PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2021
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
2020
Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 7 Januari 1986 Agama : Islam
Alamat : Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Bina Keuangan Daerah
Jl. Veteran Nomor 7 Jakarta Pusat Tel/Fax: 021-3842021
HP : 0817822044 & 081290844052
Email :
yanuar.andriyanap@gmail.com
Yanuar Andriyana Putra, ST., MMSI
NIP: 19860107 201012 1 001 Penata (III/d) JABATAN SEKARANG
§
Kepala Seksi Perencanaan Anggaran Daerah Wilayah III-B Direktorat Perencanaan Anggaran Daerah Ditjen Bina Keuangan Daerah.
PENGALAMAN KERJA
§
Kepala Seksi Perencanaan Anggaran Daerah Wilayah III-A Direktorat Perencanaan Anggaran Daerah Ditjen Bina Keuangan Daerah, September 2018 – Juni 2019
§
Kepala Seksi Wilayah II Subdit Dukungan Teknis Dit. Perencanaan Anggaran Daerah Ditjen Bina Keuangan Daerah Agustus 2015 – September 2018.
§
Kepala Seksi Duktek Dit. Anggaran Daerah Ditjen Keuda September 2014 – Agustus 2015
§
Kepala Sub Bidang Fasilitasi Pengaduan Pemerintahan Januari 2014 – September 2014.
§
Plt. Kepala Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga & Pers, April 2013 – Januari 2014.
PENDIDIKAN
1. Magister Management System Information, Jurusan Perangkat Lunak Sistem informasi, Universitas Gunadarma, 2011.
2. Jurusan Teknik Informatika, Universitas Gunadarma, 2008.
3 LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD 1945
TNI/POLRI LPNK kementerian
negara badan-badan lain yang
fungsinya berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman
KPU
KY
bank sentral
DPR MPR DPD
BPK
PresidenMA MK
Lingkungan Peradilan TUN
Lingkungan Peradilan Militer
Perwakilan BPK
Provinsi Pemerintahan Daerah Provinsi
Gubernur DPRD
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Bupati/ DPRD
Walikota
PUSAT
DAERAH
Lingkungan Peradilan Agama
Lingkungan Peradilan Umum
EKSEKUTIF LEGISLATIF YUDIKATIF
4
DPRD Sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah Bukan sebagai Perangkat Daerah
Setara
Mitra Kerja
Checks and Balances
Kedudukan yang sama Sejajar
Tidak saling membawahi
Sesuai tugas & fungsi masing-masing Memelihara & membangun hubungan yang harmonis
Saling mendukung
Bukan sebagai lawan atau pesaing Kualitas
Produktivitas Kinerja
PEMERINTAH
DAERAH
5
MEKANISME PENGANGGARAN DALAM KONTEKS TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 101 ayat (1) huruf b dan Pasal 154 ayat (1) huruf b UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, tugas dan wewenang DPRD adalah
“ membahas dan
memberikan persetujuan
rancangan Perda
Provinsi/Kab/Kota tentang APBD Provinsi/Kab/Kota yang diajukan Gubernur/Bupati/
Walikota”
Pasal 65 ayat (1) huruf d UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, tugas KDH adalah
“ menyusun dan mengajukan
rancangan Perda tentang APBD,
rancangan Perda tentang perubahan APBD dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama”
DPRD
KEPALA DAERAH
Dalam penyusunan rancangan awal RKPD, DPRD
memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD berdasarkan hasil reses/penjaringan
aspirasi masyarakat sebagai bahan perumusan
kegiatan, lokasi kegiatan dan kelompok sasaran yang selaras dengan pencapaian sasaran pembangunan
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJMD
Pasal 78 ayat (2) PMDN 86/2017
6
(1) Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD merupakan kajian permasalahan pembangunan Daerah yang diperoleh dari DPRD berdasarkan risalah rapat dengar pendapat dan/atau rapat hasil penyerapan aspirasi melalui reses.
(2) Pokok-pokok pikiran DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diselaraskan dengan sasaran dan prioritas pembangunan serta ketersediaan kapasitas riil anggaran.
(3) Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah dokumen yang tersedia sampai dengan saat rancangan awal disusun dan dokumen tahun sebelumnya yang belum ditelaah.
(4) Hasil telaahan pokok-pokok pikiran DPRD dirumuskan dalam daftar permasalahan pembangunan yang ditandatangani oleh Pimpinan DPRD.
(5) Pokok-pokok pikiran DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan paling lambat 1 (satu) minggu sebelum Musrenbang RKPD dilaksanakan.
(6) Pokok-pokok pikiran DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dimasukkan kedalam e-planning bagi Daerah yang telah memiliki SIPD.
(7) Pokok-pokok pikiran DPRD yang disampaikan setelah melewati batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), akan dijadikan bahan masukan pada penyusunan perubahan RKPD dasar perubahan APBD tahun berjalan atau pada penyusunan RKPD tahun berikutnya.
Pasal 178 PMDN 86/2017
7
Mempertegas dan Menguraikan Struktur dan Tugas serta Wewenang Pengelola Keuangan Daerah
▪ Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuda
▪ Koordinator Pengelolaan Keuda
▪ PPKD
▪ BUD
▪ Kuasa BUD
▪ Pengguna Anggaran (PA)
▪ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
▪ PPTK
▪ PPK-SKPD & PPK-Unit SKPD
▪ Bendahara Penerimaan & Bendahara Pengeluaran
▪ TAPD
Mempertegas dan Menguraikan Struktur dan Tugas serta
Wewenang Pengelola Keuangan Daerah
Mempertegas dan Menguraikan Struktur dan Tugas serta
Wewenang Pengelola Keuangan Daerah
11
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas:
1. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;
2. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
3. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
4. melaksanakan fungsi BUD;
5. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan
6. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas:
1. menyusun dan melaksanakan kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah;
2. menyusun rancangan Perda tentang APBD,
rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan
rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;3. melaksanakan pemungutan Pendapatan Daerah yang telah diatur dalam Perda;
4. melaksanakan fungsi BUD; dan
5. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PP 12 THN 2019
PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD, berwenang:
1. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
2. mengesahkan DPA SKPD;
3. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
4. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan system penerimaan dan pengeluaran kas umum daerah;
5. melaksanakan pemungutan pajak daerah;
(Kewenangan pemungutan pajak daerah dapat dipisahkan dari kewenangan SKPKD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.) 6. Menetapkan SPD;
7. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama Pemerintah Daerah;
8. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan Keuda;
9. Menyajikan informasi keuangan daerah; dan
10. Melakukan pencatatan dan pengesahan dalam hal penerimaan dan Pengeluaran Daerah sesuai dengan ketentuan PUU, tidak dilakukan melalui RKUD.
12
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:
1. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
2. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
3. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
4. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
5. melaksanakan pemungutan pajak daerah;
6. menetapkan SPD;
7. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
8. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
9. menyajikan informasi keuangan daerah; dan
10. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.
PP 12 THN 2019
13
PENGGUNA ANGGARAN
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang mempunyai tugas:
1. menyusun RKA-SKPD;
2. menyusun DPA-SKPD;
3. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;
4. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
5. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
6. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
7. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
8. menandatangani SPM;
9. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
10. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
11. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
12. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
13. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah;
14. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala dan daerah melalui sekretaris daerah.
Kepala SKPD selaku PA mempunyai tugas:
1. menyusun RKA SKPD;
2. menyusun DPA SKPD;
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran belanja;
4. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
5. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
6. melaksanakan pemungutan retribusi daerah;
7. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
8. menandatangani SPM;
9. mengelola Utang dan Piutang Daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
10. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
11. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
12. menetapkan PPTK dan PPK SKPD;
13. menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah; dan
14. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PP 12 THN 2019
14
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
1. Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam melaksanakan tugas-tugas dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.
2. Pelimpahan sebagian kewenangan berdasarkan pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan/atau pertimbangan objektif lainnya.
3. Pelimpahan sebagian kewenangan ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD.
4. Pelimpahan sebagian kewenangan meliputi:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;
b. melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;
c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
d. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lai n dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
e. menandatangani SPM-LS dan SPM-TU;
f. mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;
g. melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya dan berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh pejabat pengguna anggaran.
1. PA dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala Unit SKPD selaku KPA.
2. Pelimpahan kewenangan berdasarkan pertimbangan besaran anggaran kegiatan, lokasi, dan/atau rentang kendali.
3. Pelimpahan kewenangan ditetapkan oleh Kepala Daerah atas usul kepala SKPD.
4. Pelimpahan kewenangan meliputi:
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;
b. Melaksanakan anggaran Unit SKPD yang dipimpinnya;
c. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
d. Mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
e. Melaksanakan pemungutan retribusi daerah;
f. mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya; dan
g. Melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PP 12 THN 2019
15
PPTK SKPD
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
1. Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang dalam
melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK.
2. Penunjukan pejabat berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
3. PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna
anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna
anggaran/pengguna barang.
4. PPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.
5. PPTK mempunyai tugas mencakup:
a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran
pelaksanaan kegiatan.
1. PA/KPA dalam melaksanakan Kegiatan menetapkan pejabat pada SKPD/Unit SKPD selaku PPTK.
2. Penetapan PPTK berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, besaran anggaran Kegiatan, beban kerja, lokasi, rentang kendali, dan/atau pertimbangan objektif lainnya yang kriterianya ditetapkan Kepala Daerah.
3. PPTK merupakan Pegawai ASN yang menduduki jabatan struktural sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Dalam hal tidak terdapat Pegawai ASN yang menduduki jabatan struktural, PA/KPA dapat menetapkan pejabat fungsional umum selaku PPTK yang kriterianya
ditetapkan Kepala Daerah.
5. Dalam melaksanakan tugas dan wewenang PPTK bertanggung jawab kepada PA/KPA.
6. PPTK bertugas membantu tugas dan wewenang PA/KPA.
PP 12 THN 2019
16
PPK SKPD
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
1. Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA- S K P D , k e p a l a S K P D m e n e t a p k a n p e j a b a t y a n g melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai PPK-SKPD.
2. PPK-SKPD mempunyai tugas:
a. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;
b. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan erundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;
c. melakukan verifikasi SPP;
d. menyiapkan SPM;
e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
f. melaksanakan akuntansi SKPD; dan g. menyiapkan laporan keuangan SKPD.
1. Kepala SKPD selaku PA menetapkan PPK SKPD untuk melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
2. PPK SKPD mempunyai tugas dan wewenang:
a. Melakukan verifikasi SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran;
b. Menyiapkan SPM;
c. Melakukan verifikasi laporan pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran;
d. Melaksanakan fungsi akuntansi pada SKPD; dan e. Menyusun laporan keuangan SKPD.
PP 12 THN 2019
17
PPK UNIT SKPD
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
1. Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada KPA karena pertimbangan besaran anggaran kegiatan, lokasi, dan/atau rentang kendali, PA
menetapkan PPK Unit SKPD untuk melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada Unit SKPD.
2. PPK Unit SKPD mempunyai tugas:
a. Melakukan verifikasi SPP-TU dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran pembantu;
b. Menyiapkan SPM-TU dan SPM-LS, berdasarkan SPP- TU dan SPP-LS yang diajukan oleh Bendahara
Pengeluaran pembantu; dan
c. Melakukan verifikasi laporan pertanggungiawaban Bendahara Penerimaan pembantu dan Bendahara Pengeluaran pembantu.
PP 12 THN 2019
18
BENDAHARA PENERIMAAN DAN BENDAHARA PENGELUARAN
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
1. Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran untuk
melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPD.
2. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional.
3. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang
melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/ pekerjaan/penjualan, serta membuka
rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan Iainnya atas nama pribadi.
4. Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada KPA, kepala daerah menetapkan bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran pembantu pada unit kerja terkait.
5. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.
1. Kepala Daerah menetapkan Bendahara Penerimaan
untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada SKPD atas usul PPKD selaku BUD.
2. Bendahara Penerimaan memiliki tugas dan wewenang menerima, menyimpan, menyetor ke Rekening Kas Umum Daerah, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan Pendapatan Daerah yang diterimanya.
3. Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada KPA, Kepala Daerah dapat menetapkan
Bendahara Penerimaan pembantu pada unit kerja SKPD yang bersangkutan.
4. Bendahara Penerimaan pembantu memiliki tugas dan wewenang sesuai dengan lingkup penugasan yang ditetapkan Kepala Daerah.
PP 12 THN 2019
19
BENDAHARA PENERIMAAN DAN BENDAHARA PENGELUARAN
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
1. Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran untuk
melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPD.
2. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional.
3. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang
melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/ pekerjaan/penjualan, serta membuka
rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan Iainnya atas nama pribadi.
4. Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada KPA, kepala daerah menetapkan bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran pembantu pada unit kerja terkait.
5. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.
1. Kepala Daerah atas usul PPKD menetapkan Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada SKPD.
2. Bendahara Pengeluaran memiliki tugas dan wewenang:
a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP, SPP GU, SPP TU, dan SPP LS;
b. menerima dan menyimpan UP, GU, dan TU;
c. Melaksanakan pembayaran dari UP, GU, dan TU yang dikelolanya;
d. Menolak perintah bayar dari PA yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran;
f. Membuat laporan pertanggungjawaban secara administratif kepada PA dan laporan
pertanggungjawaban secara fungsional kepada BUD secara periodik; dan
g. Memungut dan menyetorkan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PP 12 THN 2019
Lanjutan…
20
BENDAHARA PENERIMAAN DAN BENDAHARA PENGELUARAN
PMDN 13/2006 PMDN 59/2007 PMDN 21/2011
1. Dalam hal PA melimpahkan kewenangannya berdasarkan pertimbangan besaran anggaran kegiatan, lokasi, dan/atau rentang kendali.kepada KPA, Kepala Daerah atas usul PPKD menetapkan Bendahara Pengeluaran pembantu.
2. Bendahara Pengeluaran pembantu memiliki tugas dan wewenang:
a. mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP TU dan SPP LS;
b. Menerima dan menyimpan pelimpahan UP dari Bendahara Pengeluaran;
c. Menerima dan menyimpan TU dari BUD;
d. Melaksanakan pembayaran atas pelimpahan UP dan TU yang dikelolanya;
e. Menolak perintah bayar dari KPA yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran;
g. Memungut dan menyetorkan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan h. membuat laporan pertanggungjawaban secara
administratif kepada KPA dan laporan
pertanggungjawaban secara fungsional kepada Bendahara Pengeluaran secara periodik.
PP 12 THN 2019
Lanjutan…
Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan
21 KEMENTERIAN DALAM NEGERI
VISI-MISI PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN 7 AGENDA PEMBANGUNAN
1 Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
2 Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing
3 Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan
4 Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan.
5 Kemajuan Budaya yang
Mencerminkan Kepribadian Bangsa 6 Penegakan Sistem Hukum yg Bebas
Korupsi, Bermartabat, & Terpercaya 7 Perlindungan bagi Segenap Bangsa
dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga
8 Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya 9 Sinergi Pemerintah Daerah dalam
Kerangka Negara Kesatuan
1
Pembangunan SDM.
2
Pembangunan Infrastruktur
3
Penyederhanaan Regulasi
5
Transformasi Ekonomi
4
Penyederhanaan Birokrasi
RPJMN 2020 - 2024
1
Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan
2
SDM Berkualitas dan Berdaya Saing
3
Revolusi Mental dan
Pembangunan Kebudayaan 4
Infrastruktur untuk Ekonomi dan Pelayanan Dasar
5
Lingkungan Hidup, Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim 6
Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik 7
22
SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
RKP TAHUN 2021
VISI DAN MISI PRESIDEN
7 (TUJUH) PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2021
arah kebijakan fiskal Pemerintah Tahun Anggaran 2021 dengan tema Percepatan Pemulihan Sosial-Ekonomi dan
Penguatan Reformasi untuk Keluar dari
Middle Income Trap.
23
REFORMASI PENDAPATAN RECOVERY & REFORMASI
BELANJA
Reformasi Kesehatan Reformasi Program
Perlindungan Sosial Reformasi Pendidikan
Reformasi TKDD
Reformasi Belanja
Pemulihan Dunia Usaha
Optimalisasi Inovasi Kebijakan
Mitigasi dampak Percepatan Pemulihan
Ekonomi
Restrukturisasi Transformasi Ekonomi
ARAH KEBIJAKAN FISKAL PEMERINTAH
TAHUN ANGGARAN 2021
24
PRINSIP PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2021
1. sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan kemampuan pendapatan daerah.
2. tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi .
3. berpedoman pada RKPD, KUA dan PPAS.
4. tepat waktu , sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
5. tertib , taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan , efisien , ekonomis , efektif , bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan , kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
6. APBD merupakan dasar bagi pemerintah daerah untuk melakukan penerimaan
dan pengeluaran daerah.
25
1
2
3
4
SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD
TEKNIS
PENYUSUNAN APBD
SUBSTANSI PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2021
PRINSIP
PENYUSUNAN APBD
5
HAL KHUSUS LAINNYA26
DOKUMEN PENGANGGARAN
Dokumen penganggaran dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2021 dituangkan dalam format yang terdiri atas:
1. kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran sementara;
2. rencana kerja anggaran satuan kerja perangkat daerah;
3. rancangan peraturan daerah tentang APBD;
4. rancangan peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD;
5. perubahan kebijakan umum APBD dan perubahan prioritas dan plafon anggaran sementara;
6. rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD;
7. rancangan peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran perubahan APBD; dan
8. rancangan peraturan Kepala Daerah tentang APBD.
Penganggaran APBD TA 2021 mempedomani PP 12/2021, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019;
27 ISU STRATEGIS
PENYUSUNAN APBD TA 2021
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
@kemendagri
www.kemendagri.go.id
Kemendagri_RI
@kemendagri 01
02 Proses pembahasan APBD Tahun Anggaran 2021 dilakukan secara berbasis teknologi informasi dalam rangka penerapan protokol pencegahan penularan Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19). Dalam hal proses pembahasan APBD Tahun Anggaran 2021 tidak dapat dilakukan secara virtual, proses pembahasan APBD Tahun Anggaran 2021 harus memperhatikan protokol
pencegahan penularan COVID-19;
virtual
a. Sinkronisasi Kebijakan Pemda dengan Kebijakan Pemerintah untuk mendukung pencapaian 7 (tujuh) prioritas program pembangunan nasional Tahun 2021 yang dituangkan dalam RKP Tahun 2021 serta memperhatikan arah kebijakan fiskal Pemerintah TA2021;
Kebijakan pelaksanaan skenario the new normal dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah guna mendukung pemulihan ekonomi dengan memperhatikan protokol COVID-19, antara lain:
b.
Kebijakan penyusunan APBD harus mendukung target capaian prioritas pembangunan nasional Tahun 2021 sesuai
dengan kewenangan masing-masing tingkatan pemda, mendanai pelaksanaan urusan pemda yang menjadi kewenangan daerah, dan memiliki dasar hukum yang
melandasinya serta dalam rangka penerapan tatanan normal baru, produktif dan aman COVID-19 di berbagai aspek
kehidupan, baik aspek pemerintahan, kesehatan, sosial dan ekonomi, yaitu:
03
Penyusunan kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran sementara berpedoman pada rencana kerja Pemerintah Daerah.
Dalam hal RKPD belum sesuai dengan ketentuan mengenai klasifikasi,
kodefikasi, dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan
keuangan daerah, Pemerintah Daerah melampirkan hasil pemetaan program dan kegiatan.
Hasil pemetaan program dan
kegiatan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam rencana kerja Pemerintah Daerah Tahun 2021.
Hasil pemetaan menjadi dasar dalam
penyusunan rancangan kebijakan umum APBD dan rancangan prioritas dan
plafón anggaran sementara.
28 28
01 02
03 04
29 Pemerintah daerah tetap
melakukan penerapan Protokol Penanganan COVID 19 di lingkungan masing-masing
pemerintah daerah sesuai tingkatan kewenangannya yang
bertujuan untuk menekan penyebaran wabah pandemi
COVID 19
PENERAPAN
PROTOKOL KESEHATAN
30 Proses pembahasan
rancangan Perda tentang APBD harus memperhatikan
protokol kesehatan
terkait penanganan dan
penanggulangan COVID 19.
PENGGUNAAN SIPD
Tingginya belanja Teknologi Informasi yang belum saling terhubung, sehingga tidak
efisien dan efektif
Tingginya variasi sistem informasi yang digunakan pemerintah daerah dalam fase perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggung jawaban serta pelaporan.
Pemda belum seluruhnya mengoptimalkan penggunaan sistem informasi sebagai bagian dari Sistem Pengendalian Intern (SPI) untuk
memenuhi kebutuhan akuntabilitas &
transparansi pemerintahan menuju Open Government Indonesia (OGI).
Program dan Kegiatan saat ini belum mengacu pada Undang-Undang No. 23
Tahun 2014.
Terdapat perbedaan dalam penyajian kode dan nomenklatur Program Kegiatan, organisasi dan rekening
dikarenakan masih diberikan kebebasan dalam melakukan penambahan versi masing-masing
Pemda.
Terdapat perbedaan dalam penyajian struktur APBD dalam penganggaran dengan struktur APBD dalam laporan keuangan sehingga masih dibutuhkan
adanya konversi.
Sulitnya Pemerintah dalam menyajikan data statistik kinerja dan keuangan
pemerintah daerah secara nasional.
Database bersifat lokal di masing-masing pemerintah daerah dengan kodefikasi program dan kegiatan yang bervariasi
sehingga cukup sulit dalam proses
sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan pusat dan daerah.
URGENSI SATU SISTEM
URGENSI SATU DATA
WHY?
How?
32 32
Paling lambat
1 bulan sebelum TA 2021
Penetapan APBD Tepat Waktu
Persetujuan Bersama
RKA
paling lambat minggu
II bulan Juli paling lambat minggu II Akhir Nopember
bulan Agustus
Pasal 90 ayat (2) dan Pasal 104 PP 12/2019 serta Pasal 311 ayat (3) UU 23/2014
Paling lambat Paling lambat
KUA/PPAS
TAHAPAN & JADWAL
PENYUSUNAN APBD
33 33
PASAL 311-312 UU 23/2014
DPRD dan kepala daerah yang tidak menyetujui Bersama rancangan Perda tentang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun
dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan selama 6 (enam) bulan.
Kepala daerah dan DPRD menyetujui Bersama rancangan Perda tentang APBD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun
anggaran setiap tahun.
yang selanjutnya disingkat adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan Pembiayaan
serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
KUA & PPAS
34
yang selanjutnya disingkat adalah program prioritas dan batas maksimal anggaran yang diberikan
kepada perangkat Daerah untuk setiap
program dan kegiatan sebagai acuan
dalam penyusunan RKA SKPD.
Dalam hal KDH dan DPRD tidak menyepakati bersama rancangan KUA dan rancangan PPAS paling lama sejak rancangan KUA dan rancangan PPAS disampaikan kepada DPRD,
KDH menyampaikan tentang APBD kepada DPRD berdasarkan RKPD, rancangan KUA, dan rancangan PPAS yang disusun KDH, untuk dibahas dan disetujui bersama
antara KDH dengan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
35 35
KUA & PPAS
Minggu II Juli Minggu II Agusutus Sesuai Pedum APBD
Sesuai Pedum Paling Lambat KDH APBD
menyampaikan Rancangan KUA dan
Rancangan PPAS Kepada DPRD
Paling Lambat Kesepakatan Terhadap Ran KUA
dan Ran PPAS Ditandatangani KDH
dgn DPRD
Perangkat Daerah menyusun RKA SKPD
berpedoman pada KUA dan PPAS yg
Disepakati
RKA SKPD Disampaikan PPKD
Tata cara pembahasan rancangan KUA dan rancangan PPAS dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
1. Penyusunan kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran sementara berpedoman pada rencana kerja Pemerintah Daerah.
2. Dalam hal RKPD belum sesuai dengan ketentuan mengenai klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah, Pemerintah Daerah
, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam RKPD Tahun 2021.
3. Hasil pemetaan menjadi dasar dalam penyusunan rancangan KUA dan rancangan PPAS.
36 36
KUA & PPAS
1. Dalam rangka penerapan protokol pencegahan penularan Corona Virus Disease 2019, Pemda bersama DPRD melakukan pembahasan atas rancangan KUA dan rancangan PPAS serta Ranperda tentang APBD secara
berbasis teknologi informasi.
2. Dalam hal tahapan pembahasan dalam penetapan APBD Tahun Anggaran 2021 secara ,
proses tahapan penetapan APBD Tahun Anggaran 2021 harus memperhatikan
37 37
PENYIAPAN & PENYAMPAIAN RANPERDA APBD
PPKD TAPD KDH DPRD
RKA-SKPD A
RKA-SKPD ….
dst….
RKA-SKPD C RKA-SKPD B
§
Kesesuaian dengan KUA & PPAS§
Prakiraan maju yg telah disetujui TA sebelumnya§
Dokumen perencanaan lainnya§
Capaian kinerja & indikator kinerja§
ASB, SSH, RKBMD, & SPM§
Sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPDVERIFIKASI TIDAK
SESUAI
PENYEMPURNAAN
SESUAI
RANPERDA
MENYUSUN APBD
KDH menyampaikan paling lambat 60 hari sebelum 1 bulan tahun anggaran berakhir.
Berpedoman pada:
• RKPD;
• KUA; dan
• PPAS.
PEMBAHASAN BERSAMA
SPKD
1. Pembahasan rancangan Perda tentang APBD dilaksanakan oleh DPRD dan Kepala Daerah setelah Kepala Daerah menyampaikan
rancangan Perda tentang APBD beserta penjelasan dan dokumen pendukung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
2. Pembahasan rancangan Perda tentang APBD dibahas Kepala Daerah bersama DPRD dengan berpedoman pada RKPD, KUA & PPAS untuk mendapat persetujuan bersama.
3. Pembahasan rancangan Perda tentang APBD dilaksanakan oleh Banggar DPRD dan TAPD.
38
MEKANISME PEMBASAHAN
1. Pembahasan KUA & PPAS dilaksanakan oleh DPRD dan KDH setelah KDH menyampaikan KUA & PPAS disertai dgn dokumen pendukung.
2. Pembahasan rancangan KUA dilaksanakan oleh Banggar DPRD dan TAPD untuk disepakati menjadi KUA.
3. KUA menjadi dasar bagi Banggar DPRD bersama TAPD untuk membahas rancangan PPAS.
4. Badan anggaran melakukan konsultasi dengan komisi untuk memperoleh masukan terhadap program dan kegiatan yang ada dalam rancangan PPAS.
5. Pembahasan rancangan KUA, rancangan PPAS, dan konsultasi dengan komisi dilaksanakan melalui rapat DPRD.
6. KUA & PPAS yang telah mendapat persetujuan Bersama ditandatangani oleh Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD dalam rapat paripurna.
RAN APBD
RAN KUA & PPAS
39 39
PENETAPAN RANPERDA APBD
PERSETUJUAN BERSAMA DLM WAKTU 60 HARI
PEMBAHASAN
KEPALA DAERAH DPRD
RANPERDA APBD
RANPERKADA PENJABARAN APBD
Kepala Daerah dan DPRD menyetujui bersama Ranperda APBD paling lambat sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun. Dalam hal
penetapan APBD terlambat, KDH melaksanakan pengeluaran setiap bulan paling tinggi jumlah pengeluaran tahun anggaran sebelumnya,yang dibatasi hanya untuk
mendanai keperluan mendesaksesuai PUU.
RANPERKADA
APBD SANKSI
ADMINISTRATIF
§ KDH yg TIDAK mengajukan Ranperda APBD
§ KDH & DPRD yg TIDAK menyetujui bersama Ranperda APBD
§ Keterlambatan penetapan APBD KDH & DPRD yg TIDAK
menyetujui bersama Ranperda APBD dlm wkt 60 hari sejak
disampaikan
40 40
RANPERKADA APBD
Paling tinggi sebesar angka APBD tahun sebelumnya.
Diprioritaskan utk belanja yg bersifat mengikat dan belanja yg bersifat wajib.
Dapat melampaui angka APBD tahun sebelumnya, apabila terdapat:
• Kebijakan Pem. Pusat yg mengakibatkan tambahan pembebanan pada APBD; dan/atau
• Keadaan darurat termasuk keperluan mendesak sesuai PUU.
Ditetapkan menjadi Perkada setelah memperoleh pengesahan Menteri bagi Provinsi, Gubernur bagi Kabupaten/Kota.
Disampaikan paling lambat 15 hari sejak KDH & DPRD tidak mengambil keputusan bersama utk memperoleh pengesahan Menteri bagi Provinsi, Gubernur bagi Kabupaten/Kota.
Dalam 30 hari Menteri atau Gubernur tidak mengesahkan, KDH menetapkan Perkada menjadi Perkada.
41 41
EVALUASI APBD DAERAH PROVINSI
Membuat RANPERGUB
Sebesar Pagu APBD
Tahun Lalu
Pengesahan MENDAGRI
SESUAI dgn UU
Tdk Disempurnakan
MENDAGRI usul Ke MENKEU utk dilakukan Penundaan dan/atau
Pemotongan Dana Transfer Umum
Penyempurnaan
KEPUTUSAN
TIDAK sesuai dgn UU PEMBAHASAN
BERSAMA RANPERDA APBD
MENDAGRI melakukan evaluasi untuk menguji kesesuaian APBD dengan:
Ø ketentuan PUU;
Ø kepentingan umum;
Ø RKPD, KUA, dan PPAS;
Ø danRPJMD.
Tidak setuju
Setuju
Disampaikan dlm wkt 3 hari
evaluasi paling lambat
15 hari Berkoordinasi
dengan MENKEU
Disampaikan dlm wkt 15 hari
paling lambat 30 hari
paling lama 7 hari
paling lambat tgl 31 Desember
MENDAGRI disampaikan kembali paling lambat 7 hari
42 42
EVALUASI APBD DAERAH KABUPATEN/KOTA
Membuat RANPERKADA
Sebesar Pagu APBD
Tahun Lalu
Pengesahan GUBERNUR
SESUAI dgn UU
Tdk Disempurnakan
GUBERNUR usul ke MENDAGRI, Selanjutnya MENDAGRI usul Ke MENKEU
utk dilakukan Penundaan dan/atau Pemotongan Dana Transfer Umum
Penyempurnaan
KEPUTUSAN
TIDAK sesuai dgn UU PEMBAHASAN
BERSAMA RANPERDA APBD
GUBERNUR melakukan evaluasi untuk menguji kesesuaian APBD dengan:
Ø ketentuan PUU;
Ø kepentingan umum;
Ø RKPD, KUA, dan PPAS;
Ø danRPJMD.
Tidak setuju
Setuju
Disampaikan dlm wkt 3 hari
evaluasi paling lambat
15 hari Berkoordinasi
dengan MENDAGRI
Disampaikan dlm wkt 15 hari
paling lambat 30 hari
paling lama 7 hari MENDAGRI
Berkoordinasi dengan
MENKEU paling lambat tgl
31 Desember
GUBERNUR disampaikan kembali paling lambat 7 hari
43 43
Kepatuhan Dalam Menindaklanjuti hasil evaluasi.
Menteri Dalam Negeri melakukan evaluasi atas Rancangan Perda provinsi tentang APBD.
Dalam hal hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti, Menteri Dalam Negeri mengusulkan kepada M e n t e r i K e u a n g a n u n t u k m e l a k u k a n penundaan dan/atau pemotongan Dana Transfer Umum.
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dalam melakukan evaluasi rancangan Perda kabupaten/kota tentang APBD berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri dan selanjutnya Menteri Dalam Negeri
berkoordinasi Menteri Keuangan.
Dalam hal hasil evaluasi Gubernur tidak, gubernur
mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri, yang
selanjutnya Menteri Dalam Negeri mengusulkan
kepada Menteri Keuangan untuk melakukan
penundaan dan/atau pemotongan Dana Transfer
Umum
P E D N
A P A T N A
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
2019
45
Prinsip ”Money Follows Program”
Urusan pemerintahan
yang menjadi Urusan pemerintahan yang menjadi
A P B N A P B D
didanai dari didanai dari
Termasuk kegiatan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan
Pendanaan atas fungsi-fungsi pemerintahan dilakukan berdasarkan
pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
46 46
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD
Tahun Anggaran 2021 meliputi semua penerimaan uang melalui RKUD yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah dan penerimaan lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan diakui
sebagai penambah ekuitas yang merupakan hak daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran.
Pendapatan daerah dirinci menurut urusan
Pemerintahan Daerah, bidang urusan Pemerintahan
Daerah, organisasi, kelompok, jenis, objek, rincian
objek, dan sub rincian objek pendapatan daerah.
Penyesuaian Struktur APBD
STRUKTUR PENDAPATAN DAERAH DALAM APBD
PP 58/05
PAD
Pajak DaerahRetribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Dana
Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil dari Provinsi Dana Penyesuaian dan Otsus
Bantuan Keuangan dari Prov Atau Pemda Lainnya
PP
12/19 PAD
Pajak Daerah Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Pendapatan Transfer
Transfer
Pemerintah Pusat
Dana Perimbangan Dana Insentif Daerah Dana Otonomi Khusus Dana Keistimewaan Dana Desa
Transfer antar-
Daerah Pendapatan Bagi Hasil Bantuan Keuangan
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Hibah
Dana Darurat
Lain-lain Pendapatan yang ditetapkan pemerintah
48 48
1. Pemerintah daerah dapat memberikan insentif berupa:
a. pengurangan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) untuk mendukung operasional penggunaan Alat Peralatan Pertahanan/Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia;
b. pengurangan Pajak Reklame bagi koperasi dan UMKM untuk
mendukung pengembangan usaha koperasi dan pemberdayaan UMKM.
2. Pemerintah provinsi tidak melakukan pungutan dan menganggarkan rencana penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor atas Alat Berat
berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 15/PUU-XV/2017 sepanjang peraturan pengganti Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 belum ditetapkan.
PAD
B E A L N J A
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
2019
50
APBD/P-APBD
FOKUS Orientasi produktif Meningkatkan kualitas SDM
Pelayanan
publik Pertumbuhan
ekonomi derah
PP
12/19 Belanja Operasi
Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja BungaBelanja subsidi Belanja Hibah Belanja Bansos
Belanja Modal
Belanja Tidak Terduga
Belanja Transfer
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan Keuangan
Penyesuaian Struktur APBD
STRUKTUR BELANJA DAERAH DALAM APBD
PP
58/05 Belanja Tidak
Langsung
Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bansos Belanja Bagi Hasil Bantuan Keuangan BTT
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang & Jasa
Belanja Modal
52 52
BELANJA PEGAWAI
Belanja pegawai digunakan untuk menganggarkan kompensasi yang diberikan kepada Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, pimpinan/anggota DPRD, dan Pegawai ASN yang dianggarkan pada belanja SKPD bersangkutan serta ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KDH & WaKDH
belanja SKPD Sekretariat Daerah
DPRD
belanja SKPD Sekretariat DPRD
PEGAWAI ASN
belanja SKPD
Bersangkutan
53 53
PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA PEGAWAI ASN (TPP-ASN)
Pemerintah Daerah Dapat Memberikan TPP-ASN
Persetujuan DPRD
Ditetapkan Dengan Perkada Dengan Berpedoman Pada Peraturan Pemerintah
Dalam Hal Belum Adanya PP, Kepala Daerah Dapat Memberikan TPP-ASN setelah Mendapat Persetujuan Menteri Dalam Negeri
Persetujuan Menteri Dalam Negeri seletah mendapatkan
Pertimbangan Menteri Keuangan
Dalam Hal Kepala Daerah
Menetapkan Pemberian TPP-ASN Tidak Sesuai, Menteri Keuangan Melakukan Penundaan Dan/Atau Pemotongan Dana Transfer Umum Atas Usulan Menteri Dalam Negeri
beban kerja Tempat
bertugas kondisi
kerja kelangkaan
profesi prestasi kerja
pertimbangan objektif
lainnya
Kriteria TP ASN
54 54
INSENTIF PEMUNGUTAN
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
Sebagai implementasi Pasal 58 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 dan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010, pemberian Insentif Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bagi Pejabat/PNSD yang melaksanakan tugas
pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atau pelayanan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan diperhitungkan sebagai salah satu unsur
perhitungan tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan objektif lainnya.
Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan
Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
55 55
HONORARIUM
pemberian honorarium tersebut meliputi honorarium penanggung jawab pengelola keuangan, honorarium
pengadaan barang/jasa, dan honorarium perangkat Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga Satuan Regional.
Penganggaran honorarium memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, rasionalitas dan efektifitas dalam pencapaian
sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan
waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target
kinerja kegiatan dimaksud.
56 56
BELANJA BARANG DAN JASA
Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang/jasa yang nilai manfaatnya
, termasuk barang/jasa yang akan
dalam rangka
melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah guna pencapaian sasaran prioritas daerah yang tercantum dalam RPJMD
pada SKPD terkait serta diuraikan menurut objek, rincian objek,
dan sub rincian objek .
Dalam rangka mewujudkan Universal
Health Coverage(UHC), Pemda
melakukan integrasi Jaminan Kesehatan Daerah dengan JKN guna terselenggaranya jaminan kesehatan bagi seluruh
penduduk, di luar peserta penerima
bantuan iuran yang bersumber dari APBN yang dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi pelayanan kesehatan.
Pemda tidak diperkenankan mengelola sendiri (sebagian/seluruhnya) jaminan kesehatan daerahnya dengan manfaat yang sama dengan JKN, termasuk
mengelola sebagian jaminan kesehatan
daerahnya dengan skema ganda. 57 57
BELANJA BARANG DAN JASA
Penganggaran jasa/honorarium/kompensasi bagi ASN dan Non ASN memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, rasionalitas dan efektifitas dalam pencapaian sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan sub kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja sub kegiatan dimaksud.
Berkaitan dengan itu, jasa/honorarium/kompensasi tersebut dibatasi serta didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaannya dalam sub kegiatan memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap
pelaksanaan sub kegiatan.
Pengadaan belanja barang/jasa yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat/pihak lain dalam rangka melaksanakan program, kegiatan dan sub kegiatan Pemerintahan Daerah berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah yang tertuang dalam RPJMD dan dijabarkan dalam RKPD,
dianggarkan dalam jenis belanja barang dan jasa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan serta dianggarkan sebesar harga beli/bangun barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/pihak lain/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan barang/jasa sampai siap diserahkan.
58 58
BELANJA BARANG DAN JASA
Penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek
pertanggungjawaban sesuai dengan biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil. Komponen sewa kendaraan tersebut hanya diberikan untuk gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, wali kota/wakil wali kota, pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat yang diberikan kedudukan atau hak keuangan dan fasilitas
setingkat pejabat pimpinan tinggi madya.
2. Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
3. Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
4. Uang harian dan uang representasi dibayarkan secara lumpsum.
5. Biaya pemeriksaan kesehatan COVID-19 (rapid test/PCR test/swab test) sesuai dengan biaya riil (sepanjang dalam masa pandemi COVID-19).
Standar satuan biaya untuk perjalanan dinas dianggarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya, penyediaan alokasi anggaran untuk perjalanan dinas tersebut termasuk yang mengikutsertakan Non ASN. Ketentuan perjalanan dinas dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Uang yang diberikan kepada pihak ketiga/pihak lain/masyarakat
dianggarkan dalam rangka:
1. hadiah yang bersifat perlombaan;
2. penghargaan atas suatu prestasi;
3. beasiswa kepada masyarakat;
4. penanganan dampak sosial
kemasyarakatan akibat penggunaan tanah milik Pemerintah Daerah
untuk pelaksanaan pembangunan proyek strategis nasional dan non proyek strategis nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau 5. TKDD yang penggunaannya sudah
ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
59 59
BELANJA BUNGA
digunakan Pemerintah Daerah untuk
menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Belanja bunga antara lain berupa belanja bunga utang pinjaman dan
belanja bunga utang obligasi.
Pemerintah Daerah yang memiliki kewajiban pembayaran bunga utang dianggarkan pembayarannya dalam APBD Tahun Anggaran 2021 pada SKPD selaku SKPKD dan
dirinci menurut objek, rincian objek, dan sub rincian objek.
Dalam hal unit SKPD melaksanakan BLUD, belanja bunga tersebut dianggarkan pada
unit SKPD berkenaan dan dirinci menurut objek, rincian objek, dan sub rincian objek.
60 60
BELANJA SUBSIDI
Perusahaan /lembaga tertentu yang menyelengga-
rakan pelayanan
publik
terlebih dahulu dilakukan audit sesuai
dengan ketentuan pemeriksaan pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara harga jual dari
hasil produksinya terjangkau oleh
masyarakat yang daya
belinya terbatas.
menghasilkan produk yang
merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut
hajat hidup orang banyak
Pemerintah daerah dapat memberikan belanja subsidi kepada BUMD
penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2016.
Audit dilakukan oleh kantor akuntan publik
dan hasil audit dimaksud merupakan
bahan pertimbangan untuk memberikan
subsidi
61 61
BELANJA HIBAH DAN BANSOS
HIBAH
1. Diberikan kepada : Ø pemerintah pusat
Ø pemerintah daerah lainnya Ø BUMN/BUMD
Ø badan dan lembaga, serta organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia
2. secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lain PUU;
3. ditujukan untuk menunjang pencapaian Sasaran Program dan Kegiatan Pemda sesuai kepentingan Daerah dalam mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat;
4. Setelah memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Selanjutnya, Hibah juga berupa pemberian bantuan keuangan kepada partai politik yang mendapatkan kursi di DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.
BANTUAN SOSIAL
1. pemberian bantuan berupa uang dan/atau barang untuk Diberikan kepada :
Ø Individu Ø Keluarga
Ø keluarga, kelompok dan/atau masyarakat 2. sifatnya tidak secara terus menerus dan
selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan;
3. Setelah memprioritaskan pemenuhan
belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, kecuali
ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan