ABSTRAK
Komunitas Bandung Heritage adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang
berusaha melestarikan budaya Bandung khususnya bangunan-bangunan
bersejarah yang terdapat di kota Bandung. Komunitas ini berdiri sejak tahun 1987
dan terus berkembang sampai sekarang. Banyak kegiatan yang dilakukan
komunitas ini seperti pameran, seminar dan konsultan desain yang berhubungan
dengan bangunan heritage. Komunitas ini belum memiliki fasilitas yang memadai
untuk beraktifitas sehingga perancangan ini bertujuan untuk menciptakan fasilitas
dengan desain interior yang menunjang kergiatan sekaligus merepresentasikan
identitas dari Komunitas Bandung Heritage. Fasilitas yang dirancang meliputi
kantor komunitas, ruang serbaguna, perpustakaan, galeri, serta kantin.
Fasilitas ini dirancang dengan tema harmonisasi dalam perkembangan jaman dan
konsep konsisten dan totalitas dalam kebersamaan. Tema harmonisasi dalam
perkembangan jaman didasari semangat pelestarian bangunan heritage serta
sejarah dari perkembangan arsitektur bangunan-bangunan tersebut sedangkan
konsep konsisten dan totalitas dalam kebersamaan didasari dari keseriusan dari
komunitas ini untuk melestarikan bangunan heritage. Desain fasilitas ini
diadaptasi dari gaya Art Deco karena gaya ini merupakan bagian dari sejarah kota
Bandung yang telah menjelma menjadi salah satu identitas kota.
Perancangan fasilitas ini diharapkan dapat menjadi pusat bagi sumber literatur dan
ilmu pengetahuan seputar budaya Bandung. Masyarakat Bandung diharapkan
dapat lebih mengenal serta menghargai budayanya melalui fasilitas ini.
ABSTRACT
Bandung Heritage Community is a non-governmental organization which atempts
to preserve the culture of Bandung, especially the historical buildings in Bandung.
The organization was established in 1987 and it has been developed up to the
present. There are many activities that this community has done, such as
exhibitions, seminars, and design consultation related to heritage buildings.
However, this community has not got a proper facility to do their activities so that
this design is aimed to create a facility with an interior design that can not only
support the activities but also represent the identity of Bandung Heritage
Community. The facilities include the office, a multi-purpose room, a library, a
gallery, and a canteen.
The facilty is designed with the theme of harmonization in the current
development and the concept of consistent and total togertherness. The
harmonization theme in the current development is based on the spirit of
preserving the heritage buildings and the history of the architectural development
of those buildings. Besides, the concept of consistent and total togertherness is
based on the seriousness of this community to preserve the heritage buildings. The
design of this facility is adapted from the Art Deco style because this style is part
of the history of Bandung which is reincarnated into one of the city identities.
The facility design is expected to be the center of references and knowledge about
Bandung culture. The Bandung society is expected to know and appreciate their
culture more through this facility.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN iv
KATA PENGANTAR v
1.4. Ide / Gagasan Perancangan 5
1.5. Manfaat Perancangan 6
1.6. Ruang Lingkup 6
1.7. Tujuan Perancangan 7
BAB 2 KAJIAN LITERATUR PERPUSTAKAAN, GALERI DAN
ART DECO
2.1. Perpustakaan 8
2.1.1. Fungsi dan Perancangan Perpustakaan 9
2.1.2. Standar Ergonomi Ruang Perpustakaan 10
2.2. Galeri 19
BAB 4 PERANCANGAN INTERIOR FASILITAS KOMUNITAS BANDUNG HERITAGE
4.1. Ide Tema 53
4.2. Ide Konsep 54
4.4. Perancangan Interior Fasilitas Komunitas Bandung Heritage 59
4.4.1. Perancangan Galeri 61
4.4.2. Perancangan Perpustakaan 66
4.4.3. Perspektif serta Skema Warna dan Material 70
BAB 5 KESIMPULAN 73
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Analisa Site 42
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1. Struktur Organisasi Komunitas Bandung Heritage 2015 47
Bagan 3.2. Bubble Diagram 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Keadaan Kantor Komuntas Bandung Heritage di jalan Rereng
Barong
4
Gambar 2.1. Kebutuhan ruang perpustakaan beserta lay-out furniture 10
Gambar 2.2. Jangkauan manusia terhadap buku 11
Gambar 2.3. Kebutuhan sirkulasi lorong perpustakaan 11
Gambar 2.4. Kebutuhan sirkulasi area perpustakaan 12
Gambar 2.5. Kebutuhan sirkulasi area baca perpustakaan 12
Gambar 2.6. Pencahayaan lampu 17
Gambar 2.7. Jarak pandang mata terhadap lukisan 21
Gambar 2.8. Kemampuan gerak anatomi leher manusia 22
Gambar 2.9. Jangkauan pandangan mata terhadap obyek didepannya 22
Gambar 2.10. Chrysler Building, New York 28
Gambar 2.11. Detail Gedung Chrysler Building, New York 28
Gambar 2.12. Gedung Merdeka, Bandung 30
Gambar 2.13. Hotel Savoy Homann, Bandung 30
Gambar 2.14. Hotel Preanger, Bandung 31
Gambar 2.15. Gedung d’Vries, Bandung 31
Gambar 2.16. Penerapan bentuk sebagai dekorasi pada kolom Gedung Gas 32
Gambar 2.17. Gaya Art Deco pada Interior Gedung Chrysler 32
Gambar 2.18. Pola Lantai Art Deco 33
Gambar 2.19. Armatur Lampu yang didesain dengan Gaya Art Deco 34
Gambar 2.20. Foto-Foto Kineruku 36
Gambar 2.21. Logo Roemah Seni Sarasvati 37
Gambar 2.22. Archive & Galeri Seni di Roemah Seni Sarasvati 38
Gambar 2.23. Kafe Seni di Roemah Seni Sarasvati 38
Gambar 2.24. Ruang Pameran dan Diskusi di Roemah Seni Sarasvati 39
Gambar 3.1. Peta Lokasi Bangunan Bank Pacific 41
Gambar 3.2. Fasad Bangunan Bank Pacific 43
Gambar 3.4. Denah Eksisting Bangunan Bank Pacific 45
Gambar 3.5. Zoning Blocking pada Lantai 1. 49
Gambar 3.6. Zoning Blocking pada Lantai 2 49
Gambar 4.1. Beberapa bangunan heritage pada masa awal berdirinya kota
Bandung
56
Gambar 4.2. Warna Cokelat dan Gradasinya 57
Gambar 4.3. Kaca Patri 58
Gambar 4.5. Lampu Gantung Bergaya Art deco 59
Gambar 4.6. Denah lantai Satu 60
Gambar 4.7. Denah Mezanin Lantai Satu 60
Gambar 4.8. Denah Lantai Dua 61
Gambar 4.9. Denah Mezanin Lantai Dua 61
Gambar 4.10. Detail Beberapa Display pada Galeri 62
Gambar 4.11. Denah Galeri Beserta Desain Langit-Langit 63
Gambar 4.12. Tampak Potongan Galeri 64
Gambar 4.13. Gambar Perspektif Treatment Ceiling pada Galeri 65
Gambar 4.14. Gambar Perspektif Treatment Kolom pada Galeri 65
Gambar 4.15. Detail Perancangan Treatment Dinding pada Galeri 66
Gambar 4.16. Denah Perpustakaan beserta Langit-langitnya 66
Gambar 4.17. Tampak Potongan Perpustakaan 67
Gambar 4.18. Detail Meja pada Perpustakaan 67
Gambar 4.19. Detail Kursi pada perpustakaan 67
Gambar 4.20. Skema Warna dan Material 68
Gambar 4.21. Gambar Perspektif Galeri view 1 – sisi utara bangunan 69
Gambar 4.22. Gambar Perspektif Galeri view 2 – sisi timur bangunan 69
Gambar 4.23. Gambar Perspektif Galeri view 3 – mezanin 70
Gambar 4.24. Gambar Perspektif Galeri view 4 - lobby 70
Gambar 4.25. Gambar Perspektif Perpustakaan – view 1 71
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang berlokasi strategis. Hal ini
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan yang salah satu diantaranya adalah
perkembangan arsitektur. Perkembangan arsitektur di Indonesia dipengaruhi
dari beberapa aliran seperti arsitektur China, Hindu-Budha, dan Kolonial.
Aliran yang masuk kemudian mengalami perubahanan khususnya karena
beradaptasi dengan iklim dan material yang berada di Indonesia. Gaya
arsitektur yang terus berkembang dan beradaptasi membuat arsitektur pada
Bandung merupakan kota yang berdiri pada masa pemerintahan kolonial
Belanda. Pembangunan Bandung tidak terlepas dari dibangunnya jalan pos
Anyer – Panarukan yang diikuti pembangunan di sekitar jalan tersebut.
Penbangunan Bandung yang berada pada masa kolonial membuat arsitektur
kota sangat dipengaruhi aliran arsitektur yang berkembang di Eropa. Aliran
tersebut diadaptasikan pada bangunan Bandung dengan memperhatikan iklim
dan material lokal. Beberapa aliran tersebut adalah Indische Empire yang
berasal dari gaya Empire Style yang populer di Prancis pada akhir abad 17
serta Art Deco yang penerapannya banyak terdapat pada elemen desain
bangunan kolonial di Bandung.
Art Deco adalah gaya seni yang muncul sekitar tahun 1920 di Paris. Art Deco
merupakan perkembangan dari aliran Art Nouveau namun memiliki sifat yang
bertolak belakang dari aliran tersebut. Art Deco menampilkan kesan elegan
dan modern dengan menggunakan garis tegas, pola geometris, serta
menonjolkan keunikan material, berbeda dengan garis organik Art Nouveau
atau ukiran bergaya klasik yang dianggap terlalu berlebihan. Art Deco tidak
hanya berkembang dalan arsitektur, namun terdapat juga dalam lukisan,
busana, desain mebel, dan lain-lain. Ciri Art Deco terlihat dari penggunaan
warna-warna yaang cerah dan berani. Penggunaan materialnya beragam dari
kayu, logam, bahkan kulit untuk mengejar kesan mewah.
Di Indonesia, khususnya Bandung, terdapat banyak bangunan yang bergaya
Art Deco . Pada masa penjajahan, arsitek-arsitek Belanda didatangkan untuk
membangun kota Bandung. Mereka menerapkan gaya Art Deco pada
bangunan rancangannya yang diadaptasikan dengan material dan keadaan
geografis Bandung. Sampai sekarang bangunan tersebut masih ada yang
kebanyakan diantaranya berdiri di pusat kota serta kawasan Bandung utara
yang dahulu merupakan kawasan yang dijadikan wilayah elit oleh Belanda.
Beberapa yang terkenal diantaranya: Villa Isola di UPI, Hotel Savoy
mengikuti gaya Art Deco pada kemudian hari telah menjadi keunikan dan
ciri khas arsitektur kota Bandung. Bandung mendapat beberapa julukan
seperti Paradise in Exile, Paradijs op Aarde serta yang terkenal adalah kota
yang dijuluki sebagai Parijs Van Java.
Seiring berjalannya waktu, Bandung berkembang menjadi sebuah kota besar
yang sekarang menjadi ibukota provinsi Jawa Barat. Berkembangnya
Bandung seiring dengan kebutuhan dan tuntutan jaman membuat wajah
Bandung berubah. Sangat disayangkan jika perkembangan itu justru merusak
identitas yang sudah ada.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak hanya melihat masa kini dan
masa mendatang, tetapi mau berpaling ke masa lampau untuuk menyimak
perjalanan yang dilaluinya. (JJA Worsaae, ahli hukum). Dari Sejarah kita
dapat belajar dari masalalu, mencintai apa yang ada dan memikirkan rencana
kedepan. Sejarah adalah warisan yang tak ternilai. Sejarah diwariskan oleh
generasi lama ke generasi baru melalui cerita dan tulisan.
Bandung merupakan kota dengan sejarah yang panjang. Identitas dan karakter
kota ini terlihat dari karya budaya yang ada. Karya budaya yang ada ini
merupakan aset berharga kota yang perlu dirawat dan dilestarikan. Terdapat
segelintir orang yang peduli akan aset tersebut yang beberapa diantaranya
tergabung dalam suatu komunitas yaitu Komunitas Bandung
Heritage. Komunitas Bandung Heritage merupakan sebuah lembaga swadaya
masyarakat yang berusaha melestarikan bangunan-bangunan bersejarah di
kota Bandung.
1.2. Identifikasi Masalah
Arsitektur Art Deco telah menjelma menjadi identitas kota Bandung namun
pembangunan kota sedikit demi sedikit telah merusak identitas tersebut.
Banyak bangunan lama dengan arsitektur khasnya terbengkalai dan kemudian
dibongkar untuk dibangun bangunan baru yang megah namun tidak lagi
mencerminkan kekhasan arsitektur Art Deco Bandung. Kurangnya
1.3. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut maka dapat disimpulkan permasalahan
yang perlu ditindaklanjuti. Permasalahan tersebut adalah :
− Bagaimana mendesain fasilitas yang dapat menunjang kegiatan Komunitas Bandung Heritage sekaligus merepresentasikan identitas dari
komuntas tersebut?
− Bagaimana mendesain fasilitas yang dapat mengedukasi masyarakat umum untuk lebih menghargai serta melestarikan bangunan heritage?
1.4. Ide / Gagasan Perancangan
Gagasan dari perancangan ini adalah menyatukan kembali kantor Komunitas
Bandung Heritage sekaligus memfasilitasi kebutuhan mereka untuk
memudahkan kegiatan yang dilakukan dan secara tidak langsung dapat
berpengaruh terhadap pelestarian bangunan bersejarah Bandung. Selain itu
kantor dari Komunitas Bandung Heritage akan diproyeksikan juga sebagai
pusat dari informasi yang berkaitan dengan Bandung tempo dulu yaitu
dengan cara mengumpulkan buku-buku maupun sumber literatur lainnya di
tempat tersebut serta membangun sebuah galeri atau mini museum yang
berisi informasi seputar bangunan heritage Bandung.
Fasilitas utama yang dibutuhkan adalah perpustakaan dan ruang serbaguna
untuk seminar dan pameran. Selain itu juga terdapat galeri atau mini museum
yang berfungsi untuk menampilkan gambar maupun miniatur beserta
informasi dari bangunan heritage yang terdapat di kota Bandung. Diperlukan
juga kantor untuk bekerja serta ruang penerimaan tamu/lobby dan ruang rapat
yang memadai. Sebagai penunjang aktifitas, akan disertakan kantin agar
pengunjung dapat berdiskusi dengan lebih nyaman sambil menikmati jajanan
kuliner khas Bandung.
Dari fasilitas dan kegiatan komunitas tersebut diharapkan orang-orang yang
berkunjung baik masyarakat umun maupun anggota komunitas tersebut dapat
mencintai kota Bandung dan menghargai sejarahnya. Desain interior dari
tempat tersebut akan mengadaptasi gaya Art Deco yang merupakan gaya
arsitektur yang banyak diterapkan pada bangunan heritage di kota Bandung.
Target utama dari tempat ini adalah komunitas itu sendiri serta ahli sejarah
dan arsitektur untuk menambah wawasan mereka dan saling bertukar pikiran.
Selain itu perpustakaan dan mini museum yang didesain dengan nyaman
untuk berkumpul dan belajar diharapkan dapat mengundang masyarakat kota
Bandung, khususnya mahasiswa dan pelajar, untuk datang dan kemudian
dapat menumbuhkan kecintaan mereka terhadap kota Bandung.
1.5. Manfaat Perancangan
Ide perancangan tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan serta
merepresentasikan identitas dari Komunitas Bandung Heritage. Diharapkan
dengan semakin terakomodasinya kegiatan dan aktifitas mereka, kegiatan
yang mereka selenggarakan dapat membuat masyarakat Bandung lebih
mencintai budaya Bandung serta menghargai bangunan heritage.
Perpustakaan yang terpadu dengan komunitas tersebut diharapkan dapat
menjadi sumber literatur bagi para ahli sejarah dan arsitektur serta bagi
mereka yang membutuhkan informasi seputar Bandung tempo dulu.
Mini museum/galeri dan kantin diharapkan dapat memberikan kenyamanan
pada pengunjung sekaligus sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya
Bandung.
1.6. Ruang Lingkup
Tujuan utama dari perancangan ini adalah memfasilitasi komunitas Bandung
Heritage sehingga yang diutamakan dalam perancangan ini adalah kegiatan
komunitas tersebut. Konsep perancangan diarahkan menuju gaya Art Deco
karena gaya tersebut sangat mewakili suasana kota Bandung tempo dulu.
rapat dan ruang tamu, serta ruang serbaguna yang diperuntukkan untuk
diskusi/seminar maupun pertemuan bulanan. Selain fasilitas tersebut terdapat
fasilitas untuk umum yaitu perpustakaan sebagai sumber literatur budaya
Bandung bagi umum maupun komunitas serta mini museum/galeri dan kantin
sebagai sarana untuk memperkenalkan Bandung tempo dulu.
Perancangan mini museum/galeri pada tempat komunitas ini bukanlah
merupakan suatu museum terpadu yang terstruktur dimana terdapat kurator
dan diperlukan tempat penyimpanan serta perawatan khusus. Museum disini
hanyalah salah satu cara untuk mengenalkan bangunan heritage yang berada
di kota Bandung. Adapun benda tetap yang akan ditampilkan dalam museum
ini hanyalah foto serta maket sehingga tidak diperlukan perawatan khusus
yang membutuhkan suatu fasilitas terpadu seperti ruang restorasi dan
penyimpanan karya khusus.
1.7. Tujuan Perancangan
Perancangan fasilitas digunakan untuk mewadahi Komunitas Bandung
Heritage sebagai salah satu komunitas yang aktif melestarikan budaya
Bandung. Komunitas dapat menggunakan fasilitas ini untuk menyuarakan
semangat pelestarian bangunan heritage sehingga arah perkembangan kota
Bandung kedepannya diharapkan dapat lebih menghargai sejarah serta
keberadaan bangunan heritage yang memiliki keunikan dan menjadi ciri khas
dari kota Bandung.
Sarana yang terdapat dalam fasilitas komunitas ini dapat menjadi pusat
literatur serta informasi yang berkaitan dengan bangunan heritage Bandung
serta dapat dinikmati seluruh masyarakat baik penghuni kota Bandung
BAB 5
SIMPULAN
Komunitas Bandung Heritage merupakan komunitas pelestari bangunan heritage
yang berada di Bandung. Tujuan dari proyek ini merancang suatu fasilitas yang
dapat menunjang kegiatan Komunitas Bandung Heritage serta merepresentasikan
identitas dari komuntas tersebut. Selain itu, fasilitas ini dirancang untuk
mengedukasi masyarakat umum supaya dapat mengenal serta lebih menghargai
dan melestarikan bangunan heritage.
Guna menunjang kegiatan dari komunitas ini serta mengedukasi masyarakat
umum maka fasilitas yang dirancang meliputi galeri / mini museum,
mengapresiasi bangunan heritage yang berada di Bandung serta sebagai informasi
interaktif bagi masyarakat umum seputar bangunan heritage. Selain itu terdapat
area kantor, perpustakaan dan ruang serbaguna yang diperuntukan bagi aktifitas
komunitas seperti pameran, diskusi / seminar serta pertemuan bulanan.
Perancangan dilakukan di bangunan Ex-Bank Pacific yang merupakan bangunan
heritage di pusat kota. Posisinya berdekatan dengan kawasan heritage seperti
Jalan Braga dan Asia Afrika serta berada di pusat kota sehinggadiharapkan dapat
membuat aktifitas dari komunitas ini lebih dimudahkan.
Fasilitas ini dirancang dengan tema harmonisasi dalam perkembangan jaman dan
konsep konsisten dan totalitas dalam kebersamaan. Tema harmonisasi dalam
perkembangan jaman didasari semangat pelestarian bangunan heritage serta
sejarah dari perkembangan arsitektur bangunan-bangunan tersebut sedangkan
konsep konsisten dan totalitas dalam kebersamaan didasari dari keseriusan dari
komunitas ini untuk melestarikan bangunan heritage. Desain fasilitas ini
diadaptasi dari gaya Art Deco karena gaya ini merupakan bagian dari sejarah kota
Bandung yang telah menjelma menjadi salah satu identitas kota.
Perancangan fasilitas ini diharapkan dapat menjadi pusat bagi sumber literatur dan
ilmu pengetahuan seputar budaya Bandung. Masyarakat Bandung dapat lebih
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. http://www.bandungheritage.com diakses pada 16 September
2015 jam 08.15
Anonim. 2015. http://www.vam.ac.uk/page/a/art-deco/ diakses pada 5 Oktober
2015 jam 17.22
Anonim. 2015. http://www.sarasvati.co.id/roemah-seni-sarasvati/ diakses pada 25
Oktober 2015 jam 17.11
Bayer, Patricia. 1990. Art Deco Interior. London: Thames and Hudson Ltd
Chiara, Joseph De. dan Callender,John.1980. Time Saver Standards for Building
Types 2nd Edition. Singapore : MCGraw-Hill Inc
Hollingsworth, Mary. 1994. Architecture of the 20th Century. Pennsylvania :
Crescent Books
Julian, Yudistira A. Perancangan Galeri Seni Rupa di Medan. Medan:
Universitas Sumatera Utara
Jenner, Michael. 1993. The Architectural Heritage. London: Penguin Book Ltd
Katam, Sudarsono. 2015. Album Bandoeng Tempoe Doeloe. Bandung
Lasa. 2005. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus
Lesieutre, Alain. 1974. Art Deco – History. USA: Paddington Press Ltd
Paner, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga
Perpustakaan Nasional RI. 2011. Standar Perpustakaan Nasional. Jakarta
Pratiwi, Alnovira Inez. 2014. Perancangan Interior Bakery and Baking Course
dengan Konsep Back in Time with Art Deco. Bandung: Universitas Kristen
Saryanto. 2000. Adaptasi Art Deco di Kota Bandung : Kajian Desain Facade
Bangunan-Bangunan di Bandung. Bandung: Program Magister Arsitektur