• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

xviii

INTISARI

Antropometri merupakan suatu metode sederhana yang sangat mudah dilakukan untuk menentukan status obesitas seseorang, salah satunya adalah Body Mass Index (BMI).Orang yang memiliki berat badan di atas normal cenderung mengalami penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) dan peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) serta rasio LDL/HDL.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi positif bermakna BMI terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus 3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional.Pengambilan sampel penelitian ini secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 129 orang yang terdiri dari 60 pria dan 69 wanita dengan rentang umur 17-24 tahun. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi yang masih aktif di kampus III Universitas Sanata Dharma.Kriteria eksklusi meliputi responden yang menderita penyakit jantung koroner, hamil, oedem, mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah, menderita penyakit hati akut maupun kronis. Pengukuran meliputi berat badan, tinggi badan, dan profil lipid (LDL dan HDL).Pengukuran tinggi badan dan berat badan digunakan untuk menentukan nilai BMI.Analisis hasil dilakukan dengan menguji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan menguji korelasi BMI terhadap rasio LDL/HDL kolesterol menggunakan analisis Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif bermakna (p<0,05) dengan kekuatan korelasi sedang antara BMI dengan rasio LDL/HDL pada responden wanita (r=0,442 dan p=0,000) dan pada responden pria (r=0,410 dan p=0,001).

(2)

xix

ABSTRACT

Anthropometry is a simple method thatis easy to determine an individual’s obesity status. One of anthropometric method is BodyMass Index (BMI). People who has overweight tended to decrease the levels of High Density Lipoprotein (HDL), and to elevate both the levels of Low Density Lipoprotein (LDL) and the ratio of LDL/HDL. This study aimed to determine whether there is significant positive correlation between BMI against ratio of LDL/HDL in male and female students in the 3rd Campus of Sanata Dharma University in Yogyakarta.

This research was an observational analytic study used cross-sectional design. This research used purposive sampling with 129 respondents, consisting of 60 men and 69 women with age range of 17-24 years. The inclusion criteria in this study was students who ares till active in 3rd Campus of Sanata Dharma University. The exclusion criteria included respondents who is suffering from coronary heart disease, pregnant, edema, acute or chronic liver disease consuming drugs which make blood fat levels lower. Measurements included weight, height, and lipid profiles (LDL and HDL). Measurements of height and weight used to determine BMI. Analysis of the results is done by testing for normality using the Kolmogorov-Smirnov test. The correlation analysis is using Spearman’s test with confidence interval 95%.

The results showed a significant positive correlation (p<0.05) between BMI and the ratio of LDL/HDL in female respondents(r =0.442 and p=0.000) and male respondents (r =0.410 and p=0.001).

(3)

i

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP RASIO LDL/HDL

PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI KAMPUS III UNIVERSITAS

SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Silvia Dwita Ristiana NIM : 098114020

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan –

rancangan apa yang

ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan,

yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan

kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan”

Yeremia 29:11

Kupersembahkan karya iniuntuk :

Tuhan Yesus

Mami, Papi, Cie-cie, dan adik

My Prince

Sahabat-sahabatku

(7)

v

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Silvia Dwita Ristiana

Nomor Mahasiswa : 098114020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul :

“KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP RASIO LDL/HDL PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI KAMPUS III UNIVERSITAS

SANATA DHARMA YOGYAKARTA”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 23 Januari 2013 Yang menyatakan

(8)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, anugerah, dan kasihNya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Korelasi Body Mass IndeX (BMI) terhadap Rasio LDL/HDL pada

Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Untuk itu penulis ingin megucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus atas kebaikan dan kemurahanNya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc, QIA, selaku Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta memberikan segala bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

vii

6. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas segala masukan dan saran.

7. Laboratorium Parahita selaku pihak yang membantu dalam pengukuran profil lipid.

8. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

9. Papi, Mami, Cie-cie, dan adik atas yang tidak pernah berhenti memberikan doa, dukungan, kekuatan dan semangat kepada penulis

10. David Agus Yulianto selaku life partner atas cinta, doa, dukungan yang selalu menguatkan saat penulis jenuh dalam proses penyusunan skripsi.

11. Teman satu tim, Novi, Nea, Anggy, Hera, Raras, Dinda, Amel, Danny,

Yansen, Intan, Dhea, dan Listya, penelitian ini tidak akan terlaksana tanpa kalian semua.

12. Teman seperjuangan, Amel, Dinda, dan Raras, atas canda tawa dan kebersamaan saat suka maupun duka yang menghiasi hari-hari selama 3,5 tahun perkuliahan.

13. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun agar tercapainya kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat untuk pembaca dan kiranya dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi semua orang.

(10)

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 18 Januari 2013 Penulis,

(11)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... v

PRAKATA ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii

(12)

x

C. Profil Lipid ... 11

D. Proses Aterosklerosis ... 13

E. Rasio LDL/HDL ... 15

LANDASAN TEORI ... 16

HIPOTESIS ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Peneliitan ... 18

B. Variabel Penelitian ... 18

C. Definisi Operasional... 19

D. Subyek Penelitian ... 20

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

F. Ruang Lingkup ... 22

G. Teknik Sampling ... 24

H. Instrumen Penelitian... 24

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal ... 24

2. Permohonan izin dan kerja sama ... 24

3. Pencarian responden... 25

4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ... 27

5. Pengukuran parameter ... 28

6. Pembagian hasil pemeriksaan ... 29

(13)

xi

8. Analisis data penelitian ... 30

J. Kesulitan Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 31

1. Usia ... 32

2. Tinggi badan... 33

3. Berat badan... 34

4. BMI (Body Mass Index) ... 35

5. LDL (Low Density Lipoprotein) ... 37

6. HDL(High Density Lipoprotein) ... 40

7. Rasio LDL/HDL ... 42

B. Perbandingan LDL, HDL dan Rasio LDL/HDL pada Kelompok BMI < 23 kg/m2 dan BMI ≥ 23 kg/m2 ... 45

1. Perbandingan Kadar LDLpada Kelompok BMI < 23 kg/m2 dan BMI ≥ 23 kg/m2 ... 47

2. Perbandingan Kadar HDLpada Kelompok BMI < 23 kg/m2 dan BMI ≥ 23 kg/m2 ... 49

3. Perbandingan Rasio LDL/HDLpada Kelompok BMI < 23 kg/m2 dan BMI ≥ 23 kg/m2 ... 50

C. Korelasi BMI terhadap Kadar LDL, HDL dan Rasio LDL/HDL ... 51

(14)

xii

2. Korelasi BMI terhadap Kadar HDL ... 54

3. Korelasi BMI terhadap Rasio LDL/HDL ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 65

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I Klasifikasi Berat Badan berdasarkan Body Mass Index

orang Asia ... 10

Tabel II Klasifikasi Kolesterol LDL dan HDL ... 16

Tabel III Rasio LDL/HDL ... 16

Tabel IV Karakteristik Responden Wanita ... 31

Tabel V Karakteristik Responden Pria ... 32

Tabel VI Distribusi Frekuensi BMI pada Responden Wanita ... 36

Tabel VII Distribusi Frekuensi BMI pada Responden Pria ... 37

Tabel VIII Distribusi Frekuensi Kadar LDL Responden Wanita ... 38

Tabel IX Distribusi Frekuensi Kadar LDL Responden Pria ... 39

Tabel X Distribusi Frekuensi Kadar HDL Responden Wanita ... 41

Tabel XI Distribusi Frekuensi Kadar HDL Responden Pria ... 42

Tabel XII Distribusi Frekuensi Rasio LDL/HDL Responden Wanita ... 43

Tabel XIII Distribusi Frekuensi Rasio LDL/HDL Responden Pria ... 44

Tabel XIV Perbandingan Kadar LDL,HDL, dan Rasio LDL/HDL pada Kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan Kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 Responden Wanita ... 46

(16)

xiv

LDL/HDL Responden Wanita ... 52 Tabel XVII Hasil Analisis Korelasi BMI terhadap Kadar LDL, HDL, dan Rasio

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Metabolisme Lipoprotein ... 13

Gambar 2 Proses Aterosklerosis ... 15

Gambar 3 Skema Responden ... 21

Gambar 4 Pengukuran Berat Badan ... 28

Gambar 5 Pengukuran Tinggi Badan ... 28

Gambar 6 Pengambilan Darah ... 29

Gambar 7 Histogram Distribusi Usia Responden Wanita ... 33

Gambar 8 Histogram Distribusi Usia Responden Pria ... 33

Gambar 9 Histogram Distribusi Tinggi Badan Responden Wanita ... 34

Gambar 10 Histogram Distribusi Tinggi Badan Responden Pria ... 34

Gambar 11 Histogram Distribusi Berat Badan Responden Wanita ... 34

Gambar 12 Histogram Distribusi Berat Badan Responden Pria ... 34

Gambar 13 Histogram Distribusi BMI Responden Wanita ... 35

Gambar 14 Histogram Distribusi BMI Responden Pria ... 36

Gambar 15 Histogram Distribusi LDL Responden Wanita ... 38

Gambar 16 Histogram Distribusi LDL Responden Pria ... 39

Gambar 17 Histogram Distribusi HDL Responden Wanita ... 40

Gambar 18 Histogram Distribusi HDL Responden Pria ... 41

Gambar 19 Histogram Distribusi Rasio LDL/HDL Responden Wanita ... 43

(18)

xvi

Responden Wanita ... 53 Gambar 22 Grafik Sebar Kadar LDL terhadap BMI Responden Pria ... 53 Gambar 23 Grafik Sebar Kadar HDL terhadap BMI

Responden Wanita ... 55 Gambar 24 Grafik Sebar Kadar HDL terhadap BMI Responden Pria ... 55 Gambar 25 Grafik Sebar Rasio LDL/HDL terhadap BMI

Responden Wanita ... 57 Gambar 26 Grafik Sebar Rasio LDL/HDL terhadap BMI

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Komisi Etik Kedokteran dan

Kesehatan ... 66

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 67

Lampiran 3 Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ... 68

Lampiran 4 Uji Normalitas Karakteristik Responden Wanita ... 70

Lampiran 5 Uji Normalitas Karakteristik Responden Pria ... 77

Lampiran 6 Uji Beda Kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 Responden Wanita ... 84

Lampiran 7 Uji Beda Kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 Responden Pria ... 91

Lampiran 8 Uji Korelasi pada Responden Wanita ... 98

Lampiran 9 Uji Korelasi pada Responden Pria ... 99

Lampiran 10 Informed Consent ... 100

Lampiran 11 Contoh Hasil Pemeriksaan Laboratorium Parahita ... 101

Lampiran 12 Surat Peminjaman Ruangan ... 102

Lampiran 13 Blanko Pengisian Data Pengukuran Antropometri dan Tekanan Darah ... 103

Lampiran 14 Leaflet ... 104

Lampiran 15 Foto-foto Pengukuran Antropometri dan Pengambilan Sampel Darah ... 106

(20)

xviii

INTISARI

Antropometri merupakan suatu metode sederhana yang sangat mudah dilakukan untuk menentukan status obesitas seseorang, salah satunya adalah Body Mass Index (BMI).Orang yang memiliki berat badan di atas normal cenderung mengalami penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) dan peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) serta rasio LDL/HDL.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi positif bermakna BMI terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus 3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional.Pengambilan sampel penelitian ini secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 129 orang yang terdiri dari 60 pria dan 69 wanita dengan rentang umur 17-24 tahun. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi yang masih aktif di kampus III Universitas Sanata Dharma.Kriteria eksklusi meliputi responden yang menderita penyakit jantung koroner, hamil, oedem, mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah, menderita penyakit hati akut maupun kronis. Pengukuran meliputi berat badan, tinggi badan, dan profil lipid (LDL dan HDL).Pengukuran tinggi badan dan berat badan digunakan untuk menentukan nilai BMI.Analisis hasil dilakukan dengan menguji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan menguji korelasi BMI terhadap rasio LDL/HDL kolesterol menggunakan analisis Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif bermakna (p<0,05) dengan kekuatan korelasi sedang antara BMI dengan rasio LDL/HDL pada responden wanita (r=0,442 dan p=0,000) dan pada responden pria (r=0,410 dan p=0,001).

(21)

xix

ABSTRACT

Anthropometry is a simple method thatis easy to determine an individual’s obesity status. One of anthropometric method is BodyMass Index (BMI). People who has overweight tended to decrease the levels of High Density Lipoprotein (HDL), and to elevate both the levels of Low Density Lipoprotein (LDL) and the ratio of LDL/HDL. This study aimed to determine whether there is significant positive correlation between BMI against ratio of LDL/HDL in male and female students in the 3rd Campus of Sanata Dharma University in Yogyakarta.

This research was an observational analytic study used cross-sectional design. This research used purposive sampling with 129 respondents, consisting of 60 men and 69 women with age range of 17-24 years. The inclusion criteria in this study was students who ares till active in 3rd Campus of Sanata Dharma University. The exclusion criteria included respondents who is suffering from coronary heart disease, pregnant, edema, acute or chronic liver disease consuming drugs which make blood fat levels lower. Measurements included weight, height, and lipid profiles (LDL and HDL). Measurements of height and weight used to determine BMI. Analysis of the results is done by testing for normality using the Kolmogorov-Smirnov test. The correlation analysis is using Spearman’s test with confidence interval 95%.

The results showed a significant positive correlation (p<0.05) between BMI and the ratio of LDL/HDL in female respondents(r =0.442 and p=0.000) and male respondents (r =0.410 and p=0.001).

(22)

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk menentukan dan memprediksi status kesehatan seseorang, menggambarkan status sosial dan ekonomi dalam populasi. Antropometri juga merupakan pengukuran status nutrisi pada individu maupun pada suatu kelompok (Cogill, 2003). Menurut Tarnus and Bourdon (2006), pengukuran antropometri meliputi pengukuran BMI, berat tubuh ideal, rasio lingkar pinggang panggul, skinfold thickness, persentase massa lemak, dan massa muskuler total.

(23)

sendiri diantara anggota keluarga termasuk didalamnya genetik. Faktor lingkungan seperti kebiasaan makan dan gaya hidup juga merupakan faktor resiko potensial untuk menjadi obesitas. Perubahan pola makan ini ditandai dengan tingginya asupan makanan cepat saji yang mengandung banyak karbohidrat, tinggi lemak, rendah serat, kurangnya asupan mikronutrien, serta terbatasnya waktu melakukan aktifitas fisik yang teratur. Menurut WHO (2000), pola makan dan gaya hidup seperti inilah yang dapat meningkatkan angka kejadian obesitas dan berakhir pada penyakit kardiovaskular.

(24)

9,8% perempuan dengan berat badan lebih serta 8,3% laki-laki dan 15,7% perempuan dengan obesitas (Anonim b, 2010)

Pengukuran antropometri, salah satunya adalah BMI dapat dengan mudah menggambarkan abnormalitas profil lipid pada tubuh manusia (Al-Ajlan, 2011). Peningkatan LDL dan penurunan HDL umumnya terjadi pada orang yang obesitas. Peningkatan BMI sebesar 12% akan menyebabkan penurunan HDL sebesar 2% pada wanita dan 4% pada pria (Hu et al., 2000). Peningkatan LDL di dalam darah akan meningkatkan resiko terjadinya penyumbatan di arteri koroner (Birtcher and Ballantyne, 2004). Dislipidemia dimana terjadi peningkatan LDL dan penurunan HDL secara luas dikenal sebagai faktor resiko penyakit kardiovaskular (Freitas, Filho, Costa, 2011). Pengukuran BMI berkorelasi secara signifikan dengan rasio LDL/HDL (Sotoudeh, 2003).

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Desi Natalia (2011) dengan judul

“Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan Abdominal Skinfold Thickness (AST)

terhadap Rasio Kadar LDL/HDL pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta”. Peneliti hanya melakukan pengukuran BMI , namun peneliti tertarik

(25)

1. Perumusan masalah

Apakah terdapat korelasi positif bermakna antara Body Mass Index (BMI) terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus 3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Keaslian penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan dan terkait dengan penelitian ini antara lain :

a. “Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan Abdominal Skinfold Thickness terhadap ratio kadar LDL/HDL”

Natalia (2011) melakukan penelitian pada 56 staf wanitadi Kampus 1, 2, dan 3 Universitas Sanata Dharma rentang usia 30-50 tahun, dalam kondisi premenopause. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif yang bermakna (p<0,05) dengan kekuatan korelasi sedang antara BMI dengan rasio kadar LDL/HDL (r=0,454, p=0,000). Terdapat korelasi positif yang bermakna (p<0,05) dengan kekuatan korelasi lemah antara AST dengan rasio kadar LDL/HDL (r=0,316, p=0,018).

b. “Frequency of Dyslipidemia in Obese Versus Non-obese in Relationship to

Body Mass Index (BMI), Waist Hip Ratio (WHR), and Waist Circumference (WC)”.

(26)

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) kadar HDL, LDL, dan trigliserida antara kelompok obes dan non obes.

c. “Correlation of Dyslipidemia with Waist to Height Ratio, Waist Circumference, and Body Mass Index In Iranian Adults”.

Chehrei, Sadrnia, Keshteli, Daneshmand, Rezaei (2007) melakukan penelitian pada 750 subyek penelitian (580 wanita rerata usia 40 tahun dan 170 pria rerata usia 43 tahun. Terdapat kolerasi positif bermakna antara BMI dan LDL serta BMI dan rasio LDL/HDL dengan nilai masing-masing r=0,111 (p<0,001) dan r=0,099 (p<0,001).

d. “Body-Mass Index, Waist-Size, Waist-Hip Ratio and Cardiovascular Risk Factors in Urban Subjects.”

(27)

e. “Relation of Body Mass Index with Lipid Profile and Blood Pressure in Young Healthy Students in Ziauddin Medical University.”

Aziz, Siddiqui, Omair (2003) melakukan penelitian pada 426 responden yang terdiri dari 152 mahasiswa dan 274 mahasiswi dari Ziauddin Medical University dengan rentang umur 17-22 tahun. Pengukuran yang dilakukan antara lain pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah sistolik dan diastolik. BMI dihitung menggunakan berat badan (kg) dan tinggi badan (m2). Berdasarkan nilai BMI, responden dibagi dalam 3 kelompok yakni underweight (BMI <19kg/m2), normal (BMI 19-26 kg/m2), dan overweight (BMI >26 kg/m2). Hasil yang didapat adalah adanya perbedaan yang signifikan pada rerata HDL di antara 3 kelompok BMI (p<0,05), sedangkan LDL memiliki perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05). Korelasi antara profil lipid dengan BMI adalah tidak signifikan. f. “Relationship between Body Mass Index, Lipids, and Homocysteine Levels

in University Students”

(28)

yang signifikan antara berat badan dengan HDL (r=-0,33, p<0,01). Responden yang memiliki berat badan berlebih (overweight) akan mengalami peningkatan kadar LDL dan rasio LDL/HDL yang lebih besar daripada responden dengan berat badan normal.

g. “The Relation of BMI and Skinfold Thicknesses to Risk Factors among Young and Middle-aged Adults : The Bogalusa Heart Study”

Freedman, Katzmarzyk, Dietz, Srinivasan, Berenson (2010) melakukan penelitian pada 3318 responden secara cross-sectional dengan rentang usia 18-44 tahun. Pengukuran yang dilakukan antara lain : pengukuran BMI, subscapular dan triceps skinfold thicknesses (SF sum), profil lipid (LDL, HDL, trigliserid), tekanan darah systole dan diastole. Hasil yang didapat antara lain terdapat korelasi positif bermakna (p<0,001) antara BMI dengan LDL (r=0,23) dan HDL (r=-0,28).

h. “Associations of Body Mass Index and Percentage Body Fat by Bioelectrical Impedance Analysis with Cardiovascular Risk Factors in Japanese Male Office Workers”

(29)

antara lain : BMI berkorelasi positif bermakna dengan kolesterol LDL dengan r=0,228 dan p<0,001, BMI berkorelasi negatif bermakna dengan kolesterol HDL dengan r=-0,362 dan p<0,001, dan BMI berkorelasi positif bermakna dengan rasio LDL/HDL dengan r=0,373 dan p<0,001.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Body Mass Index (BMI) dalam kaitannya dengan obesitas. Pengetahuan mengenai korelasi pengukuran BMI terhadap rasio kadar LDL/HDL dapat digunakan sebagai prediktor terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Pengukuran BMI merupakan pengukuran yang mudah, praktis, dan tidak memerlukan keahlian khusus.

b. Manfaat teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian yang terkait dengan korelasi pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap rasio LDL/HDL.

B. Tujuan Penelitian

(30)

9

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Metode Antropometri

Antropometri berarti pengukuran pada berbagai macam dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Parameter antropometri terdiri dari berat badan, tinggi badan, BMI, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit (Fajar, Bakri, Supariasa, 2002).

Pengukuran tinggi dan berat badan sangat sederhana dan umum dilakukan. Pengukuran tinggi dan berat badan dapat digunakan untuk menghitung BMI. Body Mass Index/Indeks Massa Tubuh dihitung dengan cara berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter persegi (kg/m2).

Body Mass Index = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m2)

(WHO, 2011).

(31)

(adiposity). BMI merupakan metode yang murah dan mudah untuk melakukan skrining kategori berat badan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Menghitung BMI adalah salah satu metode yang direkomendasikan untuk penilaian kelebihan berat badan dan obesitas suatu populasi (WHO, 2000).

Di samping kelebihan BMI sebagai indikator overweight dan obesitas, BMI memiliki beberapa kelemahan, yakni BMI kurang tepat digunakan pada orang dewasa yang mempunyai volume otot yang besar, dan pada orang lanjut usia berusia 65 tahun ke atas (Roberts et al., 2005). Menurut Fajar et al. (2002) penggunaan BMI tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, olahragawan dan dalam keadaan khusus (penyakit) lainnya seperti edema, asites, dan hepatomegali.

Tabel I. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan Body Mass Index untuk orang Asia dewasamenurut WHO (2000)

Klasifikasi BMI (kg/m2) Resiko Penyakit Penyerta

Berat badan kurang / underweight < 18,5 Rendah Berat badan normal / normal weight 18,5-22,9 Rata-rata

Overweight : ≥23

Beresiko / at risk 23-24,9 Meningkat

Obesitas kelas I 25-29,9 Sedang

Obesitas kelas II ≥30 Berat

B. Obesitas

(32)

penyebab meningkatnya prevalensi obesitas (Atikah, 2007). Kelebihan energi disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh dan aktivitas fisik. Kelebihan energi tersebut disimpan dalam bentuk jaringan lemak (Mann and Truswell, 2007).

C. Profil Lipid

Lipid/lemak merupakan suatu komponen penting yang berfungsi sebagai sumber cadangan energi. Beberapa jenis lipid/lemak yang penting di dalam tubuh antara lain trigliserida, kolesterol, fosfolipid, dan asam lemak tak teresterifikasi (asam lemak bebas) (Widiastuti, 2003). Kolesterol merupakan suatu substansi lemak yang terdapat pada sel tubuh yang digunakan untuk memproduksi hormon steroid, vitamin E, dan membran sel (Al-Ajlan, 2011). Kolesterol beredar di dalam darah dalam partikel yang dikenal dengan istilah lipoprotein (Birtcher and Ballantyne, 2004). Menurut Colpo (2005), kolesterol merupakan lemak yang bersifat water insoluble, maka kolesterol tidak dapat mengapung dengan bebas di dalam medium darah yang berupa air. Untuk mengangkut kolesterol dan lemak-lemak lainnya di dalam tubuh maka kolesterol harus ditransportasikan di dalam lipoprotein. Ada lima macam lipoprotein yaitu kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate Density Lipoprotein (IDL), Low Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL) (Widiastuti, 2003).

(33)
(34)

dalam pembentukan lipoprotein. Penurunan HDL dapat meningkatkan resiko terjadi aterosklerosis (Widiastuti, 2003).

Gambar 1. Metabolisme Lipoprotein

D. Proses Aterosklerosis

Meningkatnya LDL di dalam darah akan meningkatkan resiko terjadinya penyumbatan di arteri koroner yang berakhir pada penyakit jantung koroner, sedangkan meningkatnya HDL di dalam darah akan menurunkan resiko penyakit tersebut (Birtcher and Ballantyne, 2004).

(35)
(36)

Gambar 2. Proses Aterosklerosis

E. Rasio LDL/HDL

Menurut Stapleton, Goodwill, James, Brock, and Frisbee (2010) obesitas diketahui dapat meningkatkan jumlah LDL. Umumnya orang yang mengalami obesitas juga mengalami penurunan HDL. Hu et al. (2000) juga berpendapat bahwa abnormalitas profil lipid seperti peningkatan kadar LDL, rasio LDL/HDL, dan penurunan kadar HDL ditemukan pada individu yang obesitas. Keabnormalan profil lipid tersebut bertanggungjawab pada peningkatan resiko PJK.

(37)

Tabel II. Klasifikasi Kolesterol LDL dan HDL (mg/dL)

Garis batas level kolesterol-LDL tinggi Tinggi

Rasio LDL/HDL telah diakui sebagai prediktor resiko penyakit kardiovaskular lebih kuat daripada itu LDL atau HDL itu sendiri (Grover et al., 2003).

Tabel III. Rasio LDL/HDL (NCEP ATP III cit., Natalia, 2011)

Resiko Rasio LDL/HDL

Sangat Rendah (1/2 rata-rata) <1,5 Resiko Rata-rata 1,5 - <3,2 Resiko Sedang (2x rata-rata) 3,2 - <5,0 Resiko Tinggi (3x rata-rata) 5,0 - ≤6,1

LANDASAN TEORI

(38)

Obesitas terjadi karena adanya asupan energi yang berlebihan, dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang dapat membakar kelebihan energi tersebut seperti olahraga, sehingga terjadi penumpukkan lemak. Keadaan tersebut diawali dengan adanya kelebihan berat badan (overweight). Penumpukkan lemak yang terus menerus akan mengakibatkan seseorang menderita obesitas yang dapat berdampak buruk bagi kesehatannya.

Seseorang yang obesitas cenderung mengalami peningkatan LDL dan penurunan HDL. Abnormalitas profil lipid tersebut merupakan salah satu faktor yang memicu penyakit kardiovaskular antara lain penyakit jantung koroner (PJK) karena LDL dalam jumlah yang banyak didepositokan dalam dinding arteri akan memicu terbentuknya plak di pembuluh arteri koroner. Sebagai prediktor penyakit kardiovaskular, rasio LDL/HDL lebih signifikan daripada LDL atau HDL itu sendiri. Terdapat korelasi positif bermakna antara Body Mass Index (BMI) terhadap rasio LDL/HDL.

Pengukuran BMI ini merupakan alarm/peringatan bagi kesehatan kita sehingga dapat mendeteksi dini adanya penyakit yang berhubungan dengan obesitas dan dapat dilakukan upaya pencegahannya lebih awal.

HIPOTESIS

(39)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara cross-sectional. Penelitian observasional merupakan penelitian yang dilaksanakan dengan pengamatan saja tanpa melakukan intervensi. Penelitian analitik dimana peneliti mencoba mencari hubungan antar variabel (Sastroasmoro, 2008). Menurut Notoatmodjo (2002), penelitian cross-sectional adalah suatu penelitian termasuk variabel dalam faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek, diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Analisis korelasi dilakukan antara faktor risiko dan faktor efek. Faktor risiko adalah suatu fenomena yang menyebabkan terjadinya efek. Faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko. Penelitian ini menganalisis korelasi antara Body Mass Index (BMI) sebagai faktor risiko terhadap rasio LDL/HDL sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara statistik untuk mengetahui korelasi antara faktor efek dengan faktor risiko.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Body Mass Index (BMI)

2. Variabel tergantung : Rasio LDL/HDL dalam darah 3. Variabel pengacau

(40)

b. Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas dan gaya hidup responden

C. Definisi Operasional

1. Subyek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi Kampus 3 Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta baik pria dan wanita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini serta bersedia untuk ikut dalam penelitian ini. 2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antropometri dan hasil

pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi meliputi umur dan latar belakang pendidikan. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan BMI. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL dalam darah.

3. BMI adalah sebuah ukuran berat badan dalam kilogram (kg) terhadap tinggi

badan dalam meter2 (m2) yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori underweight (kekurangan berat badan), normal weight (berat badan normal), overweight (kelebihan berat badan) dan obesitas (kegemukan). Pengukuran Body Mass Index dilakukan dengan cara menimbang berat badan responden, kemudian mengukur tinggi badan responden menggunakan meteran tinggi badan. Nilai Body Mass Index didapat dengan cara hasil penimbangan berat badan dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter2 (m2) .

(41)

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus 3 Universitas Sanata Yogyakarta dan bersedia untuk diajak bekerja sama dalam penelitian ini.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang sedang menderita penyakit jantung koroner, hamil, oedem, mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah, menderita penyakit hati akut maupun kronis.

(42)
(43)

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan data pertama dilaksanakan pada tanggal 8 September 2012 dan pengambilan data kedua dilaksanakan pada tanggal 15 September 2012. Kedua pengambilan data tersebut dilaksanakan di Kampus 3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di ruang multimedia dengan responden mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif kuliah di Kampus 3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini termasuk dalam penelitian payung yang berjudul “Korelasi

Pengukuran Antropometri Terhadap Profil Lipid, hs-CRP, Tekanan Darah, dan Glukosa Darah pada Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus 3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota 13 orang dengan kajian yang berbeda.

Kajian penelitian ini meliputi :

1. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah.

2. Korelasi Pengukuran %Body Fat terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah. 3. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah.

(44)

5. Korelasi Pengukuran %Body Fat terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL dalam Darah.

6. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL dalam Darah.

7. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kadar LDL/HDL dalam Darah.

8. Korelasi Pengukuran %Body Fat terhadap Rasio Kadar LDL/HDL dalam

Darah.

9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

terhadap Rasio Kadar LDL/HDL dalam Darah.

10. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan %Body Fat terhadap Tekanan Darah.

11. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Tekanan Darah.

12. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan %Body Fat terhadap Kadar Glukosa dalam Darah.

13. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

(45)

G. Teknik Sampling

Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah purposive sampling. Prinsip purposive sampling dimana sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu (Eriyanto, 2007).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa timbangan berat badan merek Tanita® dan alat pengukur tinggi badan merek Stature®. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan berfungsi sebagai alat untuk mengukur body mass index. Pemeriksaan darah dilakukan oleh laboratorium Parahita dengan instrument Architect® ci 8200.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Observasi awal juga meliputi pencarian informasi tentang tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan responden untuk briefing dan pengukuran parameter.

2. Permohonan izin dan kerja sama

(46)

memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan ijin yang kedua diajukan ke Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian. Permohonan izin yang ketiga diajukan ke Biro Layanan Umum Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk peminjaman partisi. Permohonan izin yang keempat diajukan ke Kepala Bagian Rumah Tangga untuk peminjaman ruangan sebagai tempat untuk pengambilan data. Permohonan kerja sama diajukan ke calon subyek penelitian dimana calon subyek penelitian yang bersedia ikut terlibat dalam penelitian ini kemudian mengisi informed consent. Permohonan kerjasama juga diajukan ke Laboratorium Parahita sebagai laboratorium yang mengambil data dan mengukur darah responden.

3. Pencarian responden

(47)

menanyakan dan memastikan kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini. Banyaknya nomor handphone yang tidak aktif atau tidak dapat dihubungi dan banyak dari calon responden yang tidak bersedia bekerja sama dalam penelitian ini sehingga dari 200 calon responden hanya didapat 76 calon responden, maka peneliti melakukan pencarian responden yang kedua yakni dengan menggunakan komunikasi langsung dengan calon responden yang sedang berada di lingkungan Kampus 3 Universitas Sanata Dharma dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta pentingnya penelitian yang akan dilakukan kepada calon responden. Teknik sampling yang kedua ini termasuk non-random sampling dengan pendekatan purposive sampling. Didapat sebanyak 135 calon responden yang bersedia bekerjasama dalam penelitian ini. Total calon responden yang bersedia bekerjasama dalam penelitian ini sebanyak 211 orang. Calon responden yang bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini diundang untuk hadir dalam briefing dimana peneliti akan menjelaskan secara lebih detail maksud dan tujuan penelitian, pentingnya penelitian, tata cara penelitian, serta persyaratan yang harus dipatuhi oleh calon responden sebelum pengambilan data. Saat briefing, responden diberi leaflet yang berjudul “Pengukuran

Antropometri”.

(48)

penjelasan dari peneliti. Informed consent yang digunakan dalam penelitian telah memenuhi standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Terdapat sebanyak 171 responden yang menandatangani informed consent. Responden akan dihubungi satu hari sebelum pengukuran parameter untuk memberikan konfirmasi ulang mengenai waktu dan tempat pelaksanaan pengukuran parameter serta persyaratan yang harus dipatuhi sebelum pelaksanaan pengukuran parameter.

4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur hal yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Ronny, 2003). Instrument dikatakan mempunyai presisi yang baik jika koefisien variasi (CV) ≤5% (Departemen Kesehatan, 2011).

(49)

5. Pengukuran parameter

a. Berat badan dan tinggi badan

Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk menentukan BMI. Pada pengukuran berat badan, responden diminta untuk melepas sepatu atau sandal kemudian berdiri di atas timbangan dengan posisi badan tegak lurus. Pada pengukuran tinggi badan, responden juga diminta untuk melepas sepatu atau sandal kemudian berdiri menempel pada tembok dengan posisi tegak lurus sehingga garis meteran menyentuh ujung kepala responden.

b. Kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL

Pengukuran kadar LDL dan HDL dalam darah dilakukan oleh pihak Laboratorium Parahita. Kadar LDL yang didapat kemudian dibandingkan dengan kadar HDL sehingga diperoleh rasio LDL/HDL.

(50)

Gambar 6. Pengambilan Darah

6. Pembagian hasil pemeriksaan

Setelah hasil pemeriksaan profil lipid yang dilakukan oleh Laboratorium Parahita diberikan kepada peneliti, kemudian peneliti secara langsung membagikan hasil pemeriksaan kepada setiap responden serta membantu menjelaskan data hasil pemeriksaan laboratorium.

7. Pengolahan data

(51)

8. Analisis data penelitian

Data yang diperoleh diolah secara statistik. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk melihat distribusi normal suatu data. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan untuk subyek penelitian lebih dari 50 orang dengan nilai kriteria normal significancy (p)>0,05. Apabila jumlah sampel ≤ 50 maka digunakan uji statistik Shapiro-Wilk (Dahlan, 2009). Dilakukan juga uji komparatif kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL pada kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan BMI

≥23,0 kg/m2. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila

data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95 %.

J. Kesulitan dalam Penelitian

(52)

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Responden merupakan mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus 3 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 129 orang yang terdiri dari 69 orang wanita dan 60 orang pria. Karakteristik responden meliputi usia, tinggi badan, berat badan, BMI (Body Mass Index), LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL. Karakteristik responden dianalisis normalitasnya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95%. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dilakukan apabila responden penelitian lebih dari 50 orang. Suatu data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai p>0,05. Normalitas data juga digambarkan melalui gambar histogram, dimana dikatakan normal jika simetris yakni tidak miring ke kiri maupun ke kanan dan tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah (Dahlan, 2011). Hasil analisis karakteristik subyek penelitian ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel IV. Karakteristik Responden Wanita

(53)

Tabel V. Karakteristik Responden Pria

p>0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal p<0,05 menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal

1. Usia

Usia responden wanita berada pada rentang 17-22 tahun dengan nilai median 19 tahun (gambar 7). Pada histogram distribusi usia, kurva cenderung condong ke kanan yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Dari perolehan nilai p juga menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal karena p=0,000 (p<0,05). Jadi kesimpulannya adalah data usia responden wanita memiliki distribusi yang tidak normal.

Usia responden pria berada pada rentang 17-24 tahun dengan nilai median 21 tahun (gambar 8). Nilai p yang didapat adalah p=0,000 yang artinya data terdistribusi tidak normal karena p<0,05. Jadi kesimpulannya adalah data usia responden pria memiliki distribusi yang tidak normal.

(54)

banyak daripada orang muda. Usia merupakan suatu refleksi dari perkembangan penumpukan aterosklerosis.

2. Tinggi badan

Tinggi badan responden wanita berada pada rentang 1,44-1,68 meter dengan rerata 1,55 meter dan SD ± 0,06 (gambar 9). Dari nilai p yang didapat yakni 0,200 (p>0,05) serta kurva histogram distribusi tinggi badan yang simetris, maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi yang normal.

Tinggi badan responden pria berada pada rentang 1,54-1,84 meter dengan rerata 1,68 meter dan SD ± 0,06 (gambar 10). Dari nilai p yang didapat yakni 0,191 (p>0,05) serta kurva histogram distribusi tinggi badan yang simetris, maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi yang normal.

Gambar 7. Histogram Distribusi Usia Responden Wanita

(55)

3. Berat badan

Nilai median berat badan responden wanita adalah 54 kg. Berat badan terbesar yang diperoleh yaitu 96,83 kg sedangkan berat badan terkecil yang diperoleh yaitu 34,50 kg (gambar 11). Nilai p=0,001 serta kurva distribusi yang tidak simetris menunjukkan bahwa distribusi data berat badan responden tidak normal.

Berat badan responden pria berada pada rentang 45-146 kg dengan nilai median 67,25 kg (gambar 12). Nilai p yang didapat adalah p=0,011 (p<0,05) dan kurva distribusi tidak simetris menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Jadi kesimpulannya adalah data usia responden pria terdistribusi tidak normal.

Gambar 9. Histogram Distribusi Tinggi Badan Responden Wanita

Gambar 10. Histogram Distribusi Tinggi Badan Responden Pria

Gambar 11. Histogram Distribusi Berat Badan Responden Wanita

(56)

4. BMI (Body Mass Index)

Saat ini, BMI secara luas diterima sebagai alat untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan dan obesitas (Roberts et al., 2005). Data BMI responden wanita mempunyai distribusi yang tidak normal karena nilai p = 0,008 dan kurva distribusi yang tidak simetris (gambar 13). BMI responden wanita yang terbesar yaitu 36,45 kg/m2, sedangkan BMI terkecil yaitu 16,52 kg/m2. Nilai median BMI responden wanita adalah 22,37 kg/m2 tergolong dalam kategori normal.

Gambar 13. Histogram Distribusi BMI Responden Wanita

Responden wanita yang masuk kategori kurus (<18,5 kg/m2) berjumlah 9 orang (13,04%) dan responden dengan BMI normal (18,5-22,9 kg/m2) berjumlah 31 orang (44,93%). Responden yang mengalami overweight (23,0-24,9 kg/m2) berjumlah 9 orang (13,04%), responden yang mengalami obesitas kelas I (25,0-29,9 kg/m2) berjumlah 12 orang (17,40%), dan responden yang mengalami obesitas kelas

II (≥30 kg/m2

(57)

Tabel VI. Distribusi Frekuensi BMI pada Responden Wanita

BMI (kg/m2) Jumlah (orang) %

Kurus (<18,5) 9 13,04

Normal (18,5-22,9) 31 44,93

Overweight (23,0-24,9) 9 13,04

Obesitas kelas I (25,0-29,9) 12 17,40

Obesitas kelas II (≥30) 8 11,59

TOTAL 69 100

Data BMI responden pria mempunyai distribusi yang tidak normal karena nilai p = 0,000 dan kurva distribusi yang tidak simetris (gambar 14). BMI responden pria yang terbesar yaitu 47,13, sedangkan BMI terkecil yaitu 17,89. Nilai median BMI responden pria adalah 23,83 tergolong dalam kategori overweight. Menurut WHO (2000) lebih banyak pria yang masuk dalam kategori kelebihan berat badan (overweight) dibandingkan wanita. Hal tersebut disebabkan karena pria memiliki massa otot yang lebih besar.

Gambar 14. Histogram Distribusi BMI Responden Pria

(58)

orang (20%), responden yang mengalami obesitas kelas I (25,0-29,9 kg/m2)

berjumlah 10 orang (16,66%), dan responden yang mengalami obesitas kelas II (≥30

kg/m2) berjumlah 13 orang (21,67%).

Tabel VII. Distribusi Frekuensi BMI pada Responden Pria

BMI (kg/m2) Jumlah (orang) %

Kurus (<18,5) 4 6,67

Normal (18,5-22,9) 21 35

Overweight (23,0-24,9) 12 20

Obesitas kelas I (25,0-29,9) 10 16,66

Obesitas kelas II (≥30) 13 21,67

TOTAL 60 100

Hasil analisis data sesuai dengan penelitian Sanlier and Yabanci (2007) pada 172 mahasiswa dan 183 mahasiswi dengan rentang umur 19-23 tahun. Hasil penelitiannya adalah berat badan, tinggi badan, BMI secara signifikan lebih tinggi pada pria daripada wanita (p<0,001). Menurut Hu et al. (2000) lebih banyak wanita yang mengalami obesitas dibandingkan pria.

5. LDL (Low Density Lipoprotein)

(59)

Gambar 15. Histogram Distribusi LDL Responden Wanita

Distribusi frekuensi kadar LDL pada rsponden wanita disajikan pada tabel VIII, dimana responden yang mempunyai kadar LDL <100 mg/dL berjumlah 25 orang (36,23%), kadar LDL 100-129 mg/dL berjumlah 28 orang (40,58%), kadar 130-159 mg/dL berjumlah 13 orang (18,84%), dan kadar LDL 160-189 mg/dL berjumlah 3 orang (4,35%). Responden mempunyai frekuensi terbanyak pada kadar LDL 100-129 mg/dL, yakni sebanyak 28 orang.

Tabel VIII. Distribusi Frekuensi Kadar LDL Responden Wanita

LDL (mg/dL) Jumlah (orang) %

< 100 25 36,23

100-129 28 40,58

130-159 13 18,84

160-189

≥190 3 0

4,35 0

TOTAL 69 100

(60)

kadar LDL responden pria berada di antara 32-178 mg/dL dengan rerata 113,33 mg/dL yang tergolong mendekati optimal. Data LDL responden pria memiliki SD ± 28,15.

Gambar 16. Histogram Distribusi LDL Responden Pria

Pada tabel IX dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai kadar LDL <100 mg/dL berjumlah 19 orang (31,67%), kadar LDL 100-129 mg/dL berjumlah 23 orang (38,33%), kadar 130-159 mg/dL berjumlah 16 orang (26,67%), dan kadar LDL 160-189 mg/dL berjumlah 2 orang (3,33%). Responden mempunyai frekuensi terbanyak pada kadar LDL 100-129 mg/dL, yakni sebanyak 23 orang.

Tabel IX. Distribusi Frekuensi Kadar LDL Responden Pria

LDL (mg/dL) Jumlah (orang) %

< 100 19 31,67

100-129 23 38,33

130-159 16 26,67

160-189

≥190 2 0

3,33 0

(61)

Menurut NCEP ATP III (2002), peningkatan kadar LDL merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular karena LDL membentuk deposit lemak pada dinding arteri dimana akan menjadi plaque yang kemudian akan tumbuh, pecah, dan menstimulasi pembentukan gumpalan darah yang dapat menyumbat arteri sehingga menghambat aliran darah dan oksigen ke jantung. Nilai LDL yang dikehendaki adalah antara lain kurang dari 70 mg/dL bagi mereka yang memiliki penyakit jantung, atherosclerosis, diabetes, atau penyakit yang berhubungan dengan sindrom metabolik. Kurang dari 100 mg/dL bagi mereka yang memiliki 2 atau lebih dari penyakit tersebut, serta kurang dari 130 mg/dL jika tidak memiliki satupun penyakit tersebut.

6. HDL (High Density Lipoprotein)

Data HDL responden wanita mempunyai distribusi yang tidak normal karena nilai p=0,018 dan histrogram distribusi HDL tidak simetris (gambar 17). Nilai median HDL responden wanita adalah 53 mg/dL, nilai ini tergolong normal. Nilai HDL tertinggi yaitu 74 mg/dL sedangkan nilai HDL terendah yaitu 30 mg/dL.

(62)

Pada tabel X dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai kadar HDL rendah berjumlah 5 orang (7,25%), kadar HDL normal berjumlah 43 orang (62,32%), dan kadar HDL tinggi berjumlah 21 orang (30,43%). Menurut NCEP ATP III (2002), kadar HDL yang rendah dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat penyakit jantung koroner. Kadar HDL yang dikehendaki adalah lebih dari 45 mg/dL (lebih tinggi lebih baik).

Tabel X. Distribusi Frekuensi Kadar HDL Responden Wanita

HDL (mg/dL) Jumlah (orang) %

< 40 5 7,25

40-60 43 62,32

≥60 21 30,43

TOTAL 69 100

Kadar HDL responden pria berada pada rentang 31-74 mg/dL dengan rerata 46,65 mg/dL dan SD ± 8,006 (gambar 18). Rerata HDL responden pria termasuk dalam kategori normal. Dari nilai p yang didapat yakni 0,200 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi yang normal.

(63)

Pada tabel XI dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai kadar HDL rendah berjumlah 10 orang (%), kadar HDL normal berjumlah 48 orang (62,32%), dan kadar HDL tinggi berjumlah 2 orang (30,43%).

Tabel XI. Distribusi Frekuensi Kadar HDL Responden Pria

HDL (mg/dL) Jumlah (orang) %

< 40 10 16,67

40-60 48 80

≥60 2 3,33

TOTAL 60 100

HDL yang tinggi dapat menurunkan resiko atherosclerosis karena HDL akan mengangkut kolesterol dari arteri kembali ke hati untuk proses ekskresi (Colpo, 2005). Di usia produktif pria memiliki kadar HDL yang lebih rendah dan LDL yang lebih tinggi daripada wanita. Hal tersebut dikarenakan oleh hormon estrogen pada wanita akan meningkatkan kadar HDL sehingga wanita pada usia produktif cenderung memiliki kadar HDL yang tinggi. Memasuki usia 55 tahun (pre-menopouse) wanita akan mengalami peningkatan LDL dan penurunan HDL yang signifikan dibandingkan pria (Anonim c, 2005).

7. Rasio LDL/HDL

Menurut Momiyama et al. (2012), penggunaan rasio LDL/HDL telah diakui sebagai prediktor kuat resiko penyakit kardiovaskular daripada LDL atau HDL itu sendiri.

(64)

responden wanita yang terbesar yaitu 4,20 sedangkan rasio LDL/HDL terkecil yaitu 1,10. Nilai median rasio LDL/HDL responden wanita adalah 2,10 tergolong dalam kategori resiko sangat rendah.

Gambar19. Histogram Distribusi Rasio LDL/HDL Responden Wanita

Distribusi frekuensi rasio LDL/HDL reponden wanita disajikan pada tabel XII berkut ini. Responden wanita dengan resiko sangat rendah (LDL/HDL<1,5) sebanyak 5 orang, dengan resiko rata-rata (LDL/HDL 1,5 - <3,2) sebanyak 58 orang, dan dengan resiko sedang (LDL/HDL 3,2 - <5,0) sebanyak 6 orang.

Tabel XII. Distribusi Frekuensi Rasio LDL/HDL Responden Wanita

LDL/HDL Jumlah (orang) %

<1,5 5 7,25

1,5 - <3,2 58 84.06

3,2 - <5,0 6 8,69

5,0 - ≤6,1 0 0

TOTAL 69 100

(65)

yang terbesar yaitu 4,80 sedangkan rasio LDL/HDL terkecil yaitu 0,60. Nilai median rasio LDL/HDL responden pria adalah 2,40 tergolong dalam kategori resiko sangat rendah.

Gambar 20. Histogram Distribusi Rasio LDL/HDL Responden Pria

Pada tabel XIII, responden yang mempunyai rasio LDL/HDL <1,5 berjumlah 5 orang (8,33%), rasio LDL/HDL <3,2 berjumlah 42 orang (70%), dan rasio LDL/HDL <5,0 berjumlah 13 orang (21,67%). Responden pria mayoritas mempunyai rasio LDL/HDL 1,5 - <3,2 yakni berjumlah 42 orang.

Tabel XIII. Distribusi Frekuensi Rasio LDL/HDL Responden Pria

LDL/HDL Jumlah (orang) %

<1,5 5 8,33

1,5 - <3,2 42 70

3,2 - <5,0 13 21,67

5,0 - ≤6,1 0 0

(66)

B. Perbandingan LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL pada Kelompok BMI

<23,0 kg/m2dan BMI ≥23,0 kg/m2

Pada penelitian ini responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2. Kelompok BMI <23,0 kg/m2 merupakan responden dengan berat badan normal yang berjumlah 31 orang dan kurus yang berjumlah 9 orang. Kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 merupakan responden overweight yang berjumlah 9 orang, obesitas kelas I yang berjumlah 12 orang, dan obesitas kelas II yang berjumlah 8 orang. Responden yang overweight, obesitas kelas I, dan obesitas kelas II dikelompokkan menjadi satu karena menurut Mawi (2003) mereka yang overweight dan obesitas, mempunyai risiko sama terjadinya PJK yaitu 1,79 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok underweight dan ideal.

Dilakukan uji beda untuk melihat adakah perbedaan antara kedua kelompok tesebut. Data responden wanita dan pria yang telah dibagi menjadi dua kelompok kemudian diuji normalitas nya menggunakan uji Shapiro Wilk , apabila data tidak terdistribusi normal maka perbandingan nilai data diuji menggunakan uji Mann-Whitney, sedangkan apabila data terdistribusi normal maka perbandingan nilai data diuji menggunakan t-test.

(67)

antara kelompok kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2, sedangkan rasio LDL/HDL berbeda bermakna (p<0,05) pada kelompok BMI <23,0 kg/m2dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2.

Pada responden pria kadar HDL pada kedua kelompok BMI <23,0 kg/m2

dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2

mempunyai distribusi yang tidak normal sehingga dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kadar HDL memiliki perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05) antara kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2. LDL dan rasio LDL/HDL pada kedua kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 mempunyai distribusi normal (p>0,05) sehingga dapat dilanjutkan dengan t-test. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar LDL dan rasio LDL/HDL berbeda tidak bermakna (p>0,05) antara kelompok kelompok BMI <23,0 kg/m2dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2.

Tabel XIV. Perbandingan kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL pada Kelompok BMI <23,0 kg/m2dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 Responden Wanita

Karakteristik BMI <23,0 kg/m2 (n = 42)

LDL (mg/dL) 107,52±22,394 116,96±28,703 0,285 HDL (mg/dL) 56,69±9,306 47,63±9,431 0,930 Rasio LDL/HDL 1,93±0,448 2,54±0,774 0,003*

Tabel XV. Perbandingan kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL pada Kelompok BMI <23,0 kg/m2dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 Responden Pria

Karakteristik BMI <23,0 kg/m2 (n = 25)

LDL (mg/dL) 102,20±27,996 121,29±25,805 0,742 HDL (mg/dL) 48,32±8,076 45,46±7,853 0,091 Rasio LDL/HDL 2.16±0,657 2,78±0,879 0,075 Keterangan : * = p<0,05 menunjukkan signifikansi

(68)

1. Perbandingan Kadar LDL pada Kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok

BMI ≥23,0 kg/m2

Uji normalitas kadar LDL responden wanita pada kedua kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 menggunakan uji Shapiro Wilk dan dihasilkan data yang terdistribusi normal dengan signifikansi 0,729 dan 0,340 sehingga dapat dilanjutkan dengan t-test. Diperoleh nilai signifikansi 0,285 (p>0,05) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok BMI <23,0 kg/m2dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2.

Uji normalitas kadar LDL responden pria pada kedua kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 juga menggunakan uji Shapiro Wilk dan dihasilkan data yang terdistribusi normal dengan signifikansi 0,786 pada kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan 0,889 pada kelompok BMI ≥23,0 kg/m2. Dari hasil t-test diperoleh nilai signifikansi 0,742 yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok BMI <23,0 kg/m2dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2.

(69)

<19 kg/m2, normal apabila BMI antara 19-26 kg/m2 dan overweight apabila BMI >26 kg/m2). Hal yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Al-Ajlan (2011), yang dilakukan pada 333 mahasiswa berumur 18-35 tahun, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05) pada 5 kelompok BMI yakni underweight (BMI <18,5 kg/m2), normal weight (BMI 18,5 – 22,9 kg/m2), overweight (BMI 23,0 - 24,9 kg/m2), obese (BMI 25,0 – 29,9 kg/m2), dan severe obese (BMI ≥30 kg/m2).

(70)

11%. Menurut Birtcher and Ballantyne (2004), seseorang yang berumur 20 tahun ke atas direkomendasikan untuk mengontrol kolesterolnya tiap 5 tahun.

2. Perbandingan Kadar HDL pada Kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok

BMI ≥23,0 kg/m2

Data HDL responden wanita pada kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan

kelompok BMI ≥23,0 kg/m2

diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro Wilk dan dihasilkan distribusi data yang normal dengan signifikansi 0,281 pada kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan 0,358 pada kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 sehingga uji perbandingan dilakukan t-test. Hasilnya diperoleh nilai signifikansi 0,930 yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok BMI <23,0 kg/m2dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2.

Data HDL responden pria pada kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan kelompok

BMI ≥23,0 kg/m2

diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro Wilk dan dihasilkan distribusi data yang normal (p=0,533) pada kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan distribusi data yang tidak normal pada kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 (p=0,005). Hasil uji normalitas dari kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa satu data tidak terdistribusi normal sehingga uji perbandingan yang digunakan adalah uji Mann-Whitney. Diperoleh signifikansi 0,091 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok tersebut.

(71)

tidak berbeda bermakna. Semakin rendah kadar HDL dalam darah, resiko PJK akan semakin besar, begitu pula sebaliknya (NCEP ATP III, 2002). Hasil penelitian Shah et al.(2010) pada 100 subyek obes dan 100 subyek non obes berusia 20-79 tahun, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) kadar HDL antara kelompok obes dan non obes.

3. Perbandingan Rasio LDL/HDL pada Kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan

kelompok BMI ≥23,0 kg/m2

Uji normalitas data rasio LDL/HDL pada kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan

kelompok BMI ≥23,0 kg/m2

responden wanita menggunakan Shapiro Wilk dihasilkan distribusi normal dengan signifikansi 0,271 pada kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan 0,602 pada kelompok BMI ≥23,0 kg/m2 (kedua data terdistribusi normal). Hasil pengujian statistik dengan t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,03).

Data rasio LDL/HDL pada kedua kelompok responden pria terdistribusi normal diuji dengan Shapiro Wilk dengan signifikansi 0,349 pada kelompok BMI <23,0 kg/m2 dan 0,798 pada kelompok BMI ≥23,0 kg/m2. Terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p=0,075) antara rasio LDL/HDL pada kelompok BMI <23,0 kg/m2

dan kelompok BMI ≥23,0 kg/m2

dari pengujian menggunakan t-test.

(72)

kg/m2) dengan signifikansi 0,03. Rasio LDL/HDL secara signifikan meningkat pada kelompok mahasiswa yang mengalami overweight daripada yang mengalami underweight (p=0,03). Kamath (2005) juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan

yang bermakna rasio LDL/HDL pada BMI ≥25 kg/m2

dan BMI <25kg/m2 (p<0,01). Penelitiannya menggunakan responden 50 wanita dengan rentang umur 18-26 tahun.

Menurut Fernandez and Webb (2008), pengukuran rasio LDL/HDL merupakan standar yang penting untuk mengevaluasi resiko PJK. Rasio LDL/HDL adalah prediktor yang kuat terhadap resiko PJK daripada LDL atau HDL itu sendiri. Perubahan rasio LDL/HDL telah terbukti menjadi indikator yang lebih baik dalam keberhasilan menurunkan resiko PJK.

C. Korelasi BMI terhadap Kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL

Sebelum dilakukan uji korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan normal apabila nilai p lebih besar dari 0,05. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data terdistribusi normal atau Spearman apabila data tidak terdistribusi normal, dengan taraf kepercayaan 95%. Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi p<0,05 (Dahlan, 2011).

(73)

rasio LDL/HDL menggunakan analisis Spearman. Hasil analisis korelasi BMI terhadap kadar LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL disajikan pada tabel XVI dan XVII .

Tabel XVI. Hasil Analisis Korelasi BMI terhadap Kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL Responden Wanita

Korelasi Spearman (r)

LDL HDL Rasio LDL/HDL

r p R p r p

BMI 0,297 0,013* -0,294 0,014* 0,442 0,000* Keterangan : * = p<0,05 menunjukkan signifikansi

Tabel XVII. Hasil Analisis Korelasi BMI terhadap Kadar LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL Responden Pria

Korelasi Spearman (r)

LDL HDL Rasio LDL/HDL

r p R p r p

BMI 0,439 0,000* -0,196 0,133 0,410 0,001* Keterangan : * = p<0,05 menunjukkan signifikansi

1. Korelasi BMI terhadap Kadar LDL

Gambar

Tabel XVII Hasil Analisis Korelasi BMI terhadap Kadar LDL, HDL, dan Rasio
Gambar 24  Grafik Sebar Kadar HDL terhadap BMI Responden Pria .......... 55
Tabel I. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan Body Mass Index untuk
Gambar 1. Metabolisme Lipoprotein
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Connections between these components using transit or transfer motions are then computed in a second stage (Section 2.2) by solving a limited number of point-to-point path

htriki F@ju eDlr o.nqin. yr u tsnb:vkb hc4s ju -eti

TqERMOMDTER DICITAL DENCAN OUTPUT SUAiA.. BERRASTS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh metode tipe jigsaw terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDOARJO Jumlah  rumah tangga usaha  pertanian di Kabupaten Sidoarjo  Tahun 2013 sebanyak 41.287 rumah  tangga   

Salah satu upaya yang dilakukan selama ini dalam meminimalkan gangguan lalu lintas kendaraan dan mengurangi tingkat resiko kecelakaan bagi pejalan kaki di daerah perkotaan

Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)” atau “Problem Based Learning (PBL)”. Pendekatan pembelajaran ini