena pada dasarnya koleksi-koleksi museum merupakan sebuah sumber

belajar sejarah yang nyata. Melalui sumber-sumber belajar yang nyata inilah

siswa akan diajak berfantasi ke dunia masa lampau.Tidak hanya berfantasi siswa

dapat melihat langsung peralatan yang digunakan pertempuran Palagan

Ambarawa. Dengan berdasarkan cita-cita luhur untuk mewariskan jiwa

perjuangan pada tahun 1945 kepada generasi penerus, maka tercetuslah ide

untuk mengabadikan/memonumentasikan suatu peristiwa palagan yang

menduduki tempat tersendiri dalam khasanah sejarah perjuangan bangsa

Indonesia di tahun 1945 adalah yang kita kenal dengan Palagan Ambarawa.

Perjuangan yang heroik dan pengorbanan yang sedemikian besarnya dari

para kusuma bangsa dalam Palagan Ambarawa. Bahkan setiap orang akan

mengakui bahwa di Ambarawa ini pulalah telah lahir Kepemimpinan Militer

yang berkadar kepemimpinan Nasional diantaranya yaitu Almarhum Jenderal

Soedirman dan Almarhum Gatot Subroto.

Dengan keluarnya Instruksi KASAD Nomer : B-540/7/1970 tanggal : 30

Juli 1970 tentang pendirian monumen Kepahlawanan TNI-AD mulailah kodam

VII/ Diponegoro dengan langkah-langkah persiapan untuk membangun Museum

beserta Monumen Palagan Ambarawa. Berbagai langkah mulai dari penelitian,

pengumpulan data-data dan sebagainya untuk dapat merealisir Museum serta

Monumen yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaran historisnya.

Museum Palagan Ambarawa terbagi menjadi dua yaitu museum tertutup

dan museum terbuka. Museum tertutup diberi nama Museum Isdiman yang

(7)

7 Di Museum tertutup ini kita dapat melihat peralatan-peralatan atau

senjata-senjata yang pada waktu pertempuran Palagan Ambarawa dipergunakan oleh

pasukan kita maupun Sekutu.

Museum terbuka yang letaknya adalah disekitar Monumen Palagan

Ambarawa disini kita dapat melihat peralatan-peralatan maupun senjata-senjata

yang dipergunakan oleh pasukan kita maupun sekutu yang tidak dapat disimpan

di dalam museum yang sifatnya tertutup.

Di dalam museum Palagan Ambarawa menyimpan banyak

peristiwa-peristiwa sejarah yang disimpan di museum Palagan Ambarawa. Di museum

tersebut menggambarkan secara singkat tentang tentara Indonesia yang berjuang

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peralatan-peralatan pertempuran dari

pihak Sekutu maupun tentara kita disimpan di museum tersebut. Dan

diterangkan juga dalam relief maupun lukisan-lukisan di dinding di museum

Palagan Ambarawa tentang perjalanan pertempuran Palagan Ambarawa secara

heroik.

Dengan demikian museum Palagan Ambarawa merupakan warisan

terpenting dari generasi ’45 kepada generasi penerus. Generasi penerus dapat

memanfaatkan museum tersebut sebagai sumber belajar sejarah di sekolah.

Khususnya bagi siswa Sekolah Menengah Atas, tidak lepas dari adanya

kurikulum yang menjadi materi-materi sejarah. Kurikulum di Sekolah

Menengah Atas dijabarkan dalam bentuk silabus yang membagi-bagi materi

pelajaran sehingga akan menjadi terarah. Silabus merupakan rancangan

pembelajaran yang dapat memudahkan bagi Guru untuk pengajaran di Sekolah

(8)

8 media pembelajaran di Sekolah Menengah Atas yang disesuaikan dengan

kurikulum dan silabus untuk mempermudah siswa dalam belajar sejarah.

Dengan media Museum akan menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang

pentingnya waktu dan tempat sebuah proses masa lampau, masa kini dan masa

depan, melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara

benar dengan didasarkan pendekatan ilmiah, menumbuhkan aspirasi dan

penghargaan bagi peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti

peradapan masa lampau, menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap

proses tumbuhnya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang, dan

menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa

Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat

diimplementasikan dalam berbagai kehidupan baik nasional maupun

Referensi

Dokumen terkait

Apakah dalam penentuan/penetapan atraksi wisata budaya Jepang, Bapak/Ibu melakukan riset agar penyajian yang diharapkan wisatawan tercapai?atau apakah biro perjalanan yang

Jenis masalah yang timbul dalam penelitian ini : adakah Hubungan Antara Pengelolaan Koperasi Sekolah Dengan Budaya Menabung Siswa di MTs Negeri Kawunglarang

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan sampah antara lain jumlah personil dan sarana prasarana masih sangat terbatas, operasional pengangkutan yang belum optimal,

Berdasarkan data yang diperoleh dari uji coba kelas kecil, yaitu hasil belajar kognitif peserta didik setelah dilakukan pembelajaran dengan modul perkuliahan Biokimia

Dengan diberlakukannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Bantul Nomor 71 Tahun 2009 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pertanian dan

[r]

Pancasila dalam peraturan Negara , diartikan bahwa arti dan kedudukan yang ditafsirkan daripada Pancasila dengan memasukannya dalam UUD 1945 yaitu tidak dibentuknya

Tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan buku Rp 1,5 miliar bisa bertambah dari empat orang yang sudah ditetapkan penyidik Tipikor Polres Bengkulu Selatan (BS).. “Bisa