• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

8 A. KAJIAN PUSTAKA

1. Profitabilitas Bank Umum Syariah

Pengertian rentabilitas atau profitabilitas atau dengan kata lain profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba. Laba/profit adalah selisish antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut (Warren, Reeve dan Fess, 2008:2)

Laba merupakan garis bawah atau hasil kinerja akhir yang menunjukkan dampak bersih dari kebijakan dan aktivitas bank dalam satu tahun keuangan. Tren dalam stabilitas dan pertumbuhan laba adalah indikator kinerja terbaik bagi sebuah bank baik dimasa lalu maupun masa depan, Hennie dan zamir (2011:112). Menurut Toto ( 2010:138) dalam bukunya yang berjudul “analisis Laporan Keuangan”

menjelaskan bahwa profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Pengertian laba bisa bermacam-macam, tergantung dari kebutuhan dari pengukuran laba tersebut.

(2)

Profitabilitas merupakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencapai keuntungan juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi, penuturan oleh Irham (2011:68)

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama neraca dan laporan rugi/laba. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Menurut Mamduh dan Abdul (2012) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aset yang dimiliki seefisien mungkin untuk menghasilkan laba dimana rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menggunakan asset yang dimiliki seefisien mungkin.

Adapun pendapat dari Mamduh dan Abdul (2012) pengukuran yang di gunakan dalam Rasio Profitabilitas ada 3 rasio yang terkait yaitu:

(3)

a. Profit margin

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.

Rumus:

Laba bersih Profit margin =

Penjualan

Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan

laba yang terlalu tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

b. ROA ( Return On Total Aset)

Analisis Return On Asset (ROA) atau sering disebut sebagai ROI (Return On Investment) atau sering diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebegai Rentabilitas

Ekonomi dimana analisis ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu.

Rumus:

Laba bersih ROA :

Total Aset

(4)

Rasio yang tinggi menunjukkan perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan.

c. ROE (Return On Equity)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.

Rumus :

Laba Bersih ROE :

Modal Saham

Jika kenaikan berasal dari net profit margin atau asset turnover, maka itu merupakan indikasi positif, karena artinya profitabilitas meningkat atau penggunaan asset semakin optimal. Namun, jika leverage meningkat padahal utang perusahaan sudah cukup tinggi, maka ini menjadi semakin beresiko.

2. Pembiayaan Murabahah a. Pengertian Murabahah

Definisi Murabahah Menurut Geening and Iqbal (2011) adalah sebagai berikut: Murabahah awalnya merupakan transaksi penjual dimana pedagang membeli suatu produk dan menjualnya kepada pengguna dengan harga yang dihitung menggunakan tingkat keuntungan yang disepakati atas biaya yang dikeluarkan oleh

(5)

pedagang. Pengertian murabahah dikemukakan oleh Slamet dan Taufan (2012), Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan

dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli, dalam murabahah, bank syariah dapat bertindak sebagai penjual dan juga pembeli. Sebagai

penjual apabila bank syariah menjual barang kepada nasabah, sedangkan sebagai pembeli apabila bank syariah membeli barang kepada supplier untuk dijual kepada nasabah.

Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa murabahah adalah suatu transaksi jual beli barang dimana penjual mengungkapkan

harga perolehan barang tersebut di tambah dengan biaya dan margin keuntungan dan kesepakatan antara penjual dan pembeli berdasarkan syariat Islam.

Pembiayaan murabahah berada pada neraca dan masuk ke dalam pos piutang sehingga dapat diartikan bahwa pembiayaan murabahah sama dengan piutang dalam Bank Konvensional. Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbu sebagai akibat dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin (Gitosudarmo, 2002:81).

Perusahan dalam membiayai kegiatan operasionalnya membutuhkan aliran kas, dimana proses perubahan piutang menjadi kas sangat membutuhkan perhatian yang serius.

(6)

b. Praktik pembiayaan murabahah

Ascarya (2008:221) Pembiayaan murabahah dalam praktik di perbankan syariah Indonesia juga memiliki perbedaan dengan konsep klasik murabahah.

Perbedaan karakteristik pokok pembiayaan murabahah dalam praktiknya di Indonesia.

Tabel 2.1

Perbandingan Karakteristik Pokok Pembiayaan Murabahah Dalam Literatur Klasik dan Praktik di Indonesia

Karakteristik pokok Praktik klasik Praktik di Indonesia

Tujuan transaksi Kegiatan jual beli Pembiayaan dalam rangka penyediaan fasilitas / barang

Tahapan transaksi Dua tahap Satu tahap

Proses transaksi Penjual membeli barang dari produsen

Penjual menjual barang kepada pembeli

Bank selaku penjual dapat mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari produsen untuk dijual kembali kepada nasabah tersebut Status kepemilikan

barang pada saat akad

Barang telah dimiliki penjual saat akad penjualan dengan pembeli dilakukan

Barang belum jelas dimiliki penjual saat akad penjualan dengan pembeli dilakukan

Perhitungan tingkat margin

Perhitungan laba menggunakan biaya transaksi ril (real transactionary cost)

Perhitungan menggunakan benchmark atas rate yang berlaku dalam pasar uang

Perhitungan laba merupakan lumpsum dan wholesale.

Perhitungan laba menggunakan persentase per annum dan dihitung berdasarkan baki debet (outstanding) pembiayaan.

Sifat pemesanan barang oleh nasabah

Tidak tertulis Dua pendapat:

Mengikat dan tidak mengikat

Tertulis dan mengikat

Pengungkapan harga pokok dan margin

Harus transparan Harus transparan

Tenor Sangat pendek Jangka panjang (1-5 tahun)

Cara pembayaran transasksi jual-beli

Cash and carry Dengan cicilan (ta’jil)

Kolateral Tanpa kolateral Ada kolateral / jaminan tambahan

Sumber : Buchori, et al. ( 2004, dalam ascarya, 2008:222).

c. Menurut Ascarya (2008:222) ada beberapa Kendala penerapan pembiayaan murabahah dan Alternatif adalah sebagai berikut:

(7)

Tabel 2.2

Kendala Penerapan Pembiayaan Murabahah dan Alternatif Solusi

Kendala Alternatif solusi

Terkena pajak karena termasuk jenis “jual

beli” Menggunakan seminimal mungkin kata „jual beli” dan

mengaitkannya dengan ketentuan perbankkan (Lax Specialiste)

Terkena pajak berganda karena 2 tahap transaksi

Melakukan 1 tahap transaksi; nasabah menerima barang langsung dari pemasok / penjual

Klaim nasabah bahwa ia tidak berhutang kepada bank

Memasukkan klausul dalam perjanjian yang berkaitan dengan undang-undang khusus perbankkan (Lax specialist)

Mengkredit rekening nasabah dan mendebetnya kembali untuk membayar kepada penjual pertama setelah nasabah memberikan surat kuasa mendebet rekening

Tidak ada referensi biaya Menggunakan tingkat rata-rata bagi hasil PUAS Menyusun indeks harga berbagai industri Sumber : Buchori, et al. ( 2004, dalam ascarya, 2008:222).

d. Beberapa devisiasi pembiayaan murabahah yang harus digaris bawahi menurut Ascarya (2008:223) adalah sebagai berikut:

1). Kurangnya informasi dari pihak bank untuk menjelaskan secara penuh esensi dari pembiayaan murabahah dan keterangan lain yang berkaitan dengan keberadaan produk tersebut.

2). Dalam pembiayaan murabahah, pengikatan akad jual beli umumnya dilakukan mendahului kepemilikkan barang oleh bank. Hal ini jelas telah menyalahi baik prinsip fiqih itu sendiri maupun hukum universal bahwa hak menjual merupakan hak turunan dari kepemilikan.

3). Dalam pembiayaan murabahah terdapat praktik perwakilan / wakalah yang secara esensi telah menyalahi dua prinsip, yaitu pertama esensi penjual yang memiliki kewajiban dan kesanggupan untuk menyediakan barang; dan kedua, esensi murabahah itu sendiri (murabahah:

(8)

kesepakan untuk membelikan barang untuk pihak ketiga yang memesan, dengan transparansi harga pokok dan margin).

4). Dalam pembiayaan murabahah terdapat praktik pencairan dana pembiayaan ke rekening nasabah yang selanjutnya nasabah diminta untuk melakukan pembayaran kepada supplier. Hal ini akan menimbulkan kesan adanya transaksi utang piutang antara bank dan nasabah, dan bukan transaksi jual beli.

3. Pembiayaan Mudharabah a. Pengertian Mudharabah

Greening dan Iqbal (2011:25) berpendapat “mudharabah adalah perjanjian pendanaan berbasis kepercayaan dimana seorang investor memercayakan modal kepada agen untuk melaksanakan sebuah proyek”.

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.

Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Dalam prakteknya penyaluran dana pada bank syariah menggunakan prinsip syariah. Salah satu prinsip syariah tersebut adalah prinsip bagi hasil. Dalam penelitian ini mudharabah merupakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.

Sedangkan menurut Wasilah (2008:130) dalam bukunya menggunakan mudharabah adalah: “akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut

(9)

kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan misconduct, negligence atau violation oleh pengelola dana”.

Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa Mudharabah adalah suatu kerjasama pendanaan usaha yang berdasarkan kepercayaan

dimana keuntungan dan kerugian dari usaha tersebut dikemukakan diawal perjanjian.

b. Praktik pembiayaan Mudharabah

Ascarya (2008:219) Pembiayaan mudharabah dalam praktik di perbankan syariah indonesia juga tidak sama persis dengan konsep klasik mudharabah.

Perbedaan karakteristik pokok pembiayaan mudharabah dalam praktiknya di Indonesia.

Tabel 2.3

Perbandingan Karakteristik Pokok Pembiayaan Mudharabah Dalam Literatur Klasik dan Praktik di Indonesia

Karakteristik pokok Praktik klasik Praktik di Indonesia

Tujuan transaski Investasi dengan pihak lain (mudharib)

Pembiayaan/Penyediaan fasilitas

Pengelola usaha Mudharib Nasabah (mudharib)

Pembagian hasil Profit and Loss sharing Revenue Sharing Penentuan nisbah bagi

hasil

Nisbah bagi hasil tetap selama periode perjanjian

Nisbah bagi hasil dapat berubah selama periode perjanjian (multiple sharing ratio) dan ditetapkan dalam akad diawal periode kontrak

Pembayaran pokok Dilakukan satu kali diakhir periode

Dilakukan satu kali diakhir periode, atau Diangsur

Pembayaran bagi hasil Dilakukan satu kali diakhir periode

Diangsur Profit rate Dihitung satu kali diakhir

periode atas dasar 100% nilai penempatan dana investor sejak awal periode perjanjian

Dihitung atas dasar dana awal yang masih (dan dianggap) digunakan oleh nasabah

Dalam hal terjadi kerugian

Untuk satu kali angsuran pokok:

Untuk pokok yang diangsur

Bagi hasil dibayar periodik sesuai dengan periode angsuran pokok dan profit rate dihitung dari jumlah nominal bagi hasil per dana 100% atau Bagi hasil dibayar periodik sesuai dengan periode angsuran pokok dan profit rate dihitung dari jumlah nominal dari bagi hasil yang di discount karena menurunnya share dana bank dalam usaha nasabah (decreasing participation)

Kolateral Tanpa jaminan Dengan jaminan

Sumber : Buchori, et al. ( 2004, dalam ascarya, 2008:222).

(10)

c. Menurut Ascarya (2008:220) ada beberapa Kendala penerapan pembiayaan mudharabah dan Alternatif adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4

Kendala Penerapan pembiayaan Mudharabah dan Alternatif Solusi

Kendala Alternatif solusi

Kesulitan menarik kembali dana apabila terjadi wan prestasi

Menyewa konsultan appraisal untuk menilai asset yang masih tersedia untuk dikembalikan kepada bank Kesulitan perhitungan keuntungan / bagi hasil

karena cicilan pengembalian dana

Harus ada kesepakatan dana pokok yang dicicil oleh nasabah menjadi tabungan beku, yang tidak diakui sebagai cicilan pokok

Tidak boleh ada jaminan Mencari jaminan dari pihak ketiga

Sumber : Buchori, et al. ( 2004, dalam ascarya, 2008:220)

d. Beberapa devisiasi pembiayaan mudharabah yang harus digaris bawahi menurut Ascarya (2008:221) adalah sebagai berikut:

1). Kurangnya informasi dari pihak bank untuk menjelaskan secara penuh esensi dari pembiayaan mudharabah dan keterangan lain yang berkaitan dengan keberadaan produk tersebut.

2). Dalam proses permohonan pembiayaan mudharabah maupun musyarakah, titik berat analisis masih lebih terfokus pada analisis

kemampuan bayar dan keberadaan jaminan. Analisis usaha yang merupakan esensi dari suatu kegiatan esensi, juga telah dilakukan walaupun dalam kapasitas terbatas. Dengan demikian, kesan utang piutang masih lebih kuat terasa dibandingkan kesan investasi.

(11)

3). Tingkat efektif pengenaan denda dalam pembiayaan mudharabah maupun musyarakah yang dikaitkan dan / atau disamakan dengan tingkat efektif NBH, dikhawatirkan akan tergolong pada riba fadhal.

B. PENELITIAN TERDAHULU

1. Fauzan, Muhammad dan Darwanis (2012), dalam penelitiannya yang berjudul

“pengaruh tingkat resiko pembiyaan musyarakah dan pembiayaan murabahah terhadap tingkat profitabilitas bank syariah” diperoleh kesimpulan secara simultan resiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh. Dan secara parsial menunjukkan bahwa resiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh.

2. Okky, 2013. Dalam penelitiannya yang berjudul “ pengaruh pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah terhadap Return On Asset “ diperoleh kesimpulan pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Sedangkan secara simultan pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap ROA.

3. Penelitian yang dilakukan Yesi (2013), dengan judul “pengaruh pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah terhadap profitabilitas” diperoleh kesimpulan pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh

(12)

signifikan terhadap profitabilitas dan pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

4. Aulia dan Ridha (2011). Dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh pembiayaan bagi hasil, dan rasio non performing financing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia” diperoleh kesimpulan secara simultan pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil dan rasio NPF berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan melalui ROA.

Secara parsial pembiayaan jual beli dan NPF berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.

5. Imam dan Aji, 2013. Dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh tingkat pembiayaan mudharabah terhadap tingkat rasio profitabilitas pada koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) manfaat surabaya” diperoleh kesimpulan pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Secara parsial mudharabah berpengaruh sedikit terhadap ROA.

(13)

Tabel 2.5

Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel

Independen

Variabel Dependen

Metode Analisis

Hasil

1. Fauzan, Muhammad&

Darwis 2012

Pengaruh tingkat resiko pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah terhadap tingkat profitabilitas bank syariah (studi pada Bank Aceh Syariah Cabang Banda Aceh)

Tingkat resiko pembiayaan musyarakah dan tingkat resiko pembiayaan murabahah

profitabilitas Regresi linier berganda

secara simultan resiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh. Dan secara parsial menunjukkan bahwa resiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh.

2. Okky 2013

Pengaruh pembiayaan

murabahah dan

pembiayaan bermasalah terhadap Return On Asset (studi kasus PT.

Bank Syariah Mandiri

kantor cabang

Tasikmalaya)

Pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah

ROA Metode

deskriptif

pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Sedangkan secara simultan pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap ROA 3. Yesi

2013

pengaruh pembiayaan musyarakah,

mudharabah dan murabahah terhadap profitabilitas

Pembiayaan musyarakah Pembiayaan mudharabah Pembiayaan murabahah

profitabilitas Analisis korelasi

pembiayaan musyarakah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

4. Aulia, Ridha 2011

pengaruh pembiayaan bagi hasil, dan rasio non performing financing terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

Pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil, NPF

ROA Regresi

linier berganda

kesimpulan secara simultan pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil dan rasio NPF berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan melalui ROA.

Secara parsial pembiayaan jual beli dan NPF berpengaruh signifikan positif terhadap ROA 5. Imam dan Aji

2013

pengaruh tingkat pembiayaan mudharabah terhadap tingkat rasio profitabilitas pada koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) manfaat surabaya

Pembiayaan mudharabah

profitabilitas Regresi berganda

pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial mudharabah berpengaruh sedikit terhadap ROA

(14)

C. RERANGKA PEMIKIRAN

1. Hubungan pembiayaan murabahah dengan ROA

Pembiayaan murabahah masih mendominasi sebagian besar pembiayaan pada Bank Umum Syariah. Sehingga pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sehingga semakin besar pembiayaan mudharabah akan meningkatkan ROA dan sebaliknya jika menurunnya pembiayaan yang disalurkan maka menurun pula ROA. Namun Bank harus memperhitungkan bila terjadi kredit macet atas pembiayaan tersebut seperti penelitian yang dilakukan oleh Okky (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah yang mempengaruhi Profitabilitas bank Umum Syariah.

Dimama variabel profitabilitas diukur dengan ROA untuk mengetahui kinerja asset yang dimiliki oleh Bank Umum Syariah tersebut dalam memperoleh keuntungan.

2. Hubungan pembiayaan mudharabah dengan ROA

Menurut penelitian dari Imam dan Aji (2013), pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial mudharabah berpengaruh sedikit terhadap ROA, karena pembiayaan yang disalurkan oleh bank semakin baik profitabilitas bank tersebut hanya mempengaruhi sebagian kecil dari laba/nisbah yang diterima Bank namun harus diperhatikan pula tingkat kegagalan pengembalian investasi. Sehingga dapat dirumuskan, Y=f(X1).

Menurut penelitian Imam dan Aji (2013), pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, karena semakin tinggi pembiayaan

(15)

mudharabah ini mempengaruhi peningkatan ROA, sehingga dapat dirumuskan, Y=f(X2).

Dari teori dan penelitian terdahulu yang ada sehingga dapat dibuat kerangka pemikiran secara simultan pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap ROA sehingga dapat dirumuskan:

Y = f (X1,X2) Keterangan:

Y = ROA

X1 = Pembiayaan Murabahah X2 = Pembiayaan Mudharabah

D. HIPOTESIS

a. Pengembangan Hipotesis

Murabahah awalnya merupakan transaksi penjual dimana pedagang membeli

suatu produk dan menjualnya kepada pengguna dengan harga yang dihitung menggunakan tingkat keuntungan yang disepakati atas biaya yang dikeluarkan oleh pedagang Greening and Iqbal (2011).

Produk pembiayaan murabahah merupakan produk yang mendominasi pembiayaan dan menjadi produk andalan yang mempengaruhi tingkat Asset perbankan syariah. Semakin besar pembiayaan murabahah yang disalurkan, maka bank syariah akan memperoleh margin keuntungan yang besar. Margin keuntungan sebagai pendapatan keuntungan bank syariah pada akhirnya dapat berpengaruh pada

(16)

tingkat ROA yang merupakan suatu indikator penilaian kinerja suatu bank syariah (Okky, 2013) hasil penelitian yang sama dengan Wicaksana (2011) menunjukkan bahwa semakin tinggi pembiayaan murabahah yang merupakan salah satu jenis pembiayaan jual beli, maka semakin tinggi profitabilitas bank umum syariah yang diproksikan dengan Return on Asset.

Sedangkan Muhamad (2009) pembiayaan jual beli tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA.

Sedangkan pembiayaan jual beli berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang terjadi karena selama ini paling popular sehingga dapat mark up pendapatan perbankan. Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah

Greening dan Iqbal (2011:25) berpendapat “mudharabah adalah perjanjian pendanaan berbasis kepercayaan dimana seorang investor memercayakan modal kepada agen untuk melaksanakan sebuah proyek”.

Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah dalam jumlah besar dapat membawa hasil yang menguntungkan bagi pihak bank, jika penyaluran pembiayaan tersebut dalam pengembaliannya berjalan dengan lancar. Secara simultan pembiayaan Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap ROA dan secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap ROA (Yesi, 2013).

Menurut wicaksana (2011) produk pembiayaan pada bank syariah merupakan earing asset yang memiliki peranan besar dalam kenaikan profitabillitas. Pembiayaan

(17)

mudharabah berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan

variabel pembiayaan mudharabah berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Manajemen kredit atau pengelolaan pembiayaan perlu dilaksanakan dengan baik dan tepat untuk mencegah pembiayaan bermasalah, dengan manajemen pembiayaan yang bagus maka perbankan syariah dapat memberikan pembiayaannya kepada debitur yang tepat dan dengan jenis usaha yang produktif. Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah.

b. Kerangka Konseptual

Dari kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis yang telah di jabarkan diatas, antara variabel yang diteliti dapat digambarkan dalam model konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Konseptual Pembiayaan

Murabahah

Pembiayaan Mudharabah

Profitabilitas (ROA)

Referensi

Dokumen terkait

He was standing on the tracks, listening to death’s locomotive whistle, and he was very clear about the important things in life” (Albom, 1997: 65-66). Morrie knows death very

Penelitian dilakukan dengan cara seluruh kegiatan breakdown yang terjadi selama proses pengepresan di mesin Screw press dicatat dalam buku harian mandor

Maka pada tugas akhir kali ini dilakukan penelitian sistem yang dapat mendeteksi dan mengklasifikasi tingkat keparahan retinopati diabetes tipe non proliferative dengan

Ada tiga tipe interaksi yang dibangun oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris untuk kelas delapan SMP Muhammadiyah 1 Kudus tahun pelajaran

Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 (2) Untuk menganalisis pengaruh likuid Current Ratio (CR), Debt to Equity

Sedangkan dalam pemilihan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II peneliti menggunakan cara purposive sampel, dilihat dari beberapa kriteria yang peneliti dapatkan dari

Nama PARILAWATI S.Pd.AUD Jabatan KEPALA SEKOLAH Tanggal Pengisian 1 April 2016. Tanda

Using English song can be easier for the students to understand meaning of a word and memorize new vocabulary. 2.4 The Use of