• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Melakukan Auditor Switching Tahun 2009 – 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Melakukan Auditor Switching Tahun 2009 – 2014."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

TAHUN 2009 – 2014

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

HANIFA PERMATA PUTRI B 200 120 411

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

TAHUN 2009 – 2014

Hanifa Permata Putri B200120411 Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia dalam melakukan auditor switching. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran KAP, opini audit, pergantian manajemen, opini going concern, financial distress dan auditor switching.

Populasi dari sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode 2009-2014. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini memiliki 192 sampel dari 32 perusahaan. Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel opini audit berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Sedangkan variabel ukuran KAP, pergantian manajemen, opini going concern dan financialdistress tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

(4)

ABSTRACT

This study aims to examine the factors that affect companies in the Indonesia Stock Exchange in conducting auditor switching. The variables used in this study are the size of the firm, the audit opinion, the change of management, going concern opinion, financial distress and auditor switching.

The population of the sample is manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009-2014. Samples were determined using purposive sampling method. The study had 192 samples from 32 companies. In this study, the hypothesis was tested using logistic regression.

The results of this study showed that variables affect the audit opinion the auditor switching on manufacturing companies in Indonesia. While variable firm size, management turnover, going concern opinion and financial distress does not affect the auditor switching.

(5)

1.PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Semua perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan

laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan

Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Akuntan publik adalah pihak independen

yang dianggap mampu menjembatani benturan kepentingan antara pihak

prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai

pengelola perusahaan. Dalam hal ini peran akuntan publik adalah memberi

opini terhadap kewajaran laporan keuangan yang dibuat manajemen. Dalam

menjalankan fungsi dan tugasnya auditor harus mampu menghasilkan opini

audit yang berkualitas yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi

juga masyarakat luas (Wibowo dan Hilda, 2009 dalam Wijayani dan Januarti,

2011).

Mengingat banyaknya perusahaan yang go public, jasa audit yang

dibutuhkan juga semakin meningkat. Hal tersebut berpengaruh terhadap

perkembangan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang beroperasi di Indonesia.

Banyaknya KAP yang beroperasi di Indonesia memberikan pilihan kepada

klien untuk tetap menggunakan KAP yang sama atau melakukan pergantian

KAP (auditor switching).

Ada keraguan mengenai independensi ketika ada hubungan kerja

yang panjang antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dan klien. Hubungan

kerja yang lama kemungkinan menciptakan suatu ancaman karena akan

mempengaruhi obyektifitas dan independensi KAP. Auditor yang memiliki

hubungan yang lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi

ketergantungan yang tinggi, sehingga dapat menciptakan hubungan kesetiaan

yang kuat dan pada akhirnya mempengaruhi sikap mental opini mereka

(6)

Salah satu langkah pemerintah untuk menjaga independensi auditor

yaitu dikeluarkannya peraturan menteri keuangan nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” dimana pemberian jasa audit dari KAP terhadap klien paling lama adalah enam tahun buku berturut-turut. Jika

perusahaan mengganti KAP setelah mengaudit sesuai dengan peraturan maka

hal tersebut tidak menimbulkan pertanyaan karena pergantian tersebut

bersifat mandatory (wajib). Namun, jika perusahaan melakukan pergantian

Kantor Akuntan Publik secara voluntary (diluar peraturan pemerintah), maka

akan menimbulkan pertanyaan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya

(Saputri dan Achyani, 2014).

1.2TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk menguji pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap auditor

switching.

2. Untuk menguji pengaruh opini audit terhadap auditor switching.

3. Untuk menguji pengaruh pergantian manajemen terhadap auditor

switching.

4. Untuk menguji opini going concern terhadap auditor switching.

5. Untuk menguji pengaruh financial distress terhadap auditor switching.

6.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan membahas adanya konflik kepentingan antara

agent (manajeman) dengan principal (pemegang saham), dan konflik

tersebut menjadi pemicu pergantian manajemen (Jensen dan Meckling,

1976 dalam Juliantari dan Rasmini, 2013). Masalah yang kemudian

(7)

agent lebih banyak memiliki informasi daripada principal. Kesulitan bagi

principal untuk memastikan apakah agent sebenarnya telah bertindak

untuk memaksimumkan kesejahteraan principal,guna meyakini hal

tersebut maka principal menggunakan auditor.

Solusi dari masalah ini adalah principal menggunakan jasa Kantor

Akuntan Publik untuk memeriksa apa yang telah dilakukan agent. Auditor

berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principal) yang

terlibat konflik kepentingan dan juga berfungsi untuk mengurangi biaya

agensi yang timbul akibat perbedaan kepentingan.

2.1.2 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 Pasal 2 Tentang “Jasa Akuntan Publik”.

Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang masa jabatan dari

Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap

kliennya adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang „Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan atas Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian

jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan

oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh

seorang akuntan publik paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Kemudian peraturan tersebut diperbarui dengan dikeluarkannya

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” yaitu pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan

oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh

(8)

2.1.3 Auditor Switching

Auditor Switching merupakan perpindahan auditor atau KAP yang

dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor

klien maupun faktor auditor (Wijayanti,2010 dalam Juliantari dan

Rasmini, 2013). Menurut Divianto (2011) dalam Juliantari dan Rasmini

(2013), klien dapat mengganti auditornya walau tidak diwajibkan oleh

peraturan, dan yang terjadi adalah auditor mengundurkan diri atau auditor

diberhentikan oleh klien.

Auditor switching secara mandatory merupakan pergantian auditor

yang dilakukan perusahaan karena adanya peraturan yang mewajibkan

perusahaan tersebut mengganti auditornya dalam jangka waktu tertentu.

Sebaliknya, voluntary auditor switching merupakan tindakan yang

dilakukan perusahaan untuk mengganti auditornya ketika tidak ada

peraturan yang mewajibkannya untuk mengganti auditor .

2.1.4 Ukuran Kantor Akuntan Publik

Menurut S.K. Menteri Keuangan No. 470/KMK.017/1999tanggal 4

Oktober 1999 dalam Juliantari dan Rasmini (2013) , kantor akuntan

publik adalah lembaga yang memiliki ijin dari menteri keuangan sebagai

wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya. Menurut

Wibowo dan Hilda (2009) dalam Wijayani dan Januarti (2011) KAP

besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit

dibandingkan KAP kecil, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit

yang lebih tinggi. Perusahaan cenderung akan memilih KAP dengan

kualitas lebih baik untuk meningkatakan kualitas laporan keuangan dan

reputasi perusahaan di mata pengguna laporan keuangan

2.1.5Opini Audit

Opini audit didefinisikan sebagai pernyataan pendapat yang

(9)

keuangan perusahaan yang diauditnya. Manajemen akan cenderung

mengganti auditornya karena mereka memberi opini audit yang tidak

diharapkan atas laporan keuangan perusahaan dan akan mencari auditor

yang lebih mudah diatur. (Carcello dan Neal,2003) serta Chow dan Rice

(1982) memperoleh bukti empiris bahwa perusahaan cenderung

berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan

keuangannya.

2.1.6 Pergantian Manajemen

Menurut Sinarwati (2010) pergantian manajemen ini sering kali

diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan termasuk dalam hal

pemilihan KAP. Manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru

lebih bisa diajak bekerjasama dan bisa memberikan opini seperti yang

diharapkan oleh manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri

tentang auditor yang akan digunakannya.

2.1.7 Opini Going Concern

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan

auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Menurut McKeown et al.(1991:29) dalam

Sinarwati (2010) menyatakan bahwa semakin kondisi perusahaan

terganggu atau memburuk maka akan semakin besar kemungkinan

perusahaan menerima opini audit going concern. Jika suatu perusahaan

mendapat opini going concern maka akan mendapatkan suatu respon harga

saham negatif sehingga besar kemungkinan akan dilakukan pergantian

auditor oleh manajemen jika auditor mengeluarkan opini audit going

concern (Melumad dan Ziv,1997:85 dalam Sinarwati 2010).

2.1.8 Financial Distress

Financial distress merupakan suatu kondisi perusahaan yang

(10)

perusahaan-perusahaan yang mengalamai financial distress (kesulitan

keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah

KAP (Schwartz dan Soo, 1995 dalam Wijayani dan Januarti, 2011).

Perusahaan melakukan auditor switching karena perusahaan sudah tidak

lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan

oleh KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan

uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan melihat

laporan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Data penelitian ini diperoleh dari Annual Report

perusahaan selama tahun 2009 sampai 2014 yang meliputi laporan auditor

independen dan laporan keuangan perusahaan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2014. Pada

penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive

sampling yaitu sampel atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan

kriteria pemilihan sampel yang ditentukan. Kriteria pemilihan sampel

sebagai berikut :

a. Perusahaan mengeluarkan Annual Report berturut-turut selama periode

2009-2014.

b. Perusahaan melakukan auditor switching lebih dari 1 (satu) kali

selama periode 2009 – 2014.

(11)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, yaitu berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek tahun 2009 hingga tahun 2014.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dokumenter. Data dokumenter adalah data yang memuat informasi

mengenai suatu obyek atau kejadian masa lalu yang dikumpulkan, dicatat,

atau disusun dalam arsip. Data diperoleh dari website resmi BEI yaitu

www.idx.co.id .

4. HASIL PENELITIAN

4.1.1 Deskripsi Umum Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode yang dijadikan

pengamatan adalah data periode tahun 2009 hingga tahun 2014. Alasan

penggunaan data enam tahun mulai tahun 2009 sampai 2014 adalah karena

tahun tersebut merupakan data terbaru perusahaan yang dapat memberikan

profil atau gambaran terkini tentang keuangan perusahaan. Selain itu juga

terkait dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”.

4.1.2 Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif

terhadap ukuran KAP (UKAP) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,

nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,41 dan standar

deviasi 0,343. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif

(12)

maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,55 dan standar deviasi

0,499. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif

terhadappergantian manajemen (PM) menunjukkan nilai minimum sebesar

0, nilaimaksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,19 dan standar

deviasi0,391.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

opini going concern(OGC) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,

nilaimaksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,10 dan standar

deviasi0,306.Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif

terhadapfinancial distress (KK) menunjukkan nilaiminimum sebesar 0,

nilai maksimum sebesar 1dengan rata-ratasebesar 0,57 dan standar deviasi

0,497. Hasil analisis dengan menggunakan statistikdeskriptif terhadap

auditor switching (PKAP) menunjukkan nilaiminimum sebesar 0, nilai

maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar0,44 dan standar deviasi

0,497.

4.1.3 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log

Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log

Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1).Perbandingan nilai

antara -2 Log Likelihood (-2 Log L) pada awal (Block Number = 0)

dengan nilai -2 Log L akhir (Block Number =1) adalah sebesar 251,524

untuk nilai awal, dan setelah dimasukanlima variabel independen, maka

nilai akhir -2 Log L adalah sebesar 251,478. Dapat dilihat bahwa nilai -2

Log L mengalami penurunan, sehingga dapat dikatakan bahwa model

yang dihipotesiskan fit dengan data.

4.1.4 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Besarnya nilai koefesien determinasi pada model regresi logistik

ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Squaere

(13)

dijelaskan dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 7,9%,

sedangkan sebesar 92,1% dijelaskan oleh varibel-variabel lain di luar

model penelitian. Hal tersebut menunjukan bahwa secara bersama-sama

variasi variabel bebas (UKAP,OA,PM,OGC,KK) dapat menjelaskan

variabel PKAP sebesar 92,1%.

4.1.5 Menguji Kelayakan Model Regresi

Nilai dari pengujian Hosmer and Lemeshow adalah sebesar 0,650.

Dari hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa H0diterima, yang mana

hal tersebut dikarenakan nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar

daripada 0,05. Oleh karena nilai signifikansi yang diperoleh jauh diatas

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dapat dikatakan pula model dapat diterima karena

sesuai dengan observasinya.

4.1.6 Matrik Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan auditor switching yang dilakukan

oleh perusahaan. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan melakukan auditor switchingadalah sebesar 42,9

%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang

digunakan, terdapat sebanyak 36 sampel (42,9%) yang diprediksi akan

melakukan pergantian KAP dari total 86 sampel yang melakukan

pergantian KAP. Kekuatan prediksi model sampel yang tidak melakukan

pergantian KAP adalah sebesar 74,1 %, yang berarti bahwa dengan model

regresi yang digunakan ada sebanyak 80 sampel (74,1%) yang diprediksi

tidak melakukan pergantian KAP dari total 108 sampel yang tidak

(14)

4.1.7 Model Regresi Logistik Yang Terbentuk

Model yang dihasilkan dari pengujian terhadap model regresi

adalah sebagai berikut:

SWITCH = -0,533 - 0,089 UKAP + 0,848 OA + 0,168 PM +

0,483OGC - 0,473 KK

4.2Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Auditor Switching

Variabel ukuran KAP menunjukkan koefisien regresi sebesar -

0,089 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,846 lebih dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih dari α = 0,05, maka hipotesis ke-1 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sinarwati (2010), namun tidak mendukung hasil penelitian yang

dilakukan Wijayani dan Januarti (2011), Susan dan Trisnawati (2011) ,

serta Juliantari dan Rasmini (2013). Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan menilai semua Kantor Akuntan Publik memiliki reputasi

yang baik dalam melakukan audit.

4.3Pengaruh Opini Audit Terhadap Auditor Switching

Variabel opini menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,848 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,009 kurang dari α = 0,05.Karena tingkat

signifikansi kurang dari α = 0,05, maka hipotesis ke-2 diterima.

Penelitian ini membuktikan bahwa opini audit berpengaruh terhadap

auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan Divianto (2011), namun tidak mendukung hasil penelitian

yang dilakukan Susan dan Trisnawati (2011) , serta Juliantari dan

Rasmini (2013).

4.4Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching

(15)

terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Achyani dan Saputri (2013) serta Juliantari

dan Rasmini (2013), namun tidak mendukung hasil penelitian yang

dilakukan Susan dan Trisnawati (2011) , serta Sinarwati (2010). Hal

tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP

lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru

4.5Pengaruh Opini Going Concern Terhadap Auditor Switching

Variabel opini going concernmenunjukkan koefisien regresi

sebesar 0,483 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,358 lebih dari α =

0,05.Karena tingkat signifikansi lebih dari α = 0,05, maka hipotesis ke-4

ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa opini going concern tidak

berpengaruh terhadap auditor switching.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sinarwati (2010) namun tidak berhasil mendukung penelitian

Mahantara (2013). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun perusahaan

memperoleh opini going concernatas laporan keuangan periode

sebelumnya hal ini tidak menyebabkan perusahaan melakukan auditor

switching.

4.6Pengaruh Financial Distress Terhadap Auditor Switching

Variabel opini menunjukkan koefisien regresi sebesar-0,473 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,131 lebih dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih dari α = 0,05, maka hipotesis ke-5 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa opini financial distress tidak

berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011),Achyani

dan Saputri (2013) serta Susan dan Trisnawati (2011) , namun tidak

mendukung hasil penelitian yang dilakukan Susan oleh Sinarwati (2010).

Perusahaan tidak mengganti KAP untuk menghindari anggapan negatif

dari pihak eksternal ketika mengganti KAP karena kesulitan keuangan

(16)

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa

variabel ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

2. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa

variabel opini audit berpengaruh terhadap auditor switching.

3. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa

variabel pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor

switching.

4. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa

variabel opini going concern tidak berpengaruh terhadap auditor

switching.

5. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik menunjukkan variabel

financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

5.2 Saran

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi auditor

switching selanjutnya diharapkan mampumemberikan hasil yang lebih

baik dan berkualitas, denganmempertimbangkan saran berikut ini:

1. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan

sektor industri yang lain sebagai populasi penelitian.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel independen

penelitian agar mampu menjelaskan masalah pergantian KAP dengan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. dan Loebbecke. 2003. “Auditing”. Jakarta : Salemba Empat.

Carcello, J.V. dan Neal, T.L. 2003. “Audit Committee Characteristis and audito Dismissals Following “New” Going-Concern Reports”. The AccountingReview, Vol. 78, No. 1, pp. 95-117.

Chow, C.W, dan S.J. Rice, 1982. Qualified Audit Opinions and Auditor Switching. The Accounting Review, Vol. LVII, No.2, pp. 326-335.

Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2008. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak.

Divianto. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor Switching. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi vol 1 no 2.

Dwiyanti, R. Meike Erika dan Arifin Sabeni. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching Secara Voluntary. Diponegoro Journal of Accounting Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 1.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”. Edisi 5 Cetakan V. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hutabarat, Goodman. 2012. Pengaruh Pengalaman Time Budget Pressure dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 1.

Juliantari, Ni Ari dan Rasmini, Ni Ketut . 2013. Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. ISSN 2302-8556.

Mahantara, AA Gede Widya. 2013. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Denpasar : Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor Terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontijensi RPA (Recursive

Model Algorithm)”. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol.3, No.2, pp.133-154.

(18)

Menteri Keuangan. 2003. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 jo 359/KMK.06/2003 tentang Jasa Akuntan Publik. Jakarta.

Menteri Keuangan. 2008.Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Jakarta.

Nurul Andra, Ichlasia. 2012. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit di Indonesia”. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.

Saputri, Vita Wahyu dan Achyani, Fatchan. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). ISBN 978-602-70429-2-6.

Satriantini, Putu Diah, Ni Kadek Sinarwati dan Lucy Sri Musmini. 2014. “Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, dan Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013”.e-Journal. Denpasar : Jurusan Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha.

Schwartz, K.B, dan K. Menon. 1985. “Auditor switches by failing firm”. The Accounting Review, Vol. LX, No. 2, pp 248-261.

Sinarwati, Ni Kadek. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik.Simposium Nasianal Akuntansi XIII, Purwokerto.

Susan dan Trisnawati, Estralita. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching . Jurnal Bisnis dan Akuntansi , Vol 13 No 2 .

Susanto, Oky Palasari. 2015. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis ,Universitas Muhammadiyah Surakarta

Wijayani, Evi Dwi dan Januarti, Indira. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Simposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun sambiloto ( Andrographis paniculata) terhadap persentase diferensial leukosit mencit ( Mus

Setelah dilakukan analisis data untuk skor postes dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dapat disimpulkan peningkatan kemampuan koneksi matematis pada kelas yang

PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI JAWA TENGAH PADA BALAI PELAKSANA TEKNIS BINA MARGA WILAYAH WONOSOBO.. DANA APBD TAHUN

Panitia Pengadaan Barang / Jasa Lainnya selaku Kelompok Kerja pada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa

PENGARUH MATOS TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG DENGAN BERBAGAI NILAI INDEKS PLASTISITAS (PI)i.

Mengetahui sifat fisis tanah meliputi Atterberg Limits, Kadar Air, Analisa Saringan dan Berat Jenis (Gs) di 4 lokasi yang berbeda yaitu : daerah Tanon Sragen,

Tabel 2.5 Kalsifikasi Berat-Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL...35 Tabel 4.1 Data Ukuran Aktual Mesin Gergaji Potong ...45 Tabel 4.2 Data Ukuran Aktual Mesin Dimensi Meja Kerja.

Dari ketiga metode diatas penulis memakai satu metode yang paling tepat untuk mengolah dan menganalisa postur kerja yang diteliti yaitu menggunakan metode OWAS (Ovako Working