• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan ppm ibm kerajinan tempurung bantul 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "laporan ppm ibm kerajinan tempurung bantul 2012"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

I

b

M USAHA KERAJINAN TEMPURUNG KELAPA

DI KABUPATEN BANTUL

Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor : 031/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/III/2012,

tanggal 06 Maret 2012

PARYANTO, M. Pd.

NIDN. 0011017801

AAN ARDIAN, S.Pd.

NIDN. 0031017802

ardian@uny.ac.id

PENNY RAHMAWATY, M.Si. NIDN. 0002026607

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : IbM Usaha Kerajinan Tempurung Kelapa Di Kabupaten Bantul

2. Unit Lembaga Pengusul : Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

3. Ketua Tim Pengusul :

Yogyakarta, 05 Desember 2012 Mengetahui , Ketua Tim Pengusul,

Dekan Fakultas Teknik UNY

Dr. Moch. Bruri Triyono Paryanto, M.Pd. NIDN. 0016025606 NIDN. 0011017801

Mengetahui,

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta

(3)

• Judul kegiatan : IbM Usaha Kerajinan Tempurung Kelapa Di Kabupaten Bantul

• Mitra Kegiatan : • Usaha Mikro/Kecil

• Kelompok Masyarakat

• Pesantren

Tidak Berpendidikan: - orang

• Persoalan Mitra : • Teknologi

• Kelompok Tani/Nelayan

• PKK/Karang Taruna

• Tidak ada sarana komunikasi

(4)

• Gender : Laki-laki : 2 orang Perempuan : 1 orang

• Prodi/Fakultas/Sekolah : Pend. Teknik Mesin/Teknik Pend. Teknik Mesin/Teknik Manajemen/FISE

Aktivitas IbM

• Metode Pelaksanaan Kegiatan : • Penyuluhan/Penyadaran

• Pendampingan

• Pendidikan

• Demplot

• Rancang Bangun

• Pelatihan Manajemen Usaha

• Pelatihan Produksi

• Pelatihan Administrasi

• Pengobatan

• Lainnya

(Dapat memilih lebih dari satu)

• Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan : • 3 bulan

Indikator Keberhasilan

• Keberlanjutan Kegiatan di Mitra : • berlanjut

masih perlu penambahan alat ingin mendirikan koperasi

(5)

• Pasif

• Acuh tak acuh

• Menyediakan dana ekstra

• Menyediakan bahan yang diperlukan

• Lainnya

• Peranan Mitra : • Menetapkan teknis pelaksanaan

• Mengubah strategi pendekatan di lapangan

• Objek Kegiatan

• Subjek Kegiatan

Keberlanjutan

• Alasan Kelanjutan Kegiatan Mitra : • Permintaan Masyarakat

• Keputusan bersama

Usul penyempurnaan program IbM

• Model Usulan Kegiatan : • Pengadaan mesin potong multi fungsi

• Pelathan internet tingkat lanjut

• Teknik finishing yang aman

• Anggaran Biaya : Rp. 50.000.000,00

• Lain-lain : -

Dokumentasi

• Produk/kegiatan yang dinilai

bermanfaat dari berbagai perspektif

: • Mesin bor menambah produktivitas mitra.

• Mesin amplas menambah produktivitas mitra.

• Kompressor untuk meningkatkan kualitas finishing.

• Kegiatan pelatihan manajemen.

• Kegiatan pelatihan internet dasar.

• Potret permasalahan lain yang terekam : • Mitra membutuhkan mesin potong multi fungsi.

• Belum memiliki kemampuan finishing yang aman.

(6)

Peningkatan Produktivitas Usaha Kerajinan Tempurung Kelapa di Kabupaten Bantul

Paryanto, Penny Rahmawaty, Aan Ardian (Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta)

Abstrak

Kegiatan ini dilaksanakan dengan latar belakang ingin membantu dalam meningkatkan produktivitas pengrajin berbahan baku tempurung kelapa (bathok) yang ada di desa Santan dan Ngimbang Kabupaten Bantul. Tujuan tersebut dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus, yaitu pengadaan peralatan teknologi tepat guna, meningkatkan kemampuan pengrajin dalam manajemen usaha, serta meningkatkan kemampuan pengrajin dalam penggunaan media internet sebagai media pemasaran.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, praktik langsung, serta observasi. Metode ceramah digunakan dalam proses penyampaian materi pelatihan. Disamping itu digunakan juga dalam memberikan motivasi kepada pengrajin untuk selalu bertahan dan meningkatkan semangat berusaha sebagai modal utama dalam meningkatkan produktivitas para pengrajin. Metode diskusi digunakan sebagai media komunikasi saat pelatihan berlangsung sehingga terjadi komunikasi dua arah antara pemateri dan para pengrajin. Metode demonstrasi digunakan dalam proses memberikan contoh dalam setiap pelatihan, sehingga memberikan kemudahan kepada para pengrajin dalam memahami materi yang disampaikan. Metode praktik langsung digunakan untuk mengaplikasikan materi yang telah didapatkan, tentunya dengan bimbingan pemateri. Metode observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan para pengrajin baik selama proses pelatihan maupun sesudah pelatihan. Pengamatan sesudah pelatihan ditujukan untuk mengetahui dampak dari pelatihan yang telah dilaksanakan terkait dengan kemajuan tingkat produktivitas para pengrajin.

Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah: (1) telah diperbantukan beberapa peralatan teknologi tepat guna yaitu 2 unit mesin bor portabel, 1 unit mesin amplas dan 1 unit kompressor; (2) pelatihan manajemen usaha mampu meningkatkan kemampuan pengrajin dalam bidang manajemen, yaitu 70% pengrajin telah memiliki kemampuan dalam manajemen usaha; (3) pelatihan penggunaan internet mampu meningkatkan kemampuan pengrajin dalam memanfaatkan media internet sebagai media pemasaran, yaitu 40% pengrajin telah memiliki kemampuan menggunakan internet dengan terampil; (4) berdasaran hasil analisis peningkatan produktivitas, pengrajin mengalami peningkatan pendapatan sekitar 30%

(7)

Increased Business Productivity Craft of Coconut shell in Bantul

Paryanto, Penny Rahmawaty, Aan Ardian (Yogyakarta State of University)

Abstract

The event was held with the background to help in improving the productivity of craftsmen made from coconut shell (bathok) in the village of Santan and Ngimbang Bantul. These objectives are translated into specific objectives, namely procurement of appropriate technology, improve the ability of craftsmen in business management, and improve the ability of craftsmen in the use of the internet as a marketing medium.

This activity is carried out by using lectures, discussions, demonstrations, hands-on and observation. Lecture method is used in the process of delivering training materials. Besides, it is also used in providing motivation to craftsmen to always defend and promote the spirit of trying as a major capital in increasing productivity of the craftsmen. Discussion method is used as a medium of communication with the training to take place resulting in a two-way communication between the presenters and artisans. The method used in the demonstration of an example in every training, thus providing facilities to the artisans in understanding the material presented. The method used to apply a hands-on materials that have been obtained, of course, with the guidance of presenters. Observation methods performed to observe the craftsmen skills both during the training and after the training. Observations after the training aimed to determine the impact of the training that has been conducted related to the progress of the productivity of the craftsmen.

The results of this activity are: (1) has been assigned some appropriate technology equipment that is 2 units of portable drilling machine, 1 unit sanding machine and 1 unit compressor, (2) business management training can improve the ability of craftsmen in the fields of management, which is 70% craftsmen have acquired in the management of the business, (3) training using the Internet can enhance the ability of artisans to utilize the internet as a marketing medium, which is 40% craftsmen have the ability to use the Internet, (4) based on the results of the analysis of increased productivity, increased artisans revenues of approximately 30%

(8)

Judul :

IbM Usaha Kerajinan Tempurung Kelapa di Kabupaten Bantul

A. Analisis Situasi

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil

pembangunan. Lapangan kerja di Indonesia 30% berada di sektor formal dan 70% di sektor non formal. Jika dilihat dari unsur sumbangan antar pelaku usaha, lapangan kerja

sektor formal terdiri dari 0,55% disediakan oleh usaha besar, usaha menengah 11,01% dan usaha kecil menyumbang 18,44% dari seluruh lapangan kerja formal. Lapangan kerja

non formal sebesar 70% disediakan oleh usaha kecil yang tergolong dalam usaha mikro dan gurem. Hal ini berarti usaha kecil dan menengah telah mengisi sekitar 85% dari lapangan kerja yang ada di Indonesia (Sumber: PDB dan kesempatan kerja BPS Tahun

2001).

Pemerintah daerah Bantul mencatat industri kerajinan di wilayahnya mampu

menyerap sekitar 10 persen dari sekitar 811 ribu penduduknya. "Pada 2007 jumlahnya sempat menurun sekitar 13-14 persen karena pada 2006 terkena gempa,"ujar Asisten

Pembangunan II, Kabupaten Bantul, Riyanto. Kabupaten Bantul memiliki sekitar 17 ribu UKM yang berpotensi ekspor yang tersebar di 73 sentra industri. Selama ini, produk

kerajinan dari Bantul antara lain di ekspor ke Jerman, Australia, Taiwan, dan Belanda. Nilai ekspor Kabupaten Bantul selama 2006 mencapai 23,6 juta dolar AS dan menurun pada

2007 menjadi 20,2 juta Dolar AS. Kinerja ekspor selama semester I 2008 telah mencapai 11,3 juta dolar AS dan diharapkan mencapai nilai yang sama seperti 2006 pada akhir tahun ini.

Kegiatan ekonomi produktif di Bantul saat ini mulai menggeliat lagi, setelah sebelumnya pada tahun 2006 dilanda bencana gempa bumi yang sempat

memporakporandakan wilayah Bantul sehingga segala jenis kegiatan perekonomian yang ada lumpuh total. Namun mulai tahun 2008 masyarakat Bantul telah bangkit kembali,

kegiatan perekonomian telah menunjukkan adanya peningkatan. Wilayah Bantul memiliki banyak usaha kecil menengah yaitu berbagai industri kerajinan. Industri kerajinan yang ada

di wilayah Bantul diantaranya kerajinan batik, kerajinan gerabah, kerajinan berbahan kayu, industri kulit, kerajinan berbahan tempurung kelapa, kerajinan berbahan bambu, kerajinan

patung, kerajinan logam, serta berbagai industri makanan tradisional.

Salah satu produk unggulan dari daerah kabupaten Bantul adalah produk kerajinan

(9)

berkembangnya industri kerajinan tempurung kelapa. Tempurung kelapa sangat mudah didapatkan di daerah Bantul. Hampir di seluruh wilayah Bantul dapat dijumpai tanaman

kelapa, bahkan masyarakatnya seolah menjadikan kewajiban untuk menanam kelapa di pekarangan rumahnya. Kondisi tersebut menjadikan tumbuh dan berkembangnya industri kerajinan tempurung kelapa di Bantul, karena untuk masalah bahan baku yaitu tempurung

kelapa, mereka tidak merasa menjadi kendala untuk memperolehnya.

Industri kecil yang menjadi mitra dalam kegiatan Ipteks ini adalah UKM kerajinan

tempurung kelapa Cumplung Aji yang berada di desa Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul dan UKM Surya Bathok yang berada di desa Ngimbang, Pandowoharjo, Sewon, Bantul.

Kedua UKM yang menjadi mitra adalah UKM kerajinan berbahan tempurung kelapa yang dimiliki oleh bapak Nur Taufik (UKM I) dan ibu Haryanti (UKM II). Kedua UKM tersebut saling

bekerja sama, terutama apabila salah satu UKM tidak dapat memenuhi jumlah pesanan, maka sebagian order akan diberikan kepada UKM yang lain.

UKM I memiliki tenaga kerja sebanyak 15 orang sedangkan UKM II memiliki tenaga

kerja sebanyak 20 orang. Seluruh tenaga kerja tersebut merupakan warga desa sekitar UKM berada, sehingga usaha kerajinan tempurung kelapa ini telah berhasil mengangkat

perekonomian masyarakat desa sekitar UKM ini berada, setelah pada tahun 2006 kegiatan perekonomian mereka diluluhlantakkan oleh bencana gempa bumi. Produk kerajinan

pernak-pernik dari kedua UKM ini menggunakan bahan baku tempurung kelapa. Tempurung kelapa yang digunakan dapat menggunakan tempurung baik dari kelapa muda maupun yang sudah

tua, sesuai dengan produk yang akan dibuat. Bahan baku yang digunakan sangat mudah untuk didapatkan, kediua UKM biasa mendapatkan bahan baku dari penjual es kelapa muda

maupun dari para pengepul. Bahan baku tempurung kelapa biasa didapatkan dengan harga Rp. 150 – Rp. 200 per biji atau Rp. 1.200 – Rp. 1.500 per kilogram.Setiap tiga hari sekali, pengepul mengirimkan sekitar 200-300 biji tempurung kelapa untuk tiap UKM.

Usaha yang dijalankan kedua UKM ini merupakan usaha keluarga dan kepemilikan modal adalah modal pribadi, sehingga manajemen yang dijalankan juga masih sangat

sederhana. Kedua UkM belum memiliki struktur organisasi yang baik, sehingga posisi pemilik disamping sebagai pimpinan juga merangkap sebagai manajer. Kedua UKM belum

memiliki sistem pembukuan yang baik dan rapi, sehingga tidak tampak jelas keuntungan atau kerugian yang mereka dapatkan.

Produk kerajinan tempurung kelapa dari kedua UKM ini banyak dijajakan untuk dijadikan buah tangan dengan berbagai macam bentuk. Mulai dari asesoris perempuan

seperti jepitan, bingkai foto, hingga perabotan rumah tangga seperti sendok dan mangkuk. Selain itu tempurung kelapa juga bisa dibentuk menjadi gelas minum, nampan, penutup

(10)

tempurung kelapa tersebut terlihat sangat artistik. Bahkan dari kerajinan tempurung kelapa ini bisa dihasilkan sebuah produk seperti; tas dengan berbagai bentuk (model) dan ukuran,

rel gorden, cup lampu, peci, manik-manik/kancing baju, serta sebagai bahan hiasan pada pembuatan meja dan kursi. Produk tersebut dipasarkan dengan harga yang beragam sesuai dengan tingkat kesulitan dalam proses pembuatannya, motif, bentuk dan desainnya. Untuk

pernak-pernik kecil dipasarkan dengan harga Rp. 2000 – Rp. 10.000, cup lampu Rp

.

250.000 – Rp

.

350.000, tas Rp

.

40.000 – Rp

.

250.000, sedangkan untuk hiasan meja dan kursi Rp. 275.000 – Rp. 325.000 per meter. Tetapi ada juga pesanan khusus sesuai dengan permintaan, dengan harga sesuai dengan ukuran dan tingkat kesulitannya. Setiap bulan

masing-masing UKM mampu

memb

uat 1.500 jenis barang. Pemasaran produk dilakukan dengan mengikuti pameran, dititipkan ke pengepul, lewat eksportir, serta ada konsumen yang datang sendiri memesan produk kerajinan. Produk kerajinan yang dihasilkan selama ini

telah dipasarkan hingga ke wilayah Jakarta, Surabaya, Bali, Sumatera dan Kalimantan, serta telah diekspor ke negara Malaysia, Thailand, Vietnam, Cina, Jepang, bahkan pasar Eropa,

meskipun masih melalui eksportir.

Berbagai model tas

(11)

Berbagai hiasan lain

Gambar 1. Contoh produk kerajinan yang dihasilkan

Proses pembuatan kerajinan pernak-pernik berbahan tempurung kelapa dimulai

dengan memisahkan tempurung kelapa berdasarkan jenis warnanya; untuk tempurung kelapa muda bewarna krem dan tempurung kelapa tua berwarna coklat. Untuk semua jenis

tempurung kelapa dikeringkan terlebih dahulu selama beberapa waktu agar tidak berjamur. Penjemuran (pengeringan) tempurung kelapa muda memerlukan waktu dua hari, sedangkan tempurung kelapa tua cukup beberapa jam saja. Setelah itu, tempurung kelapa dibersihkan

dan diamplas agar halus dan bersih dari serabut. Selanjutnya setiap tempurung kelapa siap untuk dicetak, dipotong atau diukir sesuai dengan motif dan desain yang diinginkan.

Peralatan yang digunakan dalam proses produksi diantaranya mesin bubut, mesin amplas, mesin bor, dan mesin slap. Keseluruhan peralatan tersebut sangat sederhana karena hanya

direkayasa sendiri sehingga kapasitasnya sangat kecil dan tidak mampu mengerjakan untuk bentuk-bentuk yang rumit.

(12)

Mesin bubut Mesin slab

Gambar 2. Berbagai peralatan UKM

Hasil observasi yang telah dilakukan tim pengabdi mendapatkan keterangan bahwa meskipun kedua UKM telah menggunakan beberapa peralatan produksi namun peralatan

yang mereka miliki tersebut masih sangat sederhana dan kapasitas yang mampu dikerjakan oleh peralatan ini sangat kecil. Hal ini berakibat apabila ada pesanan yang cukup banyak maka memerlukan waktu produksi yang panjang, padahal konsumen seringkali

menginginkan dapat selesai dengan target yang telah ditentukan, sehingga beberapa kali order tidak jadi karena pengrajin tidak mampu memenuhi target waktu yang ditentukan.

Hambatan utama tersebut adalah pada proses pemotongan, karena mesin bubut untuk proses pemotongan yang mereka miliki masih sangat sederhana dan sering mengalami

kerusakan apabila dipakai dalam jangka waktu yang lama, sehingga sering mengambat proses produksi. Masalah lain yang masih dihadapi pengrajin adalah minimnya pengetahuan

dan kemampuan mereka dalam membuat desain kerajinan. Kebanyakan desain yang dimiliki adalah desain dari pesanan konsumen, sehingga mereka sangat mengharapkan adanya bimbingan dalam membuat dan mengembangkan desain kerajinan mereka. Disamping

permasalahan di atas, pengrajin juga masih mengalami kendala yaitu informasi pemasaran

yang terbatas. Saat mengikuti pameran, hanya pesanan-pesanan kecil dari daerah lokal-lah yang langsung ke pengrajin, dan bila ada pesanan dari luar daerah dan luar negeri, itupun melewati pedagang besar atau eksportir dari Jakarta, sehingga omset yang diterima oleh

pengrajin tidak maksimal. Meskipun demikian, kedua UKM ini tidak mudah putus asa, mereka terus melakukan berbagai upaya untuk lebih mamajukan usaha kerajinan di

desanya.

Seiring dengan berkembangnya usaha ini, dengan kemampuan seadanya mereka

terus berusaha untuk dapat selalu berproduksi. Kedua UKM terus berusaha membangun hubungan baik dengan berbagai pihak dalam rangka untuk pemasaran produk kerajinan

(13)

memberikan informasi kepada pengrajin bilamana ada kegiatan-kegiatan pameran. Kedua UKM sangat berharap untuk dapat menjalin hubungan kerjasama dengan pihak perguruan

tinggi agar dapat memberikan bantuan baik berupa pelatihan, penerapan teknologi, perbaikan manajemen, sistem pemasaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha yang mereka jalankan.

B. Permasalahan Mitra

Berdasarkan analisis situasi di atas, kedua UKM pengrajin pernak-pernik berbahan tempurung kelapa ini, dalam perkembangannya masih mengalami berbagai permasalahan.

Permasalahan tersebut yaitu:

1. Permasalahan terkait dengan produksi:

a. Peralatan dalam proses produksi masih sangat sederhana. b. Kapasitas produksi kecil sehingga perlu ditingkatkan. c. Desain kerajinan yang dihasilkan sangat terbatas.

d. Belum memiliki kemampuan dalam membuat variasi desain kerajinan. 2. Permasalahan terkait dengan manajemen:

a. Manajemen usaha yang dijalankan masih sangat sederhana.

b. Belum memiliki sistem pembukuan yang baik dan rapi, sehingga keuntungan maupun

kerugian tidak dapat terdeteksi dengan baik. c. Jaringan pemasaran yang dimiliki sangat terbatas.

d. Belum memiliki kemampuan penggunaan Teknolgi Informasi sebagai media pemasaran.

Melihat betapa kompleksnya permasalahan yang dihadapi UKM mitra dan keterbatasan dari tim pelaksana Ipteks, maka perlu prioritas terhadap permasalahan yang akan diatasi melalui kegiatan Ipteks ini. Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah

dilakukan dengan berdiskusi dengan kedua UKM dan mempertimbangkan kemampuan tim pelaksana Ipteks, maka permasalahan yang diprioritaskan untuk diatasi melalui kegiatan

Ipteks ini adalah 1) penerapan teknologi tepat guna dalam proses produksi, 2) peningkatan kemampuan dalam mendesain produk kerajinan, 3) penggunaan teknologi informasi sebagai

media pemasaran produk, 4) perbaikan sistem manajemen.

C. Solusi yang ditawarkan

Informasi mengenai beberapa permasalahan yang dihadapi oleh kedua UKM

tersebut tentunya harus sesegera mungkin untuk diatasi sebagai salah satu solusi pengembangan usaha kecil dan menengah. Tim pengusul pengabdian sebagai bagian dari

(14)

ikut membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi kedua UKM tersebut. Melalui program usulan kegiatan Ipteks ini dan berdasarkan analisis kebutuhan

yang telah dilaksanakan, tim pengabdi mencoba menawarkan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan sentuhan Ipteks, yaitu melalui kegiatan pokok 1) peningkatan kualitas dan kuantitas produk kerajinan, 2) memperluas jaringan pemasaran mitra, 3) peningkatan

kemampuan manajerial mitra.

Manfaat yang diperoleh mitra dari pelaksanaan 3 kegiatan pokok tersebut,

diantaranya:

1) Kedua UKM dapat membuat desain yang lebih variatif terhadap produk kerajinan yang

dihasilkan.

2) Kedua UKM dapat meningkatkan kuantitas produknya dengan waktu yang lebih singkat.

3) Mempunyai jaringan pemasaran yang lebih luas dengan teknik pemasaran yang murah dan cepat.

4) Kualitas produksi lebih terjaga, karena dengan menggunakan teknologi tepat guna

didapatkan hasil potongan yang rapi, bersih, dengan ukuran sama.

5) Menguasai kompetensi manajemen usaha untuk menjalankan bisnisnya, sehingga bisa

membuat strategy marketing sendiri.

6) Kedua UKM akan memiliki kemandirian dalam hal proses produksi, pemasaran dan

menjalankan usahanya.

7) Mengurangi ketergantungan kedua UKM kepada pihak lain.

8) Meningkatkan omzet pendapatan kedua UKM.

Adapun rencana kegiatan yang diusulkan untuk mencapai tujuan di atas adalah

sebagai berikut :

1) Pembuatan mesin bubut tempurung kelapa multi fungsi, yaitu disamping untuk proses membubut juga dapat digunakan untuk menggerinda atau menghaluskan. Mesin yang

akan dibuat ini memiliki rangka yang lebih kokoh dan memiliki kapasitas yang lebih besar dengan berbagai variasi ukuran pisau, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil

potongan.

2) Pelatihan desain grafis untuk memberikan keterampilan mendesain model kerajinan

dengan program komputer.

3) Pelatihan desain web untuk mendukung pemasaran produk kerajinan.

(15)

Gambar 3. Alur pelaksanaan program kegiatan Ipteks

Rencana kegiatan dalam rangka melaksanakan solusi yang ditawarkan tersebut, secara rinci

dapat dijelaskan sebai berikut:

1) Pembuatan Mesin Bubut Tempurung Kelapa Multi Fungsi

Kegiatan ini bertujuan menciptakan mesin bubut multi fungsi yaitu sebagai mesin bubut dan gerinda, sehingga diamping untuk memotong tempurung dalam bentuk silindris,

mesin ini juga dapat digunakan untuk menggerinda atau mengamplas tempurung kelapa. Mesin ini memiliki desain yang kokoh dan kapasitas lebih besar menggunakan motor 11/2

HP akan mampu menghasilkan 100 potongan/jam, dengan memiliki variasi ukuran pisau,

Analisis Kebutuhan

Produksi Manajemen

Teknologi Tepat Guna

Desain Produk Sistem Manajemen Pemasaran

Mesin Bubut

a. membuat gambar kerja b. membuat jadwal kerja c. menyiapkanbahan-bahan d. membuat bagian-bagian

mesin

e. merakit bagian-bagian mesin f. uji coba dan menyempurnakan

mesin

g. mengukur kinerja mesin

a. Merumuskan materi pelatihan yang relevan

b. Membuat jadwal pelatihan c. Menyiapkan alat dan bahan

pelatihan.

d. Pembagian tugas Instruktur e. Pelaksanaan pelatihan f. Melaksanakan evaluasi

(16)

sehingga sangat membantu UKM dalam hal teknologi tepat guna. Dengan menggunakan mesin ini maka akan dihasilkan potongan berbentuk silindris dengan cepat dan memiliki

kualitas yang halus, rapi dengan diameter yang sama, sehingga produktivitas pengrajin dapat ditingkatkan.

Mesin bubut tempurung kelapa yang dibuat memiliki konstuksi yang sederhana,

aman, dan teknologinya mudah dipahami, sehingga mudah dioperasikan oleh pengrajin. Pembuatan mesin bubut tempurung kelapa dilaksanakan di bengkel jurusan pendidikan

teknik mesin dengan melibatkan beberapa mahasiswa dan teknisi. Langkah-langkah dalam pembuatan mesin irat bambu adalah:

a. Membuat gambar kerja mesin b. Membuat jadwal kerja

c. Menyiapkan bahan-bahan untuk pembuatan mesin d. Membuat bagian-bagian mesin

e. Merakit bagian-bagian mesin

f. Menguji coba dan menyempurnakan mesin

g. Mengukur kinerja mesin dari segi kemudahan, keamanan dan kecepatan proses produksi sesuai fungsinya.

2) Pelatihan

Pelatihan yang diberikan kepada mitra mempunyai tujuan untuk memberikan

tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan produktivitas pengrajin tempurung kelapa. Pelatihan yang dimaksud sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh mitra yaitu desain grafis, desain web, dan manajemen usaha. Langkah-langkah dalam

pelaksanaan pelatihan ini adalah :

a. Merumuskan materi pelatihan yang relevan

b. Membuat jadwal pelatihan

c. Menyiapkan alat dan bahan pelatihan.

d. Pembagian tugas Instruktur e. Pelaksanaan pelatihan

f. Melaksanakan evaluasi (1) Pelatihan Desain Grafis

Pelatihan desain grafis direncanakan dilaksanakan selama 5 kali pertemuan dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 5 jam, namun apabila masih diperlukan maka akan dilakukan penambahan waktu. Desain grafis adalah salah satu bentuk seni

lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan,

(17)

sebagai sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi. Desain grafis umumnya diterapkan

dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain. Menurut Suyanto desain grafis didefinisikan sebagai "aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri".

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan kemampuan dalam mendesain bentuk dan model produk kerajinan tempurung kelapa dengan menggunakan program

komputer. Sehingga diharapkan produk kerajinan tempurung kelapa yang dihasilkan mempunyai variasi model yang unik dan beragam, yang pada akhirnya akan menambah

daya saing terhadap produk kerajinan yang dihasilkan. Materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan pelatihan desain grafis adalah:

a. Konsep Warna

b. Penggunaan Perangkat Lunak c. Format Gambar

d. Kategori Desain Grafis

e. Program Pengolah Grafik/Grafis

(2) Pelatihan Desain Web

Pelatihan desain web direncanakan dilkasanakan selama 3 kali pertemuan dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 5 jam, namun apabila masih diperlukan

maka akan dilakukan penambahan waktu. Tujuan utama dari pelatihan desain web ini adalah untuk memberikan kemampuan penggunaan internet. Media internet ini bisa

dijadikan sebagai sarana yang efektif untuk memperluas jaringan pemasaran produk kerajinan tempurung kelapa, sehingga calon konsumen bisa berhubungan langsung kepada pengrajin.

Para pakar desain mengatakan “Webdesign isn’t art”, karena hasil karya tersebut merupakan kompilasi dari berbagai hasil keahlian dan perpaduan gambar serta layout.

Kesatuan semua elemen tersebut tidak hanya menghasilkan sebuah estetika yang menyenangkan tetapi juga dapat menjalin sebuah komunikasi interaktif dan juga adanya

fasilitas kemudahan untuk mengakses isi web tersebut. Pada saat ini para webdesigner

membutuhkan “Strategi”. Sebuah strategi dimana kita harus bisa menggabungkan

cita-cita atau harapan sebuah organisasi ke dalam sebuah design.

Sebuah desain yang cerdas dan fokus tidak hanya kelihatan fantastic atau

ngetrend. Tetapi perlu dipikirkan fokus dari tujuan web tersebut dibuat. Contohnya : Sebuah web jualan computer atau komunitas game pasti akan dibanjiri file-file image

(18)

dengan design yang mewah bisa jadi cukup dibuat dengan simpel dengan warna yang sedikit asalkan unik, ringan dan mudah dalam menjelajah dan mengomentari blognya.

Enam langkah sebagai bagian dari strategi dalam sebuah desain web: a. Menetapkan Tujuan Sebuah Web

Salah satu yang harus dipastikan ketika akan mengerjakan sebuah pekerjaan web

desain adalah tujuan akhir dari sang pemilik web. Apakah yang ingin dicapai ketika menginginkan sebuah web baru atau redesain web? Apa yang menjadi tujuan utama dari

web tersebut.

Website bukanlah bagian dari sebuah seni, tetapi merupakan tampilan yang

menampung berbagai fungsi dari sebuah server. Fungsi yang dimaksud bisa berarti : menjual produk, berita, hiburan, olahraga, diary, komunitas dsb.

b. Identifikasi target audience yang melihat

Siapa yang disasar sebagai calon pengunjung sangat berpengaruh kepada tampilan dan fungsi sebuah web. Ada beberapa aspek desain yang akan mempengaruhi design

web tersebut, seperti umur, kelamin, profesi dan kompetensi. Sebagai contoh, website yang berisi game untuk kaum muda sangat membutuhkan desain yang “wah” dengan

aturan yang lebih detail mengingat audience-nya merupakan user cerdas. c. Menentukan Brand dari sebuah web

Banyak sekali webdesigner memakai jalan pintas untuk mencari inspirasi yang didasarkan pada tren desain yang ada. Tombol glossy, gradient dan efek refleksi bisa

jadi sangat cocok untuk beberpa web. Tetapi bisa jadi tidak cocok dengan Brand yang sedang diusung. Memikirkan warna, perasaan yang akan disampaikan semestinya harus

memberikan kekuatan untuk Brand web tersebut. Web Carbonica diatas bermaksud mengajak mengurangi emisi karbon. Cantik sekali, designer menggunakan gambar dan

texture kertas hasil recycle. Warna juga diambil dari warna bumi yang hijau dan coklat.

Desain restaurantica bertujuan agar pengunjung serasa didalam restaurant dengan segal pernak-perniknya.

d. Tujuan Akhir Desain

Tujuan akhir dari sebuah desain web adalah mengetahui kegunaan web, membuat

target, identifikasi calon user dan menetapkan brand. Tujuan utama adalah menarik user untuk mendaftar (subscriber) ke dalam web yang kita desain. Maka setidaknya ada 3

langkah untuk mendukung target tersebut :

 Persingkat text atau keterangan. Jangan gunakan bahasa terlalu detail sehingga

membingungkan pengunjung

 Perjelas tombol atau kolom ‘pendaftaran’ dengan warna atau gambar khusus

(19)

 Persingkat item-item registrasi. Calon pendaftar hanya mengisi yang penting-penting

saja. Untuk formulir lebih detail bisa dilakukan ketika sudah mendaftar di lain waktu.

Bagaimana cara menerapkan design strategi untuk brand dan audience? Jika website tersebut focus di ‘entertainment’ maka buatlah design yang ‘experience’. Bebas menggunakan banyak warna dan gambar untuk menajamkan design. Jika web yang

dibuat focus kepada penyampaian informasi misalnya blog, atau majalah. Maka buatlah dengan efisien dan menarik. Navigasinya jelas dan tidak membingungkan. Stubmatic

(Layanan tiket online) mengutamakan gambar sebagai penjelasan.

e. Tool Analysis Target

Web sudah jadi dan bisa dinikmati. Ini saatnya nuntuk melihat atau mengukur target kesuksesan. Jika menginginkan user pendaftar sebanyak-banyaknya, maka lihatlah

perubahan ketika design dirubah. Jika itu sebuah blog, silahkan cek di RSS statistiknya. Jika ingin mengetahui kadar interaksi dengan pengunjung, lihatlah berapa banyak posting komentar atau posting feedback yang dibuat.

f. Kaizen

Sebuah filosofi dari Jepang, yaitu kai artinya perubahan dan zen artinya baik.

Continuous Improvement adalah inti dari Kaizen. Ketika bekerja dalam dunia web, kita harus berpikir bahwa yang sudah terpublish tidak ada versi finalnya. Kita akan selalu

melakukan perbaikan terus-menerus sampai sempurna. Ide perbaikan bisa dari kita sendiri dan bisa juga menjaring masukan dari pengunjung.

(3) Pelatihan Manajemen Usaha

Pelatihan manajemen usaha direncanakan dilakasanakan selama 3 kali pertemuan dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 5 jam, namun apabila masih diperlukan maka akan dilakukan penambahan waktu. Pelatihan ini bertujuan untuk :

a. Meningkatkan pengetahuan dan jiwa wirausaha para pengrajin. b. Meningkatkan kemampuan pembukuan usaha.

c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan manajemen usaha terutama manajemen pemasaran dalam rangka meningkatkan pendapatan usaha.

Pelatihan manajemen usaha yang akan dilaksanakan berisi antara lain : pelatihan kewirausahaan, pelatihan pembukuan usaha kecil/menengah, dan pelatihan manajemen

pemasaran. Secara rinci tahap-tahap pelatihan tersebut adalah: a. Pelatihan kewirausahaan dengan materi:

(1) Pengenalan ciri-ciri dan watak wirausaha (2) Strategi menangkap peluang besar

(3) Penyusunan rencana bisnis

(20)

c. Pelatihan manajemen pemasaran meliputi: (1) Strategi penentuan harga

(2) Promosi penjualan

(3) Strategi menghadapi persaingan (4) Packing dan labeling

Kedua UKM yang menjadi mitra dalam kegiatan Ipteks ini berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan. Dalam pembuatan mesin, mitra berpartisipasi dalam

uji coba mesin. Sedangkan dalam kegiatan pelatihan, disamping berpartisipasi sebagai peserta, mitra berperan dalam menyediakan tempat pelatihan, ikut men-sosialisasikan

program pelatihan yang akan dilaksanakan kepada pengrajin lain dan ikut bekerja sama dengan tim dalam mengadakan konsumsi pelatihan. Sehingga partisipasi mitra sangat

mendukung terhadap pelaksanaan program kegiatan Ipteks ini secara keseluruhan.

Tabel 1. Penanggung jawab Kegiatan Ipteks

No Jenis Kegiatan Penanggung jawab Pembantu

1 Persiapan Aan Ardian, S.Pd. Miswar JP

2 Pelatihan desain grafis Aan Ardian, S.Pd. Edy Ridwansyah

3 Pelatihan desain web Aan Ardian, S.Pd. Edy Ridwansyah

4 Pelatihan manajemen usaha Penny Rahmawaty, M.Si. R. Dedy Oktavianur

5 Pembuatan Mesin Paryanto, M.Pd. Teknisi

6 Evaluasi Kegiatan Penny Rahmawaty, M.Si. Miswar JP

6 Pemantauan perkembangan

pengrajin

Paryanto, M.Pd. Seluruh tim

7 Penyusunan laporan

kegiatan

Paryanto, M.Pd. R. Dedy Oktavianur

Rancangan evaluasi dalam kegiatan ini ditetapkan untuk mengevaluasi terhadap

(21)

Tabel 2. Rancangan Evaluasi Kegiatan Ipteks bagi Masyarakat

No Kegiatan Indikator Tolok Ukur Keberhasilan

1

Pembuatan mesin Bubut Tempurung Kelapa Multi Fungsi

Kinerja mesin 100 potongan/jam

2 Pelatihan desain grafis

a. Kemampuan Teknologi b. Peningkatan kreatifitas c. Peningkatan keuletan d. Peningkatan prakarsa e. Peningkatan desain produk

70%

3 Pelatihan web desain

a. Kemampuan Teknologi b. Peningkatan kreatifitas c. Peningkatan keuletan d. Peningkatan prakarsa e. Peningkatan pemasaran

70%

4 Pelatihan

manajemen usaha

a. Peningkatan kreatifitas b. Peningkatan keuletan c. Kemampuan pembukuan d. Peningkatan keberanian

beresiko

e. Peningkatan Kewirausahaan

70%

D. Target Luaran

Sesuai dengan kegiatan yang telah direncanakan, maka jenis luaran yang akan

dihasilkan dari kegiatan ini dapat dilihat dalam tabel 3 berkut ini.

Tabel 3. Target Luaran Kegiatan Ipteks

Aspek Kegiatan Luaran

Produksi

1. Pembuatan mesin bubut tempurung kelapa multi fungsi

2 unit mesin dengan kapasitas pemotongan 100 potongan/jam

2. Pelatihan desain grafis Kemampuan mendesain bentuk

dan model produk kerajinan yang dimiliki oleh pengrajin.

Tercipta 10 variasi desain produk kerajinan

Manajemen

1. Pelatihan manajemen usaha

Terselenggarakannya pembukuan usaha secara tertib, sebanyak minimal 5 buku yaitu: (a) buku pembelian, (b) buku penjualan, (c) buku kas, (d) buku neraca, (e) laporan rugi/laba.

Peningkatan pengetahuan dan jiwa wirausaha pengrajin, sehingga mereka sanggup mengadakan perubahan-perubahan (inovasi) dalam menjalankan usahanya guna memperluas pasar dan pendapatan mereka.

(22)

kemampuan manajemen usaha terutama manajemen pemasaran yang akhirnya berdampak pada peningkatan pendapatan.

2. Pelatihan desain web Kemampuan menggunakan media

internet sebagai sarana untuk pemasaran produk kerajinan.

Tercipta 2 buah web sebagai media pemasaran produk kerajinan

E. Kelayakan Perguruan Tinggi (PT)

1. Kinerja LPM dalam kegiatan PPM

Kinerja LPM Universitas Negeri Yogyakarta dalam bidang kegiatan PPM adalah

sangat baik. Pihak LPM senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada seluruh dosen untuk melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk apapun.

Hal ini diwujudkan setiap tahun pihak LPM menawarkan hibah pengabdian kepada seluruh dosen dengan nama program PPM Internal yang mencakup PPM unggulan, PPM reguler,

PPM prioritas fakultas, PPM prioritas bidang, dan kewirausahaan (KWU), dengan dana yang cukup memadai. Selain itu pihak LPM juga memfasilitasi bagi dosen-dosen yang akan mengirimkan proposal PPM untuk skim dari Dikti. Untuk seluruh kegiatan PPM yang

dilakukan oleh dosen, pihak LPM selalu melakukan pengawasan dan pemantauan untuk membantu mengatasi permasalahan yang timbul selama kegiatan PPM berlangsung,

sehingga PPM dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan dan target yang telah ditetapkan.

Pihak LPM selain memfasilitasi program pengabdian kepada seluruh dosen, juga mengelola program pengabdian kepada mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata

(KKN). Seluruh kegiatan KKN mahasiswa UNY deikelola dengan sangat baik oleh pihak LPM.

2. Jenis kepakaran yang diperlukan

Kegiatan IbM yang telah ditetapkan ini, memerlukan beberapa jenis kepakaran atau

keahlian. Jenis keahlian yang dibutuhkan yaitu: (1) bidang rekayasa Teknologi; (2) bidang desain grafis; (3) bidang manajemen; dan (4) bidang teknologi informasi. Sehingga untuk

keberhasilan program kegiatan yang akan dilaksanakan, maka keanggotaan tim pengabdi ini terdiri dari beberapa dosen dengan bidang keahlian yang dibutuhkan serta dibantu oleh

beberapa mahasiswa dan teknisi. Tim pelaksana kegiatan Ipteks ini terdiri dari 3 dosen dengan kualifikasi multi disiplin ilmu.

(23)

DP2M (Vuver dan IbM). Sehingga beliau sangat kompeten dalam pembuatan mesin bubut tempurung kelapa multi fungsi.

Anggota pelaksana I adalah Aan Ardian S.Pd., dosen jurusan Pendidikan Teknik Mesin dengan bidang keahlian gambar teknik dan perancangan. Skill atau keterampilan yang dimiliki beliau adalah ahli di bidang desain grafis dan teknologi informasi. Beliau juga

berpengalaman dalam kegiatan PPM, yaitu sebagai instruktur pelatihan penggunaan IT maupun kegiatan Vucer. Sehingga beliau sangat kompeten sebagai penanggung jawab

kegiatan pelatihan desain grafis dan desain web.

Anggota pelaksana II adalah Penny Rahmawaty, M.Si., dosen jurusan Manajemen

dengan bidang keahlian manajemen. Selain bidang manajemen, beliau kuga memiliki skill

dalam bidang strategi pemasaran. Beliau juga berpengalaman dalam kegiatan PPM yaitu

sebagai instruktur dalam kegiatan pengembangan usaha kecil dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga beliau sangat kompeten sebagai penanggung jawab kegiatan pelatihan manajemen usaha.

Dengan demikian skill yang dimiliki oleh tim pelaksana kegiatan Ipteks ini sangat relevan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Sehingga dengan keahlian dan

pengalaman tersebut akan dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat ini.

Tabel 4. Keahlian Tim pelaksana Kegiatan Ipteks

No Nama Keahlian Tugas dalam Kegiatan

1 Paryanto Rekayasa

teknologi tepat

guna

Pembuatan Mesin

2 Aan Ardian Desain grafis dan

teknologi

informasi

Pelatihan desain grafis

& desain web

3 Penny Rahmawaty Manajemen Pelatihan manajemen

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik. 2000. Pengukuran dan Analisis Ekonomi Kinerja Penyerapan Tenaga Kerja. Nilai Tambah, dan Eksport Usaha kecil Menengah serta peranannya terhadap Tenaga kerja Nasional dan Produk Domestik Bruto. Jakarta.

BPS. 2001. Profil Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga: Tahun 1999. Jakarta.

Jafar Hafsah. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM). Infokop Nomor 25 Tahun XX.

Kenneth N. Wexley. 1991. Developing and Training Human Resources in Organizations.

Kuncoro, M. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.

Noer Soetrisno. 2002. Pengembangan UKM, Ekonomi Rakyat Dan Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta.

Raymond A. Noe. 1994. Employee Training and Development

Shujiro Urata Ph.D. 2000. Policy Recommendation for SME Promotion in the Republic of Indonesia, JICA Senior Advisor to Coordination Minister of Economy, Finance and Industri. Jakarta.

Sumardjo, 2004, Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Tambunan, T. 1999. Perkembangan Industri Skala Kecil Di Indonesia. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.

Tarsis Tarmudji. 1996. Prinsip-prinsip Wirausaha. Yogyakarta: Liberty.

(25)
(26)

Lampiran-1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul

Biodata Ketua Tim Pengusul

1. Nama Lengkap : Paryanto, M.Pd.

2. NIP : 19780111 200501 1 001 3. Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 11 Januari 1978 4. Pangkat / Jab /Gol. : Penata Muda/Asisten Ahli/IIIa 5. Agama : Islam

10. Alamat Rumah : Kadipaten Kulon K. 110 Yogyakarta 55132 Telp. (0274) 419729 HP. 081328846462

E-Mail: parymsn@yahoo.co.id

11. Pendidikan Terakhir : S2

12. Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat :

TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT

2006 Vucer: Aplikasi Modifikasi Mesin Pengolah Kayu Multi

Fungsi Yogyakarta

2007 Pelatihan Proses Pemesinan Bagi Pemuda Putus

Sekolah

Sleman

2009 Pelatihan Teknologi Pengujian Geometrik Mesin Bagi Guru SMK Swasta di Sleman

UNY

2009 IbM Kelompok Petani Ikan Sleman

2010 IbM Kelompok Pengrajin Kipas Bantul

2011 Pelatihan Teknologi Pengujian Geometrik Mesin Bagi Guru SMK se DIY

UNY

2011 Pelatihan Penyusunan Work Preparation (WP) dan Implementasinya Bagi Guru SMK se DIY

UNY

2011 IbM Kerajinan Serat Agel Kulon Progo

Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini menerangkan keadaan, kualifikasi, dan pengalaman saya yang sesungguhnya.

Yogyakarta, 05 Desember 2012 Yang Menyatakan,

Paryanto, M.Pd.

(27)

Biodata Anggota Tim Pengusul

1. Nama Lengkap : Aan Ardian, S.Pd. 2. NIP : 19780131 200312 1 002 3. Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 31 Januari 1978 4. Pangkat / Jab /Gol. : Penata Muda/Asisten Ahli/IIIa 5. Agama : Islam

6. Jenis Kelamin : Laki –laki

7. Jurusan/Fakultas : Pend. Teknik Mesin / Teknik 8. Bidang Keahlian : Gambar dan Perancangan

9. Alamat Kantor : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

FT UNY, Kampus Karangmalang Yogyakarta, Telp./Fax (0274)520327

10. Alamat Rumah : Sanggrahan UH I/ 497 Yogyakarta 55166 Telp. (0274) 556361 HP. 08156804942

E-Mail: ardmesin@yahoo.com 11. Pendidikan Terakhir : S1

12. Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat :

Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini menerangkan keadaan, kualifikasi, dan pengalaman saya yang sesungguhnya.

Yogyakarta, 05 Desember 2012 Yang Menyatakan,

Aan Ardian, S.Pd.

NIP. 19780131 200312 1 002

TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT

2004 Pelatihan Pengujian Bahan bagi Guru Jurusan Teknik Mesin SMK N 2 Depok Sleman (UNY)

FT, UNY

2005 Pelatihan Internet bagi Guru SMK Swasta di Sleman (UNY)

FT, UNY

2007 Rancang Bangun Mesin Pres Polibag

Untuk Pembibitan Jamur Kuping Dan Tiram

Kapasitas 600 Pcs/Jam(DIKTI / Program Vucer)

(28)

Biodata Anggota Tim Pengusul

1. Nama Lengkap : Penny Rahmawaty, M.Si. 2. NIP : 19660202 200604 2 001 3. Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 2 Februari 1966 4. Pangkat/Jab./Gol. : Penata Muda Tk.I / Lektor / IIIb 5. Agama : Islam

6. Jenis Kelamin : Perempuan

7. Jurusan/Fakultas : Manajemen/Ilmu Sosial dan Ekonomi 8. Bidang Keahlian : Manajemen

9. Alamat Kantor : Karangmalang, Yogyakarta 55218 Telp. (0274)586168 psw.375 10. Alamat Rumah : jl. Kadipaten Kidul Kp.I/346

Yogyakarta 55132

Telp. (0274)387241 HP. 08122714331 E-Mail: penny rahmawaty@yahoo.com 11. Pendidikan Terakhir : S2

12. Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat:

Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini menerangkan keadaan, kualifikasi, dan pengalaman saya yang sesungguhnya.

Yogyakarta, 05 Desember 2012 Yang Menyatakan,

Penny Rahmawaty, M.Si. NIP. 19660202 200604 2 001

TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT

2010 IbM Kelompok Pengrajin Kipas Bantul

2006 Desain Arboretum DAS Telomoyo (Direktorat Jendral

Sumber Daya Air)

Bogowonto

2004 Pelatihan Entrepreneurship Agribisnis Calon Purnabakti di Lingkungan PT. Telkom DIVRE IV JATENG & DIY untuk Meraih Kemandirian

DIY

2001 Pelatihan Teknologi Informasi bagi Pengembang PKM

(TATP Project) Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI

DIY

2001 Pelatihan Komputer Kepada Staf Pemda dan Guru-guru

di Wilayah DIY (Pemda DIY)

DIY

2001 Program Pembekalan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri

Profesional melalui Peran Serta Perguruan tinggi (TKPMP-PT) (Departemen Tenaga Kerja Propinsi DIY)

DIY

2000 Proyek Penanggulangan Pengangguran Pekerja

(Departemen Tenaga Kerja Propinsi DIY)

DIY

2000 Penilaian Kelayakan Usaha Industri Kecil/Menengah

kabupaten Gunung Kidul (Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gunung Kidul)

(29)

Lampiran-2. Peta Lokasi Wilayah Mitra

Lokasi Wilayah Mitra

UNY

Gapura Kabupaten

Masjid Agung Bantul

Lokasi UKM I : Cumplung Aji Dsn. Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul Jarak dari UNY ± 25 km

Lokasi UKM II : Surya Bathok Dsn. Ngimbang,

Pandowoharjo, Bantul Jarak dari UNY ± 20 km

Gambar

Gambar 1. Contoh produk kerajinan yang dihasilkan
Gambar 2. Berbagai peralatan UKM
Gambar 3. Alur pelaksanaan program kegiatan Ipteks
Tabel 1. Penanggung jawab Kegiatan Ipteks
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kegiatan pengabdian meliputi: (1) Introduksi peralatan tepat guna untuk menggiling/memipihkan emping jagung dengan kapasitas 1 kwintal per jam, (2)

Tujuan khusus pelaksanaan kegiatan KKN-PPM ini adalah: (1) Penerapan teknologi tepat guna berupa teknik hidrophonik di lahan sempit dan audio bioharmonic system

Hasil observasi yang telah dilakukan tim pengabdi mendapatkan keterangan bahwa meskipun kedua UKM telah menggunakan beberapa peralatan produksi namun peralatan yang mereka

Menurut Harsokoesoemo (2000), menyatakan sebagian besar industri kecil yang ada di Indonesia menggunakan teknologi tepat guna dalam proses produksinya. Mesin dan

- Meningkatkan kegiatan riset yang berkualitas dalam bidang bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan produk, serta mengembangkan inovasi teknologi tepat guna

Melihat permasalahan yang dihadapi oleh karang taruna Desa petung sewu Kecamatan Dau Kabupaten Malnag, perlu diperkenalkan teknologi tepat guna untuk mesin pencacah sampah

Gambar 4 memperlihatkan paket produk teknologi tepat guna mesin-mesin pascapanen kopi yang terdiri dari dua unit mesin pengupas kulit buah kopi sistem berjalan, satu

Pendekatan yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Usaha Rumah Tangga Pembuatan Terasi adalah dengan memberikan teknologi tepat guna mesin