REFRIGERASI
(REF)
Koordinator LabTK
Dr. Pramujo Widiatmoko
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
REF – 2016/PW 2
Kontributor:
Ir. Johnner Sitompul, M.Sc., Ph.D., Dr. Ardiyan Harimawan, Joseph Bimandita Sunjoto, Atika Salma
REF – 2016/PW 3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... 3 DAFTAR GAMBAR ... 4 DAFTAR TABEL ... 5 BAB I PENDAHULUAN ... 6BAB II TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN... 9
2.1 Tujuan... 9
2.2 Sasaran ... 9
BAB III RANCANGAN PERCOBAAN ... 10
3.1 Alat dan Bahan ... 10
3.1 Skema Alat Percobaan ... 10
BAB IV PROSEDUR KERJA ... 11
4.2 Prosedur Kerja Penggunaan Alat ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 13
LAMPIRAN A TABEL DATA MENTAH ... 14
LAMPIRAN B PROSEDUR PERHITUNGAN ... 16
LAMPIRAN C DATA SPESIFIKASI DAN LITERATUR ……….………..15
REF – 2016/PW 4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perbedaan Siklus Refrigerasi dan Siklus Carnot... 7
Gambar1.2 Siklus Refrigerasi ... 8
Gambar 3.1 Skema Alat ... 10
REF – 2016/PW 5
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variasi Bukaan Valve Pipa Kapiler 50% ... 14 Tabel 2. Variasi Bukaan Thermal Expansion Valve 100% ... 14 Tabel 2. Variasi Beban Pemanasan Pada Evaporator ... 15
REF – 2016/PW 6
REF – 2016/PW 7
PENDAHULUAN
Pengembangan prinsip refrigerasi berawal pada abad ke-19, tertulis dalam London Practical Mechanics Journal oleh penulis anonim. Paten pertama mesin refrigerasi tercatat atas nama Thomas Harris dan John Long, yang dipublikasikan di Great Britain pada tahun 1790. Refrigerasi adalah proses pemindahan panas dari sistem bertemperatur rendah ke sistem bertemperatur lebih tinggi untuk mendapatkan temperatur tetap di bawah temperatur lingkungan. Siklus refrigerasi ini pada prinsipnya adalah kebalikan dari siklus mesin panas (siklus Carnot). Efek dari siklus seperti itu adalah adanya absorbsi energi kerja dan transfer energi panas dari heat reservoir temperatur rendah ke heat reservoir temperature tinggi.
Gambar 1.1 Perbedaan Siklus Refrigerasi dan Siklus Carnot
Sistem refrigerasi sering dimanfaatkan untuk pengondisian udara dalam suatu ruang tertentu, seperti ruang kantor atau ruang penyimpanan barang. Selain berfungsi sebagai pengondisi udara, system refrigerasi telah dimanfaatkan selama bertahun – tahun di industri manufaktur, perminyakan, kimia, dan pangan. Contoh aplikasi sistem refrigerasi untuk industri manufaktur adalah dalam proses pendinginan baja. Aplikasi sistem refrigerasi utama pada industri kimia yaitu proses pencairan atau likuefaksi gas alam. Aplikasi refrigerasi dalam bidang pangan terutama untuk pengawetan makanan (food preserving seperti daging, telur, es krim, atau pengawetan makanan di dalam storage) maupun dalam proses distribusi atau transportasi bahan makanan menggunakan truk atau trailer. Banyaknya aplikasi sistem
REF – 2016/PW 8 refrigerasi di dunia industri ini menjadikan sistem refrigerasi sebagai topik yang sangat penting untuk dibahas. Pemahaman dan pengamatan lebih jauh mengenai prinsip kerja refrigerasi dan parameter yang mempengaruhi kinerja dari sistem refrigerasi juga sangat diperlukan. P T E C QH B K Q L A N D A Win A N H ENTALPI
Gambar1.2 Siklus Refrigerasi
Siklus refrigerasi ini dapat dilihat pada Gambar 1.2, terdiri dari proses berikut:
Proses A – B: Refrigeran dikompresi secara isentropik dan fasa berubah dari saturated vapor menjadi superheated vapor.
Proses B – C: Energi panas dikeluarkan dari siklus dengan mengkondensasi refrigerant. Fasa berubah menjadi saturated liquid.
Proses C – D: Ekspansi isentalpi pada refrigerant yang menyebabkan fasa berubah menjadi campuran liquid – vapor.
Proses D – A: Pemasukan energi panas ke dalam siklus dengan mengevaporasi refrigerant. Fasa berubah menjadi saturated vapor.
REF – 2016/PW 9
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN
2.1 Tujuan
Tujuan praktikan melakukan percobaan Refrigerasi adalah sebagai berikut: a. Mempelajari siklus refrigerasi mekanik khususnya siklus kompresi uap.
b. Mengetahui unjuk kerja alat refrigerasi berdasasarkan beban di evaporator dan kondensor.
2.2 Sasaran
a. Mengukur kinerja peralatan refrigerasi, dinyatakan dengan COP (Coefficient of
Performance) evaporator dan kondensor.
REF – 2016/PW 10
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Dalam percobaan refrigerasi ini bahan yang digunakan adalah refrigerant-22 yang formula kimianya CHClF2 atau Chlorodifluoromethane. Peralatan yang digunakan antara lain kompresor, kondensor, penampung uap, rotameter, sightglass, filter drier, thermal expantion
valve, kerangan ekspansi kapiler, evaporator, high-low pressurestat, dan manometer.
3.1 Skema Alat Percobaan
Skema alat yang digunakan dalam percobaan dapat dilihat pada Gambar V.1 berikut.
REF – 2016/PW 11
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Diagram Alir Percobaan
Diagram alir percobaan dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut.
Start up peralatan (Keran ekspansi dibuka)
Refrigeran dialirkan (Perhatikan sightglass)
Lakukan variasi
Peralatan mencapai steady state (P dan T konstan)
Ukur P dan T untuk tiap variasi Mulai
Selesai
Gambar 4.1 Diagram alir percobaan
4.2 Prosedur Kerja Penggunaan Alat
Hal yang pertama kali dilakukan adalah
1. Memasang alat percobaan pada sumber listrik yang sesuai 2. Memulai start up peralatan dengan membuka kerangan ekspansi
3. Mengalirkan refrigerant dengan membuka katupnya hingga tidak terdapat aliran udara dalam alat. Hal ini dapat diketahui dengan melihat melalui sightglass, karena bila terdapat uap yang lolos dari receiver cairan dalam sightglass akan
REF – 2016/PW 12 terlihat memiliki gelembung-gelembung. Ini terus dilakukan hingga gelembung tidak ada dan hingga peralatan mencapai keadaan steady state, yang ditandai dengan nilai tekanan (P) dan temperature (T) yang konstan.
4. Setelah keadaan steady state tercapai dilakukan variasi. 5. Mengukur tekanan discharge dan tekanan suction
6. Mengukur temperatur pada tiga titik yaitu sebelum masuk kondensor, sebelum masuk kerangan ekspansi, dan sebelum masuk evaporator.
Hal ini dilakukan pada tiap variasi kerangan ekspansi. Variasi juga dapat dilakukan dalam bentuk gangguan eksternal pada kedua penukar kalor yaitu evaporator maupun kondensor. Gangguan yang diberikan dapat berupa pemanasan maupun pendinginan.
REF – 2016/PW 13
DAFTAR PUSTAKA
Daubert, T.E., (1985), Chemical Engineering Thermodynamics, International Edition, Singapore : Mc-Graw Hill, Inc.
Http://www.refrigerants.com/MSDS/r22.pdf, (2004),Material Safety Data Sheet,Internet Edition, New Jersey : National Refrigerants, Inc.
Jordan, R.C. dan Priester, G.B., 1956, Refrigeration and Air Conditioning, Second Edition, Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, Inc.
Smith, J. M.,. Van Ness, H. C dan Abbot, MM, (1996), Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, Fifth Edition, New York : Mc-Graw Hill, Inc.
REF – 2016/PW 14
LAMPIRAN A
TABEL DATA MENTAH
Pada lampiran ini ditunjukkan beberapa contoh variasi yang mungkin dilakukan, namun variasi ini bersifat tidak tetap bergantung pada penugasan dari dosen yang terkait.
Variasi 1 : Bukaan Valve Pipa Kapiler 50%
Tabel 1. Variasi Bukaan Valve Pipa Kapiler 50%
Waktu (t) Tb Tc Td P suction P discharge
Tegangan (V) Arus (I) Laju Alir
Variasi 2 : Bukaan Thermal Expansion Valve 100%
Tabel 2. Variasi Bukaan Thermal Expansion Valve 100%
REF – 2016/PW 15 Tegangan (V)
Arus (I) Laju Alir
Variasi 3 : Beban Pemanasan Pada Evaporator
Tabel 2. Variasi Beban Pemanasan Pada Evaporator
Waktu (t) Tb Tc Td P suction P discharge
Tegangan (V) Arus (I) Laju Alir
REF – 2016/PW 16
LAMPIRAN B
PROSEDUR PERHITUNGAN
Pengolahan data yang diperlukan pada percobaan ini dapat dilakukan dengan mengikuti langkah berikut :
1. Siapkan diagram P – H refrigeran R-22 2. Melakukan Perhitungan
a. Laju alir massa refrigeran i. m = Q x r
b. Perpindahan panas
i. qcond = m x (hB – hC)
ii. qevap = m x (hA – hD)
c. Kerja kompresor
i. Wkomp = qcond – qevap
d. COP (Coefficient of Performance) i. COPevap,teoretik =
ii. COPcond,teoretik =
e. Daya Listrik
REF – 2016/PW 17
LAMPIRAN C
REF – 2016/PW 18
LAMPIRAN D
LEMBAR KENDALI KESELAMATAN KERJA
No Bahan Sifat Bahan Tindakan
Penanggulangan
1 Refrigeran-22 (CHClF2)
Titik leleh -160 oC. Titik didih -40,8oC.
Tidak mudah terbakar pada temperatur ruang dan tekanan atmosferik
Dapat terbakar saat tercampur dengan udara bertekanan rendah dan saat dekat dengan sumber api
Jika terkena bagian tubuh,
segera bilas dengan air hangat.
Jika terhirup, segera keluar dari ruangan lab
Kecelakaan yang mungkin terjadi Penanggulangan
Alat mengalami tekanan berlebih dan dapat mengalami kerusakan
Pastikan thermal expansion valve berada dalam keadaan terbuka meskipun alat berada dalam keadaan dimatikan.
Perlengkapan keselamatan kerja
Jas praktikum
Prosedur Keselamatan Kerja Pengecekan Alat
Asisten Pembimbing Koordinator Lab TK
Tutup semua kerangan refrigeran kecuali thermal expansion valve.
Putus hubungan listrik pada rangkaian alat refrigerasi.
Pastikan listrik pada rangkaian alat terhubung dengan baik.
Pastikan thermal expansion valve berada dalam kondisi terbuka.
Buka keran pengalir refrigeran
Usahakan agar tidak ada orang yang ada di depan kondensor atau evaporator agar tidak mengacaukan alat
Pastikan tekanan discharge tidak terlalu besar untuk mencegah terjadinya tekanan berlebih