• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai risiko produksi cabai merah ini dilakukan di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih secara purposive karena Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu sentra cabai merah di Jawa Barat dan Kecamatan Sukabumi merupakan salah satu daerah penghasil cabai merah yang cukup besar pasokannya di pasaran, sedangkan desa dipilih karena salah satu penghasil cabai terbesar di Kecamatan Sukabumi. Pengambilan data dilakukan dalam waktu tiga bulan, yaitu 24 Desember 2011 hingga 10 Februari 2012. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data dan wawancara dengan petani dan data-data lain dari instansi terkait.

4.2. Metode Penentuan Responden

Metode pengambilan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus (meneliti segala komponen yang ada pada populasi). Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Responden yang menjadi objek penelitian ini adalah 23 petani cabai merah yang merupakan populasi petani cabai merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Penentuan responden dengan menggunakan metode sensus ini digunakan karena petani cabai yang ada di Desa Perbawati jumlahnya terbatas.

4.3. Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara dengan petani cabai merah di lokasi penelitian. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari Direktorat Jenderal Hortikultura, BPS (kontribusi komoditi hortikultura terhadap PDB; Luas Panen, produktivitas, dan produksi cabai merah di Jawa Barat), BP3K, internet, dan buku.

(2)

4.4. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software Minitab 14 dan Microsoft Excel. Adapun metode analisis yang digunakan meliputi analisis risiko dan analisis regresi linier berganda dengan natural log. Dalam penelitian ini data yang digunakan bersifat determinan atau non-stokastik dan merupakan data rasio.

4.4.1. Analisis Risiko Produksi

Analisis risiko dilakukan dengan melihat penyimpangan yang terjadi antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang terjadi. Untuk menilai tingkat risiko tersebut, beberapa ukuran yang digunakan yaitu nilai variance, standar

deviation, dan coefficient variation. Nilai variance menunjukkan adanya

penyimpangan, standar deviation diperoleh dari nilai kuadrat nilai variance, dan

coefficient variance diperoleh dari rasio standar deviation dengan nilai yang

diukur (Elton dan Gruber 1995).

Dalam menganalisis risiko produksi dilakukkan analisis mengenai faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh petani. Dalam hal ini, faktor-faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor iklim dan cuaca, tingkat kesuburan lahan dan serangan hama penyakit. Analisis terhadap faktor eksternal ini dilakukan dengan melihat dari beberapa besar kemungkinan terjadinya (probabilitas keadian) dari faktor-faktor eksternal yang dianalisis dan seberapa besar kerugian yang disebabkannya. Semakin besar probabilitas kejadian eksternal yang merugikan maka semakin besar pula tingkat risiko yang mungkin dihadapi petani. Pengukuran probabilitas pada setiap kejadian diperoleh dari frekuensi setiap kejadian yang dibagi dengan jumlah periode musim tanam.

Secara matematis, pengukuran probabilitas tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

P = f/T

Keterangan: f = frekuensi kejadian

(3)

4.4.1.1. Expected Value Produksi

Dalam menentukan seberapa besar output produksi yang diharapkan, maka dapat dilakukan denngan penjumlahan dari setiap probabilitas dikalikan dengan tingkat output produksinya. Penentuan estimasi produksi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

E (Q) = dimana :

E (Q) = output produksi yang diharapkan Pi = probabilitas ke-i

Qi = output produksi

I = kondisi (tertinggi, normal, terendah)

4.4.1.2. Standart Deviation

Standard deviation dari output produksi menggambarkan perbedaan atau

selisih antara output produksi dengan output yang diharapkan. Semakin besar nilai

standard deviation maka semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi dalam

kegiatan produksi. Secara matematis, standard deviation dari output produksi dapat dituliskan sebagai berikut :

∂Q = dimana : ∂Q : Standard deviation σi2 : Variance 4.4.1.3. Coefficient Variation

Coefficient variation dari output diukur dari rasio standard deviation dari

output dengan output yang diharapkan. Semakin kecil coefficient variation maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Secara matematis, coefficient variation dapat dituliskan sebagai berikut :

CV = ⁄ E(Q ) dimana

CV : Coefficient variation :Standard deviation

(4)

E(Q) : Expected value

4.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis perilaku penawaran cabai merah di Kecamatan Sukabumi. Sebagaimana teori penawaran bahwa suplai atau penawaran suatu komoditas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu teknologi, harga input, harga produk yang lain, jumlah produsen, dan harapan produsen terhadap harga produksi di masa mendatang. Maka faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran cabai merah yang digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini meliputi:

X1 = Biaya pupuk ponska X2 = Biaya pupuk kompos X3 = Biaya kapur

X4 = Biaya benih cabai merah X5 = Biaya obat-obatan X6 = Harga Cabai Merah X7 = Nilai Variasi produksi

Selanjutnya setelah ditentukan variabel independen kemudian disusun suatu model untuk menduga hubungan antara variabel independen dengan variable dependen yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan dengan analisis regresi linier. Secara matematis model tersebut dapat ditulis seperti berikut:

Y = f (X1, X2, ...., Xn)

Y = a0 + a1X1+a2X2+ .... +anXn+e dimana:

Y = produksi/penawaran cabai merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi a0 = koefisien intersep

an = parameter peubah ke-n, dimana n=1,2,...,11, dengan hipotesis :

a1,a12 > 0

a2,a3,a4,a5,a6,a7,a8,a9,a10,a11 < 0 X1 = Biaya pupuk ponska

(5)

X2 = Biaya pupuk kompos X3 = Biaya kapur

X4 = Biaya benih cabai merah X5 = Biaya obat-obatan X6 = Harga Cabai Merah X7 = Nilai Variasi produksi e = unsur galat (eror)

Model regresi yang digunakan diduga dengan menggunakan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS) yang didasarkan pada asumsi - asumsi berikut (Juanda 2008).

1. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu sama dengan nol, yaitu E (ei) = 0, untuk i = 1,2,...n

2. Varian (ej) = E (ej) = σ , sama untuk semua kesalahan pengganggu (asumsi homoskedasititas)

3. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu berarti covarian (ei,ej) = 0, i ≠ j

4. Variabel bebas X1, X2, ..., Xn konstan dalam sampling yang terulang dan bebas terhadap kesalahan pengganggu, E (Xi, ei) = 0 5. Tidak ada kolinearitas ganda diantara variabel bebas X

6. Ei ≈ N (0 ; σ2 ), artinya kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol dengan varian σ.

4.4.2.1. Model Double Log

Model double log adalah suatu model yang mentransformasikan variabel dependen dan variabel independen ke dalam ln atau natural log sebelum dilakukan pengolahan ke dalam regresi linier berganda. Penggunaan model ini digunakan untuk mengetahui persentase perubahan variabel dependen terhadap variabel dependen (Harmini 2009).

(6)

4.4.2.2. Pengujian terhadap Model Penduga

Pengujian terhadap model penduga ini digunakan untuk mengetahui apakah model penduga tersebut sudah tepat dalam menduga parameter dan fungsi. Adapun hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : a1 = a2 = .... = a5 = 0 H1 : minimal ada satu an ≠ 0

dan uji statistik yang digunakan adalah uji F, dimana F-hitung secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

F – hitung dimana:

R2 = koefisien determinasi K = jumlah parameter

N = jumlah pengamatan (contoh) dengan kriteria uji yang digunakan adalah:

- Apabila F-hitung > F-tabel (k-1, n-k) maka tolak H0 - Apabila F-hitung < F-Tabel (k-1, n-k) maka terima H0

Apabila H0 ditolak maka berarti paling sedikit terdapat satu variabel independen (X) yang digunakan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga model yang digunakan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan variabel dependen (Y). Sebaliknya, apabila H0 diterima, maka tidak ada variable independen yang digunakan berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan dan model yang digunakan tidak dapat digunakan untuk memperkirakan variabel dependen (Y).

Untuk melihat sejauh mana variasi variabel dependen (Y) dijelaskan oleh variable independen (X) dapat dilihat dari besarnya nilai koefisein determinasi (R2). Secara matematis, koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

R2 = 1 – R2 = dimana:

SST = jumlah kuadrat total SSE = jumlah kuadrat galat/eror

(7)

SSR = jumlah kuadrat regresi

Nilai R2 bergerak antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Apabila R2 sama dengan satu berarti bahwa sumbangan variabel independen secara bersamasama terhadap variasi variabel dependen adalah seratus persen. Hal ini berarti bahwa seluruh variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh model (Gujarati 2003).

4.4.2.3 Pengujian terhadap Koefisien Regresi

Tujuan pengujian terhadap koefisien regresi adalah untuk mengetahui apakah setiap variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Secara statistik, pengujian terhadap koefisien regresi ini dilakukan dengan melihat nilai t-hitung. Apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel atau P-value lebih kecil dari α (P-value<α), berarti variabel independen yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Begitu pula sebaliknya (Gujarati 2003).

Adapaun hipotesis yang digunakan adalah: H0 : bn = 0

H1 : bn > 0 ; n = 1,2,...,5

dan uji statistik yang digunakan adalah uji t, dimana t-hitung secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

t − hitung =

dengan kriteria uji yang digunakan adalah:

- Apabila t-hitung > t-tabel (α, n-k) maka tolak H0 - Apabila t-hitung < t-Tabel (α, n-k) maka terima H0

Jika H0 ditolak, artinya variabel Xn berpengaruh signifikan terhadap variable dependen Y. Sebaliknya, jika H0 diterima maka variabel independen Xn tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen Y.

4.4.2.4 Pengujian terhadap asumsi

Untuk mendapatkan model regresi linier yang baik maka perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi yang diperlukan, yaitu meliputi

nonmulticollienearity, homoscedasticity, dan non-autocorrelation.

(8)

praktis, adanya indikasi multicollinearity terjadi apabila nilai VIF ≥ 10 (Kleinbaum et al 1988 dalam Modul Harmini 2009). Sementara autocorrelation dapat dilihat dari nilai statistik dari uji Durbin Watson. Nilai statistik Durbin Watson berada pada kisaran 0-4, dan jika nilainya mendekati dua maka menunjukkan tidak ada autokorelasi pada orde kesatu. Adapun homoscedasticity dapat dilihat dengan Grafik, uji Goldfeld-Quandt, uji Breusch-Pagan, dan uji White (Juanda 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian hipotesis yang terdapat pada Tabel 1 diperoleh hasil bahwa hipotesis pertama yang menyatakan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan

Berdasarkan deskripsi tersebut, artikel ini memfokuskan pada landasan dan model manajemen pengembangan kurikulum pendidikan berbasis tauhid dalam upaya

Beberapa hal yang menjadi penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep (khususnya matematika) salah satu diantaranya adalah pembelajaran yang hingga kini masih

Pada tahap ini peneliti membuat dan memodifikasi perangkat pembelajaran berupa RPP , LKS serta instrumen yang sesuai dengan pendekatan RME berbasis ethnomatematika dalam

Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan diatas, pada penelitian ini penulis menggunakan metode multi- classifier ensemble learning dengan kombinasi geterogen dari

Manfaat yang diharapkan dari Analisis Kepuasan Pelayanan Pasien pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Batam ini adalah Memberikan

Dalam rangka menahan arus pengaruh pendidikan barat yang dikelola Pemerintah Kolonial Belanda, Tuan Guru Muhammad Kasyful Anwar bekerjasama dengan Tuan Haji Setta, seorang

Vitamin C, vitamin E dan karoten diketahui merupakan sumber nutrisi dalam makanan yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, namun banyak juga senyawa lain yang memiliki