commit to user
PENERAPAN PRINSIP 5 C DALAM PEMBERIAN KREDIT
PADA NASABAH DI PT. BPR NGUTER
SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun Guna Memenuhi Persyaratan
Untuk Mencapai Derajat Gelar Ahli Madya Program Studi DIII Keuangan Perbankan
Oleh :
USWATUN UMUL MUFIDA F 3609068
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI
commit to user
MOTTO
Jadilah lilin ketika semua lampu padam
agar orang-orang disekitarmu tetap mampu melihat
keindahan dalam kegelapan.
Tetap perjuangkan apapun yang menjadi
tujuan hidupmu
agar kelak kau punya tongkatmu sendiri untuk
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
♥
Ibu dan Alm. Ayahku yang tercinta
terimakasih atas do’a dan dukungan kalian selama ini.
♥
Suamiku tercinta
terimakasih karena selalu memberi motivasi untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
♥
Kakak dan Adikku yang kusayangi
terimakasih atas do’a dan motivasinya.
♥
Teman dan sahabatku
di Jurusan Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Angkatan 2009
terima kasih atas bantuannya selama ini
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul : “PENERAPAN PRINSIP
5C DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPADA NASABAH DI PT. BPR
NGUTER SURAKARTA” dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun berdasarkan data yang diambil sebagai hasil
magang kerja di perusahaan yang bersangkutan, setelah melalui pengamatan
secara langsung yang telah dilaksanakan selama satu bulan. Adapun Tugas Akhir
ini disusun dengan maksud untuk memenuhi persyaratan kurikulum dalam rangka
mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Keuangan dan
Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oleh karena
itu pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Wisnu Untoro M.Si Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si Selaku Ketua Program
Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Dra. Nunung Sri Mulyani yang telah memberikan bimbingan,
commit to user
4. Bapak Yusak Adi Nugroho, SE Selaku Direktur Utama PT. BPR
Nguter surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian dan magang kerja.
5. Seluruh karyawan PT. BPR Nguter Surakarta atas keramahannya dan
bantuannya menjadi pembimbing dalam magang kerja.
6. Ibu dan Alm. Ayahku, Suamiku serta Kakak dan Adikku tercinta
terima kasih atas motivasi dan doa-nya.
7. Teman-teman D3 KP FE UNS, kelas KP.A dan KP.B khususnya
yang telah banyak memberikan bantuan, rasa kebersamaan dan
kesetiakawanan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam magang kerja dan penyusunan Laporan magang
ini.
Disadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena keterbatasan pengetahuan, waktu dan
pengalaman sehingga banyak terdapat kekurangan. Penulis berharap penulisan
tugas akhir ini dapat berguna bagi pihak lain yang membacanya. Penulis
mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kesalahan yang disengaja
maupun tidak.
Surakarta,
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian... 3
E. Metode Penelitian... 4
commit to user
2. Objek Penelitian... 4
3. Jenis dan Sumber Data... 5
4. Teknik Pengumpulan Data... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank... 7
1. Definisi Bank... 7
2. Fungsi Bank... 8
3. Jenis-jenis Bank... 9
B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)... 10
1. Pengertian BPR... 10
2. Bentuk Hukum BPR... 11
3. Kegiatan Usaha BPR... 12
C. Kredit... 13
1. Pengertian Kredit... 13
2. Tujuan Kredit... 14
3. Jenis-jenis Kredit... 15
4. Prinsip-prinsip Perkreditan... 19
5. Risiko Perbankan... 22
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan... 26
1. Sejarah Perusahaan... 26
commit to user
3. Permodalan... 28
4. Perubahan Susunan Pengurus... 29
5. Produk Perusahaan... 31
6. Struktur Organisasi Perusahaan... 32
7. Job Discription... 34
B. Laporan Magang Kerja... 40
C. Pembahasan Masalah... 43
1. Penerapan Prinsip 5C di PT. BPR Nguter Surakarta... 43
2. Contoh Studi Kasus... 45
3. Pengaruh Penerapan Prinsip 5C dalam Menekan Risiko Kredit... 56
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 61
B. Saran... 62
DAFTAR PUSTAKA... 63
commit to user
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Pemegang Saham... 28
3.2 Nama dan Jumlah Pemegang Saham Baru... 31
commit to user
DAFTAR GAMBAR
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat keterangan magang
2. Aktifitas harian magang
3. Formulir penilaian PIM magang kerja
4. Aplikasi permohonan kredit
5. Blanko analisis kredit
6. Brosur
7. Surat kesanggupan pembayaran angsuran kredit
8. Tanda setor
9. Tanda terima uang pinjaman
10. Slip penarikan
11. Slip setoran
12. Spesimen tanda tangan nasabah
13. Disposisi pencairan kredit
14. Surat kuasa untuk menjual barang jaminan
15. Pernyataan dan penyerahan kembali barang jaminan
commit to user
ABSTRAK
PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR NGUTER
SURAKARTA
USWATUN UMUL MUFIDA F3609068
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kredit menjadi salah satu alasan munculnya lembaga keuangan yang semakin banyak. Permintaan kredit yang tidak sesuai dengan kemampuan pengembalian pinjaman menjadi penyebab munculnya risiko kredit. Upaya yang dilakukan lembaga keungan untuk mencegah hal ini salah satunya adalah dengan menerapkan prinsip 5C (Character,
Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economy).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit dan juga untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip 5C terhadap kemungkinan terjadinya risiko kredit di PT. BPR Nguter Surakarta.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu bersumber dari data primer dan sekunder yang diperoleh dengan cara mengamati, wawancara, dan studi pustaka. Ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang penerapan prinsip 5C yang diterapkan di PT. BPR Nguter Surakarta.
Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa apabila salah satu dari prinsip Capital dan Condition of Economy tidak terpenuhi, namun Character,
Collateral, dan Capacity calon debitur terpenuhi, maka permintaan kredit akan
bisa dicairkan. Nilai NPL selalu meningkat dan melebihi batas yang telah ditetapkan oleh BI, dan karena kurangnya pengawasan dari pihak bank menyebabkan masih banyak debitur yang pengembalian kreditnya kurang lancar dan atau tidak lancar. Maka dari itu sebaiknya pihak bank (Account Officer ) khususnya,agar lebih selektif lagi dalam menentukan calon debitur yang layak diberikan kredit dan juga dipantau pengelolaan uang pinjamannya jika digunakan sebagai tambahan modal usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko kredit.
commit to user
ABSTRACT
5C IMPLEMENTATION PRINCIPLES IN LENDING ON CUSTOMERS IN PT. BPR NGUTER
SURAKARTA
USWATUN UMUL MUFIDA F3609068
With the increasing credit needs of the community to become one of the reasons for the emergence of a growing number of financial institutions. Demand for credit that does not comply with loan repayment ability of the cause of the credit risk. Noted that financial institutions made efforts to prevent this the wrong way is to apply the principle of 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, and
Conditions of Economy).
The purpose of this study was to determine what kind of 5C principles on lending and also to determine the effect of 5C principles to the possibility of credit risk at PT. RB Nguter Surakarta.
The method used is descriptive qualitative research method, which is derived from primary and secondary data obtained by observing, interviewing, and literature. This was done to obtain information about the application of the principles applied in PT 5C. RB Nguter Surakarta.
From the analysis of the data obtained the conclusion that if one of the principle of Economy Capital and Condition is not met, but Character, Collateral, and Capacity of borrowers are met, then the demand for credit will be disbursed. NPL value always increases and exceeds the limits set by the BI, and because of the lack of supervision of the bank causing many borrowers to refund or credit is less smooth and not smooth. Therefore should the bank (Account Officer) in particular, to be more selective in determining the prospective borrower again that deserves credit and money management loans are also monitored when used as additional working capital to reduce the possibility of credit risk.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diera globalisasi seperti saat ini, kredit merupakan sesuatu yang tidak
asing lagi bagi masyarakat. Kebutuhan manusia yang semakin besar dan tidak
terbatas adalah yang menjadi salah satu alasan meningkatnya kebutuhan akan
kredit. Lintah darat atau sering kita kenal dengan istilah rentenir, pada jaman
dahulu menjadi pilihan masyarakat untuk meminjam uang/ kredit, namun
pinjaman yang diberikan tidak sebanding dengan bunga yang dibebankan
karena terkadang bunga yang dibebankan melebihi jumlah pinjaman yang
diberikan. Hal ini justru menjadikan masalah baru bagi masyarakat, karena
selain harus mengembalikan pinjaman, mereka juga harus membayar bunga
yang jumlahnya tidak wajar.
Pemerintah, untuk mengatasi permasalahan ini kemudian membentuk
suatu lembaga keuangan perbankan, namun pada umumnya ruang lingkup
perkreditan pada bank hanya dapat dinikmati masyarakat menengah keatas,
hal ini juga tidak terlepas dari tujuan perbankan yang dalam memberikan
kredit menginginkan keuntungan dengan menetapkan suku bunga yang relatif
tinggi yang hanya mampu dipenuhi oleh masyarakat golongan menengah
keatas. Peminjaman juga harus melalui sistem birokrasi yang panjang dan
commit to user
2
menengah kebawah belum dapat dipenuhi. Hal inilah yang kemudian menjadi
salah satu alasan pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1998
atau lebih dikenal dengan sebutan PAKTO 88 melalui Keputusan Presiden RI
No. 38 yang menjadi awal pendirian BPR.
Kegiatan penyaluran kredit sendiri juga mengandung risiko kredit
misalnya, tidak kembalinya dana yang dipinjamkan kepada nasabah. Maka
dari itu diperlukan adanya analisa kredit untuk mengetahui keberhasilan
aktivitas penyaluran kredit itu dan juga untuk menekan kemungkinan
terjadinya risiko kredit. Analisa kredit dilakukan juga untuk menentukan
besarnya jumlah pinjaman yang akan diberikan, sedangkan tujuan utama dari
analisa kredit ini adalah untuk menilai kesedian dan kemampuan calon
debitur untuk mengembalikan pinjaman pokok beserta bunganya atau
memenuhi kewajibannya sesuai dengan isi perjanjian kredit.
PT. BPR Nguter Surakarta merupakan lembaga keuangan bank yang
kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
tabungan dan deposito kemudian menyalurkannya kembali pada masyarakat
dalam bentuk pinjaman atau kredit.
Berdasarkan ketentuan BI, penyaluran kredit didasarkan pada prinsip
kehati-hatian, yaitu penyaluran kredit dengan menggunakan prinsip 5C, yaitu
: Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economy.
Berdasarkan uraian diatas dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis
mengambil judul “ PENERAPAN PRINSIP 5C DALAM PEMBERIAN
commit to user
3
B. Rumusan Masalah
Masalah adalah setiap kesulitan yang dihadapi manusia dan usaha untuk
memecahkannya. Suatu penelitian dibutuhkan sebuah penegasan perumusan
masalah yang harus diselidiki sehingga masalah menjadi jelas dan terarah.
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit pada nasabah
dan pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya risiko kredit di PT. BPR
Nguter Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian
Penulis dalam melakukan penelitian di PT. BPR Nguter Surakarta
memiliki tujuan sebagai berikut :
Mengetahui bagaimana penerapan prinsip 5C yang dilakukan PT. BPR
Nguter Surakarta dan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemungkinan
terjadinya risiko kredit di PT. BPR Nguter Surakarta
D. Manfaat Penelitian
Selain memiliki tujuan, juga diharapkan laporan ini dapat bermanfaat,
baik untuk penulis sendiri, peusahaan, maupun bagi pembaca. Adapun
manfaat yang dapat diambil dari laporan ini adalah :
1. Laporan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi PT.
BPR Nguter Surakarta dan dari hasil penelitian berupa kesimpulan dan
commit to user
4
yang lebih baik dalam pemberian kredit yang disalurkan kepada
masyarakat.
2. Laporan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi
pembaca dengan mengetahui prosedur- prosedur seperti apakah yang
diterapkan perusahaan dalam pemberian kredit.
3. Laporan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi
peneliti sendiri sebagai pengalaman dimana peneliti dapat melihat
langsung bagaimana dan seperti apa dunia kerja yang sesungguhya.
E. Metode Penelitian
Metode adalah cara kerja untuk memahami objek sasaran yang diteliti.
Metode dipilih untuk digunakan dalam rangka memperoleh suatu data yang
akurat dan relevan, untuk dapat dianalisa serta dapat disusun secara sistemetis
sesuai dengan tujuan diadakan penelitian tersebut.
1. Ruang Lingkup Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah
metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan dan
melukiskan keadaan obyektif pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak dan sebagaimana adanya.
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah nasabah (debitur) di PT. BPR
commit to user
5
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diambil oleh peneliti
dan biasanya dilakukan dengan cara mengamati dan mewawancarai
langsung sumbernya. Sumber data primer ini adalah direksi atau
karyawan PT. BPR Nguter Surakarta.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data dari perusahaan dan studi
kepustakaan yang dijadikan sebagai sumber data. Pengambilan data
secara sekunder ini digunakan untuk mendapatkan data-data
pendukung yang diperlukan, misalnya tentang profil perusahaan,
struktur organisasi, perkembangan perusahaan dilihat dari
penelitian sebelumnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka (Library Research)
Studi pustaka adalah teknik pegumpulan data melalui
peninjauan kepustakaan untuk membandingkan kenyataan
dilapangan dengan teori sebenarnya. Data ini dikumpulkan dengan
cara membaca dan mempelajari literature, diktat perkuliahan dan
commit to user
6
b. Studi Lapangan (Field Research)
Studi lapangan adalah melakukan pengamatan langsung
terhadap objek penelitian, artinya penelitian berada ditempat
terjadinya fenomena yang diamati untuk megumpulkan
pengetahuan umum yang cukup, baik mengenai tujuan penelitian,
objek yang diteliti maupun pengetahuan tentang faktor lain yang
mungkin akan berpengaruh terhadap proses pengamatan.
Penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan melakukan
beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :
1) Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih,
bertatap muka, mendengarkan secara langsung
informasi-informasi atau keterangan.
2) Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilaukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank
1. Definisi Bank
Kata bank berasal dari bahasa Italia banque atau banca yang berarti
bangku. Pada masa Renaissans para bankir Florence melakukan transaksi
mereka dengan duduk dibelakang meja penukaran uang, berbeda dengan
pekerjaan kebanyakan orang yang tidak memungkinkan merekan untuk
duduk sambil bekerja.
Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang
bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri,
dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan
alat-alat pembayaran baru berupa uang giral. (Prof G.M. Veryn Stuart
Dalam bukunya Bank Politic).
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada msyarakat dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan)
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan
perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
commit to user
8
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.”
2. Fungsi Bank
Bank mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perekonomian
suatu negara. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 3
tentang Perbankan bahwa fungsi utama bank sebagai penghimpun dana
danpenyalur dana masyarakat.
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust),
baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
Masyarakat akan bersedia menitipkan dananya dibank apabila
dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa
uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan
dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang
telah dijanjikan, simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.
b. Agent of Development
Kegiatan perekonomian masyarakat disektor moneter dan di
sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor ini selalu
berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat
berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan
baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana
sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian disektor
commit to user
9
kegiatan investasi, distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan
jasa. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini
tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu
masyarakat.
c. Agent of Services
Selain melakukan kegiatan penghimpun dana dan penyaluran
dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa ini antara lain dapat berupa pengiriman
uang atau transfer, penitipan barang berharga, pemberian jaminan
bank, dan penyelesaian tagihan.
3. Jenis-jenis Bank
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
bahwa jenis bank dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kepemilikan Bank Umum dapat dimiliki oleh pemerintah maupun
swasta atau perorangan, bisa bersifat tertutup atau terbuka tergantung
pada besar kecilnya kepemilikan saham yang dimiliki
masing-masing tersebut dan sudah melakukan go public atau belum, baik
commit to user
10
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdassarkan prinsip syariah yang dalam kegiantannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1. Pengertian BPR
BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan
hanya dalam bentuk deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Status BPR diberikan pada Bank Desa, Lumbung Perkreditan Desa,
Bank Pegawai, Lumbung Pilih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa
(LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK),
dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi
persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Ketentuan ini diberlakukan karena mengingat lembaga-lembaga tersebut
telah berkembang dilingkungan masyarakat Indonesia serta masih
diperlukan oleh masyarakat,maka keberadaan lembaga itu diakui. Oleh
karena itu , UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 memberikan kejelasan
status terhadap lembaga-lembaga itu. Untuk menjamin kesatuan dan
commit to user
11
tatacara pemberian status lembaga-lembaga tersbut ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
2. Bentuk Hukum BPR
Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dpat berupa :
a. Perusahaan Daerah
Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang modalnya dimiliki
oleh pemerintah daerah, dimana kekayaan perusahaan dipisahkan
dari kekayaan negara. Tujuan perusahaan daerah adalah mencari
keuntungan yang nantinya akan digunakan unut pembangunan
daerahnya.
b. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang
atau badan usaha koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan koperasi untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Pengelolaan badan usaha dilakukna secara efektif
dan efisien tanpa mengabaikan prinsip-prisip koperasi.
c. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas adalah suatu persekutuan untuk menjalankan
perusahaan yang mempunyai moda usaha yang terbagi atas bebrapa
saham dimana setiap pemegang saham turut mengambil bagian
sebanyak satu atau lebih saham. Tujuan PT adalah untuk
commit to user
12
kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, dan sebagian
untuk menambah modal serta membentuk cadangan.
3. Kegiatan Usaha BPR
Kegiatan BPR pada dasarnya adalah sama dengan kegiatan Bank
Umum, yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa yang ditawarkan BPR
jauh lebih sempit. BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak
leluasa seperti Bank Umum. Kegiatan yang dilakukan BPR adalah sebagai
berikut :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
tabungan, deposito berjangka, dan atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan pinjaman dalam bentuk kredit berupa kredit investasi,
kredit modal kerja, kredit perdagangan, dan lain-lain.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi
hasil sesuai dengan ketentuan yag ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan
pada bank lain.
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah,
BPR memiliki keterbatasan dalam memberikan jasa kepada masyarakat,
yaitu :
commit to user
13
b. Mengikuti kegiatan kliring
c. Melakukan kegiatan valuta asing
d. Melakukan kegiatan perasuransian
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti
“kepercayaan” atau dalam bahasa latin “creditum” yang berarti
“kepercayaan atau kebenaran.”
Pengertian ini selanjutnya berkembang lebih luas lagi, kredit ini
telah dirumuskan dalam UU Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967
yang merumuskan :
“ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan
lain pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah
ditentukan.”
Menurut UU RI Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan,
merumuskan :
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
commit to user
14
2. Tujuan Kredit
a. Memperoleh keuntungan dari pendapatan bunga kredit yaitu selisih
antara bunga kredit yang diterimanya dari para debitur dikurangi
dengan biaya untuk memperoleh dana dari masyarakat dan dikurangi
lagi dengan biaya-biaya ocerhead dalam mengelola kredit tersebut.
b. Membantu memasarkan jasa-jasa perbankan yang lain
c. Membantu perekonomian nasabah dengan memberikan kredit modal
kerja untuk memulai usaha, mempertahankan, maupun
mengembangkan usahanya.
d. Alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi baik secara umum
maupun untuk pertumbuhan sektor-sektor ekonomi tertentu
e. Pemberian kredit sebagai alat peningkatan dan pemerataan
pendaptan masyarakat.
f. Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha.
g. Pemberian kredit dapat juga digunakan sebagai langkah untuk
merebut pasar (market share) dalam industri perbankan.
h. Sumber pendapatan negara. Sebagian besar kegiatan perkreditan di
negara kita saat ini dikelola oleh bank-bank milik negara, dari
pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi dengan
bermacam-macam biaya akan diperoleh laba. Pembagian laba baik dari
pembayaran pajak pendapatan (pajak perseroan) dan dari pembagian
laba setelah pembayaran pajak tersebut, pemerintah mempunyai hak
commit to user
15
i. Membantu para supplier bahan-bahan baku/barang jadi untuk para
relasi usahanya akan merasa lebih terjamin pembayarannya karena
bank menyediakan “Non Cash Loan” yang berupa “Bank Garansi”,
“Letter of Credit” dan lain-lain.
3. Jenis-jenis Kredit
Kesalahan dalam pemilihan sumber dana dapat mengakibatkan
kefatalan bagi bank dan nasabah. Sebagai misal : “seorang calon debitur
memerlukan kredit untuk membangun gedung pabriknya tetapi oleh bank
diberikan kredit modal kerja yang jangka waktunya relatif pendek yaitu
dibawah 1 tahun. Akibatnya pada saat kredit harus dilunasi, dana
pelunasan tersebut masih tertanam pada gedung pabriknya tersebut.
Oleh karena itu untuk menghindarkan diri dari akibat-akibat yang
dapat membawa kegagalan,pengelola kredit harus mengetahui jenis-jenis
kredit yang bagaimana yang diperlukan calon debitur.
a. Menurut Jenis Kredit yang Dibiayai
1) Kredit Modal Kerja
Kredit yang diberikan oleh bank kepada calon debitur untuk
memenuhi kebutuhan modal kerja. (contoh : untuk membeli
bahan baku dan membayar gaji karyawan)
2) Kredit Investasi
Kredit jangka panjang yang diberikan untuk pembelian
barang-barang modal yang tidak habis dalam satu cycle. (contoh
commit to user
16 3) Personal Loan
Kredit yang diberikan kepada perorangan bukan dalam
rangka untuk mendapatkan keuntungan tetapi untuk pemenuhan
kebutuhan konsumtif. (contoh : untuk pembelian alat-alat rumah
tangga seperti televisi, kursi, alat-alat dapur, dan lain-lain).
4) Non Cash Loan
Sejenis kredit yang belum efektif dapat ditarik secara tunai
ataupun secara pemindahbukuan, tetapi didalamnya telah
terkandung adanya suatu kesanggupan untuk melakukan
pembayaran dikemudian hari. pembayaran baru akan dilakukan
oleh bank apabila apa yang diperjanjikan menjadi efektif. Jenis
kredit non cash loan antara lain :
a) Bank Garansi
b) Fasilitas Pembukaan L/C Impor
c) Fasilitas L/C dalam Negeri
5) Kredit Kelayakan
Kredit yang diberikan atas dasar kelayakan dengan
keringanan jaminan bagi pembiayaan nasabah yang lebih
ditekankan pada pertimbangan kelayakan usaha dan tidak
ditekankan pada pertimbangan pada tersedianya jaminan.
(contoh : pembiayaan atau penyediaan modal bagi pemborong
commit to user
17
Keputusan Presiden yaitu proyek yang sumber pembiayaannya
berasal dari APBN, PBD, dan INPRES.
6) Kredit untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia
a) Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI)
Berupa kredit konsumtif untuk membiayai para
mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. (contoh : uang
kuliah, biaya penelitian, dan lain-lain)
b) Kredit Profesi
Kredit yang digunakan untuk mengembangkan
jenis-jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat profesionalisme
yang tinggi.
c) Kredit untuk Pengembangan Tenaga Kerja Indonesia
Kredit melalui program pendidikan dan latihan yang
memadai, misalnya untuk mekanik, pramuwisma, dan
lain-lain.
b. Jenis Kredit Menurut Risiko Pembiayaan
1) Kredit dari Dana Bank yang bersangkutan
2) Kredit dengan Dana Likuiditas Bank Indonesia
3) Kredit Kelolaan
4) Kredit Konsorsium
c. Jenis Kredit Menurut Sektor Ekonomi
1) Kredit untuk Sektor Pertanian, Perkebunan, dan sarana pertanian
commit to user
18
3) Kredit untuk Perindustrian
4) Kredit untuk Listrik, Gas, dan Air
5) Kredit untuk Perdagangan, Restoran, dan Hotel
6) Kredit untuk Jasa-jasa Sosial, dan lain-lain
d. Jenis Kredit Menurut Sifatnya
1) Kredit Berulang (Revolving Credit)
Kredit yang dapat ditarik sesuai dengan kebutuhan dana
dari pihak debitur. Sifat kredit yang berulang ini, dalam
pelaksanaannya kepada nasabah yang bersangkutan dibukakan
suatu hubungan rekening koran dapat pula diberikan check atau
bilyet giro
2) Kredit Sekali Tarik (Einmalig Credit atau Self Liquidating
Credit)
Kredit satu kali penarikan untuk suatu jangka waktu
kemudian harus dilunasi sekaligus pada saat transaksi kegiatan
usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut juga selesai. (contoh
: kredit untuk pembiayaan kontrak pemborongan).
3) Kredit untuk Plafon Menurun
4) Open Plafon Credit
5) Plafon Kredit Terikat.
4. Prinsip-prinsip Perkreditan
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat telah
commit to user
19
a. Character
Dasar dari pemberian kredit adalah kepercayaan dan yang
menjadi dasar kepercayaan adalah keyakinan pihak bank bahwa
calon debitur mempunyai moral, watak, maupun sifat pribadi yang
positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik
dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupanya sebagai
anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan usahanya. Jadi
dengan begitu bank bisa mengetahui apakah calon debitur memiliki
kejujuran dan integritas serta tekad baik untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya dikemudian hari.
Biasanya bank melakukan beberapa cara untuk dapat
mengetahui karakter calon debitur, misalnya :
1) Meneliti daftar riwayat hidup calon debitur
2) Bertanya kepada masyarakat dilingkungan calon debitur tinggal
3) Meminta informasai dari bank lain
4) Mengamati sejauh mana ketekunan kerjanya, dan lain-lain
b. Capacity
Capacity adalah penilaian terhadap calon debitur mengenai
kemampuannya melunasi kewajiban-kewajibannya terhadap kredit
yang akan diberikan dihubungkan dengan kemampuannya mengelola
usaha dan mendapatkan laba.
Pengukuran capacity calon debitur dapat dilakukan dengan
commit to user
20
1) Pendekatan historis
Pendekatan historis dilakukan dengan menilai apakah
usahanya banyak mengalami kegagalan atau justru sering
menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu.
2) Pendekatan finansiil
Pendekatan finansiil dilakukan dengan melihat laporan
perhitungan Rugi/Laba untuk beberapa periode terakhir.
3) Pendekatan Edukasional
Pendekatan edukasional dilakukan dengan menilai latar
belakang pendidikan para pengurus perusahaan calon debitur.
Biasanya hal ini dilakukan terhadap perusahaan yang
menghendaki kemampuan teknologi tinggi atau yang
membutuhkan profesionalisme tinggi seperti Rumah Sakit dan
biro konsultan.
4) Pendekatan Yuridis
Pendekatan yuridis dilakukan dengan menilai apakah calon
debitur mempunyai kapasitas untuk mewaili dirinya ataupun
badan usaha untuk mengadakan ikatan perjanian kredit dengan
bank.
5) Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis dilakukan dengan menilai sejauh mana
kemampuan calon debitur mengelola faktor-faktor produksi
commit to user
21
c. Capital
Capital adalah prinsip untuk mengetahui jumlah dana/modal
yang dimiliki calon debitur. Hal ini dilakukan karena biasanya Bank
tidak bersedia untuk 100% membiayai sebuah usaha, dengan kata
lain, calon debitur juga harus menyediakan dana dari sumber lain
atau modal sendiri.
d. Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan calon debitur
kepada Bank sebagai jaminan atas kredit yang diajukannya. Manfaat
dari collateral ini adalah sebagai alat untuk menjamin apabila usaha
yang dibiayai dari kredit ini gagal atau sebab-sebab lain dimana
debitur tidak mampu melunasi hutangnya dalam kurun waktu yang
telah ditentukan dalam perjanjian kredit.
e. Condition of Economy
Penilaian kelayakan pemberian kredit hendaknya juga dinilai
dari kondisi ekonomi saat ini dan masa yang akan datang. Kondisi
perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk
sektor tertentu yang kurang menjanjikan tidak diberikan terlebih
dahulu. Kalaupun diberikan sebaiknya Bank terlebih dulu melihat
prospek usaha calon debitur dimasa yang akan datang.
Berdasarkan penjelasan diatas, maksud dari penggunaan prinsip
kredit ini adalah untuk meletakkan kepercayaan dan untuk menghindari
commit to user
22
hari. Sehingga baik pihak bank maupun nasabah tidak salin merasa
dirugikan maupun merugikan.
5. Risiko Perbankan
Sebuah situs mengatakan bahwa J.P Morgan mengartikan risiko
sebagai suatu ketidakpastian dari Net Return yang terjadi, atau secara
komprehensif risiko merupakan suatu potensi terjadinya peristiwa (event)
yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap nilai suatu portofolio
aset yang dapat diukur dengan probabilitas tertentu dalam rentang waktu
yang diketahui. (http://avartara.com/risiko-risiko-perbankan/)
Bank Indonesia melalui PBI 5/8/2003 tentang Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum, menjelaskan defenisi risiko-risiko yang harus
dihadapi Bank dalam aktivitas bisnisnya, walaupun mengadopsi Basel II
namun terdapat perbedaan mengenai definisi tersebut. Adapun jenis risiko
yang wajib dikelola bank adalah :
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang timbul dalam hal debitur gagal
memenuhi kewajiban untuk membayar angsuran pokok ataupun bunga
sebagaimana telah disepakati dalam perjanjian kredit.
b. Risiko Pasar
Risiko yang muncul yang disebabkan oleh adanya pergerakan
variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh
Bank, yang dapat merugikan bank. Variabel pasar dalam hal ini adalah
commit to user
23
pasar antara lain terdapat pada aktivitas fungsional Bank seperti kegiatan
tresuri dan investasi dalam bentuk surat berharga dan pasar uang maupun
penyertaan pada lembaga keuangan lainnya, penyediaan dana, dan
kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan
perdagangan.
c. Risiko Operasional
Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya ketidakcukupan dan
atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional
Bank. Risiko operasional melekat pada setiap aktivitas fungsional Bank,
seperti kegiatan perkreditan, treasury dan investasi, operasional dan jasa,
pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi
sistem informasi dan sistem informasi manajemen dan pengelolaan sumber
daya manusia.
d. Risiko Likuiditas
Risiko yang antara lain disebabkan karena bank tidak mampu
memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Risiko likuiditas
dikategorikan menjadi:
a.)Risiko Likuiditas Pasar, yaitu risiko yang timbul karena Bank
tidak mampu melakukan Offsetting posisi tertentu dengan harga pasar
karena kondisi likuiditas pasar yang tidak memadai atau gangguan pasar
commit to user
24
b.Risiko likuiditas pendanaan, yaitu risiko yang timbul karena bank
tidak mampu mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan dari
sumber dana lain.
e. Risiko Hukum
Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis.
Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan oleh adanya tuntutan
hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan
pengikatan agunan yang tidak sempurna.
f. Risiko Reputasi
Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif
yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap
bank.
g. Risiko Kepatuhan
Risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku. Didalam prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko bank
yang terkait dengan peraturan perundang-undangan seperti risiko kredit
terkait dengan ketentuan KPMM, KAP, PPAP, BMPK. Risiko Pasar
terkait dengan Posisi Devisa Neto (PDN), risiko strategik terkait dengan
ketentuan rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) Bank dan risiko
commit to user
25
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Surakarta pertama kali
didirikan di desa Nguter, Sukoharjo dengan anggaran dasar awal yang
dibuat oleh Notaris Nur Fariah Latih SH, di Karanganyar pada tanggal 2
Maret 1994 dengan akte No. 12, dan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana terdapat dalam Surat
Keputusan No C2-16.782.HT.01.Th.1994 tertanggal 8 November 1994.
Berbagai pertimbangan mengenai sarana yang lebih memadai dan
lokasi yang lebih strategis serta mudah dijangkau oleh masyarakat, maka
sejak tanggal 15 April 2001 lokasi PT. BPR Nguter dipindahkan ke Jl.
Sutami 118 A Surakarta. Kemudian pada tanggal 20 Deember 2005, lokasi
PT. BPR Nguter dipindahkan lagi ke Jl. Honggowongso No. 69 Surakarta.
Hal ini dimaksudkan agar lokasinya lebih strategis da lebih dekat dengan
nasabah potensial.
PT. BPR Nguter berlokasi di pusat kota Solo, namun untuk
jangkauan wilayah kerjanya tidak hanya meliputi pusat kota tetapi juga
commit to user
26
Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri,
Kabupaten Karanganyar, dan juga Kabupaten Sragen.
Untuk mendukung kegiatan operasional pada wilayah tersebut,
Bank telah mempersiapkan petugas lapangan baik dalam penghimpunan
dana maupun penyaluran kredit dan penagihan kredit (sistem jemput bola).
Sehingga dalam penghimpunan dana dan penyaluran kredit dapat merata
dan meluas keseluruh lapisan masyarakat di berbagai daerah se-eks
Karesidenan Surakarta.
Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha adalah sebagai berikut :
a. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dari Kepala Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dengan
Nomor TDP 11.16.165.00824 tertanggal 13 Juni 2006 diperbaharui
dengan Nomor TDP 11.16.1.65.00824 berlaku sampai dengan 13 juni
2011.
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Klaten dengan Nomor NPWP 1.545.687.4-525.000
dan nomor registrasi 007703-5253
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor
Kep.100/KM.17/1996 tentang Pemberian Izin Usaha PT. BPR Nguter
Sukoharjo yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Maret 1996.
2. Kepemilikan Saham
Pada tanggal 22 Juni 2000 terjadi perubahan kepemilikan (akuisisi)
commit to user
27
a. Djoko Pong Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60 %
b. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 35 %
c. Dwi Esti Nastiti dengan komposisi saham sebesar 5%
3. Permodalan
Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang CAR minimal 8%
PT. BPR Nguter telah melakukan perubahan modal dasar sebanyak 2 (dua)
kali, dimana perubahan tersebut dilaksanakan sebagai berikut :
a. Tahun 2005 terjadi perubahan modal dasar dari 1,6 Milyar rupiah
menjadi 6,4 Milyar Rupiah. Dan modal yang disetor juga mengalami
perubahan dari 6,4 Milyar Rupiah menjadi 2,82 Milyar Rupiah.
b. Bulan Februari 2006 telah dilakukan perubahan modal dasar menjadi
10 Milyar rupiah yang terbagi atas 20.000 lembar saham yang
masing-masing saham bernilai sebesar Rp 500.000,00. Modal dasar tersebut
ditempatkan dan disetor sejumlah 41% atau sejumlah 8.200 lembar
saham dengan nominal seluruhnya sebesar 4,1 Milyar Rupiah.
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh para pemegang saham,
yaitu :
Tabel 3.1 Pemegang Saham
Pemegang Saham
Lembar
Saham
Jumlah Prosentase
Tn. Djoko Pong Sugoto 4920 lembar Rp. 2.460.000.000 60%
commit to user
28
Ny. Dwi Esti Nastiti 410 lembar Rp. 205.000.000 5%
Jumlah 8.200 lembar Rp. 4.100.000.000 100%
Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta, Buku Pedoman Standar Operating
4. Perubahan Susunan Pengurus
Setelah terjadi akuisisi, kemudian PT. BPR Nguter juga melakukan
perubahan pengurus seluruhnya. Untuk memenuhi Undang- Undang
Perseroan Terbatas tentang jumlah direksi harus 2 (dua) orang, maka
RUPS memutuskan mengangkat 1 (satu) orang direktur yang telah
mengikuti fit and proper test di Bank Indonesia pada bulan Mei 2004,
sehingga susunan pengurus yang baru sejak bulan Mei 2004 adalah
sebagai berikut :
1. Komisaris Utama : Anta Winata
2. Komisaris : Djoko Pong Sugoto SE, MBA
3. Direktur Utama : Dwi Esti Nastiti SE
4. Direktur : Hendrardi, SE
Pada bulan Maret 2005, Bapak Hendrarti, SE mengundurkan diri
atas permintaan sendiri, dengan demikian jabatan Direktur unutk
sementara kosong. Namun pada bulan Oktober 2005, setelah melalui fit
and proper test di Bank Indonesia dan telah dinyatakan lulus, maka
dilakukan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa untuk mengangkat
Lusiawati Oeyeng sebagai Direktur di PT.BPR Nguter Surakarta. Hal
tersebut dilakukan untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang
commit to user
29
Dengan demikian susunan pengurus PT.BPR Nguter Surakarta
yang baru sejak bulan November 2005 adalah sebagai berikut :
1. Komisaris Utama : Anta Winata
2. Komisaris : Djoko Pong Sugoto SE, MBA
3. Direktur Utama : Dwi Esti Nastiti SE
4. Direktur : Dra. Lusiawati Oeyeng
Kemudian pada tanggal 28 Juni 2007 melalui RUPS Luar Biasa,
disetujui pengunduran diri Direktur Utama Dwi Esti Nastiti dan Komisaris
Djoko Pong Sugoto, sehingga susunan pengurus yang baru adalah sebagai
berikut :
1. Komisaris Utama : Tn. Anta Winata
2. Direktur : Ny. Dra Lusiawati Oeyeng
Dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH No. 42 tertanggal 29 juni 2007.
Selanjutnya untuk memenuhi Undang-Undang Perseroan Terbatas
dan untuk memenuhi ketentua Bank Indonesia, bahwa pengurus BPR
harus terdiri dari 2 orang komisaris dan 2 orang direktur, maka RUPS
memutuskan mengangkat 1 orang komisaris dan 1 orang direktur yang
telah mengikuti fit and proper test di Bank Indonesia pada tanggal 22
September 2008 dan sudah dinyatakan lulus oleh Bank Indonesia, maka
susunan pengurus PT. BPR Nguter Surakarta menjadi sebagai berikut :
1. Komisaris Utama : Tn. Drs. Sri Dadi Wibowo, MM
2. Komisaris : Tn. Anta Winata
commit to user
30
4. Direktur : Ny. Dra. Lusiawati Oeyeng
Dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH No. 03 tanggal 11 November
2008.
Kemudian pada tanggal 24 Maret 2009 melalui RUPS Luar Biasa,
susunan pengurus terakhir adalah sebagai berikut :
1. Komisaris Utama : Tn. Bambang Subartono, SE
2. Komisaris : Tn. Drs. Sri Dadi Wibowo, MM
3. Direktur Utama : Ny. Fransisca Permata Dewi, SE. MM
4. Direktur : Tn. Yusak Adi Nugroho, SE
Dengan Akta Notaris Drajad Uuripno, SH. No. 01 tanggal 04 Maret 2009.
Daftar pemegang saham baru PT.BPR Nguter Surakarta adalah
sebagai berikut
Tabel 3.2 Nama dan Jumlah Pemegang Saham Baru
Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Prosentase
Tn. Djoko Pong Sugoto 4920 lembar Rp. 2.460.000.000 60%
Ny. Augustine Esther 3.280 lembar Rp. 1.640.000.000 40%
Jumlah 8.200 lembar Rp. 4.100.000.000 100%
Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta, 2010
5. Produk Perusahaan
Dalam melakukan kegiatannya PT BPR Nguter tidak berbeda
dengan kegiatan BPR lainnya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat
commit to user
31
dimiliki PT. BPR Nguter Surakarta untuk mendukung kegiatan tersebut
antara lain sebagai berikut :
1) Tabungan dan Deposito
2) Kredit
Berikut adalah macam kredit yang ditawarkan oleh PT. BPR Nguter
Surakarta:
a. Kredit Modal Usaha
Kredit modal usaha adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
menambah modal usaha nasabah.
b. Kredit Multiguna
Kredit multiguna adalah krdit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan nasabah lainnya, seperti pernikahan,
pendidikan, renovasi rumah, dan lain-lain.
c. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif, misalnya
untuk membeli rumah.
d. Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor (th. ’96 – keatas)
e. Pembiayaan Pembelian Mobil (th. ’90 – keatas)
commit to user
32
6. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh PT. BPR Nguter
commit to user
33
Gambar 3.3
STRUKTUR ORGANISASI PT.BPR NGUTER SURAKARTA
RUPS
DEWAN KOMISARIS
Admin Kredit
DIREKSI
KABAG KREDIT KABAG
OPERASIONAL
SPI Account
Officer
Collection Filter
Umum Pembukuan
Marketing Tabungan
commit to user
34
7.
ob Discription
a.
epala Bagian Kredit
a)
engkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Admin Kredit,
Account Officer, dan Collection di lapangan.
b)
ertanggung jawab atas pencapaian target kredit yang
diberikan pada masyarakat
c)
ertanggung jawab atas kinerja Admin Kredit dan kelancaran
pencairan.
d)
ertanggungjawab atas kelengkapan administrasi pengajuan
kredit dan pencairan kredit yang disalurkan sudah sesuai
dengan SOP perusahaan.
b.
dmin Kredit
a)
enerima pengajuan kredit dari dealer/ umum baik melalui
commit to user
35
Nguter, serta memberikan informasi mengenai proses kredit
calon debitur.
b)
elakukan SID (Sistem Informasi Debitur) atau BI checking.
c)
engetik perjanjian kredit (PK)
d)
embuat kompensasi lembur hari Sabtu disetiap bulannya.
e)
engecekan kelengkapan berkas pengajuan kredit dan report
survey yang telah di ACC oleh pimpinan.
f)
embuat MOU dengan pihak atas.
c.
ccount Officer
a)
enerima order untuk disurvey dari Admin Kredit
b)
engecekan kebenaran dan kelengkapan data caln debitur
c)
commit to user
36
tempat tinggal, jaminan, pekerjaan/usaha, dan lingkungan
sekitar)
d)
enganalisa hasil survey dan dilaporkan kepada komite kredit
e)
embuat analisa survey report mengenai calon debitur
menyampaikan kepada Admin Kredit apakah pengajuan
kredit calon debitur tersebut disetujui atau ditolak.
d.
asie Account Officer (AO)
a)
engkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Account Officer
dilapangan
b)
elakukan koordinasi dengan kasie collection jika terdapat
permasalahan dalam hal penanganan kredir bermasalah dan
membutuhkan informasi tambahan dari Account Officer
mengenai kondisi nasabah
c)
elaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan kepada
Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan hasil kerja
commit to user
37
d)
engarahkan dan membimbing Account officer agar hasil
survey dan analisa kredit lebih berkualitas
e)
enerima laporan hasil survey dari AO
f)
ertanggungjawab atas kinerja AO dan hasil survey
g)
emonitoring hasil kerja per Account Officer
e.
agian Collection Filter
a)
elakukan penagihan kepada debitur yang terlambat
membayar angsuran (T2 – T4)
b)
embinaan kepada debitur tentang aturan – aturan pembayaran
yang telah disepakati bersama untuk meminimalkan
keterlambatan pembayaran angsuran
c)
encari informasi debitur yang pindah alamat tanpa
commit to user
38
d)
engamanan jaminan bila diperlukan dan melacak keberadaan
jaminan yang sudah dialihkan kepada pihak lain
e)
elakukan pengambilan angsuran / collect ke dealer yang
bekerjasama dengan pihak lain
f)
embuat laporan kronologis.
f.
asie Collection
a)
endistribusikan job atau surat tagihan kepada kolektor
b)
ertanggungjawab dalam rangka upaya menurunkan
NPL/kredit macet sesuai dengan rencana kerja perusahaan
c)
engkoordinir dan merencanakan tugas – tugas kolektor di
lapangan
d)
elakukan koordinasi dengan kasie Account Officer terkait
commit to user
39
e)
elaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan kepada
Direksi tentang permasalahan penanganan kredit bermasalah
f)
ertanggungjawab atas kinerja kolektor dan hasil tagihan yang
dibawa kolektor, dan lain – lain
g.
arketing Kredit
a)
encapa target pencairan kredit sesuai dengan ketentuan yang
sudah ditetapkan perusahaan
b)
enawarkan berbagai produk BPR khususnya produk kredit,
antara lain kredit konsumtif, modal kerja, investasi, dan lain –
lain
c)
elakukan follow up terhadap nasabah yang mengajukan kredit
d)
engumpulkan file data calon nasabah, baik pengajuan
langsung dari nasabah maupun dari dealer atau show room
commit to user
40
e)
elakukan survey awal guna memberikan keterangan pada
surveyor tentang kondisi calon nasabah
f)
emberikan informasi kepada nasabah mengenai hasil survey,
dalam hal ini di ACC ataukah ditolak
h.
eller atau Kasir
a)
enerima setoran dan pengambilan tunai (angsuran, tabungan,
pengambilan tunai dari bank – pick up service)
b)
engeluaran biaya – biaya yang disertai nota maupun kwitansi
c)
encatatan semua kuitansi dan nota pemasukan – pengeluaran
dibuku kasir kemudian diulang dibuku pemasukan kas dan
pengeluaran kas
d)
eng-input ke program MMS
e)
commit to user
41
f)
ada akhir hari membuat laporan mutasi kas (jumlah uang)
i.
agian Staff Tabungan/ Deposito
Bagian Staff Tabungan meliputi :
a)
elayani pembukaan dan penutupan rekening tabungan
b)
elayani transaksi nasabah baik penyetoran, penarikan,
maupun pemindahbukuan
c)
pdate bunga tabungan per nasabah setiap akhir bulan
d)
enyimpan file aplikasi rekening, bukti setor, voucher jurnal
transaksi
Bagian Staff Deposito meliputi :
a)
plikasi penempatan deposito dan pencairan deposito
b)
embayaran bunga deposito nasabah
c)
elakukan konfirmasi kepada nasabah untuk perpanjangan
commit to user
42
d)
nput transaksi deposito
e)
embuat laporan bulanan untuk Lembaga Simpanan
j.
taff Pembukuan
a)
elakukan pengecekan hitungan bunga deposito dari bagian
deposito
b)
embuat laporan untuk BI (laporan bulanan, laporan
pengaduan nasabah, laporan publikasi 3 bulan sekali, laporan
mingguan)
c)
engirim laporan keuangan untuk kantor pajak
d)
embuat voucher pembukuan
e)
embuat laporan keuangan dan input transaksi
f)
commit to user
43
g)
elakukan transaksi yang berhubungan dengan antar bank
aktiva, termasuk monitoring deposito serta mutasi rekening
k.
atuan Pengawas Intern (SPI)
a)
emeriksa mutasi kas pada akhir hari secara berkala
b)
emeriksa bukti – bukti transaksi harian secara periodik dan
membandingkan dengan peraturan – peraturan yang ada
c)
embuat dan melapoorkan laporan mingguan kepada Bank
Indonesia
d)
elakukan on the spot ke debitur secara berkala
e)
elakukan pemeriksaan jaminan setiap bulan Juni dan
Desember
f)
elakukan Laporan Tingkat Kesehatan bank setiap akhir bulan
B.
commit to user
44
Pelaksanaan kegiatan magang kerja di PT. BPR Nguter Surakarta,
sesuai dengan surat pengantar magang dari Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah diajukan dan berdasar surat jawaban dari
PT. BPR Nguter Surakarta dilaksanakan selama 1 (satu) bulan, yaitu sejak
tanggal 06 Februari sampai dengan 06 Maret 2012.
Kegiatan magang kerja ini dilakukan bukan semata – mata hanya
sebagai formalitas atau pemenuhan syarat penyusunan Tugas Akhir
perkuliahan yang harus dicapai penulis, namun kegiatan magang kerja akan
diterapkan sebagai pembekalan sebelum nantinya memasuki dunia kerja yang
sebenarnya guna mengasah kemampuan dan etos kerja penulis. Dalam
pelaksanaannya penulis mengikuti aturan kerja PT. BPR Nguter Surakarta,
yakni disesuaikan dengan jam kerja karyawan dengan ketentuan yang berlaku
sebagai berikut :
1. Senin s/d Jumat : 07.30 – 16.30
2. Sabtu – minggu : Libur
3. Ketentuan jam istirahat : 12.00 – 13.00
Penulis mendapatkan kesempatan untuk belajar di Divisi Administrasi
Kredit. Rincian kegiatan magang yang dilakukan penulis adalah sebagai
berikut :
1. 06 - 17 Februari 2012
Pada hari pertama penulis diperkenalkan dengan karyawan,
commit to user
45
dibimbing oleh Mbak Sri Handayani. Selama berada dibagian Pencairan
Kredit, hal yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
a. Mengisi data debitur/ nasabah pada Surat Perjanjian Kredit dengan
menggunakan mesin ketik.
b. Membuat Surat Pemberitahuan atau PO
Disini PT. BPR Nguter Surakarta bekerjasama dengan Sarwo
Motor Group. Untuk itu apabila PT. BPR Nguter menerima
pengajuan kredit dari dealer-dealer Sarwo Motor, PT. BPR
Nguter harus membuat Surat Pemberitahuan tentang barang yang
dijaminkan dan jumlah pinjaman debitur/nasabah.
c. Membuat Disposisi Pencairan Kredit
Disini berisi nama debitur, jumlah kredit yang bisa dicairkan,
bentuk pinjaman (bunga, pembentukan plafond, biaya
administrasi), jangka waktu pembayaran, dan jaminan nasabah.
d. Memisahkan berkas pengajuan kredit sesuai dengan tanggal
pencairan untuk memudahkan bila suatu saat membutuhkan
berkas itu lagi.
2. 20 - 06 Maret 2012
Pada Minggu ketiga dan keempat diadakan rolling posisi untuk
magang. Disini penulis dipindahkan ke bagian Admin Kredit dan
dibimbing oleh Ibu Nita. Selama berada dibagian Admin Kredit, hal
commit to user
46
a. Menerima pengajuan kredit dari dealer baik melalui telepon
maupun pesan singkat berupa sms.
b. Diajarkan cara melakukan SID (Sistem Informasi Debitur)
c. Melakukan pengecekan kelengkapan berkas pengajuan kredit dan
report survey
d. Melakukan pengecekan dan menyusun berkas-berkas dalam
perjanjian kredit sesuai urutan yang diminta oleh Direktur Utama,
agar dalam pengecekan data debitur tidak membingungkan.
e. Menginput data pengajuan kredit yang ditolak maupun telah
commit to user
47
C. Pembahasan
1. Penerapan prinsip 5C di PT. BPR Nguter Surakarta
Sebelum memberikan kredit kepada nasabah, terlebih dahulu
diadakan analisa apakah calon nasabah tersebut layak atau tidak untuk
mendapatkan pinjaman. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
menerapkan prinsip 5C.
a. Character
Account Officer dari bank dalam menilai character calon
debitur adalah dengan cara sebagai berikut :
1) Melihat daftar riwayat hidup debitur dengan mewawancarai
lengsung calon debitur dan juga bertanya kepada masyarakat
dilingkungan tempat tinggal calon debitur.
2) Meneliti reputasi calon debitur dilingkungan tempat kerjanya
3) Mencari informasi apakah calon debitur terlibat dalam suatu
masalah, misalnya perjudian, perampokan, pemabuk, dan
lain-lain.
4) Meminta informasi dari bank lain, yang dimaksud disini
adalah dengan mengecek SID calon debitur, apakah masih
mempunyai pinjaman dibank lain.
b. Capacity
Pengukuran Capacity disini dilakukan dengan cara sebagai
commit to user
48
1) Pendekatan historis, apakah usaha yang dilakukan calon
debitur mengalami kegagalan ataukah selalu menunjukkan
kemajuan.
2) Pendekatan finansiil, dengan melihat laporan Rugi/Laba
usaha calon debitur (untuk debitur yang mempunyai usaha
sendiri)
3) Dengan melihat penghasilan bersih calon debitur setiap
bulannya.
Apabila kredit yang dicairkan untuk pembiayaan barang
konsumsi, maka penilaian capacity calon debitur didasarkan pada
pekerjaan yang sedang dikerjakan saat ini. Dengan begitu pihak
bank dapat menilai apakah calon debitur mampu memenuhi
kewajibannya terhadap bank.
c. Capital
Bank melihat dari jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh
calon debitur. Sebagai contoh apabila calon debitur meminta bank
untuk membiayai pembelian sepeda motor, maka pihak bank harus
mengetahui berapa besarnya prosentase uang muka yang diberikan
oleh calon debitur. Bank akan membiayai pembelian sepeda motor
jika prosentase uang muka calon debitur 20% dari harga beli
sepeda motor. Sedangkan untuk kredit dengan jaminan BPKB,
pihak bank akan mencairkan dana sebesar 50% dari harga taksasi
commit to user
49 d. Collateral
Barang yang dapat dijadikan jaminan disini adalah sesuatu
yang memiliki nilai yang lebih dari pinjaman yang diajukan.
Penilaian terhadap collateral dapat dipandang dari 2 sudut, yang
pertama dari sudut ekonomisnya yaitu nilai ekonomis yang dimiliki
barang jaminan tersebut dan yang kedua adalah dari nilai
yuridisnya yaitu apakah barang-barang jaminan tersebut memenuhi
syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai barang jaminan.
e. Condition of Economy
Condition of Economy dilihat dari asset yang dimiliki oleh
debitur dan juga kondisi ekonominya.
Berikut adalah contoh studi kasus penerapan prinsip 5C dalam
pemberian kredit terhadap nasabah di PT. BPR Nguter Surakarta
1) Contoh Studi Kasus Pemberian Kredit yang Disetujui
Pak Andi bekerja sebagai seorang karyawan swasta di
sebuah perusahaan X dengan gaji Rp 1.700.000; dalam
sebulan. Pak Andi berencana ingin membeli sebuah sepeda
motor, namun karena uang yang dimiliki Pak Andi tidak
cukup maka Pak Andi meminta PT. BPR Nguter Surakarta
untuk membiayai pembelian sepeda motor tersebut. Harga
sepeda motor tersebut adalah Rp 10.000.000; sedangkan Pak
commit to user
50
hutang Pak Andi adalah Rp 6.000.000 akan diangsur selama
24 bulan. Dilingkungan tempat tinggalnya Pak Andi dikenal
sebagai pribadi yang baik, begitu pula dilingkungan kerjanya.
Pak Andi memiliki 2 anak yang masih sekolah SD. Istri Pak
Andi bekerja sebagai karyawan pabrik dengan gaji Rp
1.000.000;. Pengeluaran keluarga Pak Andi tiap bulannya
untuk biaya rumah tangga sebesar Rp 700.000;, listrik ,
telepon, dan air sebesar Rp 250.000; untuk pendidikan
sebesar Rp 350.000; dan lain-lai sebesar Rp 250.000;. info
dari bank lain menerangkan bahwa Pak Andi mempunyai
pinjaman dan harus mengangsurnya sebesar Rp 500.000; sisa
angsuran Pak Andi sekarang tinggal 6 bulan dan menurut info
Pak Andi tidak pernah terlambat untuk mengangsur pinjaman
itu tiap bulannya.
Analisa Kredit
a) Character
Pak Andi dikenal sebagai pribadi yang baik
dilingkungan tempat tinggalnya dan juga dilingkungan
kerjanya sebagai orang yang bertanggungjawab.
b) Capacity
Aspek Pendapatan :
Penghasilan suami : Rp 1.700.000
commit to user
51
Total Pendapatan : Rp 2.700.000
Aspek Pengeluaran :
Biaya Rumah Tangga : Rp 700.000
Telepon/Listrik/Air : Rp 250.000
Biaya Pendidikan : Rp 350.000
Biaya Lain-lain : Rp 300.000 +
Total Pengeluaran : Rp 1.600.000
Sisa Penghasilan : Rp 1.100.000
Angsuran dibank lain : Rp 500.000
Penghasilan Bersih : Rp 600.000
c) Collateral
Jaminan berupa kendaraan bermotor yang akan dibiayai
denga taksiran jaminan sebagai berikut :
Harga Pasar = Rp 10.000.000
Taksasi = 70% x Rp 10.000.000
= Rp 7.000.000;
Permintaan Kredit = Rp 6.000.000
d) Capital
Pak Andi dan istrinya mempunyai pekerjaan yang tetap
commit to user
52
e) Condition of Economy
Status tempat tinggal : milik sendiri
Asset yang dimilki : sepeda motor dan perabotan
Kondisi ekonomi : baik
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil survey oleh Account Officer, bukti fisik
dan cek lingkugan serta jaminan yang memadai, maka
pengajuan kredit calon debitur layak untuk disetujui dan
didanai sebagai berikut :
Pemberian kredit : Rp 6.000.000
Jangka waktu : 24 bulan
2) Contoh Studi Kasus Pemberian Kredit yang Tidak Disetujui
Pak Robby adalah seorang pengusaha dan sudah
menekuni usaha ini selama 5 tahun. Pak Robby ingin
mengajukan pinjaman dengan menjaminkan BPKB sepeda
motor miliknya. Jumlah pinjaman yang diajukanoleh Pak
Robby sebesar Rp 12.000.000; dengan jangka waktu 36
commit to user
53
sebesar Rp 18.000.000;. Pengahsilan Pak Robby perbulannya
sebesar Rp 5.000.000;, istrinya tidak bekerja, mempunyai
seorang anak yang masih bersekolah SMP. Pengeluaran Pak
Robby tiap bulannya untuk biaya hidup sebesar Rp 800.000;
untuk listrik, telepon, dan air sebesar Rp 600.000; untuk
biaya pendidikan sebesar Rp 400.000; dan biaya lain-lain
sebesar Rp 600.000;. Dilingkungan tempat tinggalnya Pak
Robby dikenal sebagai pribadi yang kurang baik, sering
menyalahgunakn yang bukan haknya seperti menggunakan
uang tabungan RT selain itu menurut tetangganya Pak Robby
sering didatangi penagih dari bank. Pak Robby mempunyai
pinjaman dibeberapa bank lain dengan total angsuran Rp
1.000.000 tiap bulannya dan juga Pak Robby sering
menunggak angsuran atau tidak lancar.
Analisa Kredit
a) Character
Dilingkungan tempat tinggal Pak Robby dikenal sebgai
pribadi yang tidak baik karena sering menggunakan
uang yang bukan haknya. Selain itu Pak Robby juga
sering didatangi penagih dari bank. Informasi dari bank
lain meyebutkan bahwa utang piutang Pak Robby