• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PELATIHAN STAR 2000 PADA PT. FASTFOOD INDONESIA SEBAGAI UPAYA MENYIAPKAN KETERAMPILAN KERJA CALON KARYAWAN : Studi Pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ciracas, Jakarta Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PELATIHAN STAR 2000 PADA PT. FASTFOOD INDONESIA SEBAGAI UPAYA MENYIAPKAN KETERAMPILAN KERJA CALON KARYAWAN : Studi Pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ciracas, Jakarta Timur."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PELATIHAN STAR 2000 PADA

PT. FASTFOOD INDONESIA SEBAGAI UPAYA MENYIAPKAN KETERAMPILAN KERJA CALON KARYAWAN

(Studi pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ciracas, Jakarta Timur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

HASHIFAH INAROH LUTHFIAH ACHMADI NIM. 0900660

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Penerapan Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan (Studi Pada Kentucky Fried Chicken

Cabang Ciracas Jakarta Timur)

Oleh

Hashifah Inaroh Luthfiah Achmadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Hashifah Inaroh Luthfiah Achmadi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

HASHIFAH INAROH LUTHFIAH ACHMADI NIM. 0900660

PENERAPAN PELATIHAN STAR 2000 PADA PT. FASTFOOD INDONESIA SEBAGAI UPAYA DALAM MENYIAPKAN KETERAMPILAN KERJA CALON

KARYAWAN

(Studi Pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ciracas, Jakarta Timur)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING I

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003

PEMBIMBING II

Dr. Viena Rusmiati Hasanah, S.IP, M.Pd NIP. 19760814 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Hashifah Inaroh Luthfiah Achmadi (0900660). Penerapan Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan (Studi Pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ciracas, Jakarta Timur)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kompetensi karyawan KFC dalam melayani pelanggannya yang ditandai oleh menurunnya angka keluhan pelanggan terhadap pelayanan karyawan. Keterampilan karyawan dalam melayani pelanggan tersebut diperoleh melalui kegiatan pelatihan STAR 2000 yang merupakan pelatihan wajib bagi calon karyawan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalis tentang: 1) rancangan pelatihan STAR 2000, 2) proses pelatihan STAR 2000, dan 3) faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penyelenggaraan pelatihan STAR 2000.

Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Subjek penelitian adalah karyawan KFC yang telah mengikuti pelatihan STAR 2000. Subjek penelitian ditentukan sebanyak lima orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumen, dan triangulasi.

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: 1) Pelatihan pada STAR 2000 disusun secara dinamis berdasarkan pada target kompetensi dan permasalahan yang dihadapi di lapangan, sehingga memudahkan fasilitator dalam mengukur ketercapaian tujuan pelatihan, 2) Proses pelatihan bersifat konstruktivistik, dimana pengetahuan diperoleh peserta pelatihan melalui pengalaman langsung (praktek) yang dilakukan dengan metode ceramah, show and tell, guided practice, dan follow up. Di dalam pembentukan sikap peserta, pelatih melakukan kegiatan melalui bimbingan dan pembinaan, dan 3) Peran dan kerjasama antara pengelola, pelatih, dan peserta dalam mencapai tujuan pelatihan merupakan hal yang mendukung pelatihan ini, sedangkan kurangnya kedisiplinan dalam penyelenggaraan pelatihan ini merupakan faktor penghambatnya.

Saran yang direkomendasikan dalam penelitian ini agar pihak perusahaan dapat membangun motivasi karyawan melalui kesadaran dan kepedulian yang berorientasi kepada customer dengan mengikut-sertakan karyawan pada pelatihan-pelatihan yang memiliki nilai psikologis seperti ESQ atau Quantum Life, dan memfasilitasi karyawan dalam kegiatan penyadaran seperti mengikuti kegiatan outbond sehingga karyawan dapat bekerja lebih disiplin.

(5)

ABSTRACT

Hashifah Inaroh Luthfiah Achmadi (0900660). The Implement Of STAR 2000 Training On Indonesia Fastfood Company As The Effort To Prepare Skill Of Work Of Candidate Of The KFC Employee (Study On Kentucky Fried Chicken Store Ciracas, East Jakarta)

This research is motivated by the growing competence of employees in KFC in term of serving their costumers which noticed by a decrease in the number of customer complaints toward the services given by the employees. Employee skills in term of serving the customers acquired through training activities STAR 2000 which is compulsory training for candidate of new employees. This study purposes to describe and analyze about: 1) the design of training STAR 2000, 2) training process STAR 2000, and 3) the supporting factor and inhibiting factors in the implementation of training STAR 2000.

This study was conducted using a descriptive method with qualitative approach, subject of the research is KFC employees who have involved training STAR 2000. Research subject determined as many as five people who were selected using purposive sampling technique. Data were collected by using observation technique, interview, document studies and triangulation.

From the results of this research concluded that: 1) training on STAR 2000 dynamically compiled based on the target competences and problem faced in the field, therefore easier for facilitators to measure the achievement of training objectives, 2) the training process is constructivist, where knowledge gained member of training through direct experience (practice) which is done the lecture method, show and tell, guided practice, and follow-up. The method of forming attitudes of participants, instructors make activities such as mentoring, and 3) the role and cooperation among managers, instructors, and participants in achieving the goal of training is to support the training, while the lack of discipline in the implementation of this training is the inhibiting factors.

Suggestion that recommended in this study so that the company be able to build motivation of the employees through awareness and concern which oriented toward customer therefore employees can work more discipline by involving them on trainings which have psychological value such ESQ or Quantum life, and also facilitating the employees to motivate their selves by giving them team building activities.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ...………. i

KATA PENGANTAR ...……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH .……… iii

ABSTRAK ...……….……….... vi

DAFTAR ISI ...……….………... vii

DAFTAR TABEL ……...……….. x

DAFTAR GAMBAR ...………. xi

DAFTAR LAMPIRAN……….. xii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 6

C. Tujuan Penelitian………... 7

D. Manfaat Penelitian………... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 9

A. Konsep Pendidikan Nonformal………... 9

1. Pengertian Pendidikan Nonformal………. 9

2. Asas-asas Pendidikan Nonformal……...………... 10

3. Komponen, Proses, dan Tujuan Pendidikan Nonformal ……….. 11

4. Karakteristik Program Pendidikan Nonformal ………. 13

5. 10 Patokan Dikmas dalam Pendidikan Nonformal……… 14

6. Pelatihan Sebagai Salah Satu Program Pendidikan Nonformal ………... 16

B. Konsep Pelatihan………. 18

1. Pengertian Pelatihan……….. 18

2. Tujuan Pelatihan………..………... 19

3. Jenis-Jenis Pelatihan………... 20

4. Model-Model Pelatihan………... 21

(7)

viii

6. Prinsip-prinsip Pelatihan……… 27

7. Pengelolaan Program Pelatihan ……… 28

C. Konsep Keterampilan Kerja……… 39

1. Pengertian Keterampilan………... 39

2. Pendidikan Keterampilan (Vokasional) ……… 40

3. Pengertian Kerja………... 41

4. Keterampilan Kerja……… 42

BAB III METODE PENELITIAN………... 45

A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 45

1. Lokasi Penelitian………... 45

2. Subjek Penelitian………... 45

B. Desain Penelitian………. 46

1. Persiapan ………... 47

2. Pelaksanaan ……….. 47

3. Pelaporan ……….. 47

C. Metode Penelitian……… 48

D. Definisi Operasional……… 49

E. Instrumen Penelitian……… 51

F. Proses Pengembangan Instrumen ………... 52

G. Teknik Pengumpulan Data……….. 53

1. Observasi ……….. 53

2. Wawancara ……… 54

3. Studi Dokumentasi ……… 56

4. Triangulasi Data ……… 56

H. Analisis Data……… 57

1. Reduksi Data ………. 57

2. Penyajian Data ……….. 58

3. Penarikan kesimpulan dan Verifikasi……….... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 59

A. Gambaran Lokasi Penelitian ………... 59

(8)

2. Visi, Misi, dan Obyektif Kentucky Fried Chicken ………... 62

3. Struktur Organisasi ………... 63

4. Jenis-Jenis Program Pelatihan PT. Fastfood Indonesia Tbk ………. 66

5. Alur Penyelenggaraan Program Pelatihan PT. Fastfood Indonesia Tbk .. 66

B. Gambaran Umum Program Pelatihan STAR 2000………... 67

1. Dasar Pembentukan Pelatihan STAR 2000 ……….. 67

2. Pola Pelatihan STAR 2000 ………... 68

3. Penyelenggara Program Pelatihan STAR 2000 ……… 70

4. Identitas Informan Penelitian ……… 70

C. Deskripsi Hasil Penelitian………... 73

1. Gambaran Rancangan Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan ……….. 73

2. Gambaran Proses Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan …… 87

3. Gambaran Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Penyelenggaraan Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan …… 100

D. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 107

1. Rancangan Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan ……….. 109

2. Proses Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan ……….. 114

3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Penyelenggaraan Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan ……….. 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 122

A. Kesmpulan ……… 122

B. Saran ……….. 125

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Permasalahan yang saat ini masih dialami oleh Indonesia salah satunya adalah masalah pengangguran. Tingginya angka pengangguran di Indonesia telah mempengaruhi angka kemiskinan yang menjadi semakin meningkat. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor, melainkan dari banyak faktor. Tingkat pendidikan yang rendah, lapangan pekerjaan yang masih kurang banyak dan merata, kurangnya keterampilan, dan sulitnya seseorang dalam bersaing merupakan beberapa dari banyaknya faktor yang menyebabkan tingginya angka pengangguran yang menyebabkan kemiskinan di Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 [diakses tanggal 11/07/2013].[online], jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2012

mencapai 120,4 juta orang, bertambah sekitar 3,0 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 117,4 juta orang atau bertambah sebesar 1,0 juta orang dibanding Februari 2011. Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 112,8 juta orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2011 sebesar 109,7 juta orang atau bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan Februari 2011. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen dan TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen. Pada Februari 2012, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebesar 55,5 juta orang (49,21 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan diploma sekitar 3,1 juta orang (2,77 persen) dan pekerja dengan pendidikan universitas hanya sebesar 7,2 juta orang (6,43 persen).

(10)

perusahaan tersebut. Keberadaan manusia pada suatu perusahaan menentukan nasib perusahaan tersebut, apakah akan berhasil dan bertahan ataukah akan gagal dan runtuh.

Sumber daya manusia merupakan suatu aspek penting dan paling utama dalam suatu komponen rangkaian organisasi maupun pekerjaan dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek lainnya yang juga termasuk kedalam komponen organisasi ini antara lain seperti teknologi, mesin, biaya, dan fasilitas penunjang lainnya. Hal tersebut dikarenakan manusialah yang menjadi pengatur dan penggerak aspek-aspek lain tersebut. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat mempengaruhi kualitas suatu organisasi maupun perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menciptakan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas guna dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas perusahaan itu sendiri.

Sebagai aspek penting dalam suatu komponen organisasi, manusia menjadi sangat perlu mendapatkan perhatian dalam hal pengembangan kemampuan yang dimilikinya. Jika kemampuan manusia tidak mencapai posisi maksimal, maka hal tersebut dapat mempengaruhi kinerjanya. Agar hal tersebut tidak terjadi, maka manusia sebagai SDM pada suatu organisasi atau perusahaan, dapat diberikan pendidikan dan pelatihan kerja untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dirinya sebagai karyawan.

(11)

3

didalam keluarga dan lingkungan seseorang hingga ia memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan dari pengalaman hidupnya. (Coombs dalam Sudjana, 2001: 22-23)

Pendidikan nonformal memiliki banyak ragam program pendidikan. Program-program tersebut meliputi program bagi remaja dan orang dewasa lulusan jenjang pendidikan formal (sekolah), program bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan ataupun yang sudah bekerja, program yang dilaksanakan untuk pembangunan masyarakat, program latihan keterampilan, serta program untuk menyiapkan tenaga-tenaga kependidikan bagi pendidikan luar sekolah. (Joachim dalam Sudjana, 2001: 298)

Sebagai salah satu program pendidikan nonformal, yaitu program latihan keterampilan atau pelatihan, mengandung makna yang lebih khusus (spesifik), dan berhubungan dengan pekerjaan/tugas yang dilakukan seseorang. Seseorang yang mengikuti pelatihan umumnya adalah orang dewasa yang memang sangat membutuhkan suatu keterampilan yang perlu dimilikinya, dimana melalui pelatihan ini orang tersebut mendapatkan perubahan dan peningkatan kemampuan dirinya sehingga dapat melakukan sesuatu (doing something). Pelatihan tersebut tidak hanya dapat diikuti oleh masyarakat umum saja, tapi juga diikuti oleh karyawan yang akan atau telah bekerja. Pada dasarnya pelatihan adalah suatu proses memberikan bantuan bagi para karyawan atau pekerja untuk menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk memperbaiki kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 31 tahun 2006 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa :

Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Adapun dalam Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan menjelaskan bahwa “pelatihan kerja diselenggarakan dan

diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi

(12)

tersebut menjadikan suatu pelatihan kerja menjadi penting dan perlu dilaksanakan bagi karyawan pada suatu perusahaan. Pelatihan tersebut dapat diberikan sesuai dengan jabatan ataupun keterampilan yang dibutuhkan karyawan guna menunjang keahlian profesinya. Dalam hal ini, maka karyawan yang merupakan SDM (sumber daya manusia) dalam perusahaan menjadi objek pelatihan tersebut.

Salah satu perusahaan yang menghasilkan banyak tenaga kerja di Indonesia adalah PT. Fastfood Indonesia. PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. KFC merupakan salah satu bentuk perusahaan franchise, yang memiliki banyak outlet/store di berbagai kota di Indonesia, yaitu sebanyak 441 store yang tersebar di seluruh kota-kota di Indonesia. Oleh karena banyaknya outlet yang dibuka oleh KFC, maka KFC pun telah memiliki 17.004 karyawan di akhir tahun 2012.

KFC sendiri sebagai salah satu restoran cepat saji yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat. KFC pertama kali ditemukan oleh Colonel Harland Sanders pada 09 September 1890 di Henryville, Indiana. Sebagai salah satu anak perusahaan besar yang telah memiliki nama dan begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia, KFC tentunya perlu mengutamakan kepuasan konsumennya.

Kepuasan konsumen merupakan salah satu hal yang paling krusial dalam bidang perniagaan. Konsumen yang merupakan aspek penting dalam perniagaan, sangat diutamakan kepuasannya agar daya beli konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan tidak menurun, bahkan terus meningkat. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kepuasan konsumennya. Salah satu caranya adalah dengan melatih para karyawannya agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumennya.

(13)

5

memenangkan perlombaan yang diselenggarakan oleh Challenges International, meraih juara ketiga tingkat dunia dan meraih penghargaan-penghargaan lainnya.

Pelayanan para karyawan KFC tersebut tidak terlepas dari pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh KFC bagi karyawannya yang akan bekerja di KFC. Sistem pendidikan dan pelatihan yang menunjang keterampilan karyawan itulah yang menjadikan para karyawan KFC cakap dan terampil dalam melayani pengunjung. Tentunya keterampilan sangat dibutuhkan oleh karyawan KFC atau siapapun yang berada pada dunia bekerja. Kemampuan kognitif tidak akan begitu berarti ketika seseorang tidak memiliki kemampuan motorik untuk menggunakan pengetahuannya tersebut. Salah satu bentuk program pendidikan dan pelatihan di KFC adalah pelatihan STAR 2000. Pelatihan ini mulai diadakan pada tahun 2000. STAR itu sendiri adalah singkatan dari Store Training and Rating, yaitu pelatihan yang diadakan di setiap cabang KFC dan berjenjang.

Pelatihan STAR 2000 merupakan suatu sistem pelatihan milik PT. Fastfood Indonesia yang digunakan untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan siap bekerja di KFC. Pelatihan ini diselenggarakan dalam waktu yang cukup singkat, yaitu satu setengah bulan, dengan lima keterampilan yang harus dimiliki dan dikuasai oleh peserta. Keterampilan tersebut akan digunakan pada saat peserta bekerja di KFC. Pelatihan STAR 2000 menggunakan empat tahapan metode yang mampu mencapai tujuan pelatihan dalam waktu yang singkat. Melalui pelatihan STAR 2000, peserta mendapatkan keterampilan kerja yang mumpuni dan dapat segera diaplikasikan pada saat bekerja.

(14)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada hasil studi pendahuluan di KFC, maka peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan yang ada di lapangan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pengelola pelatihan di PT. Fastfood Indonesia melakukan pembaruan pada program pelatihan terdahulu dikarenakan kinerja karyawan yang tidak optimal dan sesuai dengan ketentuan perusahaan, sehingga dengan pembaruan tersebut berdampak pada peningkatan kinerja karyawan KFC. 2. Peserta pelatihan sebagian besarnya adalah lulusan SMA yang sebelumnya

tidak memiliki keterampilan apa-apa, namun dengan proses pembelajaran yang diterapkan pada pelatihan ini membuat peserta dapat melakukan lima keterampilan yang dibutuhkan.

3. Setelah mengikuti program pelatihan STAR 2000, karyawan dapat bekerja sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan oleh pelanggan. Hal tersebut dapat ditunjang dari rendahnya angka keluhan pelanggan terhadap pelayanan karyawan yang diisi melalui form guest comment saat pelanggan datang ke KFC.

Dari hal-hal yang sudah disebutkan di atas, bahwa permasalahan yang akan

diteliti adalah “bagaimana penerapan pelatihan STAR 2000 pada PT. Fastfood Indonesia sebagai upaya menyiapkan keterampilan kerja calon karyawan?”.

Berdasarkan permasalahan tersebut, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana rancangan pelatihan STAR 2000 pada PT. Fastfood Indonesia sebagai upaya menyiapkan keterampilan kerja calon karyawan?

2. Bagaimana proses pelatihan STAR 2000 pada PT. Fastfood Indonesia sebagai upaya menyiapkan keterampilan kerja calon karyawan?

(15)

7

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan, yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis rancangan pelatihan STAR 2000 pada PT. Fastfood Indonesia sebagai upaya menyiapkan keterampilan kerja calon karyawan.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses pelatihan STAR 2000 pada PT. Fastfood Indonesia sebagai upaya menyiapkan keterampilan kerja calon karyawan.

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penyelenggaraan pelatihan STAR 2000 pada PT. Fastfood Indonesia sebagai upaya menyiapkan keterampilan kerja calon karyawan.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, antara lain:

1. Dapat digunakan untuk memperkaya teori-teori pendidikan serta menjadi salah satu referensi untuk mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan model pelatihan karyawan.

2. Sebagai bahan kajian dan sumbangan pikiran pada berbagai pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda.

3. Dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta keterampilan peneliti dalam menerapkan inovasi pada suatu model pelatihan karyawan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

(16)

BAB II : Kajian Pustaka, didalamnya berisi tentang beberapa teori dan

konsep mengenai bidang yang dikaji, mencakup; konsep pendidikan nonformal, konsep pelatihan, dan konsep keterampilan

kerja.

BAB III : Metodologi Penelitian, didalamnya berisi tentang penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, mencakup; lokasi dan

subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, didalamnya berisi tentang gambaran lokasi penelitian, gambaran umum program pelatihan STAR 2000, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA

[image:16.595.112.513.167.626.2]
(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu restoran cepat saji yang telah dikenal masyarakat di Indonesia, yaitu Kentucky Fried Chicken. Dikarenakan banyaknya store Kentucky Fried Chicken di Indonesia, penulis mengambil satu sampel store, yaitu store cabang Ciracas-Jakarta Timur. Adapun store ini beralamat di Jalan Raya Bogor KM. 25, Ciracas, Jakarta Timur. Lokasi penelitian ini dipilih karena KFC merupakan salah satu tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan bagi calon karyawan KFC merupakan salah satu bentuk dari program pendidikan nonformal, sehingga diharapkan lokasi ini dapat memberikan data dan informasi mengenai penerapan pelatihan STAR 2000 yang mencakup rancangan pelatihan, proses pelatihan, dan faktor pendukung serta penghambat pada penyelenggaraan pelatihan STAR 2000.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian sebagai informan pada penelitian ini, merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan berpengaruh dalam suatu penelitian, yang berguna untuk mendapatkan jawaban penelitian. Penelitian ini tidak hanya menjadikan manusia sebagai subjeknya, tapi juga dapat memilih benda, tempat, dan interaksi yang terjadi didalamnya.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah sebanyak lima orang yang berkaitan dan terlibat langsung dalam pelatihan ini, yaitu : satu orang manager training KFC selaku informan utama, satu orang people development officer/PDO

(trainer), satu orang restaurant manager/RM, dan dua orang crew/karyawan selaku informan triangulan. Jumlah tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa penelitian kualitatif lebih mementingkan banyaknya informasi yang mendalam dibandingkan jumlah informannya.

(18)

(2013:297-299) mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, namun situasi sosial (social situation) yang didalamnya terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu, kemudian hasilnya digunakan pada situasi sosial yang memiliki kesamaan pada situasi sosial yang kasusnya dipelajari. Penentuan subjek pada penelitian ini dilakukan secara purposive, dimana mereka dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka dianggap dapat dipercaya oleh peneliti dan dapat memberikan informasi data yang diperlukan, sehingga dapat memudahkan peneliti menemukan jawaban penelitian ini.

Melalui pengelola PT. Fastfood Indonesia, peneliti bermaksud untuk menggali data dan informasi mengenai profil lembaga/organisasi, latar belakang, rancangan pelaksanaan dan tujuan dari program pelatihan STAR 2000, serta manfaat yang didapat setelah menerapkan pelatihan tersebut. Melalui people development officer, peneliti bermaksud untuk menggali data dan informasi

mengenai penerapan pelatihan STAR 2000 pada calon karyawan, dimulai dari awal proses pelatihan dimulai hingga pelaksanaan proses pelatihan tersebut, penggunaan metode dan media, materi yang disampaikan, hingga evaluasi, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dialami. Melalui restaurant manager, peneliti bermaksud untuk menggali data dan informasi mengenai

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta setelah mengikuti pelatihan. Melalui karyawan, peneliti bermaksud untuk menggali data dan informasi mengenai perubahan yang dirasakan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, pengalaman belajar pada pelatihan STAR 2000, manfaat yang dirasakan, serta faktor pendukung dan penghambat selama mengikuti pelatihan ini.

B. Desain Penelitian

(19)

47

hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. Selanjutnya merupakan tahapan operasional dari penelitian. (Nazir, 2005:84-85)

1. Persiapan

Persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan dalam penelitian. Tahap ini diawali dengan penyusunan proposal penelitian yang berisi tentang rancangan pelaksanaan kegiatan penelitian. Dalam penyusunan proposal ini, peneliti melakukan bimbingan intensif dengan dosen pembimbing skripsi, sampai proposal disetujui dan akhirnya dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Proposal ini disusun berdasarkan observasi awal pada lembaga/tempat dilakukannya penelitian. Peneliti juga mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan penelitian seperti pembuatan surat izin penelitian, instrumen/pedoman wawancara dan observasi, serta hal-hal lainnya yang berkaitan demi kelancaran penelitian ini.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan pencarian dan penggalian mengenai informasi yang dibutuhkan secara mendalam. Pelaksanaan ini melibatkan banyak subjek dan objek yang terkait dengan penelitian. Melalui instrumen/pedoman yang telah dibuat sebelumnya, peneliti akan mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan penelitian yang akan diberikan sebelumnya telah diseleksi, dikoreksi dan kemudian disetujui oleh dosen pembimbing. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanyakan kepada informan melalui wawancara. Setelah jawaban dan data-data yang diperlukan telah terkumpul, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis data.

3. Pelaporan

(20)

didapat dari informan yang berbeda.Setelah data dicek atau diperiksa, maka selanjutnya peneliti melakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan data, yaitu data hasil observasi dan wawancara. Setelah laporan ini selesai disusun, maka didapatkan hasil penelitian mengenai hal-hal yang dimaksud dengan tujuan penelitian, lalu selanjutnya disusun kembali secara sistematis berdasarkan prosedur pelaporan.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Pemilihan metode ini dikarenakan pada penelitian ini ditemukan adanya kesesuaian antara sifat penelitian dengan masalah yang dipecahkan. Nazir (2005:54) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Artinya, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai keadaan yang terjadi pada saat ini, dimana didalamnya peneliti berupaya untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan keadaan tersebut.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2013:15) mengemukakan bahwa, “metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

(21)

49

mengenai proses pelatihan STAR 2000 untuk meningkatkan keterampilan kerja calon karyawan, dan ketiga mengenai faktor pendukung dan penghambat pada pelatihan STAR 2000.

Maka dalam penelitian ini, metode diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan selama proses penelitian, sehingga metode tersebut digunakan dengan alasan/tujuan agar penulis mendapatkan data yang mengandung informasi untuk memecahkan masalah penelitian.

D. Definisi Operasional

Penelitian yang akan dibahas adalah mengenai “Penerapan Pelatihan STAR

2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan (Studi pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ciracas, Jakarta Timur)”. Agar pembahasan lebih terarah dan untuk menghindari salah pengertian judul dalam penelitian ini, akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Penerapan Pelatihan STAR 2000

Penerapan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1448), berasal dari

kata “terap” yang artinya berterap, sedangkan penerapan itu sendiri berarti

proses, cara, perbuatan menerapkan; pemasangan; pemanfaatan perihal mempraktikkan. Penerapan secara sederhana dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau implementasi. Menurut Browne dan Wildavsky dalam artikel “Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli” [diakses tanggal 09/012014].[Online], definisi dari implementasi itu sendiri adalah perluasan aktivitas yang saling menguntungkan. Penerapan adalah suatu kegiatan dimana didalamnya digunakan prinsip-prinsip, teori-teori, maupun konsep-konsep yang telah ditentukan.

(22)

Pelatihan calon karyawan ini dinamakan pelatihan STAR 2000 (yaitu singkatan dari store training and rating, merupakan pelatihan yang diadakan langsung di store/cabang restoran KFC secara berjenjang, yang mulai diselenggarakan pada tahun 2000). Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini menginformasikan segala informasi dan materi mengenai bagaimana prosedur bekerja disana dan melatih keterampilan calon karyawan pada bidang-bidang yang telah ditentukan dan distandarisasi oleh PT. Fastfood Indonesia.

Maka penerapan pelatihan STAR 2000 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis pada proses pelaksanaan pelatihan yang mencakup kegiatan awal pelatihan, kontrak belajar, dan pelaksanaan kegiatan pelatihan, guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan kerja sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.

2. Rancangan Pelatihan

Rancangan dalam situs artikata.com [diakses tanggal 09/01/2014].[Online] didefinisikan sebagai sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana; program; desain. Rancangan memiliki arti kata yang hampir sama dengan desain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [diakses tanggal 09/01/2014].[Online], desain adalah kerangka bentuk; rancangan; motif; pola; corak.

Rancangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model/bentuk desain pelatihan STAR 2000, yang mencakup : rancangan kurikulum (tujuan, isi materi, metode dan media yang digunakan), peserta, fasilitator, tempat pelatihan, waktu penyelenggaraan, sarana pendukung, dan biaya pelatihan.

3. Proses Pelatihan

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian, atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil (wikipedia, [diakses tanggal 05/02/2014]. [online]).

(23)

51

pelaksanaan kegiatan (kesiapan dan kemampuan fasilitator, evaluasi pada setiap kegiatan, rencana tindak lanjut, dan monitoring pasca pelatihan).

4. Keterampilan Kerja

Keterampilan adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Hal ini tidak hanya melibatkan aspek motorik sebagai faktornya, tetapi juga menghadirkan fungsi mental yang bersifat kognitif (Ahira, 2013) [diakses tanggal 04/04/2013]. [online]. Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu yang

dilakukan (diperbuat). Pada penelitian ini, keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan calon karyawan dalam bekerja di PT. Fastfood Indonesia.

Keterampilan kerja yang dimaksud pada penelitian ini adalah keterampilan yang dimiliki karyawan dalam melayani customer, mencakup : hospitality and coutessy, HWWT (how we work together), customer connection, cleaning

hygiene, CSTM (customer service team member; section cashier, kitchen, back

up, dining), dan FSTM (food service team member; cook/chicken product,

kitchen, back up, dining.

5. Karyawan

Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji atau upah; pegawai;pekerja (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:629). Menurut Hasibuan (2007:12), Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Pada penelitian ini, karyawan yang dimaksud adalah seseorang yang telah bekerja di KFC dan pernah mengkuti pelatihan STAR 2000 di Kentucky Fried Chicken sebagai peserta pelatihan.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian sangat dipengaruhi oleh instrumen penelitian yang digunakan dan bagaimana data dikumpulkan (pengumpulan data). Pada penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen atau alat penelitian. Peneliti kualitatif sebagai

(24)

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, serta membuat kesimpulan dari temuannya. (Sugiyono, 2013:305-306)

Segala sesuatu yang dicari dalam penelitian kualitatif dari obyek penelitian, keseluruhannya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama

sekali. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrument (peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif)”.

Setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis, dan

membuat kesimpulan. (Sugiyono, 2013:306-307)

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peneliti merupakan instrumen sebelum permasalahannya jelas dan pasti, namun setelah masalahnya pasti, maka akan dapat dikembangkan suatu instrumen. Adapun instrumen penelitian yang peneliti gunakan terdiri dari, pedoman wawancara untuk pengelola, pelatih, dan karyawan sebagai peserta pada pelatihan STAR 2000. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan media/alat yang menunjang dalam mengumpulkan data seperti; pedoman wawancara, buku dan alat tulis, tape recorder, kamera, dan lain-lain.

F. Proses Pengembangan Instrumen

(25)

53

1. Membuat kisi-kisi penelitian.

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian tersebut ke dalam pedoman observasi dan wawancara.

3. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing terkait dengan pedoman observasi dan wawancara tersebut.

4. Melakukan penelitian dan terjun ke lapangan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Agar dapat diperoleh data yang benar dan dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya, maka data harus dikumpulkan dengan menggunakan teknik yang baik dan benar. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data digunakan pada kondisi yang ilmiah (natural setting), sumber data dan teknik pengumpulan data lebih banyak kepada observasi serta wawancara yang mendalam dan dokumentasi. Pada penelitian ini digunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, studi dokumen, dan triangulasi.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan menurut Nasution dalam Sugiyono (2013:310) adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Nazir (2005:175) mengemukakan,

“pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada

pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut”.

(26)
[image:26.595.107.516.130.553.2]

Tabel 3.1

Pelaksanaan Observasi

No. Aspek Tanggal

observasi

Lama

observasi Alat 1. Proses pelatihan 25-11-2013 ± 120 menit Buku catatan,

alat tulis, alat perekam 29-11-2013 ± 120 menit

30-11-2013 ± 120 menit 19-12-2013 ± 120 menit 20-12-2013 ± 120 menit Sumber : Pedoman observasi, Jakarta 2013

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide/panduan wawancara (Nazir, 2005:193-194). Esterberg dalam Sugiyono (2013:317) mendefinisikan wawancara/interview yaitu merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara tersebut, dimana peneliti dan informan terlibat dalam sebuah percakapan sehingga informan bersedia mengeluarkan pendapatnya secara terbuka.

(27)
[image:27.595.114.529.141.691.2]

55

Tabel 3.2

Pelaksanaan Wawancara

No. Sumber yang diwawancara

Tanggal wawancara

Lama

wawancara Aspek Tempat

1. Pengelola pelatihan

30-10-2013 ± 60 menit  Program pelatihan KFC

 Rancangan pelatihan  Penerapan

pelatihan

 Faktor pendukung dan penghambat

Store KFC

25-11-13 ± 15 menit  Proses pelatihan Store KFC 20-12-13 ± 15 menit  Faktor pendukung

dan penghambat

Store KFC 2. Pelatih 25-11-13 ± 70 menit  Proses pelatihan

 Faktor pendukung dan penghambat

Store KFC 3. Manager

restoran

29-11-2013 ± 30 menit  Rancangan pelatihan

 Proses pelatihan

Store KFC 19-12-2013 ± 15 menit  Rancangan

pelatihan

 Proses pelatihan

Store KFC 4. Peserta

pelatihan

29-11-2013 ± 15 menit  Proses dan penerapan pelatihan

 Faktor pendukung dan penghambat

Store KFC

30-11-2013 ± 15 menit  Proses dan penerapan pelatihan

 Faktor pendukung dan penghambat

Store KFC

19-12-2013 ± 20 menit  Proses dan penerapan pelatihan

 Faktor pendukung dan penghambat

Store KFC

(28)

Peneliti menggunakan wawancara tak berstruktur kepada kelima subjek penelitian (responden) yang berhubungan dengan penelitian ini, karena pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh informan. Untuk menggali secara lebih mendalam, peneliti tidak hanya melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang telah disusun, tetapi juga melakukannya secara informal melalui percakapan yang tidak formal, yang terjadi secara alami dan tidak berfokus pada satu hal tertentu.

3. Studi Dokumen

Selain menggunakan teknik observasi dan wawancara, peneliti juga melakukan studi dokumen dengan cara mengumpulkan data-data yang ada, seperti catatan, arsip, foto, dan lain sebagainya. Sugiyono (2013:329) mengatakan, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang, merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dan hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh data-data/dokumen-dokumen yang ada.

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan berbagai dokumen yang berhubungan dengan fokus penelitian yang akan diteliti. Dokumen dipilih sesuai dengan fokus penelituan. Dokumen dihimpun sesuai dengan apa yang dibutuhkan kemudian isinya dianalisis dan dipadukan sehingga dapat menghasilkan suatu kajian yang terpadu.

4. Triangulasi

Trangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Melalui triangulasi, maka peneliti sudah mengumpulkan data sekaligus menguji kebenaran data tersebut. Terdapat dua jenis triangulasi, yaitu : 1) triangulasi teknik, dimana peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang

(29)

57

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sama (Sugiyono, 2013:330).

Pada penelitian ini, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan dan sumber data yang ada dengan menguji kebenaran data mengenai penerapan pelatihan STAR 2000 pada PT. Fastfood Indonesia.

H. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data ini bersifat induktif, dimana data yang diperoleh dianalis kemudian dikembangkan menjadi hipotesis, selanjutnya hipotesis tersebut disesuaikan kembali dengan data lainnya secara berulang-ulang, hingga dapat disimpulkan apakah data tersebut dapat diterima atau ditolak berdasarkan pada keseluruhan data yang telah terkumpul. Apabila hipotesis diterima, maka dapat dikembangkan menjadi sebuah teori. (Sugiyono, 2013:335)

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama di lapangan, dimulai dengan mengumpulkan data selama periode tertentu. Pengumpulan data ini terkait dengan segala yang berhubungan dengan penelitian. Adapun langkah-langkah analisis data yang dikutip dari Sugiyono (2013:337-345) adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

(30)

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mampu memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya berupa catatan lapangan. Dengan menyajikan data tersebut, maka akan lebih memudahkan peneliti dan pembaca untuk memahami kondisi yang terjadi di lapangan, kemudian membuat rencana kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan mengemukakan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan dan uraian yang terdapat di bab-bab sebelumnya mengenai masalah

yang diteliti, yaitu : “Penerapan Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan.” A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis data yang telah dibahas di bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan hasil sebagai berikut :

1. Rancangan Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai

Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan

Rancangan pelatihan STAR 2000 disusun secara dinamis dan terorganisir agar dapat mencapai tujuan pelatihan. Rancangan pelatihan tersebut merujuk kepada rancangan pelatihan partisipatif, yang mencakup rancangan kurikulum (mencakup tujuan, materi, metode, dan media), peserta, fasilitator, tempat, waktu, sarana pendukung, dan biaya. Meskipun dalam proses penyusunan pelatihan ini tidak melibatkan peserta, namun dalam pelaksanaannya peserta dituntut untuk dapat berpartisipasi aktif.

Dari hasil yang telah diperoleh, diketahui bahwa kemampuan peserta yang merupakan calon karyawan KFC, didapat melalui pelatihan yang bertujuan agar dapat membentuk skill¸knowledge, dan attitude peserta. Untuk mencapai tujuan tersebut, penyelenggara menyusun materi sesuai dengan keterampilan dasar yang harus dimiliki peserta pada saat bekerja di KFC, yaitu hospitality and courtesy, modul dining, back up, kitchen, chicken product, dan cashier. Melalui keterampilan tersebut, karyawan siap bekerja di lima section yang ada di store KFC.

(32)

pada pelatihan ini. Keseluruhan rancangan pelatihan betul-betul diterapkan pada saat penyelenggaraan pelatihan dan membuat pelatihan ini terselenggara dengan baik, sehingga dapat membantu penyelenggara dalam mencapai tujuan pelatihan. 2. Proses Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai

Upaya Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan

Pelatihan STAR 2000 dapat dikategorikan kedalam model pelatihan magang/pemagangan., dimana magang merupakan suatu proses pembelajaran

yang mengandung unsur “belajar sambil bekerja” (Kamil, 2012:72). Tidak hanya mendapatkan teori mengenai pekerjaan yang akan dikerjakannya dari pelatih, peserta juga belajar langsung untuk melakukan pekerjaan tersebut. Selain itu peserta juga belajar dari karyawan lama yang telah bekerja di KFC. Karena itu, pembelajaran peserta pada pelatihan ini tidak hanya didapat dari pengalaman belajarnya bersama pelatih, tetapi juga pengalaman belajarnya yang didapatnya dari melihat senior-seniornya (karyawan lama).

Proses pelatihan STAR 2000 diawali dengan kegiatan pembinaan keakraban antara peserta dan pelatih, sehingga dapat memberikan kesan pertama yang baik dan menyenangkan oleh peserta, serta membuat peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan enjoy. Selanjutnya peserta harus menyetujui kontrak belajar berupa tata tertib yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan. Dengan begitu pelatihan diharapkan dapat berjalan dengan tertib dan optimal.

Agar dapat memberikan pelatihan secara maksimal, pelatih melakukan berbagai persiapan guna menunjang performanya pada saat pelatihan. Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan membentuk keterampilan peserta, pelatih membelajarkan peserta dengan menerapkan metode ceramah, show and tell, guided practice, dan follow up. Pelatih tidak hanya menjelaskan isi modul kepada

peserta, tetapi juga mendemonstrasikannya, dan selanjutnya dipraktekkan oleh peserta. Untuk dapat membentuk sikap peserta, pelatih melakukan kegiatan bimbingan dan pembinaan pada training brand contact.

(33)

124

dalam bekerja melalui form checklist brand contact. Selanjutnya, akan dilakukan monitoring oleh semua pihak baik dari pihak penyelenggara pelatihan maupun pihak operasional restoran. Dengan begitu, apa yang telah didapat oleh peserta tidak semata-mata menjadi sia-sia karena peserta langsung menerapkan pelatihan tersebut dalam keseharian aktivitas kerjanya.

Proses pelatihan diatas menunjukkan bahwa pelatihan STAR 2000 lebih banyak melibatkan peserta untuk aktif di lapangan (praktek) dibandingkan dengan duduk di ruangan (mendengarkan teori). Selain itu, pemilihan tempat, penggunaan media, waktu, dan sarana belajar yang serupa dengan kondisi sesungguhnya, memberi dampak positif bagi perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap peserta, sehingga membuat peserta menjadi siap untuk bekerja dengan keterampilan yang dimilikinya. Performa peserta saat berada pada kondisi kerja yang sesungguhnya menunjukkan bahwa proses pelatihan ini dilaksanakan dengan baik.

3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Penyelenggaraan

Pelatihan STAR 2000 Pada PT. Fastfood Indonesia Sebagai Upaya

Menyiapkan Keterampilan Kerja Calon Karyawan

Terdapat beberapa faktor pendukung internal dalam penyelenggaraan pelatihan ini yaitu adanya kerjasama yang solid antara semua pihak, pemilihan lokasi yang strategis dan nyaman, sistem pelatihan yang ajeg yang dimiliki oleh PT. Fastfood Indonesia, peran penyelenggara, pelatih, dan peserta yang mampu bekerja sama. Sedangkan faktor pendukung external pada pelatihan ini adalah bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga, baik keluarga peserta maupun pelatih. Dalam hal ini, peneliti menemukan bahwa faktor pendukung dari pelatihan ini adalah adanya metode pelatihan yang dirancang dan digunakan pada pelatihan ini, yaitu metode ceramah, show and tell, guided practice, dan follow up.

(34)

yang dilakukan oleh pihak operasional. Selain itu, ruang belajar yang bersamaan dengan restoran juga menjadi kekurangan pada pelatihan ini. Adapun mengenai faktor penghambat external, peneliti tidak menemukan adanya faktor penghambat yang berasal dari pihak luar selain penyelenggara pelatihan STAR 2000 dan pihak dalam PT. Fastfood Indonesia.

B. Saran

Setelah mengkaji hasil berikut kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, maka berikut ini adalah saran yang diharapkan dapat berguna bagi semua pihak :

1. Bagi Pihak Perusahaan PT. Fastfood Indonesia

a. Agar pihak perusahaan dapat mempertahankan dan mengembangkan sistem pelatihan ini sehingga dapat menjadikan sistem ini menjadi lebih baik dan semakin efektif.

b. Agar pihak perusahaan dapat membangun motivasi karyawan melalui kesadaran dan kepedulian yang berorientasi kepada customer dengan mengikut-sertakan karyawan pada pelatihan-pelatihan yang bersifat pshycological value seperti ESQ atau Quantum Life, dan memfasilitasi

karyawan dalam kegiatan penyadaran seperti mengikuti kegiatan outbond. c. Agar pihak perusahaan menyediakan schedule board untuk merencanakan

setiap kegiatan yang berlangsung setiap harinya sehingga karyawan mengetahui kegiatan apa yang akan dilakukannya.

2. Bagi Peserta Pelatihan

Peserta harus meningkatkan kembali keseriusan dan kedisiplinannya dalam mengikuti pelatihan ini, agar tidak mengganggu jalannya pelatihan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

A. Fauzi, I K. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta. Anggota IKAPI. (2009). UNDANG-UNDANG SISDIKNAS. Bandung: Fokus

Media.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hasibuan, M S P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Kaswan. (2011). Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabeta.

Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan di Jepang). Bandung: Alfabeta.

(2012). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Marzuki, S. (2010). Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Murtie, A. (2012). Menciptakan SDM Yang Handal Dengan Training, Coaching, dan Motivation. Jakarta: Laskar Aksara.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian, cetakan keenam. Bogor: Ghalia Indonesia. Rivai, V. dan Mulyadi, D. (2011). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah : Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah & Teori Pendukung, serta Azas. Bandung: Falah Production.

(2007). Sistem & Manajemen Pelatihan : Teori & Aplikasi. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), cetakan ke tujuh belas. Bandung: Alfabeta.

(36)

Sumber Internet

Ahira, A. (2013). Keterampilan dalam Dunia Kerja. [Online]. Tersedia : http://www.anneahira.com/keterampilan.htm [04 April 2013]

Kamil, M. (2010). Model-Model Pelatihan. [Online]. Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/1961110 91987031001-MUSTOFA_KAMIL/Model-model_pelatihan.pdf [12 September 2013]

Putra, Z. (2011). Pengertian Pengelolaan. [Online]. Tersedia :

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108155-pengertian-pengelolaan/ [09 September 2013]

Restu. (2012). Pengertian Kerja. [Online]. Tersedia : http://resthoe.blogspot.com/2012/12/pengertian-kerja.html [08 Januari 2014]

Tanpa nama. (2013). Berita Resmi Statistik : Pada Februari 2012, Tingkat Pengangguran Terbuka 6,32 Persen. [Online]. Tersedia : http://www.bps.go.id/?news=928 [11 Juli 2013]

Tanpa nama. (2011). Pengertian Keterampilan dan Jenisnya. [Online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108-pengertian-keterampilan-dan-jenisnya/ [09 September 2013]

Tanpa nama. (2012). Laporan Tahunan 2012. [Online]. Tersedia : http://kfc.org/pdfs/KFC-Annual-Report-2012/ [26 November 2013]

Tanpa nama. (2012). Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia : http://www.jualbeliforum.com/pendidikan/215357-pengertian-implementasi-menurut-para-ahli.html [09 Januari 2014]

Tanpa nama. (2014). Definisi Rancangan. [Online]. Tersedia : http://artikata.com/arti-375110-rancangan.html [09 Januari 2014]

Akhyadi, A S. Program Pendidikan Luar Sekolah. [Online]. Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/1.957092

51984031-ADE_SADIKIN_AKHYADI/makalahprogrampendidikanluarsekolah.pdf [09 Januari 2014]

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Desain. [Online]. Tersedia : http://kbbi.web.id/desain [09 Januari 2014]

Wattimena, Reza A.A (2011). Makna Kerja dalam Hidup. [Online]. Tersedia : http://rumahfilsafat.com/2011/03/07/makna-kerja-dalam-hidup-manusia/ [09 September 2013]

Gambar

gambaran lokasi penelitian, gambaran umum program pelatihan
Tabel 3.1 Pelaksanaan Observasi
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami implementasi SAP berbasis akrual dalam aspek komitmen pimpinan, kapasitas SDM, dana pemeliharaan,

NAMA INVESTOR ID INVESTOR/NPWP ALAMAT1 ALAMAT2(LANJUTAN) L/A STATUS INVESTOR NEGARAAN KEWARGA TINGKAT PAJAK EQUI TINGKAT PAJAK CORP TINGKAT PAJAK MTN NAMA PEMEGANG REKENING

Menurut pengacara Time, nama baik soeharto telah sirna sebelum majalah tersebut menerbitkan laporan berjudul ”soeharto, inc.” berbagai surat kabar dalam dan luar negeri

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

[r]

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Pada simulasi sistem setengah kendaraan dengan penambahan sistem HMERSA dual input-single output dengan input sinusoidal, respon dari grafik displacement dan percepatan

Sikap remaja terhadap perilaku seksual tidak setuju dengan mengungkap rasa sayang tanpa adanya sentuhan fisik dan berhubungan seksual, sedangkan tindakan remaja dalam