• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Komunitas Bandung Heritage dengan Gaya Art Deco.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Komunitas Bandung Heritage dengan Gaya Art Deco."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Komunitas Bandung Heritage adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang

berusaha melestarikan budaya Bandung khususnya bangunan-bangunan

bersejarah yang terdapat di kota Bandung. Komunitas ini berdiri sejak tahun 1987

dan terus berkembang sampai sekarang. Banyak kegiatan yang dilakukan

komunitas ini seperti pameran, seminar dan konsultan desain yang berhubungan

dengan bangunan heritage. Komunitas ini belum memiliki fasilitas yang memadai

untuk beraktifitas sehingga perancangan ini bertujuan untuk menciptakan fasilitas

dengan desain interior yang menunjang kergiatan sekaligus merepresentasikan

identitas dari Komunitas Bandung Heritage. Fasilitas yang dirancang meliputi

kantor komunitas, ruang serbaguna, perpustakaan, galeri, serta kantin.

Fasilitas ini dirancang dengan tema harmonisasi dalam perkembangan jaman dan

konsep konsisten dan totalitas dalam kebersamaan. Tema harmonisasi dalam

perkembangan jaman didasari semangat pelestarian bangunan heritage serta

sejarah dari perkembangan arsitektur bangunan-bangunan tersebut sedangkan

konsep konsisten dan totalitas dalam kebersamaan didasari dari keseriusan dari

komunitas ini untuk melestarikan bangunan heritage. Desain fasilitas ini

diadaptasi dari gaya Art Deco karena gaya ini merupakan bagian dari sejarah kota

Bandung yang telah menjelma menjadi salah satu identitas kota.

Perancangan fasilitas ini diharapkan dapat menjadi pusat bagi sumber literatur dan

ilmu pengetahuan seputar budaya Bandung. Masyarakat Bandung diharapkan

dapat lebih mengenal serta menghargai budayanya melalui fasilitas ini.

(2)

ABSTRACT

Bandung Heritage Community is a non-governmental organization which atempts

to preserve the culture of Bandung, especially the historical buildings in Bandung.

The organization was established in 1987 and it has been developed up to the

present. There are many activities that this community has done, such as

exhibitions, seminars, and design consultation related to heritage buildings.

However, this community has not got a proper facility to do their activities so that

this design is aimed to create a facility with an interior design that can not only

support the activities but also represent the identity of Bandung Heritage

Community. The facilities include the office, a multi-purpose room, a library, a

gallery, and a canteen.

The facilty is designed with the theme of harmonization in the current

development and the concept of consistent and total togertherness. The

harmonization theme in the current development is based on the spirit of

preserving the heritage buildings and the history of the architectural development

of those buildings. Besides, the concept of consistent and total togertherness is

based on the seriousness of this community to preserve the heritage buildings. The

design of this facility is adapted from the Art Deco style because this style is part

of the history of Bandung which is reincarnated into one of the city identities.

The facility design is expected to be the center of references and knowledge about

Bandung culture. The Bandung society is expected to know and appreciate their

culture more through this facility.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN iv

KATA PENGANTAR v

1.4. Ide / Gagasan Perancangan 5

1.5. Manfaat Perancangan 6

1.6. Ruang Lingkup 6

1.7. Tujuan Perancangan 7

BAB 2 KAJIAN LITERATUR PERPUSTAKAAN, GALERI DAN

ART DECO

2.1. Perpustakaan 8

2.1.1. Fungsi dan Perancangan Perpustakaan 9

2.1.2. Standar Ergonomi Ruang Perpustakaan 10

(4)

2.2. Galeri 19

BAB 4 PERANCANGAN INTERIOR FASILITAS KOMUNITAS BANDUNG HERITAGE

4.1. Ide Tema 53

4.2. Ide Konsep 54

(5)

4.4. Perancangan Interior Fasilitas Komunitas Bandung Heritage 59

4.4.1. Perancangan Galeri 61

4.4.2. Perancangan Perpustakaan 66

4.4.3. Perspektif serta Skema Warna dan Material 70

BAB 5 KESIMPULAN 73

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Analisa Site 42

(7)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1. Struktur Organisasi Komunitas Bandung Heritage 2015 47

Bagan 3.2. Bubble Diagram 49

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Keadaan Kantor Komuntas Bandung Heritage di jalan Rereng

Barong

4

Gambar 2.1. Kebutuhan ruang perpustakaan beserta lay-out furniture 10

Gambar 2.2. Jangkauan manusia terhadap buku 11

Gambar 2.3. Kebutuhan sirkulasi lorong perpustakaan 11

Gambar 2.4. Kebutuhan sirkulasi area perpustakaan 12

Gambar 2.5. Kebutuhan sirkulasi area baca perpustakaan 12

Gambar 2.6. Pencahayaan lampu 17

Gambar 2.7. Jarak pandang mata terhadap lukisan 21

Gambar 2.8. Kemampuan gerak anatomi leher manusia 22

Gambar 2.9. Jangkauan pandangan mata terhadap obyek didepannya 22

Gambar 2.10. Chrysler Building, New York 28

Gambar 2.11. Detail Gedung Chrysler Building, New York 28

Gambar 2.12. Gedung Merdeka, Bandung 30

Gambar 2.13. Hotel Savoy Homann, Bandung 30

Gambar 2.14. Hotel Preanger, Bandung 31

Gambar 2.15. Gedung d’Vries, Bandung 31

Gambar 2.16. Penerapan bentuk sebagai dekorasi pada kolom Gedung Gas 32

Gambar 2.17. Gaya Art Deco pada Interior Gedung Chrysler 32

Gambar 2.18. Pola Lantai Art Deco 33

Gambar 2.19. Armatur Lampu yang didesain dengan Gaya Art Deco 34

Gambar 2.20. Foto-Foto Kineruku 36

Gambar 2.21. Logo Roemah Seni Sarasvati 37

Gambar 2.22. Archive & Galeri Seni di Roemah Seni Sarasvati 38

Gambar 2.23. Kafe Seni di Roemah Seni Sarasvati 38

Gambar 2.24. Ruang Pameran dan Diskusi di Roemah Seni Sarasvati 39

Gambar 3.1. Peta Lokasi Bangunan Bank Pacific 41

Gambar 3.2. Fasad Bangunan Bank Pacific 43

(9)

Gambar 3.4. Denah Eksisting Bangunan Bank Pacific 45

Gambar 3.5. Zoning Blocking pada Lantai 1. 49

Gambar 3.6. Zoning Blocking pada Lantai 2 49

Gambar 4.1. Beberapa bangunan heritage pada masa awal berdirinya kota

Bandung

56

Gambar 4.2. Warna Cokelat dan Gradasinya 57

Gambar 4.3. Kaca Patri 58

Gambar 4.5. Lampu Gantung Bergaya Art deco 59

Gambar 4.6. Denah lantai Satu 60

Gambar 4.7. Denah Mezanin Lantai Satu 60

Gambar 4.8. Denah Lantai Dua 61

Gambar 4.9. Denah Mezanin Lantai Dua 61

Gambar 4.10. Detail Beberapa Display pada Galeri 62

Gambar 4.11. Denah Galeri Beserta Desain Langit-Langit 63

Gambar 4.12. Tampak Potongan Galeri 64

Gambar 4.13. Gambar Perspektif Treatment Ceiling pada Galeri 65

Gambar 4.14. Gambar Perspektif Treatment Kolom pada Galeri 65

Gambar 4.15. Detail Perancangan Treatment Dinding pada Galeri 66

Gambar 4.16. Denah Perpustakaan beserta Langit-langitnya 66

Gambar 4.17. Tampak Potongan Perpustakaan 67

Gambar 4.18. Detail Meja pada Perpustakaan 67

Gambar 4.19. Detail Kursi pada perpustakaan 67

Gambar 4.20. Skema Warna dan Material 68

Gambar 4.21. Gambar Perspektif Galeri view 1 – sisi utara bangunan 69

Gambar 4.22. Gambar Perspektif Galeri view 2 – sisi timur bangunan 69

Gambar 4.23. Gambar Perspektif Galeri view 3 – mezanin 70

Gambar 4.24. Gambar Perspektif Galeri view 4 - lobby 70

Gambar 4.25. Gambar Perspektif Perpustakaan – view 1 71

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berlokasi strategis. Hal ini

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan yang salah satu diantaranya adalah

perkembangan arsitektur. Perkembangan arsitektur di Indonesia dipengaruhi

dari beberapa aliran seperti arsitektur China, Hindu-Budha, dan Kolonial.

Aliran yang masuk kemudian mengalami perubahanan khususnya karena

beradaptasi dengan iklim dan material yang berada di Indonesia. Gaya

arsitektur yang terus berkembang dan beradaptasi membuat arsitektur pada

(11)

Bandung merupakan kota yang berdiri pada masa pemerintahan kolonial

Belanda. Pembangunan Bandung tidak terlepas dari dibangunnya jalan pos

Anyer – Panarukan yang diikuti pembangunan di sekitar jalan tersebut.

Penbangunan Bandung yang berada pada masa kolonial membuat arsitektur

kota sangat dipengaruhi aliran arsitektur yang berkembang di Eropa. Aliran

tersebut diadaptasikan pada bangunan Bandung dengan memperhatikan iklim

dan material lokal. Beberapa aliran tersebut adalah Indische Empire yang

berasal dari gaya Empire Style yang populer di Prancis pada akhir abad 17

serta Art Deco yang penerapannya banyak terdapat pada elemen desain

bangunan kolonial di Bandung.

Art Deco adalah gaya seni yang muncul sekitar tahun 1920 di Paris. Art Deco

merupakan perkembangan dari aliran Art Nouveau namun memiliki sifat yang

bertolak belakang dari aliran tersebut. Art Deco menampilkan kesan elegan

dan modern dengan menggunakan garis tegas, pola geometris, serta

menonjolkan keunikan material, berbeda dengan garis organik Art Nouveau

atau ukiran bergaya klasik yang dianggap terlalu berlebihan. Art Deco tidak

hanya berkembang dalan arsitektur, namun terdapat juga dalam lukisan,

busana, desain mebel, dan lain-lain. Ciri Art Deco terlihat dari penggunaan

warna-warna yaang cerah dan berani. Penggunaan materialnya beragam dari

kayu, logam, bahkan kulit untuk mengejar kesan mewah.

Di Indonesia, khususnya Bandung, terdapat banyak bangunan yang bergaya

Art Deco . Pada masa penjajahan, arsitek-arsitek Belanda didatangkan untuk

membangun kota Bandung. Mereka menerapkan gaya Art Deco pada

bangunan rancangannya yang diadaptasikan dengan material dan keadaan

geografis Bandung. Sampai sekarang bangunan tersebut masih ada yang

kebanyakan diantaranya berdiri di pusat kota serta kawasan Bandung utara

yang dahulu merupakan kawasan yang dijadikan wilayah elit oleh Belanda.

Beberapa yang terkenal diantaranya: Villa Isola di UPI, Hotel Savoy

(12)

mengikuti gaya Art Deco pada kemudian hari telah menjadi keunikan dan

ciri khas arsitektur kota Bandung. Bandung mendapat beberapa julukan

seperti Paradise in Exile, Paradijs op Aarde serta yang terkenal adalah kota

yang dijuluki sebagai Parijs Van Java.

Seiring berjalannya waktu, Bandung berkembang menjadi sebuah kota besar

yang sekarang menjadi ibukota provinsi Jawa Barat. Berkembangnya

Bandung seiring dengan kebutuhan dan tuntutan jaman membuat wajah

Bandung berubah. Sangat disayangkan jika perkembangan itu justru merusak

identitas yang sudah ada.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak hanya melihat masa kini dan

masa mendatang, tetapi mau berpaling ke masa lampau untuuk menyimak

perjalanan yang dilaluinya. (JJA Worsaae, ahli hukum). Dari Sejarah kita

dapat belajar dari masalalu, mencintai apa yang ada dan memikirkan rencana

kedepan. Sejarah adalah warisan yang tak ternilai. Sejarah diwariskan oleh

generasi lama ke generasi baru melalui cerita dan tulisan.

Bandung merupakan kota dengan sejarah yang panjang. Identitas dan karakter

kota ini terlihat dari karya budaya yang ada. Karya budaya yang ada ini

merupakan aset berharga kota yang perlu dirawat dan dilestarikan. Terdapat

segelintir orang yang peduli akan aset tersebut yang beberapa diantaranya

tergabung dalam suatu komunitas yaitu Komunitas Bandung

Heritage. Komunitas Bandung Heritage merupakan sebuah lembaga swadaya

masyarakat yang berusaha melestarikan bangunan-bangunan bersejarah di

kota Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Arsitektur Art Deco telah menjelma menjadi identitas kota Bandung namun

pembangunan kota sedikit demi sedikit telah merusak identitas tersebut.

Banyak bangunan lama dengan arsitektur khasnya terbengkalai dan kemudian

dibongkar untuk dibangun bangunan baru yang megah namun tidak lagi

mencerminkan kekhasan arsitektur Art Deco Bandung. Kurangnya

(13)
(14)

1.3. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut maka dapat disimpulkan permasalahan

yang perlu ditindaklanjuti. Permasalahan tersebut adalah :

− Bagaimana mendesain fasilitas yang dapat menunjang kegiatan Komunitas Bandung Heritage sekaligus merepresentasikan identitas dari

komuntas tersebut?

− Bagaimana mendesain fasilitas yang dapat mengedukasi masyarakat umum untuk lebih menghargai serta melestarikan bangunan heritage?

1.4. Ide / Gagasan Perancangan

Gagasan dari perancangan ini adalah menyatukan kembali kantor Komunitas

Bandung Heritage sekaligus memfasilitasi kebutuhan mereka untuk

memudahkan kegiatan yang dilakukan dan secara tidak langsung dapat

berpengaruh terhadap pelestarian bangunan bersejarah Bandung. Selain itu

kantor dari Komunitas Bandung Heritage akan diproyeksikan juga sebagai

pusat dari informasi yang berkaitan dengan Bandung tempo dulu yaitu

dengan cara mengumpulkan buku-buku maupun sumber literatur lainnya di

tempat tersebut serta membangun sebuah galeri atau mini museum yang

berisi informasi seputar bangunan heritage Bandung.

Fasilitas utama yang dibutuhkan adalah perpustakaan dan ruang serbaguna

untuk seminar dan pameran. Selain itu juga terdapat galeri atau mini museum

yang berfungsi untuk menampilkan gambar maupun miniatur beserta

informasi dari bangunan heritage yang terdapat di kota Bandung. Diperlukan

juga kantor untuk bekerja serta ruang penerimaan tamu/lobby dan ruang rapat

yang memadai. Sebagai penunjang aktifitas, akan disertakan kantin agar

pengunjung dapat berdiskusi dengan lebih nyaman sambil menikmati jajanan

kuliner khas Bandung.

Dari fasilitas dan kegiatan komunitas tersebut diharapkan orang-orang yang

berkunjung baik masyarakat umun maupun anggota komunitas tersebut dapat

(15)

mencintai kota Bandung dan menghargai sejarahnya. Desain interior dari

tempat tersebut akan mengadaptasi gaya Art Deco yang merupakan gaya

arsitektur yang banyak diterapkan pada bangunan heritage di kota Bandung.

Target utama dari tempat ini adalah komunitas itu sendiri serta ahli sejarah

dan arsitektur untuk menambah wawasan mereka dan saling bertukar pikiran.

Selain itu perpustakaan dan mini museum yang didesain dengan nyaman

untuk berkumpul dan belajar diharapkan dapat mengundang masyarakat kota

Bandung, khususnya mahasiswa dan pelajar, untuk datang dan kemudian

dapat menumbuhkan kecintaan mereka terhadap kota Bandung.

1.5. Manfaat Perancangan

Ide perancangan tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan serta

merepresentasikan identitas dari Komunitas Bandung Heritage. Diharapkan

dengan semakin terakomodasinya kegiatan dan aktifitas mereka, kegiatan

yang mereka selenggarakan dapat membuat masyarakat Bandung lebih

mencintai budaya Bandung serta menghargai bangunan heritage.

Perpustakaan yang terpadu dengan komunitas tersebut diharapkan dapat

menjadi sumber literatur bagi para ahli sejarah dan arsitektur serta bagi

mereka yang membutuhkan informasi seputar Bandung tempo dulu.

Mini museum/galeri dan kantin diharapkan dapat memberikan kenyamanan

pada pengunjung sekaligus sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya

Bandung.

1.6. Ruang Lingkup

Tujuan utama dari perancangan ini adalah memfasilitasi komunitas Bandung

Heritage sehingga yang diutamakan dalam perancangan ini adalah kegiatan

komunitas tersebut. Konsep perancangan diarahkan menuju gaya Art Deco

karena gaya tersebut sangat mewakili suasana kota Bandung tempo dulu.

(16)

rapat dan ruang tamu, serta ruang serbaguna yang diperuntukkan untuk

diskusi/seminar maupun pertemuan bulanan. Selain fasilitas tersebut terdapat

fasilitas untuk umum yaitu perpustakaan sebagai sumber literatur budaya

Bandung bagi umum maupun komunitas serta mini museum/galeri dan kantin

sebagai sarana untuk memperkenalkan Bandung tempo dulu.

Perancangan mini museum/galeri pada tempat komunitas ini bukanlah

merupakan suatu museum terpadu yang terstruktur dimana terdapat kurator

dan diperlukan tempat penyimpanan serta perawatan khusus. Museum disini

hanyalah salah satu cara untuk mengenalkan bangunan heritage yang berada

di kota Bandung. Adapun benda tetap yang akan ditampilkan dalam museum

ini hanyalah foto serta maket sehingga tidak diperlukan perawatan khusus

yang membutuhkan suatu fasilitas terpadu seperti ruang restorasi dan

penyimpanan karya khusus.

1.7. Tujuan Perancangan

Perancangan fasilitas digunakan untuk mewadahi Komunitas Bandung

Heritage sebagai salah satu komunitas yang aktif melestarikan budaya

Bandung. Komunitas dapat menggunakan fasilitas ini untuk menyuarakan

semangat pelestarian bangunan heritage sehingga arah perkembangan kota

Bandung kedepannya diharapkan dapat lebih menghargai sejarah serta

keberadaan bangunan heritage yang memiliki keunikan dan menjadi ciri khas

dari kota Bandung.

Sarana yang terdapat dalam fasilitas komunitas ini dapat menjadi pusat

literatur serta informasi yang berkaitan dengan bangunan heritage Bandung

serta dapat dinikmati seluruh masyarakat baik penghuni kota Bandung

(17)

BAB 5

SIMPULAN

Komunitas Bandung Heritage merupakan komunitas pelestari bangunan heritage

yang berada di Bandung. Tujuan dari proyek ini merancang suatu fasilitas yang

dapat menunjang kegiatan Komunitas Bandung Heritage serta merepresentasikan

identitas dari komuntas tersebut. Selain itu, fasilitas ini dirancang untuk

mengedukasi masyarakat umum supaya dapat mengenal serta lebih menghargai

dan melestarikan bangunan heritage.

Guna menunjang kegiatan dari komunitas ini serta mengedukasi masyarakat

umum maka fasilitas yang dirancang meliputi galeri / mini museum,

(18)

mengapresiasi bangunan heritage yang berada di Bandung serta sebagai informasi

interaktif bagi masyarakat umum seputar bangunan heritage. Selain itu terdapat

area kantor, perpustakaan dan ruang serbaguna yang diperuntukan bagi aktifitas

komunitas seperti pameran, diskusi / seminar serta pertemuan bulanan.

Perancangan dilakukan di bangunan Ex-Bank Pacific yang merupakan bangunan

heritage di pusat kota. Posisinya berdekatan dengan kawasan heritage seperti

Jalan Braga dan Asia Afrika serta berada di pusat kota sehinggadiharapkan dapat

membuat aktifitas dari komunitas ini lebih dimudahkan.

Fasilitas ini dirancang dengan tema harmonisasi dalam perkembangan jaman dan

konsep konsisten dan totalitas dalam kebersamaan. Tema harmonisasi dalam

perkembangan jaman didasari semangat pelestarian bangunan heritage serta

sejarah dari perkembangan arsitektur bangunan-bangunan tersebut sedangkan

konsep konsisten dan totalitas dalam kebersamaan didasari dari keseriusan dari

komunitas ini untuk melestarikan bangunan heritage. Desain fasilitas ini

diadaptasi dari gaya Art Deco karena gaya ini merupakan bagian dari sejarah kota

Bandung yang telah menjelma menjadi salah satu identitas kota.

Perancangan fasilitas ini diharapkan dapat menjadi pusat bagi sumber literatur dan

ilmu pengetahuan seputar budaya Bandung. Masyarakat Bandung dapat lebih

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. http://www.bandungheritage.com diakses pada 16 September

2015 jam 08.15

Anonim. 2015. http://www.vam.ac.uk/page/a/art-deco/ diakses pada 5 Oktober

2015 jam 17.22

Anonim. 2015. http://www.sarasvati.co.id/roemah-seni-sarasvati/ diakses pada 25

Oktober 2015 jam 17.11

Bayer, Patricia. 1990. Art Deco Interior. London: Thames and Hudson Ltd

Chiara, Joseph De. dan Callender,John.1980. Time Saver Standards for Building

Types 2nd Edition. Singapore : MCGraw-Hill Inc

Hollingsworth, Mary. 1994. Architecture of the 20th Century. Pennsylvania :

Crescent Books

Julian, Yudistira A. Perancangan Galeri Seni Rupa di Medan. Medan:

Universitas Sumatera Utara

Jenner, Michael. 1993. The Architectural Heritage. London: Penguin Book Ltd

Katam, Sudarsono. 2015. Album Bandoeng Tempoe Doeloe. Bandung

Lasa. 2005. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus

Lesieutre, Alain. 1974. Art Deco – History. USA: Paddington Press Ltd

Paner, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga

Perpustakaan Nasional RI. 2011. Standar Perpustakaan Nasional. Jakarta

Pratiwi, Alnovira Inez. 2014. Perancangan Interior Bakery and Baking Course

dengan Konsep Back in Time with Art Deco. Bandung: Universitas Kristen

(20)

Saryanto. 2000. Adaptasi Art Deco di Kota Bandung : Kajian Desain Facade

Bangunan-Bangunan di Bandung. Bandung: Program Magister Arsitektur

Gambar

Tabel 3.2. Tabel Kebutuhan Ruang

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa orang yang membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan salah satu manifestasi keyakinan agamanya, sehingga orang yang belum menunaikan zakat merasa tidak

Penelitian serupa yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian olehDadheech et.al (2015) dengan judul “Prevalence, Bacteriology And Pathogenesis

Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema; Menyusun silabus, Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar,

Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode individual k-NN memperoleh nilai RMSE yang paling rendah dibandingkan dengan metode integrasi seleksi fitur dan k- NN, hal

Hasilnya dapat disimpulkan bahwa harga pH larutan uji, perlu waktu minimal 6 jam untuk mencapai kestabilannya yaitu mencapai angka di atas 6, dan Laju korosi baja

Tabel 11 Rata-rata Indeks Panen Akibat Perlakuan Varietas dan Dosis Kompos Sampah Rumah Tangga Perlakuan Rata-rata indeks panen Varietas lokal Karangploso 0,52 a Varietas lokal

Berdasarkan data-data tersebut, maka terjadi kesesuaian dengan penelitian ini yang juga menunjukkan bahwa mayoritas responden yang pernah melihat iklan laksatif di

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Pengaruh Konsentrasi Pektin terhadap Sifat