ABSTRAK
ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul)
Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Informasi akuntansi dapat membantu UMKM dalam pengambilan keputusan ekonomi demi tercapainya keberhasilan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa UMKM batik mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Hal tersebut terjadi karena skala usaha yang kecil, sehingga pemilik UMKM batik merasa tidak memerlukan informasi akuntansi yang sebenarnya dapat membantu pengambilan keputusan dalam usahanya. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia juga menyebabkan UMKM batik tidak menggunakan informasi akuntansi.
ABSTRACT
ANALYSIS OF ACCOUNTING INFORMATION USAGE IN MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES (MSME)
(Case Study At MSMEs Batik Industries Pandak District, Bantul)
Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Accounting information can help MSMEs to make economical decisions in order to achieve a successfull business. This study aims to determine the application level of operational information, management accounting information, and financial accounting information at MSMEs batik industry in Pandak District, Bantul.
The type of this research is a case study. Data were obtained by questionnaire technique and interview. Data analysis technique used was descriptive analysis method with quantitative approach.
The results showed that the MSMEs batik industry have known about accounting information in general, but they didn’t apply it in business activities. This due to the small scale of business, so that the owners was felt they didn’t need accounting information that actually can improve their decision making in the business. In addition, the limitation of human resources also causes MSMEs batik didn’t use accounting information.
ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak,
Kabupaten Bantul)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Damaris Indah Nugraheni
NIM : 132114184
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak,
Kabupaten Bantul)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Damaris Indah Nugraheni
NIM : 132114184
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”
(Yeremia 29:11)
“With great power, comes great responsibility” (Spiderman)
Ku persembahkan skripsi ini untuk: Sahabat sejatiku: Tuhan Yesus Kristus Ayah dan Bunda tercinta Adikku Fiska dan David yang kusayangi Teman-teman yang kukasihi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan
arahan dari berbagai berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan
mengembangkan diri penulis.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan yang
sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang selalu membimbing dan memberikan
viii
6. Ayah dan bundaku: Ayah Leksono Wibowo dan Bunda Trimisayom,
kedua adikku Fiska: Paseksi Paskah dan David Adi Pracoyo yang
menjadi motivasi terbesarku untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga keduaku Om Sugeng Prasetya, Tante Sundari, Renata Ajeng
Prasetya, Renada Anjas Prasetya, Rafida Azzahra Prasetya yang selalu
memberikan semangat dan setia mendengarkan keluh kesahku selama
ini.
8. Maria Rosa Ayu Diarista dan Theodosia Dhinar Krisma Alfidiya yang
menjadi teman untuk belajar mandiri di kota perantauan Yogyakarta.
9. Teman-teman wanita kuat, Tata, Putri, Mami, dan Wulan yang menjadi
penghiburku dikala sedih dan pemberi semangat dikala lesu.
10. Teman-teman alumni BEM FE 2015/2016, teman-teman kelas D dan
teman-teman Skripsi Defence 2017 bimbingan Ibu Ninik yang telah
memberikanku dukungan doa dan semangat selama menjalani kuliah ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Walaupun skripsi ini jauh dari sempurna dan terdapat kekurangan karena
keterbatasan penulis, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat pagi
UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, pemerintah, dan pihak lainnya.
Semoga Tuhan Yesus senantiasa melimpahkan berkat, anugerah, dan cinta kasih
karunia kepada semua pihak yang telah mengambil bagian dan membantu penulis,
Amin.
Yogyakarta,
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sitematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI . ... 7
A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ... 7
1. Definisi UMKM ... 7
2. Kriteria UMKM ... 8
B. Informasi Akuntansi ... 9
x
2. Tujuan Informasi Akuntansi ... 10
3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ... 10
4 Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM ... 13
C. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
A. Jenis Penelitian ... 17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 18
D. Populasi Sasaran ... 18
E. Variabel Penelitian ... 20
F. Jenis dan Sumber Data ... 21
G. Instrumen Pengumpulan Data ... 22
H. Pengujian Instrumen ... 22
F. Teknik Analisis Data ... 23
BAB IV GAMBARAN UMUM ... ... 26
A. Kondisi Geografis ... .... 26
B. Pemerintahan Kecamatan Pandak... .. 28
1. Visi dan Misi Kecamatan Pandak ... 28
2. Struktur Organisasi Kecamatan Pandak ... 29
C. Kependudukan ... ... 31
1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31
2. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Umur ... 32
3. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 33
4. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 34
D. UMKM Batik di Kecamatan Pandak ... .... 35
xi
2. Ciri Khas Batik ... 36
3. Teknik Pembuatan Batik ... 39
4. Pemasaran Batik ... 45
5. Kelemahan dan Kelebihan UMKM Batik ... 46
6. Tantangan UMKM Batik ... 48
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... ... 49
A. Analisis Data ... ... 49
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49
2. Karakteristik Responden ... 51
3. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi ... 55
B. Pembahasan ... 74
1. Penggunaan Informasi Akuntansi Operasi ... 74
2. Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen ... 81
3. Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan ... 89
4. Penggunaan Informasi Akuntansi Per Ukuran Usaha ... 95
4. Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan .. 101
BAB VI PENUTUP ... ... 106
A. Kesimpulan ... ... 106
B. Keterbatasan Penelitian ... ... 106
C. Saran ... ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... ... 108
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Luas Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015 ... ... 27
Tabel 4.2 Banyak Padukuhan dan RT di Kecamatan Pandak Tahun 2015.... 31
Tabel 4.3 Banyak Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015... 32
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2015 ... 33
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2015 34 Tabel 4.6 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015 ... 35
Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas ... ... 49
Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas ... ... 50
Tabel 5.3 Populasi Sasaran Penelitian ... ... 51
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Penelitian ... ... 52
Tabel 5.5 Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Operasi... ... 56
Tabel 5.6 Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen ... ... 59
Tabel 5.7 Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan... ... 62
Tabel 5.8 Hasil Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan ... 65
Tabel 5.9 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden.... 67
Tabel 5.10 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Mikro... 70
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Jenis Informasi yang Harus Disediakan Suatu Usaha... 14
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian... ... 16
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Pandak ... ... 26
Gambar 4.2 Contoh Batik Kelurahan Wijirejo... ... 36
Gambar 4.3 Contoh Batik Kelurahan Triharjo... ... 37
Gambar 4.4 Contoh Batik Kelurahan Gilangharjo... ... 37
Gambar 5.1 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi . Operasi... ... 56
Gambar 5.1 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi . Akuntansi Manajemen ... ... 60
Gambar 5.3 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi . Akuntansi Keuangan ... ... 63
Gambar 5.4 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan... ... 65
Gambar 5.5 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden... 68
Gambar 5.6 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden ... yang Tergolong dalam Usaha Mikro... 71
xiv ABSTRAK
ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul)
Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Informasi akuntansi dapat membantu UMKM dalam pengambilan keputusan ekonomi demi tercapainya keberhasilan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa UMKM batik mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Hal tersebut terjadi karena skala usaha yang kecil, sehingga pemilik UMKM batik merasa tidak memerlukan informasi akuntansi yang sebenarnya dapat membantu pengambilan keputusan dalam usahanya. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia juga menyebabkan UMKM batik tidak menggunakan informasi akuntansi.
xv ABSTRACT
ANALYSIS OF ACCOUNTING INFORMATION USAGE IN MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES (MSME)
(Case Study At MSMEs Batik Industries Pandak District, Bantul)
Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Accounting information can help MSMEs to make economical decisions in order to achieve a successfull business. This study aims to determine the application level of operational information, management accounting information, and financial accounting information at MSMEs batik industry in Pandak District, Bantul.
The type of this research is a case study. Data were obtained by questionnaire technique and interview. Data analysis technique used was descriptive analysis method with quantitative approach.
The results showed that the MSMEs batik industry have known about accounting information in general, but they didn’t apply it in business activities. This due to the small scale of business, so that the owners was felt they didn’t need accounting information that actually can improve their decision making in the business. In addition, the limitation of human resources also causes MSMEs batik didn’t use accounting information.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha saat ini menghasilkan berbagai jenis bentuk
usaha, salah satunya yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam
pertumbuhan ekonomi Indonesia, UMKM mengambil peranan penting,
khususnya untuk menyumbangkan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) yang
cukup tinggi.
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, kontribusi
UMKM terhadap PDB menurut harga konstan pada tahun 2013 mencapai
57,56 persen dibandingkan dengan kontribusi PDB dari Usaha Besar. Namun,
fakta lain disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UMKM dalam Renstra
Kementerian Koperasi dan UMKM RI (2015-2019) bahwa kinerja UMKM
secara umum cukup bervariasi dari tahun ke tahun. Kontribusi PDB UMKM
mengalami tren penurunan dari 58,6 persen pada tahun 2008 menjadi 57,5
persen pada tahun 2012. Kondisi tersebut diakibatkan tingkat pertumbuhan
output UMKM yang cenderung berfluktuasi.
UMKM dituntut untuk terus melakukan perubahan atau inovasi dan
melakukan manajemen dengan baik pada usahanya, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan persaingan. Hal ini perlu menjadi perhatian karena sebagian
UMKM berangkat dari industri rumahan atau keluarga. Mengingat peran
UMKM yang begitu besar dalam perekonomian nasional, maka upaya
perekonomian nasional, salah satunya melalui penerapan dan penggunaan
informasi akuntansi (Endiana dan Sudiartana, 2016).
Menurut Pinasti (2007), informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang
andal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil,
antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain.
Pengambilan keputusan yang tepat dapat menentukan keberhasilan dari sebuah
usaha. Oleh karena itu, informasi akuntansi memiliki peran yang penting bagi
pelaku bisnis dalam mencapai keberhasilan usahanya, termasuk bagi Usaha
Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM). Informasi akuntansi dapat menjadi
pedoman dalam pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan usaha, antara
lain untuk keputusan penetapan harga, pengembangan pasar, termasuk untuk
keputusan investasi (Suhairi dkk, 2004).
Kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak
menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan
usahanya. Idrus (2000) menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki
pengetahuan akuntansi, dan banyak di antara mereka yang belum memahami
pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha
kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk
diterapkan. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat penggunaan informasi
akuntansi dalam menjalankan usaha.
Sudah semestinya UMKM memanfaatkan informasi akuntansi dalam
menjalankan usahanya termasuk UMKM pengrajin batik di Kecamatan
UNESCO dan dimasukan dalam daftar 76 Budaya Tak-Benda Warisan
Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).
Oleh karena itu, batik sebagai salah satu aset budaya Indonesia perlu
dilestarikan. Pengrajin batik tentu mengambil peranan penting dalam
kelestarian batik. Wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul merupakan
salah satu sentra industri kerajinan batik di DIY. Sudah semestinya para
pengrajin batik lebih memperhatikan keberlangsungan usahanya agar produksi
dan pemasaran batik tidak mati, melainkan meluas hingga ke mancanegara.
Penggunaan informasi akuntansi pada UMKM batik di wilayah ini diharapkan
dapat membantu pengelolanya untuk menilai kinerja usahanya pada setiap
periode, sehingga ketika terjadi krisis mereka dapat segera mencari solusi yang
tepat untuk menanggulanginya. Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang
dilakukan dapat diketahui bahwa masih banyak UMKM pengrajin batik di
Kecamatan Pandak yang masih kesulitan untuk menerapkan akuntansi dalam
bisnisnya sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dijadikan
pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha mereka.
Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Penelitian ini
pun penting dilakukan untuk melihat tingkat penggunaan informasi akuntansi
pada UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Oleh
karena itu, judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah “ANALISIS
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM” dengan studi
B. Batasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis menggunakan pengelompokan informasi
akuntansi berdasarkan fungsi pengawasan operasional, pengawasan
manajemen, dan pengawasan strategik menurut Anthony dan Reece (1995)
dalam Wibowo dan Kurniawati (2015), yakni berupa informasi operasi,
informasi akuntansi manajemen dan informasi akuntansi keuangan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan informasi operasi pada UMKM Pengrajin Batik
di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul?
2. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi manajemen pada UMKM
Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul?
3. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi keuangan pada UMKM
Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi operasi
2. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi akuntansi
manajemen pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak,
Kabupaten Bantul.
3. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi akuntansi
keuangan pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak,
Kabupaten Bantul.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam kajian
akuntansi mengenai penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
2. Bagi UMKM
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan masukan untuk lebih mengetahui besarnya manfaat informasi
akuntansi bagi UMKM.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sarana pembelajaran bagi
penulis untuk meningkatkan kemampuan di bidang penelitian ilmiah
dalam mengungkap permasalahan tertentu secara sistematis serta
berusaha memecahkan permasalahan yang ada sehingga dapat
E. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang landasan teori, penelitian terdahulu,
dan kerangka pemikiran penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi sasaran, variabel
penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data,
pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak,
Kabupaten Bantul
Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian meliputi keadaan
geografis, struktur organisasi pemerintahan, dan keadaan
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang deskripsi responden, deskripsi
variabel, pengujian instrumen penelitian, analisis data, dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB VI Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian,
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A.Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 1. Definisi
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) pada bab I pasal 1, definisi UMKM adalah sebagai
berikut:
a. Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
2. Kriteria
UMKM memiliki beberapa kriteria untuk masing-masing usaha yang
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada bab IV pasal 6, yaitu:
a. Kriteria Usaha Mikro
1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
b. Kriteria Usaha Kecil
1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
c. Kriteria Usaha Menengah
1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
B. Informasi Akuntansi
1. Definisi Informasi Akuntansi
Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai
informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bersifat untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan
diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi digunakan
untuk pengawasan strategik, pengawasan manajemen, dan pengawasan
operasional. Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan
terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan,
dan implementasi keputusan-keputusan perusahaan. Agar data keuangan
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal
perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk-bentuk yang
sesuai.
2. Tujuan Informasi Akuntansi
Ikhsan dan Ishak (2008: 3) menyatakan bahwa sistem informasi
pengkoordinasian, dan pengendalian yang kompleks. Selanjutnya Ikhsan
dan Ishak (2008: 6) menyatakan bahwa informasi akuntansi melalui
pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan
memiliki tujuan yaitu:
a. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberian kredit.
b. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan
dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi (kekayaan)
perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut.
c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya.
e. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
sumber-sumber pendanaan perusahaan.
f. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.
3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Mc Leod dan George (2007: 86) dalam Syaifullah (2010)
menyatakan bahwa:
obtain information that describes what is happening now, in addition to what happened in the past. Information that arrives after the decision is made has no value.”
Informasi harus tersedia untuk menyelesaikan masalah sebelum situasi
krisis berkembang atau peluang hilang. Pengguna informasi harus
mampu memperoleh informasi yang menggambarkan situasi yang terjadi
saat ini, selain apa yang terjadi di masa lalu. Informasi yang tersedia
setelah keputusan dibuat, tidak memiliki nilai.
Agar bermanfaat, informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak
manajemen perusahaan harus memenuhi karakteristik kualitatif informasi
akuntansi. Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No.2
yang diterjemahkan oleh Soemarso (2004), karakteristik kualitatif dari
informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Relevan, maksudnya adalah kapabilitas informasi yang dapat
mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai
untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang
berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Pada aspek ini,
terdapat tiga karakteristik utama, yaitu:
1) Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap
digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas
dalam pengambilan keputusan;
2) Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu
pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari
3) Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang
memungkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya
yang telah terjadi di masa lalu.
b. Reliabel, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas
dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta dinilai dan
disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. reliabel mempunyai
tiga karakteristik utama, yaitu:
1) Dapat diperiksa (verifiability), yaitu konsensus dalam pilihan
pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya
untuk meyakinkan apakah informasi yang disajikan berdasarkan
merode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverifikasi
dengan metode yang sama dengan pihak independen.
2) Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya
kecocokan antara angka dan diskripsi akuntansi serta
sumber-sumbernya.
3) Netralitas (neutrality), informasi akuntansi yang netral
diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas
dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan
tertentu para pemakai khusus informasi.
c. Daya Banding (comparability) informasi akuntansi yang dapat
dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari
transaksinya serta tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan
akuntansinya.
d. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan
kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode
ke periode.
4. Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM
Penggunaan informasi akuntansi pada UMKM membawa pengaruh
positif terhadap keberhasilan UMKM. Hal tersebut diungkapkan oleh
Arlianto (2014), penelitiannya pada UMKM Konveksi di Desa
Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus membuktikan bahwa
semakin tinggi tingkat penggunaan informasi akuntansi pada suatu usaha,
maka tingkat keberhasilan UMKM juga akan semakin meningkat.
Penggunaan informasi akuntansi yang berupa informasi operasi,
informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan dapat
digunakan oleh pelaku UMKM untuk perencanaan usaha, mengontrol
kegiatan usaha, mengambil keputusan dalam pengelolaan usaha, serta
untuk melakukan evaluasi, sehingga hal tersebut nantinya dapat
menunjang keberhasilan usaha.
Haswell dan Holmes (1989) dalam Solovida (2003) menjelaskan
bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan
dapat membahayakan perusahaan kecil. Kondisi keuangan yang
untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga berpotensi
menyebabkan sulit berkembangnya perusahaan bahkan hingga terjadi
kegagalan perusahaan.
Jenis informasi yang diperlukan dan harus disediakan oleh sebuah
suatu usaha diringkas oleh Anthony dan Reece (1989) dalam Suwardjono
[image:33.595.85.515.228.654.2](2013: 14) sebagai berikut:
Gambar 2.1 Jenis Informasi yang Harus Disediakan Suatu Usaha
Akuntansi tidak menghasilkan laporan tentang jumlah pegawai,
adanya pemogokan, keadaan kesehatan direktur atau pemilik dan
informasi lain yang bersifat kualitatif. Walaupun demikian, laporan
keuangan kuantitatif memberi petunjuk tentang hal-hal yang bersifat
kualitatif.
Informasi akuntansi berguna bagi perusahaan-perusahaan yang
beroperasi di lingkungan yang dinamis dan kompetitif karena informasi
akuntansi membantu para manajer dalam mengintegrasikan inisiatif
operasional dalam perencanaan strategi jangka panjang (Ismail and King, Informasi
Informasi Kualitatif Informasi Kuantitatif
Informasi Akuntansi Informasi Non
Akuntansi
2005). Agar data keuangan dapat dimanfaatkan oleh pihak internal dan
eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dengan baik.
Anthony dan Reece (1995) dalam Wibowo dan Kurniawati (2015)
menggolongkan informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a. Informasi Operasi
Informasi ini menyediakan data mentah bagi informasi
akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi
ini dapat berfungsi sebagai alat pengawasan operasional perusahaan.
Informasi operasi pada perusahaan manufaktur adalah informasi
pembelian dan pemakaian bahan baku, informasi produksi, informasi
penjualan, dan lain-lain.
b. Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen ditujukan kepada pihak internal
perusahaan, dan merupakan informasi saat ini dan masa yang akan
datang yang tidak memiliki sifat historikal. Informasi ini digunakan
untuk tiga fungsi manajemen, yaitu perencanaan, implementasi dan
pengendalian. Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada
manajemen perusahaan dalam bentuk laporan, seperti anggaran,
laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut
pusat pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan
c. Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan digunakan oleh manajer maupun
pihak eksternal perusahaan, bertujuan untuk menyediakan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam hal pengambilan
keputusan ekonomi. Wujud nyata dari informasi akuntansi adalah
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan. Informasi ini bersifat historikal dan harus disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
C. Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian ini berusaha menjelaskan penggunaan informasi akuntansi
pada suatu UMKM yang terdiri dari informasi operasi, informasi akuntansi
manajemen dan informasi akuntansi keuangan. Berdasarkan pemaparan
diatas, gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai
[image:35.595.85.516.231.724.2]berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian Penggunaan Informasi
Akuntansi UMKM
Informasi Operasi Informasi Akuntansi Manajemen
18 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Studi kasus dilakukan
untuk meneliti suatu objek tertentu. Data yang diperoleh kemudian diolah dan
dianalisis, serta kesimpulan hanya berlaku pada objek yang diteliti saja.
Penelitian ini hanya terfokus pada UMKM batik di Kecamatan Pandak,
Kabupaten Bantul.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2004) metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam bentuk angka-angka yang
bermakna.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
C.Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah orang yang akan menjadi responden
penelitian dan diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner guna
memberikan data-data kepada peneliti yang dapat digunakan untuk
penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM pengrajin
batik di Kecamatan Pandak, Bantul, DIY. UMKM pengrajin batik yang
dimaksud dalam hal ini adalah UMKM yang melakukan proses produksi
baik batik cap, tulis, maupun kombinasi.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
masalah penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.
D.Populasi Sasaran
Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yaitu UMKM pengrajin
batik yang berada di wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Penulis
menetapkan kriteria untuk pengambilan sampel, yaitu UMKM melakukan
proses produksi batik kain, baik teknik cap, tulis, maupun kombinasi.
Penetapan kriteria tersebut dilakukan dengan alasan bahwa UMKM yang
melakukan proses produksi diharapkan menggunakan informasi akuntansi
dengan intensitas tinggi karena pemilik tentu membutuhkan informasi
E.Variabel Penelitian
Definisi operasional, pengukuran, dan klasifikasi variabel penelitian
dipaparkan sebagai berikut:
1. Penggunaan Informasi Akuntansi
Penggunaan informasi akuntansi adalah penggunaan informasi
kuantitatif tentang entitas ekonomi untuk pengambilan keputusan ekonomi
dalam menentukan pilihan-pilihan dan alternatif-alternatif tindakan.yang
dimaksudkan untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan
pengawasan operasional
Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga, yaitu Anthony dan
Reece (1995) dalam Wibowo dan Kurniawati (2015):
a. Informasi Operasi
Informasi operasi pada perusahaan manufaktur adalah informasi
pembelian dan pemakaian bahan baku, informasi produksi,
informasi penjualan, dan lain-lain.
b. Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen
perusahaan dalam bentuk laporan, seperti anggaran, laporan
penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat
pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.
‘
c. Informasi Akuntansi Keuangan
Wujud nyata dari informasi akuntansi adalah laporan keuangan
yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Kemudian dari ketiga indikator di atas dibuat beberapa pertanyaan
yang terdiri atas 17 item menurut Aufar (2014) yaitu 8 item untuk kategori
informasi operasi, 4 item untuk kategori informasi akuntansi manajemen,
dan 5 item untuk kategori informasi akuntansi keuangan. Pengukuran
setiap dimensi variabel informasi akuntansi dalam penelitian ini
menggunakan skala likert lima poin menurut Nurmala (2014) sebagai
berikut:
Skor 5 = Sangat Tinggi (secara teratur menggunakan informasi
akuntansi)
Skor 4 = Tinggi (sering menggunakan informasi akuntansi)
Skor 3 = Sedang (kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi)
Skor 2 = Rendah (tahu, tetapi tidak pernah menggunakan informasi
akuntansi)
Skor 1 = Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi
akuntansi karena sama sekali tidak tahu)
F. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer yang dimaksud adalah data tentang penggunaan informasi akuntansi
G. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan
survei lapangan dengan melakukan teknik kuesioner. Jenis kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner dibentuk
sedemikian rupa, sehingga responden hanya diminta untuk memilih salah satu
jawaban yang mencerminkan karakteristik dirinya sendiri dengan
memberikan tanda checklist (√). Kuesioner dalam penelitian ini merupakan
instrumen penelitian utama dan didistribusikan langsung kepada responden
yakni pemilik UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten
Bantul.
H.Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner (Ghozali, 2013). Sunyoto (2010: 89) menyatakan bahwa
pengujian validitas bisa dilakukan dengan mengorelasi skor butir
pertanyaan dengan total skor konstruknya. Pengujian bisa dilakukan secara
statistik, baik secara manual maupun bantuan komputer.
Perhitungan validitas instrumen didasarkan pada perbandingan
antara r hitung dan r tabel. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel pada
signifikan 5% maka data bisa dikatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung
lebih kecil dari r tabel maka data tidak valid. Pengujian validitas dalam
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur,
apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang
(Priyatno, 2012). Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
dengan metode Cronbach’s Alpha. Instrumen penelitian dikatakan reliabel
jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Dalam penelitian ini, pengujian
instrumen akan dihitung menggunakan alat bantu SPSS.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipakai untuk menjawab setiap rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif.
Adapun tahapan dalam menarik kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan Karakteristik Responden
Analisis deskripsi responden digunakan untuk memisahkan atau
mengelompokkan responden agar diperoleh gambaran mengenai jenis
kelamin, usia, jenjang pendidikan, latar belakang pendidikan pemilik
UMKM, lama usaha, kepemilikan izin, jenis usaha, omzet usaha, jumlah
karyawan, dan wilayah pemasaran dalam frekuensi (%).
2. Melakukan Pengukuran Data Variabel
Pada tahap ini, data berupa jawaban responden tentang penggunaan
informasi akuntansi yang sudah terkumpul dari kuesioner kemudian diukur
atau diberi skor sesuai dengan skala pengukuran yakni menggunakan skala
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui total
skor dan nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing responden.
3. Melakukan Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi
Setelah mengetahui nilai skor rata-rata masing-masing responden,
selanjutnya menyusun tabel analisis data yang dibagi menjadi 5 sub bab,
yaitu analisis penggunaan informasi operasi, penggunaan informasi
akuntansi manajemen, penggunaan informasi akuntansi keuangan,
penggunaan informasi akuntansi secara menyeluruh, dan penggunaan
informasi akuntansi per responden. Tabel tersebut berisikan data frekuensi
penggunaan informasi akuntansi pada masing-masing skala, total skor, dan
nilai skor rata-rata.
4. Melakukan Klasifikasi Tingkat Penggunaan Informasi Akuntansi
Pada tahapan ini, penulis akan membagi masing-masing data variabel ke dalam kategori yang telah ditetapkan. Pengklasifikasian
variabel ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penggunaan informasi
akuntansi pada suatu UMKM. Klasifikasi didasarkan pada nilai skor
rata-rata yang diperoleh masing-masing kategori. Klasifikasi tersebut dibagi
menjadi 5 kategori sesuai dengan kuisioner yang telah disebarkan, yaitu:
Skor 5 = Sangat Tinggi (secara teratur menggunakan informasi
akuntansi)
Skor 4 = Tinggi (sering menggunakan informasi akuntansi)
Skor 2 = Rendah (tahu, tetapi tidak pernah menggunakan informasi
akuntansi)
Skor 1 = Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi
akuntansi karena sama sekali tidak tahu)
(Nurmala, 2014)
5. Melakukan Pembahasan atas Hasil Klasifikasi Tingkat Penggunaan
Informasi Akuntansi
Setelah penulis mengklasifikasikan tingkat penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak, selanjutnya penulis
melakukan pembahasan atas hasil klasifikasi tersebut sesuai dengan sub
bab yang telah ditentukan pada tahap ketiga.
6. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan diambil dari tabel analisis data, hasil klasifikasi tingkat
penggunaan informasi akuntansi UMKM pengrajin batik di Kecamatan
Pandak, Kabupaten Bantul, dan pembahasannya.
BAB IV
GAMBARAN UMUM UMKM PENGRAJIN BATIK KECAMATAN PANDAK
A. Kondisi Geografis Kecamatan Pandak
Kecamatan Pandak merupakan kecamatan yang terletak di sebelah barat
daya Kabupaten Bantul dengan jarak 5 km dari ibukota Kabupaten Bantul.
Peta wilayah Kecamatan Pandak dapat terlihat pada gambar 4.1.
Kecamatan Pandak mempunyai luas wilayah 2.430 Ha atau sebesar 4,79
persen dari total luas Kabupaten Bantul. Luas wilayah tersebut dibagi ke dalam
4 desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Pandak yakni Desa Caturharjo,
Desa Triharjo, Desa Gilangharjo, dan Desa Wijirejo. Tabel 4.1 menerangkan
[image:45.595.85.508.215.621.2]tentang luas desa di Kecamatan Pandak.
Tabel 4.1 Luas Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015 No Desa Luas (km2) Persentase terhadap Luas
Kecamatan Pandak 1. Caturharjo 593 24,40
2. Triharjo 643 26,46
3. Gilangharjo 726 29,88
4. Wijirejo 468 19,26
Kecamatan 2.430 100
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
Wilayah Kecamatan Pandak berbatasan dengan 5 kecamatan yaitu:
1. Batas Utara : Kecamatan Pajangan dan Kecamatan Bantul
2. Batas Timur : Kecamatan Bambanglipuro dan Bantul
3. Batas Selatan : Kecamatan Sanden
4. Batas Barat : Kecamatan Srandakan
Kecamatan Pandak berada di dataran rendah. Ibukota kecamatannya
berada pada ketinggian 27 meter di atas permukaan laut. Jarak ibukota
kecamatan ke pusat pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 5 Km.
Kecamatan Pandak beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah
tropis dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di
wilayah di Kecamatan Pandak cukup bervariasi, 90 % wilayahnya berupa
daerah yang datar sampai berombak dan 10 % lainnya adalah daerah yang
berombak sampai berbukit.
B. Pemerintahan Kecamatan Pandak 1. Visi dan Misi Kecamatan Pandak
Dalam rangka mewujudkan kegiatan pembangunan untuk mendukung
Visi Kabupaten Bantul Projo Taman Sari sejahtera, demokrasi, dan agamis,
maka Kecamatan Pandak telah merumuskan visi pembangunan yaitu :
“Pandak Berwira Intan, Berbudaya dan Agamis”
Visi tersebut mengandung pengertian :
a. Berwira Intan
Mengandung makna pada upaya peningkatan kesejahteraan lewat
usaha meningkatkan bidang pariwisata, kerajinan, industri, rumah tangga
dan pertanian.
b. Berbudaya dan Agamis
Dimaksudkan agar upaya peningkatan kesejahteraan selaras
dengan pengembangan budaya dan dalam lingkungan kehidupan yang
Misi merupakan perwujudan tujuan operasi organisasi pemerintahan
dalam melayani masyarakat, sehingga setiap saat perlu dilakukan perubahan
sesuai dengan perubahan jaman. Sebagai penjabaran dari visi yang telah
ditetapkan di atas, misi merupakan uraian kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pencanangan visi tersebut.
Adapun misi Kecamatan Pandak adalah sebagai berikut :
1. Tercapainya peningkatan kehidupan beragama masyarakat
2. Tercapainya peningkatan mutu pendidikan masyarakat
3. Tercapainya pembangunan serta pemberdayaan masyarakat
4. Terlaksananya tata kelola pemerintahan yang baik
5. Tercapainya pelayanan prima
6. Terfasilitasinya usaha pengembangan wisata
7. Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan
8. Tercapainya ketersediaan pangan masyarakat dan kelestarian lingkungan
9. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha
10. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah
2. Struktur Organisasi Kecamatan Pandak
Berdasarkan PERDA No. 18 Tahun 2007 struktur organisasi Kecamatan
Struktur Organisasi Kecamatan Pandak
Camat : Drs. Agus Sulistiyana, MM Sekretaris Camat : Sujarwo, SE
Ka. Sub. Bag. Umum : Purwanti, S.Ip Fitri Mulyani, S.Ip Murtijo
Ka. Sub. Program. Keuangan : Surani, BA Bardiman Nur Hayati Jabatan fungsional : Hari Jumarwati Ks. T. Pemerintahan : Sarwanto, S.Ip, MM
Jumanta Suharsyati. P Kasiran Fauzi Afnan
Ks. Ketentraman. Ketertiban : Sarwadi Junianto, SH Muhidin
Sumaryono Ks. Pelayanan : Subaryata, SH
Sukesi Heruwanti Ks. Ek. Bang dan L. H : Sri Sudewi, S.T, M. Ph
Sudarmo
K. Kemasyarakatan : Subiyanto, S. Ip, M.Ap Bonirah, S. Ip
Kardi
Kecamatan Pandak terdiri 49 pedukuhan dan 292 Rukun Tetangga (RT)
yang tersebar di empat desa. Sebaran pedukuhan dan RT antar desa satu
dengan yang lainnya tidak sama. Desa Gilangharjo yang merupakan desa
terluas mempunyai jumlah pedukuhan dan jumlah RT yang paling banyak
yakni sebanyak 15 pedukuhan dan 91 RT. Pada tabel 4.2 dijelaskan
banyaknya pedukuhan dan Rukun Tetangga (RT) per desa di Kecamatan
Tabel 4.2 Banyaknya Pedukuhan dan Rukun Tetangga (RT) Per Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
C. Kependudukan Kecamatan Pandak
Dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah, data mengenai
kependudukan sangat diperlukan. Semakin lengkap dan semakin akurat data
kependudukan, maka rencana pembangunan wilayah akan semakin terbantu.
Adapun data mengenai keadaan penduduk yang tersedia di Kecamatan Pandak
meliputi struktur penduduk dilihat dari jenis kelamin, usia, mata pencaharian,
dan pendidikan.
1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan estimasi data hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul, pada tahun 2015 jumlah
penduduk Kecamatan Pandak adalah 48.950 jiwa yang terdiri dari 24.384
laki-laki dan 24.566 perempuan. Sex ratio Kecamatan Pandak adalah 99,26
persen yang berarti perbandingan penduduk laki-laki terhadap perempuan
relatif sama. Tabel 4.3 menjelaskan tentang banyaknya penduduk menurut
jenis kelamin dan sex ratio per desa di Kecamatan Pandak.
No Desa Jumlah
Pedukuhan Rukun Tetangga 1. Caturharjo 14 77
2. Triharjo 10 63 3. Gilangharjo 15 91 4. Wijirejo 10 61
Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015
No Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio
1. Caturharjo 5.401 5.526 97.74 2. Triharjo 6.175 6.113 101,01 3. Gilangharjo 7.541 7.505 100,48 4. Wijirejo 5.267 5.422 97,14
Kecamatan 24.384 24.566 99,26
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
Dengan luas wilayah 2.430 Ha maka kepadatan penduduk di
Kecamatan Pandak adalah 2.014 jiwa per kilometer persegi. Dari empat
desa yang ada, kepadatan tertinggi ada di Desa Wijirejo dengan 2.284 jiwa
per kilometer persegi, sementara desa yang paling sedikit kepadatannya
adalah Desa Caturharjo dengan jumlah penduduk 1.843 jiwa per kilometer
persegi.
2. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Umur
Penggolongan penduduk berdasarkan umur bertujuan untuk
mengetahui jumlah penduduk yang belum produktif, penduduk produktif,
dan penduduk yang sudah tidak produktif. Golongan penduduk yang belum
produktif yaitu penduduk berumur kurang dari 15 tahun. Golongan
penduduk yang produktif yaitu penduduk berumur antara 15 tahun sampai
dengan 65 tahun. Golongan penduduk yang sudah tidak produktif yaitu
penduduk berumur lebih dari 65 tahun. Komposisi penduduk berdasarkan
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia di Kecamatan Pandak Tahun 2015
No Umur (Th) Jumlah Persentase (%) 1. <15 10.599 21,65 2. 15-65 32.938 67,29 3. >65 5.413 11,06
Jumlah 48.950 100
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
Dari tabel tersebut terlihat bahwa penduduk wilayah Kecamatan
Pandak didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu sebesar 32.938 jiwa
atau 67,29%. Hal ini menunjukan bahwa secara usia, sebagian besar
masyarakat yang berada di Kecamatan Pandak sudah mampu untuk
melakukan pekerjaan.
3. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian menjadi sumber pendapatan yang digunakan untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari anggota keluarga. Penduduk dapat
dikatakan sejahtera, apabila segala kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi
baik material maupun spiritual. Struktur penduduk berdasarkan mata
pencaharian berguna untuk menggambarkan peluang mengenai jenis
lapangan pekerjaan yang tersedia di wilayah tersebut. Dalam tabel 4.5
dijelaskan mengenai komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecamatan Pandak Tahun 2015
No Mata Pencaharian Jumlah
(orang)
Persentase (%)
1. Petani 16.914 61,28
2. Pengusaha Sedang/Kecil 74 0,27 3. Pengrajin/Industri Kecil 597 2,16 4. Buruh Industri 787 2,85 5. Buruh Bangunan 1.105 4,00 6. Buruh Pertambangan 930 3,37
7. Pedangang 276 1,00
8. PNS 325 1,18
9. ABRI 95 0,34
10. Pensiunan (Pegawai Negeri Sipil) 75 0,27
11. Peternak 6.424 23,27
Jumlah 27.602 100
Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016
Berdasarkan tabel tersebut, mayoritas penduduk Kecamatan Pandak bermata
pencaharian utama sebagai petani dengan persentase 61,28%, sedangkan
penduduk yang bermata pencaharian utama sebagai pengrajin atau industri
kecil sebesar 2,16%.
4. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu tolak ukur untuk
mengetahui kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang. Gambaran tingkat pendidikan
Tabel 4.6 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2015
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Buta Huruf 6 0,01
2. Belum Sekolah 5.126 12,79 3. Tidak Tamat SD/Sederajat 4.223 10,54 4. Tamat SD/Sederajat 6.574 16,40 5. Tamat SMP/Sederajat 779 1,94 6. Tamat SMA/Sederajat 8.913 22,34
7. Tamat Diploma dan
Perguruan Tinggi 14.457 36,07
Jumlah 40.078 100
Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
penduduk di Kecamatan Pandak mayoritas adalah tamatan diploma dan
perguruan tinggi yakni sebesar 36,07%. Hal tersebut menunjukan bahwa
penduduk di wilayah ini memilik kesadaran akan pentingnya pendidikan.
Dengan semakin banyaknya penduduk yang berpendidikan tinggi
diharapkan mampu meningkatkan pembangunan di daerah tersebut, karena
memiliki kualitas sumber daya manusia yang memadai. Tingkat pendidikan
tersebut juga mempengaruhi sikap dan pola pikir penduduk, termasuk
inovasi dalam melakukan usaha kerajinan di wilayah tersebut.
D. UMKM Batik di Kecamatan Pandak 1. Sejarah UMKM Batik
Munculnya UMKM Batik di Kecamatan Pandak bermula dari profesi masyarakat sebagai buruh batik di Yogyakarta. Awalnya buruh
batik dari Kecamatan Pandak tidak mempunyai kemampuan yang
bekerja sering memberikan pelatihan informal terhadap para buruh batik
tersebut. Dari situlah mereka mampu membuat batik dengan berbagai
motif. Kemudian, sebagian besar buruh batik tersebut pulang ke
kampungnya untuk merintis usaha batiknya sendiri. Dengan bermodalkan
pengalaman semasa bekerja pada industri batik di Kota Yogyakarta,
ternyata batik yang mereka produksi disukai oleh pasar dan bisa
berkembang. Saat ini UMKM Batik di Kecamatan Pandak sudah
membudaya dan menjadi mata pencaharian utama sebagian
masyarakatnya. Data dari DISPERINDAGKOP Kabupaten Bantul
menyebutkan bahwa total UMKM Batik yang masih aktif di Kecamatan
Pandak ada sekitar 40 UMKM. UMKM Batik tersebut tersebar pada 3
(tiga) kelurahan yakni di Kelurahan Wijirejo, Kelurahan Triharjo, dan
Kelurahan Gilangharjo.
2. Ciri Khas Batik
Setiap kelurahan mempunyai ciri khas masing-masing, sehingga
persaingan batik di wilayah tersebut tidak terlalu ketat. Kelurahan Wijirejo
kini sudah menjadi salah satu sentra batik di Yogyakarta. Batik di
kelurahan tersebut terkenal dengan teknik cap, perwarnaan sogan (hitam,
coklat, biru, dan putih), dan motif tradisional, sedangkan Kelurahan
Gilangharjo telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai Desa
Budaya Batik karena sebagian besar pembatik disana memproduksi batik
dengan batik lukis dan tulis dengan motif tradisional, modern dan
kontemporer, serta menggunakan pewarna buatan. Pada dasarnya batik di
Kelurahan Triharjo tidak jauh berbeda dengan batik di Kelurahan
Gilangharjo, namun keunggulannya adalah mereka sudah menggunakan
perwarna alami yang memiliki warna tahan lama dan ramah lingkungan.
Berikut ini merupakan contoh gambaran ciri khas batik pada
[image:55.595.84.511.251.628.2]masing-masing kelurahan di Kecamatan Pandak:
Gambar 4.3 Contoh Batik Kelurahan Triharjo Sumber: dokumentasi
Setiap wilayah mematok harga jual batik yang berbeda-beda.
UMKM Batik di Kelurahan Wijirejo mematok harga yang lebih rendah
dari wilayah lainnya yaitu berkisar antara Rp30.000,00 hingga
Rp750.000,00 per lembar, hal tersebut dikarenakan mereka menggunakan
teknik batik cap, sedangkan di Kelurahan Gilangharjo dan Triharjo,
pemilik UMKM Batik mematok harga lebih mahal karena mereka
menggunakan teknik batik tulis dengan motif tradisional. Motif tradisional
lebih mahal karena motif tersebut jarang ditemukan dan memiliki makna
atau filosofi yang mendalam. Di sisi lain, saat ini tenaga pembatik
tradisonal pun tergolong sangat minim. UMKM Batik di wilayah ini
memproduksi batik motif tradisional dengan tujuan untuk melestarikan
budaya atau “Nguri-uri Kabudayan”. Harga batik yang dijual di di
Kelurahan Gilangharjo dan Triharjo dipatok dengan harga terendah
Rp50.000,00 hingga harga tertinggi Rp2.000.000,00 per lembar.
3. Teknik Pembuatan Batik
Terdapat empat jenis batik yang diproduksi oleh UMKM Batik di
Kecamatan Pandak yaitu batik tulis, batik lukis, batik cap, dan batik
kombinasi batik tulis dan batik cap. Teknik pembuatan batik tulis dan lukis
hampir sama, yang membedakan adalah pola gambarnya. Berikut ini
adalah penjelasan mengenai alat dan bahan serta tahapan pembuatan batik
a. Batik Tulis dan Batik Lukis
1) Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah batik
tulis dan batik lukis diantaranya:
a) Canting, digunakan sebagai alat tulis lilin untuk menutupi pola
dan motif batik.
b) Pensil pola, alat ini digunakan untuk menggambar pola atau
motif dasar yang diinginkan pada kain mori.
c) Kain mori, merupakan kain utama dalam pembuatan batik. Saat
ini, kain mori dapat digantikan dengan kain katun maupun kain
sutra. Pemilihan kain disesuaikan dengan kebutuhan atau
pesanan.
d) Lilin malam, digunakan untuk menutup pola tertentu agar tidak
terkena warna dalam proses pewarnaan.
e) Soda abu, berfungsi untuk mengunci warna pada batik agar
tidak mudah luntur.
f) Wajan dan Kompor, wajan digunakan untuk menampung lilin
ketika dicairkan, sedangkan kompor berfungsi untuk
memanaskan lilin padat agar berubah menjadi lilin cair. Wajan
dan kompor yang digunakan biasanya berukuran kecil.
g) Bahan pewarna kain, seperti namanya, bahan ini digunakan
untuk mewarnai kain agar motif yang sudah dibuat dapat terlihat
h) Gawangan, merupakan tempat untuk meletakkan kain yang akan
dibatik. Alat ini terbuat dari kayu atau bambu.
2) Tahap Pembuatan
a) Menyiapkan kain mori, kemudian membuat motif diatas kain
tersebut dengan menggunakan pensil pola.
b) Melukis pola dengan lilin malam menggunakan canting, tahap
ini dilakukan untuk menutupi pola agar dalam tahap pewarnaan
bagian yang ditutupi tidak terkena pewarna. Pada tahap ini, kain
yang akan diberi lilin diletakkan di gawangan.
c) Menyelupkan kain yang telah diberi lilin ke dalam pewarna.
d) Mengeringkan kain yang telah diberi pewarna dengan cara
menjemurnya di bawah sinar matahari.
e) Merendam kain yang telah dijemur guna menghilangkan lilin
malam yang melekat pada kain dengan air panas Setelah lilin
malam hilang, kain dijemur kembali.
f) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan
kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin
(menggunakan canting) untuk menahan warna pertama. Proses
membuka dan menutup lilin ini dapat dilakukan berulang kali
sesuai jumlah warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
g) Mengerik lilin dengan pisau, kemudian merebus kain yang telah
berubah warna atau biasa dikenal dengan istilah “Pelorodan”.
umumnya air yang digunakan untuk merebus kain yang terakhir
kali, diberi soda abu guna mengunci warna yang menempel pada
kain, sehingga motif batik tidak mudah luntur.
h) Mencuci kain batik dan mengeringkannya dengan cara
menjemur di bawah sinar matahari.
b. Batik Cap
1) Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah batik
cap diantaranya:
a) Meja, terbuat dari kayu yang berfungsi untuk melakukan
pengecapan batik.
b) Kasur (bantalan), terbuat dari kapas yang dibungkus dengan
kain, berfungsi sebagai lapisan bantalan kain mori yang akan
dicap.
c) Taplak, terbuat dari kain katun yang berfungsi sebagai lapisan
bantalan.
d) Wajan dan Kompor, wajan digunakan untuk menampung lilin
ketika dicairkan, sedangkan kompor berfungsi untuk
memanaskan lilin padat agar berubah menjadi lilin cair. Wajan
dan kompor yang digunakan biasanya berukuran kecil.
e) Alat cap, alat ini digunakan untuk memberikan motif batik pada
kain. Motif batik sudah tertera permanen pada alat cap, sehingga
f) Kain mori, merupakan kain utama dalam pembuatan batik. Saat
ini, kain mori dapat digantikan dengan kain katun maupun kain
sutra. Pemilihan kain disesuaikan dengan kebutuhan atau
pesanan.
g) Lilin malam, digunakan untuk menutup pola tertentu agar tidak
terkena warna dalam proses pewarnaan.
h) Soda abu, berfungsi untuk mengunci warna pada batik agar
tidak mudah luntur.
i) Kain kecil, kain ini dimasukkan ke dalam wajan yang berfungsi
untuk menyaring cairan lilin malam agar tidak ada kotoran dari
lilin tersebut yang melekat pada cetakan batik cap.
2) Tahap Pembuatan
a) Meletakkan kain katun di atas meja yang telah dilapisi bantalan.
b) Mencelupkan alat cap ke dalam cairan lilin secara merata.
c) Menempelkan cap pada kain dengan cara ditekan, tahapan ini
dilakukan berulang-ulang hingga kain dipenuhi dengan motif
pada alat cap.
d) Memasukkan kain yang sudah diberi motif ke dalam cairan
pewarrna.
e) Merebus kain batik tersebut agar sisa-sisa lilin malam yang
melekat hilang.
f) Mencuci kain batik yang sudah jadi dan menjemurnya di bawah
c. Batik Kombinasi Tulis dan Cap
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik kombinasi
merupakan perpaduan alat dan bahan yang digunakan pada proses
membuat batik cap dan batik tulis atau lukis. Adapun tahapan dalam
membuat batik kombinasi yaitu:
1) Memberi motif pada kain menggunakan alat cap.
2) Menutupi pola dari batik cap dengan lilin malam menggunakan
canting. Tahapan ini dilakukan agar pada saat pewarnaan, bagian
yang ditutup lilin tidak terkena pewarna. Selain itu, pencantingan
juga dapat dilakukan untuk menambah motif-motif yang tidak ada
pada alat cap.
3) Menyelupkan kain yang telah diberi lilin ke dalam pewarna.
4) Mengeringkan kain yang telah diberi pewarna dengan cara
menjemurnya di bawah sinar matahari.
5) Merendam kain yang telah dijemur guna menghilangkan lilin
malam yang melekat pada kain dengan air panas Setelah lilin
malam hilang, kain dijemur kembali.
6) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali
proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan canting)
untuk menah