• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi satuan pengawasan internal dalam penjaminan mutu pendidik di SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi satuan pengawasan internal dalam penjaminan mutu pendidik di SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

ASMAUL FAUZIYAH NIM : D03213006

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Dalam Penjaminan Mutu Pendidik di SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo. Dosen Pembimbing I, Dr. Husniyatus Salamah Zaiyinati, M.Ag, dan Dosen Pembimbing II,

Dr. Samsul Ma’arif, M.Pd.

Pengawasan internal merupakan yang terpenting dalam rangka meningkatkan dan menjamin mutu dalam sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (1) Landasan hukum implementasi satuan pengawasan internal dalam penjaminan mutu pendidik, (2) proses implementasi satuan pengawasan internal dalam penjaminan mutu pendidik,(3) efektifitas satuan pengawasan internal dalam penjaminan mutu pendidik di SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Dalam proses pencarian data, Peneliti menggunakan metode observasi, wawancara mendalam terhadap subyek penelitian, dan dokumentasi. Dalam analisis dan intepretasi data, Peneliti menggunakan model Miles and Huberman yaitu reduksi, penyajian, dan verifikasi data. Sedangkan dalam uji keabsahan data Peneliti menggunakan triangulasi berupa triangulasi sumber dan teknik.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui (1) Implementasi satuan pengawasan internal menjalankan program dan tugasnya berlandaskan pada surat keterangan langsung dari pihak yayasan Bumi Shalawat dalam pedoman penjaminan mutu dan Standart Operating Procedure, (2) proses implementasi satuan pengawasan internal di sekolah ini terlihat dari mutu pendidik yang pengadaan supervisi internal yag diadakan satu minggu sekali dan hasil perkembangan direkapitulasi setiap satu bulan sekalidan dipertanggungjawabkan kepada kepala sekolah dan yayasan dalam rangka peningkatan kinerja pendidik da tenaga kependidikan. (3) Secara garis besar factor yang menjadi pendukung adalah wewenang dari pengasuh yayasan . Adapun factor penghambatnya antara lain adalah karena kurang tegasnya dalam menilai kinerja karna faktor – faktor tertentu. Efektifitas satuan pengawasan internal dianggap sangat efektif dalam mengukur kinerja dan keuangan yang dikeluarkan.

(7)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Devinisi Konseptual ... 9

F. Keaslian Penelitian ... 12

(8)

A. Tinjauan Pengawasan Internal

1. Pengawasan Internal ... 17

a. Pengertian Pengawasan ... 17

b. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Internal ... 19

c. Fungsi dan Tugas Pengawasan Internal ... 25

2. Komponen Pengawasan Internal... 29

a. Unsur – unsur Pengawasan Internal ... 29

B. Tinjauan Penjaminan Mutu Pendidik 1. Penjaminan Mutu ... 32

a. Pengertian Penjaminan Mutu ... 32

b. Tujuan Penjaminan Mutu ... 35

c. Mekanisme Penjaminan Mutu ... 38

2. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 39

a. Perencanaan Sumber Daya Manusia ... 41

b. Perekrutan Sumber Daya Manusia ... 42

c. Penyeleksian Sumber Daya Manusia ... 43

d. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 44

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi Penelitian ... 48

C. Sumber Data dan Informan Penelitian ... 48

D. Cara Pengumpulan Data ... 49

E. Prosedur Analisis dan Interpretasi Data ... 53

(9)

A. Deskripsi Subjek ... 56

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Temuan Penelitian ... 60

2. Analisis Data ... ..89

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 107

(10)

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap masyarakat

yang berbangsa dan bernegara. Negara yang maju memiliki pendidikan yang

baik dan bermutu untuk mencerdaskan anak bangsanya. Dengan pendidikan

yang tinggi seseorang dapat dipandang sebagai sosok yang memiliki

pengetahuan luas dan dapat memutuskan suatu permasalahan berdasarkan

pendidikan yang didapatnya.

Sesuai dengan pernyataan Munib, “Pendidikan adalah usaha sadar dan

sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab

untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

dengan cita-cita pendidikan”. Dengan demikian, pendidikan memiliki peranan

penting dalam membentuk sifat dan tabiat peserta didik yang bermutu dan

berdaya guna agar sesuai dengan cita-cita pendidikan. Tanpa pendidikan

manusia tidak memiliki arah dan tujuan hidup yang jelas. Manusia yang

demikian akan tertinggal oleh manusia lain yang lebih berpendidikan.1

Terkait dengan tujuan pendidikan tentu tidak bisa terlepas dengan adanya

pengawasan. Dalam hal ini Suharsimi Arikunto menyebutkan dalam bukunya “

1

(11)

Supervisi dalam dunia pendidikan adalah pembinaan yang diberikan pada

seluru staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk

mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.2 Kegiatan pokok

pengawasan adalah melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan

guru pada khususnya agar kualitas pembelajaran meningkat. Untuk

meningkatkan mutu pendidikan diharapkan adanya pengawasan internal

maupun eksternal.

Pengawasan internal bertujuan menilai sistem pengendalian manajemen,

efisien dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan dalam rangka perbaikan dan atau

peningkatan kinerja. Seluruh kegiatan pengawasan internal harus merupakan

upaya yang komprehensif dalam membangun sistem pengendalian internal

melalui pembangunan budaya dan etika manajemen yang baik, analisis dan

pengelolaan resiko.3

Eksistensi pengawas dalam sekolah dinaungi oleh sejumlah dasar hukum.

Undang - Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan

Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 adalah Landasan Hukum yang terbaru yang

menegaskan keberadaan pejabat fungsional. Selain itu Keputusan Menteri

Pendayagunaan aparatur negara nomor 118 Tahun 1996 (disempurnakan

2 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidik an Tek nologi dan Kejuruan

(Jakarta: Rajawali Pusat, 1990), hal 154.

3 Sri Mifti, Nugroho Budi Lestariyo dan Anacostia Kowanda, Pengawasan Internal dan Kinerja

(12)

dengan keputusan nomor 091/2001) dan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan nomor 020/U/1998 (disempurnakan dengan keputusan nomor

097/U/2001) merupakan menetapkan pengawas sebagai penjabat fungsional.

Peran pengawasan internal dalam sekolah/madrasah sangat mendukung

dalam pelaksanaan pendidikan. Karena tanpa adanya pengawasan internal maka

tidak mungkin juga sebuah lembaga dapat meningkatkan mutunya.4 Selain itu

keberhasilan pendidikan dalam suatu lembaga selain dihasilkan oleh

masing-masing individu siswa juga dihasilkan oleh peranan seorang pendidik, dimana

pendidik yang bermutu dan berkualitas sesuai dengan bidang ilmu yang

diterapkannya dapat memberikan jaminan mutu pendidikan bagi anak didik.

“Guru yang bermutu memungkinkan siswanya untuk tidak hanya dapat

mencapai standar akademik secara nasional, tetapi juga mendapatkan

pengetahuan dan keahlian yang penting untuk belajar selama hidup mereka”.

Demikian sebuah pernyataan Elaine B. Johnson yang menggambarkan betapa

seorang guru akan membawa pengaruh yang sangat hebat kepada anak

didiknya. Pengaruh tersebut tentu saja dibawa oleh guru-guru yang

berkompeten sehingga mampu menciptakan atmosfer pendidikan yang

berkualitas.5

Penjaminan mutu pendidik dapat mempengaruhi citra sekolah, dalam arti

sekolah dapat dipandang sebagai sekolah yang memiliki mutu pendidikan yang

4 Zulkarnain, Peranan Pengawasan Sek olah dalam Meningk atk an Mutu Pendidik an. Lihat http://Zulkarnaidiran.wordpress.com Diakses Pada Hari Selasa 30 Mei 2017.

(13)

baik dan bermutu. Mutu merupakan tingkat baik buruknya sesuatu. Mutu dapat

didefinisikan sebagai tingkat keunggulan. Jadi mutu adalah ukuran relatif

kebaikan.6

Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan

kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera. Mutu pendidikan sebagai

salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya

bagi Pembangunan Nasional. Karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan

merupakan hal mutlak yang harus dilaksanakan dalam upaya menciptakan

pendidikan yang berkualitas. Pemerintah melalui UU Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan visi dan misi pendidikan

nasional sebagai berikut:

“Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sedangkan salah satu misinya adalah: meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional”.

Visi dan Misi pendidikan nasional tersebut dituangkan dalam Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pada dasarnya Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang

sistem pendidikan nasional yang memuat kriteria minimal tentang komponen

pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk

6

(14)

mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan

kekhasan programnya. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 disebutkan

bahwa lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian pendidikan.

Untuk mewujudkan suatu sistem pendidikan yang berkualitas dibutuhkan

guru-guru yang sesungguhnya. Dalam hal ini adalah pendidik yang

berkompeten dalam bidangnya, yang mampu menghasilkan bibit-bibit penerus

bangsa yang unggul, yang mampu mengikuti perkembangan jaman dan situasi

sosial seperti sekarang serta mampu membangun manusia-manusia

berpendidikan. Dengan demikian pembangunan di segala bidang akan lebih

baik karena ditopang oleh pilar pendidikan yang kuat.

Rendahnya mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh mutu pendidik.

Disparitas mutu pendidik memang belum dapat dipetakan dengan jelas, berapa

orang guru yang telah dapat disebut sebagai guru yang kompeten dalam

bidangnya dan berapa orang guru yang dikatakan belum kompeten, demikian

sebuah pernyataan yang dikutip dari Suparlan7.

Mengingat sangat pentingnya pengawasan inernal serta peran pendidik

dalam pendidikan seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam penelitian ini

7

(15)

penulis meneliti salah satu sekolah menengah atas yang berada di Sidoarjo.

Lembaga pendidikan tersebut bernama SMA Progresif Bumi Shalawat

Sidoarjo. Lembaga Pendidikan ini adalah lembaga pendidikan yang dinaungi

oleh Yayasan Progresif Bumi Shalawat. Sekolah ini merupakan salah satu

sekolah unggulan berbasis Islamic Boarding School.

Untuk menuju pada pendidikan yang berhasil, maka dibentuklah satuan

pengawasan internal di SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo. Oleh

karenanya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan

penjaminan mutu pendidik dengan adanya satuan pengawasan internal di

dalamnya.

Satuan pengawasan internal yang berada di sekolah SMA Progresif Bumi

Shalawat Sidoarjo ini salah satunya menerapkan system pengawasan bagi

pendidik. Satuan pengawasan internal ini mempunyai banyak fungsi, salah

satunya berfungsi untuk mengawasi kinerja pendidik dan penerapan metode

pembelajaran pendidik bagi siswa. Selain itu dengan adanya satuan pengawasan

dapat mengevaluasi kinerja pendidik di sekolah SMA Progresif Bumi Shalawat

Sidoarjo, dimana diharapkan dapat menghasilkan pendidik yang bermutu dan

berkualitas bagi peserta didik yang belajar di sekolah tersebut.

Adanya penjaminan mutu pendidik maka dapat dikatakan bahwasannya

pendidikan yang diberikan dan diterapkan di sekolah dikategorikan sebagai

pendidikan yang bermutu. Sehingga apakah dengan adanya implementasi

(16)

dapat menghasilkan penjaminan mutu pendidik bagi siswanya. Oleh karenanya

penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan penjaminan mutu

pendidik dengan judul “Implementasi satuan pengawasan internal dalam

penjaminan mutu pendidik di sekolah SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian disusun berfungsi untuk memberikan arahan yang jelas

mengenai aspek dan topik-topik penting yang akan diteliti.Adapun fokus dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan satuan pengawasan

internal di sekolah SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo?

2. Bagaimana Proses SPI di sekolah SMA Progresif Bumi Shalawat

Sidoarjo?

3. Bagaimana efektifitas implementasi satuan pengawasan internal pada

penjaminan mutu pendidik di sekolah SMA Progresif Bumi Shalawat

Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

(17)

penjaminan mutu pendidik di sekolah SMA Progresif Bumi Shalawat

Sidoarjo.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

1) Memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan satuan pengawasan

internal di sekolah SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo?

2) Memperoleh gambaran mengenai keefektifan satuan pengawasan internal

di sekolah SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk berbagai pihak baik

secara teoritis maupun secara operasional.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi umum

tentang Sistem satuan pengawasan internal Sekolah SMA Progresif Bumi

Shalawat Sidoarjo, bentuk organisasi satuan pengawasan internal dan

dampaknya dalam penjaminan mutu pendidik di sekolah SMA Progresif

Bumi Shalawat Sidoarjo, serta hambatan-hambatan dalam menerapkan

satuan pengawasan internal, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

(18)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan

menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu

manajemen Pendidikan, khususnya dalam bidang Sistem satuan

pengawasan internal dalam Penjaminan Mutu Pendidik pada sekolah.

b. Bagi Sekolah, diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat

menjadi masukan bagi pihak sekolah untuk dapat

mengimplementasikan Sistem satuan pengawasan internal dalam

penjaminan Mutu Pendidik dengan efektif sebagai upaya terpadu

dalam peningkatan mutu pendidikan.

E. Definisi Konseptual

Kerlinger menyatakan definisi operasional adalah difinisi yang dapat

diukur, karena dalam penelitian harus diketahui terjemahan istilah atau konsep

yang jelas, guna mempermudah pembahasan penulis menegakan istilah-istilah

yang merupakan istilah kunci dalam judul ini. Hal ini dilakukan agar dapat

menghilangkan penafsiran-penafsiran yang memungkinkan timbulnya

persoalan yang tidak diharapkan. Adapun judul skripsi ini adalah

Implementasi Satuan Pengawasan Internal dalam Penjaminan Mutu Pendidik di SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo.

(19)

1. Pengawasan Internal

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 2011 pasal 1,

pengawasan internal adalah seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi,

pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

tugas dan fungsi organisasi yang bertujuan untuk mengendalikan kegiatan,

mengamankan harta dan aset, terselenggaranya laporan keuangan yang

baik, meningkatkan efektivitas dan efisiensi,dan mendeteksi secara dini

terjadinya penyimpangan dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan.8

Satuan pengawasan internal yang berada di sekolah SMA Progresif

Bumi Shalawat Sidoarjo ini salah satunya menerapkan system pengawasan

bagi pendidik. Mulai dari mengawasi kinerja pendidik, penerapan metode

pembelajaran pendidik bagi siswa sampai dengan mengevaluasi kinerja

pendidik. Harapkan dapat menghasilkan pendidik yang bermutu dan

berkualitas bagi peserta didik yang belajar di sekolah tersebut.

2. Penjaminan Mutu Pendidik

Menurut Permendiknas No 28 Tahun 2016 tentang Sistem

Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam peraturan ini

disebutkan bahwa : Penjaminan Mutu Pendidikan adalah suatu mekanisme

yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa

(20)

seluruh proses penyelenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar

mutu9.

Dalam Penjaminan mutu secara internal oleh satuan pendidikan

adalah pengelolaan satuan pendidikan menerapkan menejemen berbasis

sekolah: kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan

akuntabilitas. Dalam penelitian ini mengutarakan penjaminan mutu

pendidik untuk memenuhi dan memberikan ilmu atau pendidikan secara

berkualitas dan bermutu.10

Setiap sekolah memiliki visi dan misi yang berbeda namun pada

dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memberikan jaminan pada

peserta didik dalam segi pendidikan. Penjaminan mutu pendidik sendiri

merupakan jaminan kualitas pendidik pendidik yang memberikan

keuntungan bagi peserta didik.

Sama halnya dengan apa yang dilaksanakan oleh Satuan

Pengawasan Internal di SMA Progresif Bumi Shalawat yang menjalankan

tugasnya dalam memonitoring dan mengevaluasi kinerja pendidik guna

menghasilkan jaminan pendidik yang bermutu maka dapat menghasilkan

opini publik yang positif terhadap sekolah. Hal ini menjadikan pihak SMA

9 Permendiknas No 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan

Menengah.

10 Uhar Saputra, Konsep Penjaminan Mutu Pendidik an, :http://uharsaputra.wordpress. 2013 di

(21)

Progresif Bumi Shalawat mengarahkan dalam mengawasi kinerja pendidik

sehingga dapat memberikan jaminan mutu bagi peserta didik.

F. Keaslian Penelitian

Dari hasil penelusuran kepustakaan, penulis menemukan beberapa hasil

penilitian (skripsi) yang memiliki obyek serupa dengan penulis, namun

memiliki prespektif focus yang berbeda.

Pertama, Skripsi Budi Nurbelia mahasiswa jurusan Kependidikan Islam

UIN Sunan Kalijaga yang membahas tentang “Sistem Pengawasan Internal

Terhadap Proses Pembelajaran di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Sleman

Yogyakarta tahun 2014”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan

kegiatan pengawasan berjalan dengan baik. Upaya pengawasan menggunakan

teknik supervisi bersifat kelompok dan individual. Dengan adanya pengawasan

internal dalam sekolah dapat melancarkan proses pembelajaran di Madrasah

Aliyah Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta.

Kedua, Skripsi Asep Rosidin (2013) “Implementasi Sistem Penjaminan

Mutu pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Bandung”. Hasil

penelitiannya adalah dengan adanya implementasi penjaminan mutu pada

sekolah menengah Atas negeri di kabupaten Bandung dapat meningkatkan

mutu pendidikan dan manajemen mutu pendidikan lebih terarah.

Ketiga, Tesis Siti Baroah (2015) dengan judul Manajemen Mutu

(22)

Kebumen dalam Perspektif Total Quality Management”. Hasil penelitian adalah

dengan adanya manajemen mutu yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip

Total Quality Manajemen dapat melakukan perbaikan terus menerus dan

[image:22.612.142.541.220.700.2]

memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Tabel 1.1

Daftar Keaslian Penelitian Nama Peneliti,

Tahun dan Judul

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Skripsi Budi Nurbelia

“Sistem Pengawasan Internal

Terhadap Proses Pembelajaran di Madrasah

Aliyah Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta”. (2014)

Hasil dari penelitian ini

adalah bahwa

pelaksanaan kegiatan pengawasan berjalan dengan baik. Upaya pengawasan

menggunakan teknik

supervisi bersifat

kelompok dan individual.

Dengan adanya

pengawasan internal dalam sekolah dapat

melancarkan proses

pembelajaran di

Madrasah Aliyah Wahid

Hasyim Sleman

Yogyakarta. Fokus Penelitian pengawasan internal Objek

penelitian dan metode

penelitian

Skripsi Asep Rosidin (2013) “Implementasi Sistem

Penjaminan

Mutu pada

Sekolah

Menengah Atas

Negeri di

Kabupaten Bandung”

Hasil penelitiannya adalah dengan adanya implementasi penjaminan

mutu pada sekolah

menengah Atas negeri di

kabupaten Bandung

dapat meningkatkan

mutu pendidikan dan

manajemen mutu

pendidikan lebih terarah.

Metode penelitian

(23)

Tesis Siti Baroah (2015) dengan judul Manajemen Mutu

Pendidikan Di Fakultas

Tarbiyah Institut

Agama Islam

Nahdlatul Ulama

Kebumen dalam Perspektif Total Quality Management”

Hasil penelitian adalah

dengan adanya

manajemen mutu yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip

Total

Quality Manajemen

dapat melakukan

perbaikan terus menerus

dan memberikan

kepuasan kepada

pelanggan.

Mutu pendidikan

Metode dan

variable penelitian

Dari ketiga penelitian terdahulu tersebut tentu memiliki prespektif yang

berbeda dengan judul yang penulis angkat, yaitu Implementasi Satuan Pengawasan Internal dalam Penjaminan Mutu Pendidik di SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika yang dimaksud adalah keseluruhan pembahasan dari isi

penelitian yang akan dipaparkan yang tercakup dalam 5 bab. Untuk lebih

jelasnya penulisan sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai

(24)

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini peneliti memaparkan secara singkat tentang beberapa

faktor yang melatarbelakangi pengangkatan judul yang telah dipilih oleh

Penulis mulai dari latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, definisi konseptual, dan keaslian penelitian.

BAB II : Kajian Pustaka

Dalam bab ini menjelaskan tentang kajian teori yang dipakai oleh

Penulis sebagai acuan, baik bersumber dari buku ataupun jurnal. Di dalamnya

termuat tinjauan pengawasan internal, komponen pengawasan internal,

penjaminan mutu pendidik dan manajemen sumber daya manusia.

BAB III : Metode Penelitihan

Dalam metode penelitian ini berisi tentang beberapa metode yang

dipakai oleh peneliti dalam memperoleh data. Di dalamnya termuat beberapa

hal mulai dari jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, metode

pengumpulan data, analisis data, dan keabsahan data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini dijelaskan tentang hasil penelitihan yang diperoleh oleh

peneliti selama proses penelitian berlangsung. Di dalamnya memuat deskripsi

subjek, hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi hasil temuan dan analisis

(25)

BAB V : Penutup

Dalam bab ini merupakan bab akhir dalam skripsi. Dalam bab penutup

ini penulis harus membuat simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta

memberikan saran kepada lembaga yang diteliti terkait kekurangan atau

(26)

A. Tinjauan Pengawasan Internal 1. Pengawasan Internal

a. Pengertian Pengawasan

Kata “Pengawasan” berasal dari kata “awas” berarti “penjagaan”. Istilah

pengawasan dikenal dalam ilmu manajemen dengan ilmu administrasi yaitu

sebagai salah satu unsur dalam kegiatan pengelolaan. George R Terry

berpendapat bahwa istilah “control”sebagaimana dikutip Muchsan, artinya :

“control is to determine what is accomplished, evaluate it, and apply corrective measures,if needed to ensure result in keeping with the plan (Pengawasan adalah menentukan apa yang telah dicapai, mengevaluasi dan menerapkan tindakan korektif, jika perlu memastikan sesuai dengan rencana) 11

Menurutnya, pengawasan sebagai upaya kontrol birokrasi ataupun

organisasi harus dilaksanakan dengan baik. Karena “apabila tidak dilaksanakan,

cepat atau lambat akan mengakibatkan mati/hancurnyasuatu orgaisasi atau

birokrasi itu sendiri”.

Hal tersebut juga didukung oleh Victor Situmorang dalam bukunya Aspek

Hukum Pengawasan Melekat dalam Lingkungan Aparatur Pemerintah, yang

mengatakan bahwa : “sebagai salah satu fungsi manajemen, mekanisme

pengawasan suatu organisasi memang mutlak diperlukan. Pelaksanan suatu

11Nizar Ali dan Ibi Syatibi, Manajemen Pendidik an Islam, Ik htiar menata k elembagaan Islam.

(27)

rencana dan program tanpa diiringi dengan suatu sistem pengawasan yang

intensif dan berkesinambungan jelas akan mengakibatkan lambatnya, atau

bahkan tidak tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan”.12

Jadi pengawasan penting untuk dilaksanakan, mengingat pengawasan

tersebut dapat mempengaruhi hidup/matinya suatu organisasi atau birokrasi,

dan untuk melihat apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan rencana,

perintah, tujuan dan kebijaksanaan dalam upaya mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Pengawasan itu sendiri didefinisikan oleh Sujamto dalam bukunya Aspek

– aspek Pengawasan di Indonesia sebagai “segala usaha atau kegiatan untuk

mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas

dan pekerjaan, apakah sesuai dengan semestinya atau tidak”.13

Pendapat tersebut dikuatkan oleh peryataan Sondang P. Siagian dalam

bukunya Filsafat Administrasi, yang menyatakan bahwa pengawasan adalah

“Proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh organisasi untuk menjamin

agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan”. 14

Pengawasan diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang

12Situmorang, Aspek Huk um Pengawasan Melek at dalam Lingk ungan Aparatur Pemerintah,

(Bandung : Rineka Cipta, 1994), hal 8.

13Sujamto, Aspek - Aspek Pengawasan di Indonesia, (Bandung : Rineka Cipta, 1987), hal 53. 14Sondang P Siagian, Filsafat Administrasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1984), hal 135.

(28)

suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem

pengawasan internal dan perlunya mempertimbangkan biaya dan manfaat relatif

dari pengadaan pengawasan.

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, maka secara singkat inti dari

pengawasan adalah usaha untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan dan disepakati bersama. Pengawasan dalam

ruang lingkupnya dibedakan menjadi dua : pengawasan internal (Internal

Control) dan pengawasan eksternal (Eksternal Control).

b. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Internal

Pengertian pengawasan internal dalam arti luas dapat dibagi dua yaitu

pengawasan administratif dan pengawasan akuntansi. Pengawasan internal yang

baik merupakan alat yang dapat membantu pimpinan lembaga pendidikan

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Melalui pengawasan internal yang

efektif, pimpinan lembaga pendidikan juga dapat menilai apakah kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan telah dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan

lembaga pendidikan dapat tercapai.

Jenis pengawasan menurut ruang lingkupnya dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu “pengawasan dari dalam (Internal Control) dan pengawasan dari luar

(Eksternal Control)15. Pengawasan dari dalam (Internal Control) berarti “

pengawasan yag dilakukan oleh aparat/unit Pengawasan yang terbentuk

(29)

didalam organisasi itu sendiri. Aparat/Unit Pengawasan ini bertindak atas nama

Pimpinan Organisasi yang bertugas mengumpulkan segala data dan informasi

yang diperlukan untuk menilai kemajuan dan kemunduran dalam pelaksanaan

oganisasi.

Menurut Mulyadi menyatakan bahwa : Pengawasan internal meliputi

struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk

menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen.16Dari defenisi pengawasan intern terdapat beberapa konsep dasar

yaitu :

a) Pengawasan internal merupakan proses.

Pengawasan internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan

tertentu. Pengawasan internal itu sendiri bukan merupakan suatu tujuan.

Pengawasan internal merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat

pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai

tambahan, dari infrastruktur entitas.

b) Pengawasan intern dijalankan oleh orang.

Pengawasan intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan

formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi yang

mencakup dewan komisaris, manajemen dan personel lain.

(30)

c) Pengawasan internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang

saling berkaitan: pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 2011 pasal 1,

pengawasan internal adalah seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi,

pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan

fungsi organisasi yang bertujuan untuk mengendalikan kegiatan, mengamankan

harta dan aset, terselenggaranya laporan keuangan yang baik, meningkatkan

efektivitas dan efisiensi,dan mendeteksi secara dini terjadinya penyimpangan

dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.17

Dari defenisi – defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan

internal dalam suatu lembaga pendidikan merupakan fungsi staf yang

melakukan penilaian secara bebas atau tidak memihak dalam suatu organisasi

untuk memeriksa dan mengevaluasi seluruh aktivitas dan melaporkan hasil

pekerjaannya tersebut kepada manajemen sebagai suatu jasa pelayanan, dan

bertanggung jawab penuh kepada manajemen.

Satuan Pengawasan Internal merupakan unit organisasi yang dibentuk

untuk membantu manajemen melakukan pengawasan, pengendalian yang

independen serta mamberikan saran-saran dan perbaikan untuk meningkatkan

mutu lembaga. Usaha untuk menjamin pelaksanaan tujuan sangatlah penting

(31)

untuk menghindari kesalahan - kesalahan dan kecurangan informasi yang

menyebabkan kerugian bagi pihak lembaga .

Menurut Mulyadi, menyatakan bahwa adanya tujuan Sistem Pengawasan

Internal menurut defenisi tersebut adalah :18 Menjaga kekayaan organisasi,

Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, Mendorong efisiensi dan

Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Pengawasan internal bertujuan menilai sistem pengendalian manajemen,

efisien dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kepatuha

terhadap peraturan perundang-undangan dalam rangka perbaikan dan atau

peningkatan kinerja Itjen Depdagri. Seluruh kegiatan pengawasan internal harus

merupakan upaya yang komprehensif dalam membangun sistem pengendalian

intern pemerintah melalui pembangunan budaya dan etika manajemen yang

baik, analisis dan pengelolaan resiko.

Menurut Mulyadi, menyatakan bahwa tujuannya pengawasan internal

dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 19

1. Pengawasan intern akuntansi (Intern Accounting Control) Merupakan

bagian dari sistem pengawasan intern, meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga

kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi. Pengawasan intern akuntansi yang baik akan menjamin

(32)

keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam

perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat

dipercaya.

2. Pengawasan internal administrasi (Intern Administrative Control)

Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya

kebijakan manajemen.

Pengawasan secara administrasi di atas menunjukkan bahwa pengawasan

tersebut berhubungan dengan proses peningkatan kinerja mutu pendidik. Mulai

dari meningkatkan keefektifan implementasi kurikulum secara efektif dan

efisien terhadap kemajuan peserta didik dan generasi mendatang, meningkatan

keefektifan dan keefisienan sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan

dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan

siswa. meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam

mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal untuk kemudian peserta

didik dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yag diharapkan.20

Sedangkan pengawasan intern akuntansi meliputi rencana organisasi dan

prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan

harta/aktiva dan menghasilkan catatan/ laporan keuangan yang andal. Dari

ragam tujuan pengawasan internal menurut para ahli, dapat disimpulkan

bahwasanya tujuan adanya pengawasan internal dalam lembaga pendidikan

(33)

adalah mengembangkan iklim yang kondusif dan lebih baik dalam

meningkatkan mutu pendidikan, pembinaan dan peningkatan kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.21 Menurut Handoko,

indikator- indikator pengawasan yaitu:22

1. Pengamatan

Pengamatan adalah aktifitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap

suatu proses atau object dengan maksud merasakan dan kemudian

memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan

dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan

informasi- informasi yag dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

2. Inpeksi teratur dan langsung

Inpeksi teratur dan langsung merupakan salah satu alat control

manajemen yang bersifat klasik tetapi masih sangat relevan dan secara

luas sudah banyak diterapka dalam upaya menemukan masalah yang

dihadapi dilapangan termasuk uuntuk memperkirakan besarnya resiko.

3. Pelaporan lisan dan tertulis

Suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan ataupun

pertanggungjawaban baik secara lisan maupun tertulis dari bawahan

kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang dan tanggungjawab

yang ada diantara mereka

21 E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sek olah. (Jakarta: Bumi aksara, 2012),

hal 242.

(34)

4. Evaluasi pelaksanaan

Suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan dan menentukan kualitas

(nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan da kriteria tertentu

dalam rangka pembuatan keputusan.

5. Diskusi antara manajer dan bawahan

Pertukaran pendapat dan gagasan dalam bentuk lisan untuk mencari

sebuah solusi dari sebuah masalah dan mendapat kesepahaman antara

atasan dan bawahan.

c. Fungsi dan Tugas Pengawasan Internal

Fungsi pengawasan dalam membantu manajemen meliputi tiga hal, yaitu:

(1) meningkatkan kinerja organisasi, (2) memberikan opini atas kinerja

organisasi dan (3) mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas

masalah pencapaian kinerja yang ada. Fungsi ini dilakukan dengan cara

memberikan informasi yang dibutuhkan manajemen secara cepat dan

memberikan nilai tambah bagi peningkatan kinerja penyelenggara, baik secara

internal maupun eksternal. 23

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomer 47 Tahun 2011 Pasal 4 tentang Satuan Pengawasan Intern di

23Agustinus Widanarto, Pengawasan Internal, Pengawasan Ek sternal dan Kinerja Pemerintah.

(35)

Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional bahwasannya fungsi

Pengawasan Internal adalah

1) Penyusunan Program Pengawasan

2) Pengawasan kebijakan dan program

3) Pengawasan pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang milik negara

4) Pendampingan dan review laporan keuangan

5) Pemberian saran dan rekomendasi

6) Penyusunan laporan pengawasan

7) Pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan

Berdasarkan keterangan diats, dapat disimpulkan bahwa fungsi

pengawasan adalah untuk menilai setiap unit-unit dalam melakukan

kebijaksanaan dan prosedur yang menjadi tanggung jawab masing – masing,

untuk menilai apakah pengendalian manajemen sudah cukup memadai dan

dilaksanakan secara efektif, untuk meneliti apakah kegiatan sudah terlaksana

secara efektif yaitu mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, meneliti

apakah kegiatan sudah dilaksanakan secara efesien.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomer 47 Tahun 2011 Pasal 3 tentang Satuan Pengawasan Intern di

Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional bahwasannya tugas Satuan

(36)

melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dilingkungan unit kerja.

24Tugas dan tanggung jawab satuan pengawasan internal yakni

1) Menyusun dan melakasanakan rencana audit internal tahunan

2) Memastikan atau mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal

3) Melakukan evaluasi dan validitasi terhadap sistem

Dalam pelaksnaan pengawasan internal pasti terdapat kendala yang

ditemui oleh Satuan Pengawasan Internal sesuai dengan pernyataan T.Hani

Handoko25 bahwa ada 5 (lima) kendala dalam melakukan penilaian kinerja,

yaitu:

1. Halo Effect

Kendala ini muncul ketika orang yang menilai memiliki hubungan

dengan karyawan yang dinilai, menurut Handoko faktor tersebut akan

mempengaruhi objektifitas atau berpotensi menimbulkan bias.

2. Kesalahan Kecenderungan Terpusat

Penilai terkadang tidak merasa nyaman memberikan penilaian yang

terlalu baik atau terlalu buruk sehingga hanya memberikan penilian

rata-rata.

24Permendiknas No 47 Tahun 2011 tentang Satuan Pengawasan Internal. 25

(37)

3. Bias Terlalu Lunak dan Terlalu Keras.

Bila standar penilaian prestasi tidak jelas maka akan muncul

kecenderungan penilai memberikan penilaian yang terlalu lunak maupun

penilaian yang terlalu ketat.

4. Prasangka Pribadi.

Faktor-faktor yang membentuk prasangka pribadi terhadap seorang atau

kelompok bisa mengubah penilaian. Sebab-sebab prasangka pribadi lain

yang mempengaruhi penilaian mencakup faktor senioritas, kesukuan,

agama, kesamaan kelompok dan status sosial.

5. Pengaruh Kesan Terakhir.

Kesan terakhir terkadang memberikan pengaruh yang domonan dalam

proses penilaian. Bila suatu pekerjaan atau tugas berakhir maka penilaian

akan baik pula namun jika berakhir buruk maka keseluruhan penilain

akan menjadi buruk..

Hasil akhir dari suatu pengawasan internal adalah berupa laporan yang

ditujukan kepada pimpinan organisasi. Laporan dari bagian pengawasan internal

merupakan suatu alat komunikasi yang didalamnya terdapat tujuan yang

dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan yang dibuat dan juga saran

atau rekomendasi kepada pimpinan organisasi. Di samping itu laporan menjadi

penting karena dapat dijadikan referensi berharga mengenai pekerjaan

(38)

Temuan audit yang disampaikan dengan baik dalam laporan pengawasan

internal akan memberitahukan manajemen mengenai kelemahan dalam

pengendalian intern yang bila dibiarkan dapat menimbulkan terjadinya

kecurangan yang merugikan perusahaan. Selain itu rekomendasi yang

disampaikan pengawasan internal akan membantu manajemen dalam

mengambil tindakan-tindakan perbaikan sehingga kemungkinan terjadinya

kecurangan dan kesalahan bisa diperkecil.

2. Komponen Pengawasan Internal a. Unsur – Unsur Pengawasan Internal

Menurut Guy26 Mengidentifikasikan Lima komponen pengawasan

internal yang saling berhubungan sebagai berikut:

1) Lingkungan pengendalian (Control Environment)

Menentukan kualitas entitas dengan mempengaruhi kesadaran akan

pengendalian dari orang-orang disekitarnya. Lingkungan pengendalian

merefleksikan keseluruhan sikap, kesadaran, dan tindakan dewan direksi,

manajemen, karyawan serta pihak-pihak lainnya mengenai pentingnya

pengendalian tersebut dan penekanan yang diberikannya dalam sebuah

entitas.

26 M Guy, et al. Penerjemah: Sugiyarto, Auditing Jilid I Edisi 5 (Jakarta: Erlangga, 2002), hal

(39)

2) Penilaian resiko (risk assessment)

Semua entitas besar atau kecil, berorientasi pada laba maupun nirlaba,

jasa atau manufaktur akan menghadapi resiko. Banyak dari resiko-resiko

tersebut, jika tidak diantisipasi, dapat menyebabkan salah saji dalam

laporan keuangan entitas.

3) Aktivitas pengendalian (Control Activities)

Kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh manajemen untuk

mengantisipasi resiko yang dapat menghalangi entitas mencapai

tujuannya.

4) Informasi dan komunikasi (Information and Communication)

Komponen ini terdiri dari sistem informasi yang digunakan untuk

menghasilkan informasi keuangan dan bagaimana mengkomunikasikan

informasi tersebut. Sistem informasi pelaporan keuangan yang mencakup

sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang ditetapkan untuk

mengidentifikasi, menyatakan, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat

dan melaporkan transaksi entitas serta untuk mempertahankan

akuntabilitas aktiva dan kewajiban yang berkaitan.

5) Pemantauan (Monitoring)

Proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal dari waktu ke

waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi

(40)

dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.

Struktur pengawasan internal harus dirancang sedemikian rupa sehingga

sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Oleh sebab itu dibutuhkan penelitian terhadap seluruh aspek pendidikan untuk

menghindari rendahnya mutu dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.

Menurut Mulyadi, menyatakan bahwa unsur pokok pengawasan internal terdiri

dari :

1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas

2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan

biaya

3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi

4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.27

Dari empat unsur pokok pengawasan internal, unsur mutu karyawan atau

dalam pendidikan disebut dengan pendidik merupakan unsur sistem

pengawasan internal yang paling penting. Jika lembaga pendidikan mempunyai

pendidik yang kompeten dan jujur, unsur pengawasan internal lainnya dapat

dikurangi sampai batas minimum dan lembaga pendidikan tetap mampu

(41)

menghasilkan mutu yang tinggi. Sebaliknya, meskipun tiga unsur sistem

pengawasan internal yang lain cukup kuat, namun jika dilaksanakan oleh

pendidik yang tidak kompeten dan tidak jujur maka empat tujuan sistem

pengawasan internal tidak akan tercapai.

B. Tinjauan Penjaminan Mutu Pendidik 1. Penjaminan Mutu

a. Pengertian Penjaminan Mutu

Istilah mutu berasal dari bahasa Indonesia. Sedangkan dalam bahasa

Inggris mutu adalah quality (kualitas), dalam pengertian umum mutu

mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik

berupa barang maupun jasa. barang dan jasa pendidikan itu bermakna dapat

dilihat dan tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan.28

Mutu dalam percakapan sehari-hari sebagian besar dipahami sebagai

sesuatu yang absolut, misalnya sekolah yang mahal dan mewah. Sebagai

sesuatu konsep yang absolut, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan

benar. sesuatu yang bermutu merupakan bagian standar yang sangat tinggi yang

tidak dapat diungguli.29

28Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sek olah: Dari Unit Birok rasi k e Lembaga Ak ademik

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 53.

(42)

Mutu dalam konteks pendidik sangat penting, karena berkaitan dengan

lembaga. Sekolah dapat dikatakan bermutu ketika dapat memenuhi beberapa

indikator, yakni :

1. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib

2. Sekolah memiliki tujuan dan target mutu yang ingin dicapai,

3. Sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat

4. Adanya pengembangan staff sekolah yang terus menerus sesuai dengan

tuntutan iptek dan adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus

terhadap berbagai aspek akademik dan administratif serta pemanfaatan

hasilnya untuk penyempurnaan atau perbaikan mutu pendidikan.30

Menurut Sallis terdapat tiga gagasan lain tentang mutu antara lain:

1. Kontrol Mutu (quality control)

Kontrol mutu adalah deteksi dan eliminasi produk produk gagal yang

tidak memenuhi standar dalam dunia pendidikan dilakukan dengan cara

ujian tengah semester, ujian semester, ujian kenaikan kelas dan ujian

nasional. Ujian yang dilaksanakan pada dunia pendidikan bertujuan untuk

memeriksa apakah standar yang telah ditetapkan telah dipenuhi atau

belum.

2. Jaminan Mutu (quality asurance)

Jaminan mutu didesain sedemikian rupa untuk menjamin bahwa produksi

yang dihasilkan adalah produk yang memenuhi standar yang telah

(43)

ditetapkan sebelumnya, sehingga ada perbedaan antara jaminan mutu

dengan kontrol mutu, kalau kontrol mutu kegiatannya hanya dilaksanakan

pada akhir kegiatan sedangkan jaminan mutu adalah sebuah kegiatan

yang dilaksanakan dengan tujuan mencegah produk gagal atau

menciptakan produk tanpa cacat (zero defetcts).

3. Mutu Terpadu ( Total Quality).

TQM (Total Quality Manajemen) adalah pengembangan dari jaminan

mutu. TQM adalah sebuah usaha menciptakan sebuah budaya mutu, yang

mendorong semua stafnya untuk dapat memuaskan para pelanggannya

karena dalam konsep TQM pelanggan adalah raja.31

Memperoleh mutu yang baik langkah paling mendasar adalah

pemeriksaan (inspeksi) mutu, dengan cara mendeteksi kegagalan sebuah produk

dalam dunia pendidikan dikenal dengan ujian kenaikan kelas, pada tahapan ini

hanya melakukan pengontrolan atau penilaian layak atau tidak untuk naik kelas,

tahapan yang lebih baik adalah memperbaiki proses pembelajaran untuk

mencegah atau mengurangi kegagalan produk dalam dunia pendidikan dapat

diterapkan dengan cara memperbaiki proses pembelajaran dengan tujuan

menjamin mutu yang dihasilkan adalah baik, dan tahapan paling baik adalah

berbaikan terus-menerus (budaya mutu).

Dalam penelitian ini mengkaji terkait penjaminan mutu pendidik dalam

suatu sekolah. Pendidik sendiri merupakan SDM yang penting dan dibutuhkan

(44)

dalam memberikan jaminan mutu pendidikan terhadap anak didik sehingga

perlu adanya manajemen Sumber daya manusia yang harus dikelola dengan

baik oleh pihak sekolah.

b. Tujuan Penjaminan Mutu

Menurut Fattah (2013:12) menyatakan penjaminan mutu (quality

assurance) adalah istilah umum yang digunakan sebagai kata lain untuk semua

bentuk kegiatan monitoring, evaluasi atau kajian (review) mutu. Kegiatan

penjaminan mutu tertuju pada proses untuk membangun kepercayaan dengan

cara melakukan pemenuhan persyaratan atau standar minimum pada komponen

input, komponen proses, dan komponen produk sesuai dengan yang diharapkan

oleh stakeholders.32

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka tujuan dari adanya

penjaminan mutu adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya dokumen mutu yang memadai;

2. Terlaksananya siklus penjaminan mutu internal secara periodik dan

berkelanjutan;

3. Terlaksananya sistim monitoring, evaluasi dan audit internal dan

eksternal;

4. Meningkatnya kinerja pendidik

32 Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidik an. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

(45)

5. Meningkatnya kinerja unit kerja non akademik;

6. Terwujudnya kesadaran dan tanggungjawab stakeholders dalam

berperilaku organisasi untuk menuju budaya mutu.

Dari definisi – definisi diatas, dapat disimpulkan bahwasannya

penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistematis yang terpadu oleh

satuan pendidikan untuk memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan

pendidikan telah sesuai dengan standar mutu.

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah bertujuan

untuk menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan secara sistemik,

holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu

pada satuan pendidikan secara mandiri33.

Sedangkan tujuan antara yang hendak dicapai melalui sistem penjaminan

mutu pendidik ini adalah terbangunnya Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan,

meliputi:

a. Terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonfomal, dan/atau

informal

b. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional

dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada

satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program

33Permendiknas No 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan

(46)

pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan

pemerintah

c. Ditetapkan secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu

pendidikan formal dan/atau nonformal

d. Terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal

yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau

program pendidikan

e. Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan

nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal,

terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan atau program

pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,

pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan

pemerintah.34

Tujuan akhir penjaminan mutu pendidik adalah tingginya intregritas

dan profesionalitas pendidik dalam mencerdaskan anak bangsa sebagaimana

dicita-citakan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945 dicapai melalui penerapan SPMP.

(47)

c. Mekanisme Penjaminan Mutu

Substansi utama sistem penjaminan mutu pendidikan dilaksankan dengan

pendekatan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action) pada proses

penyelenggaraan pendidikan.

1) Perencanaan mutu (Plan)

Plan, adanya perencanaan berkaitan dengan perencanaan mutu, meliputi

penetapan kebijakan mutu, penetapan tujuan mutu beserta indikator

pencapaiannya, serta penetapan prosedur untuk pencapaian tujuan mutu.

2) Pelaksanaan (Do)

Do, adanya pelaksanaan dari apa yang sudah direncanakan, maka untuk

penjaminan mutu pendidikan, seluruh proses pendidikan termasuk

pelayanan administrasi pendidikan dilaksanakan sesuai dengan SOP yang

telah ditentukan.

3) Evaluasi (Check)

Check, adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi

terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan termasuk audit mutu internal.

4) Action

Adanya tindak lanjut dan perbaikan dari hasil evaluasi, menyusun

rencana, perbaikan dan menyusun laporan pelaksanaan program

pendidikan.35

35 Sugeng Listyo, Prabowo, 2009, Implementasi Sistem Manajemen Mutu (ISO:9001:2008)di

(48)

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting untuk

setiap usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan fungsinya

sebenar-benarnya. Banyak defenisi yang dapat digunakan untuk

mendefenisikan sumber daya manusia. Menurut Sayuti Hasibuan, Sumber Daya

Manusia adalah semua manusia yang terlibat dalam suatu organisasi dalam

mengupayakan tujuan organisasi tersebut.36

”Sumber daya manusia harus didefinisikan bukan dengan apa yang

sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber daya manusia hasilkan”,

sebagaimana yang dikemukakan oleh David Ulrich.37 Maka dari itu, Sumber

Daya Manusia merupakan faktor yang penting bagi setiap usaha. Sumber daya

manusia yang berkualitas akan menentukan kejayaan atau kegagalan dalam

persaingan.38 Jadi yang dimaksud dengan Sumber Daya Manusia adalah semua

orang yang terlibat bekerja untuk mencapai tujuan masing – masing.

Manajemen sumber daya manusia merupakan pengelolaan orang didalam

organisasi secara optimal agar kinerja organisasi pun seperti yang diharapkan.

Ada beberapa definisi yang dapat digunakan untuk mendefinisikan manajemen

sumber daya manusia. Menurut Stoner “Manajemen Sumber Daya Manusia

adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu

36

Sayuti Hasibuan, Manajemen SDM, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hal3.

37

Mathis dan Jackson, Manajemen SDM, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), hal 4.

38

(49)

organisasi atau perusahaan dengan orang – orang yang tepat untuk ditempatkan

pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya”.39

Menurut Handoko: Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan,

seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia

untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasi.40 Untuk

itu manajemen sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional dan baik

agar dapat terwujudnya kesinambungan antara kebutuhan pegawai dengan

tuntutan perkembangan teknologi dan lingkungan serta kemampuan organisasi.

Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama suatu organisasi agar dapat

berkembang secara produktif dan wajar.

Dari pengertian – pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

adanya manajemen sumber daya manusia dapat menghasilkan penjaminan mutu

pendidik sehingga mempengaruhi mekanisme sistem penjaminan mutu

pendidikan dalam suatu sekolah. Hal ini dikarenakan manajemen sumber daya

manusia dalam penjaminan mutu pendidik ini merupakan suatu gerakan

pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang

potensial dan perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan dampak yang

optimal terhadap kinerja organisasi. Dalam pendidikan, Proses sumber daya

manusia yang akan dibahas dalam hal ini, menekankan pada:

39Malayu Hasibuan, Manajemen SDM, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), hal20. 40

(50)

a) Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses dimana manajer

menjamin bahwa organisasi memiliki jumlah dan jenis tenaga kerja yang

tepat, dan pada saat yang tepat, yang memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan tugas – tugas yang akan menolong organisasi tersebut

mencapai sasaran secara keseluruhan secara efektif dan efisien. Semua

manajer harus memastikan bahwa semua pekerjaan dalam area tanggung

jawab mereka selalu diisi dengan orang – orang yang berkemampuan

yang dapat melakukannya secara tepat.

Menurut Hasibuan, perencanaan Sumber Daya Manusia adalah

merencanaka tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan secara

efektif dan efesien dalam membantu suatu tujuan. Sedangkan Menurut

Dessler mendefinisikan perencanaan pekerjaan sebagai proses

memformulasi rencana – rencana untuk mengisi lowongan masa depan

berdasarkan pada suatu analisis dari posisi yang diharapkan yang dapat

diisi oleh calon yang berasal dari dalam ataupun luar organisasi.

Ada tiga macam tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan SDM,

yaitu :41

1) Menjamin adanya jumlah dan kualitas SDM sesuai dengan

waktu yang dibutuhkan

41

(51)

2) Dapat meningkatkan pendayagunaan SDM

3) Meningkatkan SDM dan memberikan kepuasan kerja.

Jadi perencanaan Sumber Daya Manusia adalah proses

menetapkan estimasi atau perkiraan untuk memperoleh sumber daya

manusia agar sesuai dengan kebutuhan setiap lembaga sekarang dan

perkembanga masa depan.

b) Perekrutan Sumber Daya Manusia

Penarikan (recruitment) SDM merupakan suatu proses atau tindakan

yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai

melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi

sumber – sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga

yang diperlukan, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja.

Menurut Edwin B Flippo mendefinisikan penarikan sebagai proses

pencarian dan pemikatan pada calon pegawai yang mampu bekerja dalam

organisasi.42 Jadi yang dimaksud dengan perekrutmen adalah usaha

mencari dan menarik tenaga kerja agar melamar lowongan kerja yang ada

pada suatu lembaga pendidikan.

42Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rineka Cipta 1992),

(52)

Agar hasil dari perekrutan dapat dikatakan berhasil atau efektif, maka

terdapat empat indikator untuk menunjukkan efektifitas dari perekrutan

SDM, yaitu :

a) Jumlah (kuantitas) pelamar mencukup

b) Kualitas pelamar menunjukkan persyaratan yang dibutuhkan

c) Biaya per pelamar yang direkrut

d) Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan yang kosong.43

c) Penyeleksian Sumber Daya Manusia

Seleksi adalah suatu proses untuk memilih individu yang memiliki

kualifikasi sesuai dengan persyaratan untuk mengisi jabatan didalam

organisasi. Proses seleksi bertujuan untuk menyesuaikan antara

kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia yang tertulis dalam

lamaran kerja dan apa yang dibutuhkan organisasi. Proses seleksi yang

baik akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan

sebuah organisasi.

Menurut Hasibuan, seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan

penentuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk menjadi karyawaan

perusahaan.44 Jadi yang dimaksud dengan penyeleksian adalah proses

43Winardi, Manajemen Perilak u Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004),

hal 136.

(53)

menilai dan memilih karyawan yang qualified diantara calon –calon yang

melamar.

d) Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Istilah pelatihan (training) mengacu pada serangkaian kegiatan yang

memberikan peluang untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan

yang berkaitan dengan pekerjaan. Program pelatihan diberikan kepada

karyawan yang baru maupun karyawan yang telah ada, tujuannya adalah

untuk menghadapi situasi – situasi yang berubah. Sementara itu program

pengembangan (development) dimaksudkan untuk mengembangkan

keterampilan untuk pekerjaan masa depan. Menurut Siagian, Proses dan

langah – langkah pelatihan sebagai berikut:45

1) Penentuan Kebutuhan

2) Penentuan Sasaran

3) Penetapan isi program

4) Identifikasi prinsip-prinsip belajar

5) Pelaksanaan program

6) Identifikasi manfaat

7) Penilaian pelaksanaan program

45

(54)

Pendidikan dan Pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan

SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan

kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan

mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi,

sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau

ketrampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas

tertentu. Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu

dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut

tiga aspek, yaitu : analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis

pribadi.46

(55)

Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data dalam

suatu penulisan, dengan kata lain dapat dikatakan suatu cara yang digunakan

untuk memecahkan suatu masalah. Dalam penulisan skripsi ini guna

memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

informasi yang faktual dan relevan.

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenisnya, penilitian ini menggunakan penelitian

berdasarkan metode analisis, yaitu terkategori sebagai penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif sebagaimana yang diungkapkan Bogdan dan

Taylor47 sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Menurut Sugiyono bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafatost positivism yang biasanya

digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti

berperan sebagai instrument kunci.

Adapun dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan studi kasus, yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif,

(56)

terperinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala-gejala

tertentu.48

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

pendekatan yang digunakan untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau

melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta serta sifat

hubungan antara fenomena yang diselidiki.49

Jenis penelitian ini termasuk

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang

orang dan perilaku yang diamati, dengan berpedoman pada butir-butir

pertanyaan dalam wawancara di lapangan. Data tersebut mungkin berasal dari

naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan

atau memo, dan dokumen resmi lainnya.

Setelah data terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk kata-kata atau

kalimat yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Pada laporan demikian,

peneliti menganalisis data y

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Keaslian Penelitian
Table 4.1.
Tabel 4.2 Triangulasi Landasan Hukum Satuan Pengawasan Internal SMA Progresif
  Tabel 4.3 Triangulasi Proses Satuan Pengawasan Internal SMA Progresif Bumi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Voda je nesumnjivo esencijalna za normalno funkcionisanje kože, posebno njenog spoljašnjeg sloja, stratum corneum-a (SC). Gubitak vode iz kože mora biti pažljivo regulisan, i

Konsep Lean adalah perampingan atau efisiensi suatu proses, sedangkan Six Sigma didefinisikan sebagai proses yang tidak memproduksi lebih dari 3,4 produk cacat

Dari kecemasan akan timbul motivasi pada siswa untuk belajar ataupun mengulas lagi pelajaran yang telah diberikan oleh guru, dengan seringnya siswa dalam mengulas

Nomor 1 s.d 5 diperoleh informasi, dari 26 (dua puluh enam) calon pelanggan sebagian besar sudah mengetahui bahwa sabun mandi herbal adalah sabun kesehatan

Hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dikarenakan pada penerapan model PBM guru memberikan permasalahan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap perilaku oportunistik penyusun anggaran Kabupaten/Kota di Propinsi

Prinsip kerja dari rangkaian sistem ini yaitu sensor DHT11 akan mendeteksi perubahan suhu yang terjadi di lingkungan, dan sensor YL-69 akan mendeteksi kadar air dalam

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi etanol terhadap produksi gaultherin dari gandapura dengan proses inaktivasi enzim gaultherase melalui ekstraksi