• Tidak ada hasil yang ditemukan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

         

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work

non-commercially, as long as you credit the origin creator

and license it on your new creations under the identical

terms.

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, penulis mencari teori yang berkaitan dengan perancangan video company profile dengan metode ilustrasi pada scene sejarah singkat perusahaan yang sesuai dengan konsep yang diterapkan pada video company profile PT.

Mojopahit Mandiri Jaya Sentosa. Teori yang digunakan penulis yang pertama mengenai company profile yang menjelaskan tentang isi video company profile itu, kedua mengenai director yang menjelaskan peran dari penulis, ketiga tentang teori sejarah untuk menjelaskan bagaimana ilustrasi bisa menjadi pilihan dalam metode visualisasi bagian ini, keempat teori dari konsep profesional yang merupakan konsep yang dirancang untuk video ini, dan terakhir tentang teori ilustrasi beserta penjelasanya yang menjadi metode visualisasi untuk awal scene sejarah singkat perusahaan PT. Mojopahit Mandiri Jaya Sentosa tersebut. Hal-hal tersebut merupakan landasan teori dalam bab ini.

2.1. Company profile

Company profile adalah bagian dari corporate video yang berfokus terhadap konten

memperkenalkan identitas perusahaan dalam bentuk audio visual. Menurut

Kriyantono (2008) company profile adalah bentuk media digital yang bertujuan

untuk memperkenalkan identitas sebuah perusahaan supaya lebih mudah dikenal

oleh masyarakat luas. Konten yang menjadi isi dari sebuah video company profile

biasanya merupakan gambaran singkat tentang visi dan misi perusahaan, aktivitas

karyawan, serta produk atau jasa yang ditawarkan keberbagai macam target pasar

(3)

yang menjadi sasaran target perusahaan (hlm. 240). Beliau juga menambahkan gambaran perusahaan itu tidak perlu harus lengkap dan detail, karena pihak perusahaan memiliki hak atas apa saja yang ingin ditunjukan dan apa saja yang tidak ingin ditunjukan kepada target penontonnya.

Menurut Sweetow (2011), ketika perusahaan membutuhkan video company profile mereka akan menghubungi tim production house dan mengolah informasi yang diberikan perusahaan (klien) dan menjadikannya sebagai sebuah video kreatif.

Biasanya mereka mulai dari menjelaskan ide dari isi videonya serta menambahkan beberapa gambaran visual yang membantu pengerjaan yang sesuai dengan keinginan perusahaannya. Kemudian menjelaskan kelebihan perusahaan mereka yang akan membuat percakapan semakin membosankan. Saat proses inilah yang akan memakan waktu bagi sang director untuk memikirkan tentang gambaran visual dari pemikiran klien perusahaan itu. Proses tersebut penting dilakukan pada saat briefing antara director bersama producer dengan klien perusahaan tersebut pada tahapan sebelum pra-produksi (hlm. 37). Hal itu dibutuhkan guna tercapainya apa yang perusahaan ingin masukan dalam video company profile-nya serta menghindari apa saja yang dilarang oleh klien terhadap hasil videonya tersebut.

Tentunya sebuah video company profile juga dapat menentukan kualitas sebuah perusahaan dimata penonton yang melihat video company profile tersebut.

Pada buku Video Editing dan Video Production (2008) terdapat penjelasan

bahwa, untuk menyampaikan informasi suatu perusahaan melalu video, pembuat

company profile harus bisa membuat penyampaiannya secara singkat, padat, jelas

dan juga menarik (hlm. 101). Kemudian menjadi tugas pembuat video company

(4)

profile untuk menambahkan ide-ide kreatif berdasarkan konsep yang telah disepakati untuk menghasilkan audio visual yang baik serta mudah untuk dicerna oleh indra penontonnya.

Menurut Sweetow (2011) dalam jurnal Anatomy of corporate video mengatakan, menambahkan script. atau naskah yang baik akan menjelaskan secara rinci setiap shot dan elemen yang akan dijadikan visual untuk Corporate video.

Dalam proses pembuatan company profile, naskah yang dikerjakan dengan baik oleh director dengan membayangkan visual dari data yang diberikan perusahaan.

Bentuk naskah tersebut kemudian diolah oleh tim dibawah naungan director untuk diubah menjadi work plan yang tersusun sesuai kebutuhan selama project video company profile tersebut (hlm. 40-47). Director yang berperan memikirkan bagaimana alur dari video company profile tersebut dari awal hingga akhir video dan apa yang ingin disampaikannya dalam video tersebut, serta bagaimana cara membuatnya bersama dengan staf produksi sebelum masuk tahap produksi dimulai.

Pada kesimpulannya video company profile merupakan video tentang cara

penyampaian tentang perusahaan dalam bentuk video yang menjelaskan identitas

perusahaan, visi dan misi perusahaan, target dan tujuan perusahaan, dan pencapaian

dari perusahaan tersebut dalam bentuk sebuah video yang disusun singkat, padat,

dan jelas. Tugas seorang director untuk membuat video dengan ide kreatifitasnya

agar menampikan audio visual yang nyaman untuk dilihat dan didengar oleh indra

target penontonnya dan tentunya telah disetujui dan disepakati produksinya oleh

klien perusahaan tersebut.

(5)

2.2. Director

Director merupakan seorang yang bertanggung jawab terhadap hasil akhir video sebuah project company profile. Peran director juga memastikan semua staf berjalan sesuai dengan ide dan konsep yang dipikirkannya selama produksi. Pada industri kreatif baik periklanan maupun film terdapat banyak divisi departemen yang memiliki berbagai macam tugas yang berbeda-beda. Director merupakan bagian dari departemen kreatif yang merupakan salah satu dari depatemen yang berfokus mengurus visual dari video tersebut.

Menurut Clark dan Fehl (2006), bahwa director memulai perkerjaannya dengan menyusun sebuah konsep yang diberikan oleh setiap kliennya (hlm. 14).

Beliau juga menambahkan sebagai seorang director yang berkerja dengan baik

selalu memiliki riset dan data-data yang detail mengenai perusahaan yang akan

menjadi kliennya. Seorang director akan menjadi pemimpin dari tim kreatif serta

merupakan senjata utama kesuksesan dan keberhasilan video karyanya. Ketika

director datang briefing kedua kalinya untuk bertemu dengan kliennya, seorang

director tersebut sudah siap dengan konsep berdasarkan data-data hasil risetnya

sebelumnya sehingga hanya tinggal menambahkan berberapa keinginan dari

kliennya tersebut. Hal ini tentu mempermudah dalam pembentukan konsep dan

penyetujuan konsep yang disajikan director dan tentunya proses pengerjaan

menjadi semakin cepat.

(6)

Seorang director juga aktif telibat dalam setiap proses pembuatan video company profile dari awal hingga akhir video diterima dengan baik oleh perusahaan yang menjadi kliennya. Dimulai dari mengumpulkan data, analisa, ide, dan konsep, sampai mulai produksi dari pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi dan akhir penyerahan hasil video kepada kliennya (Altstiel, 2010).

Gambar 2.2-1. Director turun memberi arahan kepada krunya.

(https://www.videoblocks.com/video/director-and-cameraman-working-on-the-set-of-the-film- hlt5hx3)

Menurut Owens (2016), selama melakukan produksi seorang director harus

bisa mengarahkan tim lainnya untuk menangkap gambar dan audio yang sangat

memiliki pesan didalamnya (hlm. 62). Beliau juga menambahkan director harus

menginterpretasikan visual sesuai dengan skrip atau event yang terjadi, serta

memotivasi tim lainnya untuk melakukan yang terbaik dalam bekerja bersama, dan

mengarahkan talent atau aktor agar dapat melakukan performa terbaiknya.

(7)

Gambar 2.2-2. Keterlibatan director dalam semua pekerjaan saat produksi untuk memastikan sesuai konsep.

(https://www.telcopl.com/uploads/videobanner.jpg)

Menurut Sweetow (2008), dalam sebuah produksi pembuatan video company profile. seorang director harus memastikan dan mengetahui semua jawaban pertanyaan ini dibawah ini (hlm 40-47).

1. Bagaimana pengambilan gambarnya? Studio atau dalam kantor?

2. Kita akan merekrut aktor dari staf kantor atau aktor sendiri?

3. Dapatkah kamu menulis script. untuk kliennya?

4. Bagaimana cara memulainya?

Sebagai seorang director pertanyaan dasar diatas harus sudah terbanyangkan ketika

mendapatkan panggilan pekerjaan dari klien perusahaan sebagai bentuk awal dari

tindakan merangkai ide dalam membuat konsep dan kemudian diolah menjadi

sebuah karya audio visual yang baik.

(8)

Seorang director berperan penting dalam pembuatan project video ataupun film. Peran tersebut dimulai dari pembuatan sebuah konsep yang memang bagian pekerjaan dari departemen kreatif. Tahap dalam penyusunan sebuah konsep dikembangkan dari sebuah data perusahaan yang disebut client brief. Menurut Sandrayani (2012), client brief merupakan sebuah dokumen berisi pertanyaan untuk menggali lebih dalam mengenai keinginan, visi dan pesan yang ingin disampaikan oleh klien saat bertemu secara langsung (hlm.12). Sehingga client brief dapat membantu pembicaraan dalam menyatukan pemikiran antara klien dengan director agar dapat tersampaikan dengan baik dan benar. Pada saat penyatuan pikiran ini, director akan menerapkan ide kreatifitasnya yang akan diterapkan kedalam video klienya tersebut. Pada akhirnya akan tercipta sebuah gagasan baru untuk ide kreatif apa yang akan dirancang dalam konsep video tersebut.

2.3. Sejarah

Sejarah dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti kejadian dan peristiwa yang terjadi di masa lampau atau riwayat kejadian tertentu. Didalam dunia perfilman, sudah banyak karya yang mengangkat cerita tentang sejarah, baik itu sejarah nasionalisme maupun sejarah fiksi yang dibangun untuk kisah flashback yang penting untuk disampaikan sebagai bagian dari cerita utama dari film itu sendiri.

Dengan kata lain sejarah bisa diartikan sebagai kejadian yang berkesan dimasa lalu

dan tercatat dalam media tulis atau teringat jelas dalam pikiran individu yang

menganggapnya penting.

(9)

Dalam setiap film sejarah yang rilis bisa menjadi propaganda dalam membalikan fakta yang sebenarnya terjadi di masa lalu itu. Sehingga sikap kita juga sebagai penonton video tentang sejarah jangan sampai beropini benar dalam video tersebut. Menurut Sasono (2005), dalam membuat sebuah film sejarah, penyeleksian fakta sejarah yang dilakukan sangat persepsional tergantung director dan penulis. Karena memang tidak pernah ada metodologi khusus untuk menyeleksi kebenarannya (kolom 1 - 7). Hal seperti ini yang terkadang persepsi akan film sejarah bisa berbeda dengan kenyataan karena berdasarkan pemikiran dari director dan penulis itu sendiri dan juga tidak menutup kemungkinan juga bisa membalikan fakta dari sejarah itu sendiri.

Menurut Hartiningsih (2010), dalam bukunya menjelaskan sejarah tak cukup lagi dituliskan dengan kata-kata saja tetapi membutuhkan referensi digital.

Kata dan gambar yang bersatu sebagai bentuk bukti visual yang dapat diterima masyarakat (hlm 15). Contohnya seperti dalam film Jurassic Park karya sutradara Steven Spielberg tahun 1993.

Gambar 2.3-1. Gambar sketsa dinosaurus dalam buku penelitian dengan film Jurassic

Park

(Dinosaurus Tyrannosaurus (T-Rex)/pinterest.com)

(10)

Menurut Sasono (2005), rekontruksi sejarah melalui film ada tiga macam:

1. Mengambil kurun waktu tertentu dan membangun drama dari kurun waktu tersebut.

2. Menggambarkan kurun waktu yang berkesinambungan untuk membangun benang merah yang menciptakan tokoh.

3. Menggunakan sudut pandang orang lain dalam melihat sejarah.

Beliau menambahkan untuk memproduksi film atau karya yang berlatar belakang sejarah yang baik diperlukan riset dan teknologi yang akurat untuk membangun cerita tersebut dengan melakukan wawancara terhadap orang yang paham akan sejarah tersebut serta tim produksi yang tepat supaya dapat membuat visualisasi sejarah yang secara utuh tersampaikan.

Gambar 2.3-2 contoh penggunaan seting dan properti suasa tempo dulu dalam film Soekarno 2013

(http://www.muvila.com/film/artikel/film-soekarno)

Menurut Soedirman (2002), pembuatan film berlatar belakang sejarah tidak

gampang. Sebagian Project banyak yang macet karena waktu persiapan yang

(11)

panjang, dana produksi bisa membengkak sewaktu-waktu, dan pembuatan peralatan dan teknologi yang kurang memadai (hlm. 37). Saat produksi, sebuah video baik itu film maupun company profile berlatar belakang sejarah memiliki setting yang rumit karena properti set dan lokasi yang dibuat berdasarkan riset seperti tempo dulu yang membuat staf dibawah arahan director berkerja ekstra berdasarkan riset tersebut agar tampil dengan visual yang menyerupai konsep tersebut.

Beliau menambahkan dalam produksi video sejarah, hal yang bisa menjadi pertimbangan dalam video sejarah bisa dilakukan dengan elemen grafis seperti ilustrasi, motion graphics, visual effects dan sejenisnya yang tentunya akan memakan budget dan waktu yang lama agar sesuai dengan detail dari hasil akhir karya tersebut. Misalnya ketika ingin membuat film tentang penjajahan dimasa lalu tentu memerluka senjata, kendara, pakaian para tentara dan paling penting adalah setting lokasi perang tersebut. Kebutuhan tersebut tidak mungkin semua ada dan tersedia di zaman ini, tetapi kita perlu untuk membuat semua itu sebagai bagian dari set properti. Ada beberapa pertimbangan mulai dari membuat semua dalam animasi CGI sampai dengan pencarian live shot diberbagai lokasi yang dirasa mirip untuk setting tersebut. Namun semua itu akan menjadi keputusan yang krusial karena berhubungan dengan manajemen keuangan yang digunakan untuk produksi.

Dengan bantuan elemen visual seperti ilustrasi, visual effect, dan motion graphics bisa menjadi pilihan mempermudah untuk memproduksi video sejarah baik itu film atau company profile dengan dukungan teknologi yang memadai saat ini.

Pembuatan suatu hal yang sulit bisa menjadi mudah serta lebih efisien dalam

(12)

produksinya dan yang terpenting adalah sudut pandang dan kebenaran atau akurasi data dari riset sejarah itu benar (BB Ary, 1993).

2.4. Konsep Profesional

Tugas awal sebagai seorang director adalah merangkai atau membuat sebuah konsep berdasarkan client brief. Dalam pembuatan video company profile tentu memerlukan konsep yang tersusun tepat agar video yang akan dibuat sesuai dengan apa yang ingin disampaikan klien (perusahaan/organisasi) tersebut kepada target penontonnya. Konsep merupakan susunan utama dari setiap suatu ide atau akal pikiran dengan maksud tujuan mempermudah dalam penjelasannya (Imam, 2015).

Profesional dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sebuah tindakan yang dilakukan dengan kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh pada nilai yang mengarah dasar perbuatan yang berhubungan dengan profesi. Profesional merupakan sebuah konsep dari tindakan manusia dalam mengukur bagaimana para profesional memandang pekerjaan yang tercermin dari sikap dan perilaku selama bekerja (Lesmana dan Machdar, 2015). Arti profesional bila dikaitkan dengan objek manusia merupakan sebagai tidakan kemampuan yang tinggi dalam melakukan sesuatu dan diakui keahliannya oleh manusia lain. Jika dikaitkan dengan sebuah objek institusi atau organisasi seperti perusahaan dan departemen lainnya, kata

“profesional” merupakan bentuk keunggulan atau kehebatan yang ditunjukan

terhadap kegunaannya dalam masyarakan yang berarti sebuah perusahaan atau

organisasi tersebut telah diakui pengalamannya dalam bidang tertentu dan memiliki

riwayat sejarah yang diakui oleh setiap target pasarnya. Profesional dalam

(13)

perusahaan bisa juga berarti diakui atau dibilang ahli karena populernya suatu brand nama dari perusahaan tersebut menurut target fungsinya. Peran anggota didalam organisasi atau perusahaan tersebut juga yang membuat brand nama perusahaan dikatakan populer karena kinerja pekerjanya yang terlatih dan tidak sembarangan dalam keahliannya.

Menurut Hall (1998) dalam Sinaga (2012) menyatakan ada lima dimensi dari profesionalisme, yaitu:

1. Pengabdian pada profesi (dedication)

Pengabdian pada profesi berarti bentuk pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki individu/kelompok yang didedikasikan kepada pekerjaan yang dianggapnya sebagai tujuan.

2. Kewajiban Sosial (social obligation)

Kewajiban sosial merupakan bentuk pandangan mengenai pentingnya sebuah profesi dan manfaat yang diperolehnya menjadi baik untuk masyarakat karena adanya pekerjaan tersebut.

3. Kemandirian (autonomy demands)

Kemandirian ini yang dimaksud adalah merupakan suatu pandangan seorang profesional yang dapat membuat keputusan sendiri tanpa tekanan pihak lain.

4. Keyakinan terhadap profesi (belief in selft-regulation)

(14)

Keyakinan terhadap profesi adalah menyakini bahwa penilaian untuk menjadi pekerja profesional dinilai oleh sesama rekan profesi yang sejenis dan bukan orang luar yang tidak memiliki kompetensi dibidang tersebut.

5. Hubungan dengan sesama profesi (professional community affiliation)

Hubungan dengan sesama profesi ini maksudnya adalah menggunakan ikatan dalam profesinya sebagai acuan untuk mencari hubungan dengan profesi lainnya baik itu termasuk organisasi formal maupun kelompok informal sebagai ikatan kerjasama dalam perkerjaan.

2.5. Ilustrasi

Ilustrasi berasal dari kata Latin Illustrate, yang kemudian diserap ke dalam Bahasa Inggris yaitu Illustration. Arti kata Illustration yaitu menerangi atau menghias, mengiringi, mendukung, selain itu juga untuk membantu proses pemahaman terhadap suatu objek (Yulia. 2015). Menurut Supriyono (2010), pengertian ilustrasi tidak sebatas hanya pada gambar atau foto saja, namun ilustrasi juga bisa berupa garis, bidang dan susunan huruf dapat dikatakan sebagai ilustrasi yang berfungsi untuk memperjelas pesan atau informasi yang akan disampaikan dan sekaligus sebagai alat untuk menarik perhatian (hal 50).

Menurut Neil Fleming (2001) didalam bukunya menjelaskan bahwa

preferensi manusia mempelajari sesuatu dapat diurutkan berdasarkan tiga gaya

belajar yaitu visual, audio, dan kinetik. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasi

penelitian dari 3M-Corporation yang menyebutkan bahwa manusia dapat

memproses gambaran visual 60.000 kali lebih cepat dibandingkan dengan

(15)

memproses teks. Hal tersebut mendorong manusia dapat lebih mudah mengingat apa yang dilihat didepannya dari pada mendengarkan suatu hal. Berdasarkan hal tersebut membuat visualisasi ilustrasi pada video company profile dapat memberi impact yang berkesan didalam ingatan yang menontonnya, karena mudah untuk diterima langsung oleh otak manusia.

Kriteria untuk membentuk sebuah ilustrasi yang baik adalah harus komunikatif, informatif dan mudah dipahami. Ilustrasi harus memiliki kualitas yang memadahi dalam aspek seni maupun pengerjaan (Supriyono, 2010). Dapat disimpulkan ilustrasi merupakan penggambaran objek yang mempermudahkan penyampaian yang diterima indra penglihatan dan pendengaran. Seperti media cetak koran, video, dan gambar. Dalam kategori jenisnya, Ilustrasi selalu berkembang dan memiliki gaya khas masing-masing yang berbeda dari setiap ilustrator, sehingga jenisnya sendiri menjadi sangat variatif dan tidak dapat dibatasi kreatifitasnya.

Pada dasarnya ilustrasi memiliki dua tipe grup besar pertama ada ilustrasi tradisional yaitu tipe ilustrasi yang bermain pada kreatifitas ilustratornya menggunakan tangan dengan media langsung pada objek gambar tanpa bantuan media digital dan kedua ilustrasi modern yaitu ilustrasi yang menggunakan media digital serta aplikasi seperti Photoshop, 3DMaya, AI, dll yang terkomputerisasi sehingga membantu pengerjaan menjadi lebih cepat (Bilyana. 2017).

Menurut Bing Bedjo Tanudjaja (2002) mengatakan ada beberapa jenis

ilustrasi yang umum digunakan, dan dibagi kedalam dua bagian, yakni (hlm 174):

(16)

1. Ilustrasi berdasarkan teknik pembuatannya:

a. Manual: teknik gambar yang menggunakan tangan dan tidak dibantu mesin.

b. Fotografi piktorial: teknik gambar yang menggunakan teknik fotografi.

c. Komputer: teknik gambar yang menggunakan alat konputer yang terkontrol dan otomatis serta relatif singkat

d. Kubisme sintetik atau kolase: membuat kesatuan dari macam- macam bahan seperti kertas, kain, dan media wujud lainnya.

e. Photomontage: hampir sama dengan kolase namun menggunakan foto-foto digital.

2. Ilustrasi yang berdasarkan corak atau gaya gambar:

a. Ilustrasi realistis: merupakan corak atau gaya gambar ilustrasi yang menggambar objek nyata sesuai dengan penglihatan.

b. Ilustrasi dekoratif: merupakan corak atau gaya gambar ilustrasi yang memainkan unsur garis, bidang, warna, dan komposisi agar tidak datar dan monoton.

c. Ilustrasi kartunal: merupakan corak atau gaya gambar ilustrasi yang

biasanya menggunakan bentuk yang lucu dan bentuknya mengalami

perubahan / distorsi.

(17)

d. Ilustrasi ekspresionis: merupakan corak atau gaya gambar ilustrasi yang memiliki kebebasan berekspresi dalam pembuatan karya dan sifatnya bebas.

e. Ilustrasi surealistis: merupakan corak atau gaya gambar ilustrasi berupa gambaran tentang khayalan atau mimpi

f. Ilustrasi absurd: merupakan corak atau gaya gambar ilustrasi yang gambar-gambarnya tidak masuk akal dan hanya untuk kepentingan tertentu.

Berdasarkan jenis-jenis diatas biasanya sang ilustrator yang berkerja untuk sebuah video atau film memaksimalkan penggunaan ilustrasi dalam video sebagai pendukung dalam cerita yang mudah diterima oleh manusia. Sang ilustrator tersebut memerlukan pengetahuan umum mengenai harmoni visual seperti kombinasi warna, komposisi, kontras, dinamik, dan aspek estetik lainnya serta tambahan audio yang mendukung kejelasan dari cerita tersebut. Sehingga pentingnya agar terciptanya suasana cerita yang membangun emosional yang ingin disampaikan.

Gambar 2.5-1. Contoh gaya khas ilustrator ternama indonesia Henryca Citra

(https://www.deviantart.com/henryz)

(18)

Ilustrasi memiliki berbagai macam pendukung visual untuk melengkapi arti dari sebuah cerita tersebut. Bahkan berbagai variasi tersebut tergantung pada ciri yang khas diberikan oleh ilustratornya. Jadi ilustrasi bisa berkembang mengikuti perkembangan setiap zaman. Mulai dari style gambar, cara pewarnaan, dan kreatifitas lainnya dari sang ilustrator. Pendukung-pendukung ilustrasi tersebut membuat sebuah suasanya cerita yang bervariatif penyampaiannya.

2.5.1. Narrative Illustration

Ilustrasi naratif merupakan salah satu jenis gaya ilustrasi dekoratif yang menceritakan sebuah kisah atau visualisasi dari kejadian cerita sejarah yang ditunjukan dengan gambar untuk membangun imajinasi sebagai bentuk kebenarannya (Small, 1999). Pada dasarnya ilustrasi naratif ini digunakan sebagai metode penyampaian cerita lampau yang sebelumnya tidak memiliki gambaran dokumentasi kondisi aslinya yang kemudian dibuatlah visualisasi dengan gambar yang mendekati kondisi aslinya untuk menunjukan gambaran sebenarnya dari cerita lampau tersebut.

Ilustrasi naratif memiliki karakteristik semi realis tidak harus seperti aslinya

dan pada tahap pembuatanya pun boleh menggunakan foto atau referensi shot yang

kemudian boleh ditambahkan garis, bidang, cahaya, bayangan, warna, dsb untuk

melengkapi gambar cerita tersebut (Lockwood, 2014). Pada kesimpulannya gaya

(19)

ilustrasi naratif ini berkesan bebas dan imajinatif karena membuat visualisasi untuk sebuah cerita baik itu fiksi ataupun sejarah.

Gambar 2.5-2. Contoh ilustrasi naratif bentuk naga dalam film game of thrones

(https://www.fromthegrapevine.com)

2.5.2. Warna

Warna merupakan wujud pembeda yang ditangkap oleh indra penglihatan dalam melihat sesuatu. Dalam video atau film, warna berarti bentuk tatanan cahaya yang ditampilkan pada layar monitor. Warna merupakan elemen penting yang bertujuan untuk memberi pesan dan arti yang ingin disampaikan, sehingga warna dapat menunjukan kesan dan pesan tertentu sesuai dengan kondisi pengamatnya.

Penggunaan dan pemilihan warna sendiri sangat membantu dalam estetika

keindahaan karya tersebut dan tentunya menambah nilai yang akan membuat mata

penontonnya terkesima. Menurut Fisher (2010), Warna dapat menampilkan sebuah

identitas dan mengekspresikan emosi yang ingin disampaikan oleh seseorang

(20)

karena dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan mood seseorang dan bisa menghasilkan persepsi yang berbeda dari setiap orang.

Dalam warna memiliki sebuah skema warna atau pencocokan warna dari berbagai macam warna yang disebut harmoni warna. Bila menggunakan teknik komputer maka akan menggunakan aplikasi tertentu untuk mewarnai dan pada aplikasi pada umumnya desain skema warna-warna sudah dipisahkan menjadi satu warna dominasi yang sering digunakan pada desain dan warna tersebut lebih menonjol dibandingkan dengan warna lain (Janie Kliever, 2000).

Gambar 2.5-3. Contoh harmoni warna

(https://www.canva.com/id_id/belajar/teori-warna/)

Berikut merupakan penjelasan dari warna harmoni yaitu:

(21)

1. Monokromatik: berbagai shade, tone, atau tint dari satu warna.

contohnya berbagai jenis warna biru dari yang terang sampai gelap.

Tipe skema seperti ini biasanya lebih halus dan konservatif

2. Analog: hue yang berdampingan satu sama lain pada roda warna. Tipe skema seperti ini sangat serba guna dan dapat dengan mudah diaplikasikan pada project desain.

3. Komplementer: berlawanan pada roda warna, seperti merah/hijau atau biru/oranye. Warna komplementer memiliki kontras dan intensitas tinggi, namun juga cukup susah untuk diaplikasikan secara seimbang, dan harmoni.

4. Komplementer-Split: setiap warna pada roda warna ditambahkan dua yang mengapit pelengkapnya. Skema ini memiliki kontras visual yang kuat, namun juga tidak terlalu menonjol dari sebuah kombinasi warna komplementer.

5. Triadic/Komplementer-Ganda: pasangan dua warna komplementer.

Skema ini menarik perhatian, tapi mungkin akan sulit diaplikasikan

lebih dari satu pasang warna komplementer dikarenakan terlalu banyak

warna sulit diseimbangkan. Jika menggunakan tipe skema ini, mungkin

akan memilih satu dari empat warna untuk menjadi dominan dan

mengatur saturasi/value/lain-lain dari beberapa atau semua warna

sehingga semua warnanya bekerja dengan baik pada bagian-bagian

desain, seperti teks dan latar belakang.

Gambar

Gambar 2.2-1. Director turun memberi arahan kepada krunya.
Gambar 2.2-2. Keterlibatan director dalam semua pekerjaan saat produksi untuk  memastikan sesuai konsep
Gambar 2.3-1. Gambar sketsa dinosaurus dalam buku penelitian dengan film Jurassic  Park
Gambar 2.3-2 contoh penggunaan seting dan properti suasa tempo dulu dalam film  Soekarno 2013
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 1 tampak baik simulasi pada data suhu udara maupun data kecepatan angin memiliki rataan yang lebih mendekati data setelah menggunakan algoritma Filter

pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X 1 ) dan daya tahan otot tungkai (X 2 ) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah

karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan merupakan hasil belajar. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan

Kertas ini mengkaji corak kemeruapan harga saham sektor ekonomi di Bursa Malaysia, di samping mengenal pasti sektor yang meruap secara berkelangsungan bagi tempoh masa sebelum,

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kemukiman Pulo Breuh Selatan Kecamatan Pulo Aceh

1) Dalam Pelaksanaannya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sudah menjalankan kewenangannya, sebagaimana kewenanganya yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang

Bu nedenle kredi aynı tarihte (14/12/2014) kapatıldığında ilgili ayda tahakkuk eden peşin komisyon tutarı olan 1.268,81 TL ve geri kalan sekiz aya ilişkin itfa edilmemiş

dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Ditambah dengan pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada tahun 2018, angka ini meningkat dari