• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis penggunaan informasi akuntansi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (studi kasus pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis penggunaan informasi akuntansi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (studi kasus pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul)."

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul)

Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Informasi akuntansi dapat membantu UMKM dalam pengambilan keputusan ekonomi demi tercapainya keberhasilan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa UMKM batik mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Hal tersebut terjadi karena skala usaha yang kecil, sehingga pemilik UMKM batik merasa tidak memerlukan informasi akuntansi yang sebenarnya dapat membantu pengambilan keputusan dalam usahanya. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia juga menyebabkan UMKM batik tidak menggunakan informasi akuntansi.

(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF ACCOUNTING INFORMATION USAGE IN MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES (MSME)

(Case Study At MSMEs Batik Industries Pandak District, Bantul)

Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Accounting information can help MSMEs to make economical decisions in order to achieve a successfull business. This study aims to determine the application level of operational information, management accounting information, and financial accounting information at MSMEs batik industry in Pandak District, Bantul.

The type of this research is a case study. Data were obtained by questionnaire technique and interview. Data analysis technique used was descriptive analysis method with quantitative approach.

The results showed that the MSMEs batik industry have known about accounting information in general, but they didn’t apply it in business activities. This due to the small scale of business, so that the owners was felt they didn’t need accounting information that actually can improve their decision making in the business. In addition, the limitation of human resources also causes MSMEs batik didn’t use accounting information.

(3)

ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Damaris Indah Nugraheni

NIM : 132114184

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Damaris Indah Nugraheni

NIM : 132114184

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu

rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”

(Yeremia 29:11)

“With great power, comes great responsibility” (Spiderman)

Ku persembahkan skripsi ini untuk: Sahabat sejatiku: Tuhan Yesus Kristus Ayah dan Bunda tercinta Adikku Fiska dan David yang kusayangi Teman-teman yang kukasihi

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan

arahan dari berbagai berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan

mengembangkan diri penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan yang

sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang selalu membimbing dan memberikan

(11)

viii

6. Ayah dan bundaku: Ayah Leksono Wibowo dan Bunda Trimisayom,

kedua adikku Fiska: Paseksi Paskah dan David Adi Pracoyo yang

menjadi motivasi terbesarku untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga keduaku Om Sugeng Prasetya, Tante Sundari, Renata Ajeng

Prasetya, Renada Anjas Prasetya, Rafida Azzahra Prasetya yang selalu

memberikan semangat dan setia mendengarkan keluh kesahku selama

ini.

8. Maria Rosa Ayu Diarista dan Theodosia Dhinar Krisma Alfidiya yang

menjadi teman untuk belajar mandiri di kota perantauan Yogyakarta.

9. Teman-teman wanita kuat, Tata, Putri, Mami, dan Wulan yang menjadi

penghiburku dikala sedih dan pemberi semangat dikala lesu.

10. Teman-teman alumni BEM FE 2015/2016, teman-teman kelas D dan

teman-teman Skripsi Defence 2017 bimbingan Ibu Ninik yang telah

memberikanku dukungan doa dan semangat selama menjalani kuliah ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Walaupun skripsi ini jauh dari sempurna dan terdapat kekurangan karena

keterbatasan penulis, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat pagi

UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, pemerintah, dan pihak lainnya.

Semoga Tuhan Yesus senantiasa melimpahkan berkat, anugerah, dan cinta kasih

karunia kepada semua pihak yang telah mengambil bagian dan membantu penulis,

Amin.

Yogyakarta,

(12)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Sitematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI . ... 7

A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ... 7

1. Definisi UMKM ... 7

2. Kriteria UMKM ... 8

B. Informasi Akuntansi ... 9

(13)

x

2. Tujuan Informasi Akuntansi ... 10

3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ... 10

4 Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM ... 13

C. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Jenis Penelitian ... 17

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 18

D. Populasi Sasaran ... 18

E. Variabel Penelitian ... 20

F. Jenis dan Sumber Data ... 21

G. Instrumen Pengumpulan Data ... 22

H. Pengujian Instrumen ... 22

F. Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV GAMBARAN UMUM ... ... 26

A. Kondisi Geografis ... .... 26

B. Pemerintahan Kecamatan Pandak... .. 28

1. Visi dan Misi Kecamatan Pandak ... 28

2. Struktur Organisasi Kecamatan Pandak ... 29

C. Kependudukan ... ... 31

1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

2. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Umur ... 32

3. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 33

4. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 34

D. UMKM Batik di Kecamatan Pandak ... .... 35

(14)

xi

2. Ciri Khas Batik ... 36

3. Teknik Pembuatan Batik ... 39

4. Pemasaran Batik ... 45

5. Kelemahan dan Kelebihan UMKM Batik ... 46

6. Tantangan UMKM Batik ... 48

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... ... 49

A. Analisis Data ... ... 49

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

2. Karakteristik Responden ... 51

3. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi ... 55

B. Pembahasan ... 74

1. Penggunaan Informasi Akuntansi Operasi ... 74

2. Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen ... 81

3. Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan ... 89

4. Penggunaan Informasi Akuntansi Per Ukuran Usaha ... 95

4. Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan .. 101

BAB VI PENUTUP ... ... 106

A. Kesimpulan ... ... 106

B. Keterbatasan Penelitian ... ... 106

C. Saran ... ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... ... 108

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Luas Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015 ... ... 27

Tabel 4.2 Banyak Padukuhan dan RT di Kecamatan Pandak Tahun 2015.... 31

Tabel 4.3 Banyak Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015... 32

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2015 ... 33

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2015 34 Tabel 4.6 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015 ... 35

Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas ... ... 49

Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas ... ... 50

Tabel 5.3 Populasi Sasaran Penelitian ... ... 51

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Penelitian ... ... 52

Tabel 5.5 Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Operasi... ... 56

Tabel 5.6 Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen ... ... 59

Tabel 5.7 Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan... ... 62

Tabel 5.8 Hasil Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan ... 65

Tabel 5.9 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden.... 67

Tabel 5.10 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Mikro... 70

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jenis Informasi yang Harus Disediakan Suatu Usaha... 14

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian... ... 16

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Pandak ... ... 26

Gambar 4.2 Contoh Batik Kelurahan Wijirejo... ... 36

Gambar 4.3 Contoh Batik Kelurahan Triharjo... ... 37

Gambar 4.4 Contoh Batik Kelurahan Gilangharjo... ... 37

Gambar 5.1 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi . Operasi... ... 56

Gambar 5.1 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi . Akuntansi Manajemen ... ... 60

Gambar 5.3 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi . Akuntansi Keuangan ... ... 63

Gambar 5.4 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan... ... 65

Gambar 5.5 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden... 68

Gambar 5.6 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden ... yang Tergolong dalam Usaha Mikro... 71

(17)

xiv ABSTRAK

ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

(Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul)

Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Informasi akuntansi dapat membantu UMKM dalam pengambilan keputusan ekonomi demi tercapainya keberhasilan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa UMKM batik mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Hal tersebut terjadi karena skala usaha yang kecil, sehingga pemilik UMKM batik merasa tidak memerlukan informasi akuntansi yang sebenarnya dapat membantu pengambilan keputusan dalam usahanya. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia juga menyebabkan UMKM batik tidak menggunakan informasi akuntansi.

(18)

xv ABSTRACT

ANALYSIS OF ACCOUNTING INFORMATION USAGE IN MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES (MSME)

(Case Study At MSMEs Batik Industries Pandak District, Bantul)

Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Accounting information can help MSMEs to make economical decisions in order to achieve a successfull business. This study aims to determine the application level of operational information, management accounting information, and financial accounting information at MSMEs batik industry in Pandak District, Bantul.

The type of this research is a case study. Data were obtained by questionnaire technique and interview. Data analysis technique used was descriptive analysis method with quantitative approach.

The results showed that the MSMEs batik industry have known about accounting information in general, but they didn’t apply it in business activities. This due to the small scale of business, so that the owners was felt they didn’t need accounting information that actually can improve their decision making in the business. In addition, the limitation of human resources also causes MSMEs batik didn’t use accounting information.

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha saat ini menghasilkan berbagai jenis bentuk

usaha, salah satunya yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam

pertumbuhan ekonomi Indonesia, UMKM mengambil peranan penting,

khususnya untuk menyumbangkan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) yang

cukup tinggi.

Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, kontribusi

UMKM terhadap PDB menurut harga konstan pada tahun 2013 mencapai

57,56 persen dibandingkan dengan kontribusi PDB dari Usaha Besar. Namun,

fakta lain disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UMKM dalam Renstra

Kementerian Koperasi dan UMKM RI (2015-2019) bahwa kinerja UMKM

secara umum cukup bervariasi dari tahun ke tahun. Kontribusi PDB UMKM

mengalami tren penurunan dari 58,6 persen pada tahun 2008 menjadi 57,5

persen pada tahun 2012. Kondisi tersebut diakibatkan tingkat pertumbuhan

output UMKM yang cenderung berfluktuasi.

UMKM dituntut untuk terus melakukan perubahan atau inovasi dan

melakukan manajemen dengan baik pada usahanya, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan persaingan. Hal ini perlu menjadi perhatian karena sebagian

UMKM berangkat dari industri rumahan atau keluarga. Mengingat peran

UMKM yang begitu besar dalam perekonomian nasional, maka upaya

(20)

perekonomian nasional, salah satunya melalui penerapan dan penggunaan

informasi akuntansi (Endiana dan Sudiartana, 2016).

Menurut Pinasti (2007), informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang

andal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil,

antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain.

Pengambilan keputusan yang tepat dapat menentukan keberhasilan dari sebuah

usaha. Oleh karena itu, informasi akuntansi memiliki peran yang penting bagi

pelaku bisnis dalam mencapai keberhasilan usahanya, termasuk bagi Usaha

Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM). Informasi akuntansi dapat menjadi

pedoman dalam pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan usaha, antara

lain untuk keputusan penetapan harga, pengembangan pasar, termasuk untuk

keputusan investasi (Suhairi dkk, 2004).

Kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak

menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan

usahanya. Idrus (2000) menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki

pengetahuan akuntansi, dan banyak di antara mereka yang belum memahami

pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha

kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk

diterapkan. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat penggunaan informasi

akuntansi dalam menjalankan usaha.

Sudah semestinya UMKM memanfaatkan informasi akuntansi dalam

menjalankan usahanya termasuk UMKM pengrajin batik di Kecamatan

(21)

UNESCO dan dimasukan dalam daftar 76 Budaya Tak-Benda Warisan

Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).

Oleh karena itu, batik sebagai salah satu aset budaya Indonesia perlu

dilestarikan. Pengrajin batik tentu mengambil peranan penting dalam

kelestarian batik. Wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul merupakan

salah satu sentra industri kerajinan batik di DIY. Sudah semestinya para

pengrajin batik lebih memperhatikan keberlangsungan usahanya agar produksi

dan pemasaran batik tidak mati, melainkan meluas hingga ke mancanegara.

Penggunaan informasi akuntansi pada UMKM batik di wilayah ini diharapkan

dapat membantu pengelolanya untuk menilai kinerja usahanya pada setiap

periode, sehingga ketika terjadi krisis mereka dapat segera mencari solusi yang

tepat untuk menanggulanginya. Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang

dilakukan dapat diketahui bahwa masih banyak UMKM pengrajin batik di

Kecamatan Pandak yang masih kesulitan untuk menerapkan akuntansi dalam

bisnisnya sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dijadikan

pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha mereka.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Penelitian ini

pun penting dilakukan untuk melihat tingkat penggunaan informasi akuntansi

pada UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Oleh

karena itu, judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah “ANALISIS

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM” dengan studi

(22)

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pengelompokan informasi

akuntansi berdasarkan fungsi pengawasan operasional, pengawasan

manajemen, dan pengawasan strategik menurut Anthony dan Reece (1995)

dalam Wibowo dan Kurniawati (2015), yakni berupa informasi operasi,

informasi akuntansi manajemen dan informasi akuntansi keuangan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan informasi operasi pada UMKM Pengrajin Batik

di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul?

2. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi manajemen pada UMKM

Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul?

3. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi keuangan pada UMKM

Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi operasi

(23)

2. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi akuntansi

manajemen pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul.

3. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi akuntansi

keuangan pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam kajian

akuntansi mengenai penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.

2. Bagi UMKM

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan masukan untuk lebih mengetahui besarnya manfaat informasi

akuntansi bagi UMKM.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sarana pembelajaran bagi

penulis untuk meningkatkan kemampuan di bidang penelitian ilmiah

dalam mengungkap permasalahan tertentu secara sistematis serta

berusaha memecahkan permasalahan yang ada sehingga dapat

(24)

E. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang landasan teori, penelitian terdahulu,

dan kerangka pemikiran penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi sasaran, variabel

penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data,

pengujian instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul

Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian meliputi keadaan

geografis, struktur organisasi pemerintahan, dan keadaan

(25)

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang deskripsi responden, deskripsi

variabel, pengujian instrumen penelitian, analisis data, dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB VI Penutup

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian,

(26)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 1. Definisi

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) pada bab I pasal 1, definisi UMKM adalah sebagai

berikut:

a. Usaha Mikro

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi

kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

(27)

langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan

bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

2. Kriteria

UMKM memiliki beberapa kriteria untuk masing-masing usaha yang

diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada bab IV pasal 6, yaitu:

a. Kriteria Usaha Mikro

1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

b. Kriteria Usaha Kecil

1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. Kriteria Usaha Menengah

1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

(28)

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

B. Informasi Akuntansi

1. Definisi Informasi Akuntansi

Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai

informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bersifat untuk

pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan

diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi digunakan

untuk pengawasan strategik, pengawasan manajemen, dan pengawasan

operasional. Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan

terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan,

dan implementasi keputusan-keputusan perusahaan. Agar data keuangan

dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal

perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk-bentuk yang

sesuai.

2. Tujuan Informasi Akuntansi

Ikhsan dan Ishak (2008: 3) menyatakan bahwa sistem informasi

(29)

pengkoordinasian, dan pengendalian yang kompleks. Selanjutnya Ikhsan

dan Ishak (2008: 6) menyatakan bahwa informasi akuntansi melalui

pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan

memiliki tujuan yaitu:

a. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan

bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan

keputusan dan pemberian kredit.

b. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan

dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi (kekayaan)

perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut.

c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja

perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya.

e. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan

sumber-sumber pendanaan perusahaan.

f. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam

memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.

3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Mc Leod dan George (2007: 86) dalam Syaifullah (2010)

menyatakan bahwa:

(30)

obtain information that describes what is happening now, in addition to what happened in the past. Information that arrives after the decision is made has no value.”

Informasi harus tersedia untuk menyelesaikan masalah sebelum situasi

krisis berkembang atau peluang hilang. Pengguna informasi harus

mampu memperoleh informasi yang menggambarkan situasi yang terjadi

saat ini, selain apa yang terjadi di masa lalu. Informasi yang tersedia

setelah keputusan dibuat, tidak memiliki nilai.

Agar bermanfaat, informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak

manajemen perusahaan harus memenuhi karakteristik kualitatif informasi

akuntansi. Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No.2

yang diterjemahkan oleh Soemarso (2004), karakteristik kualitatif dari

informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

a. Relevan, maksudnya adalah kapabilitas informasi yang dapat

mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai

untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang

berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Pada aspek ini,

terdapat tiga karakteristik utama, yaitu:

1) Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap

digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas

dalam pengambilan keputusan;

2) Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu

pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari

(31)

3) Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang

memungkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya

yang telah terjadi di masa lalu.

b. Reliabel, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas

dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta dinilai dan

disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. reliabel mempunyai

tiga karakteristik utama, yaitu:

1) Dapat diperiksa (verifiability), yaitu konsensus dalam pilihan

pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya

untuk meyakinkan apakah informasi yang disajikan berdasarkan

merode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverifikasi

dengan metode yang sama dengan pihak independen.

2) Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya

kecocokan antara angka dan diskripsi akuntansi serta

sumber-sumbernya.

3) Netralitas (neutrality), informasi akuntansi yang netral

diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas

dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan

tertentu para pemakai khusus informasi.

c. Daya Banding (comparability) informasi akuntansi yang dapat

dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari

(32)

transaksinya serta tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan

akuntansinya.

d. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan

kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode

ke periode.

4. Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM

Penggunaan informasi akuntansi pada UMKM membawa pengaruh

positif terhadap keberhasilan UMKM. Hal tersebut diungkapkan oleh

Arlianto (2014), penelitiannya pada UMKM Konveksi di Desa

Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus membuktikan bahwa

semakin tinggi tingkat penggunaan informasi akuntansi pada suatu usaha,

maka tingkat keberhasilan UMKM juga akan semakin meningkat.

Penggunaan informasi akuntansi yang berupa informasi operasi,

informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan dapat

digunakan oleh pelaku UMKM untuk perencanaan usaha, mengontrol

kegiatan usaha, mengambil keputusan dalam pengelolaan usaha, serta

untuk melakukan evaluasi, sehingga hal tersebut nantinya dapat

menunjang keberhasilan usaha.

Haswell dan Holmes (1989) dalam Solovida (2003) menjelaskan

bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan

dapat membahayakan perusahaan kecil. Kondisi keuangan yang

(33)

untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga berpotensi

menyebabkan sulit berkembangnya perusahaan bahkan hingga terjadi

kegagalan perusahaan.

Jenis informasi yang diperlukan dan harus disediakan oleh sebuah

suatu usaha diringkas oleh Anthony dan Reece (1989) dalam Suwardjono

[image:33.595.85.515.228.654.2]

(2013: 14) sebagai berikut:

Gambar 2.1 Jenis Informasi yang Harus Disediakan Suatu Usaha

Akuntansi tidak menghasilkan laporan tentang jumlah pegawai,

adanya pemogokan, keadaan kesehatan direktur atau pemilik dan

informasi lain yang bersifat kualitatif. Walaupun demikian, laporan

keuangan kuantitatif memberi petunjuk tentang hal-hal yang bersifat

kualitatif.

Informasi akuntansi berguna bagi perusahaan-perusahaan yang

beroperasi di lingkungan yang dinamis dan kompetitif karena informasi

akuntansi membantu para manajer dalam mengintegrasikan inisiatif

operasional dalam perencanaan strategi jangka panjang (Ismail and King, Informasi

Informasi Kualitatif Informasi Kuantitatif

Informasi Akuntansi Informasi Non

Akuntansi

(34)

2005). Agar data keuangan dapat dimanfaatkan oleh pihak internal dan

eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dengan baik.

Anthony dan Reece (1995) dalam Wibowo dan Kurniawati (2015)

menggolongkan informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga, yaitu:

a. Informasi Operasi

Informasi ini menyediakan data mentah bagi informasi

akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi

ini dapat berfungsi sebagai alat pengawasan operasional perusahaan.

Informasi operasi pada perusahaan manufaktur adalah informasi

pembelian dan pemakaian bahan baku, informasi produksi, informasi

penjualan, dan lain-lain.

b. Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi akuntansi manajemen ditujukan kepada pihak internal

perusahaan, dan merupakan informasi saat ini dan masa yang akan

datang yang tidak memiliki sifat historikal. Informasi ini digunakan

untuk tiga fungsi manajemen, yaitu perencanaan, implementasi dan

pengendalian. Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada

manajemen perusahaan dalam bentuk laporan, seperti anggaran,

laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut

pusat pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan

(35)

c. Informasi Akuntansi Keuangan

Informasi akuntansi keuangan digunakan oleh manajer maupun

pihak eksternal perusahaan, bertujuan untuk menyediakan informasi

tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam hal pengambilan

keputusan ekonomi. Wujud nyata dari informasi akuntansi adalah

laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan

keuangan. Informasi ini bersifat historikal dan harus disusun

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

C. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini berusaha menjelaskan penggunaan informasi akuntansi

pada suatu UMKM yang terdiri dari informasi operasi, informasi akuntansi

manajemen dan informasi akuntansi keuangan. Berdasarkan pemaparan

diatas, gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai

[image:35.595.85.516.231.724.2]

berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian Penggunaan Informasi

Akuntansi UMKM

Informasi Operasi Informasi Akuntansi Manajemen

(36)

18 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Studi kasus dilakukan

untuk meneliti suatu objek tertentu. Data yang diperoleh kemudian diolah dan

dianalisis, serta kesimpulan hanya berlaku pada objek yang diteliti saja.

Penelitian ini hanya terfokus pada UMKM batik di Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2004) metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam bentuk angka-angka yang

bermakna.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul,

Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(37)

C.Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah orang yang akan menjadi responden

penelitian dan diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner guna

memberikan data-data kepada peneliti yang dapat digunakan untuk

penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM pengrajin

batik di Kecamatan Pandak, Bantul, DIY. UMKM pengrajin batik yang

dimaksud dalam hal ini adalah UMKM yang melakukan proses produksi

baik batik cap, tulis, maupun kombinasi.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah informasi yang dibutuhkan untuk menjawab

masalah penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat penggunaan

informasi akuntansi pada UMKM.

D.Populasi Sasaran

Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yaitu UMKM pengrajin

batik yang berada di wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Penulis

menetapkan kriteria untuk pengambilan sampel, yaitu UMKM melakukan

proses produksi batik kain, baik teknik cap, tulis, maupun kombinasi.

Penetapan kriteria tersebut dilakukan dengan alasan bahwa UMKM yang

melakukan proses produksi diharapkan menggunakan informasi akuntansi

dengan intensitas tinggi karena pemilik tentu membutuhkan informasi

(38)

E.Variabel Penelitian

Definisi operasional, pengukuran, dan klasifikasi variabel penelitian

dipaparkan sebagai berikut:

1. Penggunaan Informasi Akuntansi

Penggunaan informasi akuntansi adalah penggunaan informasi

kuantitatif tentang entitas ekonomi untuk pengambilan keputusan ekonomi

dalam menentukan pilihan-pilihan dan alternatif-alternatif tindakan.yang

dimaksudkan untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan

pengawasan operasional

Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga, yaitu Anthony dan

Reece (1995) dalam Wibowo dan Kurniawati (2015):

a. Informasi Operasi

Informasi operasi pada perusahaan manufaktur adalah informasi

pembelian dan pemakaian bahan baku, informasi produksi,

informasi penjualan, dan lain-lain.

b. Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen

perusahaan dalam bentuk laporan, seperti anggaran, laporan

penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat

pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.

(39)

c. Informasi Akuntansi Keuangan

Wujud nyata dari informasi akuntansi adalah laporan keuangan

yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Kemudian dari ketiga indikator di atas dibuat beberapa pertanyaan

yang terdiri atas 17 item menurut Aufar (2014) yaitu 8 item untuk kategori

informasi operasi, 4 item untuk kategori informasi akuntansi manajemen,

dan 5 item untuk kategori informasi akuntansi keuangan. Pengukuran

setiap dimensi variabel informasi akuntansi dalam penelitian ini

menggunakan skala likert lima poin menurut Nurmala (2014) sebagai

berikut:

Skor 5 = Sangat Tinggi (secara teratur menggunakan informasi

akuntansi)

Skor 4 = Tinggi (sering menggunakan informasi akuntansi)

Skor 3 = Sedang (kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi)

Skor 2 = Rendah (tahu, tetapi tidak pernah menggunakan informasi

akuntansi)

Skor 1 = Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi

akuntansi karena sama sekali tidak tahu)

F. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer yang dimaksud adalah data tentang penggunaan informasi akuntansi

(40)

G. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan

survei lapangan dengan melakukan teknik kuesioner. Jenis kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner dibentuk

sedemikian rupa, sehingga responden hanya diminta untuk memilih salah satu

jawaban yang mencerminkan karakteristik dirinya sendiri dengan

memberikan tanda checklist (√). Kuesioner dalam penelitian ini merupakan

instrumen penelitian utama dan didistribusikan langsung kepada responden

yakni pemilik UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten

Bantul.

H.Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner (Ghozali, 2013). Sunyoto (2010: 89) menyatakan bahwa

pengujian validitas bisa dilakukan dengan mengorelasi skor butir

pertanyaan dengan total skor konstruknya. Pengujian bisa dilakukan secara

statistik, baik secara manual maupun bantuan komputer.

Perhitungan validitas instrumen didasarkan pada perbandingan

antara r hitung dan r tabel. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel pada

signifikan 5% maka data bisa dikatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung

lebih kecil dari r tabel maka data tidak valid. Pengujian validitas dalam

(41)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur,

apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang

(Priyatno, 2012). Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah

dengan metode Cronbach’s Alpha. Instrumen penelitian dikatakan reliabel

jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Dalam penelitian ini, pengujian

instrumen akan dihitung menggunakan alat bantu SPSS.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai untuk menjawab setiap rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif.

Adapun tahapan dalam menarik kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan Karakteristik Responden

Analisis deskripsi responden digunakan untuk memisahkan atau

mengelompokkan responden agar diperoleh gambaran mengenai jenis

kelamin, usia, jenjang pendidikan, latar belakang pendidikan pemilik

UMKM, lama usaha, kepemilikan izin, jenis usaha, omzet usaha, jumlah

karyawan, dan wilayah pemasaran dalam frekuensi (%).

2. Melakukan Pengukuran Data Variabel

Pada tahap ini, data berupa jawaban responden tentang penggunaan

informasi akuntansi yang sudah terkumpul dari kuesioner kemudian diukur

atau diberi skor sesuai dengan skala pengukuran yakni menggunakan skala

(42)

Pengukuran variabel ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui total

skor dan nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing responden.

3. Melakukan Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi

Setelah mengetahui nilai skor rata-rata masing-masing responden,

selanjutnya menyusun tabel analisis data yang dibagi menjadi 5 sub bab,

yaitu analisis penggunaan informasi operasi, penggunaan informasi

akuntansi manajemen, penggunaan informasi akuntansi keuangan,

penggunaan informasi akuntansi secara menyeluruh, dan penggunaan

informasi akuntansi per responden. Tabel tersebut berisikan data frekuensi

penggunaan informasi akuntansi pada masing-masing skala, total skor, dan

nilai skor rata-rata.

4. Melakukan Klasifikasi Tingkat Penggunaan Informasi Akuntansi

Pada tahapan ini, penulis akan membagi masing-masing data variabel ke dalam kategori yang telah ditetapkan. Pengklasifikasian

variabel ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penggunaan informasi

akuntansi pada suatu UMKM. Klasifikasi didasarkan pada nilai skor

rata-rata yang diperoleh masing-masing kategori. Klasifikasi tersebut dibagi

menjadi 5 kategori sesuai dengan kuisioner yang telah disebarkan, yaitu:

Skor 5 = Sangat Tinggi (secara teratur menggunakan informasi

akuntansi)

Skor 4 = Tinggi (sering menggunakan informasi akuntansi)

(43)

Skor 2 = Rendah (tahu, tetapi tidak pernah menggunakan informasi

akuntansi)

Skor 1 = Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi

akuntansi karena sama sekali tidak tahu)

(Nurmala, 2014)

5. Melakukan Pembahasan atas Hasil Klasifikasi Tingkat Penggunaan

Informasi Akuntansi

Setelah penulis mengklasifikasikan tingkat penggunaan informasi

akuntansi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak, selanjutnya penulis

melakukan pembahasan atas hasil klasifikasi tersebut sesuai dengan sub

bab yang telah ditentukan pada tahap ketiga.

6. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan diambil dari tabel analisis data, hasil klasifikasi tingkat

penggunaan informasi akuntansi UMKM pengrajin batik di Kecamatan

Pandak, Kabupaten Bantul, dan pembahasannya.

(44)

BAB IV

GAMBARAN UMUM UMKM PENGRAJIN BATIK KECAMATAN PANDAK

A. Kondisi Geografis Kecamatan Pandak

Kecamatan Pandak merupakan kecamatan yang terletak di sebelah barat

daya Kabupaten Bantul dengan jarak 5 km dari ibukota Kabupaten Bantul.

Peta wilayah Kecamatan Pandak dapat terlihat pada gambar 4.1.

(45)

Kecamatan Pandak mempunyai luas wilayah 2.430 Ha atau sebesar 4,79

persen dari total luas Kabupaten Bantul. Luas wilayah tersebut dibagi ke dalam

4 desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Pandak yakni Desa Caturharjo,

Desa Triharjo, Desa Gilangharjo, dan Desa Wijirejo. Tabel 4.1 menerangkan

[image:45.595.85.508.215.621.2]

tentang luas desa di Kecamatan Pandak.

Tabel 4.1 Luas Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015 No Desa Luas (km2) Persentase terhadap Luas

Kecamatan Pandak 1. Caturharjo 593 24,40

2. Triharjo 643 26,46

3. Gilangharjo 726 29,88

4. Wijirejo 468 19,26

Kecamatan 2.430 100

Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016

Wilayah Kecamatan Pandak berbatasan dengan 5 kecamatan yaitu:

1. Batas Utara : Kecamatan Pajangan dan Kecamatan Bantul

2. Batas Timur : Kecamatan Bambanglipuro dan Bantul

3. Batas Selatan : Kecamatan Sanden

4. Batas Barat : Kecamatan Srandakan

Kecamatan Pandak berada di dataran rendah. Ibukota kecamatannya

berada pada ketinggian 27 meter di atas permukaan laut. Jarak ibukota

kecamatan ke pusat pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 5 Km.

Kecamatan Pandak beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah

tropis dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di

(46)

wilayah di Kecamatan Pandak cukup bervariasi, 90 % wilayahnya berupa

daerah yang datar sampai berombak dan 10 % lainnya adalah daerah yang

berombak sampai berbukit.

B. Pemerintahan Kecamatan Pandak 1. Visi dan Misi Kecamatan Pandak

Dalam rangka mewujudkan kegiatan pembangunan untuk mendukung

Visi Kabupaten Bantul Projo Taman Sari sejahtera, demokrasi, dan agamis,

maka Kecamatan Pandak telah merumuskan visi pembangunan yaitu :

Pandak Berwira Intan, Berbudaya dan Agamis

Visi tersebut mengandung pengertian :

a. Berwira Intan

Mengandung makna pada upaya peningkatan kesejahteraan lewat

usaha meningkatkan bidang pariwisata, kerajinan, industri, rumah tangga

dan pertanian.

b. Berbudaya dan Agamis

Dimaksudkan agar upaya peningkatan kesejahteraan selaras

dengan pengembangan budaya dan dalam lingkungan kehidupan yang

(47)

Misi merupakan perwujudan tujuan operasi organisasi pemerintahan

dalam melayani masyarakat, sehingga setiap saat perlu dilakukan perubahan

sesuai dengan perubahan jaman. Sebagai penjabaran dari visi yang telah

ditetapkan di atas, misi merupakan uraian kegiatan yang akan dilaksanakan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pencanangan visi tersebut.

Adapun misi Kecamatan Pandak adalah sebagai berikut :

1. Tercapainya peningkatan kehidupan beragama masyarakat

2. Tercapainya peningkatan mutu pendidikan masyarakat

3. Tercapainya pembangunan serta pemberdayaan masyarakat

4. Terlaksananya tata kelola pemerintahan yang baik

5. Tercapainya pelayanan prima

6. Terfasilitasinya usaha pengembangan wisata

7. Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan

8. Tercapainya ketersediaan pangan masyarakat dan kelestarian lingkungan

9. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha

10. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah

2. Struktur Organisasi Kecamatan Pandak

Berdasarkan PERDA No. 18 Tahun 2007 struktur organisasi Kecamatan

(48)

Struktur Organisasi Kecamatan Pandak

Camat : Drs. Agus Sulistiyana, MM Sekretaris Camat : Sujarwo, SE

Ka. Sub. Bag. Umum : Purwanti, S.Ip Fitri Mulyani, S.Ip Murtijo

Ka. Sub. Program. Keuangan : Surani, BA Bardiman Nur Hayati Jabatan fungsional : Hari Jumarwati Ks. T. Pemerintahan : Sarwanto, S.Ip, MM

Jumanta Suharsyati. P Kasiran Fauzi Afnan

Ks. Ketentraman. Ketertiban : Sarwadi Junianto, SH Muhidin

Sumaryono Ks. Pelayanan : Subaryata, SH

Sukesi Heruwanti Ks. Ek. Bang dan L. H : Sri Sudewi, S.T, M. Ph

Sudarmo

K. Kemasyarakatan : Subiyanto, S. Ip, M.Ap Bonirah, S. Ip

Kardi

Kecamatan Pandak terdiri 49 pedukuhan dan 292 Rukun Tetangga (RT)

yang tersebar di empat desa. Sebaran pedukuhan dan RT antar desa satu

dengan yang lainnya tidak sama. Desa Gilangharjo yang merupakan desa

terluas mempunyai jumlah pedukuhan dan jumlah RT yang paling banyak

yakni sebanyak 15 pedukuhan dan 91 RT. Pada tabel 4.2 dijelaskan

banyaknya pedukuhan dan Rukun Tetangga (RT) per desa di Kecamatan

(49)
[image:49.595.85.513.155.619.2]

Tabel 4.2 Banyaknya Pedukuhan dan Rukun Tetangga (RT) Per Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015

Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016

C. Kependudukan Kecamatan Pandak

Dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah, data mengenai

kependudukan sangat diperlukan. Semakin lengkap dan semakin akurat data

kependudukan, maka rencana pembangunan wilayah akan semakin terbantu.

Adapun data mengenai keadaan penduduk yang tersedia di Kecamatan Pandak

meliputi struktur penduduk dilihat dari jenis kelamin, usia, mata pencaharian,

dan pendidikan.

1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan estimasi data hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul, pada tahun 2015 jumlah

penduduk Kecamatan Pandak adalah 48.950 jiwa yang terdiri dari 24.384

laki-laki dan 24.566 perempuan. Sex ratio Kecamatan Pandak adalah 99,26

persen yang berarti perbandingan penduduk laki-laki terhadap perempuan

relatif sama. Tabel 4.3 menjelaskan tentang banyaknya penduduk menurut

jenis kelamin dan sex ratio per desa di Kecamatan Pandak.

No Desa Jumlah

Pedukuhan Rukun Tetangga 1. Caturharjo 14 77

2. Triharjo 10 63 3. Gilangharjo 15 91 4. Wijirejo 10 61

(50)
[image:50.595.84.514.153.611.2]

Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015

No Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio

1. Caturharjo 5.401 5.526 97.74 2. Triharjo 6.175 6.113 101,01 3. Gilangharjo 7.541 7.505 100,48 4. Wijirejo 5.267 5.422 97,14

Kecamatan 24.384 24.566 99,26

Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016

Dengan luas wilayah 2.430 Ha maka kepadatan penduduk di

Kecamatan Pandak adalah 2.014 jiwa per kilometer persegi. Dari empat

desa yang ada, kepadatan tertinggi ada di Desa Wijirejo dengan 2.284 jiwa

per kilometer persegi, sementara desa yang paling sedikit kepadatannya

adalah Desa Caturharjo dengan jumlah penduduk 1.843 jiwa per kilometer

persegi.

2. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Umur

Penggolongan penduduk berdasarkan umur bertujuan untuk

mengetahui jumlah penduduk yang belum produktif, penduduk produktif,

dan penduduk yang sudah tidak produktif. Golongan penduduk yang belum

produktif yaitu penduduk berumur kurang dari 15 tahun. Golongan

penduduk yang produktif yaitu penduduk berumur antara 15 tahun sampai

dengan 65 tahun. Golongan penduduk yang sudah tidak produktif yaitu

penduduk berumur lebih dari 65 tahun. Komposisi penduduk berdasarkan

(51)
[image:51.595.85.516.117.617.2]

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia di Kecamatan Pandak Tahun 2015

No Umur (Th) Jumlah Persentase (%) 1. <15 10.599 21,65 2. 15-65 32.938 67,29 3. >65 5.413 11,06

Jumlah 48.950 100

Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016

Dari tabel tersebut terlihat bahwa penduduk wilayah Kecamatan

Pandak didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu sebesar 32.938 jiwa

atau 67,29%. Hal ini menunjukan bahwa secara usia, sebagian besar

masyarakat yang berada di Kecamatan Pandak sudah mampu untuk

melakukan pekerjaan.

3. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian menjadi sumber pendapatan yang digunakan untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari anggota keluarga. Penduduk dapat

dikatakan sejahtera, apabila segala kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi

baik material maupun spiritual. Struktur penduduk berdasarkan mata

pencaharian berguna untuk menggambarkan peluang mengenai jenis

lapangan pekerjaan yang tersedia di wilayah tersebut. Dalam tabel 4.5

dijelaskan mengenai komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di

(52)
[image:52.595.83.514.144.614.2]

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecamatan Pandak Tahun 2015

No Mata Pencaharian Jumlah

(orang)

Persentase (%)

1. Petani 16.914 61,28

2. Pengusaha Sedang/Kecil 74 0,27 3. Pengrajin/Industri Kecil 597 2,16 4. Buruh Industri 787 2,85 5. Buruh Bangunan 1.105 4,00 6. Buruh Pertambangan 930 3,37

7. Pedangang 276 1,00

8. PNS 325 1,18

9. ABRI 95 0,34

10. Pensiunan (Pegawai Negeri Sipil) 75 0,27

11. Peternak 6.424 23,27

Jumlah 27.602 100

Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016

Berdasarkan tabel tersebut, mayoritas penduduk Kecamatan Pandak bermata

pencaharian utama sebagai petani dengan persentase 61,28%, sedangkan

penduduk yang bermata pencaharian utama sebagai pengrajin atau industri

kecil sebesar 2,16%.

4. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu tolak ukur untuk

mengetahui kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi pola pikir seseorang. Gambaran tingkat pendidikan

(53)
[image:53.595.85.515.154.639.2]

Tabel 4.6 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tahun 2015

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Buta Huruf 6 0,01

2. Belum Sekolah 5.126 12,79 3. Tidak Tamat SD/Sederajat 4.223 10,54 4. Tamat SD/Sederajat 6.574 16,40 5. Tamat SMP/Sederajat 779 1,94 6. Tamat SMA/Sederajat 8.913 22,34

7. Tamat Diploma dan

Perguruan Tinggi 14.457 36,07

Jumlah 40.078 100

Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

penduduk di Kecamatan Pandak mayoritas adalah tamatan diploma dan

perguruan tinggi yakni sebesar 36,07%. Hal tersebut menunjukan bahwa

penduduk di wilayah ini memilik kesadaran akan pentingnya pendidikan.

Dengan semakin banyaknya penduduk yang berpendidikan tinggi

diharapkan mampu meningkatkan pembangunan di daerah tersebut, karena

memiliki kualitas sumber daya manusia yang memadai. Tingkat pendidikan

tersebut juga mempengaruhi sikap dan pola pikir penduduk, termasuk

inovasi dalam melakukan usaha kerajinan di wilayah tersebut.

D. UMKM Batik di Kecamatan Pandak 1. Sejarah UMKM Batik

Munculnya UMKM Batik di Kecamatan Pandak bermula dari profesi masyarakat sebagai buruh batik di Yogyakarta. Awalnya buruh

batik dari Kecamatan Pandak tidak mempunyai kemampuan yang

(54)

bekerja sering memberikan pelatihan informal terhadap para buruh batik

tersebut. Dari situlah mereka mampu membuat batik dengan berbagai

motif. Kemudian, sebagian besar buruh batik tersebut pulang ke

kampungnya untuk merintis usaha batiknya sendiri. Dengan bermodalkan

pengalaman semasa bekerja pada industri batik di Kota Yogyakarta,

ternyata batik yang mereka produksi disukai oleh pasar dan bisa

berkembang. Saat ini UMKM Batik di Kecamatan Pandak sudah

membudaya dan menjadi mata pencaharian utama sebagian

masyarakatnya. Data dari DISPERINDAGKOP Kabupaten Bantul

menyebutkan bahwa total UMKM Batik yang masih aktif di Kecamatan

Pandak ada sekitar 40 UMKM. UMKM Batik tersebut tersebar pada 3

(tiga) kelurahan yakni di Kelurahan Wijirejo, Kelurahan Triharjo, dan

Kelurahan Gilangharjo.

2. Ciri Khas Batik

Setiap kelurahan mempunyai ciri khas masing-masing, sehingga

persaingan batik di wilayah tersebut tidak terlalu ketat. Kelurahan Wijirejo

kini sudah menjadi salah satu sentra batik di Yogyakarta. Batik di

kelurahan tersebut terkenal dengan teknik cap, perwarnaan sogan (hitam,

coklat, biru, dan putih), dan motif tradisional, sedangkan Kelurahan

Gilangharjo telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai Desa

Budaya Batik karena sebagian besar pembatik disana memproduksi batik

(55)

dengan batik lukis dan tulis dengan motif tradisional, modern dan

kontemporer, serta menggunakan pewarna buatan. Pada dasarnya batik di

Kelurahan Triharjo tidak jauh berbeda dengan batik di Kelurahan

Gilangharjo, namun keunggulannya adalah mereka sudah menggunakan

perwarna alami yang memiliki warna tahan lama dan ramah lingkungan.

Berikut ini merupakan contoh gambaran ciri khas batik pada

[image:55.595.84.511.251.628.2]

masing-masing kelurahan di Kecamatan Pandak:

(56)
[image:56.595.84.509.123.675.2]

Gambar 4.3 Contoh Batik Kelurahan Triharjo Sumber: dokumentasi

(57)

Setiap wilayah mematok harga jual batik yang berbeda-beda.

UMKM Batik di Kelurahan Wijirejo mematok harga yang lebih rendah

dari wilayah lainnya yaitu berkisar antara Rp30.000,00 hingga

Rp750.000,00 per lembar, hal tersebut dikarenakan mereka menggunakan

teknik batik cap, sedangkan di Kelurahan Gilangharjo dan Triharjo,

pemilik UMKM Batik mematok harga lebih mahal karena mereka

menggunakan teknik batik tulis dengan motif tradisional. Motif tradisional

lebih mahal karena motif tersebut jarang ditemukan dan memiliki makna

atau filosofi yang mendalam. Di sisi lain, saat ini tenaga pembatik

tradisonal pun tergolong sangat minim. UMKM Batik di wilayah ini

memproduksi batik motif tradisional dengan tujuan untuk melestarikan

budaya atau “Nguri-uri Kabudayan”. Harga batik yang dijual di di

Kelurahan Gilangharjo dan Triharjo dipatok dengan harga terendah

Rp50.000,00 hingga harga tertinggi Rp2.000.000,00 per lembar.

3. Teknik Pembuatan Batik

Terdapat empat jenis batik yang diproduksi oleh UMKM Batik di

Kecamatan Pandak yaitu batik tulis, batik lukis, batik cap, dan batik

kombinasi batik tulis dan batik cap. Teknik pembuatan batik tulis dan lukis

hampir sama, yang membedakan adalah pola gambarnya. Berikut ini

adalah penjelasan mengenai alat dan bahan serta tahapan pembuatan batik

(58)

a. Batik Tulis dan Batik Lukis

1) Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah batik

tulis dan batik lukis diantaranya:

a) Canting, digunakan sebagai alat tulis lilin untuk menutupi pola

dan motif batik.

b) Pensil pola, alat ini digunakan untuk menggambar pola atau

motif dasar yang diinginkan pada kain mori.

c) Kain mori, merupakan kain utama dalam pembuatan batik. Saat

ini, kain mori dapat digantikan dengan kain katun maupun kain

sutra. Pemilihan kain disesuaikan dengan kebutuhan atau

pesanan.

d) Lilin malam, digunakan untuk menutup pola tertentu agar tidak

terkena warna dalam proses pewarnaan.

e) Soda abu, berfungsi untuk mengunci warna pada batik agar

tidak mudah luntur.

f) Wajan dan Kompor, wajan digunakan untuk menampung lilin

ketika dicairkan, sedangkan kompor berfungsi untuk

memanaskan lilin padat agar berubah menjadi lilin cair. Wajan

dan kompor yang digunakan biasanya berukuran kecil.

g) Bahan pewarna kain, seperti namanya, bahan ini digunakan

untuk mewarnai kain agar motif yang sudah dibuat dapat terlihat

(59)

h) Gawangan, merupakan tempat untuk meletakkan kain yang akan

dibatik. Alat ini terbuat dari kayu atau bambu.

2) Tahap Pembuatan

a) Menyiapkan kain mori, kemudian membuat motif diatas kain

tersebut dengan menggunakan pensil pola.

b) Melukis pola dengan lilin malam menggunakan canting, tahap

ini dilakukan untuk menutupi pola agar dalam tahap pewarnaan

bagian yang ditutupi tidak terkena pewarna. Pada tahap ini, kain

yang akan diberi lilin diletakkan di gawangan.

c) Menyelupkan kain yang telah diberi lilin ke dalam pewarna.

d) Mengeringkan kain yang telah diberi pewarna dengan cara

menjemurnya di bawah sinar matahari.

e) Merendam kain yang telah dijemur guna menghilangkan lilin

malam yang melekat pada kain dengan air panas Setelah lilin

malam hilang, kain dijemur kembali.

f) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan

kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin

(menggunakan canting) untuk menahan warna pertama. Proses

membuka dan menutup lilin ini dapat dilakukan berulang kali

sesuai jumlah warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.

g) Mengerik lilin dengan pisau, kemudian merebus kain yang telah

berubah warna atau biasa dikenal dengan istilah “Pelorodan”.

(60)

umumnya air yang digunakan untuk merebus kain yang terakhir

kali, diberi soda abu guna mengunci warna yang menempel pada

kain, sehingga motif batik tidak mudah luntur.

h) Mencuci kain batik dan mengeringkannya dengan cara

menjemur di bawah sinar matahari.

b. Batik Cap

1) Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah batik

cap diantaranya:

a) Meja, terbuat dari kayu yang berfungsi untuk melakukan

pengecapan batik.

b) Kasur (bantalan), terbuat dari kapas yang dibungkus dengan

kain, berfungsi sebagai lapisan bantalan kain mori yang akan

dicap.

c) Taplak, terbuat dari kain katun yang berfungsi sebagai lapisan

bantalan.

d) Wajan dan Kompor, wajan digunakan untuk menampung lilin

ketika dicairkan, sedangkan kompor berfungsi untuk

memanaskan lilin padat agar berubah menjadi lilin cair. Wajan

dan kompor yang digunakan biasanya berukuran kecil.

e) Alat cap, alat ini digunakan untuk memberikan motif batik pada

kain. Motif batik sudah tertera permanen pada alat cap, sehingga

(61)

f) Kain mori, merupakan kain utama dalam pembuatan batik. Saat

ini, kain mori dapat digantikan dengan kain katun maupun kain

sutra. Pemilihan kain disesuaikan dengan kebutuhan atau

pesanan.

g) Lilin malam, digunakan untuk menutup pola tertentu agar tidak

terkena warna dalam proses pewarnaan.

h) Soda abu, berfungsi untuk mengunci warna pada batik agar

tidak mudah luntur.

i) Kain kecil, kain ini dimasukkan ke dalam wajan yang berfungsi

untuk menyaring cairan lilin malam agar tidak ada kotoran dari

lilin tersebut yang melekat pada cetakan batik cap.

2) Tahap Pembuatan

a) Meletakkan kain katun di atas meja yang telah dilapisi bantalan.

b) Mencelupkan alat cap ke dalam cairan lilin secara merata.

c) Menempelkan cap pada kain dengan cara ditekan, tahapan ini

dilakukan berulang-ulang hingga kain dipenuhi dengan motif

pada alat cap.

d) Memasukkan kain yang sudah diberi motif ke dalam cairan

pewarrna.

e) Merebus kain batik tersebut agar sisa-sisa lilin malam yang

melekat hilang.

f) Mencuci kain batik yang sudah jadi dan menjemurnya di bawah

(62)

c. Batik Kombinasi Tulis dan Cap

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik kombinasi

merupakan perpaduan alat dan bahan yang digunakan pada proses

membuat batik cap dan batik tulis atau lukis. Adapun tahapan dalam

membuat batik kombinasi yaitu:

1) Memberi motif pada kain menggunakan alat cap.

2) Menutupi pola dari batik cap dengan lilin malam menggunakan

canting. Tahapan ini dilakukan agar pada saat pewarnaan, bagian

yang ditutup lilin tidak terkena pewarna. Selain itu, pencantingan

juga dapat dilakukan untuk menambah motif-motif yang tidak ada

pada alat cap.

3) Menyelupkan kain yang telah diberi lilin ke dalam pewarna.

4) Mengeringkan kain yang telah diberi pewarna dengan cara

menjemurnya di bawah sinar matahari.

5) Merendam kain yang telah dijemur guna menghilangkan lilin

malam yang melekat pada kain dengan air panas Setelah lilin

malam hilang, kain dijemur kembali.

6) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali

proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan canting)

untuk menah

Gambar

Gambar 2.1  Jenis Informasi yang Harus Disediakan Suatu Usaha
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 4.1  Luas Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015
Tabel 4.2  Banyaknya Pedukuhan dan Rukun Tetangga (RT)        Per Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, analisis penggunaan sistem informasi akuntansi akan dilihat dari aspek jenis usaha, skala usaha, umur perusahaan, pendidikan pemilik atau manajer

Penelitian ini berjudul : “ Analisis Karakteristik Pelaku Usaha dan Informasi Akuntansi Dalam Mendukung Perkembangan Usaha Mikro, Kecil d an Menengah (UMKM) di

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap persepsi pelaku dan pengetahuan akuntansi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) atas penyusunan laporan

Dari hasil pengujian pengaruh pengetahuan akuntansi pelaku usaha kecil dan menengah atas penggunaan informasi akuntansi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

Hasil penelitian ini merupakan faktor- faktor yang dipertimbangkan oleh pemilik UMKM Jatim dalam memilih aplikasi akuntansi yang berada pada usaha mikro dan

Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Binaan Dinas Koperasi dan Umkm Kota

Penelitian ini menguji pengaruh pengetahuan akuntansi, skala usaha, jenis usaha, pengalaman usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik / manajer, pelatihan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara tidak langsung terhadap UMKM dengan cara memberikan informasi mengenai kendala penerapan akuntansi yang