fl 1
PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN
VIRTUAL
DI
PERGURUAN
TINGGI
Muniya
AltezaProgram Studi Mana.iemen
UNY
ABSTRAKSI
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pes
rt
telah membawa banyakimplikasi bagi kehidupan manusi4 termasuli bagi dunia pendidikan. Adanya
TI
memurct-lkan upaya penirrgkatan efisiensidan
efektivitas pernbelajarandi
perguruantinggi
rnelalui modelpernbelajaran virrual. Dengan berbagai karaLteristiknya !'ang berbeda dengan model pembelajaran
ionu.,,rio,,ol
di
kelas, maka diharapkan perrbela.iaranrinual
dapat nrenrbarltu perguru3n {ir*igidalurn nreu,rrjudkiu strategi pcrnbclajaran 1'urg ideal bagi rrlaliasisu'a. Artikel
ini
akan mel..,a-likattbagainrana nrocJei pernbelaja.r'an v'irlual dapat diterapkiur
di
pergu.ruarl tinggi, tetrttasuk iderrtif.kasifaktor-faktor penciukurrgnl,a dan prospek penqgultaall pernlrelajariut virtual bagi perguruan tinggi di masa depart.
Kata kunci: teknoloqi infomrasi. pembelajaran konvettsional. pernbela"iaran virtual
PENDAIITILT]AN
Saat
ini
dunia dihadapkan pada perkembangan teknologiinforntlsi
dankomunikasi
langsedemikian
pesat.
Keberadaannyatelah nlampu
mengubahcara
banyak orang
dirlantmelakukan
aktivitas
sehari-hari menjadi
lebih
mudah,efektif dan efisien.
Salan
satumanfaat
utama
dari
teknologi
tersebut
adalah
menungkinkan
orang untuk
drpat berkomunikasi tanpa dibatasi hambatanjarak,
tempat danwaktu.
Selainitu
komunikasijuga tidak lagi
hanya sebatas suara tetapi dapat dilakukan secara simultan dengan tu'isandan
gambar
baik
statis
maupun
hidup
(Soenaryo
Soenarto,2005). Seirimg
de rganperkembangan yang ada, maka
di
masa depan diharapkanmuncul
perubahan paradi$nadalam sistem pembelajaran, dengan tujuan utamanya tentu saja meningkatkan efektivitas
dan efi siensi pembelajaran.
Metode pernbelajaran l.'ang selama
ini
dikenal dan banyak dilakukandi
perguruan tinggi adalahmelalui
sistem
konvensional,di
mana
mahasiswa diharuskanuntuk
datang kekampus,
duduk
di
ruang kelas dan mengikuti
perkuliahan dengan dosgnmelalui
atapmuka. Sistem semacam
ini
dipandangtidak
memberikan efisiensi yangtinggi,
dipanCangdari segi waktu, biaya, tenaga, cenderung kaku dan kurang memberikan
fleksiblilitas
bagikarena harus
terpaku
dengan pemakaiannrang
danjam kuliah
tertentu. Banyak
Cosenmaupun mahasiswa
yang
sebenarni'a merasa
tidak
terlalu
nyaman dengan
sistem pemLelajaran yang selamaini
ada. Dengan adanya perkembanganteknologi
informasi dankomunikasi dimungkinkan
terjadi
perubahan sistem menjadi pembelajaran yang sifatnyavirtual,
tidak
lagi dibatasi rvaklu, tempat maupun jarak.PARADIGIIIA
PEMBELAJARAN VIR.TUAL
Pembelajaran
virtual
pada dasarnya adalah proses pembelajaran yangdilakukan
dengan memanfaatkanteknologi
informasi dan komunikasi.Baik
pertem'ran, penyampaian materidan
bahkandiskusi
dilakukan
dengan bantuan berbagaiteknologi yang
ada.Me
rurutlicminar Nasional
IDI]NIIFIKNSI MUru PENDIDIKAN I'NTUK MENINGKATKAN KUALTTAS & K.I]TAIIANAN BANCSA 340
Wilson (dalam
McFadzean,
2001)
pernbelajaran
virtual
merupakan
lingkunganpembelajaran berbasis
komputer yang
relatif
terbuka
dan
memungkinkan sisrva untuki."uru
aktif
berinteraksisatu
samalain dan
memperoleh akses pada berbagai sumber belajar. Adapunteknologi
yang dapat dipakai guna mendukung pembelajaranvirtual
bisa sangat bervariasimulai dari radio, audio
tape,televisi. video
tape,film proiectors,
videocoifbrencing,
voice
dan electronicmail,
compuler conJbreicing, internet serta groupware(intranet/.
prosgs pembelajaran
virtual
cukup berbeda dengan pembelajaran konvensional. Selar:ra inidikenaf berbagaijenis teori pembelajaran (Argyris
&
Schon, 1978;Kolb
eta\.,1971,
Beck,1994: Senge, 1990;
Argote,
1993;
Argyris,
1992). Behavioural learning
terrttamadipengaruhi
oleh
keberadaan dosendi
manaia
berkewajiban
mernberikan pengarahah,p.rgu-utun
dan isntruksi
kepada mahasiswa. Kebalikannya adalah humanistlearnirg,
di*unu
kontrol akan
dipegang
oleh
mahasiswadan
dosen memfasilitasi
pernbelajar'andengan memberikan pertanyaan, mendorong munculnya
pemikiran
kreatil
dan*.riduyugunakan teknik problem-solving.
Di
antara kedua kontimum
teori
tersebutbiasanyalerletak
co[Jnitivistlearning,
di
mana pembelajaran dipandang sebagai orosesinternal
individu
terkait
denganpemikiran,
persepsi, organisasi daninsight
Oleh
karenaitulah
metode yang banyakdipakai
adalah pemberian studi kasus.pembelajaran
tradisional
biasanyadilakukan
rnemakai pendekatanteori
behoviouritl
dancogttitivist (McFadzean, 2001). Dosen cenderung be
rkorlunikasi
dengan mahasisrva Jalambentuk
penyampaiankuliah
secaraklasik,
dengan rnernberikanmateri
yang dibutrihkan sesuaikuri[ulum.
Selama perkuliahan hanya sedikit sekaliterjadi
diskusi. Secarer berkala, beberapa mahasisrva mengajukan pertanyaanyang akan dijarvab oleh
dosen
lnlbnnasi yang disampaikan cenderung bersifat sangat luas, dengan hanya disertai satu-duac:ntoh
spesifik dan kadang
kalajuga
diberikan studi kasus.Sedangkan pernbelajaran
virtual
mengubah metode dengan
mengkonibinasikarr teori pembelajaran cognitivi.sldan lruntanislic,
dengan mendorottg terciptanyakolabora;i
dan 'c.rpariairiallcurning.
Pola komunikasi berlangsungtidak
hanYadari
Inahasisrva kc dosenatau sebaliknva tetapi .iuga secara
aktif
rlahasisrva berdisktrsi derlgan rekannl'a, dertganclilasilitasi oleh
dosen. Apalagijika
penrbelajarandilakukan
dalarrt kclornpok-kelornpokkecil,
dr plana setiap rnahasisrva sekaligus selain menjadrlaurt cr.iuga
sekaligusll;n.iadi
tutor
bagi teman sekelompok, karena proses yang terjadi adalah exparienlullaurttit'.:
-\'angsifatnya
kolao-oratifdi
mana
anggota
kelompok saling
berbagi
ide,
pengalanran dattilrnunya kepada anggota
lain (Lou
etal.,
1998;Alavi,
$94, Hill,
1982 dalanr Mcfiadzean'2001). Tugas dosen
tidak lagi
memberi instruksi danp:rintah
tetapi memfasilitasi p-oses,rnenarvarkan dukungan nasihat
untuk
metnl-'-.'u
kelontpok rnenciptakan pembelajarannyasendiri.
Melalui
p.*b.loiu*n
virtual
::..rhasiswadapat
merencanakandan
menl alvasi proses pembelajarannyasendiri. Mereka
dapat meminta tambahantniu,::l:si
atau
bahan6u"*n
relevan lebih lanjut. Selain
itu, m;teri
dapat
disajikan lebih spesifik
dengan pemberian contoh yang tepat, yang kemudian dapat didiskusikan dalam kelompok. Kepa_d1mahasiswa dapat
aiU..itun tugaslatam
wujud
real
workproblem
atau assignments.-Hal
ini
lain
dengan pembelajaran konvensional,di
mana hanya dibe. ikan studi kasus yang bisajadi sifatnyi
aaatatrartifisial.
Perbedaan antara model pembelajaran konvensional dengan pembelajaranvirtual
terlihat dalam gambarI
berikut:a
Scrninar Nasional
IDI]NTTFIKASI MUTU PENDIDIK,\N L'NTIIK MENINGKATKAN KUALITAS & KETAT{ANAN BANGSA
.scrrrarang, l7-llt Mei 2005
F.du(ation{l I !rri, !t(
I
. ( crrununicai,m: lltt\x to j Rrrsinc*s i
. L (tltrrluil ttul (xr. r.gt(r lU i niFt.tGr I
srrxlcril - l,r urrnrnrrniult I Orgrnisationi
lltlonrullo,t vu
rDseorch/corl$ttluna)'
lntirrDali,rtt vi:t
lNturrs lilctxrurc
. (,crxrr I apprrte h I
Ll:{-a.@\c studin ..{;\.
s*?#*i
- iil:l iii ':;:':' ' !:Y;UrE{lr\(rifni)*:t Ti;:,. l. I-1:+*
j.rt+45=l*- .-
--.'.'::, . ../-. 't5;,.r'].F. \+Hrirl-ia z ..'::: it;:'./; ai'/
Y'€4i+r,s:-
----Gambar 1. Perbedaan Pembelajaran Konvensional dan
Virtual
Sumber: McFadzean, Elspeth, 200 IPE
\
DEKATA\
PE]TTBELAJARAN1TRTUAL
Pernbelajaran
virtual
ini
nremudahkanindividu
melakukan proses belajar tanpa dibatasioleh kendala tempat dan rvaktu. Dengan bantuan teknologi, setiap mahasiswa depat belajar kapa6 saja
dan
di
mana saja bahkan memperoleh pengetahuanmelalui
interaksi
tidaklangsung dengan orang
lain.
McFadzean
(2001)
berpendapat bah'ara
pelaksanaanpembelajaran
virtual
dapat dikembangkan dengan melihatnyadari
berbagai oendekatan yang berbeda.a)
Pentlekatan pedagogik
@edagogicalapproech\. pembelajaran dalam
lingkungan
etektronik
Pada tahap
arval kelas
dapat
mengubah pembelajarantradisionalnva
menjadipembelajaran
virtual.
Menurut
pendekatanini,
salah
satu
keuntunganutama
dari pembelajaranvirtual
adalah kolaborasi yangtimbul
antar partisipan. Mah;rsiswa yangtergabung
dalam kelompok
dapat
belajar
dari
kawannya
karena
masing-masingmemiliki
pemahaman dan pengalaman yang berneka ragarn.Dalam
beberapa kasusditemui
adanyakesulitan partisipan melakukan
pembelajaranvirtual
semacamini
karena belum terbiasa. Tetapi mereka biasanya bersedia belajar secaravirtual
apabilatelah
menyadari manfaat yang dapatdiperoleh
(Haoidi
&
Sung,
1998;Rich,
1997dalam McFadzean, 200 I ).
b)
Pendekatan
intelektual
(intellectual approacft):
mendidik
kelompok
pernbelajaranelektronik
Menurut Bagla
&
Konana(1998) yang
dikutip
oleh
McFadzean(2001),
proses pembelajaran mencakup beberapa proses yang berbeda, yaitu:Administratiort,
yang
berkaitan
dengan
persiapan
materi
dankelengkapan administrasi guna mendukung kelancaran proses pembelajari n.
lv[onitoring, yang berkaitan
dengan
penetapanaturan
pendidikan, pengawasan kinerja dan ujian, perhatian yang diberikan dosen terhadap l<esulitan yang ainadapi mahasiswa dalam melakukan pembelajaran Can pemberian umpanbalik-Semirmr Nasional
IDI]N'TIITIKASI MUTU PIjNDIDIKAN T,NTUK MENINCKTTKAN KUAIITNS & KE-IAI{ANAN BANCSA
Scmarang, I7-18 Ma 2005
a.
Cbrsroool
r'1 collrlxnti,l
[image:3.595.25.553.33.462.2]Dissemination,
berkaitan
denga.n penyebaran misalnya pembagian silabus, pengumuman, maupun tugas.pernbelajaran
d)
Semua proses tersebut dalam
pembelajaran
virtual
dilakukan
rrrclrlui
alalelektronik. Dalam
pendekatanini
dosenmasih memainkan peran donrinan
dalamupaya menciptakan lingkungan
belajar yang kolaboratif meskipun
ia
juga
ntulaiberkewajiban'mendorong mahasiswa selaku partisipan agar
mulai
dapat belajar secararnandiri.
c)
Pendekatan
teknis (technical
approach)z menyokong
kebutuhan
tcknollgi
bagi'kelompok pembelajaran elektronik.
Kelas
virtual tidak
hanya menyediakan anggotanya denganmateri
dan c rskusi online tetapijuga
harus menyediakanfasilitas
pendukunguntuk
menunjang ctbktivitas pembelajaranvirtual.
Oleh
karenaitu
maka perguruantinggi
yang melaksartakannyaditunfut untuk
menyediakan prasanayang
mendukun3 pendidikan
virtutrl
sepertiperpustakaan,eleklronik, e-mail, fasilitas mengerjakan dan mengumpulkan tugas secara
elektronik, booking
workshops, maupun
bahan-bahanbelajar
pendukung
lainnl,n(Symons
&.
Galpin,
1997
dalam
McFadzean,
2001).
Sebagai
konse .ucnsinl'a mahasisrvajuga
harus dapat mernanfaatkan sisternvirtual
tersebut secarae.ektif
danefisien.
Pendekatan
kolaboratif
(collaborative approach): mcngcmbangkan
l<clontpok pembelajaran
elektronik
Apabila
telah terdapat kesiapan dari sumber daya untuk menerapkan pcmbelajaranvirtual
didukung dengan fasilitas teknologi yang memadai maka organisasi y:.ng dalarnhal
ini
adalah perguruantinggi
dapat membentuk dan mengembangkan bcrbagai kelaspernbelajaran
elektronik.
Melalui
kelasini
diharapkan rnahasisrva dapat metnperoleltkcuntungan
dari
kolaborasivirtual
yang dilakukan. Guna
mendukunghul
ini
nrakasebaiknya setiap kelompok
diberi
peran dan tanggurrg jarvab yang eksplisit oleh doscnselaku
fasilitator
untuk melakukan pembelajaran bersanra-sama.Pendekatan
fasilit:rtif
(fasilitative
approach): memberikan rtukungan
bagi kelompok
pembelajaran
elektronik
Pembelajaran
virtual
secara kelompok akanberjalar
secaraoptimal
apa;ila
setiap anggota memperoleh dukungan menyeluruh dari dosen selakufasilitator.
Dul<ungan ini akan mendorong semakin turnbuhnya rninat dan sikap untuk pembelajaranvi-tual
pada,diri
setiap
anggota.Adapun bentuk
dukungan yangdiberikan
dapat beruJa bantuanbagi kelompok
virtual
untuk
meningkatkan proses, menganjurkan pemakaianteknik-teknik
pembelajaran yang mendorong partispasi, dialog dan kolaborasi. Fasilitator jugaperlu
melakukan intervensi
selama proseskelompok
berlangsunguntuk
rtctnbantu partisipan rneningkatkanperilaku
dan prosedur (Rees, 1998;I{unter et
al.,
1995; NlcFadzean
&
Nelson, 1998 dalam
McFadzean,
2001).
Selama
sesi
per.rbelajaran berlangsungfasilr:a,oi.lugu
harus memotivasi anggotatinr
untuk
berpartisipasi dalar"llsetiap
sesi
d':ngan
memberikan pertanyaan
terbuka, meminta
partisipan mengemukakan ide dan,memberikan bahan diskusi.Bentuk
pembelajaranvirhral
itu sendiri
dapatdilakukan dalam tiga bentuk
se')agaimana disebutkan oleh Yuhety& Hardito
(dalam Wagiran, 2005) yaitu:a)
Web Cour.se adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajarandi
manaseluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan madpun ujian dilaktrkan lewat
internet.
Dosen dan mahasiswa sepenuhnya terpisah, namun komunircasi dapatdilakukan
setiap saat.Sistem
ini
biasanyadilengkapi
dengan berbagai sumberbelajar (digital)
baik
yang
dikembangkansendiri
maupun dengan
membuat hubungan(link)
ke berbagai sumber belajar laindi
internet.i"rni*.
Nrrio*
34]IDENTI}-IK SI MUTU PENDIDIKAN UNTT'K MENINGKATKAN KUALTTN S & K.ETAI{ANNN BANGSA
Semarang, I7-l8 Mei 2005
b)
l4teh(.lentric
Clourse,di
marra sebagianbahan
belajhr, diskusi,
konsultasi, penugasan disampaikanmelalui
internet,
sedangkanujian
dan
seLagiankecii
konsultasi dan diskusi dilakukan melalui tatap muka. Persentas
etztzpmuka
lebih.
c)
LVeblinhanced.Cgurse,
yaitu
pemanfaataninternet untuk pendidikan
d,:ngan,
f"nulj.ung
peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar a'it.t*.
Bentuk ini
juga
dikenal
dengan WebLine
Course karenakegiatiriutama
tetap
dilakukandalam
kelas. Peraninternet
adalah menyediakankonten
(sumber belajar'. danmemberikal
link
ke
berbagai sumberlain.
Persentase pembelajaranmclalui
internetlebih sedikit
dibandingkan pembelajaran tatap muka. Biasanyab:ntuk
ini
digunakan sebagai tahap awal penyelenggaraan pembelajaran virrgal.Dari
ketiga bentukdi
atas, dapatdipilih
pola
penyelenggaraan mana yang akan ciipar,)iterlcblh
dahulu, sesuai dehgan karakteristik,tebuiuhon-dun
kemampuan masinr:-ma.rngperguruan
tinggi.
Sebagai langkahau,al
dapatdipakai li/eb
Enhancecl
Course
:,juelumrrrcrruju I{'Lh ('cntric'(,"our'.re hingga
akhirnya
,rrnuj,
IVeb Cour,te secaramantap.I'liN
D ( I K t ING
KIB
ERI{ASILAN I}E[{I]
[LAJrt
RrtN \/I
R'ruAL
Kesuksesan
pernbelajaranvirtual
menrbutuhkan beberapa persyaratanyang
terutama menyangkut sistem pendidikan yang selamaini
telah ada.Seiara lebih rinci
r
persyaratan tcrsebut adalah (Soenaryo Soenarto, 2005):a) Fleksibilitas bagi mahasisrva
Perguruan
tinggi.
yang
rnenerapkan
sistem
pembelajaran
virtual
harusmemberikan keleluasaan kepada
mahasisrvauntuk
menggunakan
m:todebelajar )/ang
sesuai dengancognitif
style-nya,
di
mana
mahasisu,a sesuaidengan kesepakatan
dapat
memperoleh kesempatan belajar padavraktu
Can tempat yang dikehendaki.b)
Keberadaanteknologi,
perangkat keras komputer daninfrastruktur
pera.ngkatlunak yang memadai.
Pembelajaran
virtuai tidak
dapat
berlangsung
tanpa
adanya
perangkatteknologi,
komputer
dan
infrastuktur
pendrtrngnyo.
bl.t,
tui.na
itu
perludiperhatikan
pemi!ihan
teknorogi
yang
usei-friendry
bagi
marrasiswa,penyediaan perangkat keras (hardrvare)
yang dapat
diaktifkan
secaraterus-rnenerus
dan
perangkatlunak
yang memungkinkan terjadinya pengemb rngandan inovasi teknologi secara kontinu. Desain
perangkatirnu[
traruslaU*.ryudi
3l1t bantu yang memudahkan proses pembelajaran o-ieh mahasisrva
c)
Pelatihan bagi stafpendukungPenyelenggaraan-pembelajaran
virtual
menuntutkapabilitas
Oiit
dari
dosen,mahasiswa,
staf
administrasi
untuk
*.ngop.rurikun
berbagai
teknologi elektronik. Oleh karenaitulah
maka dipelukan uduny, program pelatihan terus-menerus yangtidak
hanya membekalipihak
terkaii
dingan kapabilitas
retapi sekaligus
juga
menjadi wahana untuk selalu meng-upgraa".r.upulii
itas te sebut.
sesuai dengan perkembangan teknologi.d)
Sistern pendidikan dan mekanisme yang kondusifProses pernbelalaran
virtual
dapat berjalan dengan lancar
apabila
tersediasistem
dan
mekanisme-pendukung
yang
baik,
m'isalnyapresinsi,
pennisiankartu
rencanastudi
on-line,
akses perpustakaanel"ktronik
dan
bahkaii
nr"u hotspot,di
mana mahasisrva dapat ntengaksesinformasi metalui
internettanpa kabel.
Kurikulum
pembelajaranvirtualjuga
earus dirumuskan dengan jelas danSeminar Nasionri
IDllNTIrlKAst MtJru PEI.{DIDIKAN LNTLTK MENINCK.ATKAN KUAI_rrAS & KETAThNAN BnNcsA
Sernarang 17-18 Mci 2005
transparan
sehingga
memudahkan mahasiswa
mengikuti
setiap
tahapan perkuliahan dengan baik sekaligus memonitor kemajuan belajar yang diperoleh.e)
Pengembangan metodologiInstitusi penyelenggara pembelajaran
virtual
harus bisa menjamin bahwa prosespembelajaran berlangsung praktis dan mudah dimengerti mahasisrva. De nikian
.
pula dalam penyelenggaraan tes dan ujian, van.g tetap harus berlangsung atnan,bersifat individual
dan
lancar, meskipun dilakukan memakai
alat
bantuelektronik.
OIeh
karenaitu
dibutuhkan
statu
pengembangandesain
trs
danujian yang cocok bagi pembelajaran virtual.
Q
Peraturan dan kebijakan yang mendukungAgar
pembela.iaranvirtual
dapat berlangsung'integratif'rnaka ciiperlukan pulaketetapan peraturan
dan kebijakan resmi
dari
pemerintah,
misalnya
yahg menyangkut pengakuan terhadap ha[: cipta dari setiap materi kuliah, jur-nalataupenelitian yang dimuat dalam internet,
sehingga'setiap downloacl
harusdikenakanfee tertentu.
PROSPEK
PE]UBELAJARAN VIRTUAL DI
PERGUITUAN
TINGGI
Mayoritas
model
pembelajaranyang
dilakukan
sela'na
ini
cri perguruan
tinggi
masihbersifat konvensional, dengan model tatap muka
di
kelas. Akan tetapi, beberapaiihun
lagi rnautidak
mau perguruantinggijuga
harus mengadopsi sistempembelajaranvirtual
guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Hal semacam irri tidaklah mudah dan pada uruolnyudibutuhkan
biaya
investasi yangjumlahnya
relatif tinggi.
Selain
itu
mengubah hudaya belajar termasuk sistem pendukung manual yang selamaini
adajuga
membuiuhkan rvakiu.Meskipun demikian guna
mempersiapkan
diri
menghadapi
era
persaingan
r lenganperguruan
tinggi
lain,
maka
seyogyanya
perguruan
tinggi
di
Indonesia
*JIri
mempersiapkandiri
secara bertahap melrgadopsi model pembelajaran virtual.Pembelajaran
virtual
di
perguruantinggi
dapatdilakukan
secara bertahap,di
mana tidaksemua pembelajaran mata
kuliah
dilakukan
secaravirtual,
te-utamauntuk
bidanl3 yangmemiliki
cakupan ranahbelajar
afektif
dan psikomotor.
Dengandemikian
perkrJi;ha;
dapat dilangsungkan dengan memadukan kedua sistem perrbela.jaran,baik
konverrsionallnaupun
virtual.
Gabungankedua sistem tersebut berpotensi
untuk
mencapai
strategipembelajaran
ideal
sebagaimanadikemukakan
oleh
Cagne(dalam
Soenaryo Sot narto,2005)
yang
memiliki
karakteristik:
( i)
meningkatkan perhatian
mahasisu,a;
(2) menginformasikantujuan
belajar;(3)
mensimulasikankembali
kemampuan prcrcquisite;(4)
menyajikan bahan
stimuli;
(5)
memberikan
binrbingan belajar;
(6)
mendorongtnunculnya
kinerja
yang baik dari mahasisrva;(7) menilai kinerja;
(8j
rnemberikan umpanbalik
bagi kinerja mahastsrva; dan(9)
rneningkatkan retensi clan t-,. rsf-er kernampua r.PENTITUP
Pesatnya perkembangan teknologi
informasi
dan komunikasi serta tantangandi
era globalmendorong perguruan
tinggi
agar dapat
meningkatkanefektivitas
dan efisiensi
,ros.,
pembelajaran yang selama
ini
dilangsungkan.Salitr
satu metode yang dapat dipakai adalahdengan menerapkan
sistem
pemhelaiaran
virtual
yang
memiliki
karakteristik relatif
berbeda denganmodel
pembelajaran konvensionaldi
kelai.
Dengan mempertimbangkanketersediaan sumber daya,
fasilitas
daninfrastruktur
maka perguruantinggi
da.pat mulai mengkombinasikanmodel
pembelajaranvirtual
dan
pembelajarankonvensional
guna mencapai strategi pembelajaran yang lebih ideal bagi pendidikan.Scmiirr Nasional
IDEN'TtrIKASI MI,I'U PEM)IDIKAN LINTUK MENINGKATKNN KUALTIAS & K]JIN hNAN BNNGSA
i Sc'marang, I7-lE Mei 2005
,tl ,i:,
;,!!,I
a#
Itr w
tr
DAFTAR PUSTAKA
McFadzean
Elspeth,
2001, SupportingVirtual
Perspective, 7'eant performanca Manigement : p.53-62Leamiing
Groups.
part
l:
a
pedagogic8lAn
lnternational
Journal, Vol.7, tto.:/+,
McEadzean,
Elspeth,
200r,
supporting
virtuar
Learning
Groups.
part 2:Approach,
feam
Performance Management:An
hiterrlationar
Journar, p.77-92
Nunn.
D.,
1998,Delivering
GeneralEducation subjects Electronically:
part NODE, Technorogies for Learning, http:i/node.on.caltfllfiL-rdnotes/nunn.htrnr.Soenarlo' Sunan'o, 2005'
Perspekrif PcrkuliahanBcrbasis
web,
Makalah
disar: paikan pada sernirar Aplikasi WLAN
u^tuk Murtimedia aunp.,rt
*rajaran,
uNy
wagiran'
l0L)-5' InoVasiModel
Pcrni:eliy'aran dalarn Pcneral:anKIJK, prosidirs
.,tcr,irrer Nasional, prt'rgrarn Studi Teknik BusanaIrT.UI,IY
LUr\'
I
rvJruran In
zgratedVol.7,
No.5/6,One,
TheScminar Nasional
IDENTITIKASI MUTU PENDIDIKAN TJNTTJK MENINGKATKAN KUALTTAS & KETA}{ANANBANGSA