KONSEP DASAR PENDIDIKAN UMUM DAN MATA KULIAH
DASAR
UMUM
(MKDU)
SERTA
KEDUDUKAN
MKDU
DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN UMUM DI PERGURUAN TINGGI
( Penelitian Kualitatif Tentang Pendapat Pakar Pendidikan )
T E S I S
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana IKIP Bandung Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Program S2 Bidang Studi Pendidikan Umum
Oleh FARIDAH
8932177
PROGRAM PASCASARJANA I K I P B A N D U N G
MENYETUJUI DAN MENGESAHKAN:
PROF. D£_ H_ EQ£HMA2L NATAWIDJAYA PEMBIMBING I
Dia menganugerahkan hikmat
kepada barangsiapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmat,
maka sesungguhnya dia telah diberi kekayaan yang banyak.
DAFTAR ISI
RATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI i.x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Fokus Penelitian 8
C. Ruang Lingkup Penelitian 12
D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 13
E. Asumsi Penelitian 15
F. Tujuan Penelitian 16
G. Pentingnya Penelitian 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KONSEP DASAR PENDIDIK
AN UMUM DAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)
A. Pendidikan Umum Dalam Sistem Pendidikan Nasional
1. Arti Pendidikan Umum 19
2. Pendidikan Umum dalam Sistem Pendidikan
nasional 21
B. Pendidikan Umum di Pendidikan Tinggi
1. Peran dan Fungsi Pendidikan Tinggi .... 28 2. Latar Belakang Pendidikan Umum di Pendi
dikan Tinggi 30
3. Perkembangan Pendidikan Umum dalam
Kuri-kulum Pendidikan Tinggi 34
4. Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Dalam
Kurikulum Pendidikan Tinggi 40
BAB III METODOLOGI
A. Metode dan Tehnik Penelitian 48
B. Subjek Penelitian 50
C. Instrumen Penelitian 54
D_
Pengumpulan Data
55
E. Pedoman Pengolahan/Analisis Data
57
F.
Tahap-tahap Penelitian
59
BAB IV ANALISIS DATA
A. Reduksi Data 62
B. Display Data 98
C. Interpretasi 108
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PROGRAM
A. Hasil-hasil Penelitian 118
B. Pengembangan Konsep Program 128
C. Pembahasan 145
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 153
B. Implikasi 157
C. Saran 160
D. Keterbatasan Penelitian 162
DAFTAR BACAAN 164
BAB I PENDAHULUAH
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan yang utama adalah tercapainya keadaan dimana peserta didik dapat mempertanggungjawab-kan segala keputusan yang diambilnya sendiri, yang oleh M.J. Langeveld disebut "zelfverantwoordelijke zelfbepa-ling" (M.I. Soelaeman, 1977:25). Untuk dapat mengambil
keputusan sendiri seseorang memerlukan suatu sistem ni lai sebagai landasan dalam mengambil keputusan tersebut. Sistem nilai itu bukan hanya dimilikinya, melainkan juga harus dijadikan sebagai bagian dari dirinya, karena de ngan demikian memungkinkan seseorang untuk mandiri, da lam arti tidak tergantung kepada orang lain, baik dalajn kehidupan pribadi, sosial ekonomi, maupun morilnya, dan
mampu pula berpartisipasi dalam masyarakat.
Di Indonesia, tujuan pendidikan nasional secara umum ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988 sebagai berikut:
ber-tanggung jawab atas pembangunan bangsa (GBHN, 1988, bagian pendidikan).
Dalam GBHN tahun 1988 tersebut, tujuan pendidikan lebih dirinci dalam beberapa aspek kepribadian manusia sebagai wujud pribadi manusia Indonesia yang
berkuali-tas. Sebagai peraturan pelaksana dari apa yang ditetap kan dalam GBHN dalam bidang pendidikan ini ditetapkan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Sejalan dengan apa yang ditetapkan dalam GBHN,
tujuan pendidikan juga dicantumkan dalam undang-undang
no. 2 tahun 1989 sebagai berikut:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehi-dupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia se-utuhnya, yaitu manusia yang beriman bertaqwa terha-dap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, me-miliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, pribadi mantap, dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (un dang-undang no. 2 tahun 1989, pasal 4).
Dalam rumusan tujuan pendidikan nasional di atas, dengan tegas tersurat bahwa pendidikan nasional bertuju an mencapai pengembangan manusia Indonesia seutuhnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inti pokok upaya pendidikan nasional adalah pengembangan kepribadian, yakni membawa manusia Indonesia mencapai perkembangan yang lebih sempurna dalam semua aspek kepribadiannya, yaitu beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, punya pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,
pribadi mantap, dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
secara tersirat menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian manusia itu dicapai melalui pendidikan. Di antara
im-plikasi pernyataan tersebut bagi Pendidikan Tinggi ada-lah bahwa Pendidikan Tinggi harus ikut serta mempersiap-kan sarjana Indonesia yang berkepribadian seutuhnya, yang tidak saja cakap dan ahli dalam bidangnya semata, tetapi juga mampu mengabdikan kecakapan dan keahliannya itu bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Le bih khusus ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah no. 30 tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi bahwa tujuan Pendi dikan Tinggi adalah:
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota ma syarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu penge tahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupaya-kan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan kebudayaan nasional (PP No. 30 tahun 1990, bab II, pasal2).
Mewujudkan maksud tersebut di atas tidaklah mu-dah. Jauh sebelumnya Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi telah memberikan alternatif pemikiran berikut:
Mendidik manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pembangunan serta berdasarkan tujuan pendidikan na
lingkungan sosialnya. (Surat Keputusan Dirjen Dikti
Depdikbud no. 32/DJ/Kep/ 1983)
Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan ter-utama di Pendidikan Tinggi menuntut pendidikan yang ti dak hanya mengutamakan keahlian belaka, tetapi juga wa-tak dan kepribadian. Mahasiswa perlu dibekali dengan
ke-mampuan tertentu di samping bidang masing-masing, seba gai suatu bagian yang tak terpisahkan dari kesatuan ku-rikulum di pendidikan tinggi. Diharapkan lulusan Pendi dikan Tinggi dari bidang disiplin apapun, menjadi manu sia yang mempunyai pribadi utuh, yang tidak hanya ahli dan terampil dalam bidangnya semata, tetapi juga mampu menerapkan, mengkomunikasikan, dan memanfaatkannya dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam ruang lingkup kecil
maupun dalam ruang lingkup besar (internasional). Bagian kurikulum tersebut sering disebut sebagai pendidikan umum, antara lain sebagaimana konsep pendidikan umum yang digunakan oleh Bunyamin Maftuh (1990:4) sebagai
landasan dalam rangka penelitian:
... yang dimaksud dengan pendidikan umum (General Education) ... bukan suatu jenis sekolah umum seba gai lawan dari sekolah kejuruan, melainkan suatu program yang terpadu dengan keseluruhan kurikulum, yang terdiri dari beberapa mata pelajaran atau mata
kuliah yang wajib diberikan kepada setiap siswa, tanpa membedakan pada sekolah mana dan keahlian apa, dan diarahkan untuk membina kepribadian yang ter padu.
fung-si untuk membina kepribadian peserta didik.
Walau demikian, bagaimana wujud dan keberadaan
pendidikan umum yang dimaksud, belum jelas. Karena itu,
adalah suatu faktor yang mendasar untuk menemukan konsep dasar pendidikan umum tersebut sebagai acuan dan
landas-an pelaksanaan pendidikan umum itu sendiri.
Dalam undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sis tem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa: "Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat
akhir masa pendidikan." (undang-undang no. 2 tahun 1989,
pasal 11 ayat 2).
Bila dianalisis, pernyataan tersebut lebih
meng-acu kepada lembaga pendidikan yang bersifat umum, yakni berupa sekolah yang melaksanakan pendidikan yang bersi
fat umum, dan tidak dimaksudkan untuk menghasilkan
lu-lusan yang ahli dalam bidang tertentu. Pengertian pendi dikan umum dalam hal ini dihadapkan dengan istilah pen didikan kejuruan, yakni lembaga pendidikan/sekolah yang bersifat kejuruan, dalam arti menghasilkan lulusan yang
mempunyai keterampilan dalam bidang tertentu. Lebih je
las dikemukakan dalam pasal 11 ayat 3 undang-undang no. 2 tahun 1989 tersebut sebagai berikut: "Pendidikan keju
ruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta di
Dalam pendidikan kejuruan sebenarnya juga dikenal
adanya sebutan pendidikan umum, yang adakalanya diisti-lahkan sebagai mata pelajaran umum/program inti. Seolah pendidikan umum di sini merupakan sejumlah mata pelajar
an umum bagi semua siswa.
Di Perguruan Tinggi, secara formal (kurikulum inti MKDU, 1983) yang dinyatakan sebagai pendidikan umum adalah kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Sebagai
nilai
dengan yang merupakan implikasi nilai yang
dita-namkan itu?
Ketidakjelasan konsep dasar pendidikan umum mau
pun MKDU tersebut menimbulkan berbagai silang
pendapat,
yang menyulitkan bagi penyusunan program pendidikan itu sendiri. Apa dan bagaimana sebenarnya keberadaan pendidikan
umum dan MKDU dalam kurikulum
Perguruan
Tinggi,
dan bagaimanakah kedudukan MKDU dalam program pendidikan umum tersebut di pendidikan tinggi. Hal ini merupakanmasalah
terutama bagi para pengelola program
tersebut,
dan perlu segera diatasi. Seperti diungkapkan oleh Muna-war Rahmat (Sekretaris Jurusan MKDU IKIP Bandung) bahwa: "IKIP Bandung (baca: Jurusan MKDU IKIP Bandung) diperca-yakan menyusun program MKDU, namun belum bisa jalan karena belum ada kesepakatan konsep mengenai pendidikan
umum di sini."
Banyak penelitian yang mengkaji masalah pendidik
an umum maupun Mata Kuliah Dasar Umum, diantaranya pene
litian Bunyamin Maftuh (1990:184) mengemukakan beberapa
kriteria pendidikan umum, yaitu:
(1) program pendidikan umum diarahkan untuk mem
bina siswa menjadi warga negara Indonesia yang baik,
yang berkepribadian seutuhnya,
(2) program pendidikan umum diberikan kepada
se-tiap siswa,
(3) program pendidikan umum memberikan pengetahu
an, nilai-nilai dan keterampilan yang bersifat umum yang diperlukan oleh setiap warga negara Indonesia,
dan
atau spesialis, baik di bidang akademis maupun
voka-sional.Kriteria yang dikemukakan di atas, dirumuskan
oleh Bunyamin Maftuh untuk mengukur suatu mata pelajaran sebagai pendidikan umum atau tidak. Sementara ini,
pene-liti belum menemukan suatu penepene-litian yang secara khusus berupaya untuk menemukan suatu konsep dasar pendidikan
umum di pendidikan tinggi dan kaitannya dengan Mata Ku
liah Dasar Umum. Alasan lain yang melatarbelakangi studi
ini bahwa kemungkinan besar pendidikan umum tersebut
akan selalu ada dalam program pendidikan di sekolah,
termasuk perguruan tinggi.
Karena itu adalah hal mendasar untuk menentukan
konsep dasar pendidikan umum maupun MKDU, serta
memper-jelas kedudukan MKDU dalam program pendidikan umum di perguruan tinggi, dalam rangka pengembangan program pendidikan itu di perguruan tinggi. Atas dasar inilah peneliti merasa perlu mengadakan penelitian, terutama saat ini dirasa sangat mendesak karena perguruan tinggi tengah berbenah menata kurikulum Fakultas (perguruan tinggi) termasuk di dalamnya MKDU (KASUBDIT PPKP Dikti, 1991).
B. Fokus Penelitian
Memperhatikan uraian dan penjelasan pada latar
pendidikan umum dan MKDU, serta kedudukan MKDU dalam pe
ngembangan program pendidikan umum di perguruan tinggi.
Dengan foku-s permasalahan demikian,
berarti pene
litian ini mencoba- mendapatkan konsep dasar tentang pen
didikan umum dan .Mata Kuliah Dasar Umum. Sebagai suatukonsep, berarti apa yang dikemukakan di sini belum
memi-liki kebenaran yang tinggi meyakinkan seperti halnya su
atu teori. Untuk menjadikan konsep ini sebagai suatute-ori,
masih memerlu-kan waktu yang lama dan aplikasi
yang
luas, serta peneli-tian lebih lanjut.
Konsep dasar diartikan sebagai pengertian atau prinsip-prinsip dasar yang diabstraksikan dari suatu
pe-ristiwa. Karena konsep dasar yang dimaksud adalah konsep dasar pendidikan umum dan MKDU, maka yang dimaksud ada
lah pengertian atau prinsip-prinsip dasar yang melandasi
pendidikan umum atau MKDU di Pendidikan Tinggi.
Pengertian dan prinsip-prinsip dasar dimaksud,
diperoleh melalui pendapat pakar pendidikan. Pakar diar tikan sebagai seorang yang ahli atau cendikiawan dalam bidang pendidikan.
Pakar yang dimaksud mencakup berbagai bidang pen didikan, dengan asumsi bahwa pengembangan pendidikan
pa-kar yang dimaksud bukan hanya meliputi papa-kar
pendidikan
umum saja.
Adapun yang dimaksud dengan pendapat adalah
pemi-kiran dan tanggapan para pakar pendidikan.
Pendapat
me
rupakan suatu pernyataan yang diberikan atas dasar keah
lian. "Opinion: a formal statement by an expert after
carefully
study" (Noach Websterjs
Student
Dictionary,
1977:597). Dengan demikian, pendapat dalam teori ini
di-artikan sebagai pernyataan formal seseorang yang
dinya-takan setelah melakukan studi yang cermat tentangse-suatu.
Dijadikannya masalah konsep dasar pendidikan umum
dan MKDU serta kedudukan MKDU dalam program pendidikan umum di perguruan tinggi sebagai fokus penelitian ini, dilandasi oleh beberapa dasar pemikiran, antara lain:
1. Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan
penting dalam kerangka sistem pendidikan nasional,
lu-lusannya merupakan calon pemimpin bangsa yang memerlukan integritas pribadi untuk dapat menjamin kelangsungan hi dup negara dan bangsa di masa datang.
2. Adanya kecenderungan lulusan Perguruan tinggi akhir-akhir ini pada spesialisasi yang semakin ketat,
yang mengakibatkan, mahasiswa menjadi terkotak-kotak.
Keadaan ini akan menjerumuskan ke arah sikap acuh tak acuh, pemikiran yang sempit dan kaku. (Henry B. Nelson,
11
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
cepat dan arus globalisasi yang melanda kehidupan manu sia, membuat dunia terasa semakin kecil. Hal ini menun-tut beberapa persyaratan baru: wawasan, orientasi berpi-kir, bertindak, kemampuan, dan keterampilan profesional.
(Djamari, dkk, 1991:6)
C. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pendidikan meliputi berbagai jenis, jalur dan jenjang, baik jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah, mulai dari taman kanak-kanak sampai Pendi dikan Tinggi, baik sekolah negeri maupun suasta. Dapat dilihat betapa ruang lingkup pendidikan umum tersebut amat luas, karena itu dirasa perlu untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini agar penelitian ini lebih
terfo-kus dan mendalam.
Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi ma-salah-masalah sebagai berikut:
1. Karena MKDU hanya dikenal di Perguruan tinggi, maka yang diteliti hanyalah konsep dasar pendidikan umum dan MKDU di perguruan tinggi.
mendalam mengkaji permasalahan, maka penelitian ini di-pusatkan pada satu perguruan tinggi, yaitu IKIP Bandung, dengan didukung/ditunjang oleh beberapa orang pakar di pusat (Jakarta), dan Iain-lain yang besar perhatiannya
pada pengembangan program pendidikan umum atau MKDU di perguruan tinggi.
Dijadikannya IKIP Bandung sebagai lokasi peneli tian, mempunyai beberapa alasan antara lain: (a) IKIP Bandung merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi yang
me-nyelenggarakan program Pasca Sarjana Bidang Studi Pendi dikan Umum. (b) IKIP Bandung memiliki banyak pakar pen didikan yang menaruh perhatian besar terhadap pengem bangan program pendidikan umum dan MKDU di pendidikan
tinggi.
3. Aspek-aspek yang diteliti dalam konsep dasar tersebut meliputi latar belakang, dasar/landasan, tuju an, materi, metode, dan evaluasi hasil belajar.
13
D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Masalah utama yang ingin dijawab melalui peneli
tian ini adalah berkenaan dengan kaitan pendidikan
umum dan MKDU. Masalah utama tersebut dirumuskan seba
gai berikut: "Bagaimanakah konsep dasar pendidikan umum dan MKDU serta kedudukan MKDU dalam pengembangan program pendidikan umum di perguruan tinggi?".
Untuk menjawab permasalahan ini, diperlukan keje-lasan konsep dasar pendidikan umum maupun MKDU. Masalah ini dirasa mendesak untuk ditemukan pemecahannya, sebab selama ini pengalaman telah menimbulkan silang pendapat dan kesimpangsiuran pengertian tentang pendidikan umum
maupun MKDU tersebut.
MKDU merupakan bagian formal kurikulum yang ber laku di Pendidikan Tinggi (Surat Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud no. 32/DJ/Kep/1983), namun karena ketidakje-lasan konsep dasarnya, masih dipertanyakan keberadaan-nya, bagaimana eksistensi dan identitasnya.
Disadari bahwa jawaban terhadap permasalahan ter sebut sangat bersifat komprehensif dan perlu melibatkan sejumlah pemikir pendidikan Indonesia. Untuk itu, pene litian ini berupaya memperoleh gambaran/pandangan dari para pemikir (dalam penelitian ini pakar pendidikan) tersebut, yang dijadikan sebagai sumber informasi/da-ta penelitian ini.
per-masalahan penelitian ini dapat dijabarkan dengan sejum
lah pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Apa latar belakang pendidikan umum dan MKDU di
perguruan tinggi?
2. Apa dasar pelaksanaan pendidikan umum dan MKDU
di perguruan tinggi?
3. Apa tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan
umum dan MKDU di perguruan tinggi?
4. Materi apa yang seyogyanya perlu dikembangkan
untuk mencapai tujuan pendidikan umum dan MKDU
di perguruan tinggi?
5. Metode apa yang seyogyanya diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan umum dan MKDU di
perguruan tinggi?
6. Apa alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur
hasil belajar pendidikabn umum dan MKDU?
7. Bagaimanakah kedudukan MKDU dalam pengembangan
program pendidikan umum di perguruan tinggi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab mela
lui studi empiris yang melibatkan sejumlah pakar pendi dikan, karena merekalah yang lebih mengetahui prinsip-prinsip dasar program pendidikan umum dan MKDU secara
konseptual teoritis.
E. Asumsi Penelitian
pe-15
mikiran, yang digunakan sebagai dasar penelitian, yang
dibutuhkan untuk menyelidiki masalah-masalah yang akan
dijawab.
Untuk menjawab dan menjelaskan permasalahan ter sebut secara empiris, digunakan asumsi-asumsi penelitian
sebagai berikut:
1. Pendidikan nasional pada dasarnya adalah pro ses pembangunan keseluruhan potensi dan aspek kepribadi
an manusia. Dalam rangka itu keberadaan pendidikan umum sangat penting, khususnya di perguruan tinggi karena ma hasiswa mempunyai latar belakang bidang keahlian terten tu dan hanya menekuni bidang keahliannya masing-masing, dan di pihak lain semua dituntut memiliki kepribadian utuh. Untuk seseorang menjadi baik tidak dengan sendiri-nya dari ahli di bidang tertentu, tetapi perlu
bersenga-ja belabersenga-jar untuk itu.
2. Pelaksanaan program pendidikan umum di sekolah
memerlukan dasar-dasar pemikiran yang jelas melandasi-nya. Keberhasilan pelaksanaan suatu program sangat
di-tentukan oleh arah, tujuan, dasar yang melandasinya. 3. Untuk melaksanakan program pendidikan umum dan MKDU secara efektif dan berhasilguna, penyusunan suatu
program pendidikan umum dan MKDU sangat diperlukan.
4. Para pakar pendidikan mempunyai pandangan-pan-dangan yang komprehensif tentang berbagai persoalan pen
rujukan dalam memilih alternatif kebijakan pendidikan.
F. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mem-peroleh gambaran tentang kejelasan kedudukan MKDU dalam
program pendidikan umum di perguruan tinggi. Untuk mem-peroleh gambaran tersebut, diperlukan gambaran mengenai konsep dasar pendidikan umum dan MKDU itu sendiri mela
lui pendapat pakar pendidikan.
Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan un
tuk:
1. Memperoleh informasi dan data tentang: a. pengertian pendidikan umum dan MKDU. b. tujuan pendidikan umum dan MKDU. c. materi pendidikan umum dan MKDU. d. metode pendidikan umum dan MKDU.
g. evaluasi hasil belajar pendidikan umum dan MKDU. 2. Memperoleh informasi dan data tentang kedudukan
MKDU dalam pengembangan program pendidikan umum di pendidikan tinggi dari masing-masing komponen di
atas.
G. Pentingnya Penelitian
Beberapa alasan pentingnya ditemukan konsep dasar pendidikan umum dan MKDU, serta kedudukan MKDU dalam pengembangan program pendidikan umum di perguruan tinggi
17
Dari
segi teori,
hasil penelitian ini selain
me
rupakan tambahan pengetahuan yang telah ada juga
dapat:
(a) membantu
kita secara lebih mendalam dapat
memahami
berbagai hal yang berhubungan dengan program
pendi
dikan umum dan MKDU di perguruan tinggi,
(b) berguna
bagi
peneliti
sebagai
sumber
inspirasi
untuk menemukan tema-tema baru penelitian.
Dari
segi praktis,
hasil penelitian ini
diharap
kan dapat merupakan sumbangan antara lain:
(a) bagi lembaga pendidikan dalam membuat keputusan yang
berkenaaan
dengan penataan
dan penyusunan
program
pendidikan umum dan MKDU di perguruan tinggi,
(b) salah
satu rujukan bagi pihak berwenang
dalam
me-ningkatkan
kualifikasi
penyelenggaraan
pendidikan
umum dan MKDU di perguruan tinggi, dan(c) salah satu pedoman praktis bagi para dosen khususnya
dosen MKDU untuk mengembangkan program pengajarannya.
Pada
akhirnya penelitian ini
akan
menghasilkan
standar konseptual teoritis-empiris program pendidikanumum
dan MKDU
serta pengembangan program program
pen
didikan umum di perguruan tinggi. Selain dari itu,
hasil
penelitian
diharapkan berguna bagi
lembaga
pendidikan
18
dan mengembangkan program pengajarannya, yang termasuk
di dalamnya perumusan tujuan belajar, ranah-ranah kemam-puan yang perlu ditumbuhkembangkan, materi yang seyogya
nya perlu disediakan, metode yang efektif diterapkan
serta alat evaluasi yang sesuai bagi menentukan hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini sebagian besar mengikuti
langkah-langkah
kerja penelitian kualitatif. Sesuai dengan
si-fatnya,
maka metodologi penelitian ini disusun
sebagai
berikut:
A. Metode dan Tehnik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptip, yakni metode yang
menggam-barkan
keadaan dan memecahkan masalah yang sedang
ber-langsung.
Metode deskriptif tidak terbatas
pada
hanya
sampai
pada pengumpulan data,
tetapi meliputi
analisis
dan
interpretasi terhadap data. Maksud penelitian
des
kriptif
adalah "To describe systematically or
area
of
interest,
factually
and accurately"
(Stephen
Issaac,
1982:46).
Adapun tehnik penelitian yang digunakan dalam pe
ngumpulan data penelitian ini adalah:
1. Tehnik Delphi
Tehnik delphi adalah suatu tehnik penelitian yang
meminta kepada sejumlah pakar untuk memberikan
pendapat
dan pandangan-pandangannya secara individual dan bebasuntuk
menentukan pilihan-pilihan program pendidikan
di
masa yang akan datang. (Rand Corporation dalam Curtis
R. Finch dan John R. Crunkilton, 1979:131).
Instrumen penelitian dalam tehnik ini berupa ang-ket terbuka yang dikirim kepada subjek penelitian (res
ponden) melalui pos.
2. Tehnik Komunikasi Langsung (Wawancara)
Beberapa responden yang didekati dengan tehnik
delphi diatas, tidak mengembalikan jawabannya. Agar pe nelitian ini tetap dapat dilanjutkan, maka sebagian di
antaranya (responden) diadakan komunikasi
langsung/wa-wancara. Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga, dan dengan menimbang potensi responden, maka wawancara hanya
diadakan pada responden yang berada di Bandung dan Ja
karta.
3. Studi Dokunentasi
Studi dokumentasi diadakan dengan maksud untuk mendapatkan data tertulis dan otentik tentang objek ka-jian yang sedang diteliti.
Selanjutnya, untuk menganalisis dan menginterpre-tasi data, didukung oleh studi kepustakaan dan studi do kumentasi di atas. Studi ini digunakan untuk memperoleh
kerangka kepustakaan yang berhubungan dengan pokok per masalahan yang sedang dibahas, serta sebagai bandingan
utama dengan keadaan nyata pada objek penelitian.
Akhirnya, semua data yang terkumpul dan bahan
49
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini melibatkan sejumlah pakar pendidikan yang diduga berhubungan erat dan besar
penga-ruhnya terhadap pengembangan program pendidikan umum dan MKDU di pendidikan tinggi dan punya wewenang dalam peng-ambilan keputusan menyangkut pendidikan umum dan MKDU
tersebut di pendidikan tinggi.
Sesuai dengan fokus penelitian yang dikemukakan di atas, maka sumber informasi dalam penelitian ini ada lah para pakar pendidikan, yang sekaligus dijadikan se bagai subjek penelitian.
Penentuan pakar dalam penelitian ini pada dasar nya dilihat dari tingkat dan/atau pengalaman pendidiakan yang dilalui, yang menggambarkan keluasan wawasan penge
tahuan yang bersangkutan dalam bidang pendidikan. Bebe rapa kriteria yang digunakan untuk menentukan pakar pen
didikan dalam penelitian ini antara lain, yaitu: a) di-percaya mempunyai keahlian dalam bidang pendidikan; b) mengetahui secara mendalam bidang pendidikan; c) diakui otoritasnya dalam pendidikan.
Di antara cara yang dapat dilakukan untuk melihat kriteria tersebut di atas adalah melalui fungsi yang
bersangkutan, karena diasumsikan bahwa seseorang meme-gang suatu fungsi tertentu didasarkan pertimbangan bahwa
dia ahli dan memahami bidang tersebut secara mendalam,
De-ngan
demikian adakalanya beberapa pejabat
adalah
juga
sebagai
pakar. Atas dasar pertimbangan
tersebut,
maka
pakar pendidikan yang dijadikan batasan adalah mereka
yang
ahli
dalam bidang pendidikan, yang
di
antaranya
adakalanya merangkap memegang fungsi tertentu yang
yang
terkait dengan bidang pendidikan umum dan MKDU di pergu
ruan
tinggi, baik sebagai pengembangan
program
maupun
sebagai decision maker program. Keadaan
ini
menggambar-kan seolah bahwa antara pakar dan pejabat dapat saja di-samakan. Antara pakar dan pejabat jelas terdapat perbedaan yang prinsipal terutama apabila dihubungkan
dengan
kebebasan mengemukakan pendapat. Pejabat akan terikatpada etik jabatan, sedangkan pakar lebih berorientasi
pada tanggung jawab keilmuan. Diambilnya beberapa peja
bat sebagai pakar pendidikan lebih dilihat dari sudut
pribadinya sebagai pemikir pendidikan yang melaksanakan
pemikirannya. Keuntungan lain juga diperoleh bahwa mere ka adalah pengelola dan pelaksana pendidikan di lapang-an, diharapkan dapat memberikan data secara empirik di
lapangan.
51
pendidikan.
Sedangkan para pengembangan program dan
de
cision maker, di samping diambil dari mereka yang
meng-elola dan melaksanakan program pendidikan umum dan MKDU,
serta yang memegang jabatan tertentu yang turut menentu
kan kebijakan yang berlaku di perguruan
tinggi, khusus
nya mengenai akademis, juga dipertimbangkan
karya-karya
dan tindakannya yang memajukan dunia pendidikan.Subjek
penelitian mencakup beberapa
pakar
yang
dianggap memadai untuk dijadikan sebagai sumber informasi yang diharapkan. Jadi, sampel penelitian ini
merupa
kan sampel kecil yang ditarik secara purposif berkenaan dengan fokus penelitian, sebagaimana kriteriapemilihan-nya yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, yakni
sebagai berikut: (a) mengetahui secara mendalam masalah
pendidikan, (b) pengembangan program, dan (c) decision maker dalam pendidik. Hal yang dipertimbangkan untuk me-milih kriteria tersebut adalah pendidikan (gelar pendi
dikan profesor dan doktor), di samping itu dilihat dari
fungsi
atau
kedudukannya dalam
lembaga
kependidikan,
karya-karya dan tindakan-tindakan yang bersangkutan yang
membawa banyak kemajuan dalam dunia pendidikan.pe-52
nelitian ini direncanakan sebagai berikut:
- Konsorsium/Tim Inti P2TK
l orang
- Binsarak Depdikbud
1 orang
- Pimpinan struktural IKIP, meliputi:
- Pembantu Rektor I
10 orang
- Dekan FPIPS
10 orang
- Ketua Jurusan MKDU
10 orang
- Beberapa pakar lainnya
3 orang
Dengan
demikian, diperkirakan
jumlah
responden
sekitar 35 orang. Namun karena tidak semua responden
me-ngembalikan
instrumen, maka keadaan
subjek
penelitian
diubah sebagai berikut:
1. Prof. Numan Somantri, M.Sc;
selaku
pengamat
pendidikan yang menaruh perhatian besar terha
dap
pendidikan umum
dan MKDU yang
dipandang
sebagai pakar (a).
2. Dr. M
Fakry Gaffar;
selaku pimpinan
Institut
yang
membawahi fakultas
yang membawahi MKDU,
dipandang
sebagai
pengembangan
program (b),
dan decision maker (c).3. Dr. Djamari; selaku
pimpinan
fakultas
yang
membawahi
MKDU, dipandang sebagai ahli pendi
dikan (a), dan decision maker (c).
53
5. Prof. Dr. T.Raka Joni; selaku pimpinan
konsor-sium pendidikan, dipandang sebagai ahli pendi
dikan (a).
6. Semarang; selaku wakil penyelenggara pendidik
an umum dan MKDU di lapangan, dipandang seba gai pengembangan program (b).
7. Surabaya; selaku wakil penyelenggara pendidik
an umum dan MKDU di lapangan, dipandang seba gai pengembangan program (b).
8. Padang; selaku wakil penyelenggara pendidikan
umum dan MKDU di lapangan, dipandang sebagai
pengembangan program (b).
Subjek penelitian tersebut di atas merupakan sub jek awal penelitian ini yang mengirim jawaban kembali
dan yang dapat ditemui peneliti secara langsung. Subjek
berikutnya ditambah beberapa pakar lagi. Penentuan sub
jek penelitian lainnya didasarkan fokus penelitian
(pur-posif), sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan di atas, sampai akhirnya diperkirakan mencapai taraf "re dundancy" sebagai gejala ketuntasan, karena tidak ada
lagi informasi tambahan baru yang diperoleh.
Adapun subjek penelitian tambahan tersebut adalah sebagai berikut:
9. Prof. Dr. A.Sanusi S .H ., M.P.A. selaku pimpinan
program pasca sarjana yang membawahi program
54
pendidikan
(a), pengembangan
program (b), dan
decision maker (c).
10. Dr. Hamid Hasan;
selaku pakar
yang
menaruh
perhatian besar
terhadap
pendidikan
umum,
dipandang sebagai ahli pendidikan (a).
11. Drs. Asaat Esyam;
selaku pimpinan pusat
(di-tunjuk oleh Dirjen Dikti) Kasubdit PPKP
pem
binaan
sarana
akademis
pendidikan
tinggi
PPKP, dipandang sebagai decision maker (c).
12. Drs. Hamdan
Mansyur;
selaku
pakar
yang
mengajukan gagasan pertama dijadikannya
MKDU
sebagai kurikulum formal
pendidikan
tinggi,
dipandang sebagai pengembangan program (b).
13. Prof.
Dr. Mugiadi; selaku
pakar
pendidikan
dari pengembangan penelitian pendidikan,
di
pandang sebagai ahli pendidikan (a) dan deci
sion maker (c).
Disadari bahwa dalam hal sumber data penelitian,
terdapat keterbatasan, baik menyangkut jumlah maupun me
ngenai bidang keahlian dan wilayah yang diwakili.
Lebih
lanjut keterbatasan ini dinyatakan dalam keterbatasan
penelitian.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian
ini, pada
mulanya
berupa
de-55
ngan mengemukakan pendapat dan pandangan secara bebas dan terbuka, yang dikirim kepada beberapa pakar pendi
dikan pada 10 IKIP Negeri di Indonesia. Namun, hanya 4 di antara instrumen yang dikirim tersebut yang kembali. Dan kalau dilihat keempat instrumen yang kembali terse but, ternyata bahwa jawaban itupun hanya dipercayakan kepada jurusan MKDU saja, sedangkan jurusan/ketua jurus an MKDU tersebut belum tentu sebagai pakar. Namun jawab an yang diberikan tetap diperlukan terutama untuk meli-hat konsep pendidikan umum dan MKDU yang dilaksanakan di lapangan. Dengan demikian jawaban dari jurusan MKDU ter sebut, dikategorikan sebagai pakar dari pengembangan
program.
pakar pusat untuk tingkat pendidikan tinggi yang berpola
pikir benar-benar nasional, yang dimaksudkan untuk lebih
menguatkan informasi/data agar lebih representatif seba
gai pendapat pakar di Indonesia.
Dengan
demikian diharapkan hasil penelitian
ini
dapat
representatif bagi pendapat pakar
pendidikan
di
Indonesia.
D.Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan sendiri
oleh peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah Persiapan
a.
Setelah disain penelitian mendapat persetujuan dan
pengesahan dari pembimbing,
kemudian diajukan
per-mohonan izin penelitian melalui Dekan FPS IKIP Bandung.
b.
Menyiapkan instrumen penelitian berupa angket ter
buka yang disebar melalui pos kepada responden.c.
Menyusun
pedoman wawancara
mengingat
sebahagian
responden menghendaki komunikasi langsung.
2. Langkah Pengumpulan Data
a. Instrumen penelitian disebar ke seluruh responden
melalui pos.
b.
Menghubungi
beberapa responden
yang
menghendaki
diadakan
komunikasi langsung,
dengan
mengadakan
57
c. Mengadakan studi dokumentasi sekitar data yang di
perlukan
dan relevan dengan permasalahan,
sambil
membuat catatan hasil wawancara.
E. Pedoman Pengolahan/Analisis Data
Data yang diperoleh, dianalisis sejak awal proses
pengumpulan data penelitian dimulai, dan berlangsung te rus selama penelitian dilaksanakan, sampai semua data yang diperlukan diperkirakan telah terkumpul. Schatzman dan Straness (1973:109) mengaakan bahwa "Theoretically or arbitrarily, analyzing can begin when the first data are obstained, or it can begin after much of all of the data are onstained." Karena itu, pedoman pengolahan/ analisis data penelitian ini disusun sebagai berikut:
1. Selama data dikumpulkan
Selama pengumpulan data, ada beberapa kegiatan yang bersama dilakukan oleh peneliti, yaitu:
a. Pembuatan catatan lapangan
Segera setelah surat balasan responden di terima dan/atau setelah wawancara dilaksanakan, peneliti meng
58
responden yang bersangkutan. Jika terdapat kekeliruan,
maka responden secara langsung dapat memperbaikinya la
gi.
Dalam penelitian ini tidak dilakukan triangulasi
yakni untuk membuktikan kebenaran informasi yang diberi kan responden, sebab responden dalam penelitian ini mem punyai kebebasan sepenuhnya untuk mempunyai pendapatnya secara pribadi atau individual.
b. Pemberian kode
Setelah responden men-cek laporan berupa rangkum an hasil wawancara, maka segera diberikan kode awal (lampiran III) yang sifatnya masih umum. Setelah itu diadakan pengkodean lagi secara lebih spesifik dan ter-pola, sesuai dengan permasalahan penelitian yang dija barkan melalui sejumlah pertanyaan penelitian.
c. Pengguna an matrik
Kegiatan peneliti dalam hal ini meliputi: (a) membuat matrik berdasarkan subpokok permasalahan/klasi-fikasi data/kode, (b) memasukkan data lapangan (telah dirangkum) ke dalam matrik sesuai dengan kolom dan kode data (hal. 93-105), dan (c) menganalisis data matrik de ngan kegiatan membaca lebih teliti, mengadakan
interpre-tasi dan menarik kesimpulan sementara.
2.Setelah data terkunpul
Setelah data terkumpul, kegiatan yang dilakukan
59
a. Membuat reduksi data
Pada langkah
ini,
kegiatan yang dilakukan
berupa
membuat
rangkuman data menurut tema-tema pokok.
Dengan
demikian
akan diperoleh sejumlah
pokok-pokok
pendapat
para responden (hal. 61-88).
b. Membuat display data
Kegiatan
mengadakan display data ini,
dilakukan
dengan
cara menyusun data atau mengelompokkan data
po
kok-pokok
pendapat responden ke dalam matrik (hal.
91-96).
c. Interpretasi dan kesimpulan
Setelah reduksi dan display data dilakukan, kegi
atan selanjutnya yang dilaksanakan adalah memberi
inter
pretasi
terhadap data tersebut dan
akhirnya
diperoleh
suatu kesimpulan.
F. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini, secara garis besarnya
terdiri
atas tiga tahap, yaitu tahap
orientasi,
tahap
eksplorasi dan tahap member-check.
Kegiatan pada masing-masing tahap tersebut
dirin-ci sebagai berikut:
1.Tahap Orientasi
Pada tahap ini, diusahakan mendapatkan
informasi
pendahuluan
yang
akan dikembangkan
selanjutnya
dalam
studi ini. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
60
a. mengadakan studi kepustakaan untuk mengkaji
berbagai
informasi
yang
berkenaan dengan
permasalahan
yang
berkaitan dengan fokus awal penelitian
b. bertukar pikiran dengan beberapa dosen MKDU IKIP Ban
dung dan teman-teman sejawat untuk mendapat
berbagai
informasi lebih lanjut yang berhubungan dengan
fokus
penelitian.
c. mengkonsultasikan
kepada pembimbing
untuk
mendapat
kejelasan permasalahan sehubungan dengan fokus
pene
litian .
Berdasarkan
hasil kegiatan
orientasi
tersebut,
dijumpai beberapa hal yang menarik terutama yang
berke
naan dengan adanya kebutuhan fakultas/pendidikan
tinggi
akan kejelasan konsep dasar pendidikan umum dan MKDU
di
pendidikan
tinggi.
Gambaran yang
diperoleh
tersebut,
memberi keyakinan kepada peneliti untuk menetapkan fokus
penelitian.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini dilakukan penggalian informasi/data seca
ra lebih mendalam. Kegiatan ini meliputi:
a. menyusun instrumen dan pedoman wawancara sebagai
in
strumen pembantu peneliti.
b. mengirim instrumen kepada responden awal meminta pen
dapat mereka secara komprehensif,
[image:37.595.83.513.69.708.2]61
d. melakukan kegiatan penyusunan hasil laporan yang me
liputi kegiaan mendeskripsikan, menganalisis,
menaf-sirkan data hasil penelitian, secara terus menerus sampai diperkirakan mencapai gejala ketuntasan (re dundance) .
3. Tahap Member-check
Pada tahap member-check ini, kegiatan yang dila
kukan meliputi:
a. menyusun laporan penelitian yang diperoleh pada tahap
eksplorasi,
b.
menyampaikan
laporan tersebut
kepada
masing-masing
responden untuk dicek kesesuaiannya dengan pendapatresponden yang bersangkutan,
c. para responden setelah menelaah laporan tersebut,
memperbaiki hal-hal yang belum sesuai dengan maksud
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM
Penelitian ini, dimaksudkan untuk memperoleh
ke
jelasan
tentang konsep dasar pendidikan umum dan
MKDU,
serta
kedudukan MKDU dalam program pendidikan
umum
di
perguruan
tinggi, untuk akhirnya dirumuskan
suatu
pe
ngembangan
terhadap konsep tersebut.
Kejelasan
konsep
dasar pendidikan umum dan MKDU merupakan hasil temuan
penelitian ini, sedangkan pengembangan program
terhadap
konsep tersebut disusun berdasarkan hasil temuan terse
but di atas. Hal tersebut disajikan dalam bab ini dengan
urutan sebagai berikut:
A. Hasil-hasil Penelitian
1. Pengertian Umum
Berdasarkan
apa yang telah
dideskripsikan
pada
bagian terdahulu serta didukung oleh tinjauan kepustaka
an, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan umum adalah
pen
didikan yang berlaku umum bagi semua peserta didik, ber
kenaan dengan kegiatan peserta didik yang tidak bersifat
khusus dan diarahkan untuk pengembangan kepribadian
pe
serta didik secara keseluruhan (utuh).
Sesuai dengan pengertian pendidikan umum yang di
rumuskan di atas,
lebih lanjut hasil penelitian ini
me
nemukan dua penggunaan pengertian terhadap istilah
pen
didikan
umum,
yaitu 1) pendidikan umum
sebagai
suatu
119
jenis pendidikan, dan 2) pendidikan umum sebagai program
pendidikan.
Pendidikan
umum sebagai suatu
jenis' pendidikan
diartikan sebagai suatu jenis pendidikan yang menyeleng
garakan pendidikan yang berlaku umum bagi semua
peserta
didik, berkenaan dengan kegiatan peserta didik yang
ti
dak
bersifat khusus, dan yang diarahkan
untuk
pengem
bangan
kepribadian
peserta
didik
secara
keseluruhan
(utuh).
Pengertian
pendidikan umum sebagai
suatu
jenis
pendidikan ini yang sering dihadapkan dan dibedakan
de
ngan pendidikan kejuruan, karena pendidikan kejuruan se
cara khusus berkenaan dengan kegiatan peserta didik yang
bersifat khusus dalam arti menekankan pada keahlian atau
keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu.
Temuan ini diperkuat oleh undang-undang no. 2 ta
hun
1989 yang secara tegas dicantumkan dalam
pasal
11
ayat 2 serta penjelasannya, yang lebih lanjut
menjelas-kan
bahwa pendidikan umum merupakan suatu jenis
pendi
dikan yang diselenggarakan pada jalur pendidikan sekolah
pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, atau
lebih
dikenal dengan SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah
Pertama, dan SMA (Sekolah Menengah Atas).
Dengan demikian pendidikan umum sebagai suatu je
nis pendidikan hanya diselenggarakan pada jenjang pendi
120
pendidikan tinggi istilah pendidikan umum tidak
diguna
kan sebagai suatu jenis pendidikan, tetapi diselenggarakan sebagai program pendidikan.
Pendidikan umum sebagai program pendidikan berar
ti program pendidikan yang berlaku umum bagi semua pe serta didik, berkenaan dengan kegiatan peserta didik
yang tidak bersifat khusus, yang diarahkan untuk pengem
bangan
kepribadian
peserta
didik
secara
keseluruhan
(utuh). Dengan demikian pendidikan umum sebagai
program
pendidikan
merupakan program pendidikan
yang
sifatnya
wajib bagi semua peserta didik dan tidak dapat dipilih.
Walapun istilah pendidikan umum sebagai program
pendidikan secara formal tidak tercantum dalam peraturan
perundangan-undangan
pendidikan
yang
berlaku,
namun
adanya pendidikan umum sebagai program pendidikan secara
tersirat
diperkuat oleh undang-undang no.
2 tahun
1989
pasal 39 ayat 2, Garis-garis Besar Haluan Negara
bagian
pendidikan
point a dan g, serta kurikulum setiap
jenis
dan
jenjang
pendidikan, yang secara
jelas
menyatakan
adanya sejumlah mata pelajaran wajib bagi semua
peserta
didik
pada semua jalur, jenis dan
jenjang
pendidikan,
termasuk pendidikan tinggi. Dengan demikian,
pendidikan
umum sebagai program pendidikan umum juga
diselenggara
kan pada jenis pendidikan umum.
Jadi, antara kedua pengertian pendidikan umum
di
pen-121
didikan
umum juga berlaku bagi lembaga pendidikan
yang
menyelenggarakan jenis pendidikan umum. Untuk tidak
mengacaukan pengertian, maka seyogyanya diberikan nama yang berbeda untuk kedua penggunaan konsep tersebut.
2. Rumusan Konseptual Program Pendidikan Unun dan MKDU
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian ini yang pada akhirnya dimaksudkan untuk menyusun suatu
pengembangan program pendidikan umum di perguruan
ting
gi, maka istilah pendidikan umum dalam telaahan ini le
bih dititikberatkan pada pengertian pendidikan umum se bagai program pendidikan karena di perguruan tidak
dikenal adanya jenis pendidikan umum. Tegasnya bahwa penggunaan istilah pendidikan umum di perguruan tinggi adalah dalam arti program pendidikan umum.
Berdasarkan hasil-hasil temuan penelitian yang telah dikemukakan pada bagian-bagian lalu, dapatlah di-runuskan konsep dasar pendidikan umum dan MKDU. Sebelum nya, terlebih dahulu dikemukakan beberapa karakteristik program pendidikan umum dan MKDU.
a. Konsep Dasar Program Pendidikan Unun
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas ten
tang konsep dasar program pendidikan umum, seperti telah dijelaskan terlebih dahulu dikemukakan beberapa karak
teristik program pendidikan umum, yang diperoleh sebagai
pen-122
didikan umum itu adalah sebagai berikut:
(1) Program pendidikan umum adalah program pendidikan yang harus dikenal, dihayati, diinternalisasi, dan diamalkan oleh seluruh warga negara peserta didik dari segala jalur, jenis, dan jenjang program pendi
dikan .
(2) Program pendidikan umum adalah program pendidikan yang ditujukan pada pembinaan kepribadian warga ne gara peserta didik sebagai manusia seutuhnya.
(3) Program pendidikan umum adalah program pendidikan
yang ditujukan untuk mencapai kebahagiaan hidup pe
serta didik dunia dan akhirat.
(4) Program pendidikan umum adalah program pendidikan
yang diarahkan membina nilai-nilai dan semangat me nerapkan nilai-nilai.
(5) Program pendidikan umum adalah program pendidikan yang tidak terikat pada bidang keilmuan atau keahli
an tertentu.
(6) Program pendidikan umum adalah program pendidikan yang berisi hal-hal yang esensial dalam hidup, men cakup hal-hal yang universal, kultural, dan jasmani. (7) Program pendidikan umum adalah program pendidikan
yang menekankan penerapan multi metode; metode-meto de pendidikan afektif, metode-metode nalar dan amal, dan kerja sama antar bidang (interdisipliner)
123
yang menilai segala aspek kepribadian peserta didik,
mencakup pengetahuan,
sikap, perbuatan,
keterampil
an, dan nilai-nilai di balik itu.
(9) Program
pendidikan umum adalah
program
pendidikan
yang mengutamakan penilaian melalui pengamatan seha
ri-hari.
Dari beberapa karakteristik di atas, dapat dike
mukakan
suatu
konsep
dasar
pendidikan
umum
sebagai
berikut:
Pendidikan
umum adalah program
pendidikan
yang
wajib bagi semua peserta didik untuk membina kepribadian warga negara peserta didik menjadi manusia seutuhnya melalui pembinaan nilai-nilai dan semangat menerapkan
nilai-nilai untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat.
Dari rumusan tersebut di atas diperoleh gambaran bahwa pendidikan umum adalah program pendidikan yang di
arahkan untuk membina kepribadian seseorang melalui pem binaan nilai-nilai dan semangat menerapkan nilai-nilai
tersebut. Sasarannya adalah warga negara peserta didik,
agar mereka menjadi manusia seutuhnya dalam rangka mewu-judkan kabahagiaan hidupnya dunia dan akhirat. Hal ini
berarti bahwa program pendidikan umum bukan hanya meng utamakan penguasaan dan pemilikan pengetahuan, sikap dan
ter-124
hadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimi likinya tersebut bagi kehidupan.
Misalnya; Pendidikan Agama, bukan hanya dimaksud kan agar peserta didik menguasai dan memahami ilmu agama secara mendalam, atau peserta didik terampil dan mahir melaksanakan ibadat agama seperti puasa, sholat, dan se-bagainya, tetapi bagaimana pengetahuan, sholat, puasa dan sebagainya itu memberi arti dan makna bagi
kehidup-annya dan lingkungannya.
b. Konsep Dasar Progran MKDU
Seperti halnya terhadap konsep dasar pendidikan umum, maka dalam rangka mendapatkan konsep MKDU juga terlebih dahulu dikemukakan beberapa karakteristik prog
ram MKDU itu sendiri, yang juga sebagai hasil penelitian
ini. Karakteristik dimaksud adalah:
(1) MKDU adalah program pendidikan di pendidikan tinggi yang menunjang pembentukan kepribadian dan kompeten
si lulusan pendidikan tinggi.
(2) MKDU adalah program pendidikan di pendidikan tinggi yang ditujukan untuk pembinaan warga negara sarjana Indonesia menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
(3) MKDU adalah program pendidikan di pendidikan tinggi yang menanamkan nilai-nilai dan semangat menerapkan nilai, serta memberikan wawasan yang luas.
125
pendapat yang berkaitan dengan bidangnya, mampu ber
komunikasi
dan bekerja sama dengan orang lain
dari
bidang ilmu dan keahlian apa saja.(5) MKDU adalah program pendidikan di pendidikan
tinggi
yang diberikan kepada seluruh mahasiswa terlepas da
ri disiplin ilmunya.
(6) MKDU adalah program pendidikan di pendidikan
tinggi
yang terdiri atas mata kuliah pokok Pendidikan
Aga
ma, Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewiraan, dan mata kuliah tambahan Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Alamiah Dasar, dan Iain-lain yangrele-van dengan tujuan MKDU.
(7) MKDU adalah program pendidikan di pendidikan
tinggi
yang menekankan kepada multimetode, metode integral(menyatukan pengetahuan dan kepribadian), metode pendidikan afektif, metode nalar dan amal, metode diskusi/dialog, dan kajian antar bidang disiplin il
mu (interdisipliner).
(8) MKDU adalah program pendidikan di pendidikan tinggi
yang melaksanakan evaluasi terhadap hasil belajar yang meliputi sebanyak mungkin aspek kepribadian
mencakup pengetahuan, sikap, nilai, perbuatan, dan
keterampilan, yang dilaksanakan terutama melalui pengamatan sehari-hari (observasi), intervieu, dan
juga tes/ujian, ujian komprehensif, tugas-tugas,
Berdasarkan beberapa karakteristik yang telah di
kemukakan di atas, dirumuskan konsep dasar MKDU
sebagai
berikut:
MKDU
adalah
program
pendidikan
di
pendidikan
tinggi yang menunjang pembentukan kepribadian dan kompe
tensi
seorang
lulusan pendidikan tinggi
dalam
rangka
membina
warga negara sarjana Indonesia menjadi
manusia
Indonesia
seutuhnya melalui penanaman
nilai-nilai
dan
semangat menerapkan nilai-nilai, untuk mencapai
kebaha
giaan hidup dunia akhirat.
Dari
rumusan di atas, diperoleh
gambaran
bahwa
program
MKDU
adalah program pendidikan
di
pendidikan
tinggi yang juga diarahkan untuk membina kepribadian se
seorang
melalui penanaman nilai-nilai
dan
menumbuhkan
semangat
menerapkan
nilai-nilai
tersebut.
Sasarannya
adalah warga negara peserta didik di pendidikan
tinggi,
sehingga seorang sarjana lulusan pendidikan tinggi
men
jadi manusia seutuhnya untuk mewujudkan kebahagiaan
hi-dupnya dunia akhirat.
Dari keterangan ini tergambar bahwa maksud dan
tujuan
MKDU tersebut sejalan dengan maksud
dan
tujuan
pendidikan
umum. Dari temuan pada point 1, 2 dan
3
di
atas, dapatlah disimpulkan bahwa:
3. Kedudukan Mata Kuliah Dasar Unun (MKDU) Dalam Pengem
bangan Program Pendidikan Umum di Perguruan Tinggi
127
bahwa
pendidikan
umum adalah juga
program
pendidikan
yang ditujukan untuk membina kepribadian peserta didikmenjadi manusia seutuhnya melalui pembinaan nilai-nilai
dan semangat menerapkan nilai-nilai untuk akhirnya men
capai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Di pihak lain
juga
diperoleh hasil temuan bahwa MKDU adalah program pendidikan di perguruan tinggi yang dimaksudkan untuk mena
namkan, membina nilai-nilai kepada mahasiswa peserta di
dik dalam rangka pembinaan warga negara sarjana Indone sia menjadi manusia seutuhnya.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa MKDU me rupakan program pendidikan yang menyengaja diri atau
se-ngaja diselenggarakan untuk menanamkan dan membina ni
lai-nilai kepada mahasiswa peserta didik. Hal ini seja
lan dengan tujuan pendidikan umum, dan dengan keberadaan
MKDU yang demikian, sangat memungkinkan MKDU dapat
di-manfaatkan oleh pendidikan umum sebagai suatu sarana pe
ngembangan program pendidikan umum itu sendiri di pergu ruan tinggi.
Pada dasarnya, pendidikan umum dapat dikembangkan pada semua kesempatan perkuliahan, namun karena secara khusus tidak semua mata kuliah dimaksudkan untuk itu, maka yang lebih memungkinkan sebagai sarana pengembangan
program pendidikan umum di pendidikan tinggi adalah ke lompok MKDU, sedangkan kelompok mata kuliah lainnya jus
menunjang pengembangan keahlian (MKDK). Dengan demikian
adalah tepat bila MKDU dijadikan sebagai sarana pengem bangan program pendidikan umum di pendidikan tinggi.
Atas dasar itu, maka dapat disimpulkan bahwa ke
dudukan MKDU dalam program pendidikan umum di pendidikan tinggi adalah sebagai suatu sarana pengembangan program pendidikan umum di pendidikan tinggi. Melalui MKDU prog
ram pendidikan umum di pendidikan tinggi dikembangkan.
B. Pengembangan Program
1. Konsep Pengembangan Program Pendidikan Umum di Pen
didikan Tinggi
Konsep pengembangan program pendidikan umum di
pendidikan tinggi ini disusun berdasarkan telaahan terhadap hasil-hasil penelitian dan dengan mendasarkan pada asumsi program yang disusun dengan memperhatikan
dasar falsafah negara, tujuan pendidikan nasional, dan UUSPN no. 2 tahun 1989. Konsep pengembangan ini terutama mencakup komponen pendidikan program tersebut, dimulai dengan menentukan pengembangan tujuan program pendidik an, kemudian dikembangkan lebih lanjut komponen lainnya untuk mencapai tujuan tersebut. Komponen-komponen terse but dikembangkan sesuai dengan konsep dasar hasil temuan
penelitian ini.
pendi-129
dikan
umum
dimaksud adalah pengembangan
MKDU
sebagai
pendidikan umum di pendidikan tinggi.
Pada bagian ini disajikan dua pokok permasalahan
yang berkaitan dengan pengembangan program yaitu, (1) konsep pengembangan konsep program, dan (2) pengem bangan program pendidikan umum di pendidikan tinggi.
1. Konsep pengembangan program
Pengembangan konsep dasar pendidikan umum ini di
pendidikan tinggi didasarkan pada asumsi program sebagai
berikut:
(1) Program pendidikan umum harus didasarkan pada falsafah bangsa (Pancasila) dan Undang-undang Dasar
1945.
(2) Program pendidikan umum dikembangkan harus selaras dengan kebutuhan hidup manusia terdidik.
(3) Program pendidikan umum dikembangkan harus selaras dengan tujuan hidup manusia.
(4) Untuk pengembangan program pendidikan umum harus disediakan kurikulum yang jelas, para pengelola dan pelaksana program yang berwawasan pendidikan umum, peraturan pelaksanaan, dan fasilitas-fasilitas lainnya
yang menjamin tercapainya tujuan program pendidikan
u m u m .
tuju-an,
(2) materi, (3) metode, dan (4) evaluasi hasil
bel
ajar, sebagaimana dapat diikuti berikut ini.a. Konsep Pengembangan Tujuan Program
(1) Tujuan program pendidikan umum harus
mencer-minkan kebutuhan dasar hidup manusia seutuhnya, dan
pe-ranan peserta didik untuk memenuhi kebutuhan dasar ter sebut .
(2) Tujuan program pendidikan umum harus
memper
hatikan
fungsi peserta didik sebagai seorang
individu,
anggota keluarga,
anggota masyarakat,
warga negara, war
ga dunia, dan hamba Tuhan.
(3) Tujuan program pendidikan umum harus menca
kup segala aspek kepribadian peserta didik sebagai manu
sia,
yakni nilai-nilai, sikap, pengetahuan,
perbuatan,
dan keterampilan.
(4) Rumusan tujuan program pendidikan umum harus
dapat
difahami,
dihayati,
dan
diimplementasikan
oleh
para pengelola program, serta dapat difahami, dihayati,diinternalisasi,
serta diaplikasikan oleh segenap peser
ta didik.b. Konsep Pengembangan Materi Program
Aspek-aspek
materi program pendidikan umum
yang
esensial, antara lain sebagai berikut:
(1) Bahan-bahan yang disajikan perlu mencakup
as-tpek
nilai-nilai yang esensial, a.l.: metafisik,
moral,
uni-131
versal, nilai-nilai kultural, dan nilai-nilai jasmaniah.
(2) Hal-hal esensial lain yang perlu mendapat
pe-nekanan adalah segi-segi religius, filosofis dan ilmiah,
sehingga peserta didik dapat mengambil keputusan pilihan
nilai dan sikap secara tepat dan mendasar.
(3) Hal-hal yang diutamakan dalam bahan-bahan
sa-jian adalah penerapan nilai-nilai tersebut dalam
segala
aspek kehidupan.
(4)
Bahan-bahan pelajaran tidak hanya
diperoleh
di dalam kelas, tetapi justru terutama bersumber dariluar kampus. Kasus-kasus yang ditemui di luar kelas yang
dibahas di dalam kelas secara bersama, untuk mencari
ni-lai-nilainya bagi kehidupan dan kemanusiaan. c. Konsep Pengembangan Metode Program
Metode-metode belajar mengajar yang perlu dikem
bangkan dalam proses belajar mengajar pendidikan umum
berbeda dengan program pendidikan yang menekankan kepada
pengembangan akademis, karena proses belajar pendidikan umum mempunyai karakteristik tersendiri yakni:
(1) Metode belajar mengajar pendidikan umum bukan
hanya menekankan kepada penularan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan,
tetapi lebih menekankan kepada aplika
si nilai-nilai di balik pengetahuan, sikap, dankete-rampilan/perbuatan peserta didik.
132
dalam arti bukan hanya menerapkan suatu metode
tertentu
tetapi
mengutamakan
penerapan berbagai metode
sekali
gus.
(3) Dalam membahas suatu permasalahan
pendidikan
umum perlu pengkajian
secara interdisipliner dan
menye-luruh.Banyak metode yang dapat dikembangkan sesuai de
ngan karakteristik proses belajar pendidikan umum terse but di atas. Bruce Joyce dan Marsha Weil menawarkan
em-pat model mengajar (1980:9) yang daem-pat dikembangkan
ya
itu :
(a)
The Information Processing Family,
dengan tujuan
me-nyadari
problem,
menciptakan konsep untuk
menyele-saikan masalah-masalah,
menangani stimulus,
mengor-ganisasi data, dan menggunakan simbol verbal dan non
verbal.
(b)
The Personal Family,
dengan tujuan mengembangkan
ka-ta hati seseorang, mengkonstruksi dan mengorganisasi keunikan dirinya, mengembangkan kehidupan emosi, dan mengembangkan produktivitasnya terhadap lingkungan. (c) The Social Family, dengan tujuan memperbaiki hubungan sosial antar manusia, memperbaiki proses demokra-si, dan memperbaiki keadaan masyarakat.
(d) Behavioral Models of Teaching, dengan tujuan me
ngembangkan sistem yang efesien dalam belajar dengan
133
Di antara keempat rumpun model mengajar ini, yang
lebih tepat dikembangkan bagi pendidikan umum adalah Mo
del Personal dan Model Sosial, karena kedua rumpun model
ini mengembangkan potensi peserta didik sebagai individu
dan sebagai anggota masyarakat yang juga bertanggung ja
wab terhadap masyarakat.
Rumpun Model Personal menitikberatkan kepada pe
ngembangan
individualitas seseorang, yaitu
kata
hati,
kesadaran diri, konsep diri sendiri, emosi, kreativitas,
dan produktivitasnya, dengan harapan agar kata hati
dan
kesadaran akan dirinya menjadi kuat, memiliki konsep di
ri yang positif,
emosi yang stabil, dan memiliki kreati
vitas dan produktivitas yang baik dalam menangani
ling-kungannya. Adapun model mengajar yang lebih tepat dikem
bangkan
dari
rumpun ini terutama
Awareness
Training,
Classroom Meeting Model, dan Synectic.Rumpun Model Sosial menitikberatkan kepada
peran
serta seseorang dalam kehidupan berkelompok atauberma-syarakat. yakni menumbuhkan tanggung jawab sosial,
bel
ajar hidup secara demokrasi, dapat menempatkan diri
da
lam berbagai kasus nilai dalam masyarakat. Adapun
model
yang
dapat dikembangkan sesuai dengan
pendidikan
umum
dalam rumpun ini adalah
Group Investigation, Role
Play
ing, dan Jurisprudential Inquiry.
Secara
khusus, bagi pendidikan umum
yang
lebih
pendidikan
nilai yang telah dirangkum oleh
Richard
H.
Hers, John Miller, dan Glen D. Fielding dapat dikembang
kan dalam batas sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh bangsa Indonesia. Model-model tersebut
ada
lah (a)
Value Clarification;
bertujuan untuk menjelaskan
nilai-nilai yang dianut oleh seseorang. (b)
Consideratin
Model;
bertujuan untuk mengembangkan sikap tenggang
ra
sa,
tepo seliro, dan kepedulian terhadap orang lain, (c)
Cognitive Moral Development;
bertujuan untuk
meningkat-kan taraf perkembangan moral seseorang ke taraf yang le
bih tinggi. (d)
Rational Builbing;
diarahkan agar
maha
siswa menjadi warga negara yang baik dalam alam
demokra-si. (e)
Social Action;
bertujuan untuk
mengikutsertakan
mahasiswa
berpengaruh
dalam
kegiatan-kegiatan
sosial
dan kebijakan-kebijakan umum. (f)
Value Analisys;
bertu
juan untuk menganalisis alasan-alasan pilihan
nilai-ni
lai mahasiswa.
d. Konsep Pengembangan Evaluasi Hasil Belajar Program
Untuk menilai hasil belajar/kemajuan belajar
ma
hasiswa dalam mengikuti program pendidikan umum,
hal-hal
yang esensial perlu dikembangkan adalah sebagai berikut:(1) Evaluasi yang dilaksanakan, diusahakan
dapat
menjangkau sebanyak mungkin aspek kepribadian mahasiswa,
yakni
mencakup pengetahuan,
sikap, perbuatan,
keteram
pilan, terutama nilai-nilai di balik pengetahuan, sikap,
135
(2)
Penilaian dilakukan oleh dosen dan/atau
tim
dosen di dalam kampus dan/atau di luar kampus.
(3)
Instrumen penilaian terhadap
hasil
belajar
program
diusahakan sedapat mungkin
melalui
pengamatan
sehari-hari (observasi langsung) kegiatan/aktivitas
dan
kebiasaan mahasiswa. Mengingat keterbatasan dosen
dalam
mengadakan observasi langsung (pengamatan
sehari-hari),
maka dapat dikembangkan instrumen penilaian lainnya
un
tuk membantu dan melengkapi keterbatasan tersebut, anta
ra
lain skala sikap, daftar cek,
intervieu, ujian
kom
prehensif,
tugas-tugas, karya ilmiah, ujian/tes
berben-tuk objektif, dan Iain-lain.
Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk memperba
iki program pendidikan umum bila diperlukan,
memelihara
dan melanjutkan pelestarian program, serta
meningkatkan
pelaksanaan program ke taraf yang lebih mantap.
2.
Pengembangan
Program
Pendidikan Umum
di
Perguruan
Tinggi (Suatu Alternatif Pengembangan Program)
Suatu alternatif pengembangan program yang
diaju-kan ini didasardiaju-kan pada konsep pengembangan program yang
telah disusun di atas. Pengembangan program ini dibatasi
pada
program
pengajaran pendidikan umum
di
perguruan
tinggi.
selanjutnya, d) bidang kajian diuraikan ke dalam
tujuan
bidang
kajian tersebut dan sejumlah materi
pokok
yang
perlu
dikembangkan untuk mencapai tujuan bidang
kajian
tersebut.
Berdasarkan konsep pendidikan umum temuan peneli
tian,
dapat digariskan misi, tujuan dan
bidang
kajian
program pendidikan umum secara umum, sebagai beriku:
a) Misi Program Pendidikan Umum:
Membina kepribadian peserta didik menjadi manusia
seutuhnya
untuk
mencapai kabahagiaan hidup
dunia
dan
akhirat.b) Tujuan Program Pendidikan Umum:
Menanamkan dan membina nilai-nilai, dan menumbuh
kan semangat menerapkan nilai agar peserta didik
menja
di:
(1) individu yang memuaskan, (2)
anggota
keluarga
yang bahagia, (3) anggota masyarakat yang produktif,
(4)
warga negara yang bertanggung jawab, dan (5) umat
beragama yang ta'at.
c) Bidang Kajian Prograja Pendidikan Umum :
Untuk mencapai misi dan tujuan program pendidikan
umum, maka bidang kajian program pendidikan umum meli
puti materi berikut:
(1) Pendidikan Keagamaan (Sesuai dengan kenyataan
agama
yang diakui oleh negara di Indonesia, maka pendidik an keagamaan ini meliputi agama Islam, Kristen137
karena terbatasnya pengetahuan penulis tentang agama
lain,
dan merasa lebih memahami agama
yang
dianut
(Islam),
maka uraian tentang
bidang kajian
pendi
dikan keagamaan ini hanya dikhususkan agama Islam).
(2) Pendidikan Falsafah Negara Pancasila (3) Pendidikan Kewarganegaraan
(4) Pendidikan Bela Negara
(5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Budaya
(7) Pendidikan Alamiah
(8) Pendidikan Olah raga dan Kesehatan. d) Uraian Bidang Kajian:
Uraian Bidang-bidang Kajian
No. Bidang Kajian
Pendidikan
Keagataan
Tujuan Bidang Kajian
Metbina dan
tenget-bangkan kepribadian yang agatis sebgai
haiba Tuhan yang
ta'at.
(Khusus Pendidikan Agaia Islat)
1. Sutber ajaran:a. Al-Our'an.
b. As-Sunnah.
2. Tuhan
a. Allah dalat Islat. b. Kekuasaan Allah,
a. Sifat Allah. 3. Hakhluk
a. Alat seiesta.
b. Hayat/hidup.
c Manusia.
4. Nabi/Rosul
a. Tujuan diutus Nabi/Rosul.