https: //ojs.unm.ac.id/JLLO/index Volume 1 Nomor 3, 2021 e-ISSN 2776-4176
Reviewed : 12/01/2021 Accepted : 16/02/2021 Published : 28/02/2021
Urgensi Apotek Hidup Di Lingkungan Sekolah Perkotaan
A. Nurul Ishlah Aisyah1, Ainun Khaerani Achmad2, Ainun Raniyah Mubarikah3, Nopri Hidayat4, Rahmat Syafyi5, Risna Andini6, Safira Syalsabillah7, Sri Wahyuningsih8.
Universitas Negeri Makassar [email protected]
ABSTRAK
Memiliki luas sebesar 19,790 m2 membuat SMAN 10 Makassar berpotensi untuk dibuat sebagai ruang hijau dalam upaya pemenuhan kebutuhan layanan masyarakat sekolah yang bersifat edukatif.
Hadirya apotek hidup bertujuan untuk memanfaatkan tanaman disekitar sekolah sebagai lahan untuk obat-obatan herbal yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Selain sebagai tanaman obat, apotek hidup juga berfungsi sebagai salah satu ruang hijau yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa. Ada sembilan jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat herbal di SMAN 10 Makassar yaitu jahe, serai, kemangi, sembiloto, daun gedi, daun sirsak, kuyit putih, lidah buaya, dan kumis kucing. Kesembilan jenis tanaman ini memilki manfaatnya masing-masing untuk pengobatan suatu penyakit serta efek samping yang hampir tidak ada disetiap tanaman herbal yang ada diapotek hidup. Pemanfaatan lahan dimulai dari membersihkan lahan kosong dari tanaman liar, lalu kemudian diberikan pupuk setelah itu tanaman obat ditata dengan baik agar telihat rapi, tak lupa sekitaran apotek hidup dipasangi genteng bekas sebagai penahan tanah serta air sisa serapan, serta terakhir pemberian papan informasi mengenai manfaat setiap tumbuhan. Hadirnya apotik hidup sejatinya merupakan bentuk komitmen mahasiswa KKN-PPL Terpadu UNM dalam menciptakan lingkungan yang tidak hanya sehat, namun juga dapat menjadi sumber edukasi bagi siswa SMAN 10 Makassar.
Kata kunci: Tanaman Herbal, Lahan Kosong, Apotek Hidup.
ABSTRACT
Having an area of 19,790 m2 makes SMAN 10 Makassar the potential to be made as a green space in an effort to meet the needs of school community services that are educational. The presence of a living pharmacy aims to utilize the plants around the school as land for herbal medicines which have many benefits for the health of the body. In addtion as a medicinal plant, a living pharmacy also functions as a green space that can support the student learning process. There are nine types of plants used as herbal medicinal plants at SMAN 10 Makassar, namely ginger, lemongrass, basil, sembiloto, gedi leaves, soursop leaves, white kuyit, aloe vera, and cat whiskers. These nine types of plants have their respective benefits for the treatment of a disease and side effects that are virtually non-existent on each herbal plant in the living pharmacy. Land use starting from cleaning the vacant land of weeds, and then given fertilizer afterwards medicinal plants laid out nicely so aesthetically neat, not forgetting the area of living pharmacy fitted with tile former as retaining soil and residual water uptake, as well as the final provision of an information board about the benefits of each plant.The existence of a living pharmacy is actually a form of commitment of UNM Integrated KKN-PPL students in creating an environment that is not only healthy, but can also be a source of education for students of SMAN 10 Makassar.
Keywords: Herbal Plants, Vacant Lan, Living Pharmacy.
PENDAHULUAN
Lokasi kegiatan pengabdian KKN berada di UPT SMAN 10 Makassar yang terletak di Jl.
Tamangapa Raya V No. 12, Tamangapa, Kec. Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. UPT SMAN 10 Makassar merupakan sekolah yang memiliki luas tanah paling besar diantara seluruh sekolah negeri yang ada di Makassar, dengan luas tanah sebesar 19,790 m2. Memiliki luas tanah yang begitu besar, membuat area hijau mudah untuk ditemui di SMAN 10 Makassar, diantaranya seperti taman bunga, area belajar terbuka dibawah pohon yang rindang, greenhouse, dan taman hidroponik. Walaupun lahan-lahan kosong telah dimanfaatkan dengan baik oleh pihak sekolah, namun masih ada beberapa lahan kosong lain yang belum dimanfaatkan secara maksimal bahkan belum tersentuh sedikit pun.
Berangkat dari hal ini, maka mahasiswa KKN UPT SMAN 10 Makassar berinisiatif untuk mengelola dan memanfaatkan salah satu lahan kosong sekolah. Adapun kegiatan pemanfaatan lahan kosong yang dirancangkan dan dilaksanakan oleh mahasiswa KKN adalah pengadaan taman apotek hidup. Apotek hidup dipilih karena berdasarkan hasil observasi lingkungan sekolah, dimana belum ditemukannya area taman apotek hidup dilingkungan sekolah serta menimbang banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari apotek hidup bagi masyarakat sekolah. Berdasarkan keterangan diatas maka kegiatan pengabdian yang paling ideal untuk dilaksanak oleh mahasiswa KKN UPT SMAN 10 Makassar adalah pengadaan taman apotek hidup yang menggunakan prinsip penataan tanaman yang rapi, memiliki banyak manfaat, serta khasiat untuk masyarakat sekolah.
METODE KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan pengabdian KKN mencakup pemanfaatan lahan kosong untuk apotek hidup. Adapun objek kegiatan adalah tanaman-tanaman yang memiliki manfaat dan khasiat bagi kesehatan manusia. Lokasi pelaksanaan kegiatan merupakan lahan kosong yang terletak didepan ruang pertemuan dan disebelah utara kolam air sekolah, cukup strategis untuk dilihat dari sudut manapun.
Bentuk kegiatan terdiri dari pembersihan lahan kosong dan penanaman tanaman apotek hidup. Adapun tahapan-tahapan pengadaan taman apotek hidup, yaitu: 1) pembersihan lahan kosong; 2) pencangkulan dan penyiraman lahan; 3) pembuatan pagar taman apotek hidup; 4) penimbunan lahan apotek hidup; 5) penyiapan tanaman apotek hidup; 6) perawatan tanaman apotek hidup; 7) penghiasan taman apotek hidup; dan 8) pembuatan spanduk taman apotek hidup.
HASIL & PEMBAHASAN
Hasil kegiatan pengadaan taman apotek hidup dapat dilihat melalui gambar dan proses di bawah ini,
Gambar 1. Pembersihan Lahan Apotek Hidup
Kegiatan pertama ialah pembersihan lahan. Pembersihan lahan apotek hidup pertama-tama dilakukan dengan mencabut rumput-rumput liar yang berada di dalam dan di sekitar lahan. Kemudian daun-daun kering yang jatuh disekitar lahan dipungut dan disapu bersamaan dengan rumput liar yang telah dicabut.
(a) (b)
Gambar 2. (a) Pencangkulan Lahan dan (b) Penyiraman Lahan
Kegiatan kedua ialah pencangkulan dan penyiraman lahan. Setelah dibersihkan, lahan kosong untuk apotek hidup dicangkul dan disiram agar tanah menjadi gembur, basah dan lembab, sehingga siap untuk ditanami.
Gambar 3. Pembuatan Pagar Taman Apotek Hidup
Kegiatan ketiga ialah pembuatan pagar taman apotek hidup. Pagar taman apotek hidup terbuat dari susunan genteng. Genteng dipilih sebagai pagar taman apotek hidup karena genteng dianggap cukup kuat, tidak mudah jatuh, dan aman untuk melindungi tanaman apotek hidup.
Gambar 4. Penimbunan Lahan Apotek Hidup
Kegiatan keempat ialah penimbunan lahan apotek hidup. Lahan ditimbun hingga hampir mendekati ujung atas pagar genteng (± 10 cm). Penimbunan lahan bertujuan agar posisi tanaman apotek hidup terlihat di permukaan tanah dan tidak tertutupi oleh pagar genteng. Setelah dilakukan penimbunan, tanah timbunan diberikan pupuk dan didiamkan hingga padat sampai tanah siap untuk ditanami.
Gambar 5. Penyiapan Tanaman Apotek Hidup
Kegiatan kelima ialah penyiapan tanaman apotek hidup. Terdapat sembilan tanaman yang menjadi bagian apotek hidup, yaitu jahe, serai, kemangi, sambiloto, daun gedi, daun sirsak, kunyit putih, lidah buaya, dan kumis kucing. Kemudian, tanaman apotek hidup ditanam dan diletakkan didalam ban bekas yang telah dicat. Ban bekas tersebut berfungsi sebagai pot untuk tanaman apotek hidup.
Gambar 6. Perawatan Tanaman Apotek Hidup
Kegiatan keenam ialah perawatan tanaman apotek hidup. Perawatan tanaman apotek hidup dilakukan dengan menyiram tanaman, membersihkan daun-daun kering disekitar tanaman, dan memperbaiki posisi batang tanaman jika ada yang tumbuh menjuntai.
Gambar 7. Penghiasan Taman Apotek Hidup
Kegiatan ketujuh ialah penghiasan taman apotek hidup. Taman apotek hidup dihias dengan mengecat pagar taman dengan dua warna, yaitu biru muda dan biru tua, serta tanaman apotek hidup ditata dengan rapi.
Gambar 8. Pembuatan Spanduk Taman Apotek Hidup
Kegiatan kedelapan ialah pembuatan spanduk taman apotek hidup. Spanduk taman apotek hidup menandakan lokasi taman apotek hidup dan memberikan informasi mengenai khasiat dari tanaman- tanaman yang ada di taman apotek hidup UPT SMAN 10 Makassar.
Adapun manfaat/khasiat tanaman apotek hidup UPT SMAN 10 Makassar, adalah seperti yang diuraikan pada tabel di bawah ini
Tabel 1. Manfaat Tanaman Apotek Hidup UPT SMAN 10 Makassar
No. Nama Tanaman Manfaat/Khasiat
1. Jahe Menghangatkan Badan, Penambah Nafsu Makan, Mengobati Masuk Angin
2. Serai Obat Kumur, Peluruh Keringat, Deodoran karena mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan sitral yang memiliki aktivitas antibakteri.
3. Kemangi Antioksidan, Melancarkan aliran darah, Meningkatkan kekebalan tubuh 4. Sambiloto Menekan pertumbuhan sel kanker, Mengobati influenza, radang amandel,
demam, sakit gigi, dan sesak nafas.
5. Daun Gedi Obat Sakit Gigi, Nyeri Otot, dan melancarkan pencernaan karena daun gedi kaya akan vitamin A, Fe, dan serat.
6. Daun Sirsak Pengobatan kanker (pengganti kemoterapi) dan membunuh sel-sel tubuh yang tumbuh abnormal.
7. Kunyit Putih Antioksidan yang kuat, Penyembuhan luka, dan anti-inflamasi.
8. Lidah Buaya Bahan baku kosmetik, Penyembuh luka, serta bersifat membersihkan dan antiseptic.
9. Kumis Kucing Mengurangi kemung nyerih pada penyakit ginjal kronis.
Dengan manfaat dan khasiat bagi kesehatan yang terkandung dalam tanaman apotek hidup, apotek hidup ini dapat sangat berguna bagi penyembuhan penyakit yang jika secara kebetulan terdapat pada siswa atau guru saat sedang berada disekolah ataupun pada masyarakat sekolah lainnya. Selain itu,
memerlukan obat kimia dalam proses penyembuhan melainkan tumbuhan-tumbuhan disekitar kita yang terkadang kita anggap tidak memiliki manfaat atau hanya sebagai tanaman hias, juga dapat menjadi alternatif obat untuk mengobati penyakit tertentu yang pastinya lebih aman dari efek samping.
KESIMPULAN & SARAN
Apotek hidup merupakan program pemanfaatan lahan kosong untuk jadikan sebagai lahan tanamanan obat herbal dalam upaya pemenuhan kebutuhan obat-obatan herbal. Berdasarkan kondisi geografi sekolah yang cukup luas serta potensial untuk dibuat sebagai ruang hijau, membuat mahasiswa KKN-PPL Terpadu SMAN 10 Makassar sepakat untuk membuat ruang hijau apotek hidup. Melalui program apotek hidup ini siswa diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya disekitar mereka salah satunya adalah pemanfaatan tanaman obat, dengan begitu kedepannya obat kimia akan dapat diminimalisir penggunaanya, sebab masyarakat sekolah telah beralih ke tanaman obat herbal. Kurang lebih ada sembilan jenis tanamanan yang budidayakan seperti jahe, serai, kemangi, sembiloto, daun gedi, daun sirsak, kuyit putih, lidah buaya, dan kumis kucing. Kesembikan jenis tanaman ini memiliki manfaatnya masing-masing untuk proses pengobatan, selain itu secara tidak langsung lingkungan sekolah akan lebih terlihat rapi dan produktif, sehingga akan berpengaruh terhadap tercipatanya ruang hijau di SMAN 10 Makassar.
DAFTAR PUSTAKA
Utari, K. et al. (2013). Kegunaan Daun Sirsak (Annona Muricata L) Untuk Membunuh Sel Kanker dan Pengganti Kemoterapi. Jurnal KesMaDaSka, (Juli), 110-115.
Ulya, N., Endharti, A. tri, & Setyohadi, R. (2014). Uji Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing ( Orthosiphon aristatus ) sebagai Anthelmintik Terhadap Ascaris suum secara in vitro Nikmatul Ulya *, Agustina Tri Endharti **, R Setyohadi *** The Efficacy Of Cat ’ s Whiskers Leaf ( Orthosiphon Aris. Kesehatan, 1(September), 130–136.
Pratiwi, R., Posangi, J., & . F. (2013). Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol Daun Gedi (Abelmoschus manihot (L.) Medik) PADA MENCIT (Mus musculus). Jurnal E-Biomedik, 1(1).
https://doi.org/10.35790/ebm.1.1.2013.4601
Aryanta, I W. R. (2019). Manfaat Jahe Untuk Kesehatan. E-Jurnal Widya Kesehatan, 1(Oktober), 39- 43.
Cahyani, N. M. E. (2014). Daun Kemangi (Ocinum Cannum) Sebagai Alternatif Pembuatan Handsanitizer. KEMAS 9, 2(Januari), 136-142.
Ananda, H., & Zuhrotun, A. (2017). Aktivitas Tanaman Lidah Buaya Sebagai Penyembuh Luka.
Farmaka, 15(2), 82-88.
Dewi, D. W., Khotimah, S., & Liana, D. F. (2016). Pemanfaatan Infusa Lidah Buaya (Aloe Vera L) Sebagai Antiseptik Pembersih Tangan Terhadap Jumlah Koloni Kuman. Jurnal Cerebellum, 2(3), 577-589.
Admin. (2014, Mei 19). biofarmaka.ipb.ac.id: Nanotech Herbal Indonesia, Manfaat dan Khasiat Daun
Sambiloto Untuk Kesehatan. Diakses dari
http://biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Artikel%20Nanotech%20Herbal%20-
%20Manfaat%20Dan%20Khasiat%20Daun%20Sambiloto%20Untuk%20Kesehatan.pdf.
Khasanah, R. A., Budiyanto, E., & Widiani, N. Pemanfaatan Ekstrak Sereh (Chymbopogon Nardus L.)
Diakses pada Desember 15, 2020, dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/pelita/article/download/4300/3725.