• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

A. Pendekatan Kajian

Pelaksanaan studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan

yang Ramah Lingkungan dan Hemat Energi diharapkan menghasilkan

suatu konsep pengembangan angkutan massal berbasis jalan yang ramah lingkungan dan hemat energi di kawasan perkotaan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran studi, maka perlu dirumuskan suatu formula metodologi yang ditekankan pada pengembangan pedoman angkutan massal berbasis jalan yang ramah lingkungan dan hemat energi pada jaringan transportasi perkotaan. Mengacu kepada arahan dalam kerangka acuan kerja, tahapan kerja yang dikembangkan pada kajian ini adalah sebagai berikut :

1) Tahap I : Inventarisasi studi, kajian, literatur dan peraturan perundangan yang terkait dengan penyelenggaraan angkutan massal/umum seperti antara lain:

a) Identifikasi kebijakan pengembangan sistem transportasi massal berbasis jalan di perkotaan;

b) Inventarisasi studi–studi tentang kebijakan pengembangan sistem angkutan massal berbasis jalan yang ramah lingkungan dan hemat energi di perkotaan;

2) Tahap II : Kaji ulang terhadap bahan yang terinventarisasi 3) Tahap III : Benchmarking

4) Tahap IV : Pengumpulan data meliputi:

a) Inventarisasi kondisi eksisting dan rencana prasarana jalan di masing-masing kota yang diteliti.

b) Inventarisasi eksisting pelayanan sistem angkutan umum dari masing-masing kota yang diteliti.

5) Tahap V : Pemetaan sistem pelayanan dan operasional angkutan umum;

(2)

7) Tahap VII : Proses analisis literatur terhadap konsep sistem Angkutan Massal Berbasis Jalan untuk kawasan Perkotaan;

8) Tahap VIII : Penyusunan konsep pengembangandan pedoman angkutan massal berbasis jalan yang ramah lingkungan dan hemat energi, meliputi:

a) Evaluasi dan analisis yang dapat di rumuskan dalam upaya pengembangan angkutan

massal berbasis jalan yang ramah

lingkungan dan hemat energi untuk kawasan

perkotaan;

b) Rekomendasi konsep pedoman

pengembangan angkutan massal berbasis jalan yang ramah lingkungan dan hemat energi untuk kawasan perkotaan.

(3)

Gambar 3. 1. Alur Pendekatan Kajian ANGKUTAN MASSAL BERBASIS JALAN YANG RAMAH

LINGKUNGAN DAN HEMAT ENERGI

- Melakukan analisa dan evaluasi pengembangan sistem angkutan massal berbasis jalan yang ramah lingkungan dan hemat energi di wilayah perkotaan - Tersusunya konsep pengembangan angkutan massal berbasis jalan yang

ramah lingkungan dan hemat energi

Kebutuhan Angkutan Massal Berbasis Jalan Raya

Perundangan perencanaan angkutan umum Peraturan daerah, PERDA, PERGUB, PERWALI RTRW, RTRK, Tata Guna Lahan Sumber Pustaka Berbasis SAUM Kajian, Studi, Rencana Terkait yang terdahulu

Data Transportasi Terkait masing -masing kota

Teknologi Moda Kendaraan

Penkajian ulang kebijakan pengembangan daerah perkotaan dan sistem angkutan perkotaan

Evaluasi ketersediaan data - data & informasi masing - masing kota

Perbandingan acuan referensi & Penetapan kriteria angkutan umum perkotaan berbasis jalan

Penetapan Lokasi Uji Pengembangan SAUM Penkajian ulang Kajian, Studi, Rencana yang Terkait

Identifikasi dan Evaluasi masalah angkutan umum eksisting

Identifikasi dan Analisa pola dan besaran perjalanan

Analisa pemutakhiran model (supply & demand)

Analisa konsep jaringan angkutan massal dan arahan pola operasional

Identifikasi Pengembangan Teknologi Moda Kendaraan

Proses analisis literatur terhadap konsep sistem

Angkutan Massal Berbasis Jalan untuk

kawasan Perkotaan

Proses evaluasi konsep sistem Angkutan Massal Berbasis Jalan

untuk kawasan Perkotaan KONSEP PEDOMAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL BERBASIS JALAN - KONSEP POLA JARINGAN & OPERASIONAL KOTA PERCONTOHAN - KONSEP TITIK PELAYANAN & KAPASITAS PELAYANAN KOTA PERCONTOHAN

NASKAH AKADEMIS KONSEP PEDOMAN PENGEMBANGAN SAUM BERBASIS JALAN

(4)

Proses analisis literatur terhadap konsep sistem angkutan massal berbasis jalan untuk kawasan perkotaan meliputi kegiatan:

1) Penjabaran terminologi dalam perencanaan angkutan umum, dan angkutan massal perkotaan berbasis jalan

2) Penjabaran konsep dasar teknik dan perencananaan angkutan umum

3) Pendefinisian rentang cakupan perencanaan angkutan umum perkotaan

4) Penguraian keterkaitan aspek-aspek dalam lingkup sistem angkutan umum perkotaan

5) Penyusunan kriteria tujuan, sasaran lingkup perencanaan angkutan massal perkotaan berbasis jalan yang hemat energi dan ramah lingkungan

6) Penyusunan kriteria kebutuhan jumlah dan jenis data 7) Penyusunan parameter-parameter dasar untuk analisis

8) Penyusunan tata cara perencanaan dari masing-masing komponen angkutan umum perkotaan

Proses evaluasi konsep sistem angkutan massal berbasis jalan untuk kawasan perkotaan meliputi:

1) Evaluasi dan analisis yang dapat di rumuskan dalam upaya pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah

Lingkungan dan Hemat Energi untuk kawasan perkotaan

2) Rekomendasi konsep pedoman pengembangan Angkutan Massal

Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan dan Hemat Energi

untuk kawasan perkotaan

B. Pola Pikir Kajian

(5)

Gambar 3. 2. Pola Pikir Kajian

1. Inventarisasi Studi, Kajian, Literatur Aspek Legal dan Institusional

Tahapan ini mencakup proses inventarisasi studi, literatur, dan rencana pengembangan yang terkait penyelenggaraan angkutan massal berbasis jalan. Secara paralel dilakukan juga proses inventarisasi terhadap peraturan perundangan dan bentuk kelembagaan yang terkait dengan pelayanan angkutan massal berbasis jalandi wilayah perkotaan.

BENCHMARKING

LAP. PENDAHULUAN

LAP. ANTARA

Konsep Pedoman Pengembangan SAUM Berbasis Jalan

Konsep SAUM Kota Percontohan:

Pola Jaringan Pols Operasional Kapasitas Layanan Teknologi Moda REKOMENDASI LAP. AKHIR Inventarisasi peraturan perundangan Inventarisasi kajian, studi, rencana dll PENETAPAN KRITERIA DATA/INFORMASI PERENCANAAN ANGKUTAN MASSAL JALAN RAYA

PROSES KAJI ULANG

• Studi2 terkait

•Penelusuran sumber pustaka terka it denga n SAUM Berba sis Ja la n

KAJIAN ASPEK LEGAL & INSTITUSIONAL Review perunda nga n ya ng berhubunga n denga n perenca na an a ngkutan umum KAJIAN PUSTAKA REFERENSI & PENGALAMAN DOMESTIK & INTERNASIONAL MENGENAI SAUM JALAN

KONSEP. LAP. AKHIR

PENETAPAN LOKASI UJI KASUS

INVENTARISASI DATA DI MASING-MASING KOTA

ANALISIS & EVALUASI

Kondisi Eksisting Jaringan, Lalu lintas,

Guna Lahan Strategi & Kebijakan Angkutan Umum Identifikasi Masalah Eksisting

PENGEMBANGAN KONSEP S.A.U.M JALAN

(6)

2. Proses Kaji Ulang (Review) a) Studi Pustaka

Tahapan ini mencakup proses telaahan studi-studi yang terkait dengan perencanaan angkutan massal perkotaan berbasis jalan, literatur-literatur yang membahas filosofi, konsep dan lingkup dari perencanaan dan pengoperasian angkutan massal berbasis jalan , serta perencanaan dan pengoperasian angkutan massal berbasis jalan perkotaan. Dari hasil telaahan terhadap dokumen-dokumen yang ada akan diperoleh gambaran terhadap definisi, lingkup, karakteristik, aplikasi dan praktek dari perencanaan dan pengoperasian angkutan massal berbasis jalan.

Salah satu keluaran dari tahapan ini adalah identifikasi terhadap ketersediaan pedoman atau manual pelaksanaan perencanaan dan pengoperasian angkutan massal berbasis jalan yang berlaku di negara-negara lain yang akan berfungsi sebagai referensi dalam proses penyusunan pedoman pengembangan angkutan massal perkotaan yang ramah lingkungan dan hemat energi.Secara bersamaan dilakukan juga telahaan terhadap dokumentasi yang terkumpul untuk dapat memperoleh gambaran terhadap kondisi dan permasalahan eksisting, rencana masa datang serta potensi permasalahan yang akan muncul untuk masing-masing wilayah kajian. Hal ini sangat diperlukan karena akan mempengaruhi tahapan-tahapan selanjutnya seperti lingkup wilayah pengumpulan data, lingkup wilayah analisis dan lainnya.

b) Kajian Aspek Legal dan Institusional

(7)

Dari tahapan studi pustaka akan diperoleh tentang gambaran atau indikasi terhadap kebutuhan adanya kebijakan yang biasanya berupa peraturan perundangan dan kelembagaan agar konsep sistem konsep sistem angkutan massal perkotaan yang ramah lingkungan dan hemat energi dapat diimplementasikan. Dengan melakukan inventarisasi dan telaah terhadap peraturan perundangan yang berlaku saat ini akan diperoleh gambaran apakah konsep sistem konsep sistem angkutan massal perkotaan yang ramah lingkungan dan hemat energi yang sesuai dengan teori atau kelaziman ditempat-tempat lain dapat diimplementasikan, atau mungkin dibutuhkan aturan dan kelembagaan baru atau modifikasi dari yang sudah ada.

3. Benchmarking.

Mengacu kepada hasil inventarisasi berbagai dokumen yang berlaku di dalam negeri untuk proses pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis jalan, dilakukan proses kaji ulang terhadap pedoman yang berlaku terutama terhadap kebutuhan akan format dan isi pedoman pengembangan. Juga dilakukan proses benchmarking terhadap prosedur pengembangan yang berlaku di negara-negara lainnya, sehingga hasil proses

benchmarking bisa dijadikan rujukan penting dalam proses

pengembangan dan perumusan pedoman pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis jalan. Langkah ini diperlukan untuk mengenali aspek-aspek yang belum disinggung terutama yang terkait dengan prosedur implementasi dan juga sebagai upaya penyempurnaan atau pelengkap dari pedoman yang telah ditetapkan.

4. Penetapan Kriteria Data/Informasi untuk Perencanaan Angkutan Massal Perkotaan berbasis Jalan

Dari hasil kaji ulang terhadap berbagai literatur, dokumen perencanaan dan pedoman atau panduan terkait dengan pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis jalan akan ditetapkan kriteria data dan informasi yang mutlak perlu ada untuk melaksanakan proses perencanaan angkutan massal perkotaan berbasis jalan raya terutama yang terkait dengan pengembangan jaringan, rencana pelayanan dan penetapan kapasitas serta teknologi moda.

5. Pengumpulan Data

(8)

data dan informasi yangdibutuhkan serta melakukan diskusi dengan pejabat dari instansi terkait.

6. Penetapan Lokasi (Kota) Percontohan

Dari hasil pengumpulan data ke berbagai kota sebagaimana ditentukan didalam kerangka acuan, dilakukan proses analisis kesesuaian data dan informasi yang diperoleh terhadap kriteria yang disyaratkan untuk keperluan penetapan lokasi atau kota yang dapat dilakukan proses perencanaan pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis jalan.

7. Penyusunan Konsep Pedoman Pengembangan Angkutan Massal Perkotaan Berbasis Jalan yang hemat energi & ramah lingkungan

Dari hasil kajian terhadap pedoman tentang perencanaan angkutan massal berbasis jalan raya yang berlaku saat ini (bila ada) dan kajian literatur yang berfokus kepada pedoman-pedoman yang berlaku di negara-negara lain, disusun bentuk awal dari konsep pedoman perencanaan angkutan massal perkotaan berbasis jalan raya. Secara umum konsep pedoman ini akan terdiri dari pedoman perencanaan jaringan, prosedur pemilihan dan analisis teknologi moda serta perancangan operasional.

Secara umum langkah-langkah penyusunan pedoman antar lain : a) Menjabarkan berbagai terminologi dalam perencanaan angkutan umum, dan angkutan massal perkotaan berbasis jalan khususnya;

b) Menjabarkan konsep dasar teknik dan perencananaan angkutan umum;

c) Mendefinisikan rentang cakupan perencanaan angkutan umum perkotaan;

d) Menguraikan keterkaitan aspek-aspek dalam lingkup sistem angkutan umum perkotaan;

e) Menyusun kriteria kebutuhan jumlah dan jenis data; f) Menyusun parameter-parameter dasar untuk analisis; g) Menyusun tata cara perencanaan dari masing-masing

komponen angkutan umum perkotaan.

8. Analisis dan Evaluasi Sistem Angkutan Massal Perkotaan Berbasis Jalan

(9)

a) Strategi dan Kebijakan Pengembangan Sistem angkutan umum

Dari hasil kaji ulang terhadap studi terdahulu, diidentifikasikan strategi dan kebijakan mengenai pengembangan sistem angkutan umum, terutama angkutan massal perkotaan berbasis jalan pada kota terpilih. Kajian akan berfokus kepada arahan pola jaringan utama dan jaringan pengumpan bila tersedia. Selain itu juga arahan terhadap bentuk dan tekonologi moda yang diinginkan yang terkait kepada aspek peningkatan kualitas lingkungan dan penghematan konsumsi energi.

b) Analisis Kondisi Eksisting dan Identifikasi Masalah

Pada tahap ini akan dilakukan pemetaan dan analisis terhadap kondisi eksisting sistem pelayanan angkutan umum berikut permasalahannya dengan mengacu kepada hasil analisis terhadap data yang diperoleh dari lapangan. Selain karakteristik angkutan umum, juga dilakukan analisis terhadap kondisi eksisting dari jaringan jalan (jaringan lalu lintas) serta guna lahan yang ada. Proses analisis ini dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif (bila datanya tersedia) untuk menggambarkan potret kinerja sistem angkutan umum jalan raya, kinerja lalu lintas dan struktur permasalahan yang ada. Potret kinerja sistem angkutan umum jalan raya ini dapat dideskripsikan berdasarkan data trayek, frekuensi pelayanan dan okupansi kendaraan, serta pola asal tujuan perjalanan. Dalam konteks kinerja jaringan profil kecepatan tempuh rata-rata pada jarringan juga merupakan faktor dominan dari kinerja sistem. Potret eksisting berikut permasalahannya ini dapat digunakan sebagai masukkan utama untuk mengembangkan konsep jaringan angkutan massal perkotaan berbasis jalan, bila penggunaan model perencanaan tidak dimungkinkan.

c) Pengembangan Konsep Sistem Angkutan Massal Jalan Raya

(10)

d) Analisis Teknologi Moda

Referensi utama dalam menentapkan bentuk teknologi moda adalah dari dokumen arahan kebijakan angkutan massal perkotaan berbasis jalan raya. Dari berbagai literatur, dilakukan analisis lebih lanjut terhadap berbagai teknologi yang tersedia terutama yang menyangkut kepada tingkat konsumsi energi, emisi dan kebisingan dari sistem propulsi/penggerak masing-masing teknologi. Selain itu pertimbangan terhadap ketersediaan sumber energi pada tingkat lokal juga merupakan bagian yang akan dianalisis. Pilihan teknologi moda ini akan berdampak pada aspek operasional dan legal serta institusional dari konsep yang dikembangkan.

e) Evaluasi Trayek Eksisting

Karena hampir di semua kota telah tersedia pelayanan angkutan umum perkotaan, maka langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum pada proses perencanaan konsep jaringan angkutan massal, adalah melakukan evaluasi terhadap trayek-trayek angkutan umum yang beroperasi saat ini. Aspek yang akan dianalisis adalah cakupan wilayah pelayanan, efesiensi dan efektifitas trayek dan jejaring, tingkat okupansi dan frekuensi, serta aksesibilitas terhadap jalur pelayanan.

f) Analisis Besaran dan Pola Perjalanan

(11)

g) Pemutakhiran Model

Untuk mempertajam proses analisis secara kuantitatif dan memperoleh gambaran kondisi masa depan serta konsep perencanaan yang lebih handal, diperlukan suatu model transportasi makro. Bila pada kota terpilih tersedia model perencanaan transportasi yang sudah dikembangkan dari kajian-kajian sebelumnya, data asal tujuan, komposisi penggunaan moda, kinerja jaringan, maka dapat dilakukan proses pemutakhiran model dengan memanfaatkan data tersebut diatas, sehingga akan diperoleh model yang relatif lebih handal untuk menggambarkan kondisi pada saat kajian dilakukan dan kondisi masa datang. Model yang telah dimutakhirkan ini digunakan untuk melakukan simulasi terhadap berbagai skenario pengembangan sistem yang telah ditetapkan dalam arahan rencana pengembangan. Model yang dimutakhirkan terdiri dari dua komponen yaitu model permintaan dan model penyediaan. Model permintaan merefleksikan besaran dan karakteristik perjalanan diwilayah perkotaan, sedangkan model penyediaan merefleksikan sistem jaringan transportasi berikut atribut yang tercakup didalamnya.

Namun bila tidak tersedia model perencanaan, data asal tujuan, maka analisis besaran dan pola perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan data okupansi, frekuensi, kecepatan tempuh rata-rata dan bila ada besaran naik-turun penumpang serta jumlah armada beroperasi. Dari data tersebut diatas akan tergambarkan profil permintaan penumpang pada jejaring angkutan umum khususnya pada jam sibuk.

h) Pengembangan Konsep Jaringan Utama

(12)

kepada sistem jaringan jalan utama eksisting. Sedangkan untuk konsep rencana jaringan jalan utama tidak dilakukan berdasarkan analisis yang lazim digunakan, namun diadopsi dari hasil kajian-kajian terdahulu.

Bila dari gambaran profil permintaan suatu trayek eksisting tidak memadai untuk dioperasikan sebagai koridor/trayek utama, maka trayek tersebut dapat dioperasikan sebagai jalur pengumpan Selanjutnya konsep jaringan ini akan dikonfirmasi ulang terhadap rencana tata guna lahan dan pola perjalanan yang dihasilkan pada tahapan sebelumnya.

i) Arahan Penyediaan Jalur Pengumpan

Untuk mengisi dan mendukung sistem jaringan utama dari segi cakupan pelayanan, permintaan, kendala infrastruktur serta aksesibilitas, perlu disiapkan sistem jalur pengumpan. Sebagai konsekuensi dari penetapan sistem jaringan utama pada jaringan jalan eksisting maka tidak terhindarkan timbulnya koridor-koridor pelayanan yang tumpang tindih. Dalam konsep perencanaan jaringan angkutan umum kondisi ini tidak diperkenankan sehingga untuk tahap selanjutnya perlu dilakukan penataan ulang jaringan yang ada. Basis dari penyiapan jalur pengumpan ini adalah trayek-trayek yang teridentifikasi harus direstrukturisasi akibat adanya jaringan utama.

j) Implikasi Teknis Operasional dan Legal

Sebagai konsekuensi dari hasil evaluasi dan penetapan sistem jaringan angkutan massal pada jaringan jalan eksisting maka tidak terhindarkan timbulnya implikasi atau konsekuensi secara teknis, operasional dan legal serta sosial. Untuk itu perlu dilakukan telaahan lebih lanjut terhadap implikasi ini terutama dengan adanya potensi akan kebutuhan penanganan yang diperlukan untuk mengantisipasi implikasi yang mungkin terjadi. Telaahan dalam tahapan ini didasarkan dari hasil reiview terhadap peraturan perundangan yang berlaku dan hal-hal teknis operasional dari proses analisisi kelayakan. Bentuk antisipasi dapat berupa langkah-langkah sosialisasi, peraturan pendukung, dan pedoman operasional.

k) Arahan Pola Operasional

(13)

operasional ini perlu ditetapkan mengingat sistem jaringan utama dioperasikan dengan aturan yang telah baku baik dari aspek teknis operasional maupun manajemen pengelolaan.

l) Penentuan Titik Layanan dan Kapasitas Penyediaan

Dari konsep jaringan utama akan dipilih koridor yang pada tahap identifikasi masalah dan rekomendasi dari forum diskusi dianggap prioritas untuk diterapkan sistem pelayanan angkutan umum yang baik. Pada koridor tersebut dilakukan analisis lebih lanjut berupa penetapan titik-titik layanan penumpang, besarnya arus penumpang, dan kapasitas pelayanan yang dibutuhkan. Analisis didasarkan pada data yang kemudian disempurnakan dengan menggunakan model (bila tersedia). Fungsi dari model dalam hal ini adalah untuk memilih rute yang paling optimal bila pada koridor tersebut terdapat beberapa pilihan rute. Pada dasarnya pemilihan rute ini mempertimbangkan faktor, potensi permintaan, jarak tempuh, cakupan pelayanan dan konektifitas dengan rute dari koridor lainnya.

9. Review Konsep Pedoman Pengembangan

Mengacu kepada tahapan perencanaan pada kota terpilih, dilakukan kaji ulang dan evaluasi terhadap konsep awal dari pedoman yang telah dikembangkan agar tingkat operasionalisasi dari konsep pedoman tersebut lebih baik. Proses ini diperlukan untuk menjamin kemudahan pemahaman, penggunaan dan operasionalisasi serta validitas dari parameter dan mekanisme dari rancangan pedoman yang disusun, sehingga akan terjadi proses umpan balik yang memungkinkan untuk proses penyempurnaan.

10. Penyiapan Rekomendasi

Gambar

Gambar 3. 1. Alur Pendekatan Kajian
Gambar 3. 2. Pola Pikir Kajian

Referensi

Dokumen terkait

sistem ketatanegaraan Indonesia yang diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia, bahwa yang dimaksud dengan Ombudsman

Orang menjadi tidak bosan untuk bersilaturahmi dengan orang berilmu, sebagaimana yang terdapat dalam bait berikut.. Adapun kelebihan menuntut

tangan pada Mordekai; karena mereka telah menunjukkan dia Mordekhai: Jadi Haman mencari ikhtiar untuk menghancurkan semua... orang-orang Yahudi bahwa itu, di seluruh

1. Disiplin Kerja Berpengaruh Terhadap Guru SMAN di Kecamatan Namroleh. Menurut Thoha kedisiplinan pegawai adalah kehadiran, kepulangan pegawai tepat waktu sesuai dengan

Penelitian ini bertujuan untuk menjajaki, mendalami, dan menjelaskan perspektif prinsip-prinsip umum dalam ekonomi Islam terhadap praktik pembiayaan haji dan umrah melalui

Pemanfaatan Kompos Jerami Padi Plus Tithonia Sebagai Substitusi Pupuk Buatan Untuk Perbaikan Kesuburan Inceptisol Dataran Tinggi dan Produksi Tanaman Gandum (Triticum

Tatkala berkurban, seseorang dituntut untuk berserah diri kepada Allah sepenuhnya. Sekalipun harus mengorbankan tidak sedikit dari sebagian hartanya, ia jalani dengan penuh

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 32 Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah