• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Telkom, Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Telkom, Tbk."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Telkom, Tbk.

PT. Telkomunikasi Indonesia Tbk. (Persero) atau yang biasa disebut Telkom Indonesia adalah sebuah perusahaan informasi dan komunikasi yang menyediakan jasa dan jaringan telekomunikasi terbesar di indonesia. Saham PT. Telkom sendiri 52,56% dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan 47,44% dimiliki oleh publik.

sumber : (www.Telkom.co.id, diakses 5 Oktober 2015)

Telkom telah mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom Group sebagai penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia yang membawahi 4 Perusahaan besar, yang salah satunya adalah PT.Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).

sumber : (www.Telkom.co.id, diakses 5 Oktober 2015)

1.1.2 Visi, Misi, dan Logo PT. Telkom, Tbk.

1.1.2.1 Visi PT. Telkom, Tbk

Menjadi Perusahaan yang unggul dalam menyelenggarakan Telecommunication, Information, Media, Edutaiment dan Services ("TIMES") di kawasan regional.

sumber : (www.Telkom.co.id, diakses 5 Oktober 2015) 1.1.2.2 Misi PT. Telkom, Tbk.

Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.

1. Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif

2. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

sumber : (www.Telkom.co.id, diakses 5 Oktober 2015)

(2)

2 1.1.3 Logo PT. Telkom, Tbk.

Logo PT. Telkom, Tbk sudah 6 kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir kali terjadi pada 16 Agustus 2013. Pada penampilan logo secara keseluruhan terhubung dengan empat aspek dasar perusahaan, yaitu transformasi bisnis, infrastruktur, sistem dan model operasi serta sumber daya manusia. Gambar 1.1 merupakan logo PT. Telkom Tbk yang digunakan pada saat ini.

Gambar 1.1

Logo PT. Telkom, Tbk sejak tahun 2013 hingga sekarang sumber : (www.Telkom.co.id, diakses 5 Oktober 2015)

1.1.4 Profil Telkom Innovation and Design Center (IDeC) Bandung

Telkom Innovation and Design Center (IDeC) atau yang dahulunya lebih dikenal dengan Telkom RDC adalah salah satu unit bisnis pendukung PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang merupakan unit organisasi dibawah Direktorat Innovation & Strategic Portfolio (Dit ISP) yang diberikan otoritas dan peran sebagai penyelenggara fungsi riset dan pengembangan inovasi terhadap teknologi, produk, dan servis baru mulai dari tahapan ide sampai dengan model bisnis, yang tidak terlepas dari siklus bisnis Telkom.

1.1.5 Visi & Misi Telkom Innovation and Design Center (IDeC) Bandung 1.1.5.1 Visi Telkom IDeC

“Menjadi sebuah Innovation & Design Telekomunikasi yang memiliki reputasi di Asia Pasifik”

Sumber: Telkom IDeC 2014

(3)

3 1.1.5.2 Misi Telkom IDeC

a. Melakukan inovasi, pengembangan dan menghasilkan produk dan layanan baru untuk meningkatkan nilai pada pelanggan.

b. Menghasilkan hasil riset terbaik untuk meningkatkan nilai Telkom Group dengan berbasis pada standar internasional.

c. Mendukung Telkom Group dan pelanggan untuk pengembangan bisnis infokom

Sumber: Telkom IDeC 2014 1.1.6 Bidang Usaha

Bidang usaha Telkom IDeC berfokus pada pengembangan teknologi, produk, dan servis baru (tahapan ide sampai dengan model bisnis), pengembangan infrastruktur jaringan yang terkait pada semua unit bisnis Telkom serta aktifitas riset lainnya yang dibutuhkan perusahaan meliputi :

1. Pengelolaan riset terhadap teknologi, infrastruktur, produk, dan bisnis baru sesuai dengan rencana strategis Perusahaan;

2. Pengelolaan TIMES product development center melalui pengelolaan inkubasi inovasi, baik inovasi yang berasal dari internal perusahaan maupun inovasi dari eksternal perusahaan yang dikelola melalui sarana Business Incubator Telkom Group;

3. Pengembangan ekosistem bisnis baru yang dikembangkan melalui tahapan inkubasi inovasi dan terbukti mampu menjadi solusi bagi permasalahan nyata pelanggan sehingga dapat menjadi portofolio bisnis baru Telkom;

4. Pengelolaan kesiapan implementasi teknologi, infrastruktur, dan produk melalui penyusunan standar dan pelaksanaan product & infrastructure assurance untuk menjamin kesesuaian rencana dan kualitas implementasi produk dan infrastruktur ICT di lingkungan Telkom Group;

5. Pengelolaan rekomendasi improvement terhadap bisnis, produk, dan infrastruktur melalui pelaksanaan riset operasional untuk memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan operasional pengelolaan produk dan infrastruktur dalam bentuk technical analysis.

(4)

4 1.1.7 Struktur Organisasi Telkom Innovation and Design Center

Susunan struktur organisasi pada Telkom IDeC dibagi atas beberapa bidang serta beberapa laboratorium pada masing-masing bidang. Gambar 1.2 menunjukkan susunan fungsional Telkom IDeC

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Telkom Innovation and Design Center Sumber: Telkom IDeC 2014

1.2 Latar Belakang Penelitian

Pada era teknologi seperti sekarang ini, internet memegang peranan penting sebagai media pemenuhan akses informasi guna menunjang kebutuhan semua orang. Pada masa sekarang ini internet juga telah ditempatkan oleh banyak orang sebagai pusat informasi yang harus dapat diakses dari berbagai tempat dan harus dapat menyampaikan informasi ke berbagai arah dalam waktu yang singkat.

Terlebih untuk Indonesia, tren pertumbuhan penggunaan internet sangat lah pesat.

Dapat dilihat dari tampilan infografis yang di informasikan oleh Id.Techinasia,

(5)

5 menyatakan bahwa pengguna aktif internet di Indonesia pada Januari 2015 yaitu berkisar 72,7 juta dengan penetrasi sebesar 28%.

Gambar 1.3

Infografis pengguna layanan digital di Indonesia Sumber :Id.Techinasia.com (di akses pada 10 Oktober 2015)

Infografis pada Gambar 1.3 berbanding lurus dengan pernyataan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada saat siaran press (press release) pada 23 Maret 2015, Ketua Umum Asosiasi Penyelengaara Jasa Internet Indonesia (APJII) Samuel A Pangerapan menyatakan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 naik menjadi 88,1 juta dengan penetrasi 34,9%.

(6)

6 Gambar 1.4

Kutipan Press Release Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Sumber : www.apjii.or.id (diakses pada 25 Oktober 2015)

Kemampuan smartphone sekarang ini dianggap dapat memenuhi kebutuhan penggunanya dari berbagai aspek (Pranata, 2014). Smartphone mengalami perubahan yang sangat cepat, baik dari segi harga, bentuk, hingga tingkat kecanggihan yang semuanya dapat membantu penggunaanya mengakses internet dengan mudah. Penggunaan smartphone di Indonesia merupakan salah satu penyokong besar nya penggunaan internet di Indonesia.

Pengguna internet di Indonesia terbilang banyak secara keseluruhan.

Terbukti, menurut data dari Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang terlampir di website resmi Kominfo.go.id pada 24 November 2014, mengatakan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-6 sebagai Negara pengguna internet terbanyak di dunia pada 2014 lalu di dunia. Bahkan eMarketer memperkirakan pada 2017, netter Indonesia bakal mencapai 112 juta orang pengguna dan akan mengalahkan Jepang sebagai negara pengguna internet peringkat ke-5 di dunia yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya masih lebih lamban jika dibandingkan dengan Indonesia. Berikut Gambar 1.5 yang memperlihatkan 25 peringkat Negara pengguna internet di dunia sejak 2013 dan perkiraan hingga 2018.

(7)

7 Gambar 1.5

25 Peringkat Negara teratas pengguna internet, 2013-2018 Sumber : Kominfo.go.id (Diakses pada 30 Oktober 2015)

Seperti yang dilansir oleh Id.Techinasia pada gambar 1.6, dari 72,7 juta total pengguna aktif internet di Indonesia pada januari 2015 lalu, 54 juta diantaranya diakses menggunakan internet mobile atau sama dengan 21% dari populasi penduduk di Indonesia. Hal ini serupa bahkan melebihi perkiraan dan ekspektasi E-marketer (dalam Id.Techinasia) mengenai pengguna smartphone aktif di Indonesia pada 2015 yaitu berkisar 52,2 juta.

(8)

8 Gambar 1.6

Penggunaan internet di Indonesia

Sumber :id.Techinasia.com (di akses pada 10 Oktober 2015)

Gambar 1.7

Jumlah dan perkiraan persentase pengguna smartphone serta penetrasinya di Indonesia

Sumber : id.technesia.com, 2014 (di akses pada 11 Oktober 2015)

(9)

9 Saat ini, didalam penggunaan teknologi informasi yang semakin luas. Tidak hanya PC ataupun perangkat mobile, teknologi informasi sudah merambah ke sektor yang lebih luas dan terhubung satu dengan yang lainnya. Kemudahan akses dapat dengan nyata di rasakan dengan pemanfaatan teknologi yang sekarang ini sering disebut dengan terminologi smart. Penggunaan kata smart digambarkan oleh objek yang terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat menjawab permasalahaan yang ada dan melakukan banyak hal untuk mendukung penggunanya dalam beraktivitas (Adam Ardisasmita, 2015).

Ranah pemerintahan kini sudah memanfaatkan sistem dan teknologi informasi. Saat ini, layanan perkotaan sudah mulai menggunakan sistem teknologi informasi kota atau lebih dikenal dengan istilah Smart City. Smart City adalah konsep perencanaan kota melalui pemanfaatan pengembangan teknologi yang saling berhubungan berbagai aspek yang dapat memenuhi kebutuhan dan kemudahan hidup orang-orang yang terlibat didalamnya (Hendro Muliarto, 2014).

Beberapa contoh kota yang sudah menjalankan program Smart City adalah Barcelona, Amsterdam, Stockholm, London, dan Southampton (id.Techinasia.com, di akses pada 10 Oktober 2015)

Indonesia pun tidak kalah dalam penerapan Smart City memanfaatkan teknologi yang ada, dengan harapan taraf hidup masyarakat dapat meningkat, sehingga secara umum kondisi daerah dan Negara dapat meningkat. Menurut (Pratama, 2014;187-207) berikut ini adalah sejumlah contoh nyata penerapan Smart City di beberapa kota di Indonesia :

1. Surabaya

Kota Surabaya menerapkan tiga bagian (dimensi) yaitu, Smart Government, Smart Living, dan Smart Environment.

2. Denpasar

Ibukota Provinsi Bali ini menerapkan empat bagian (dimensi) yaitu, bidang parawisata, bidang budaya, lingkungan hidup dan, pemerintahan.

(10)

10 3. Bandung

Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, yang menjadi poin utama penerapan Smart City di kota Bandung antara lain berada di bidang transportasi, navigasi, pembelajaran, parker, rumah, pengawasan, energy, dan system peringatan dini terhadap bencana. Implementasi nya sudah terasa berupa produk aplikasi untuk Smart City (Platform Blackberry, Android, dan Ios)

4. Cimahi

Merupakan salah satu kota yang sama-sama berada di wilayah provinsi Jawa Barat. Bentuk implementasi dari Smart City di kota Cimahi dilakukan dalam bentuk Smart Economy dan Smart Governance.

5. Manado

Sebagai kota besar di Indonesia yang berada dikawasan pulau Sulawesi.

Manado mengimplementasikan Smart City di bidang pariwisata melalui pengenalan potensi pariwisata (alam, budaya, kuliner, sejarah) menggunakan jaringan internet yang saling terhubung.

6. Jakarta

Sebagai Ibukota Indonesia, Jakarta sudah menerapkan sebagian dimensi Smart City dengan harapan mengatasi kualitas hidup dan permasalahan yang ada di kota Jakarta dapat terselesaikan dengan lebih baik. Bentuk implementasi Smart City di Jakarta antara lain melalui E-Government (Pemerintahan secara digital), E-Governance (tata kelola pemerintahan secara digital), pengambilan keputusan melibatkan masyarakat secara digital, dan sejumlah layanan berbasis online dan mobile lainnya.

7. Yogyakarta

Yogyakarta yang disebut kota budaya juga menerapkan kota pintar atau Smart City. Dalam ajang Smart City 2011 di Jakarta, Yogyakarta mampu memperoleh juara 2 untuk kategori aktifitas internet masyarakat tertinggi di Indonesia, implementasi teknologi informasi, serta penyediaan infrastruktur yan memadai, dan salah satu implementasi yang akan segera di lakukan dengan bekerja sama bersama Solo yaitu Smart Transportation yang akan

(11)

11 memudahkan masyarakat didalam memperoleh layanan angkutan umum berbasiskan teknologi.

Inovasi yang sedang digalakkan untuk dibangun di Indonesia adalah Smart City yang dianggap sebagai langkah terbaik untuk mengadopsi teknologi ke sektor yang lebih luas. Smartcity atau kota pintar merupakan suatu konsep pengembangan, penerapan, serta implementasi teknologi yang didasari oleh adanya perubahan yang signifikan dari seisi kota (Prayoga, 2014). Bandung dianggap dan diharapkan siap menjadi kota pintar atau Smart City pertama di Indonesia.

Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung sedang mencanangkan konsep Bandung Smart City. Dalam pencanangan mewujudkan Smart City, banyak program yang harus dijalankan oleh kota Bandung. Ada program-program yang fundamental seperti perbaikan fasilitas internet bagi seluruh kantor dinas, perapihan kabel-kabel di kota Bandung, pembentukan Dewan Smart City sebagai penasihat pemerintah kota dalam membangun Smart City serta program-program lainnya yang sedang dan akan berjalan (Ardisasmita, 2015). Menurut (https://sustainabledevelopment.un.org/) dan (web.kominfo.go.id) lewat konten dokumen Bandung Smart City yang disebarkan ke masyarakat, didalamnya terdapat rancangan Smart City yang disusun oleh Ridwan Kamil, diantaranya yaitu Prioritas area - Smart City Bandung yang terdiri dari Goverment (Smart Goverment), Education (Smart Education), Transportation (Smart Transportation, Smart Parking), Health (Health Smart), Energy (Smart Grid/Smart Energy), Security (Smart Surveillance), Environment (Smart Environment), Community/Social (Smart Society, Smart Reporting, Bandung Passport), Finance (Smart Payment) dan Trading (Smart Commerce). Bentuk konkret yang telah dan akan direalisasikan Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung yang mencanangkan Bandung Smart City yaitu ;

1. Bandung Command Center, 2. 10.000 Free Wifi Acces Point, 3. 300 City Apps in 2016,

(12)

12 4. Open Goverment (City Budget Online),

5. Open Communication (Social Media),

6. Open Communication (Gov Youtube Channel), 7. Citizen Complaint Online,

8. School Admisson Online, 9. Smart Healthcare Service, 10. Smart Digital Class in 2015, 11. Bandung Creative and Smart Hub, 12. Bandung Digital Valley (for startup),

13. Bandung Digital Public Place (Movie Park),

14. City Of Bandung Starting 2015 will buy more than 100 new land for smart Green Space,

15. Smart and Green Building Law in 2015, 16. Smart Parking System in 2015,

17. Bandung Smart Card in 2016.

Konsep Smart City memang merupakan hal menarik, dimana sebuah kota yang berjalan dengan dukungan teknologi dan saling keterhubungan dari berbagai aspek didalamnya yang dapat mempermudah setiap orang (Plimbli.com, 2015).

Dalam artian sebuah kota berbasis Smart City harus memiliki banyak tools pembantu yang dapat mempermudah setiap orang untuk melakukan apapun.

Menurut Ridwan Kamil dalam (Prayoga, 2015), mengatakan bahwa untuk memuluskan langkah Bandung menjadi kota pintar atau Smart City, harus ada aplikasi yang dapat dapat digunakan untuk berbagai keperluan pernaataan kota, penataan pemerintahan dan bisa menginformasikan kota Bandung yang bisa diakses secara online dari telepon genggam dan komputer oleh warga Bandung.

Salah satu produk hasil pengembangan Telkom IDeC adalah sebuah aplikasi direktori kota yaitu Hi Bandung. Pada dokumen Bandung Smart City yang disebarkan ke masyarakat oleh (https://sustainabledevelopment.un.org/) dan (web.kominfo.go.id) pada gambar 300 city apps in 2016, terdapat logo aplikasi Hi

(13)

13 Bandung yang dianggap bisa menjadi salah satu tools yang mendukung terwujudnya Bandung sebagai Smart City.

Gambar 1.8

Aplikasi Hi Bandung pada dokumen Bandung Smart City

Sumber : (https://sustainabledevelopment.un.org/) dan (web.kominfo.go.id)

Aplikasi Hi Bandung merupakan aplikasi mobile yang tersedia untuk platform android dan iOS. Hi Bandung sendiri adalah hasil pengerjaan oleh bidang Digital Solution Ecosystem pada bagian DSE-1 yaitu digital hospitality di unit bisnis PT. Telkom yaitu Telkom IDeC. Produk aplikasi Hi Bandung adalah ide yang dikembangkan untuk mendukung Bandung menjadi smart city, mendukung sector pariwisatam serta menjadi tool yang dapat mempermudah orang atau masyarakat di kota Bandung berupa aplikasi pada smartphone.

Menurut Manager Digital Hospitality bidang Digital Solution Ecosystem, Bapak Bengris Pasaribu dalam wawancara dengan peneliti mengatakan bahwa, Telkom mendukung Pemkot Bandung dalam mewujudkan implementasi Smart

(14)

14 City melalui aplikasi Hi Bandung. Aplikasi Hi Bandung adalah aplikasi city guide atau direktori kota pertama yang ada di Indonesia dengan mengacu kepada kota- kota berbasis Smart City lainnya di dunia, karena sebuah kota berbasis Smart City haruslah mempermudah orang banyak untuk mengetahui tentang kota tersebut dengan bantuan tool berbasis teknologi yang bisa digunakan secara mobile, jelas Bapak Bengris Pasaribu.

Menurut Bapak Bengris Pasaribu, dengan terpasangnya aplikasi Hi Bandung di Smartphone dapat memudahkan masyarakat kota Bandung dan wisatawan lokal ataupun mancanegara untuk memperoleh informasi meliputi hotel, objek dan kegiatan wisata, pusat perbelanjaan, restoran, layanan kesehatan, informasi perbankan, tempat ibadah, layanan transportasi, agen tour travel, pusat layanan masyarakat dan radio online atau juga disebut dengan (Point of Interest) Gambar 1.7 Merupakan logo dan tampilan interface dari aplikasi Hi Bandung.

Gambar 1.9

Logo Hi Bandung dan tampilan interface aplikasi Hi Bandung

(15)

15 Dengan maju pesat nya dunia teknologi terlebih dikalangan aplikasi mobile, Hi Bandung memiliki pesaing yang dikategorikan sebagai aplikasi mobile direktori kota juga, adapun aplikasi Hi Bandung jauh lebih lengkap jika dibandingkan dengan aplikasi direktori Kota Bandung pesaing yaitu Aplikasi Discover Bandung, Ursamdjorevo, Hotspot Bandung, Plesir Bandung, dan Wisata Lokal Travel Indonesia serta aplikasi direktori kota Bandung lainnya.

Tabel 1.1

Data perbandingan Hi Bandung dan aplikasi direktori kota Bandung lainnya

Logo Aplikasi

Nama Aplikasi

Hi Bandung Discover Bandung

Ursamadjor Evo

Hotspot Bandung

Pelisir Bandung

Wisata Lokal - Travel Indonesia Developer Telkom RDC PT. Intouch

Innovate Indonesia

Octagon Studio

PT. Arpu Selaras Cemerlang

Bridea Indonesia

Bhinneka Satu Updated 21 September

2015

18 Maret 2013

20 Februari 2015

21 Oktober 2013

9 Juli 2014 20 Maret 2015

Versi 3.4 2.1.13 1.3 1.0 1.0.1 1.0.16

Platform Ios &

Android

Ios &

Android

Ios &

Android

Ios &

Android

Ios &

Android

Ios &

Android Kategori Travel &

Local

Travel &

Local

Travel &

Local

Travel &

Local

Travel &

Local

Travel &

Local Ukuran

File

5.15 MB 2.84 MB 31 MB 22.15 2.49 3.64

Jumlah Unduh

>10.000 >5.000 >500 >1000 >500 >10.000

Rating 4.3 3.9 4.0 4.0 4.7 4.1

Jumlah Kategori

10 6 9 4 7 1

Total POI >1500 >30 Undetected 17 >300 >65

(16)

16 Fitur Trip Plan

Special Offer Radio Online Public Transportatio n

Highlights 3D Map Weather and

- Augmeted

Reality View

Booking Hotel Article

Sumber : Hasil olahan peneliti

Jika dibandingkan dengan aplikasi direktori kota Bandung pesaingnya, pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah lokasi/tempat atau POI (Point of interest) yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan aplikasi lainnya, menjadi aplikasi yang paling sering di perbaharui (update) secara berkala sesuai dengan perbaharuan platform, serta fitur yang ditawarkan jauh lebih banyak yang akan dapat mempermudah para pengguna untuk mengetahui Kota Bandung, yaitu dengan adalanya fitur Trip Plan yaitu fitur perencanaan perjalan berkeliling kota Bandung yang langsung terperinci, serta fitur-fitur layanan lainnya yang akan mempermudah pengguna untuk mengetahui Kota. Dengan lebih banyaknya POI (Point of Interest) yang ada pada aplikasi Hi Bandung membuat pengguna akan lebih banyak mendapat informasi mengenai lokasi/tempat yang ada dikota Bandung jika dibandingkan dengan aplikasi lain.

Aplikasi Hi Bandung diluncurkan dua tahun lalu yaitu tahun 2013. Sejak diluncurkan pada tahun 2013, pihak pengembang dalam hal ini Telkom IDeC memasang target 1.000.000 kali unduh pada tahun 2015 dan 1.500.000 kali di tahun 2016. Target tersebut di buat oleh pihak developer yaitu untuk menunjang penerapan Bandung Smart City 2015 dan Bandung Full Smart City pada tahun 2016, dengan harapan apabila banyak warga atau masyarakat kota Bandung yang menggunakan aplikasi Hi Bandung untuk mengetahui kota Bandung maka akan mendukung secara langsung implementasi Bandung Smart City dimana kota Bandung yang diharapkan dapat terhubung dengan teknologi serta informasinya dapat diakses dengan perangkat mobile secara online oleh siapa saja dan dimana saja.

(17)

17 Gambar 1.10

Jumlah download aplikasi Hi Bandung di Google Playstore Sumber : Google Playstore (diakses pada 21 September 2015)

Namun pada awal penelitian ini dibuat oleh peneliti yaitu pada bulan September 2015, aplikasi Hi Bandung baru diunduh 10.000 kali di platform ios dan android. Mengingat bulan september sudah berada pada Kuartal ke-3 pada tahun 2015 dengan defisit sekitar 990.000 download akan menjadi hal yang sulit dicapai. Terlebih lagi melihat tren download aplikasi Hi Bandung pada tahun 2015 yang terbilang stagnant seperti tabel dibawah ini

Tabel 1.2

Jumlah Download Hi Bandung pada Januari – September 2015 Bulan Jan

2015 Feb 2015

Mar 2015

Apr 2015

Mei 2015

Jun 2015

Jul 2015

Agus 2015

Sep 2015 Jumlah

Download 606 1289 648 676 491 1266 655 566 1074 Sumber : IDeC Telkom, (Desember 2015)

Jika dilihat jumlah unduh atau download dari aplikasi Hi Bandung ini setiap bulannya tidak terjadi peningkatan yang signifikan setiap bulannya dan bahkan cenderung stagnant hanya beberapa kali terjadi kenaikan. Hal ini serupa dengan

(18)

18 penelitian AbuShanab et. al (2007) mengenai penerapan teknologi Internet Banking dimana layanan Internet Banking yang diberikan sudah lengkap dengan kualitas baik yang, namun penerimaan serta penggunannya masih minim dan tidak sesuai dengan target atau ekspektasi penyelenggara internet banking tersebut.

Jika dipandang dari sisi marketing, bahwa sebuah hal atau sesuatu hal untuk dapat dipasarkan harus melakukan strategi marketing mix atau bauran pemasaran.

Bauran pemasaran didefinisikan oleh Kotler dan Armstrong (2008) adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Menurut Sumarni dan soeprihanto (2010:281), dalam penerapan strategi marketing, marketing mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan pengaruh dari konsumen. Bentuk implementasi marketing mix pada Hi Bandung adalah sebagai berikut :

1. Product (Produk)

Produk yang ditawarkan oleh IDeC adalah aplikasi Hi Bandung yang memiliki jumlah POI (Point of Interest) terbanyak jika dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan menjadi aplikasi direktori kota dengan informasi tempat terbanyak, aplikasi Hi Bandung dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna dalam mencari informasi kota Bandung.

2. Price (Harga)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan untuk dapat suatu barang atau produk yang diinginkan. Aplikasi Hi Bandung sendiri sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2013 dapat diunduh secara gratis oleh pengguna layanan teknologi berbasis ios dan android di apps store masing-masing platform.

3. Place (Tempat)

Place atau tempat disebut juga sebagai saluran distribusi sebuah produk akan sampai kepada konsumen. Aplikasi Hi Bandung sejak di luncurkan

(19)

19 pada tahun 2013 khusus pada platform ios dan android. Para pengguna perangkat ios dan android dapat mengunduh aplikasi Hi Bandung di apps store masing-masing dengan tahapan instalilasi yang muda untuk dilakukan.

4. Promotion (promosi)

Promosi hakikatnya adalah bentuk komunikasi pemasaran yang dimaksudkan untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya.

Dalam hal promosi aplikasi Hi Bandung sudah menerapkan promosi berupa iklan di salah satu tv billboard di kota Bandung, dan mengikuti event pameran teknologi ICT expo 2015 sebagai public relation.

Jika dilihat dari sisi marketing mix atau bauran pemasaran, strategi marketing dari aplikasi Hi Bandung pada sisi promosi sudah dilakukan dengan baik, terlebih pada bagian public relation, Hi Bandung mengikuti pameran teknologi ICT expo 2015 yang bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat luas mengenai pentingnya teknologi informasi untuk mendorong daya saing industri kreatif, serta kesiapan menghadapi ASEAN Economic Community. Dalam pelaksanaan pameran, Hi Bandung yang menjadi bagian dari Hi City melakukan promosi direct marketing dengan langsung bertatap muka, serta direct email yang dikirimkan ke pengunjung. Selain itu, IDeC sebagai pihak developer juga sudah mengikuti kegiatan Akbar yang dilaksanakan Indonesia di Bandung yaitu Konferensi Asia Afrika (KAA) pada april 2015 lalu. Hi Bandung sebagai dari pihak IDeC dijadikan hal yang dipromosikan lewat stand yang ada di event bersejarah tersebut. Jika dilihat dari hal tersebut, Hi Bandung sudah mengikuti implementasi promosi segi marketing khususnya promosi, diimplementasikan dengan baik. Namun jumlah download Hi Bandung masih jauh dari titik target yang diberikan oleh pihak IDeC sebagai developer.

Informasi yang diperoleh pihak developer dalam hal ini menyatakan bahwa partisipasi masyarakat kota Bandung dalam penggunaan aplikasi Hi Bandung masih rendah, dapat dilihat dari sedikitnya feedback atau tanggapan (komentar,

(20)

20 saran, atau kritik) yang dapat dilihat pada kolom ulasan pada app store. Hanya ada kurang dari 150 tanggapan pada play store untuk android dan kurang dari 60 tanggapan pada ios store. Dalam penggunaan teknologi dalam hal ini adalah aplikasi Hi Bandung, tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor- faktor tersebut penting untuk diketahui supaya menjadi masukan bagi pihak pengembang teknologi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Bandung untuk menggunakan aplikasi Hi Bandung agar aplikasi Hi Bandung yang dibuat bertujuan sebagai penunjang Smart City kota Bandung tidak menjadi sia-sia. Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan aplikasi Hi Bandung sebagai penunjang Smart City kota Bandung menjadi sangat penting.

Dalam penelitian ini penilaian faktor-faktor tersebut menggunakan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2). Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) adalah bentuk pengembangan dari UTAUT pada tahun 2003 oleh Venkatesh, Thong, dan Xu pada tahun 2003 dan UTAUT adalah bentuk sintesis elemen-elemen pada delapan model penerimaan teknologi oleh pengguna sebelumnya yaitu Theory of Reasoned Action (TRA), Innovation Diffusion Theory (IDT), Task-Technology Fit (TTF), Motivation Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB), Model of PC Utilization (MPCU), Combined TAM-TPB (C-TAM-TPB), Social Cognitive Theory (SCT). Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) bertujuan untuk mengetahui penerimaan dan penggunaan teknologi dalam konteks kosumen. Behavioral Intention dan Use Behavior atau yang biasa disebut dengan penggunaan teknologi dan intensitas frekuensi penggunaan teknologi tersebut. Terdapat tujuh faktor penting yang menjadi variabel dan mempengaruhi Behavioral Intention dan Use Behavior yaitu performance expectacy, effort expectacy, social influence, facilitating condition, hedonic motivation, price value dan habit. Venkatesh et. al. (2012).

Bedasarkan uraian latar belakang yang sudah di jelaskan, maka dapat dilakukan penelitian yang menyangkut faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan aplikasi Hi Bandung berdasarkan Unified Theory

(21)

21 of Acceptance and Use of Technology Model. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat judul "Analisis Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) untuk memahami perilaku pengguna aplikasi Hi Bandung sebagai penunjang Smart City kota Bandung".

1.3 Perumusan Masalah

Dengan hadirnya Smart City di Indonesia mengaharuskan sebuah kota pintar saling terhubung dengan teknologi serta dukungan teknologi tersebut dapat menunjang aktivitas sehari-hari yang akan semakin memudahkan kinerja setiap orang (Pimbli, 2015).

Bandung dalam Hal ini digadang-gadang sebagai role model dari terciptanya Smart City pertama di Indonesia dengan teknologi yang mumpuni. Konsep Bandung sebagai Smart City akan memproritaskan beberapa area yaitu, Smart Goverment, Smart Education, Smart Transportation, Smart Parking, Health Smart, Smart Grid/Smart Energy, Smart Surveillance, Smart Environmen, Smart Society, Smart Reporting, Bandung Passport, Smart Payment, Smart Commerce.

Salah satu yang harus ada pada sebuah Smart City yaitu tools atau alat yang dapat secara langsung terlibat dan bermanfaat mempemudah kinerja setiap orang (Pimbli, 2015).

Hi Bandung hadir dengan memposisikan diri sebagai salah satu tools pendukung Bandung sebagai Smart City yang dianggap akan mempermudah setiap orang baik penduduk ataupun wisatawan menjelajahi kota Bandung dan mendapatkan informasi mengenai kota Bandung. Namun ekspektasi dan pencapaian yang telah diberikan oleh Hi Bandung masih belum baik, dimana target jumlah unduh masih belum mencapai titik yang diinginkan. Salah satu konsep terpenting dalam Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Model adalah bagaimana Penerimaan dan Penggunaan model teknologi.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan Latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian terkait aplikasi direktori Kota Hi Bandung, rumusan masalah penelitian dijabarkan sebagai berikut :

(22)

22 1. Apakah performance expectacy, effort expectacy, social influence, facilitating condition, hedonic motivation, price value dan habit mempengaruhi behavioral intention pada penggunaan aplikasi Hi Bandung sebagai penunjang Smart City berdasarkan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 Model (UTAUT 2) ?

2. Apakah facilitating condition, habit dan behavioral intention mempengaruhi use of behavior aplikasi Hi Bandung sebagai penunjang Smart City berdasarkan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 Model (UTAUT 2) ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Perumusan masalah yang terlah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakah performance expectacy, effort expectacy, social influence, facilitating condition, hedonic motivation, price value dan habit mempengaruhi behavioral intention pada penggunaan aplikasi Hi Bandung berdasarkan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 Model (UTAUT 2)

2. Untuk mengetahui apakah facilitating condition, habit, dan behavioral intention mempengaruhi use of behavior aplikasi Hi Bandung berdasarkan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 Model (UTAUT 2)

1.6 Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah pengetahuan dalam bidang manajemen operasi serta penerimaan dan Penggunaan model teknologi. Hal-hal yang ditemukan pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pembantu untuk penelitian berikutnya. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi bagi korporasi dan perseorangan yang terlibat dalam penunjang Smart City dan juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi pihak yang akan mempelajari tentang penerimaan dan penggunaan teknologi. Penelitian ini juga dapat diharapkan sebagai acuan bagi

(23)

23 setiap orang yang terlibat dalam pembuatan aplikasi yang bertujuan membantu terwujudnya program Smart City.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki batasan-batasan. Penentuan batasan dilakukan agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih jelas dan tidak melebar. Penelitian khusus dilakukan pada Kota Bandung dikarenakan persiapan kota Bandung sebagai Smart City pertama di Indonesia. Data yang diambil berkaitan dengan keharusan sebuah konsep Smart City yaitu sebagai konsep kota pintar yang menyajikan informasi keadaan suatu kota secara komprehensif dan real time serta terhubung dengan teknologi (Suhono,2015)

Penelitian ini menggunakan sampel dari para pengguna aplikasi Hi Bandung, karena harus mengetahui serta memahami perilaku pengguna aplikasi Hi Bandung, khususnya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan Hi Bandung sebagai aplikasi penunjang Smart City Kota Bandung. Dengan mengetahui faktor- faktor tersebut, pihak deleveloper dalam hal ini Telkom IDeC dapat mengerti apa saja yang mempengaruhi behavioral intention danuse of behavior serta bagaimana pengaruhnya.

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan tersusun atas 5 bab sebagai berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Bab ini menjelaskan gambaran umum perusahaan, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab 2: Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian

Bab ini menjelaskan hasil dari landasan dan tinjauan kepustakaan atau riset data skunder berupa teori yang sesuai digunakan sebagai dasar penelitian.

Bab 3: Metodologi Penelitian

(24)

24 Bab ini menjelaskan gambaran tentang metodologi yang digunakan selama pelaksanaan penelitian. Termasuk diantaranya metode pengambilan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan, metode pengolahan dan teknik analisis data.

Bab 4: Analisis dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan hasil analisis penelitian terhadap objek yang diteliti dan akan digunakan sebagai jawaban atas permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Bab 5: Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan bagian penutup yang mencakup hasil Penelitian berupa intisari dan rangkuman yang diperoleh selama penelitian, dampak manajerial, keterbatasan penelitian dan saran yang akan disampaikan untuk peneltian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

 64 concurrent communication dengan codec G729 menyebabkan penyedia jasa harus memiliki bandwidth sebesar 64 x 2 x 31.2 kbps (2 Mbps upload dan 2 Mbps download).. Penyedia Jasa (ii)

Untuk menjamin bahwa personil yang bekerja dengan Sumber Radioaktif atau orang lain yang memiliki akses ke Sumber Radioaktif pada saat Penggunaan, pengangkutan,dan

Sebelum melakukan estimasi model ACD, akan lebih tepat jika diperiksa terlebih dahulu apakah efek ACD benar-benar muncul dalam data. Pengujian ACF dari durasi

Tentu saja, dari sekian banyak masalah yang dihadapi apotek tersebut tidak dapat diselesaikan seluruhnya (terutama dengan bidang ilmu komputer).. Sehingga, isi batasan masalah

Selubung bangunan dengan luasan kaca yang sangat besar berpengaruh pertama pada pemanfaatan cahaya alami yang akan mengurangi kebutuhan energi untuk pencahayaan buatan, dan

Selain cambuk ada juga beberapa simbol lainnya yaitu bendera yang terbuat dari kain putih yang bertuliskan kalimat Lailahaillallah yang dibuat oleh masyarakat Sungai Kuruk

pada resin diharapkan dapat meningkatkan daya serap material terhadap radiasi UV dan bersifat hidrofilik sehingga kemampuan material transparan sebagai pelindung UV dan self

Berdasarkan karakteristik penurunan muka air tanah akibat pemompaan sumur di bantaran sungai, imbuhan air tanah dominan berasal dari Sungai Cihideung dengan kurva muka