• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT

UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT

PENDAHULUAN

Sistem Integrasi Ternak dan Kelapa Sawit telah berkembang dengan berbagai macam variasi dan konfigurasi, sesuai dengan tingkat serapan teknologi dan pengkayaan kelembagaan serta lingkungan basis sumber daya tanaman dan masyarakat yang mengembangkannya untuk tujuan usaha taninya. SITT dengan basis tanaman sawit dengan input mekanisasi juga berkembang dalam berbagai versi teknologi, namun masih banyak yang belum memanfaatkan secara optimal kehadiran teknologi mekanisasi kecuali untuk penyediaan pakan alternatif dari pelepah daun kelapa sawit.

Integrasi ternak dengan perkebunan kelapa sawit sangat dibatasi oleh rendahnya hijauan yang eksis di lahan perkebunan kelapa sawit. Tetapi potensi vegetasi hijauan diantara pohon kelapa sawit dapat dimanfaatkan oleh ternak, sehingga integrasi ini sangat menguntungkan yakni hijauan dapat dimanfaatkan oleh ternak yang kemudian diubah menjadi daging dan pihak perkebunan dapat menghemat biaya penyiangan dan meningkatkan produksi rendemen buah segar Pada saat ini telah dikembangkan mesin pencacah pelepah sawit oleh Balai Besar Mekanisasi Pertanian, badan litbang Pertanian. Pelepah yang masih ada daunnya langsung masuk mesin pencacah pelepah sawit dan hasilnya langsung bisa dimakan ternak. Dengan penggunaan mesin sawit ini, hasil pakan ternak bisa melebihi kebutuhan pakan ternak hari itu, maka perlu adanya pengawetan pakan ternak tersebut yaitu dengan pembuatan silase pelepah sawit yang sudah dicacah. Bahan campurannya yaitu : molasses, pols, dedak dan onggok. Penyimpanan silase bisa dari drum plastik kedap udara, silase dapat disimpan/dipakai sebagai pakan ternak sampai tahunan atau bisa juga pelepah sawit yang sudah dicacah sebagai bahan dasar pembuatan pellet.

METODOLOGI

Metode pengkajian yang dilakukan adalah dengan pengkajian lapang di Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau. Alsin yang digunakan adalah shreeder buatan Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Serpong. Kemudian pelepah sawit dicacah dan diberikan kepada sapi sesuai dengan perlakuan yang

(2)

dirancang. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisa secara deskriptif. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Koordinasi dan survey lokasi serta penentuan petani-peternak kooperator Koordinasi dilakukan ke dinas terkait kabupaten Sekadau untuk selanjutnya di tentukan lokasi dan petani kooperator pengkajian. Lokasi yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari dinas terkait dan potensi pengembangan integrasi sapi- kelapa sawit.

b. Pengujian mesin pencacah pelepah kelapa sawit

Mesin yang digunakan adalah mesin pencacah pelepah kelapa sawit kapasitas kerja lapang 300 kg/jam buatan BB Mektan, Serpong. Persiapan mesin dilakukan dengan pemeriksaan terhadap kelayakan teknis dan fungsi dari semua komponen. Pada tahap pertama dilakukan uji fungsional untuk mengetahui apakah komponen/bagian dari mesin pencacah sudah bekerja dengan baik dan selanjutnya dilakukan uji unjuk kinerja yang berhubungan dengan kapasitas kerja mesin, efisiensi dan penggunaan bahan bakar

c. Pembuatan bangunan/ gedung Fermentasi

Pelepah yang telah dicacah dalam jumlah yang banyak akan difermentasi difermentasi sehingga diperlukan ruang/gedung fermentasi untuk menampung pelepah yang telah dicacah tersebut. Gedung ini juga berfungsi agar terjadi kontinuitas ketersediaan pakan sapi untuk waktu yang cukup lama.

d. Pemanfaatan hasil cacahan menjadi pakan ternak

Pelepah sawit yang telah terpotong dengan berbagai ukuran kemudian di fermentasi dengan bahan fermentasi seperti probion, dan selanjutnya ditambah dengan bahan-bahan pakan lainnya yaitu gula merah, dedak, ampas sagu, garam dan sebagainya. Pakan dari pelepah berupa bahan segar dan hasil fermentasi ini kemudian diberikan kepada sapi sesuai dengan perlakuan (Kontrol dan beberapa campuran bahan pakan tambahan) untuk kemudian dianalisa dan ditabulasi datanya.

e. Analisa ekonomi

Analisa finansial digunakan untuk mengetahui biaya pokok dari operasional mesin dan pengolahan pelepah sawit menjadi pakan ternak.

(3)

PRODUK TARGET

- Rekomendasi paket teknologi mesin pencacah pelepah kelapa sawit untuk pengolahan pakan ternak guna mendukung integrasi ternak-kelapa sawit di Kalimantan Barat

HASIL YANG TELAH DICAPAI 1. Pertemuan Koordinasi di Tingkat Provinsi Kalbar

Kegiatan penelitian ini dimulai dengan melakukan pertemuan koordinasi dengan stake holder di propinsi Kalimantan Barat yaitu Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar dan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalbar. Dari koordinasi yang diadakan diperoleh informasi mengenai kondisi SITT di Kalbar :

 Kegiatan SITT Sawit-Sapi di Propinsi Kalimantan Barat sudah mulai dilaksanakan di beberapa lokasi pengembangan perkebunan sawit melalui program dari APBN 2007 s/d 2010 yang dikelola oleh Dinas Perkebunan (Provinsi dan Kabupaten) dalam bentuk bantuan sapi, kandang kelompok dan alat mesin pencacah (chopper). Kegiatan-kegiatan tersebut terkait dengan program nasional PSDK 2014.

Sudah terjadi koordinasi awal antar dinas sebagai bentuk backup distribusi sapi, kandang dan chopper mendukung SITT Sawit-Sapi.

 Dinas Perkebunan dan Peternakan provinsi menyarankan untuk kegiatan awal SITT Sawit-Sapi diarahkan ke Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sintang. Kedua wilayah tersebut mempunyai kelompok tani perkebunan sawit-sapi yang telah mendapat bantuan sapi, kandang kelompok, chopper dengan kondisi & fungsi kelembagaan kelompok termasuk baik.

2. Pertemuan Koordinasi di Tingkat Kabupaten Sekadau

Dari diskusi yang dilakukan dengan tim peneliti BPTP Kalbar maka Kabupaten yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kabupaten sekadau.

Selanjutnya dilakukan koordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sekadau Provinsi Kalbar. Hasil pertemuan di Kabupten Sekadau diperoleh informasi bahwa Program SITT Sawit-Sapi di kabupaten Sekadau telah berjalan sesuai program PSDK melalui bantuan sapi dan prasarana pendukung yang dikoordinir oleh Ditjen Perkebunan (dana APBN) sejak tahun 2007 dan terealisir tahun 2008.

(4)

3. Pertemuan dengan petani-peternak Kooperator

Berdasarkan arahan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sekadau maka petani-peternak kooperator yang akan dijadikan mitra kerjasama dalam penelitian ini adalah Gapoktan Lembu Andini, Dusun Segori, Desa Gonis Tekan, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau Provinsi Kalbar. Dari hasil survey dan pertemuan yang dilakukan dengan petani-peternak kooperator diperoleh bahwa kelompok sudah pernah menerima bantuan mesin pencacah kapasitas 500-600 kg/jam tetapi tidak dipakai karena hasil cacahan masih panjang, melukai lambung. Kelompok tani sudah pernah diajak studi banding ke Lolitnak Grati, mendapat gambaran bahwa hijauan pakan dari pelepah harus dicacah sangat lembut atau dari jerami padi (di Grati tidak tersedia pelepah sawit). Permasalahan yang muncul setelah sapi diberi pakan dengan cacahan yang terlalu lembut adalah tidak bisa mengeluarkan kotoran sehinga mati.

Adapun sfesifikasi mesin pencacah yang ada di kelompok tani ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Komponen-komponennya dibuat dari; besi canal, besi siku, plat esser, plat potongan, pisau baja sebanyak 40 pisau terdiri dari 1 buah pisau statis dan 39 pisau dinamis. Dimensi dari alat pencacah kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Panjang : 2000 mm

Lebar : 850 mm

Tinggi : 1200 mm

Berat : 249 kg

Kapasitas : 500-600 kg Pisau Statis : 1 Pisau

Dinamis : 3 Pisau dan 36 pemukul RPM Optimal Poros : 1500

Transmisi : V belt ukuran B 49 = 2 buah Power : Mesin diesel 11 Hp

Bahan bakar : Solar

Tipe : Radiator

Rpm max mesin : 2400

Starter : Engkol

(5)

 Bagian-bagian utama mesin pencacah pelepah sawit yang ada di kelompok tani adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Mesin pencacah pelepah sawit di desa Gonis Tekan kapasitas 500 kg/jam a. Kerangka

b. Hoper/Meja pengumpan c. Kisi-Kisi Concaf

d. Outlet/Pengluaran e. Transmisi

f. Komponen pisau g. Mesin Penggerak

 Proses pencacahan menggunakan mesin pencacah untuk pembuatan hijauan pakan ternak dari pelepah kelapa sawit dapat digambarkan dalam diagram berikut :

DIAGRAM ALUR PROSES

LIMBAH Pemilahan Sampah

Pengecilan ukuran

Masuk melalui Hopper

Masuk ke ruang cacah

Dicacah oleh pisau

Dihaluskan

Pengayakan/penyaringan

Hasil ukuran 1-5 cm Hasil

Gambar 2. Diagram Proses pencacahan pelepah sawit

(6)

Penyediaan hijauan pakan menjadi masalah pengandangan secara berkelompok sehingga sampai saat ini sapi masih digembalakan di kebun.

Demikian pula belum diketahuinya komposisi pakan yang baik oleh Keltan/Gapoktan. Petani belum bisa memanfaatkan bungkil inti sawit maupun solid limbah pabrik karena faktor jarak pengambilan dari pabrik kelapa sawit milik perkebunan Multi Prima Takai. Penyediaan hijauan pakan dari pelepah sawit dianggap belum menjadi kendala oleh petani karena tersedianya rumput, namun petani mulai merasakan adanya keterbatasan lahan penggembalaan/penyediaan rumput.

Untuk menunjang keberlanjutan/kontinuitas ketersediaan pakan ternak hasil pengolahan maka direncanakan akan dibangun suatu gedung tempat penampungan hasil cacahan pelepah yang mana cacahan tersebut akan di fermentasi dan disimpan untuk jangka waktu tertentu. Hasil fermentasi olahan dapat juga ditambah dengan bahan pakan tambahan lain untuk meningkatkan kadar nutrisi pakan tersebut.

KESIMPULAN

1. Secara umum kondisi dan fungsi Gapoktan & Gapoknak termasuk baik dalam hal adopsi teknologi, kemampuan untuk berinovasi dan melayani kebutuhan anggota. Untuk meningkatkan tingkat keberdayaan kelembagaan kelompok maupun gabungan kelompok perlu pendampingan dari institusi pemerintah/swasta yang terkait dengan SITT Sawit-Sapi

2. Mesin pencacah kapasitas 500-600 kg/jam tidak dipakai karena hasil cacahan masih panjang dan melukai lambung sehingga diperlukan modifikasi dan uji kinerja mesin untuk memperoleh hasil cacahan yang sesuai yang dilanjutkan dengan fermentasi dan penambahan bahan pakan untuk mendapatkan formula pakan ternak yang bernutrisi tinggi dan disukai ternak.

3. Untuk menunjang keberlanjutan/kontinuitas ketersediaan pakan ternak hasil pengolahan maka diperlukan suatu gedung tempat penampungan hasil cacahan pelepah yang mana cacahan tersebut akan di fermentasi dan disimpan untuk jangka waktu tertentu.

Gambar

Gambar 1. Mesin pencacah pelepah sawit di desa Gonis Tekan kapasitas 500 kg/jam  a.  Kerangka  b

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Handiyatmo (1999), semakin kecil ukuran partikel adsorben maka semakin banyak adsorbat yang terserap. Hal ini disebabkan karena ukuran partikel yang

Dengan di temukannya gejala-gejala penyakit pada gigi dan mulut dan metode inferensi yang digunakan forward chaining yang timbul atau tampak maka akan mempermudah dalam

Menurut PP Nomor 60 Tahun 2014, Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja

a) Guru memberikan beberapa soal tiket masuk kelas (menggunakan kartu soal) untuk mengingatkan materi yang sudah dipelajari yaitu pembulatan ke satuan terdekat dengan

Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Monopoli Matematika (MONIKA) dapat menggali ide atau konsep yang ada di pikiran siswa, membuat siswa saling

a) Aspek kualitas, sumber potensial di Kabupaten Malang adalah embung dan mata air dengan kondisi sangat terbatas. PDAM Malang dapat dimanfaatkan sumber air tersebut dengan cara

Seharusnya, Maniam perlu merangsang ego supaya berfikiran positif dengan membaiki keadaan dengan cara yang betul, namun ego yang kalah dengan tuntutan id memakan diri

Pengukuran dilakukan dengan dua cara: (1). Penguburan dalam tanah sampah, dengan interval waktu pengamatan setiap 4 hari untuk melihat perubahan yang terjadi pada sampel film