DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah ...Error! Bookmark not defined. 1.3 Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.5 Kegunaan Penelitian...Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ...Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Pemasaran ...Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Bauran Pemasaran ...Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Produk ...Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Atribut Produk ...Error! Bookmark not defined. 2.1.4.1 Pengertian ...Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Keputusan Pembelian ...Error! Bookmark not defined.
2.1.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ... Error!
Bookmark not defined.
2.1.5.2 Motif-motif Konsumen Dalam Mengambil Keputusan . Error! Bookmark
not defined.
2.1.5.3 Keputusan Pembelian Konsumen ...Error! Bookmark not defined.
2.1.5.4 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... Error!
Bookmark not defined.
2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode dan Desain Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.2.1 Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Desain Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasionalisasi Variabel ...Error! Bookmark not defined.
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Jenis dan Sumber Data ...Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan SampleError! Bookmark not defined.
3.5.1 Populasi ...Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sampel ...Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Teknik Pengambilan Sempel ...Error! Bookmark not defined. 3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Rancangan Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Hasil Validitas dan Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined. 3.6.2.1 Hasil Validitas ...Error! Bookmark not defined. 3.6.2.2 Hasil Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. 3.6.4 Koefisien Determinasi ...Error! Bookmark not defined. 3.6.5 Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Karakteristik Responden ...Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Gambaran Variabel Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
4.1.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Atribut Produk Pensil 2B Staedtler
Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Hasil Pengujian Statistik ...Error! Bookmark not defined. 4.1.4.1 Pengujian Asumsi Regresi ...Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Koefisien Korelasi...Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
ATK atau alat tulis kantor sekarang ini sudah menjadi kebutuhan semua
orang khususnya di kalangan pelajar. Kebutuhan akan alat-alat tulis ini sering kali
menjadi kebutuhan yang tidak terduga untuk dibeli. Seiring dengan
berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia, pemerintah menerapkan sistem
kelulusan Ujian Akhir Nasional (UAN) pertama kali pada tahun 2004 bagi siswa
SD, SMP dan SMA. Dimana pada saat mengerjakan soal ujian, siswa harus
menggunakan pensil jenis 2B untuk menghitamkan jawaban.
Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni.
Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media, namun
grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat
media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu
kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih
keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu.
Komposisi tersebut bisa kita ketahui karena pasti tercetak / tertulis
jelaspada batang pensil. Unsurnya adalah 3 huruf yaitu H, F dan B. H berarti
Hardness (yaitu tingkat kekerasan, skalanya antara H, 1H sampai 9H, semakin
tinggiangkanya berarti semakin keras). F berarti Fine (yang diperuntukan untuk
menulisdan tanpa skala). B berarti Blackness (tingkat kehitaman dari mulai B, 1B,
Sebetulnya tidak ada patokan atau aturan dalam memilih dan
menggunakan pensil. Selain karena selera, ada beberapa jenis dan bentuk pensil
yang disesuaikan dengan fungsinya. Panitia ujian biasanya mengharuskan
menggunakan pensil 2B untuk lembar jawaban komputer. Itu karena hanya
coretan pensil 2B yang bisa dibaca oleh komputer. Coretan pensil yang terlalu
tebal atau terlalu tipis tidak akan bisa dibaca oleh komputer.
(http://id.shvoong.com/humanities/arts/2078372-jenis-jenis-pensil/#ixzz1sN61ucq7).
Penyelenggaraan ujian nasional menjadi kesempatan produsen pensil 2B
untuk meningkatkan penjualan. Pada musim ujian, kenaikan permintaan bisa
meningkat tiga kali lipat. Kualitas terbaik menjadi salah satu faktor untuk merebut
perhatian pasar. Ujian nasional menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
rangkaian proses belajar mengajar di sekolah. Bahkan, sebagian besar pelajar
menganggap ujian sebagai bagian yang menentukan kelangsungan pendidikan,
salah satunya menyediakan peralatan tulis berkualitas lantaran pengisian lembar
jawaban umumnya menggunakan teknologi komputerisasi.
(http://peluangusaha.kontan.co.id/news/pensil-2b-berebut-pasar-pelajar-saat-musim-ujian-tiba-1/2011/04/15).
Sejak saat itu, produsen pensil 2B mulai kompetitif untuk menguasai
pasar. Di Indonesia, ada dua merek pensil 2B yang cukup terkenal sejak dulu
yaitu Staedtler dan Faber Castell. Keduanya bersaing untuk menjadi leader dalam
produk ATK, khususnya pensil jenis 2B.
Tabel ini menunjukan Top Brand Indeks (TBI) pensil hitam yang diminati
Tabel 1.1
Top Brand Indeks Pensil Hitam di Indonesia Tahun 2010-2012
Merek TBI
2010 2011 2012
Faber Castell 35,8 % 40,4 % 56,4 %
Staedtler 13,7 % 18,7 % 16,6 %
Joyko 3,6 % 6,6 % 11,5 %
Kenko 1,2 % 1,7 % -
Standard 1,2 % 1,7 % -
Titi - 1,2 % -
Greebel - - 4,3 %
Stabilo - - 3,4 %
Artline - - 1,7 %
Pentel - - 1,0 %
Sumber: Modifikasi Majalah Marketing edisi 04/XII/April 2012
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan top brand indeks pensil hitam selama 3
tahun terakhir. Persentase tersebut memperlihatkan bahwa Faber Castell masih
menjadi market leader dibanding Staedtler dalam penjualan pensil hitam dengan
selisih yang cukup jauh.
Menurut Fransiska Remila, Brand Manager PT Faber Castell International
Indonesia,menjelang musim ujian nasional, potensi kebutuhan pensil 2B bisa
mencapai 10 juta batang. Angka itu muncul dari perhitungan jumlah pelajar yang
sedang menjalani ujian akhir, baik yang duduk di bangku sekolah dasar (SD),
sekolah tingkat pertama (SMP), maupun sekolah tingkat atas (SMA). Belum
(http://peluangusaha.kontan.co.id/news/pensil-2b-berebut-pasar-pelajar-saat-musim-ujian-tiba-1/2011/04/15).
Jawa Barat merupakan salah satu daerah pendidikan di Indonesia. Menurut
data Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (DEPDIKBUD), pada
tahun 2011 Jawa Barat berhasil menduduki peringkat kedua sebagai lulusan
terbaik di bawah Bali yaitu dengan persentase kelulusan siswa mencapai 97%.
(http://www.tempo.co/read/news/2012/04/16/178397349/Jawa-Barat-Incar-Ranking-Satu-Ujian-Nasional).
Kota Bandung merupakan ibu kota propinsi Jawa Barat. Bandung sudah
menjadi Kota pendidikan sejak jaman penjajahan dulu sampai sekarang, itu
terbukti dengan banyaknya orang-orang yang ingin bersekolah di Bandung. Salah
satu kawasan yang menjual ATK cukup lengkap di Kota Bandung adalah di
daerah Balubur, yaitu Pasar Balubur atau yang sekarang ini kita kenal bernama
Balubur Town Square (Baltos) yang terletak di Jalan Taman Sari Kota Bandung.
Aksesnya mudah di jangkau, karena terletak di pinggir jalan utama yang dilewati
beberapa kendaraan umum sehingga memudahkan orang-orang yang ingin
membeli keperluan ATK.
Beberapa toko yang menjual ATK di Pasar Balubur, khususnya penjualan
Tabel 1.2
Nama Toko, Merek Pensil, dan Penjualan di Kawasan Pasar Balubur Maret 2012
No Nama Toko Merek Pensil
Rata-rata
Penjualan/bulan
Rata-rata
Penjualan/tahun
1 Public Agency Staedtler 2 lusin 24 lusin
Faber Castell 12 lusin 144 lusin
2 Mitra Jaya Staedtler - -
Faber Castell 4 lusin 48 lusin
3 Mustika Staedtler 3 lusin 36 lusin
Faber Castell 12 lusin 144 lusin
4 Generasi Stationary Staedtler 10 lusin 120 lusin
Faber Castell 12 lusin 144 lusin
5 Yosiko Staedtler - -
Faber Castell 12 lusin 144 lusin
6 Murah Staedtler 12 lusin 144 lusin
Faber Castell 60 lusin 720 lusin
Sumber : Pra Penelitian 2012
Berdasarkan Tabel 1.2 mengindikasikan bahwa penjualan pensil 2B
Staedtler kurang begitu diminati di Pasar Balubur. Hal ini terlihat dari penjualan
pensil 2B Staedtler jauh dibawah Faber Castell.
Di toko pertama yaitu Public Agency, penjualan pensil 2B Staedtler hanya
terjual sekitar 2 lusin per bulan atau 24 lusin per tahun. Ini sangat jauh bila
atau sekitar 144 lusin per tahun. Menurut penjual, kurangnya peminat pada pensil
2B Staedtler karena harganya yang lebih mahal, tetapi kualitas tidak jauh berbeda
dengan pensil 2B Faber Castell, dan akhirnya konsumen lebih memilih untuk
membeli pensil 2B Faber Castell.
Yang menarik terjadi di toko Mitra Jaya dan Yosiko, di kedua toko
tersebut tidak menjual pensil 2B Staedtler. Menurut penjual, hal itu dikarenakan
kurangnya peminat atau pembeli, sehingga mereka tidak mau menjual pensil 2B
Staedtler, tetapi lebih memilih menjual pensil 2B Faber Castell.
Menurut Christian, Produk Manager PT Faber Castell International
Indonesia, permintaan pensil 2B Faber Castell biasanya terjadi dari bulan Januari
hingga Mei tiap tahun tetapi, puncak permintaan biasanya ada pada bulan Maret
dan April. Kenaikannya bisa antara 30%–40% dibanding dengan bulan biasa.
Harga jual pensil 2B Faber Castell di tingkat ritel bisa tidak sama. Namun,
rata-rata berkisar pada harga eceran Rp 2.500 per batang. Faber Castell yang berasal
dari Jerman ini juga menawarkan dagangan berupa paket ujian berisi pensil,
penghapus, rautan, penggaris, dan papan ujian dengan harga Rp 25.000–Rp
35.000 per paket.
(http://peluangusaha.kontan.co.id/news/pensil-2b-berebut-pasar-pelajar-saat-musim-ujian-tiba-1/2011/04/15).
Meski merek dari Jerman, khusus pensil, Faber Castell memproduksi di
Indonesia, Brasil, Jerman, dan Peru. Kapasitas produksi pabrik di Indonesia
hingga 400 juta batang per tahun. Hanya 20% dari produksi itu yang dijual di
pasar dalam negeri, sisanya diekspor ke negara lain. Penjualan pensil 2B di dalam
menyerap paling besar, yakni sekitar 60% dari total permintaan, sisanya adalah
perkantoran.
(http://peluangusaha.kontan.co.id/news/pensil-2b-berebut-pasar-pelajar-saat-musim-ujian-tiba-1/2011/04/15).
Dalam proses keputusan pembelian, prilaku konsumen sangat penting
untuk diperhatikan, karena pasar yang dihadapi oleh perusahaan adalah pasar
konsumen, dimana konsumen mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam
menentukan terjadinya suatu keputusan pembelian.
Faktor – faktor yang mempertimbangkan konsumen sebelum melakukan
pembelian antara lain pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran
distribusi, waktu pembelian, jumlah pembelian dan sebagainya. Beberapa faktor
tersebut yang biasa dipertimbangkan oleh konsumen sebelum melakukan
keputusan pembelian adalah atribut produk. Menurut Fandy Tjiptono (2008:103)
“atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian”.
Untuk mengetahui keputusan pembelian produk pensil 2B ini maka
dilakukan pra penelitian kepada 30 orang siswa kelas 3 di SMA Negeri 23
Bandung. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3:
Tabel 1.3
Merek Pensil 2B Yang Paling Banyak Dipakai Siswa Kelas 3 di SMA Negeri 23 Bandung
Merek Jumlah
Faber Castell 20 orang
Staedtler 10 orang
Hasil pra penelitian Tabel 1.3 menunjukan bahwa dari 30 orang siswa
kelas 3 di SMA Negeri 23 Bandung memakai pensil 2B merek Faber Castell. Hal
tersebut terjadi karena menurut mereka kualitas ketebalan yang dimiliki pensil 2B
Faber Castell cukup baik dan lebih percaya dibandingkan dengan merek
Staedtler, serta pengaruh dari teman-teman yang lebih banyak mengunakan pensil
2B merek Faber Castell, serta harga yang lebih murah dibanding merek Staedtler.
Atribut produk merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Keputusan untuk membeli
timbul dikarenakan adanya penilaian yang objektif atau karena adanya dorongan
emosional untuk membeli suatu produk. Biasanya konsumen membeli atas dasar
beberapa pertimbangan, salah satunya kualitas. Mempertahankan kualitas produk
yang dihasilkannya dan juga menambah fitur/sifat produk yang dihasilkannya
agar bisa menarik konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas 3 di SMA
Negeri 23 Bandung didapatkan bahwa kualitas produk pensil 2B Staedtler masih
dibawah harapan, terutama masalah promosi bagi pelajar yang akan melakukan
ujian serta harga yang murah. Dalam tingkat kualitas kehitaman, konsumen
kurang percaya dengan ketebalan Staedtler, mereka lebih percaya dengan kualitas
kehitaman Faber Castell.
Menurut hasil wawancara dengan beberapa pelajar, diperoleh informasi
bahwa para pelajar khawatir dalam menunggu hasil ujian nasional, karena proses
pemeriksaan hasil ujian menggunakan teknologi komputer. Artinya bila dalam
mengisi, kotornya kertas jawaban akibat kurang bersihnya dalam menghapus dan
sebagainya, maka kertas jawaban pun tidak bisa terbaca. Agar para siswa
terhindar dari hal ini mereka membutuhkan pensil 2B yang tebal saat menulis/
mengisi jawaban, mudah di hapus dan tidak mudah patah, sehingga mereka lebih
memilih merek Faber Castell.
Hal tersebut menjelaskan adanya permasalahan yang terjadi pada
keputusan pembelian pensil 2B Staedtler. Keadaan tersebut berkaitan dengan
siswa kelas 3 di SMA Negeri 23 Bandung yang akan melakukan ujian dan
memilih merek pensil 2B yang menurut mereka baik untuk digunakan saat ujian.
Persaingan dikategori produk pensil hitam sekarang ini cukup kompetitif,
Staedtler harus dapat menyiapkan strategi dalam mencermati keinginan dan
kebutuhan target konsumen khususnya dikalangan pelajar, serta meningkatkan
kualitas produk dan menambah fitur yang dihasilkannya sehingga dapat
menaikkan jumlah penjualan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk meneliti tentang
Atribut Produk Pensil 2B Staedtler Serta Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian. Survei pada siswa kelas 3 SMA Negeri 23 Bandung pengguna pensil 2B Staedtler.
1.2 Identifikasi Masalah
Penyelenggaraan ujian nasional menjadi kesempatan produsen pensil 2B
untuk meningkatkan penjualan. Banyaknya merek produk pensil 2B yang ada saat
membuat konsumen melakukan suatu keputusan pembelian akan produk yang
ditawarkan, perusahaan harus memiliki ciri produknya untuk membedakan produk
perusahaan dengan pesaing. Manfaat suatu produk ditujukan oleh suatu
perusahaan melalui atribut yang dimiliki oleh produk perusahaan tersebut,
sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli produknya sesuai kebutuhan,
keinginan, dan harapan.
Untuk membeli sebuah produk pensil 2B Staedtler, konsumen pelajar
dihadapkan kepada berbagai alasan untuk membeli pensil 2B Staedtler dengan
berbagai sajian atribut yang diberikan oleh perusahaan sebagai upaya produsen
untuk menarik konsumen membeli produk dengan merek yang sama dan loyal
terhadap merek tersebut.
Atribut produk merupakan bagian dari tujuan konsumen pelajar untuk
melakukan keputusan pembelian pensil 2B Staedtler yang sesuai dengan
kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka saat dipakai ujian.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana gambaran atribut produk pensil 2B Staedtler menurut siswa kelas
3 di SMA Negeri 23 Bandung
2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian konsumen produk pensil 2B
3. Seberapa besar pengaruh atribut produkpensil 2B Staedtler terhadap
keputusan pembelian menurut siswa kelas 3 di SMA Negeri 23 Bandung
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui gambaran tentang atribut produk pensil 2B Staedtler menurut
siswa kelas 3 di SMA Negeri 23 Bandung
2. Mengetahui gambaran keputusan pembelian konsumen produk pensil 2B
Staedtler menurut siswa kelas 3 di SMA Negeri 23 Bandung
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk pensil 2B Staedtler
terhadap keputusan pembelian menurut siswa kelas 3 di SMA Negeri 23
Bandung.
1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
manajemen pemasaran terutamamengenai atribut produk terhadap keputusan
pembelian pada produk pensil.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi PT. Staedtler Indonesia
untuk mengetahui prilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
produknya, untuk mengetahui alasan-alasan konsumen membeli produknya,
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang
menjadi variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah atribut
produk yang meliputi kualitas produk, fitur produk, gaya dan desain produk.
Selanjutnya variabel bebas (independent) tersebut berpengaruh terhadap
variabel terikat (dependent variabel) yaitu keputusan pembelian yang meliputi
pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, jumlah
pembelian, waktu pembelian.
Pada penelitian ini, subjek yang menjadi responden adalah siswa kelas 3
pengguna pensil 2B Staedtler di SMA Negeri 23 Bandung. Penulis memilih
penelitian di SMA Negeri 23 Bandung karena adanya permasalahan yang terjadi
pada keputusan pembelian pensil 2B Staedtler. Keadaan tersebut berkaitan dengan
siswa kelas 3 di SMA Negeri 23 Bandung yang akan melakukan ujian dan
memilih merek pensil 2B yang menurut mereka baik untuk digunakan saat ujian.
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan
jenis penelitian dan metode yang akan digunakan sehingga tujuan penelitian dapat
Menurut Sugiyono (2008:29), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
befungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang
diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian deskriptif
dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai atribut produk dan keputusan
pembelian konsumen pada produk pensil 2B merek Staedtler.
Arikunto (2006:8) mengemukakan bahwa, “Penelitian verifikatif pada
dasarnya ingin menguji kebenaran pengumpulan data di lapangan”. Berdasarkan
jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilakukan
melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan
adalah explanatory survei. Explanatory survei adalah suatu survei yang digunakan
untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variable melalui pengujian
hipotesis, survei dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
Menurut Kerlinger yang dikutip Sugiyono (2008:11) metode survei
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya
dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.
Pada penelitian yang menggunakan metode ini informasi dari sebagian
populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan
untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana untuk melakukan studi yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Desain
penelitian menjamin bahwa penelitian akan lebih relevan terhadap masalah yang
diteliti.
Penelitian ini sendiri menguji tingkat pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat dimana masalah yang menjadi inti dalam penelitian ini memiliki
ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Maka desain penelitian ini
lebih cocok bersifat kausal.
Desain kausal ini mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan bukti
hubungan sebab akibat, sehingga diketahui mana yang menjadi variabel yang
mempengaruhi, dan mana variabel yang dipengaruhi. Menurut Arikunto
(2006:270) bahwa desain kausalitas bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan, besarnya hubungan, dan berarti atau tidaknya hubungan antar variabel.
Oleh karena itu desain kausalitas pada penelitian bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Untuk persiapan pengolahan data, maka dibuat panduan operasionalisasi
variabel, yang di dalamnya membuat variabel X yaitu kualitas produk dan
variabel Y yaitu keputusan pembelian yang dapat dijadikan sebagai acuan
kuesioner beserta indikator-indikator yang terkait, yang dibuat dalam bentuk tabel
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
1 2 3 4 5
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis-jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung
yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat
pengumpulan data tertentu yang dbuat secara khusus untuk itu.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan
yang berasal dari buku-buku ilmiah, majalah-majalah ilmiah, serta
literatur lainnya yang berisi landasan teori yang dianggap relevan dengan
topik penelitian.
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang selanjutnya
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data Tujuan
Penelitian
Jenis Data Sumber Data Kategori
Data
Pra Penelitian Tahun 2012 Primer
Mengetahui
Pra Penelitian Tahun 2012 Primer
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui:
1. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur
seperti buku, majalah ilmiah guna memperoleh informasi yang
berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan
dengan masalah dan variabel yang di teliti yaitu, atribut produk menurut
Kotler dan Amstrong (2010) dan keputusan pembelian menurut Kotler
2. Studi Lapangan
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mempermudah memperoleh data dan
juga mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden. Dalam
penelitian ini wawancara dilakukan kepada beberapa siswa kelas 3 di
SMA Negeri 23 Bandung pengguna pensil 2B Staedtler yang menjadi
responden.
b. Kuesioner
Kuesioner dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk menjawab
pertanyaan yang dapat mencerminkan pengukuran indikator dari
variabel x yaitu Atribut Produk dan variabel y yaitu Keputusan
Pembelian. Dalam kuesioner ini setiap pendapat responden diukur
dengan semantic defferensial.
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sample 3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMA Negeri 23 Bandung pengguna
Tabel 3.3
Jumlah Pengguna Pensil 2B Staedtler di Kelas 3 SMA Negeri 23 Bandung Tahun 2012/2013
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Pengguna
XII IPA 1 43 siswa 15 siswa
Sumber : Pra Penelitian di Kelas 3 SMA Negeri 23 Bandung 2012
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81) “sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik slovin dengan rumus :
� = �
e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir
(e = 0,1) Agar sampel yang digunakan lebih representatif dan untuk menjaga
kekurangan data, maka jumlah sampel yang ditarik adalah sebesar 100
3.5.3 Teknik Pengambilan Sempel
Teknik sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, Sugiyono (2012:81) menyatakan teknik sampling
adalah teknik pengambilan sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak (mobile population)
dan bersifat homogen, maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik Simple random sampling atau pengambilan sampel acak sederhana.
Menurut Sugiono (2012:82) dikatakan simple random sampling karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data
Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul.
Selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut
dapat dilihat apakah antara variabel program Pengaruh Atribut Produk (X) ada
pengaruhnya atau tidak terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).
Prosedur yang digunakan dalam pengelolaan data penelitian dilakukan
sebagai berikut :
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh
responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket
secara menyeluruh.
2. Skoring, skala pengukuran yang digunakan adalah semantic defferensial yaitu
seseorang, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi
tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positif” terletak di
bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis
atau sebaliknya (Sugiyono, 2012:97). Jawaban setiap instrumen skala ini
berupa angka. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4:
Tabel 3.4
Pola Skoring Semantic Defferensial
Angka Persepsi Responden
1 Sangat Negatif
2 Negatif
3 Netral
4 Positif
5 Sangat Positif
Sumber : Sugiyono(2012:97)
3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dalam tabel
4. Tahap uji coba kuesioner, untuk menguji layak tidaknya kuesioner disebarkan
kepada responden, maka penulis melakukan dua tahap pengujian yaitu uji
validitas dan reliabilitas.
5. Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif adalah melalui
tinjauan kontinum dan perbandingan rata-rata data sampel, sedangkan untuk
menjawab tujuan penelitian yang bersifat asosiatif atau verifikatif maka
digunakan teknik analisis regresi sederhana.
3.6.2 Hasil Validitas dan Reliabilitas 3.6.2.1 Hasil Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus korelasi yang
dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment. Dengan rumus :
= � −( )( )
� 2 −( )2 � 2 −( 2)
(Sugiyono, 2012:183)
Dimana
:
rxy = Menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang
dikorelasikan
R = Koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang
dikorelasikan
X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Pengujian keberartian koefisien (rb) dilakukan dengan taraf signifikan
5%. Rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut :
= � −2
1− 2
=� −2
Keputusan pengujian validitas item responden adalah sebagai berikut :
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak
valid apabila rhitung< rtabel .
Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS 17
for windows, out put yang dihasilkan dari pengolahan SPSS merupakan data rhitung.
Untuk lebih mengetahui apakah nilainya signifikan atau tidak, maka dilakukanlah
uji korelasi membandingkan rhitung dan rtabel agar memperoleh nilai yang
signifikan, maka rhitung harus lebih besar dari rtabel (dilihat dari r product moment
dengan tarif signifikan 5% dan derajat kebebasan n-2) dengan jumlah responden
awal sebanyak 30 dengan ketetapan rtabel 0,374.
Tabel 3.5
1 Manfaat pensil 2Bstaedtler 0,523 0,374 Valid
2 Kekuatan pensil 2Bstaedtler 0,777 0,374 Valid
3 Kehitaman pensil 2B staedtler 0,688 0,374 Valid
4 Keawetan pesnil 2B staedtler 0,653 0,374 Valid
Fitur Produk
5 Komposisi bahan dasar pensil 2B
staedtler
0,385 0,374 Valid
6 Kelembutan pensil 2B staedtler 0,714 0,374 Valid
Gaya & Desain Produk
7 Daya tarik bentuk pensil 2B staedtler 0,536 0,374 Valid
8 Daya tarik warna pesnil 2B staedtler 0,639 0,374 Valid
Berdasarkan hasil perhitungan validitas pada tabel 3.5 instrumen variabel
atribut produk dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi kualitas
produk pada pertanyaan nomor dua dengan pernyataan kekuatan pensil 2B
Staedtler yang bernilai 0,777, sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi fitur
produk dengan pernyataan komposisi bahan dasar pensil 2B Staedtler yang
bernilai 0,385.
1 Kenyamanan pensil 2B staedtler saat dipakai 0.499 0,374 Valid
2 Keterbacaan pensil 2B staedtler oleh komputer 0,696 0,374 Valid
3 Kemudahan pesnil 2B staedtler untuk dihapus 0,605 0,374 Valid
Pemilihan Merk
4 Pensil 2B staedtler karena citra merk yang baik 0,387 0,374 Valid 5 Pensil 2B staedtler karena kepercayaan terhadap
merk
0,486 0,374 Valid Pemilihan Saluran Distribusi
6 Kemudahan mendapatkan pensil 2B staedtler 0,581 0,374 Valid
7 Ketersediaan pensil 2B staedtler 0,597 0,374 Valid
8 Akses menuju tempat pembelian pensil 2B staedtler
0,425 0,374 Valid Jumlah Pembelian
9 Jumlah pembelian pensil 2B staedtler 0,527 0,374 Valid
10 Frekuensi pembelian pensil 2B staedtler 0,475 0,374 Valid
Waktu Pembelian
11 Pembelian pensil 2B staedtler karena kebutuhan 0,590 0,374 Valid
12 Pembelian pensil 2B staedtler karena adanya promosi
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.6 instrumen penelitian untuk
variabel keputusan pembelian, dapat diketahui bahwa nilai terendah terdapat pada
dimensi pemilihan merk dengan pernyataan pensil 2B Staedtler karena citra merk
yang baik yang bernilai 0,387, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada dimensi
pemilihan produk dengan pernyataan keterbacaan pensil 2B Staedtler oleh
komputer.
3.6.2.2 Hasil Reliabilitas
Sugiyono (2012:268) mengemukakan bahwa :
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik, suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda.
Koefisien Alpha Cronbach (Ca) merupakan statistik yang paling umum
digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen
penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien
Alpha Cronbach lebih besar atau sama 0,70.
11
=
�−�11
−
��2 = 2−
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel jika
rhitung > rtabel.
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak reliabel
jika rhitung < rtabel.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada 30 responden dengan
tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan df (n-2), maka didapat nilai rtabel
sebesar 0,374 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.7 hasil pengujian reliabilitas
di bawah ini :
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Reliabilitas
Atribut Produk dan Keputusan Pembelian Pensil 2B Staedtler
No Variabel Alpha Cronbrach Kesimpulan
1 Atribut Produk 0,751 Reliabel
2 Keputusan Pembelian 0,733 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012 oleh SPSS 17 for windows
Berdasarkan tabel 3.7 hasil pengujian reliabilitas, dapat diketahui bahwa
instrument yang diajukan kepada responden dapat dikatakan reliabel, karena
3.6.3 Teknik Analisis Data
Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya
diukur dalam skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih”
atau “kurang” dari yang lain. Maka skala ordinal tersebut harus dirubah kedalam
bentuk skala interval, karena merupakan syarat pengolahan data dengan
penerapan statistic parametric dengan menggunakan Methode Successive Interval
(MSI).
1. Methode Succesive Interval (MSI)
Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai
berikut :
(1) Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan , hitung
proporsi setiap pilihan jawaban.
(2) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap jawaban, hitung
proporsi setiap pilihan jawaban.
(3) Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pertanyaan hitung
proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
(4) Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan
jawaban.
= 1 2�
−12 2
(5) Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan
jawaban melalui persamaan berikut :
ScaleValue= Kepadatanbatasbawah−kepadatanbatasatas
(6) Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban
melalui persamaan berikut :
Score = Scale value + | Scale Value minimum | + 1
2. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi pada dasarnya adalah suatu studi mengenai
ketergantungan suatu variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel
independen, dengan tujuan untuk menaksir dan atau memprediksi rata-rata
hitung (mean) atau rata-rata (populasi) variabel dependen berdasarkan nilai
tetap (fixed) variabel independen yang telah diketahui (Gujarati, 2003:18).
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan
dan memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui.
Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari hubungan oleh hubungan
fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y) (Riduwan, 2007:145).
Hasil analisis regresi adalah koefisien regresi pada masing-masing
variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi
variabel dependen dengan suatu persamaan. Selanjutnya dalam analisis
regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
juga menunjukan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Variabel dependen diasumsikan random, yang berarti mempunyai
distribusi probabilistik. Sedangkan variabel independen diasumsikan
memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang) (Sugiyono,
Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka variabel yang
dianalisis adalah variabel independen yaitu atribut produk (X) sedangkan
variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y). Dengan memperhatikan
karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang digunakan
adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi untuk kedua variabel
tersebut. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui jenis hubungan antar
variabel-variabel yang diteliti (Sudjana, 2000:234), sedangkan analisis
korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel yang
diteliti (Sugiyono, 2008:270).
Persamaan regresi sederhana X atas Y adalah sebagai berikut :
Ŷ = a + bX
Dimana :
Ŷ = Keputusan Pembelian (Variabel dependen, subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan)
a = Harga Y, jika X = 0
b = Angka arah atau koefisien regresi
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Langkah-langkah yang dilakukan yang akan digunakan dalam analisis
regresi sederhana adalah sebagai berikut :
1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a
dan b, yaitu : ∑X ∑Y dan ∑XY ∑ 2∑ 2
2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus sebagai berikut :
=
2 −
=
� −� 2− 2 (Sugiyono, 2008:272)
X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan
menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan
membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y akan bervariasi.
Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X,
karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
3.6.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam
penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus
dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui
persentase pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel tak
bebas, dengan asumsi ...
KP = r2 x 100% (Riduwan 2006:136)
Keterangan :
KP = Nilai koefisien determinan
r = Nilai koefisien korelasi
3.6.5 Uji Hipotesis
Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent
variable yaitu Atribut Produk (X) yang terdiri dari (X1) kualitas produk, (X2)
fitur, (X3) gaya dan desain produk, sedangkan variabel dependen adalah
Keputusan Pembelian (variabel Y). Adapun yang menjadi hipotesis utama
SMA Negeri 23 Bandung. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
meliputi uji kerartian koefisien arah regresi.
Hipotesi yang diajukan yaitu Atribut Produk (X) yang terdiri dari (X1)
kualitas produk, (X2) fitur, (X3) gaya dan desain produk berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian (Y). Hipotesis tersebut digambarkan sebagai berikut
pada gambar 3.1 :
Gambar 3.1 Model Regresi Keterangan :
X = Variabel atribut produk
Y = Variabel Keputusan Pembelian
Є = Residu (variabel lain diluar variabel X yang berpengaruh) ke
variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numerik
dari variabel eksogenus.
Untuk menguji keberartian koefisien arah regresi dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut ini :
� =� 2
�2� (Sudjana,2001:16)
Є
Ho : β1 = 0, Koefisien arah regresi tidak berarti, artinya tidak terdapat
pengaruh antara yaitu Atribut Produk (X) yang terdiri dari (X1) kualitas
produk, (X2) fitur, (X3) gaya dan desain produk dengan Keputusan Pembelian
pensil 2B Staedtler di kalangan siswa kelas 3 SMA Negeri 23 Bandung.
Signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan Y di uji dengan
membandingkan thitung dan ttabel . Rumus dari distribusi student adalah :
= �−2
1− 2 (Riduwan, 2006:137)
Keterangan :
t = Distribusi student
r = koefisien korelasi product moment
n = banyaknya data
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :
Jika thitung> ttabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung< ttabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak
Taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu
pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam
rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat
ditulis sebagai berikut :
H1 : ρ = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Atribut Produk (X) yang terdiri
dari (X1) kualitas produk, (X2) fitur, (X3) gaya dan desain produk dengan
Keputusan Pembelian pensil 2B Staedtler di kalangan siswa kelas 3 SMA
H0 : ρ > 0 , artinya terdapat pengaruh antara Atribut Produk (X) yang terdiri
dari (X1) kualitas produk, (X2) fitur, (X3) gaya dan desain produk dengan
Keputusan Pembelian pensil 2B Staedtler di kalangan siswa kelas 3 SMA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis
regresi yang dilaksanakan mengenai pengaruh atribut produk terhadap keputusan
pembelian pensil 2B Staedtler menurut siswa kelas 3 di SMA Negeri 23 Bandung
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gambaran secara keseluruhan kondisi atribut produk berada pada kategori
tinggi. Berdasarkan penelitian ini, diketahui indikator atribut produk yang
paling baik adalah kualitas produk. Sedangkan indikator yang paling rendah
adalah gaya dan desain produk. Penilaian tertinggi diberikan kepada kualitas
produk pensil 2B Staedtler karena menurut siswa kelas 3 di SMA Negeri 23
Bandung kualitas menjadi faktor utama dalam membeli suatu produk, kualitas
kehitaman pensil yang baik saat mengisi lembar jawaban ujian menjadi faktor
utama dalam memilih merek pensil yang baik.
2. Gambaran secara keseluruhan kondisi keputusan pembelian berada pada
kategori tinggi. Berdasarkan penelitian ini, diketahui indikator keputusan
pembelian yang paling baik adalah pemilihan saluran distribusi. Sedangkan
indikator yang paling rendah adalah jumlah pembelian. Penilaian tertinggi
diberikan kepada pemilihan saluran distribusi pensil 2B Staedtler karena
menurut siswa kelas 3 di SMA Negeri 23 Bandung pensil 2B Staedtler mudah
3. Terdapat pengaruh yang positif antara atribut produk dengan keputusan
pembelian pensil 2B Staedtler menurut siswa kelas 3 di SMA Negeri 23
Bandung yang menunjukkan tingkat korelasi yang sedang. Sementara
pengaruh atribut produk yang terdiri dari kualitas produk, fitur produk, gaya
dan desain produk terhadap keputusan pembelian yang terdiri dari pemilihan
produk, pemilihan merek, pemilihan saluran distribusi, jumlah pembelian,
dan waktu pembelian pengaruh variabel x terhadap y efektif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan temuan yang telah
dihasilkan, maka penulis menyatakan hal-hal sebagai berikut dengan harapan
dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan bagi PT. Staedtler Indonesia,
yaitu sebagai berikut:
1. Indikator atribut produk yang memiliki skor terendah adalah gaya dan desain
produk. Dalam hal ini pihak perusahaan disarankan melakukan perubahan
atau modifikasi gaya dan desain produk pensil 2B Staedtler agar lebih
menarik lagi khususnyan bagi para pelajar. Gaya mengedepankan tampilan
luar dan membuat orang bosan sedangkan desain lebih ke dalam inti produk.
Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk
dan juga penampilannya. Gaya dan desain produk pensil 2B Staedtler yang
baik akan dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong
biaya produksi, dan memberikan keunggulan bersaing dengan kompetitor di
2. Indikator keputusan pembelian yang memiliki skor terendah adalah jumlah
pembelian. Jumlah pembelian yang tidak tentu oleh konsumen, menyebabkan
perusahaan disarankan melakukan promosi lebih baik lagi, salah satunya bisa
melalui event promosi yang khusus ditujukan kepada para pelajar yang akan
melakukan ujian, agar mereka loyal menggunakan pensil 2B Staedtler,
sehingga dapat meningkatkan penjualan.
3. Diharapkan peneliti dapat melakukan studi penelitian secara lebih mendalam
lagi terhadap pensil 2B Staedtler, mempertimbangkan faktor-faktor lain
seperti harga, citra merek, promosi, dan lainnya yang mempengaruhi
keputusan pembelian pensil 2B Staedtler, sehingga dapat memberikan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Alma, Buchari. Prof. Dr. H. (2009). Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa.
Bandung : Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi, Prof.Dr. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Kotler, Philip, Gary Amstrong. (2010). Principles of Marketing13th Edition. New
Jearsey : PEARSON.
Perreault, Cannon, Mc.Carthy. (2008). Essentials of Marketing : a marketing
strategy planning approach11th Edition. Mc.Graw Hill
Schiffman, Keanuk. (2010). A model Of Consumer Decision Making. Mc.Graw
Hill
Sugiyono, Prof.Dr. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi PemasaranEdisi 3. Yogyakarta : Penerbit Andi.
E-BOOK
Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management14th Edition.
New Jearsey : PEARSON.
Internet
Taufiq. (2011). Merek Pensil Yang Bagus Untuk Ujian. (Online). Tersedia :
http://soaljawabanujian.blogspot.com/2011/11/merk-pensil-yang-bagus-untuk-ujian.html. ( 20 Maret 2012)
Anastasia Lilin Y, Feri Kristianto. (2011). Pensil 2B Berebut Pasar Pelajar Saat
Musim Ujian Tiba. (Online). Tersedia :
Pensilujiantepat. (2011). Sejarah Pensil. (Online). Tersedia :
http://pensilujiantepat.wordpress.com/. (20 Maret 2012)
Pensilujiantepat. (2010). Sejarah Staedtler. (Online). Tersedia :
http://pensilujiantepat.wordpress.com/2010/05/21/sejarah-staedtler/. (20
Maret 2012)
Ngapackers. (2008). Definisi Pemasaran Menurut Para Ahli. (Online). Tersedia :
http://ngapackers.blogspot.com/2008/10/pengertian-definisi-pemasaran-menurut.html. (20 Maret 2012)
Sutojo. (2009). Definisi Produk. (Online). Tersedia :
http://id.shvoong.com/business-management/marketing/1911804-definisi-produk/. (20 Maret 2012)
Blog UIN Maliki Malang. (2012). Prilaku Konsumen. (Online). Tersedia :
http://blog.uin-malang.ac.id/manajemen09/perilaku-konsumen/. (20 Maret
2012)
Retno. (2010). Jenis-Jenis Pensil. (Online). Tersedia :
http://id.shvoong.com/humanities/arts/2078372-jenis-jenis-pensil/#ixzz1sN61ucq7. (20 Maret 2012)
Patrick Ng. (2011). Wopex Lead Feels Weird. (Online). Tersedia :
http://scription.typepad.com/blog/2011/01/wopex-lead-feels-weird.html. ( 2