Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work
non-commercially, as long as you credit the origin creator
and license it on your new creations under the identical
terms.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, penulis mencari teori yang berkaitan dengan perancangan video company profile dengan metode ilustrasi pada scene sejarah singkat perusahaan yang sesuai dengan konsep yang diterapkan pada video company profile PT.
Mojopahit Mandiri Jaya Sentosa. Teori yang digunakan penulis yang pertama mengenai company profile yang menjelaskan tentang isi video company profile itu, kedua mengenai director yang menjelaskan peran dari penulis, ketiga tentang teori sejarah untuk menjelaskan bagaimana ilustrasi bisa menjadi pilihan dalam metode visualisasi bagian ini, keempat teori dari konsep profesional yang merupakan konsep yang dirancang untuk video ini, dan terakhir tentang teori ilustrasi beserta penjelasanya yang menjadi metode visualisasi untuk awal scene sejarah singkat perusahaan PT. Mojopahit Mandiri Jaya Sentosa tersebut. Hal-hal tersebut merupakan landasan teori dalam bab ini.
2.1. Company profile
Company profile adalah bagian dari corporate video yang berfokus terhadap konten
memperkenalkan identitas perusahaan dalam bentuk audio visual. Menurut
Kriyantono (2008) company profile adalah bentuk media digital yang bertujuan
untuk memperkenalkan identitas sebuah perusahaan supaya lebih mudah dikenal
oleh masyarakat luas. Konten yang menjadi isi dari sebuah video company profile
biasanya merupakan gambaran singkat tentang visi dan misi perusahaan, aktivitas
karyawan, serta produk atau jasa yang ditawarkan keberbagai macam target pasar
yang menjadi sasaran target perusahaan (hlm. 240). Beliau juga menambahkan gambaran perusahaan itu tidak perlu harus lengkap dan detail, karena pihak perusahaan memiliki hak atas apa saja yang ingin ditunjukan dan apa saja yang tidak ingin ditunjukan kepada target penontonnya.
Menurut Sweetow (2011), ketika perusahaan membutuhkan video company profile mereka akan menghubungi tim production house dan mengolah informasi yang diberikan perusahaan (klien) dan menjadikannya sebagai sebuah video kreatif.
Biasanya mereka mulai dari menjelaskan ide dari isi videonya serta menambahkan beberapa gambaran visual yang membantu pengerjaan yang sesuai dengan keinginan perusahaannya. Kemudian menjelaskan kelebihan perusahaan mereka yang akan membuat percakapan semakin membosankan. Saat proses inilah yang akan memakan waktu bagi sang director untuk memikirkan tentang gambaran visual dari pemikiran klien perusahaan itu. Proses tersebut penting dilakukan pada saat briefing antara director bersama producer dengan klien perusahaan tersebut pada tahapan sebelum pra-produksi (hlm. 37). Hal itu dibutuhkan guna tercapainya apa yang perusahaan ingin masukan dalam video company profile-nya serta menghindari apa saja yang dilarang oleh klien terhadap hasil videonya tersebut.
Tentunya sebuah video company profile juga dapat menentukan kualitas sebuah perusahaan dimata penonton yang melihat video company profile tersebut.
Pada buku Video Editing dan Video Production (2008) terdapat penjelasan
bahwa, untuk menyampaikan informasi suatu perusahaan melalu video, pembuat
company profile harus bisa membuat penyampaiannya secara singkat, padat, jelas
dan juga menarik (hlm. 101). Kemudian menjadi tugas pembuat video company
profile untuk menambahkan ide-ide kreatif berdasarkan konsep yang telah disepakati untuk menghasilkan audio visual yang baik serta mudah untuk dicerna oleh indra penontonnya.
Menurut Sweetow (2011) dalam jurnal Anatomy of corporate video mengatakan, menambahkan script. atau naskah yang baik akan menjelaskan secara rinci setiap shot dan elemen yang akan dijadikan visual untuk Corporate video.
Dalam proses pembuatan company profile, naskah yang dikerjakan dengan baik oleh director dengan membayangkan visual dari data yang diberikan perusahaan.
Bentuk naskah tersebut kemudian diolah oleh tim dibawah naungan director untuk diubah menjadi work plan yang tersusun sesuai kebutuhan selama project video company profile tersebut (hlm. 40-47). Director yang berperan memikirkan bagaimana alur dari video company profile tersebut dari awal hingga akhir video dan apa yang ingin disampaikannya dalam video tersebut, serta bagaimana cara membuatnya bersama dengan staf produksi sebelum masuk tahap produksi dimulai.
Pada kesimpulannya video company profile merupakan video tentang cara
penyampaian tentang perusahaan dalam bentuk video yang menjelaskan identitas
perusahaan, visi dan misi perusahaan, target dan tujuan perusahaan, dan pencapaian
dari perusahaan tersebut dalam bentuk sebuah video yang disusun singkat, padat,
dan jelas. Tugas seorang director untuk membuat video dengan ide kreatifitasnya
agar menampikan audio visual yang nyaman untuk dilihat dan didengar oleh indra
target penontonnya dan tentunya telah disetujui dan disepakati produksinya oleh
klien perusahaan tersebut.
2.2. Director
Director merupakan seorang yang bertanggung jawab terhadap hasil akhir video sebuah project company profile. Peran director juga memastikan semua staf berjalan sesuai dengan ide dan konsep yang dipikirkannya selama produksi. Pada industri kreatif baik periklanan maupun film terdapat banyak divisi departemen yang memiliki berbagai macam tugas yang berbeda-beda. Director merupakan bagian dari departemen kreatif yang merupakan salah satu dari depatemen yang berfokus mengurus visual dari video tersebut.
Menurut Clark dan Fehl (2006), bahwa director memulai perkerjaannya dengan menyusun sebuah konsep yang diberikan oleh setiap kliennya (hlm. 14).
Beliau juga menambahkan sebagai seorang director yang berkerja dengan baik
selalu memiliki riset dan data-data yang detail mengenai perusahaan yang akan
menjadi kliennya. Seorang director akan menjadi pemimpin dari tim kreatif serta
merupakan senjata utama kesuksesan dan keberhasilan video karyanya. Ketika
director datang briefing kedua kalinya untuk bertemu dengan kliennya, seorang
director tersebut sudah siap dengan konsep berdasarkan data-data hasil risetnya
sebelumnya sehingga hanya tinggal menambahkan berberapa keinginan dari
kliennya tersebut. Hal ini tentu mempermudah dalam pembentukan konsep dan
penyetujuan konsep yang disajikan director dan tentunya proses pengerjaan
menjadi semakin cepat.
Seorang director juga aktif telibat dalam setiap proses pembuatan video company profile dari awal hingga akhir video diterima dengan baik oleh perusahaan yang menjadi kliennya. Dimulai dari mengumpulkan data, analisa, ide, dan konsep, sampai mulai produksi dari pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi dan akhir penyerahan hasil video kepada kliennya (Altstiel, 2010).
Gambar 2.2-1. Director turun memberi arahan kepada krunya.
(https://www.videoblocks.com/video/director-and-cameraman-working-on-the-set-of-the-film- hlt5hx3)
Menurut Owens (2016), selama melakukan produksi seorang director harus
bisa mengarahkan tim lainnya untuk menangkap gambar dan audio yang sangat
memiliki pesan didalamnya (hlm. 62). Beliau juga menambahkan director harus
menginterpretasikan visual sesuai dengan skrip atau event yang terjadi, serta
memotivasi tim lainnya untuk melakukan yang terbaik dalam bekerja bersama, dan
mengarahkan talent atau aktor agar dapat melakukan performa terbaiknya.
Gambar 2.2-2. Keterlibatan director dalam semua pekerjaan saat produksi untuk memastikan sesuai konsep.
(https://www.telcopl.com/uploads/videobanner.jpg)
Menurut Sweetow (2008), dalam sebuah produksi pembuatan video company profile. seorang director harus memastikan dan mengetahui semua jawaban pertanyaan ini dibawah ini (hlm 40-47).
1. Bagaimana pengambilan gambarnya? Studio atau dalam kantor?
2. Kita akan merekrut aktor dari staf kantor atau aktor sendiri?
3. Dapatkah kamu menulis script. untuk kliennya?
4. Bagaimana cara memulainya?
Sebagai seorang director pertanyaan dasar diatas harus sudah terbanyangkan ketika
mendapatkan panggilan pekerjaan dari klien perusahaan sebagai bentuk awal dari
tindakan merangkai ide dalam membuat konsep dan kemudian diolah menjadi
sebuah karya audio visual yang baik.
Seorang director berperan penting dalam pembuatan project video ataupun film. Peran tersebut dimulai dari pembuatan sebuah konsep yang memang bagian pekerjaan dari departemen kreatif. Tahap dalam penyusunan sebuah konsep dikembangkan dari sebuah data perusahaan yang disebut client brief. Menurut Sandrayani (2012), client brief merupakan sebuah dokumen berisi pertanyaan untuk menggali lebih dalam mengenai keinginan, visi dan pesan yang ingin disampaikan oleh klien saat bertemu secara langsung (hlm.12). Sehingga client brief dapat membantu pembicaraan dalam menyatukan pemikiran antara klien dengan director agar dapat tersampaikan dengan baik dan benar. Pada saat penyatuan pikiran ini, director akan menerapkan ide kreatifitasnya yang akan diterapkan kedalam video klienya tersebut. Pada akhirnya akan tercipta sebuah gagasan baru untuk ide kreatif apa yang akan dirancang dalam konsep video tersebut.
2.3. Sejarah
Sejarah dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti kejadian dan peristiwa yang terjadi di masa lampau atau riwayat kejadian tertentu. Didalam dunia perfilman, sudah banyak karya yang mengangkat cerita tentang sejarah, baik itu sejarah nasionalisme maupun sejarah fiksi yang dibangun untuk kisah flashback yang penting untuk disampaikan sebagai bagian dari cerita utama dari film itu sendiri.
Dengan kata lain sejarah bisa diartikan sebagai kejadian yang berkesan dimasa lalu
dan tercatat dalam media tulis atau teringat jelas dalam pikiran individu yang
menganggapnya penting.
Dalam setiap film sejarah yang rilis bisa menjadi propaganda dalam membalikan fakta yang sebenarnya terjadi di masa lalu itu. Sehingga sikap kita juga sebagai penonton video tentang sejarah jangan sampai beropini benar dalam video tersebut. Menurut Sasono (2005), dalam membuat sebuah film sejarah, penyeleksian fakta sejarah yang dilakukan sangat persepsional tergantung director dan penulis. Karena memang tidak pernah ada metodologi khusus untuk menyeleksi kebenarannya (kolom 1 - 7). Hal seperti ini yang terkadang persepsi akan film sejarah bisa berbeda dengan kenyataan karena berdasarkan pemikiran dari director dan penulis itu sendiri dan juga tidak menutup kemungkinan juga bisa membalikan fakta dari sejarah itu sendiri.
Menurut Hartiningsih (2010), dalam bukunya menjelaskan sejarah tak cukup lagi dituliskan dengan kata-kata saja tetapi membutuhkan referensi digital.
Kata dan gambar yang bersatu sebagai bentuk bukti visual yang dapat diterima masyarakat (hlm 15). Contohnya seperti dalam film Jurassic Park karya sutradara Steven Spielberg tahun 1993.
Gambar 2.3-1. Gambar sketsa dinosaurus dalam buku penelitian dengan film Jurassic
Park(Dinosaurus Tyrannosaurus (T-Rex)/pinterest.com)
Menurut Sasono (2005), rekontruksi sejarah melalui film ada tiga macam:
1. Mengambil kurun waktu tertentu dan membangun drama dari kurun waktu tersebut.
2. Menggambarkan kurun waktu yang berkesinambungan untuk membangun benang merah yang menciptakan tokoh.
3. Menggunakan sudut pandang orang lain dalam melihat sejarah.
Beliau menambahkan untuk memproduksi film atau karya yang berlatar belakang sejarah yang baik diperlukan riset dan teknologi yang akurat untuk membangun cerita tersebut dengan melakukan wawancara terhadap orang yang paham akan sejarah tersebut serta tim produksi yang tepat supaya dapat membuat visualisasi sejarah yang secara utuh tersampaikan.
Gambar 2.3-2 contoh penggunaan seting dan properti suasa tempo dulu dalam film Soekarno 2013
(http://www.muvila.com/film/artikel/film-soekarno)