BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Proses Komunikasi
Kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan communication berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”. Istilah communis banyak disebut sebagai asal kata komunikasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama(Mulyana, 2007:46).
Pendapat lain para ahli, Rogers (Mulyana, 2007:69)mengatakan:
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka”
Dari pendapat Rogers tersebut komunikasi mempunyai tujuan lain selain menyampaikan pesan atau ide, yaitu untuk mengubah perilaku penerimanya atau orang lain yang menerima ide tersebut.
Lasswell(Mulyana, 2007:69) menjelaskan:
“(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa
Dengan pengaruh bagaimana?”
Dari definisi Lasswell tersebut dapat diketahui unsur-unsur dalam komunikasi, yaitu :
1. Sumber (source), disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker).
2. Pesan.
2.1.1 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara terstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.
Pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih, sedangkan bahasa adalah sistem kode verbal. Bahasa merupakan seperangkat simbol dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol yang digunakan dan dipahami oleh sebuah komunitas, bahasa merupakan sarana untuk menyatakan pikiran dan maksud kita.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, yaitu:
1. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita. 2. Untuk membina hubungan baik diantara manusia.
3. Untuk menciptakan ikatan dalam kehidupan manusia (Hafied Cangara, 2007:99).
2.1.2 Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan kode selain bahasa, misalnya ekspresi wajah, sentuhan, postur tubuh, gaya berjalan, penampilan, dan hal-hal lain yang bisa dikomunikasikan selain menggunakan bahasa. Kode non verbal biasa disebut sebagai bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language).
Mark Knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode non verbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
1. Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition)
2. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (subtitution)
4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna (Hafied Cangara, 2007:104).
Komunikasi disebut efektif apabila penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim. Sumber utama kesalahpahaman dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan berbeda dari yang dimaksudkan pengirim. Cara mengirimkan pesan secara efektif adalah kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang kita kirimkan mudah dipahami. Sebagai pengirim kita harus memiliki kredibilitas di mata penerima. Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita dalam diri penerima (Supratiknya, 1995:34).
2.2Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. Konteks interpersonal banyak membahas tentang bagaimana suatu hubungan dimulai, bagaimana mempertahankan suatu hubungan, dan keretakan suatu hubungan (Berger, 1979 ;Dainton & Stafford, 2000).
Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Devito, 1997:231).
Dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, digunakan sebuah sarana atau media untuk menghantarkan pesan agar segera mendapatkan feedback dari komunikan.
pada akhirnya akan menghasilkan feedback, sehingga dapat diketahui apakah hubungan mereka bertahan atau berakhir.
2.3Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil, jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasikan dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antar pribadi, karena kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok (Deddy Mulyana, 2007:82).
Dalam penelitian ini, komunikasi interpersonal antara germo dan “ayam kampus” terdapat juga dalam kelompok. Karena germo melibatkan orang lain atau kelompok kecil dalam menjalankan beberapa strategi komunikasinya.
2.4Strategi Komunikasi
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Strategi dapat dikatakan sebagai taktik operasional untuk mencapai suatu tujuan.
Strategi dapat difenisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai (Marrus, 2002:31). Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno (2007:3) mengartikan strategi sebagai siasat, kiat, trik atau cara, sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Middleton (Cangara, 2014:64) memberikan definisi, strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.
Anwar Arifin (1984:10) menyatakan bahwa sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Sehingga merumuskan strategi komunikasi harus memperhitungkan situasi (ruang dan waktu) dan kondisi yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi dimasa depan, guna mencapai efektivitas.
Melalui strategi komunikasi tersebut diharapkan dapat dicapainya tujuan sentral dari strategi komunikasi tersebut. Peterson dan Burnett (Ruslan, 2008:31) mengemukakan tujuan sentral strategi komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk memastikan terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi (to secure understanding).
b. Bagaimana cara penerimaan itu dibina dengan baik (to establish acceptance).
c. Penggiatan untuk memotivasinya (to motivate action).
d. Bagaimana mecapai tujuan yang hendak dicapai oleh komunikator dari proses komunikasi tersebut (the goal which the communicator sought to achive).
Strategi komunikasi kebanyakan digunakan oleh perusahaan atau instansi pemerintahan dalam hal menjual produk atau membangun citra diri. Dalam memasarkan produknya kepada khalayak, perusahaan menerapkan strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah suatu rencana permainan yang digunakan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan (Kotler, 1997: 75). Public relations atau humas mempunyai startegi yang berbeda dengan strategi pemasaran dalam membangun citra perusahaan atau instansi pemerintahan. Mereka memerlukan beberapa strategi komunikasi dalam mewujudkan citra yang baik bagi perusahaan atau instansi tempat bernaungnya.
menyampaikan pesan kepada komunikannya, agar segera mendapatkan feedback sesuai dengan tujuannya. Strategi komunikasi tidak dapat disamaratakan, karena setiap komunikator mempunyai cara-cara tersendiri dalam mengkomunikasikan pesannya.
Dalam penelitian ini ditemukan bentuk strategi komunikasi digunakan oleh perorangan dalam membangun sebuah hubungan dengan rekan kerjanya, agar pekerjaannya bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Dalam penelitian yang dilakukan kepada germo “Luna”, ada beberapa strategi komunikasi yang di terapkan kepada “ayam kampus” yang berada dibawah naungannya agar tetap percaya kepadanya. Mengingat, “ayam kampus” adalah pekerjaan yang beresiko, sehingga faktor kepercayaan dari “ayam kampus” kepada germo sangat penting untuk memperlancar pekerjaan mereka.
Dalam menyampaikan pesan kepada “ayam kampus”nya, Luna menggunakan beberapa strategi komunikasi dengan harapan pesan tersebut tersampaikan dan mendapatkan feedback sesuai dengan yang diharapkannya.
Beberapa strategi komunikasi yang dilakukan dari hasil pra penelitian tersebut adalah strategi yang berkaitan dengan bisnis atau pekerjaan dan strategi yang tidak berkaitan atau diluar dari bisnis atau pekerjaan.
Strategi komunikasi yang berkaitan dengan bisnis atau pekerjaan, antara lain manajemen terbuka, tips yang didapatkan merupakan hak penuh dari “ayam kampus”, menyeleksi pelanggan, memberikan perlindungan, serta hubungan pertemanan atau kekeluargaan dalam bekerja.
Sedangkan strategi yang tidak berkaitan atau diluar dari bisnis atau pekerjaan, antara lain arisan dan hang out.
2.5Modal Sosial
sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi tetapi juga setiap eksistensisosial yang lain. Adapun Cox (1995) mendefnisikan modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan norma-norma, dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama.
Cohen dan Prusak L. (2001) mengatakan bahwa modal sosial adalah setiap hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
Modal sosial dapat juga didefinisikan sebagai serangkain nilai dan norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka (Francis Fukuyama, 2002: XII)
Dalam kehidupan sehari-hari, modal sosial akan nampak dari suasana saling percaya yang terjadi antar perorangan dalam sebuah kelompok atau organisasi, maupun hubungan interpersonal.
Tiga unsur utama dalam modal sosial, yaitu : 1. Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan dapat mendorong seseorang untuk bekerjasama dengan dengan orang lain untuk memunculkan aktivitas maupun tindakan bersama yang produktif. Kepercayaan merupakan produk dari norma-norma sosial yang kooperation yang sangat penting yang kemudian memunculkan modal sosial. Fukuyama (2002) menyebutkan kepercayaan sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku kooperatif yang muncul dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama anggota komunitas-komunitas itu.
bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut memperkuat rasa kebersamaan.
Kepercayaan dalam hubungan kerja antara germo dengan “ayam kampus” sangat dibutuhkan. Karena dengan adanya kepercayaan ini akan terjalin sebuah hubungan kerjasama yang baik. Serta tidak ada kecurigaan antara “ayam kampus” kepada germo atau sebaliknya.
2. Timbal Balik (Reciprocal)
Timbal balik dapat dijumpai dalam bentuk memberi, saling menerima dan saling membantu yang dapat muncul dari interaksi sosial (Soetomo, 2006: 87). Interaksi yang semakin meluas akan menjadi semacam jaringan sosial yang lebih memungkinkan semakin meluasnya lingkup kepercayaan dan hubungan timbal balik.
Timbal balik antara germo dengan “ayam kampus” berperan penting dalam pembentukan hubungan keduanya. Dengan saling menerima, terbuka, dan membantu satu dengan yang lain melalui interaksi sosial dapat menjadikan mereka lebih peka satusama lain, baik dalam hal pekerjaan maupun diluar dari pekerjaan.
3. Jaringan Sosial
Jaringan sosial yang terbentuk antara germo dengan “ayam kampus” karena adanya perasaan simpati dan kewajiban sebagai bagian dari pekerja prostitusi yang terselebung.
2.6Germo
Istilah Mucikari sering disamakan dengan istilah germo. Di dalam buku KUHP terjemahan Soesilo (1980:187 dan 283), kedua pengertian itu dibedakan, dimana germo dijelaskan dalam pasal 296, sedangkan mucikari dijelaskan pasa pasal 506. Germo dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah Madam, namun istilah tersebut sering dicampuradukan dengan istilah Gangster, Bludger dan Rackterr (Winter, 1976:85).
Soedjono (1977:45) menjelaskan secara lebih luas pengertian dari Germo. Germo atau Baktau yang sehari-hari banyak disebut dengan panggilan Mami, Ibu, Tante, dan sebagainya adalah orang yang mata pencahariannya baik sambilan atau sepenuhnya, mengadakan atau turut serta mengadakan, membiayai, menyewakan, membuka dan memimpin serta mengatur tempat untuk praktek prostitusi, yaitu dengan mempertemukan atau memungkinkan bertemunya pelacur dengan langganannya. Germo bisa perempuan bisa laki-laki, namun kebanyakan perempuan.
Germo sering dikenal dengan istilah Mami, Tante, ataupun Ibu. Untuk disebut Germo menurut pasal 296 KUHP, ada sejumlah unsur yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Menyediakan tempat untuk memudahkan perbuatan cabul termasuk persetubuhan.
2. Melakukan aktivitasnya sebagai mata pencaharian tetapnya.
3. Mengambil sebagian penghasilan PSK yang diperolehnya dari melacur.
Adamang (1971:59) menarik kesimpulan sebagai penjelasan mengenai germo dan tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. Orang yang mengasuh sejumlah PSK.
3. Memberikan layanan tertentu kepada PSK baik berupa penyediaan tempat, menghubungi tamu, maupun memberikan perlindungan tertentu.
Hasil penelitian, germo adalah seseorang yang menaungi serta sebagai perantara pekerja seks dalam menjual jasa melayani kebutuhan seks kepada pelanggan. Dimana tugas germo adalah mencari pelanggan, melakukan negoisasi harga, dan mengantarkan pekerja seks pada saat dia mulai dan selesai bekerja. Dalam penelitian ini, germo biasa dipanggil dengan sebutan lain, yaitu mak’e atau makcik.
2.7Ayam Kampus
Dalam dunia prostitusi juga dikenal istilah ayam kampus. Secara umum dapat diartikan sebagai pekerja seks komersial (PSK) dari kalangan mahasiswi (Tempo.Co, 2013).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:105) ayam kampus berarti mahasiswi yang merangkap sebagai pelacur.
Istilah ayam kampus memang kerap kali dikonotasikan dengan dunia prostitusi di lingkungan perguruan tinggi. Ayam kampus biasa diarahkan kepada mahasiswi yang nyambi “jualan”, tentu dengan imbalan uang (Merdeka. Com, 2013).
Hasil dari penelitian, “ayam kampus” adalah mahasiswi yang mempunyai pekerjaan lain sebagai pekerja seks. Dimana dalam melakukan pekerjaannya, dia bergabung dengan germo yang mencarikan pelanggan untuknya.
2.8Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan germo
Nama Penulis/ Almamater/
Tahun
Judul Skripsi Tujuan Hasil
Cindytia Dwi tinggal di lingkungan yang tidak sehat. Namun pada kenyataannya mucikari yang sudah terbiasa tinggal di lingkungan yang tidak sehat juga masih memperhatikan
baik lagi dan jauh dari Patron client antara germo dengan PSK, relasi Patron client antara germo dan PSK dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan hidup yang membuat germo
perjanjian tertulis namun didasari oleh rasa saling percaya dari masing-masing pihak. Sebagai patron, germo memiliki peran terhadap PSK (client) baik pada saat bekerja maupun dalam kehidupan
sehari-harinya, untuk
mengarahkan,
Begitupun dengan PSK peran yaitu bekerja sesuai dengan perintah germo, melakukan kewajibannya sebagai pekerja, melayani dan menyenangkan
pelanggan. Patron client antara germo dan PSK di Desa Osango Kecamatan Mamasa merupakan
Ada persoalan yang hendak dikaji terjadi pada pelajar diSurabaya yang beraktifitas di Surabaya sebagai
(1) Mucikari pelajar berbohong pada keluarga untuk kepentingan profesionalisme dalam bekerja, (2) Gratifikasi Tindakan Keamanan Mucikari Pelajar karena banyak sekali prostitusi yang dilakukannya yang nantinya berhadapan dengan aparat dan mereka akan
Mucikari Pelajar (sembunyi-sembunyi) yang dilakukan mucikari pelajar adalah sebuah
tindakan untuk
melancarkan
pekerjaannya ketika ia dilingkup keluarga dan sosial masyarakat,(4) bergantung pada media seolah tak pernah lepas dari media karena komunikasi yang dilakukan mucikari pelajar satu arah dengan
pelacur dan
pelanggannya untuk mengantisipasi jarak jauh meraka yang tidak selalu berdekatan, (5) profil mucikari pelajar (cermin) kelas pelacur seperti tingkatan status social dikalangan mereka, (6)
ciri khas bahasa menggunakan bahasa verbal
menggunakan umpatan bahasa suroboyoan
2.9Kerangka Pikir
Gambar 1.
Proses komunikasi germo dengan “ayam kampus”
Adanya proses komunikasi, yaitu komunikasi interpersonal dari germo
kepada “ayam kampus”. Dimana germo menyampaikan pesan kepada “ayam
kampus” melalui beberapa strategi.
Dalam menyampaikan pesan yang dimaksud, germo menggunakan beberapa strategi komunikasi. Strategi yang digunakan antara lain:
GERMO Komunikator
AYAM KAMPUS
Penerima
MODAL SOSIAL STRATEGI KOMUNIKASI Berkaitan dengan
bisnis/pekerjaan Tidak berkaitan
dengan
bisnis/pekerjaan
a. Stategi yang berkaitan dengan bisnis/pekerjaan. Yaitu strategi yang dijalankan oleh germo kepada “ayam kampus” yang terkait dalam hubungan pekerjaan dan dilakukan dalam jam kerja mereka atau mereka sedang bekerja. Antara lain:
- Manajemen terbuka
- Tips merupakan hak penuh “ayam kampus”
- Menyeleksi pelanggan - Memberikan perlindungan
- Hubungan kekeluargaan/pertemanan
b. Strategi yang tidak terkait dengan bisnis/pekerjaan. Yaitu strategi yang dijalankan oleh germo kepada “ayam kampusnya” diluar dari pekerjaan atau jam kerja mereka.
- Arisan
- Hang out
Germo menyampaikan pesan kepada “ayam kampus” melalui beberapa strategi. Dalam proses ini, “ayam kampus” memilih strategi apa yang cocok untuk dirinya. Karena belum tentu semua strategi yang dilakukan oleh germo, cocok dan bisa diterima dengan baik oleh “ayam kampus”. Sehingga akan terlihat seberapa jauh strategi tersebut bisa diterima oleh “ayam kampus”.