• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya JTRESDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya JTRESDA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JTRESDA

Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/

*Penulis korespendensi: ahimsasumule@gmail.com

Studi Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik di Rest Area

Kedungmlati Jalan Tol Jombang-Mojokerto Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur

Ahimsa Rama Pagayang Sumule1*, Emma Yuliani1, Tri Budi Prayogo1

1Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Jl. M.T. Haryono 167, Malang, (65145), INDONESIA

*Korespondensi Email : ahimsasumule@gmail.com

Abstract: Based on the data from several sources, domestic waste processing in Jombang district not qualified in some case do not have a domestic waste processing system so that the domestic waste water directly to drainage channel even into a body of river such as in Kedungmlati Rest Area. The processing system is Wastewater Treatment Plant (WWTP) with an anaerobic system that using microorganism to disentangle the pollution on waste. Based on the sample testing that has been done, there are 5 parameters that used on Wastewater Treatment Plant such as, Degrees of Acidity, Byological Oxygen Demand, Chemical Oxygen Demand, Total Suspended Solid, and Oil and Fat, where there are 3 parameters that not qualify the quality standard that are BOD with value 135,6 mg/L, COD with value 315,3 mg/L, and TSS with value 950 mg/L. After the calculation done, the value of those three parameters has a reduced such as BOD with value 2,5 mg/L, COD with value 5,7 mg/L, and TSS with value 4,3 mg/L. So that the Waste Water Treatment Plant with an anarobic system can reduce the value of the three parameters and qualify the quality standard that applied.

Keywords: anaerobic system, domestic waste processing, wastewater treatment plant

Abstrak: Berdasarkan data dari beberapa sumber, pengolahan limbah domestik di kabupaten Jombang belum memenuhi syarat bahkan ada yang belum memiliki sistem pengolahan limbah domestik sehingga air buangan limbah domestik langsung menuju ke saluran drainase bahkan ke badan sungai seperti pada Rest Area Kedungmlati. Salah satu cara agar limbah domestik memenuhi standar baku mutu yang berlaku yakni dengan adanya suatu sistem pengolahan yang dapat mengurangi pencemaran air sungai dan air tanah serta berbagai masalah lain yang dapat merusak kelestarian lingkungan. Sistem pengolahan tersebut adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan sistem pengolahan secara anaerobik yang memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan

(2)

577 bahan pencemar pada limbah. Berdasarkan hasil pengujian sampel yang telah dilakukan, terdapat 5 parameter yang digunakan pada IPAL ini seperti pH, BOD, COD, TSS, serta Minyak dan Lemak, dimana terdapat 3 paramater yang belum sesuai dengan standar baku mutu yaitu BOD sebesar 135,6 mg/L, COD sebesar 315,3 mg/L, dan TSS sebesar 950 mg/L. Setelah dilakukan perhitungan, nilai dari ketiga parameter tersebut berkurang yaitu BOD sebesar 2,5 mg/L, COD sebesar 5,7 mg/L, dan TSS sebesar 4,3 mg/L. Sehingga IPAL dengan sistem anaerobik ini dapat menurunkan kadar dari ketiga parameter tersebut dan sesuai dengan standar baku mutu yang berlaku.

Kata kunci: ipal, pengolahan limbah domestik, sistem anaerobik

1. Pendahuluan

Maraknya pembangunan jalan tol dimana-mana merupakan dampak dari tingkat kemacetan yang semakin hari semakin tinggi. Sehingga banyak pengendara khususnya mobil, bus, truk (pengangkut barang) memilih jalan tol sebagai alternatif mereka agar terhindar dari masalah kemacetan dan mempersingkat waktu dari suatu tempat ke tempat lain. Jalan tol sendiri dilengkapi dengan rest area bagi para pengguna jalan tol untuk beristirahat sejenak setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Pada rest area sendiri terdapat beberapa fasilitas seperti: toilet, musholla, taman, kantin, dan minimarket. Dari beberapa fasilitas yang ada di rest area akan menghasillan limbah domestik yang berasal dari pengguna jalan tol yang mampir di rest area tersebut. Jika sistem pengolahan limbah di rest area tidak memenuhi syarat atau tidak ada sama sekali akan menimbulkan berbagai masalah terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat.

Berdasarkan berita dari National Geographic Indonesia tanggal 17 Juli 2016, sebanyak 67,94 % sungai di Indonesia tercemar berat oleh limbah domestik yang asalnya dari kegiatan mencuci, memasak, mandi, dan lain-lain [1]. Pada tahun 2013 di Kabupaten Jombang memiliki potensi beban pencemaran oleh air limbah sebesar 65,5% bersumber dari buangan mandi, cuci dan 37,5 % dari WC. Dengan pertumbuhan penduduk sebesar 4% setiap tahun, dapat dibayangkan betapa besar potensi pencemaran sungai akibat air limbah domestik. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang pada tahun 2008 dari tiga kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang yakni, kecamatan Jombang, Peterongan, dan Diwek dengan jumlah kepala keluarga sekitar 77.856 dan 58,6% diantaranya masih membuang air limbah rumah tangga langsung ke badan sungai atau saluran drainase tanpa diolah terlebih dahulu [2].

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengolahan limbah domestik di kabupaten Jombang belum memenuhi syarat bahkan ada yang belum memiliki sistem pengolahan limbah domestik langsung menuju ke saluran drainase atau ke badan sungai.

Studi ini bertujuan untuk melakukan perencanaan terhadap pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah pada Rest Area Kedungmlati Jalan Tol Jombang-Mojokerto agar limbah domestik yang dihasilkan bisa diolah terlebih dahulu sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan dan mencegah terjadinya masalah lingkungan dan kesehatan.

2. Metodologi 2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berada di Rest Area Kedungmlati Jalan Tol Jombang-Mojokerto, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Kondisi air buangan di Rest Area Tol Jombang Kedung Mlati berasal dari berbagai macam sumber antara lain: limbah domestik yang berupa air sabun atau deterjen, minyak lemak dan buangan tinja. Limbah cair domestik yang berasal dari berbagai sumber tadi akan langsung menuju saluran drainase tanpa melalui suatu sistem pengolahan limbah yang memadahi dan jika dibiarkan akan menimbulkan banyak permasalahan baru yang dapat menurunkan kualitas hidup

(3)

578

masyarakat [3]. Semua jenis air buangan tersebut perlu adanya pengolahan sehingga air buangan tidak mencemari lingkungan. Jenis sistem drainase di Rest Area Jalan Tol Jombang Kedungmlati merupakan sistem drainase terbuka sehingga dapat digunakan untuk mengalirkan air hujan untuk menghindarkan terjadinya genangan air. Air buangan dari rumah tangga atau sumbernya dialirkan melalui saluran sekunder yang berupa saluran air buangan di depan bangunan Rest Area, kemudian langsung dialirkan ke sungai atau saluran primer. Oleh sebab itu, kapasitas air limbah saluran drainase di Rest Area Tol Jombang Kedungmlati masih belum layak untuk di buang ke badan air karena masih banyak mengandung limbah buangan dari kandang rumah warga, dan juga masih banyak sampah yang ada di dalam saluran drainase terutama di saluran primer karena kurangnya kesadaran masyarakat, maka perlu adanya review untuk pembangunan saluran air limbah (IPAL) yang layak dan memenuhi kapasitas pengunjung yang ada sehingga air limbah yang keluar dari saluran IPAL layak untuk dibuang ke badan sungai dan drainase terbuka.

2.2 Data, Alat, dan Bahan

Data yang dibutuhkan untuk perencanaan ini meliputi : 1. Data Primer

Data ini diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan, data ini tediri dari sumber-sumber limbah cair domestik, data jumlah pengunjung rest area, dan data kualitas air limbah.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait seperti data topografi yang berhubungan dengan penentuan lokasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Selain itu, pada penelitian ini digunakan 5 parameter kualitas air yaitu kebutuhan oksigen biologi (BOD), kebutuhan oksigen kimia (COD), TSS, derajat keasaman (pH), serta minyak dan lemak [4].

Tahapan pengambilan sampel sangat penting agar memperoleh contoh limbah cair yang berasal dari aktivitas atau kegiatan sehari-hari pengunjung Rest Area Kedungmlati, yang selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Sehingga perlunya ditentukan metode yang akan dipakai pada saat pengambilan sampel dan jumlah dari sampel yang diambil serta alat yang digunakan pada saat pengambilan sampel.

1. Metode Pengambilan Sampel

Berdasarkan SNI 6989-59-2008 mengenai Metode Pengambilan Contoh Air Limbah maka pada penelitian ini dipilihlah metode Grab Sampling sebagai dasar dari pengambilan sampel. Pada metode ini, pengambilan sampel dilakukan pada lokasi atau titik yang telah ditentukan. Dalam hal ini, pengambilan sampel akan dilakukan sebanyak 3 kali [5].

2. Alat Pengambilan Sampel

Peralatan yang digunakan saat pengambilan sampel adalah botol sampel BL 1000 ml, gelas ukur, sarung tangan dan ice box.

3. Tahapan Pengambilan Sampel

a) Menyiapkan alat pengambilan sampel.

b) Mencuci botol sampel dengan air sampel yang akan diisikan ke botol tersebut.

c) Memasukkan air limbah ke dalam botol sampel dengan gelas ukur.

d) Pengisian pada botol akan dilakukan sampai penuh kemudian boto; ditutup untuk mencegah zat-zat lain masuk ke dalam sampel air limbah.

e) Sampel siap dianalisa.

Dalam studi perencanaan pengolahan air limbah ini ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan seperti berikut :

1. Menghitung debit (Q) air limbah yang dihasilkan di lokasi studi berdasarkan data pengunjung di Rest Area Kedungmlati.

2. Menentukan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan jaringan berdasarkan data topografi.

3. Membuat perencanaan konektivitas perpipaan.

4. Menentukan desain teknis pengolahan air limbah.

5. Mengecek kesesuaian kualitas air limbah dengan baku mutu domestik yang berlaku.

6. Menghitung besarnya RAB.

(4)

579 3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Perbandingan Sampel Air Limbah dan Baku Mutu

Dalam studi ini, baku mutu yang dijadikan acuan keberhasilan pengolahan air limbah. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha lainnya. Berdasarkan peraturan tersebut ada 5 parameter yang menjadi acuan penilaian kualitas air limbah di lokasi studi. Dari tabel berikut, ada 3 parameter yang tidak memenuhi standar baku mutu yaitu BOD, COD dan TSS, sementara 2 parameter lainnya memenuhi standar baku mutu yaitu pH serta minyak & lemak [2].

Tabel 1: Perbandingan Kualitas Air Limbah inlet terhadap Baku Mutu yang Berlaku No. Parameter Satuan Standar Baku Mutu Hasil Uji

1. pH - 6 – 9 7,9

2. BOD mg/L 30 135,6

3. COD mg/L 50 315,3

4. TSS mg/L 50 950,0

5. Minyak dan Lemak mg/L 10 5,5

3.2 Perhitungan Debit Air Limbah

Kebutuhan air bersih di kota besar adalah 120 – 150 l/orang/hari, sementara untuk komersial dan sosial dibutuhkan 15% - 30% dari kebutuhan air tersebut sehingga dapat diasumsikan bahwa kebutuhan air untuk kegiatan domestik di rest area adalah 30 l/orang/hari (SNI 6728.1:2015 p.8) [6]. Rata – rata air limbah yang masuk ke jaringan perpipaan adalah 80% dari konsumsi air tersebut (water.lecture.ub.ac.id, 2012 p.11) [7]. Berikut ini merupakan data pengunjung rest area dari periode 4 April 2019 – 7 April 2019, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 2: Data Pengunjung Rest Area Kedungmlati periode 4 April 2019 – 7 April 2019

Tanggal Mobil Bus Truk box

Truk 3 as

Truk 4 as

Truk 6 as

Ʃ Penumpang

Ʃ Kendaraan

4 April 2019 729 42 18 10 0 0 3.036 799

5 April 2019 730 48 66 29 11 2 4449 886

6 April 2019 803 130 100 40 8 5 8036 1086

7 April 2019 844 122 85 31 2 0 7880 1084

Besarnya debit air limbah yang dihasilkan di daerah studi dapat dihitung sebagai berikut :

• Banyaknya unit penghasil limbah di Rest Area Kedungmlati = 8036 orang

• Banyaknya kebutuhan air bersih di Rest Area Kedungmlati = 30 l/orang/hari

• Besarnya debit kebutuhan air bersih di Rest Area Kedungmlati = 8036 x 30 = 241080 l/hari

• Besarnya debit air limbah di Rest Area Kedungmlati = 80% x 241080

= 192864 l/hari

• Sehingga debit total air limbah yang direncanakan = 192864 l/hari

= 2,23 l/detik

= 0,00223 m3/detik 3.3 Perencanaan Konektivitas Perpipaan

Penanaman pipa disesuaikan dengan kemiringan saluran yang telah diperhitungkan agar dapat menerima aliran air limbah dari outlet sumber-sumber limbah yang ada, selain itu juga diperhitungkan

(5)

580

volume tanah yang akan digali untuk menanam pipa dan jumlah pipa yang dibutuhkan pada setiap segmen pipa [8]. Berikut adalah tabel perhitungan penanaman pipa :

Tabel 3: Perhitungan Penanaman Pipa

Notasi Pipa

Panjang (m)

Jumlah Pipa (4m)

Kemirin gan

Elevasi Tanah Elevasi Pipa Kedalaman

Pipa (m) Diamet er (m)

Volume Galian Tanah (m³) Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) P01 2,8 1 0,0140 493,60 493,55 493,10 493,06 0,50 0,49 0,076 0,68 P02 2,6 1 0,0140 493,50 493,45 493,00 492,96 0,50 0,49 0,076 0,63 P03 8,5 2 0,0140 493,55 493,45 493,06 492,96 0,49 0,49 0,076 2,07 P04 11,1 3 0,0110 493,45 493,40 492,96 492,84 0,49 0,56 0,076 3,10 P05 15 4 0,0110 493,40 493,30 492,84 492,68 0,56 0,62 0,076 4,68 P06 7,7 2 0,0110 493,50 493,45 493,00 492,92 0,50 0,53 0,076 2,06 P07 5,9 1 0,0080 493,45 493,40 492,92 492,87 0,53 0,53 0,076 1,57 P08 2,1 1 0,0080 493,40 493,35 492,87 492,85 0,53 0,50 0,076 0,52 P09 5,3 1 0,0080 493,35 493,30 492,85 492,68 0,50 0,62 0,076 1,65 P10 28 7 0,0060 493,30 492,90 492,68 492,51 0,62 0,39 0,076 5,48 P11 1,5 0 0,0060 492,90 492,85 492,51 492,50 0,39 0,41 0,076 0,31

90,5 23 22,75

3.4 Perencanaan Pengolahan Air Buangan

Metode pengolahan air buangan yang dipilih pada penelitian ini terdiri dari bak pengendapan awal, bak biofilter anaerob dengan media sarang tawon, bak pengendapan akhir. Kemudian air hasil olahan ditampung di bak penampung yang dibubuhi dengan klorin [9]. Metode ini dipilih karena tidak membutuhkan lahan yang luas, biaya operasinya rendah, pengelolaannya sangat mudah, tidak mengganggu pemandangan, tidak berisik, dapat menghilangkan beban organik dan padatan tersuspensi yang cukup besar. Berikut merupakan hasil effluent dari proses pengolahan air limbah.

Tabel 4: Hasil Effluent dari Proses Pengolahan Air Limbah

Section

Parameter

BOD COD TSS

mg/L mg/L mg/L

Influent 135,6 315,3 950

Bak Penampungan 135,6 315,3 950

Bak Pengendapan Awal 40% 40% 70%

81,4 189,2 285

Bak Biofilter Anaerob 95% 95% 95%

4,1 9,5 14,3

Bak Pengendapan Akhir 40% 40% 70%

2,5 5,7 4,3

Bak Klorinasi 2,5 5,7 4,3

Effluent 2,5 5,7 4,3

Baku Mutu 30 50 50

(6)

581 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa air limbah yang telah melalui pengolahan telah memenuhi baku mutu yang berlaku yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha lainnya. Nilai BOD berkurang dari 135,6 mg/L menjadi 2,5 mg/L dengan baku mutu 30 mg/L. Nilai COD berkurang dari 315,3 mg/L menjadi 5,7 mg/L dengan baku mutu 50 mg/L. Nilai TSS berkurang dari 950 mg/L menjadi 4,3 mg/l dengan baku mutu 50 mg/L.

3.5 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya dilakukan terhadap sistem perpipaan penyaluran air kotor serta bangunan IPAL. Dalam menentukan Rencana Anggaran Biaya (RAB) diperlukan harga satuan pekerjaan dan masing-masing volume pekerjaan [10]. Berikut perhitungan rencana anggaran biaya dalam studi ini :

Pekerjaan Tanah

Uraian Pekerjaan = Galian tanah Kode analisa = M009 Volume Total = 22,75 m³ Harga satuan = Rp 109.250,00

Jumlah harga = Volume Total x Harga satuan

= 22,75 m³ x Rp 109.250,00

= Rp 2.485.438 Uraian Pekerjaan = Urugan pasir Kode analisa = M001 Volume Total = 0,50 m³ Harga satuan = Rp 230.000,00

Jumlah harga = Volume Total x Harga satuan

= 0,50 m³ x Rp 230.000

= Rp 115.000

Total pekerjaan tanah = Rp 2.485.438 + Rp 115.000

= Rp 2.600.438

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5: Rincian Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

No. Uraian Pekerjaan Kode Analisa Vol.

Total Satuan Harga Satuan

Jumlah Harga (Rp)

I. Pekerjaan Persiapan

1 Analisa kualitas air limbah - 3 sampel 215.600 646.800

2 Pengukuran lahan - 1 Ls 100.000 100.000

Total Pekerjaan Persiapan Lahan 746.800

II. Pekerjaan Tanah

1 Galian Tanah M009 22,75 109.250 2.485.438

2 Urugan Pasir M001 0,50 230.000 115.000

Total Pekerjaan Tanah 2.600.438

III. Pekerjaan Struktur

1 Pasangan Pondasi Batu Kali M011.o 2 369.329 651.496

2 Pasangan Batu Kosong M016 1 437.560 441.060

3 Beton K275 M264.e 37 2.604.180 96.289.570

4 Pembesian dengan Besi Polos M037 1.765 kg 207.689 366.498.394 5 Bekisting untuk lantai dan

dinding M077 58 2.456.618 142.422.429

Total Pekerjaan Struktur 606.302.949

(7)

582

No. Uraian Pekerjaan Kode Analisa Vol.

Total Satuan Harga Satuan

Jumlah Harga (Rp)

IV. Pekerjaan Dinding

1 Cat Dinding Luar M253.g 29 35.446 1.027.491

2 Acian M030.a 667 38.799 25.859.534

3 Plesteran M253.l 580 81.391 47.186.432

Total Pekerjaan Dinding 74.073.457

V. Pekerjaan Perpipaan dan Aksesoris Pipa

1 Pipa PVC tipe AW 2 1/2" M218.e 23 buah 102.924 2.367.250

2 Elbow M407 6 buah 297.528 1.785.168

3 Tee M404 2 buah 1.282.733 2.565.466

Total Pekerjaan Perpipaan 6.717.884

VI. Pekerjaan Lain - lain

1 Pembersihan Lokasi - 1 Ls 166.750 166.750

Total Pekerjaan Lain - lain 166.750

Tabel 6: Rekapitulasi Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga

(Rp)

I. Pekerjaan Persiapan 746.800,00

II. Pekerjaan Tanah 2.600.437,50

III. Pekerjaan Struktur 606.302.948,86

IV. Pekerjaan Dinding 74.073.456,68

V. Pekerjaan Perpipaan dan Aksesoris Pipa 6.717.883,87

VI. Pekerjaan Lain - lain 166.750,00

Jumlah Rp. 690.608.276,91

PPN 10% 69.060.827,69

Jumlah Total 759.669.104,60

Jumlah Total Dibulatkan 759.670.000,00

Terbilang

Tujuh ratus lima puluh sembilan juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah

Berdasarkan hasil perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) pada tabel di atas, pembangunan IPAL Rest Area Kedungmlati memerlukan biaya sebesar Rp. 759.670.000,00 (Tujuh ratus lima puluh sembilan juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah). Dengan nilai biaya tersebut diperkirakan seluruh parameter effluent (hasil olahan) pada IPAL sudah memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Kesimpulan

Besarnya debit air limbah yang ada di Rest Area Kedungmlati Jalan Tol Jombang-Mojokerto adalah 192864 liter/hari. Nilai tersebut didapatkan berdasarkan kebutuhan air bersih di lokasi studi. Air limbah yang dihasilkan adalah 80% dari kebutuhan air bersih. Selain itu, Ada lima parameter air limbah yang diuji dalam studi ini berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha lainnya. Parameter – parameter tersebut terdiri dari pH, BOD, COD, TSS serta Minyak & Lemak. Berdasarkan hasil uji laboratorium, ada 3 parameter yang tidak memenuhi baku mutu yaitu: BOD sebesar 135,6 mg/L dengan baku mutu 30 mg/L, COD sebesar 315,3 mg/L dengan baku mutu 50 mg/L, TSS sebesar 950 dengan baku mutu 50 mg/L.

Berdasarkan hasil perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) pada tabel diatas, pembangunan IPAL Rest Area Kedungmlati Jalan Tol Jombang-Mojokerto memerlukan biaya sebesar Rp.

759.670.000,00 (Tujuh ratus lima puluh sembilan juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah). Dengan nilai biaya tersebut diperkirakan seluruh parameter effluent pada IPAL sudah memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.

(8)

583 Daftar Pustaka

[1] Kodoatie dan Sjarief, “Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu”, Yogyakarta: Andi, 2005.

[2] Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72, “Baku Mutu Air Limbah”, Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa Timur, 2013.

[3] N.I. Said, “Teknologi Pengolahan Air Limbah Teori dan Aplikasi”, Jakarta: Erlangga, 2017.

[4] Sugiharto, “Dasar – Dasar Pengelolaan Air Limbah”, Jakarta: Universitas Indonesia, 2008.

[5] Standar Nasional Indonesia 6989.59, “Metode Pengambilan Contoh Air Limbah”, Jakarta:

Badan Standardisasi Nasional, 2008.

[6] Standar Nasional Indonesia 6728.1, “Penyusunan Neraca Spasial Sumber Daya Alam”, Jakarta:

Badan Standardisasi Nasional, 2015.

[7] M. Sholichin, “Perencanaan Pengelolaan Air Limbah dengan Sistem Terpusat”, Malang:

Universitas Brawijaya, 2012.

[8] M.Z. Abdurrahman, “Studi Perencanaan Sistem Perpipaan Air Limbah dengan Metode Self Cleansing di Universitas Brawijaya”, Malang: Universitas Bawijaya, 2016.

[9] Marhadi, “Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Pabrik Tahu Di Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur”, Tanjung Jabung Timur: Universitas Batanghari, 2016.

[10] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28, “Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum”, Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah data tersebut maka dilakukan analisis dengan menghitung produktivitas alat berat yang digunakan, menganalisis harga satuan pekerjaan, menganalisis Rencana

Studi ini diharapkan dapat merepresentasi peristiwa kekeringan dalam kurun waktu 1998 hingga 2007 berdasarkan nilai indeks kekeringan di DAS Kemuning dengan metode Palmer

Tujuan dari studi ini untuk mengetahui besarnya laju erosi di Sub DAS Lesti, mengetahui kondisi Tingkat Bahaya Erosi (TBE), dan konservasi lahan yang sesuai dengan

Adapaun manfaat dari studi ini adalah Menjadikan sebagai contoh Layanan irigasi alternatif dan layanan pertanian Kecamatan Panca Lautang untuk memperbaiki jaringan

Kondisi Eksisting hasil pemeriksaan Kualitas Air Tukad Badung pada titik pantau 1-6 didapatkan hasil yakni kualitas air Tukad Badung 2019 sebanyak 75% parameter yang diuji

Kejadian banjir ini digunakan untuk perhitungan hidrograf satuan observasi menggunakan Metode Collins yang akan dianalisa dengan curah hujan efektif yang

Hasil penilaian kondisi fisik aset irigasi berdasarkan inventarisasi adalah bangunan utama memiliki nilai kondisi sebesar 85,08% termasuk dalam kondisi baik,

Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan laju erosi dan sedimentasi di Daerah Tangkapan Air (DTA) Central Sediment Sump setiap bulannya pada tahun 2018,