• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGHADAPI MEA 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGHADAPI MEA 2015"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Jakarta, 12 Oktober 2014

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGHADAPI MEA 2015

Disampaikan oleh:

Dr. MUH. MARWAN, M.Si

Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah

(2)

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum.

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

TUJUAN NEGARA DALAM ALINEA IV PEMBUKAAN UUD 1945

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2

(3)

Sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan :

 Pelayanan publik;

 Pemberdayaan masyarakat;

 Peran serta masyarakat;

 Daya saing daerah;

P E M E R I N T A H A N D A E R A H

(4)

dengan memperhatikan prinsip:

 Demokrasi;

 Pemerataan;

 Keadilan;

 Kekhasan suatu daerah;

P E M E R I N T A H A N D A E R A H ( l a n j u t a n )

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

4

(5)

U R U S A N P E M E R I N T A H A N

KONKUREN ABSOLUT

1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA

4. YUSTISI

5. POLITIK LUAR NEGERI

6. MONETER &

FISKAL

PILIHAN

Pertambangan, Perdagangan, dll.

Kes, Pendidik, PU, dll.

WAJIB

Dibagi berdasarkan kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi

URUSAN

PEMERINTAHAN UMUM

YAN DASAR NON YAN DASAR S P M

PEMBANGUNAN DAERAH

(6)

P E M B I N A A N D A N P E N G A W A S A N

PEMERINTAH

MENDAGRI

Pembinaan Pengawasan

Binwas Umum Binwas Teknis

K/L

Secara Nas.

DIKOORDINASIKAN

MENDAGRI Provinsi

Gubernur sbg wakil Pem.

Binwas umum & teknis Kab/Kota

(7)

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

 Untuk menyusun Perda ttg Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan Kabupaten / Kota Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan Permendagri No. 47 tahun 2012 ttg Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah Ttg Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

(8)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

8

(9)

melalui

Pendekatan Sektoral

Pendekatan KEWILAYAHAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

Diarahkan untuk mengatasi kesenjangan wilayah &

pemerataan pembangunan

Bentuk Usaha/

Manajemen Pengelolaan/Metoda

pencapaian target pembangunan daerah

(10)

Strategi Pengembangan Wilayah

(berdasarkan keunggulan dan potensi strategis wilayah)

 Potensi strategis wilayah merupakan basis dalam rangka meningkatkan daya saing wilayah untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

 Pendekatan potensi strategis wilayah menghasilkan 4 (empat) klasifikasi daerah dengan karakteristik yang

berbeda-beda, yaitu:

1)

daerah bertumbuh maju dan cepat (rapid growth region);

2)

daerah maju tapi tertekan (retarted region);

3)

daerah berkembang cepat (growing region); dan

4)

daerah relatif tertinggal (relatively backward region).

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

10

(11)

Model pengembangan wilayah yang dapat diterapkan untuk masing-masing daerah adalah sebagai berikut:

1) Berpotensi Tinggi (tipologi 1 & 2)  pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) , Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), Koridor Ekonomi (MP3EI).

2) Berpotensi Sedang (tipologi 3)  pengembangan KSCT.

3) Berpotensi terbatas (tipologi 4) penerapan program

Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT).

(12)

53

21

13

42

17

10

Zona Sumatera

Zona Jawa Zona Kalimantan

Zona Sulawesi

& Maluku

Zona Bali, NTB,

& NTT

Zona Papua

Jumlah KSCT Menurut Zona Kepulauan

Kabupaten/Kota

69 87

KSCT di KBI dan KTI

Kawasan Barat Indonesia Kawasan Timur Indonesia

Penetapan KSCT bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif produk unggulan daerah dan daya Tarik kawasan pasar di local, regional, nasional, dan internasional.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

12

(13)

RPJPN

DIPERHATIKAN

PEDOMAN

5 TAHUN

PEDOMAN

PEDOMAN DIJABARKAN

DIJABARKAN 20 TAHUN

DIACU

RPJMN RKP

RPJPD PROV

RPJMD PROV

RKPD PROV

RENSTRA SKPD PROV

RENJA SKPD PROV

DIACU DIACUDAN DISERASIKAN

DIPERHATIKAN

PEDOMAN

DIJABARKAN

PEDOMAN

1 TAHUN

DIACU

RPJPD K/K

RPJMD K/K

RKPD K/K

DIACU

RENSTRA RENJA

RENSTRA

K/L RENJA

K/L

PEDOMAN PEDOMAN

DIACU DAN DISERASIKAN

PEDOMAN DIACU

PEDOMAN

RAPBN

RAPBD PROV

RAPBD K/K

PEDOMAN

PEDOMAN

PEDOMAN

R T R W

&

P W

(14)

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

NOMOR 9 TAHUN 2014 TTG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH (PUD)

1. Potensi ekonomi daerah perlu dikembangkan secara optimal menjadi

produk unggulan daerah yang berdaya saing dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah;

2. Menjamin tercapainya sasaran pengembangan produk unggulan daerah yang didukung dengan peningkatan kapasitas kelembagaan daerah yang mandiri dan tangguh serta menuangkan pengembangan produk unggulan daerah dalam dokumen perencanaan daerah.

3. Pemerintah daerah berwenang menyusun dan menetapkan PUD setiap tahun dengan Keputusan Gubernur dan Keputusan Bupati/Walikota

4. Gubernur dan Bupati/Walikota melalui SKPD menyusun rencana pengembangan PUD jangka panjang daerah dan jangka menengah daerah.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

14

(15)

STRATEGI PENGEMBANGAN PUD

1. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) 2. Pengembangan Kelembagaan

3. Pengembangan Teknologi Tepat Guna 4. Pemberdayaan Aspek Pemasaran

5. Perbaikan iklim Investasi

(16)

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 061/3023/SJ Tanggal 9 Agustus 2012 Tentang Percepatan Pelimpahan Kewenangan Perizinan dan Non Perizinan Berusaha di Daerah Kepada Lembaga PTSP.

 Peraturan Prersiden Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang intinya :

1. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memperpendek proses pelayanan guna mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau dilaksanakan suatu pelayanan terpadu satu pintu;

2. menyatukan proses pengelolaan pelayanan baik yang bersifat pelayanan perizinan dan non perizinan.

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

16

(17)

APRESIASI

APRESIASI

SUPPORT SUPPORT YANG SUDAH

MELAKSANAKAN PTSP

494 DAERAH

32 PROVINSI 365 KABUPATEN

97 KOTA

YANG BELUM MELAKSANAKAN

PTSP

51 DAERAH

2 PROVINSI 48 KABUPATEN

1 KOTA

BENTUK LEMBAGA

494 DAERAH

BADAN: 177 DAERAH DINAS: 6 DAERAH KANTOR: 288 DAERAH

UNIT: 22 DAERAH

(18)

TUPOKSI MASING-MASING K/L DALAM TPID

Sesuai dengan MoU No. MOU-01/M.EKON/03/2011; No.13/I/GBI/DKM/NK; dan No. 300-194 tentang Koordinasi Pemantauan dan Pengelolaan Inflasi Daerah.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

18

(19)

TPID telah terbentuk di seluruh Provinsi (34), Kota (82), Kab. (224), data per 6 November 2014

Untuk basis perhitungan inflasi, yang ditetapkan oleh Badan Pusat statistik (BPS) yaitu 82 Kota di Tahun 2014 yang sebelum Tahun 2014 berjumlah 66 Kota

Dengan adanya Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 027 Tahun 2013 tentang Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa di Daerah, TPID akan berada di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia, sehingga peran TPID akan semakin strategis, terutama dalam upaya pengembangan ekonomi domestik dan stabilitas harga yang mendukung pencapaian prioritas nasional.

340

82 34 224

Total TPID TPID Prov TPID Kota TPID Kab

(20)

MAKSUD:

Untuk memberikan kepastian hukum dan sarana pemberdayaan bagi pelaku usaha Mikro dan Kecil dalam mengembangkan usahanya.

PERATURAN PRESIDEN No. 98 Tahun 2014 Tentang

PERIZINAN UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL (IUMK)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

20

(21)

1. Mendapatkan kepastian & perlindungan dalam berusaha;

2. Mendapatkan kemudahan dalam akses pembiayaan ke lembaga keuangan bank dan non bank;

3. Mendapatkan kemudahan dalam pemberdayaan dari pemerintah, pemerintah daerah dan/atau lembaga lainnya.

Contoh pemberian kemudahan :

- Izin terhadap pelaku usaha mikro dan kecil diberikan oleh Camat dan dapat didelegasikan ke Lurah / Kades.

- IUMK diberikan dalam bentuk naskah satu lembar.

Contoh pemberian Insentif :

- Pemberian IUMK kepada usaha mikro dan kecil tidak dikenakan biaya, retribusi, dan/atau pungutan lainnya.

(22)

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

22

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan

Surat penugasan (clinical appoinment) adalah surat yang diterbitkan oleh kepala puskesmas kepada seorang dokter atau dokter gigi untuk melakukan tindakan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang baik dengan pelanggan tidak dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan

Nilai Effort Rate (ER) yang digunakan dalam metode estimasi UCP memiliki nilai yang bervariasi mulai dari 4 sampai 35 man-hours, sehingga akan membuat sulit pengembang pemula

Untuk itu, metode pendekatan yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut; pertama upaya perubahan perilaku dari anggota kelompok mitra yaitu pendampingan

Dari keseluruhan simulasi studi kasus jalan Tol Solo – Kertosono terhadap hasil jajak pendapat yang berupa skenario dukungan pemerintah, didapatkan bahwa bentuk dukungan

Penerapan metode regresi time series menghasilkan hasil yang baik dengan R-Sq 97,07% dan MAPE 7,09%, dengan menggunakan ANFIS dengan membership function generalized bell dan

No Nama Instansi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lain Rincian Jenis Data dan Informasi Deskripsi Bentuk Data Penyampaian Cara Penyampaian Pertama Kali Penyampaian Jadwal