• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sarapan Pagi

Sarapan pagi yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan. Energi dari sarapan untuk anak-anak dianjurkan berkisar 20-25 % yaitu 200-300 kalori. Dalam menyusun menu sarapan perlu diperhatikan kelengkapan gizi yang dikandungnya.

Sarapan pagi menjadi sangat penting, karena kadar gula dalam darah akan menurun sekitar dua jam setelah seseorang bangun tidur. Jika anak tidak sarapan, dia biasanya akan merasa lemas atau lesu sebelum tangah hari karena gula darah dalam tubuh sudah menurun (Yusnalaini, 2004).

1. Pentingnya Sarapan Pagi

Sarapan pagi bagi anak SD, berfungsi sebagai penyokong pertumbuhan sel-sel baru atau bagian-bagiannya. Pada pertumbuhan dibentuk sel-sel baru yang ditambahkan kepada sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel lama yang telah rusak dan aus terpakai (Handayani,1994).

Anak yang terbiasa mengkonsumsi sarapan pagi akan mempunyai kemampuan yang lebih baik di sekolahnya. Sarapan pagi sangat penting, karena semua makanan yang berasal dari makan malam sudah meninggalkan lambung, artinya lambung sudah tidak berisi makanan lagi sampai pagi hari.

Saat tidur, di dalam tubuh kita tetap berlangsung oksidasi untuk menghasilkan tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan alat-alat tubuh lainnya. Oksidasi ini akan mempengaruhi kadar gula darah, sehingga tubuh mengambil cadangan hidrat arang dan jika habis maka cadangan lemaklah yang diambil. Dalam keadaan seperti ini pasti tubuh tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu dianjurkan membiasakan diri untuk makan pagi, karena akan membantu memperpanjang masa kerja

(2)

atau menaikkan produktivitas kerja yang dapat menciptakan keadaan yang memungkinkan untuk meningkatkan daya tangkap dalam menerima materi atau pelajaran (Suhardjo, 2003).

2. Kebiasaan Sarapan Pagi

Kebiasaan makan menurut Khumaidi (1994) adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan terhadap makanan. Sikap seseorang terhadap makanan dapat bersifat positif atau negatif, kepercayaan orang terhadap makanan berkaitan dengan nilai baik atau buruk, menarik atau tidak menarik. Sedangkan pemilihan makanan berdasarkan sikap dan kepercayaan. Kebiasaan makan meliputi :

a. Sikap terhadap makanan

Adalah kecenderungan bertingkah laku terhadap makanan yang didalamnya terkandung unsur suka atau tidak suka terhadap makanan.

b. Kepercayaan terhadap makanan pantangan

Kecenderungan terhadap makanan pantangan, diterima atau tidak untuk dilakukan, biasanya berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan agama.

c. Pemilihan makanan

Macam makanan yang biasa dikonsumsi dalam sehari meliputi susunan menu dan porsi untuk sarapan pagi, frekuensi sarapan pagi atau tingkat keseringan sarapan pagi berdasarkan sikap dan kepercayaan terhadap suatu makanan pantangan.

Suatu kebiasaan yang teratur dalam keluarga akan membentuk kabiasaan yang baik bagi anak-anak. Sarapan pagi bagi anak, sebenarnya sudah dirintis sejak bayi, pembiasaan makan pagi di rumah atau membawa bekal dari rumah adalah salah satu contoh pembiasaan yang baik. Anak-anak tidak dibiasakan jajan di warung saat istirahat. Selanjutnya pola makan dalam keluarga juga diperhatikan, frekuensi makan bersama dalam keluarga, pembiasaan makan yang seimbang gizinya, tidak membiasakan makan

(3)

makanan atau minum minuman yang manis, membiasakan banyak makan buah-buahan atau sayur-sayuran diantara makan besar. Anak yang tidak sarapan boleh jadi karena terburu-buru akan berangkat sekolah, sehingga tidak sempat sarapan (Suprayatmi, 2004).

B. Pengetahuan Gizi

1. Pengertian Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan bahan makanan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang tejadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi essential. Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek yang membahayakan (Almatsier, 2001).

2. Mengukur Pengetahuan Gizi

Pengukuran pengetahuan gizi dapat dilakukan dengan menggunakan instrument berbentuk pertanyaan pilihan dan berganda (Multiple choice test), instrument ini merupakan bentuk tes obyektif yang paling sering digunakan.

Di dalam menyusun instrument ini diperlukan jawaban-jawaban yang sudah tertera diatas. Dan responden hanya memilih jawaban yang menurutnya benar (Khomsan, 2000).

Pengetahuan gizi dan kesehatan bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal. Tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami informasi gizi dan kesehatan (Handayani,1994).

Rendahnya pengetahuan gizi akan menimbulkan sikap acuh terhadap bahan makanan tertentu. Walaupun bahan makanan tersebut cukup tersedia

(4)

dan bergizi, pengetahuan gizi seseorang diperoleh dari berbagai macam sumber, misal : media massa, elektronik, buku petunjuk, penyuluhan dan kerabat dekat (Yuwono, 1999).

Kategori pengetahuan gizi bisa dibagi dalam 3 kelompok yaitu baik, sedang, dan kurang. Cara pengkategorian dilakukan dengan menetapkan cut of point dari skor yang telah dijadikan persen.

TABEL 1

KATEGORI PENGETAHUAN GIZI

Kategori pengetahuan gizi Skor

Baik > 80 %

Sedang 60 – 80 %

Kurang < 60 %

Sumber : Khomsan, 2000.

Reliabilitas yang diharapkan adalah konsistensi antar butir soal pengetahuan gizi, bila butir soal tersebut mengukur dampak pembelajaran yang sama. Validitas ialah kesesuaian antara skor yang diperoleh dalam suatu tes dengan maksud atau tujuan dan tes tersebut.

C. Pendapatan Perkapita Keluarga

Rata-rata pengeluaran penduduk perkapita sebulan dapat dijadikan sebagai cerminan tingkat pendapatannya perkapita perbulan. Penggunaan data pengeluaran ini disebabkan oleh sulit dan kurang akuratnya data pendapatan (BPS, 2000).

Segala penghasilan keluarga yang berupa pendapatan pokok maupun pendapatan sampingan rata-rata perbulan dibagi jumlah anggota keluarga (dalam

(5)

rupiah) dan dinyatakan dengan dua kategori, dikatakan miskin apabila penghasilan (< Rp 208.780) perkapita perbulan dan pendapatan non miskin apabila penghasilan (≥ Rp 208.780) perkapita perbulan ( BPS Kabupaten Batang, 2005).

Dengan meningkatnya pendapatan perorangan tejadilah perubahan- perubahan dalam susunan makanan. Namun demikian pengeluaran uang yang lebih banyak untuk pangan tidak menjamin lebih beragamnya konsumsi pangan.

(Suhardjo, 1989).

Rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain yang menyebabkan orang-orang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan.

Rendahnya pendapatan itu disebabkan karena menganggur atau karena susahnya memperoleh lapangan kerja tetap sesuai dengan yang diinginkan. Ada pula keluarga-keluarga yang sebenarnya mempunyai penghasilan cukup akan tetapi sebagian anaknya mengalami gizi kurang. Hal ini disebabkan oleh karena cara mengatur belanja keluarga yang kurang baik (Sajogyo, 1994).

D. Anak Sekolah Dasar

1. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Masa anak sekolah dasar adalah masa anak berumur 6 tahun sampai 12 tahun. Anak-anak yang berumur antara 6 tahun sampai 12 tahun sedang dalam puncak pertumbuhan. Saat umur inilah anak berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga berangsur-angsur menjadi mengetahui banyak tentang diri dan dunianya (Tarwotjo, 1986).

2. Makan Pagi Anak Sekolah Dasar

Rangsangan terhadap penyediaan makanan yang bernilai gizi tinggi dapat membantu memperbaiki keadaan gizi diantaranya golongan rawan.

Golongan seperti anak sekolah mempunyai kebutuhan gizi yang seringkali

(6)

sulit terpenuhi dalam makanan sehari-hari. Diantaranya, yaitu masalah makan pagi dan jajan.

Biasanya golongan usia sekolah dasar banyak menaruh perhatian dan aktifitasnya di luar rumah sehingga melupakan makan pagi (sarapan) karena sering terburu-buru ke sekolah, anak menolak untuk sarapan karena orang tuanya tidak sempat membuatkannya. Makan pagi sangat diperlukan agar lebih mudah menerima pelajaran di sekolah (Syahrul, 1991).

E. Kerangka Teori

F. Kerangka Konsep

Sikap tentang sarapan pagi Pengetahuan gizi ibu

Pendapatan perkapita Kebiasaan sarapan pagi anak SD Sumber : Khumaidi, 1994 dan Roedjito, 1989

Faktor Ekstrinsik - Lingkungan alam - Lingkungan sosial - Lingkungan budaya - Lingkungan agama - Lingkungan ekonomi Faktor Intrinsik

- Asosiasi emosional

- Keadaan kejiwaan dan jasmani yang sedang sakit

- Penilaian yang lebih terhadap mutu

- Lingkungan - Keluarga

Pengetahuan

Pendidikan Kebiasaan makan

Kebiasaan sarapan pagi

Sikap Kepercayaan Pemilihan

(7)

G. Hipotesis

a. Ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan kebiasaan sarapan pagi anak Sekolah Dasar.

b. Ada hubungan antara pendapatan perkapita dengan kebiasaan sarapan pagi anak Sekolah Dasar.

c. Ada hubungan antara sikap tentang sarapan pagi dengan kebiasaan sarapan pagi anak Sekolah Dasar.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kondisi kerapatan vegetasi di Kecamatan Ngaglik memiliki tiga kelas klasifikasi kerapatan yaitu kelas kerapatan rendah,

a) Berdasarkan uji koefisien korelasi diperoleh kesimpulan bahwa laba bersih ( LB), arus kas dari aktivitas operasi (AKO), dan arus kas dari aktivitas investasi (AKI)

Kaki diabetik terutama terjadi pada penderita diabetes melitus yang. telah menderita 10 tahun atau lebih dengan kadar glukosa

Kajian yang dijalankan dilakukan keatas pisang Berangan yang dikeringkan melalui kaedah pengeringan di dalam kabinet pada suhu 60 hingga 70° C selama 3 hingga 6 jam dengan

Penata Muda Tk.I/Hakim Pratama Muda Pengadilan Negeri Ranai. Penata Muda Tk.I/Hakim

4 2009 Identifikasi Kesalahan Dalam Penyusunan Peraturan (Legal Drafting) di Universitas Negeri Yogyakarta Periode Tahun 2004 - 2008 (Anggota). 5 2009 Nilai Pendidikan

Dari analisis yang dilakukan akan didapat masalah yang lebih spesifik dan terfokus yang selanjutnya akan dijadikan substansi atau materi muatan yang kemudian

Metode pencarian yang digunakan pada mesin pencari string ini adalah menggunakan metode pencarian fuzzy string matching dengan menggunakan algoritma