iv
ABSTRAK
Pernafasan pasien dengan ventilasi mekanik dapat dipengaruhi oleh faktor intrapulmonal dan ekstrapulmonal. Jumlah tidal volume yang masuk ditentukan oleh kemampuan paru dan dinding thorak melakukan ekspansi. Penurunan ekspansi dinding thorak menyebabkan kebutuhan terhadap tekanan untuk memasukkan volume udara menjadi lebih tinggi. Posisi yang kurang tepat merupakan salah satu faktor ekstrapulmonal yang menyebabkan pasien mengalami kesulitan mencapai tidal volume. Hal ini berdampak terhadap peningkatan tekanan puncak inspirasi dengan risiko barotrauma jika tidak diatasi segera.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pengaturan posisi backrest elevation terhadap ekspansi dinding thorak pasien dengan ventilasi mekanik di ruang GICU RSHS Bandung. Penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan pendekatan time series design. Sampel dengan kriteria inklusi terpenuhi berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling.
Hasil penelitian dengan paired t-test menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rerata tidal volume pasien pada posisi backrest elevation (BE) 30˚ dengan 45˚ (ρ < 0,05), BE 30˚ dengan 60˚ (ρ < 0,05) dan BE 45˚ dengan 60˚
(ρ < 0,05). Hasil uji repeated ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang
bermakna rerata tidal volume (ρ < 0,05) dan ukuran lingkar dinding thorak
(ρ < 0,05) pada backrest elevation 30˚,45˚ dan 60˚. Hasil analisis lebih lanjut
dengan multiple comparison bonferroni test menunjukkan perbedaan rerata tidal volume pasien bermakna pada posisi backrest elevation 30 dengan 60 (˚ ρ < 0,05), diikuti oleh perbedaan bermakna ukuran lingkar dinding thorak pada BE 45 dengan 60 (ρ < 0,05). Perbedaan rerata tidal volume terbesar terdapat pada perubahan posisi pasien dari posisi BE 30 ke posisi BE 60 .
Berdasarkan hasil penelitian, pengaturan posisi backrest elevation dengan sudut lebih besar dapat meningkatkan ekspansi dinding thorak pasien dengan ventilasi mekanik, sehingga perlu menjadi pertimbangan dalam merawat pasien dengan ventilasi mekanik guna mencegah risiko barotrauma dan long-term mechanical ventilation. Pelaksanaan proses weaning sedini mungkin dapat menurunkan risiko ketergantungan terhadap ventilator sehingga length of stay tidak memanjang dengan outcome yang lebih baik.