• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesan radikal dalam ceramah dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube 2016 : analisis isi deskriptif dan naratif model Tzevetan Todorov.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pesan radikal dalam ceramah dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube 2016 : analisis isi deskriptif dan naratif model Tzevetan Todorov."

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

(Analisis Isi Deskriptif dan Naratif Model Tzevetan Todorov)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh :

FADHILAH IQOMATULHAQ NIM.B76213062

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Fadhilah Iqomatulhaq. B76213062. 2017. Pesan Radikal dalam Ceramah Dr.

Syafiq Riza Basalamah, MA di Media Online Youtube 2016 (Analisis Isi Deskriptif dan Naratif Model Tzevetan Todorov).

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah berapa frekuensi ditampilkannya dan bagimana cerita dan alur pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online Youtube 2016.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan frekuensi tampilan, serta untuk menjelaskan cerita dan alur pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online Youtube 2016. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis isi kuantitatif model deskriptif dan analisis naratif. Sedangkan penelitian ini menggunakan metode analisis isi deskriptif dan naratif Tzevetan Todorov. Di mana dirasa cocok dengan penelitian untuk melihat gambaran dan narasi video ceramah.

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa pesan radikal yang ada pada lima video ceramah ini 1) memiliki total frekuensi 24 kategori. Urutan jumlah tertingi adalah berburuk sangka kepada orang lain orang lain, acapkali mengklaim kebenaran tunggal, mereka kebanyakan mengalami overdosis agama, cenderung mempersulit agama, sikap keras dan kasar Sedangkan untuk kategori mudah mengkafirkan orang lain dan memaknai jihad sebagai memerangi siapapun yang tidak sepaham, tidak ditemukan oleh peneliti.Pesan yang memiliki indikasi radikal mempunyai jumlah total 24 kategori dari lima unggahan video ceramah. 2) Setiap video ceramah terbagi menjadi tiga bagian: alur awal adalah pembukaan (muqqodimah), alur tengah adalah isi ceramah, dan alur akhir adalah penutup ceramah.

Kata Kunci : Pesan Radikal, Ceramah, Media Online, Youtube, Analisis Isi Deskriptif, Analisis Naratif.

(7)

DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

F. Definisi Konsep ... 10

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 15

2. Unit Analisis ... 18

3. Sumber Data, Populasi, Teknik Sampling ... 19

4. Variabel dan Indikator Penelitian ... 21

5. Tahapan Penelitian ... 25

6. Teknik Pengumpulan Data ... 27

7. Teknik Analisis Data ... 27

H. Sistematika Pembahasan ... 31

BAB II : PESAN RADIKAL DALAM CERAMAH AGAMA A. Pesan Radikal 1. Pengertian Pesan ... 33

2. Jenis-jenis Pesan ... 34

3. Pengertian Radikal... 35

4. Pengertian Pesan Radikal ... 35

5. Jenis-jenis Radikal ... 36

6. Kategori Pesan Radikal ... 36

B. Ceramah 1. Pengertian Ceramah... 37

2. Jenis-jenis Ceramah ... 38

(8)

2. Jenis-jenis Media Online ... 41

D. Model Peneitian Analisis Isi Deskriptif dan Analisis Naratif 1. Pengertian Analisis Isi ... 43

2. Jenis-jenis Analisis Isi ... 44

3. Pengertian Analisis Naratif... 45

4. Jenis-jenis Analisis Naratif ... 47

5. Model Tzevetan Todorov ... 48

E. Teori Retorika dan Teori Arus Bertahap 1. Teori Retorika ... 49

2. Teori Arus Bertahap ... 57

BAB III: PENYAJIAN DATA PESAN RADIKAL DALAM CERAMAH DR. SYAFIQ RIZA BASALAMAH,MA DI MEDIA ONLINE YOUTUBE A. Deskripsi Subyek Penelitian 1. Biodata dan Profil Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA ... 53

2. Profil ceramah yang diunggah Rodja ... 55

B. Deskripsi Data Penelitian 1. Data Kutipan tentang Pesan Radikal dalam Ceramah Badai Pasti Berlalu ... 60

2. Data Kutipan tentang Pesan Radikal dalam Ceramah Ketika Hidayah Menyapa ... 65

3. Data Kutipan tentang Pesan Radikal dalam CeramahMove On dan Kuraih Cintanya... 69

4. Data Kutipan tentang Pesan Radikal dalam Ceramah Madrasah Karakter (Bagian Ke-1) ... 73

5. Data Kutipan tentang Pesan Radikal dalam CeramahMembangun Akhlak Mulia ... 78

6. Data Narasi Badai Pasti Datang ... 83

7. Data Narasi Ketika Hidayah Menyapa ... 90

8. Data Narasi Move On dan Ku Raih Conta-Nya ... 94

9. Data Narasi Madrasah Karakter (Bagian Ke-1) ... 99

10. Data Narasi Membangun Akhlak Mulia ... 103

BAB IV: ANALISIS ISI DESKRIPTIF DAN NARATIF A. Temuan Penelitian ... 106

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori Arus Bertahap ... 115

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan... 119

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dakwah semakin pesat di Indonesia. Usaha untuk menyebarluaskan Islam dan merealisir ajaran agama Islam ditengah-tengah kehidupan umat manusia ini merupakan usaha untuk berdakwah dalam keadaan bagaimanapun dan dimanapun harus dilaksanakan oleh seluruh umat Islam.1 Berbagai metode digunakan untuk menyebarluaskan agama Islam dari cara halus hingga keras (Radikal).

Setiap kali kita mendengar pribadi seorang nabi, rasul, para ulama, atau orang yang bijaksana lainnya, sudah pasti yang terbayang adalah pribadi– pribadi berakhlak mulia. Salah satu ciri dari akhlak mulia adalah terpancarnya keramahan, baik dari sikapnya, tutur katanya yang santun, maupun dari wajahnya yang jernih. Siapapun yang bergaul akrab dengan mereka, akan merasakan suasana aman dan menyenangkan. Bahkan, ketika harus berpisah dengannya, kita akan merasa rindu ingin berjumpa kembali dengannya.2 Dakwah yang disampaikan diatas merupakan dakwah yang indah, tidak memaksa membuat pengikutnya menjadi damai.

Seiring berjalannya waktu teknologi dunia semakin berkembang, khususnya pada media online. Kita akan banyak menemukan sajian menarik

1

M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Al-Amin Press, (Jakarta: 1 997), hlm. 8.

2

Abdullah Gymnastiar, Inilah Indahnya Islam dengan Manajemen Qolbu, MQS Publishing, (Bandung: 2005) hlm 73

(10)

yang dapat memudahkan dalam menemukan konten (informasi), hiburan, atau teman baru hanya dengan beberapa langkah saja.

Dalam kelompok pendakwah tertentu menggunakan teknologi online sebagai media berdakwah salah satunya adalah kelompok radikal. Radikalisme secara populer menunjuk kepada ekstrimisme politik dalam aneka ragam bentuknya atau usaha untuk mengubah orde sosial-politik secara dari astis. Walaupun tradisi penggunaan kekerasan dalam bentuk perang merupakan sarana untuk membangun suatu bangsa dalam sejarah peradaban manusia, namun sejarah membuktikan pula bahwa tidak ada satupun agama yang melegitimasi apalagi menganjurkan kekerasan.3 Teknologi online menjadi salah satu solusi menyebarkan agama.

Akses yang mudah membuat tidak sedikit yang menggunakannya untuk sarana menyebarkan ajaran tertentu dengan cara yang terkadang tidak sesuai. Jika tidak pintar memilah dalam mendapatkan informasi maka justru akan tergelincir pada kesesatan.

Di kalangan umat Islam sendiri terdapat pandangan bahwa Islam tidak bisa hidup dalam ke modernan. Ketika bersentuhan dengan aspek modernitas, mereka kemudian menggugat keagamaan mereka. Jika tidak menemukan jawaban yang memuaskan, mereka dapat menjadi skeptis, ateis atau bisa juga radikalis.4

Hampir seluruh penduduk dunia menikmati media online dengan berbagai situs yang menyajikan berbagai konten yang menarik. Banyak pendekatan

3

https://www.selasar.com/budaya/islam-radikal-benarkah# diakses oleh Alwi Shihab pada 19 November 2015 pukul 16:00 WIB

4

(11)

yang dilakukan oleh pendakwah di seluruh dunia termasuk berdakwah dengan media youtube.

Salah satu pendakwah yang menggunakan situs Youtube sebagai media dakwah adalah Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA. Pendakwah fenomenal tersebut merupakan Dosen STDI Imam Syafi’i, Jember. Lulusan Universitas Islam Madinah dengan predikat Summa Cumlaude dan bergelar Doktor5

Beliau sering disebut sebagai pendakwah radikal diberbagai pemberitaan. Ada pemberitaan dari Koordinator Aksi (KORLAP) Madura. Mereka melakukan orasi dihadapan ratusan masa sebagai aksi protesnya tentang tokoh yang diundang dikedua masjid besar di kotanya. Mereka menganggap beliau merupakan tokoh kontrovensional yang tidak sesuai dengan aqidah Islam yang di anut. Dalam orasinya mereka mengatakan:

“Kami mengingatan kepada takmir kedua masjid ini jika kedatangan tokoh yang sangat kontroversial ini tetap di datangkan dikota yang sangat aman, rukun dan harmonis maka kami akan menggelar aksi lebih besar dari ini” ungkap Korlap.6

Aksi tersebut dilakukan di pamekasan, Madura pada tanggal 26 Agustus 2016. Kemudian seminggu kejadian yag hampir sama, penolakan dilakukan di Situbondo tanggal 03 September 2016.

Dalam berita yang dimuat duta.co, puluhan Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor NU Situbondo, Satuan Kordinasi Cabang Banser Situbondo, Rijalul Ansor Situbondo bersama takmir masjid Baiturrahim Desa 5

http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=630 6

http://www.muslimoderat.com/2016/08/santri-dan-pemuda-madura-tolak-ustadz-wahabi-syafiq-reza-basalamah.html diakses oleh muslim moderat pada Jumat, 26 Agustus 2016

(12)

Paowan, Kecamatan Panarukan, Situbondo, Sabtu (3/9) mendatangi Mapolres Situbondo. Mereka menolak dengan tegas kehadiran penceramah Dr Syafiq Riza Basalamah MA. Pasalnya, Syafiq Riza Basalamah yang akan menjadi penceramah Kajian Islam di Masjid Baiturrahim Situbondo dinilai sering memberikan pernyataan kontroversi yang menyinggung Ormas Islam lain di sejumlah media sosial (Medsos), baik melalui Facebook, WhatAps maupun di Youtube. Bahkan, dalam memberikan ceramahnya Dr Syafiq Riza itu diketahui sering memvonis kafir terhadap sesama muslim yang berbeda paham dan beda pendapat. Selain itu, Syafiq Riza sering menyalahkan ajaran dan amaliyah dan paham ormas Islam yang lain.7

Seminggu setelahnya kabar tidak menyenangkan dari Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA kembali di tolak di kampus ITS Surabaya. Kajian yang akan diadakan pada tanggal 11 September 2016 di Masjid Manarul Ilmi Kampus ITS Surabaya. Dalam situs milik kopasus mengatakan bahwa:

“Langkah cepat di ambil oleh jajaran MWC NU Sukolilo Surabaya dengan mengadakan rapat bersama pihak - pihak yang terkait di kampus ITS Surabaya. Pihak MWC NU Sukolilo ditemani banser juga berkoordinasi dengan Polsek Sukolilo”.8

Setelah diadakan rapat oleh pihak – pihak terkait dan hasilnya adalah acara tersebut dibatalkan.

Berbagai pemberitaan tentang Dr. Syafiq Riza Basalamah MA mendapat penolakan di berbagai tempat seperti Pamekasan, Situbondo,dan kampus ITS

7

http://www.duta.co/nasional/item/4780-gp-ansor-situbondo-datangi-polres-tolak-dr-syafiq-riza

diakses oleh Srimulyono Herlambang pada Sabtu, 03 September 2016 pukul 18:20

8

http://kopasus.sarkub.com/2016/09/dai-wahabi-syafiq-basalamah-ditolak-di.html diakses oleh

(13)

Surabaya di karenakan dakwah kontroversial dalam ceramahnya banyak mengandung pesan radikal sering memvonis kafir terhadap sesama muslim yang berbeda paham dan beda pendapat. Selain itu, sering menyalahkan ajaran dan amaliyah dan paham ormas Islam yang lain.

Adapun beliau mengisi ceramah diberbagai tempat termasuk yang di siarkan, di unggah oleh media online youtube, seperti Rodja TV. Rodja TV merupakan salah satu situs yang mengunggah ceramah dari Dr. Syafiq Riza Basalamah MA.

Berangkat dari fenomena tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan ujian kajian lebih mendalam lagi tentang “Pesan Radikal dalam Ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di Media Online Youtube 2016 (Analisis Isi Deskriptif dan Naratif Model Tzevetan Todorov).

B. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang yang ada, agar penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini. Rumusan masalah tersebut meliputi:

1. Berapa Frekuensi ditampilkannya pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube 2016?

(14)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan maka tujuan yang hendak dicapai peneliti berupa :

1. Untuk menjelaskan frekuensi tampilan pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online Youtube 2016

2. Untuk menjelaskan cerita dan alur pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online Youtube 2016

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi 2, manfaat praktis dan manfaat teori, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

(15)

peristiwa yang dipilih dan dibuang.9 Analisis naratif adalah penggabungan berbagai peristiwa menjadi satu rangkaian cerita.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan manfaat bagi kepada pembaca agar lebih memahami, menganalisis, dan menceritakan alur sebuah ceramah dengan sebaik mungkin agar dapat memunculkan makna yang tersirat di dalamnya sehingga kita menjadi hati – hati dalam mendengarkan ceramah.

9

(16)

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Sebagai rujukan dari penelusuran hasil penelitian yang terkait dengan tema yang sedang diteliti, maka peneliti mencoba mencari referensi atau hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, hal tersebut bertujuan agar peneliti dapat terhindar dari plagiat atau kesamaan dengan penelitian terdahulu, seperti:

1.

NAMA

PENELITI

JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN

Atik Sukriyati Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa terbagi menjadi tiga alur cerita, yaitu alur cerita awal, tengah, dan akhir.

Ketiga alur tersebut sangat sesuai jika dikaitkan dengan bentuk aktor komunikasi antaragama dan budaya, maka dalam ketiga alur tersebut setidaknya terdapat lima bentuk aktor komunikasi antaragama dan budaya.

PERSAMAAN PERBEDAAN

Kesamaannya dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama menggunakan pendekatan analisis narasi

Perbedaannya adalah dari objek yang di teliti, jika peneliti, meneliti di Media Online Youtube , sedangkan Atik Sukriyati meneliti tentang film.

2.

NAMAPENELITI JUDUL

PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

Agus Priyanto Pesan Adegan

Pornografi dan Pornoaksi dalam Film Horor Indonesia (Studi Pada Film

(17)

Horor Periode Tahun 2011-2012)

Softcore (pornografi dan pornoaksi ringan), Hardcore (pornografi dan pornoaksi berat) dan Obscenity (kecabulan). Dari temuan data yang diperoleh kategori softcore ditampilkan sebanyak 220 kali atau sebesar 95,6%, kategori hardcore ditampilkan sebanyak 9 kali atau sebesar 4% dan kategori obscenity ditampilkan sebanyak 1 kali atau sebesar 0,4% dari total seluruh adegan pornografi dan pornoaksi. Pembagian pornografi danpornoaksi pada 10 judul film horror Indonesia periode 2011-2012 didominasi oleh kategori softcore, dengan menampilkan 220 adegan dari total keseluruhan 230adegan pornografi dan pornoaksi. 2) Pesan adegan pornografi dan pornoaksi pada film horor Indonesiaperiode 2011-2012 ditampilkan dalam beberapa adegan, seperti adegan ciuman, adegan tindakan, adegan pelukan, adegan goyangan, adegan penggunaan baju seksi, adegan telanjang dan adegan hubungan intim. Dari pemaparan temuan data, peneliti menemukan bahwa pesan adegan pornografi dan pornoaksi dalam tampilan adegan penggunaan baju

seksi yang lebih mendominasi, yaitu sebanyak 136 adegan.

PERSAMAAN PERBEDAAN

Kesamaannya dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama menggunakan pendekatan dan menggunakan analisis kuantitatif model deskriptif.

(18)

F. Definisi Konsep

Konsep adalah unsur pokok dari penelitian. Kalau masalahnya dan kerangka teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala – gejala yang menjadi pokok penelitian dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu.

1. Pesan Radikal.

Pesan dalam komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau informasi.10 Semua hal yang kita lakukan dapat diartikan sebagai pesan meskipun dengan bentuk yang berbeda.

Radikal adalah secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip), amat keras menuntut perubahan. Sedangkan radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, sikap ekstrem dalam suatu aliran politik.11

Radikalisme pemikiran didasarkan pada keyakinan tentang nilai, ide, dan pandangan, yang dimiliki oleh seseorang yang dinilainya sebagai

10

Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, hlm 9

11

(19)

yang paling benar dan menganggap yang lain salah.12 Sedangkan radikalisme tindakan dan gerakan ditandai oleh aksi ekstrem yang harus dilakukan untuk mengubah suatu keadaan seperti yang diinginkan.13

Berdasarkan kedua pengertian, pesan radikal adalah bagaimana seseorang membentuk pesan radikal melalui komunikasi kepada orang lain. Komunikasi yang dimaksud dapat melalui lisan (verbal) maupun tertulis (non verbal). Ciri - ciri pesan radikal menurut Yusuf Qardhawi, seperti: Acapkali mengklaim kebenaran tunggal, Mereka kebanyakkan mengalami overdosis agama, Mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pendapat,14sikap keras dan kasar.15 Selain itu, ciri menurut Ja’far Assegaf adalah memaknai jihad sebagai memerangi siapapun yang tidak sepaham.16 Ada lima penjelasan ciri - ciri pesan radikal oleh Yusuf Qurdhowi dan Ja’far Assegaf.

Yusuf Qardhawi merupakan salah satu cendikiawan muslim berasal dari Mesir di Eropa yang memiliki pemikiran menarik. Bagaimana beliau dapat menjadikan Islam dapat bekerjasama dengan perkembangan jaman di Barat. Selain itu, beliau mempunyai anak dan tidak menuntutnya berkuliah mengambil jurusan dalam bidang agama. Adapun beberapa putra-putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir di Inggris, gelar dotor dalam bidang kimia di Inggris, dan bidang teknik elektro di Amerika.

12

Achmad Jainuri, Radikalisme dan Terorisme, Malang: Intrans Publishing, 2016, hlm 4

13

Ibid, hlm 5

14

http://www.kompasiana.com diakses oleh Dewa Gilang pada 10 Mei 2012 00:16:45 dan diperbarui: 25 Juni 2015 05:29:52

15

Yusuf Qardhawi, Islam Radikal, PT. Era Adicitra Intermedia: Pajang, 2009, hlm. 40

16

Point tersebut pernah dimuat dalam tulisan Ja’far Assegaf, Radikalisme, Akar Konflik dan Kekerasan atas Nama Agama, Koran Malut Post, 05 Oktober 2011

(20)

2. Ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, ceramah adalah banyak cakap, pidato membahas suatu masalah.17 Permasalahan yang diangkat sangat beragam dari keseharian hingga pribadi dan tentunya terdapat dalil – dalil didalamnya.

Dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang atau kelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari–hari.18

Dr. Syafiq Riza Basalamah adalah seorang da’i (pendakwah) yang merupakan Dosen STDI Imam Syafi’i, Jember. Da’i disebut juga dengan juru dakwah atau lebih sering dikenal dengan komunikator dakwah, yaitu orang yang harus menyampaikan suatu pesan atau wasilah.19

Berdakwah merupakan rutinitas yang baik karena mengajak sesama untuk menuju jalan yang lurus sesuai dengan ajaran Islam.

3. Media Online Youtube

Secara garis besar media massa dibagi menjadi tiga, yakni media cetak, media elektronik auditif, dan media elektronik audio-visual. Seiring berkembangnya teknologi, dunia media massa pun mendapat imbasnya. Media massa tak lagi hanya sekadar media cetak dan media elektronik, namun hadir media online yang seolah-olah menjadi gabungan dari jenis media massa yang telah ada sebelumnya. Dalam perspektif studi

17

Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ..., hlm 104

18

Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaborasif Tarmizi Taher, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005, hlm 96

19

(21)

komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori “media baru” atau new media, yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses untuk mendapatkan konten (informasi) kapan saja, di mana saja pada setiap perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif, dan pembentukkan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi “real-time”.20

YouTube termasuk media massa online atau media baru. Youtube adalah sebuah situs web didalamnya terdapat berbagai video yang dapat kita akses. Youtube dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada Februari 2005. Banyak sajian yang dapat kita akses. Pengguna dapat mengunggah, menonton, dan berbagi video. Situs youtube menampilkan berbagai konten menarik berisi video berdurasi pendek hingga panjang yang dapat diunggah oleh individu, kelompok, atau perusahaan.

Media online youtube adalah bagian dari media massa yang memungkinkan individu atau kelompok tertentu untuk menikmati informasi dan hiburan melalui video yang berdurasi pendek hingga panjang. Setiap pengguna dapat mengunggah, akan tetapi juga dapat menjadi konsumtif. Agar pembahasan tidak melebar dalam hal ini peneliti memfokuskan pada pesan radikal dalam ceramah dari Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA yang diunggah oleh Rodja TV

20

(22)

4. Analisis Isi Deskriptif dan Analisis Naratif.

Analisis adalah sebuah kajian yang dilakukan terhadap sebuah bahasa tertentu untuk meneliti struktur dari bahasa tersebut secara mendalam. Analisis isi yang peneliti maksud disini adalah analisis isi kuantitatif (quantitative content analysis). Analisis isi di bagi menjadi tiga bagian, yaitu: analisis isi deskriptif, eksplanatif dan prediktif.

Analisis isi deskriptif adalah kegiatan analisis untuk menggambarkan suatu pesan dengan detail, sedangkan analisis isi ekspanatif adalah pengujian hubungan antar variabel, dan yang terakhir analisis isi prediktif adalah kegiatan prediksi terhadap variabel lain dengan menggunakan suatu variabel. Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan analisis isi deskriptif.

Narasi adalah representasi dari peristiwa – peristiwa atau rangkaian dari peristiwa – peristiwa.21

Analisis Naratif adalah suatu rangkaian kata, teks yang menjelaskan suatu peristiwa secara acak didalamnya terdapat proses pengolahan (pemilihan dan penghilangan) pada bagian tertentu peristiwa.

Dalam penelitian ini kedua analisis diatas menjadi acuan untuk menganalisis pesan radikal dalam ceramah dari Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube yang diunggah oleh Rodja TV pada tahun 2016. Analisis isi deskriptif digunakan untuk menggambarkan

21

(23)

pesan radikal dalam ceramah, sedangkan analisis naratif digunakan untuk menarasikan isi pidato dalam ceramah tersebut.

G. Metode Penelitian

Tersusun dengan kelengkapan ilmiah yang disebut sebagai metode penelitian, yaitu cara kerja penelitian sesuai dengan cabang – cabang ilmu yang menjadi sasaran atau obyeknya22. Cara kerja tersebut merupakan pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis dalam upaya pencarian data yang berkenaan dengan masalah-masalah penelitian guna diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan solusinya23

Metode dalam suatu penelitian merupakan upaya agar penelitian tidak diragukan bobot kualitasnya dan dapat dipertanggung jawabkan validitasnya secara ilmiah. Untuk itu dalam bagian ini memberi tempat khusus tentang apa dan bagaimana pendekatan dan jenis penelitian, unit analisis, sumber data, tahapan penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Di dalam penelitian “Pesan Radikal Islam Dalam Ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah,MA di Media Online Youtube 2016”, pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

22

Koencoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1981, hal. 16

23

Wardi Bahtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1987), hal. 1

(24)

Pendekatan kuantitatif dekat dengan asumsi – asumsi positivistik, sementara pendekatan kualitatif dekat dengan cara ber–pikir kelompok interpretif / fenomenologis.24 Kelompok ilmu tergolong dalam ilmu pengetahuan fisik (seperti fisika, kimia, astonomi, dan lain-lain) menyakini positivisme, suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan diukur serta diuji dengan metode ilmiah.25

Pendekatan ini juga menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis deskriptif. Mendefinisikan metodologi sebagai mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik itu tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati oleh peneliti.26

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis isi deskriptif. Diketahui analisis isi kuantitatif terdapat tiga macam, yaitu: analisis isi deskriptif, analisis isi eksplanatif dan analisis isi prediktif. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu.27 Selain itu, peneliti juga menggunakan jenis penelitian analisis naratif. Analisis naratif adalah analisis yang dimaksudkan untuk menggabungkan berbagai peristiwa menjadi satu rangkaian cerita.

24

E. Kristi Poerwadari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: Perfecta, 2005, hlm 25

25

Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, ..., hlm 27

26

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007, hlm 3

27

(25)

Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjeaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.28Tugas utama dari riset naratif adalah mendefinisikan ruang lingkup data. Boleh jadi akan tampak jelas diawal riset bahwa ruang lingkup data lebih kecil daripada sebuah kisah kehidupan yang lengkap. 29

Analisis isi kuantitatif adalah analisis yang meggunakan perhitugan, seperti model matematika dan statistika disajikan dalam bentuk angka – angka. Kemudian dijelaskan dalam suatu uraian mendalam. Bentuk analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis atau menguji variabel tertentu. Analisis isi digunakan untuk mendeskripsikan, menggambarkan suatu karakter atau aspek – aspek tertentu.

Peneliti juga menggunakan analisis naratif model Todorov.Narasi adalah apa yang dikatakan, karenanya mempunyai urutan kronologi, motif dan plot, dan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa. Menurut Todorov suatu narasi mempunyai struktur dari awal hingga akhir. Narasi dimulai dari adanya keseimbangan yang kemudian terganggu oleh adanya kekuatan jahat. Narasi diakhiri oleh upaya untuk menghentikan gangguan sehingga keseimbangan (ekuilibirum) tercipta kembali.30 Todorov membagi narasi menjadi tiga bagian yaitu: keseimbangan (awal), gangguan (tengah), dan keseimbangan (akhir).

28

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, hlm 24

29

Eriyanto, Analisis isi,…, hlm 211

30

(26)

Peneliti mempunyai alasan untuk menggunakan pendekatan analisis isi kuantitatif model deskriptif , dikarenakan di dalam judul penelitian “Pesan Radikal Islam Dalam Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di Media Online Youtube 2016” tersebut, peneliti ingin mengetahui ada , berapa, dan bagaimana frekuensi pesan radikal di media online khususnya Youtube pada taun 2016 . Peneliti ingin mengetahui gambaran pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA dalam media online youtube. Selain itu, peneliti juga menggunakan analisis naratif yang digunakan untuk menceritakan melalui alur isi pidato dalam ceramah yang disampaikan oleh Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA.

2. Unit Analisis

Unit analisis adalah pesan yang akan di teliti melalui analisis isi pesan yang dimaksud berupa gambar, judul, kalimat, paragraf, adegan dalam isi film atau keseluruhan isi pesan31. Sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah peristiwa yang didalamnya terdapat kalimat, kata–kata, atau tindakan radikal yang terdapat dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA.di media online youtube.

31

Dody M. Ghozali, Comunication Measurement; Konsep Dan Aplikasi Pengukuran Kinerja Public Relation. Bandung: Simbiosa Ekatama Media. 2005, hlm. 149

(27)

3. Sumber Data,Populasi dan Teknik Sampling

a) Sumber Data

1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini adalahDr. Syafiq Riza Basalamah, MA di Media Online Youtube yang diunggah oleh Rodja TV pada tahun 2016. Sampel penelitian diambil berdasarkan pertimbangan peneliti atau disebut juga dengan sampel purposif,32 dengan pertimbangan adanya muatan pesan radikal atas fenomena dalam ceramahtersebut, selain itu tema ceramah juga sesuai dengan realitas yang sesungguhnya terjadi.Data primer diperoleh dari analisis kritis yang bertujuan mendeskripsikan tema penelitian yaitu pesan radikal.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang berguna untuk melengkapi data utama berupa informasi seputar ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA yang berasal dari buku, penelitian, data internet, dan artikel yang berkaitan.

b) Populasi dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

32

(28)

kesimpulannya.33 Populasi adalah semua video ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA yang diunggah oleh Rodja TV.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama. Sampel disini merupakan sebagian video ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA yang memiliki sedikit atau sifat yang sama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel acak. Tujuan dipakai di karenakan sangat efisien digunakan untuk mengukur karakter populasi yang memiliki homoginitas tinggi. Populasi dalam penelitian ini adalah lima unggahan ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di situs Rodja TV dengan judul: Badai Pasti Berlalu, Ketika Hidayah Menyapa, Move On dan Ku Raih CintaNya, Move On dan Ku Raih CintaNya, dan Madrasah Karakter (bagian ke 1), serta Membangun Akhlak Mulia.

Sampel dalam penelitian ini adalah pesan radikal yang sesuai dengan kriteria – kriteria yang telah ditentukkan sebelumnya, seperti: Acapkali mengklaim kebenaran tunggal, Sikap keras dan kasar, Mereka kebanyakkan mengalami overdosis agama yang tidak pada tempatnya, Mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pendapat, dan Memaknai Jihad sebagai Memerangi Siapapun yang tidak Sepaham..

33

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2008, hlm 80

(29)

4. Variabel dan Indikator Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan angket atau kuesioner dalam mengambil data. Peneliti menggunakan analisis isi kuantitatif model deskriptif yang hanya mendeskripsikan, menggambarkan suatu karakter dari suatu pesan dan dengan analisis naratif, peneliti menarasikan isi pidato dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA.

Adapun yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube 2016. Sedangkan untuk menggambar tema penelitian di atas, maka peneliti memberikan indikator. Syaikh Yusuf Qordawi mengungkapkan bahwa kelompok fundamentalis radikal yang fanatik dapat dicirikan oleh beberapa karakter.34 Ciri – ciri tersebut dijadikan peneliti sebagai indikator sebagai berikut:

a) Acapkali mengklaim kebenaran tunggal

Indikasi radikalisme yang pertama adalah fanatisme terhadap satu pendapat tanpa mengakui adanya pendapat lain, fanatik terhadap pemahamannya sendiri tanpa memberikan tempat bagi pendapat lain yang jelas memberikan tempat bagi manusia sesuai dengan tujuan – tujuan syariat (maqashid syar’i) dan situasi zaman, dan tidak membuka pintu dialog untuk orang lain serta membandingkan pendapatnya dengan

34

http://www.kompasiana.com diakses oleh Dewa Gilang pada 10 Mei 2012 00:16:45 dan diperbarui: 25 Juni 2015 05:29:52

(30)

pendapat mereka untuk mengikuti yang lebih kuat dalil dan argumentasinya.35

Mengklaim kebenaran tunggal cenderung mengabaikan pendapat orang lain dan tidak mampu menghargai pendapat dari orang lain. Kaum radikaliscenderung memberikan pendapat mereka, tetapi tidak mendengar pendapat orang atau kaum lain.Seakan pendapat orang lain salah dan pendapatnya benar.

Mengklaim kebenaran tunggal atau kebenaran subyektif dalam menyampaikan ceramah yang dimaksud peneliti di dalam penelitian dan di lima unggahan ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube 2016 ini adalah pengucapan kata larangan atau keharusan, seperti: dilarang, jangan, tidak boleh, harusnya melakukan tindakan dengan pemahaman secara subyektif.

b) Mereka kebanyakkan mengalami overdosis agama

Mereka kebanyakkan mengalami overdosis agamayang dimaksud adalah dengan menggunakan atau memotong, dalil – dalil yang tidak pada tempatnya untuk menghasut melalui dakwahnya. Biasanya menggunakan dalil dha’if atau lemah. Selain itu, mereka juga memberikan fatwa yang salah. Seperti memotong asbabul nuzul mengenai ziarah kubur.

35

(31)

c) Mudah mengkafirkan orang lain

Tidak boleh mengkafirkan seorang Muslim hanya karena ia melakukan kesalahan atau kemaksiatan, walaupun kemaksiatan termasuk dosa besar selama tidak menghalalkannya (kemaksiatan tersebut).36

Mudah mengkafirkan yang dimaksud peneliti di dalam penelitian dan di lima unggahan Ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di Media Online Youtube 2016 ini adalah ucapan kafir yang dilontarkan Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA kepada individu atau kelompok agama tertentu.

d) Cenderung mempersulit agama

Yang dimaksud adalah membatasi atau menghilangkan amaliah ibadah yang sudah terkenal turun – temurun dengan alasan itu adalah hal baru yang dijaman Nabi muhammad SAW tidak ada yang disebut Bid’ah.

Cenderung mempersulit agama yang dimaksud peneliti di dalam penelitian dan di lima unggahan Ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di Media Online Youtube 2016 ini adalah melihat kulit daripada isi. Fokus pada pengucapan kata Bid’ah, tidak boleh, dan haram pemahaman secara subyektif.

36

Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz, Salah Kaprah dalam Memperjuangkan Islam, (Jakarta: Pustaka Al – Sofwa), 2004, hlm 41

(32)

e) Sikap Keras dan Kasar

Salah satu indikasi radikalisme adalah sikap kasar dalam bergaul, keras dalam metode dakwah, pedas dalam berdakwah, menyelisihi petunjuk Allah Swt dan petunjuk Rasullah Saw37.

Dalam poit ini menjelasakan bahwa kaum radikal dalam menyampaikan dakwah menggunakan bahasa atau tutur kata yang keras dan kasar tidak seperti unsur dakwah pada umumnya yang lemah lembut namun tegas.

f) Berburuk Sangka kepada Orang Lain.

Salah satu indikasi dan konsekuensi radikalisme adalah berprasangka buruk kepada orang lain serta memandangnya dengan kacamata hitam, sehingga tertutuplah segala kebaikannya yang terlihat hanya keburukannya.

Berburuk sangka kepada orang lain yang dimaksud didalam penelitian di lima unggahan Ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di Media Online Youtube 2016 ini adalah pengucapan kata – kata yang mengarah kepada menilai seseorang sesuai keinginannya tanpa melihat sebenarnya.

37

Yusuf Qardhawi, Islam Radikal, PT. Era Adicitra Intermedia: Pajang, 2009, hlm. 40

(33)

g) Memaknai Jihad sebagai Memerangi Siapapun yang tidak

Sepaham38

Sebagian kelompok radikal mengartikan sebagai perang kepada non Muslim yang memang dianggap wajib untuk diperangi maupun kepada sesama Muslim yang berbeda pendapat dengan mereka.

Memaknai Jihad yang dimaksud peneliti di dalam penelitian di lima unggahan Ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di Media Online Youtube 2016 ini adalah pengucapan kata jihad sebagi perang oleh Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA

5. Tahapan Penelitian,

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Mencari topik yang menarik.

Setelah melakukan eksplorasi, peneliti mengumpulkan hasil dari eksplorasi untuk memilih salah satu topik yang menarik untuk diteliti. Akhirnya peneliti memutuskan memilih topik tentang pesan radikal islam dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube 2016

b) Perumusan Masalah

Dalam proses ini, peneliti mencoba mencari pertanyaan semenarik mungkin tentang pesan radikal islam dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube 2016 . Yaitu: 1) Berapa

38

Point tersebut pernah dimuat dalam tulisan Ja’far Assegaf, Radikalisme, Akar Konflik dan Kekerasan atas Nama Agama, Koran Malut Post, 05 Oktober 2011

(34)

Frekuensi ditampilkannya pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube 2016? 2) Bagaimana cerita dan alur pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube 2016?”

c) Alasan Pemilihan Topik

Peneliti memilih ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA sebagai obyek penelitian karena ceramahnya sangat kontroversi dan disebut sebagai pendakwah radikal.

d) Merumuskan penelitian dengan mempertimbangkan topik, tujuan dan alasan (rationale) mengapa topik diputuskan untuk dikaji. e) Penentuan jenis penelitian, dimana peneliti menggunakan metode

penelitian kuantitatif analisis isi deskriptif dan kualitatif analisis naratif.

f) Melakukan Klasifikasi Data:

1. Penetapan dan penentuan ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA yang akan diteliti.

2. Mencari alasan mengapa ceramah tersebut dipilih dan perlu diidentifikasi.

g) Melakukan Analisis Data berdasarkan:

1. Melihat alur ceramah awal, tengah,dan akhir yang ada dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube

(35)

h) Penulisan Kesimpulan.

Deskripsi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan masalah.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui dokumentasi teks berita, iklan, gambar, video unggahan di media online youtube.

Penelitian “Pesan Radikal dalam Ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online Youtube 2016” ini peneliti mengumpulkan dokumentasi data ceramah melalui youtube dan dibatas yakni lima ceramah dari Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA periode 2016 dan kemudian di analisis sesuai fenomena atau permasalahan yang sedang diteliti, yaitu Pesan Radikal dalam Ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online Youtube 2016 tersebut.

7. Teknik Analisis Data

(36)

a) Pertama, statistik deskriptif yang digunakan untuk mengetahui frekuensi, prosentase, dan rata – rata.

Dengan menggunakan rumus Distribusi Frekuensi, adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung bayaknya data yag masuk ke dalam tiap kelas.39

Rumus yang digunakan peneliti untuk meneliti pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube, yaitu:

Rumus menghitung total frekuensi

∑�=�40

Keterangan:

∑= Sigma

n = Sampel f = frekuensi

Selain mengguanakan rumus diatas, peneliti menggunakan rumus menghitung total frekuensi dengan rumus proporsi dan presentase karena dalam penelitian ini peneliti menentukkan banyaknya kemunculan pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube.

39

Meilia Nur Indah Susanti, Statistika Dekriptif dan Induktif, (Yogyakarta: Graha Ilmu), 2010, hlm.50

40

Turmudi dan Sri Harini, Metode Statistika: Pedeatan Teoritis dan Aplikatif, (Malang: UIN Malang Press), 2008, hlm 46

(37)

Rumus Proporsi atau Frekuensi Relatif

� =�

Keterangan: p = proporsi f = frekuensi n = banyaknya data

Rumus Presentase

�× 100% = �

�× 100%41

Keterangan: P = Proporsi

n = Banyaknya Data f = Frekuensi

b) Model Todorov

Dalam penelitian analisis narasi, data – data yang sudah terkumpul akan disesuaikan dengan metode yang digunakan Tzevetan Todorov yaitu meneliti alur cerita. Data tersebut data yang terdapat dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube.Analisis adalah sebuah kajian yang dilakukan terhadap sebuah bahasa tertentu untuk meneliti struktur dari bahasa tersebut secara mendalam. Narasi adalah

41

(38)

representasi dari peristiwa – peristiwa atau rangkaian dari peristiwa – peristiwa.42

Analisis Naratif adalah suatu rangkaian kata, teks yang menjelaskan suatu peristiwa secara acak didalamnya terdapat proses pengolahan (pemilihan dan penghilangan ) pada bagian tertentu peristiwa.

Alasan peneliti menggunakan analisis narasi karena penelitian ini menganalisis alur cerita isi pidato dalam ceramah.

Tahapan – tahapan dalam proses analisisnya adalah sebagai berikut:43

a. Pilih teks dengan cermat

Tahap pertama disini adalah memilih sebuah film , episode drama, atau liputan sebuah berita dalam koran tak lebih dari lima edisi. Dalam penelitian, peneliti memilih ceramah Dr. Safiq Riza Basalamah.

b. Akrabilah teks tersebut

Tahapan kedua adalah menonton, membaca, atau mendengarkan beberapa kali. Menonton dan mendengarkan ceramah Dr. Safiq Riza Basalamah lebih dari sekali.

c. Identifikasi “kesetimbangan” pada awal dan akhir teks

Setelah melalui tahapan pertama dan kedua, peneliti mengidentifikasi kesetimbangan di awal dan akhir serta pada bagian tengah alur cerita. Alur cerita dibagi menjadi awal, tengah, dan akhir.

42

Eriyanto, Analisis Naratif, ..., 2013, hlm 2

43

(39)

. H. Sistematika Pembahasan

Untuk mengetahui gambaran singkat tentang keseluruhan pembahasan laporan penelitian ini, maka dapat dirumuskan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I :

Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu, definisi konsep, kerangka pikir penelitian, metode penelitian, dan dalam metode penelitian ini juga membahas: pendekatan dan jenis penelitian, unit analisis, sumber data, populasi dan teknik sampling, variabel dan indikator, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dijelaskan uraian singkat mengenai sistematika pembahasan penulisan laporan penelitian.

BAB II :

Kajian teoritis yang tersusun berdasarkan bahan pustaka dan literatur mencakup di dalamnya tentang kajian pustaka dan kajian teori.

BAB III :

(40)

BAB IV :

Analisis data yang di dalamnya menjelaskan mengenai analisis tentang permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pada penelitian ini terdiri atas temuan penelitian, dan konfirmasi temuan dengan teori.

BAB V :

(41)

BAB II

PESAN RADIKAL DALAM CERAMAH AGAMA

A. Pesan Radikal

Sejalan dengan rumusan masalah, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pesan radikal dalam ceramah agama di media online youtube. Oleh sebab itu, untuk lebih memahami mengenai bagaimana isi dan alur cerita pesan radikal dalam ceramah agama di media online youtube, pada bagian ini disajikan kajian yang bersangkutan dengan tema.

1. Pengertian Pesan

Pesan dalam komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau informasi.1Semua hal yang kita lakukan dapat diartikan sebagai pesan meskipun dengan bentuk yang berbeda. Baik secara langsung (face to face) maupun tidak langsung. Dengan menggunakan bahasa verbal maupun non verbal. Pesan atau message dapat berisi informasi, hiburan, pemberitahuan dan lain sebagainya. Tergantung pada tujuan dari pengirim pesan (komunikator), apa yang ingin disampaikannya kepada penerima pesan (komunikan).

1

Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, ... , hlm 9

(42)

2. Jenis-jenis Pesan

Jenis pesan terbagi menjadi dua, yaitu: a) Verbal, adalah komunikasi yang menggunakan ucapan, kata - kata dalam menyampaikan pesan dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. b) Non Verbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, simbol–simbol bukan dengan ucapan dalam menyampaikan pesan. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bai pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan – pesan tersebut bermakna bagi orang lain.2 Pesan nonverbal cenderung pada apa yang dilihat kemudian diberikan makna.

Pada nonverbal dalam menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata – kata. Pesan tersampaikan melalui simbol–simbol, isyarat,. Seperti: tulisan,papan reklame, sandi–sandi, gerak tubuh, mimik wajah, dan lain sebagainya.

Cara kita bergerak dalam ruang ketika berkomunikasi dengan orang lain didasarkan terutama pada respons fisik dan emosional terhadap rangsangan lingkungan. Sementara kebanyakan perilaku verbal kita bersifat eksplisit dan diproses secara kognitif, perilaku nonverbal kita

2

Larry A Samovar dan Richard E. Porter, Communication Between Culture, Belmont, California: Wadsworth, 1991, hlm 179

(43)

bersifat spontan, ambigu, sering berlangsung cepat, dan di luar kesadaran dan kendali kita. Karena itulah Edward T. Hall menamai bahsa nonverbal ini sebagai “bahasa diam”.3

3. Pengertian Radikal

Radikal adalah secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip), amat keras menuntut perubahan.Sedangkan radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan social dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, sikap ekstrem dalam suatu aliran politik.4

Radikal menuntut perubahan pemikiran dan tindakan atau aksi yang tidak jarang menggunakan kekerasan. Hal ekstrim seringkali digunakan untuk suatu perubahan.

4. Pengertian Pesan Radikal

Pesan radikal adalah bagaimana seseorang membentuk pesan radikal melalui komunikasi kepada orang lain. Pesan yang dimaksud dapat melalui lisan (verbal) maupun tertulis (non verbal). Pesan radikal terbagi menjadi dua, yaitu pemikiran dan aksi atau tindakan. Pesan radikal pemikiran adalah pesan yang dibawa komunikator melalui nilai, ide, dan pandangan secara subyektifnya kepada komunikan. Sedangkan pesan radikal aksi adalah pesan yang dibawa komunikator melalui suatu tindakan (fisik) yang terlihat oleh mata kepada komunikan.

3

Edward T. Hall, The Silent Language, Garden City, NY: Anchor Books, (1959) 1973 4

Desi Anwar, Kamus sLengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia, 2015, hlm 374

(44)

Setiap kali kita mendengar pribadi seorang nabi, rasul, para ulama, atau orang yang bijaksana lainnya, sudah pasti yang terbayang adalah pribadi–pribadi berakhlak mulia. Salah satu ciri dari akhlak mulia adalah terpancarnya keramahan, baik dari sikapnya, tutur katanya yang santun, maupun dari wajahnya yang jernih. Siapapun yang bergaul akrab dengan mereka, akan merasakan suasana aman dan menyenangkan. Bahkan, ketika harus berpisah dengannya, kita akan merasa rindu ingin berjumpa kembali dengannya.5 Islam menyebarkan agamanya dengan rahmatan lil alamin (kasih sayang) dan tegas. Terlihat para Nabi dan Rasul yang telah di gambarkan pada Al-Qur’an, hadits, riwayat-riwayat pendukung lainnya.

5. Jenis-jenis Radikal

Radikalisme pemikiran didasarkan pada keyakinan tentang nilai, ide, dan pandangan, yang dimiliki oleh seseorang yang dinilainya sebagai yang paling benar dan menganggap yang lain salah.6 Sedangkan radikalisme tindakan dan gerakan ditandai oleh aksi ekstrem yang harus dilakukan untuk mengubah suatu keadaan seperti yang diinginkan.7

6. Kategori Pesan Radikal

Ciri - ciri pesan radikal menurut Yusuf Qardhawi, seperti: Acapkali mengklaim kebenaran tunggal, Mereka kebanyakkan mengalami overdosis

5

Abdullah Gymnastiar, Inilah Indahnya Islam dengan Manajemen Qolbu, ..., hlm 73

6

Achmad Jainuri, Radikalisme dan Terorisme, Malang: Intrans Publishing, 2016, hlm 4

7

Ibid, hlm 5

(45)

agama, Mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pendapat,8sikap keras dan kasar.9 Selain itu, ciri menurut Ja’far Assegaf adalah memaknai jihad sebagai memerangi siapapun yang tidak sepaham.10 Ada penjelasan ciri - ciri pesan radikal oleh Yusuf Qurdhowi dan Ja’far Assegaf.

B. Ceramah

1. Pengertian Ceramah

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, ceramah adalah banyak cakap, pidato membahas suatu masalah.11 Permasalahan yang diangkat sangat beragam dari keseharian hingga pribadi dan tentunya terdapat dalil – dalil didalamnya.

Menurut A.G. Luguandi, ceramah agama adalah suatu penyampaian informasi yang bersifat searah, yakni dari penceramah kepada hadirin.12

Sedangkan menurut Abdul Kadir Munsyi, ceramah adalah metode yang dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk, pengertian, penjelasan tentang sesuatu masalah dihadapan banyak orang.13

Ceramah merupakan kelompok berbicara satu arah; pembicara menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan

8

http://www.kompasiana.com diakses oleh Dewa Gilang pada 10 Mei 2012 00:16:45 dan diperbarui: 25 Juni 2015 05:29:52

9

Yusuf Qardhawi, Islam Radikal, PT. Era Adicitra Intermedia: Pajang, 2009, hlm. 40 10

Point tersebut pernah dimuat dalam tulisan Ja’far Assegaf, Radikalisme, Akar Konflik dan Kekerasan atas Nama Agama, Koran Malut Post, 05 Oktober 2011

11

Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ..., hlm 104

12

A.G. Luguandi, Pendidikan Orang Dewasa Sebuah Uraian Praktek, Untuk Pembimbing, Penatar, Pelatih dan Penyuluh Lapangan, Jakarta: Gramedia, 1989, hlm. 29

13

Abdul Kadir Munsyi, Metode Diskusi Dalam Dakwah, Surabaya: Al – Ikhlas, 1981, hlm 31

(46)

reaksi sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan atau respon.Kerangka (sistematika ceramah) ada tiga, yaitu: a) Pembukaan berisi ucapan selamat dan syukur. b) Isi pidato ceramah berisi hal – hal yang disampaikan. c) Keseimpulan dan penutup.14

2. Jenis-jenis Ceramah

Jenis – jenis ceramah ada dua, yaitu: a. Ceramah Umum

Ceramah adalah pesan yang bertujuan untuk memberikan nasihat dan petunjuk. Ceramah terdiri dari penceramah dan audiens. Di dalam ceramah umum ini tidak ditentukan tema dan batasan – batasan dalam membahas sesuatu. Audiens tidak ditentukan baik muda, remaja, dan dewasa dapat mengikuti. Materi disesuaikan dengan acara yang sedang berlangsung.

b. Ceramah Khusus

Ceramah khusus adalah ceramah yang istimewa, khusus. Di dalam ceramah khusus ditentukan tema dan batasan – batasannya. Audiens tidak ditentukan seperti pada ceramah umum. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan keadaan atau isu yang sedang hangat. Contohnya: Puasa Ramadhan, Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

14

www.startkampus.net/2016/10/pengertian-pidato-khotbah-dan-ceramah.html?m=1

(47)

C. Media Online Youtube

1. Pengertian Media Online

Komunikasi massa asal muasalnya disebut sebagai mediated communication atau mass media comunication, yaitu komunikasi kepada orang banyak bersifat massa dan dengan media massa. Komunikasi massa, yang bersifat menyampaikan pesan kepada sekolompok besar manusia, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat tidak kentara atau abstrak.15

Secara garis besar media massa dibagi menjadi tiga, yakni media cetak, media elektronik auditif, dan media elektronik audio-visual. Seiring berkembangnya teknologi, dunia media massa pun mendapat imbasnya. Media massa tak lagi hanya sekadar media cetak dan media elektronik, namun hadir media online yang seolah-olah menjadi gabungan dari jenis media massa yang telah ada sebelumnya. Dalam perspektif studi komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori “media baru” atau new media, yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses untuk mendapatkan konten (informasi) kapan saja, di mana saja pada setiap perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif, dan pembentukkan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi “real-time”.16

Pengertian media online dibagi menjadi dua pengertian yaitu secara umum dan khusus:

15

Yoyon Mudjiono, Bahan Ajar Ilmu Komunikasi, Surabaya: Jaudar Press, 2013, hlm 8

16

http://www.jurnalrozak.web.id/2014/10/pengertian-media-online.html

(48)

Pertama, Secara umum, yaitu sarana komunikasi yang hanya dapat diakses melalui internet (online) mulai dari teks, foto, video, film, dan suara. Contohnya: blog, website, email, situs video, dan media sosial (facebook, whatsapp, instagram,line,hangout,antichat).

Kedua, secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas.17

Ada kalanya media ini tidak dimaksudkan untuk menyampaikan informasi dalam arti untuk memberi penerangan, pendidikan, persuasi dan hiburan. Media itu bisa saja hanya sekadar menunjukkan bahwa si komunikatornya hadir. Itu saja.18

Kita akan melihat dua sisi teknologi baru (kemampuannya untuk melahirkan efek baik dan buruk), kemampuan Internet untuk mendorong kebebasan berekspresi yang lebih besar, upaya untuk mengendalikan kebebasan tersebut, perubahan makna dan ancaman bagi privasi pribadi, serta kesempatan dan bahaya dalam praktik demokrasi secara online.19

17

M. Romli, Asep Syamsul, Junralistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online, Bandung: Nuansa Cendekia, 2012, hlm 34

18

Ashadi Siregar, Sketsa – Sketsa Media Massa, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm 127

19

Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Jilid 1 Edisi 5, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2012, hlm 388

(49)

2. Jenis-jenis Media Online

Media massa juga merupakan suatu sistem sosial yang sudah melembaga. Artinya, ia tidak berdiri sendiri. Ia bergantung pada banyak faktor, seperti faktor kebutuhan informasi dan komunikasi masyarakat, faktor struktur sosial, faktor kebijakan, dan faktor ekonomi. Semua turut menentukkan perjalanan media.20

Menurut Stanley (Yosep Adi Prasetyo), anggota Dewan Pers. Terdapat 2000 media online tetapi yang memnuhi persyaratan hanya ratusan.

Dia juga membagi media dalam beragam jenis:21

Pertama, Media Profesional. Di dalam profesional tentu saja didominasi wartawan profesional, memang ada beberapa wartawan yang partisan, tetapi mereka tidak mendapat tempat dan tidak mendapat posisi yang penting dalam perusahaan pers mereka.

Kedua, Media Partisan. Di dalam media partisan tentu saja memang didominasi oleh wartawan partisan, wartawan profesional yang coba bekerja di media partisan akan terpinggirkan dan frustasi, sementara wartawan abal-abal eksis.

Ketiga, Media Abal-Abal. Yang ketiga ini paling parah. Namanya media abal-abal tentu saja tidak mungkin diisi oleh wartawan profesional, semua

20

Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm 32

21

https://kanetindonesia.com/2016/01/21/3-jenis-media-online-menurut-dewan-pers/ diakses oleh Kanet Indonesia pada 21 Januari 2016

(50)

wartawan yang ada adalah wartawan abal-abal. Jadi akan sulit publik untuk percaya pada media ini.

YouTube adalah situs yang berisi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan Paypal pada Februari 2015. Situs ini mempunyai banyak kelebihan yang memunkingkan untuk para pengguna yang mengakses, mengunggah, menonton, dan berbagi video. Situs youtube menampilkan berbagai konten menarik berisi video berdurasi pendek hingga panjang yang dapat diunggah oleh individu, kelompok, atau perusahaan.

Pengertian sarana atau media dakwah, kata sarana sering juga diartikan sama dengan “media” yang berasal dari bahasa latin “medius/an” yang berarti perantara. Secara etimologis sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan.22 Sarana atau media dakwah adalah perantara untuk mencapai tujuan yang diinginkan khususnya tentang kajian islam.

Media online youtube adalah bagian dari media massa yang memungkinkan individu atau kelompok tertentu untuk menikmati informasi dan hiburan melalui video yang berdurasi pendek hingga panjang. Setiap pengguna dapat mengunggah, akan tetapi juga dapat menjadi konsumtif.

Pada jaman modern ini, banyak para da’i melancarkan syiarnya diberbagai media termasuk online khususnya youtube digunakan sebagai media dakwah yang digunakan untuk menyebarluaskan ajaran agama

22

Asmuni Syukir, Dasar – Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al – Ikhlas), 2011, hlm 163

(51)

Islam. Media youtube merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan oleh da’i seperti Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA.Agar pembahasan tidak melebar dalam hal ini peneliti memfokuskan pada pesan radikal dalam ceramah dari Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA yang diunggah oleh Rodja TV.

D. Model Peneitian Analisis Isi Deskriptif dan Analisis Naratif 1. Pengertian Analisis Isi

Analisis adalah sebuah kajian yang dilakukan terhadap sebuah bahasa tertentu untuk meneliti struktur dari bahasa tersebut secara mendalam. Analisis isi yang peneliti maksud disini adalah analisis isi kuantitatif (quantitative content analysis).

Analisis isi kuantitatif harus dibedakan dengan jenis – jenis analisis isi lainnya seperti semiotika, framming, wacana, naratif, dan banyak lagi. Analisis isi kuantitatif mempunyai karakteristik yang berbeda dengan analisis teks lainnya.

Secara umum, analisis isi kuantitatif dapat di definisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sitematis,isi,komunikasi yang tampak (manifest), da dialakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi.23

23

Eriyanto, Analisis Isi (Jakarta: Kencana), 2011, hlm. 15

(52)

2. Jenis-jenis Analisis Isi

Analisis isi di bagi menjadi tiga bagian, yaitu: analisis isi deskriptif, eksplanatif dan prediktif.

Analisis isi deskriptif adalah analisis yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji hubungan di antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek – aspek dan karakteristik dari suatu pesan.24 Analisis isi deskriptif adalah kegiatan analisis untuk menggambarkan suatu pesan dengan detail, sedangkan analisis isi ekspanatif adalah pengujian hubungan antar variabel, dan yang terakhir analisis isi prediktif adalah kegiatan prediksi terhadap variabel lain dengan menggunakan suatu variabel. Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan analisis isi deskriptif.

Dalam penelitian ini kedua analisis diatas menjadi acuan untuk menganalisis pesan radikal dalam ceramah dari Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube yang diunggah oleh Rodja TV pada tahun 2016. Analisis isi deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu variabel tanpa menguji suatu hipotesis tertentu, seperti untuk mendeskripsikan pesan radikal dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube.

24

Ibid, hlm. 47

(53)

3. Pengertian Analisis Naratif

Pelbagai peristiwa terjadi di mana – mana di belahan dunia. Peristiwa – peristiwa itu berlangsung tidak saja di dalam ruang, namun juga di dalam waktu. Maka itu, bisa di katakan bahwa setiap peristiwa adalah narasi, sebab ia hanya ada di dalam waktu. Oleh karenanya, ketika peristiwa–peristiwa yang mewaktu itu di ceritakan kembali di dalam bingkai waktu manusia, apa yang terjadi adalah bahwa di dalamnya manusia mencoba merekam kembali pengalaman waktu di dunia nyata itu lewat waktu yang di kontruksi di dalam narasi.25

Menurut Marie Laure Ryan “Toward Definition of Narrative” dalam David Herman (ed), The Cambiridge Companion to Narrative, 2007, mengatakan bahwa: Narasi sering disamakan dengan cerita atau dongeng. Tetapi apa sesungguhnya narasi atau cerita tersebut? Narasi berasal dari kata Latin narre, ya artinya “membuat tahu”. Dengan demikian, narasi berkaita dengan upaya untuk memberi tahu sesuatu atau peristiwa. Tetapi tidak semua informasi atau memberitahu peristia bisa dikategorikan sebagai narasi. Papan penunjuk jalan, jadwal kereta api di surat kabar, dan iklan lowongan pekerjaan meskipun berisi informasi tetapi tidak bisa disebut sebagi narasi (cerita).26 Narasi adalah representasi dari peristiwa–peristiwa atau rangkaian dari peristiwa–peristiwa.27 Rangkaian peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar.

25

Alex Sobur, Komunikasi Naratif Paradigma, Analisis, dan Aplikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014, hlm 55

26

Eriyanto, Analisis Naratif, ..., 2013, hlm 1

27

Ibid, hlm 2

(54)

Dalam sebuah narasi, perlu diperhatikan cerita (story) dan alur (plot). Di dalam cerita, peristiwa disajikan secaran beruntun karena setiap bagian di anggap penting. Sedangkan, alur berbalik dengan cerita. Alur mendahulukan bagian peristiwa yang di anggap penting (menarik) kemudian diikuti peristiwa yang tidak penting.

Menurut Marrie Gillespie, Michael Toolan, Malcolm, 1991 mengatakan bahwa: analisis naratif adalah analisis mengenai narasi, baik narasi fiksi (novel, puisi, cerita rakyat, dongeng, film, komik, musik, dan sebagainya) ataupun fakta seperti berita. Menggunakan analisis naratif berarti menempatkan teks sebagai rangkaian peristiwa, logika, dan tata urutan peristiwa, bagian dari peristiwa yang dipiih dan dibuang. Analisis naratif mempunyai sejumlah kelebihan. Pertama,analisis naratif membantu kita memahami bagaimana pengetahuan, makna, dan nilai diproduksi dan disebarkan dalam masyarakat. Kedua, memahami bagaimana dunia sosial dan politik diceritakan dalam pandangan tertentu yang dapat embantu kita mengetahui kekuatan dan nilai sosial yang dominan dalam masyarakat. Ketiga, analisis naratif memungkinkan kita menyelidiki hal – hal yang tersembunyi dan laten dari suatu media. Peristiwa disajikan dalam bentuk cerita, dan dalam cerita tersebut sebenarnya terdapat nilai – nilai dan ideologi yang ingin ditonjolkan oleh pembuat berita. Keempat, analisis naratif merefleksikan kontinuitas dan perubahan komunikasi.28

28

Ibid, hlm 9-10

(55)

Analisis Naratif adalah suatu rangkaian kata, teks yang menjelaskan suatu peristiwa secara acak didalamnya terdapat proses pengolahan (pemilihan dan penghilangan) pada bagian tertentu peristiwa. Menceritakan suatu peristiwa yang sedang atau sudah terjadi. Analisis naratif digunakan peneliti untuk menarasikan isi pidato dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube yang diunggah oleh Rodja TV pada tahun 2016.

Analisis Naratif adalah suatu rangkaian kata, teks yang menjelaskan suatu peristiwa secara acak didalamnya terdapat proses pengolahan (pemilihan dan penghilangan) pada bagian tertentu peristiwa.

Dalam penelitian ini kedua analisis diatas menjadi acuan untuk menganalisis pesan radikal dalam ceramah dari Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube yang diunggah oleh Rodja TV pada tahun 2016. Analisis naratif digunakan untuk menarasikan isi pidato dalam ceramah tersebut. Bagaimana pesan itu dikemas sedemikian rupa dalam bentuk cerita. Menyampaikan pesan pidato dalam ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube kesebuah cerita.

4. Jenis-jenis Analisis Naratif

(56)

dengan mitos.29 Peneliti berfokus pada alur isi pidato ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA di media online youtube yang berarti

menggunakan analisis narasi menurut Todorov, yaitu: alur awal, tengah, dan akhir.

5. Model Tzevetan Todorov

Tzevetan Todorov, lahir 1 Maret 1939 di Sofia Bulgaria. Ia seorang filsuf dan kritikus budaya. Dia tinggal di Perancis sejak 1963 dan sekarang tinggal disana bersama istrinya Nancy Huston dan dua anak mereka. Ia menulis buku dan esai tentang teori sastra, berpikir sejarah, dan budaya teori.30

Seorang ahli sastra dan budaya asal Bulgaria, Tzvetan Todorov mengajukan gagasan mengenai strukur dari suatu narasi. Gagasan Todorov menarik karena ia melihat teks mempunyai susunan atau struktur tertentu. Pembuat teks disadari atau tidak menyusun kedalam tahapan atau struktur tersebut, sebaliknya khalayak juga akan membaca narasi berdasarkan tahapan atau struktur tersebut. Bagi Todorov, narasi adalah apa yang dikatakan, karenanya mempunyai urutan kronologi, motif dan plot, dan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa. Menurut Todorov suatu narasi mempunyai struktur dari awal hingga akhir. Narasi dimulai dari adanya keseimbangan yang kemudian terganggu oleh adanya kekuatan jahat.

29

Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, London and New York: Routledge, 2003, hlm 56 - 57

30

Tzevetan Todorov, Karya Sastra, Jakarta, Jakarta:IKAPI, 1985

(57)

Narasi diakhiri oleh upaya untuk menghentikan gangguan sehingga keseimbangan (ekuilibirum) tercipta kembali.31

Tzevetan Todorov, mengatakan bahwa semua cerita dimulai dengan ‘keseimbangan’ dimana beberapa potensi pertentangan berusaha ‘diseimbangkan’ – pada suatu waktu. Teorinya mungkin terdengar seperti klise bahwa semua cerita punya awal, pertengahan, dan sebuah akhir. Ide keseimbangan menandai sebuah keadaan dalam sebuah cara-cara tertentu.32 Pada dasarnya, narasi mengandung tiga komponen: awal, tengah, dan akhir.

E. Teori Retorika dan Teori Arus Bertahap

Dalam hal ini peneliti menggunakan Analisis Isi Deskriptif dan Analisis Naratif sebagai bahan pendukung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menggunakan dua jenis teori yaitu teori Retorika dan Teori Arus Bertahap. Peneliti menggunakan dua teori ini sebab menurut peneliti ini sangat mendukung pada tema penelitian, kedua teori antara lain:

1. Teori Retorika

Menurut Sunarto, Retorika berasal dari bahasa Yunani “rhetor” yang dalam bahasa Inggris sama dengan “orator” artinya yang mahir berbicara dihadapan umum. Dalam bahasa Inggris ilmu ini banyak dikenal dengan “rhetorics” artinya ilmu pidato di depan umum.33

31

Eriyanto, Analisis Naratif, (Jakarta: Kencana), 2013, hlm 46

32

Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book, ... , hlm 32

33

Sunarto AS, Retorika Dakwah, (Surabaya: Jaudar Press), 2014, hlm 2

Gambar

tabel distribusi frekuensi dikarenakan untuk mengetahui total frekuensi
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel  3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait