• Tidak ada hasil yang ditemukan

AP-2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AP-2"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1.

1.1. Latar BelakangLatar Belakang

Dalam akuntansi pemerintahan sudah lazim dikenal istilah belanja (expenditure). Dalam akuntansi pemerintahan sudah lazim dikenal istilah belanja (expenditure). Belanja adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh bendaharawan umum pemerintah Belanja adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh bendaharawan umum pemerintah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak ak

tidak akan dan diperoleh pembayaraannyiperoleh pembayaraannya kemba kembali oleh ali oleh pemerintah. pemerintah. Bendaharawan Bendaharawan umumumum meliputi Bendahara Umum Negara (BUN) dan Bendahara Umum Daerah (BUD). Istilah meliputi Bendahara Umum Negara (BUN) dan Bendahara Umum Daerah (BUD). Istilah “semua pengeluaran” mengacu pada semua kas yang dikeluarkan tanpa memisahkan apakah “semua pengeluaran” mengacu pada semua kas yang dikeluarkan tanpa memisahkan apakah  pengeluaran

 pengeluaran tersebut tersebut termasuk termasuk pengeluaran pengeluaran untuk memperoleh untuk memperoleh pendapatan pendapatan atau atau pengeluaranpengeluaran untuk mod

untuk modal dan al dan pembayaran utangpembayaran utang. . Belanja merupakan Belanja merupakan istilah yang istilah yang digunakan digunakan untukuntuk  pengeluaran pada laporan realisasi anggaran.

 pengeluaran pada laporan realisasi anggaran. Belanja dicatat berdasarkan basis kas.Belanja dicatat berdasarkan basis kas. Dalam akun

Dalam akuntansi komersial dtansi komersial dikenal istilah bikenal istilah beban (expense). eban (expense). Pengertian beban Pengertian beban dalamdalam hal ini adalah aliran keluar atau pemakaian lai asset atau timbulnya utang atau kombinasi hal ini adalah aliran keluar atau pemakaian lai asset atau timbulnya utang atau kombinasi keduanya dalam satu periode yang berasal dari pembuatan atau penyerahan barang, keduanya dalam satu periode yang berasal dari pembuatan atau penyerahan barang,  penyerahan jasa, at

 penyerahan jasa, at au dari au dari kegiatan lain kegiatan lain yang merupakan kegiatan utamyang merupakan kegiatan utama perusahaan. a perusahaan. DalamDalam standar akuntansi pemerintahan dinyatakan bahwa beban adalah penurunan manfaat ekonomi standar akuntansi pemerintahan dinyatakan bahwa beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas yang dapat berupa atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas yang dapat berupa  pengeluaran

 pengeluaran atau atau konsumsi konsumsi asset asset atau atau timbulnya timbulnya kewajiban. kewajiban. Beban Beban menggambarkanmenggambarkan kewajiban

kewajiban pemerintah ypemerintah yang diakui ang diakui sebagai pengsebagai pengurang urang nilai kekayaan nilai kekayaan bersih. bersih. BelanjaBelanja merupakan

merupakan istilah yang istilah yang digunakan digunakan untuk untuk pengeluaran pada pengeluaran pada laporan olaporan operasional. perasional. BelanjaBelanja dicatat berdasarkan basis akrual.

dicatat berdasarkan basis akrual.

1.2.

1.2. Rumusan MasalahRumusan Masalah

Rumusan masalah penulisan ini adalah : Rumusan masalah penulisan ini adalah : 1.

1. Menjelaskan akuntansi untuk SKPD?Menjelaskan akuntansi untuk SKPD? 2.

2. Menjelaskan ilustrasi transaksi untuk SKPD?Menjelaskan ilustrasi transaksi untuk SKPD? 3.

3. Menjelaskan ilustrasi laporan keuangan untuk SKPD?Menjelaskan ilustrasi laporan keuangan untuk SKPD?

1.3.

1.3. TujuanTujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah : Tujuan penulisan makalah ini adalah : 1.

1. Mengenal transaksi SKPD?Mengenal transaksi SKPD? 2.

2. Mengetahui jurnal operasi SKPD?Mengetahui jurnal operasi SKPD? 3.

3. Mengetahui penyusunan neraca saldo SKPD?Mengetahui penyusunan neraca saldo SKPD? 4.

(2)
(3)

5.

5. Mengetahui penyusunan neraca lajur SKPD?Mengetahui penyusunan neraca lajur SKPD? 6.

6. Mengetahui penyusunan laporan realisasi anggaran SKPD?Mengetahui penyusunan laporan realisasi anggaran SKPD? 7.

7. Mengetahui jurnal penutup pelaksanaan anggaran SKPD?Mengetahui jurnal penutup pelaksanaan anggaran SKPD? 8.

8. Mengetahui penyusunan laporan operasional SKPD?Mengetahui penyusunan laporan operasional SKPD? 9.

9. Mengetahui jurnal penutup financial SKPD?Mengetahui jurnal penutup financial SKPD? 10.

10. Mengetahui penyusunan laporan perubahan ekuitas SKPD?Mengetahui penyusunan laporan perubahan ekuitas SKPD? 11.

(4)

BAB II BAB II

PEMBAHASAN PEMBAHASAN

2.1.

2.1. Transaksi Transaksi dan dan Jurnal Jurnal PendapataPendapatan n di di SKPDSKPD

Pendapatan yang menjadi kewenangan SKPD dijurnal di SKPD. SKPD mencatat Pendapatan yang menjadi kewenangan SKPD dijurnal di SKPD. SKPD mencatat transaksi pendapat baik yang sudah diterima dalam bentuk kas maupun yang belum dalam transaksi pendapat baik yang sudah diterima dalam bentuk kas maupun yang belum dalam  bentuk

 bentuk kas. kas. Apabila Apabila kas kas yang yang sudah sudah diterima diterima disetor disetor oleh oleh SKPD, SKPD, maka maka setoran setoran tersebuttersebut dicatat di SKPD.

dicatat di SKPD.

SKPD memiliki fungsi akuntansi yang dilaksanakan oleh PPK (Pejabat penatausahaan SKPD memiliki fungsi akuntansi yang dilaksanakan oleh PPK (Pejabat penatausahaan Keuangan) SKPD tersebut. PPK SKPD bertugas untuk membuat jurnal transaksi, melakukan Keuangan) SKPD tersebut. PPK SKPD bertugas untuk membuat jurnal transaksi, melakukan  posting jurnal transaksi, dan men

 posting jurnal transaksi, dan menyusun laporan keuangan SKPD yang bersangkutan. Laporanyusun laporan keuangan SKPD yang bersangkutan. Laporan keuangan yang sudah disusun oleh PPK SKPD ditandatangani oleh PA/KPA pada SKPD keuangan yang sudah disusun oleh PPK SKPD ditandatangani oleh PA/KPA pada SKPD tersebut. Ada dua ketegori jurnal yang dibuat oleh SKPD, yaitu :

tersebut. Ada dua ketegori jurnal yang dibuat oleh SKPD, yaitu : 1.

1. Jurnal FinansialJurnal Finansial

Jurnal financial merupakan jurnal untuk mencatat pendapatan LO dengan menggunakan Jurnal financial merupakan jurnal untuk mencatat pendapatan LO dengan menggunakan  basis akrual.

 basis akrual. 2.

2. Jurnal pelaksanaan anggaranJurnal pelaksanaan anggaran

Jurnal pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk mencatat pendapatan LRA dengan Jurnal pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk mencatat pendapatan LRA dengan menggunakan basis kas.

menggunakan basis kas.

Perlu diketahui bahwa penamaan akun untuk penjurnalan adalah nama akun dengan 5 Perlu diketahui bahwa penamaan akun untuk penjurnalan adalah nama akun dengan 5 dijid nomor yang ada pada Permendagri No. 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar dijid nomor yang ada pada Permendagri No. 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.

2.1.1. Transaksi dan

2.1.1. Transaksi dan Jurnal PendapatanJurnal Pendapatan

 – 

 – 

 Didahului  Didahului PenetapaPenetapan Pajakn Pajak

Berikut ini adalah transaksi pendapatan yang didahului proses penetapan. SKPD X Berikut ini adalah transaksi pendapatan yang didahului proses penetapan. SKPD X menetapkan pajak buni dan bangunan (PBB) pedesaan dan perkotaan sebesar menetapkan pajak buni dan bangunan (PBB) pedesaan dan perkotaan sebesar Rp.25.000.000,- Transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut :

Rp.25.000.000,- Transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut : Jurnal Finansial :

Jurnal Finansial : Piutang

Piutang Pajak Pajak Daerah Daerah 25.000.00025.000.000 Pendapatan

Pendapatan PBB PBB Pedesaan Pedesaan dan dan Perkotaan Perkotaan LO LO 25.000.00025.000.000 Jurnal pelaksanaan anggaran :

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah. Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

(5)

Selanjutnya wajib pajak menyetor kas sebesar Rp.20.000.000,- kepada bendaharan  penerimaan SKPD X. Transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut :

Jurnal Finansial :

Kas di Bendahara Penerimaan 20.000.000

Piutang pajak daerah 20.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Perubahan SAL 20.000.000

Pendapatan PBB pedesaan dan perkotaan LRA 20.000.000 Akun perubahan SAL adalah akun anggaran. Akun ini didebit saat menerima pendapat dan  penerimaan pembiayaan serta kredit saat mengeluaran belanja dan pengeluaran pembiayaan.

Bendaharan penerimaan SKPD X menyetor kas sebesar RP.20.000.000,- yang diterimanya ke kas daerah. Transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut :

Jurnal Finansial :

RK PPKD 20.000.000

Kas di Bendahara Penerimaan 20.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah. Istilah RK pada RK PPKD merupkan singkatan dari rekening Koran. RK PPKD merupakan akun resiprokal antara SKPD X dan PPKD. Akun ini termasuk akun konsolidasi dan akan dieliminasi pada waktu melakukan konsolidasi laporan keuangan.

Pada akhir periode dimungkinkan terjadi kerugian piutang atas piutang pajak yang  belum dibayar oleh wajib pajak. Seperti contoh diatas, terdapat pitang pajak daerah yang  belum dibayar sebesar Rp.5.000.000,-. Apabila pada akhir periode ditetapkan piutang pajak daerah yang tidak dapat ditagih sebesar Rp.150.000, maka dibuat jurnal penyesuaian sebagai  berikut :

Jurnal Finansial :

Beban penyisihan piutang pendapatan 150.000

Penyisihan piutang pendapatan 150.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

(6)

2.1.2. Transaksi dan Jurnal Pendapatan

 – 

 Didahului Perhitungan Sendiri Pajak

Berikut ini adalah transaksi pendapatan yang didahului oleh perhitungan sendiri oleh wajib  pajak. Bendahara penerimaan SKPD X menerima kas untuk pembayaran pajak hotel sebesar

Rp.4.000.000. Transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut :

Jurnal Finansial :

Kas di Bendahara Penerimaan 4.000.000

Pendapatan pajak Hotel LO 4.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Perubahan SAL 4.000.000

Pendapatan pajak Hotel LRA 4.000.000

Bendaharan penerimaan SKPD X menyetor penerimaan pajak hotel tersebut ke kas daerah. Berikut ini jurnal yang dibuat :

Jurnal Finansial :

RK PPKD 4.000.000

Kas di Bendahara Penerimaan 4.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

Seandainya ditetapkan bahwa pajak hotel yang seharusnya dibayar adalah Rp.5.000.000, maka ada pajak kurang bayar sebesar Rp.1.000.000. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Jurnal Finansial :

Piutang pajak daerah 1.000.000

Pendapatan pajak Hotel LO 1.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

 Namun seandainya ditetapkan bahwa pajak hotel yang seharusnya dibayar adalah Rp.3.500.000, maka ada pajak lebih bayar sebesar Rp.500.000. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

(7)

Jurnal Finansial :

Pendapatan pajak hotel LO 500.000

Utang kelebihan pembayaran PAD 500.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas.

2.1.3. Transaksi dan Jurnal Pendapatan

 – 

 Ada Penerimaan Uang Muka Pajak

Berikut ini adalah transaksi pendapatan pajak diterima dimuka. Bendahara penerimaan SKPD X menerima uang muka pajak reklame sebesar Rp.3.000.000. Jurnal tersebut dicatat sebagai  berikut :

Jurnal Finansial :

Kas di Bendahara Penerimaan 3.000.000

Pendapatan Diterima Dimuka Lainnya 3.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Perubahan SAL 3.000.000

Pendapatan pajak reklame LRA 3.000.000

Walaupun uang muka, karena sudah diterima kas, maka pencatatan pada pelaksanaan anggaran dilakukan pada akun pendapatan, bukan utang.

Bendahara Penerimaan SKPD X menyetor kas dari penerimaan uang muka pajak reklame sebesar Rp.3.000.000 ke kas daerah. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Jurnal Finansial :

RK PPKD 3.000.000

Kas di Bendahara Penerimaan 3.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

Pada akhir periode dibutuhkan penyesuaian. Misalnya diketahui bahwa jumlah pajak daerah yang benar-benar menjadi hak pemerintah adalah sebesar Rp.3.250.000, maka jurnal yang dibuat adalah :

Jurnal Finansial :

Pendapatan Diterima Dimuka Lainnya 3.000.000

Pendapatan Pajak Reklame LO 3.000.000

(8)

Pendapatan Pajak Reklame LO 250.000 Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

 Namun seandainya diketahui bahwa pajak reklame yang benar-benar menjadi hak daerah hanya sebesar Rp.2.800.000, maka dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut :

Jurnal Finansial :

Pendapatan diterima dimuka lainnya 3.000.000

Pendapatan Pajak Reklame LO 3.000.000

Pendapatan Pajak Reklame LO 200.000

Utang Kelebihan Pembayaran PAD 200.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah. 2.1.4. Transaksi dan Jurnal Pendapatan Selain Pajak

Berikut ini adalah transaksi pendapatan untuk pendapatan selain pajak. Bendahara Penerimaan SKPD X menerima kas sebesar Rp.1.500.000 dari retribusi parker tepi jalan umum dan Rp.1.000.000 dari retribusi pasar. Transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut : Jurnal Finansial :

Kas di Bendahara Penerimaan 2.500.000

Pendapatan Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum LO 1.500.000

Pendapatan Retribusi Pasar LO 1.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Perubahan SAL 2.500.000

Pendapatan Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum LRA 1.500.000

Pendapatan Retribusi Pasar LRA 1.000.000

Bendahara Penerimaan SKPD X menyetor kas yang diterima dari retribusi sebesar Rp.2.500.000 ke kas daerah. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Jurnal Finansial :

RK PPKD 2.500.000

Kas di Bendahara Penerimaan 2.500.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

(9)

2.2. Transaksi dan Jurnal Belanja dan Beban di SKPD

Belanja yang menjadi kewenangan SKPD dijurnal di SKPD maupun di PPKD. Sedangkan sebagian beban dijurnal di SKPD dan sebagian lagi dijurnal di SKPD maupun di PPKD. Sesuai dengan prinsip HOBO, transaksi setoran masuk dan keluar kas dari/dan/ke PPKD dicatat di SKPD maupun PPKD. SKPD mencatat transaksi belanja baik yang sudah dikeluarkan dalam bentuk kas maupun yang belum dikeluarkan dalam bentuk kas. Apabila kas diterima dari PPKD, maka transaksi tersebut dicatat di SKPD maupun PPKD. Berikut ini adalah tipikal belanja dan beban yang berada dalam kewenangan SKPD meliputi :

1. Belanja dan beban pegawai

2. Belanja dan beban barang dan jasa 3. Belanja dan beban hibah

4. Belanja dan beban bantuan social 5. Belanja modal

6. Beban penyusutan dan amortisasi 7. Beban penyisihan piutang

SKPD memiliki fungsi akuntansi yang dilaksanakan oleh PPK (Pejabat Penatausahaan Keuangan) SKPD tersebut. PPK SKPD bertugas untuk membuat jurnal transaksi, melakukan  posting jurnal transaksi, dan menyusun laporan keuangan SKPD yang bersangkutan. Laporan

keuangan yang sudah disusun oleh PPK SKPD ditandatangani oleh PA/KPA pada SKPD tersebut. Ada dua kategori jurnal yang dibuat oleh SKPD, yaitu :

1. Jurnal Finansial

Jurnal financial merupakan jurnal untuk mencatat beban dengan menggunakan basis akrual.

2. Jurnal pelaksanaan anggaran

Jurnal pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk mencatat belanja dengan menggunakan basis kas.

2.2.1. Transaksi dan Jurnal Penerimaan, Penggunaan, dan Pertanggungjawaban Uang Persediaan

Pada awal periode Bendahara Pengeluaran SKPD menerima kas sebagai uang persediaan dari BUD. Uang persediaan digunakan oleh Bendahara Pengeluaran untuk pengeluaran sehari-hari SKPD. Bendahara Pengeluaran SKPD X menerima SP2D GU dari BUD sebesar Rp.5.000.000 sebagai uang persediaan. Transaksi tersebut dicatat sebagai berikut :

(10)

Jurnal Finansial :

Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000.000

RK PPKD 5.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah. Pasangan akun RK PPKD adalah akun RK SKPD. Akun RK PPKD dan RK SKPD merupakan akun konsolidasi dan akun ini dieliminasi pada saat penyusunan laporan keuangan gabungan.

Setelah beberapa waktu, uang persediaan digunakan sebesar Rp.1.300.000 untuk perjalanan dinas, Rp.1.200.000 untuk pembayaran listrik, Rp.1.100.000 untuk pembelian alat tulis kantor, dan Rp.1.000.000 untuk pembayaran konsumsi rapat. Transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut :

Jurnal Finansial :

Beban perjalanan Dinas 1.300.000

Beban jasa kantor 1.200.000

Beban bahan pakai habis 1.100.000

Beban makanan dan minuman 1.000.000

Kas di bendahara pengeluaran 4.600.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Beban perjalanan Dinas 1.300.000

Beban jasa kantor 1.200.000

Beban bahan pakai habis 1.100.000

Beban makanan dan minuman 1.000.000

Perubahan SAL 4.600.000

Akun perubahan SAL merupakan akun anggaran. Akun perubahan SAL didebit saat mencatat  penerimaan pendapatan LRA dan penerimaan pembiayaan serta dikredit saar pengeluaran  belanja dan pengeluaran pembiayaan.

Sampai dengan kondisi sekarang ada saldo uang persediaan sebesar Rp.400.000 (Rp.5.000.000  –   Rp.4.600.000). Jumlah pengeluaran uang persediaan sebesar Rp.4.600.000 dipertanggungjawabkan oleh Bendahara Pengeluaran dan meminta pengisian kembali uang  persediaan. Bendahara Pengeluaran SKPD X mempertanggungjawabkan penggunaan uang

(11)

 persediaan sebesar Rp.4.600.000 dan menerima SP2D GU sejumlah yang sama. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Jurnal Finansial :

Kas di Bendahara Pengeluaran 4.600.000

RK PPKD 4.600.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah. Seandainya pertanggungjawaban penggunaan uang persediaan sudah mendekati akhir periode dan tidak dibutuhkan lagi penggantian uang persediaan, maka Bendahara Pengeluaran menerima SP2D GU nihil. Sebagai contoh, Bendahara Pengeluaran SKPD X mempertanggungjawabkan penggunaan uang persediaan sebesar Rp.4.600.000. Bendahara Pengeluaran SKPD X tersebut menerima SP2D GU nihil. Tidak ada pencatatan atas  penerimaan SP2D GU nihil tersebut karena Bendahara Pengeluaran tidak menerima kas lagi

dari BUD.

2.2.2. Transaksi dan Jurnal Belanja dan Beban yang Didahului Adanya Tagihan

Ada kalanya tagihan diterima terlebih dahulu sebelum dilakukan pembayaran, misalnya tagihan listrik dan sewa. Bendahara Pengeluaran SKPD X menerima tagihan listrik sebesar Rp.650.000 dan tagihan sewa proyektor sebesar Rp.250.000. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Jurnal Finansial :

Beban Jasa Kantor 650.000

Beban Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 250.000

Utang Belanja Barang dan Jasa 900.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

Apabila dilakukan pembayaran terhadap utang belanja barang dan jasa dengan menggunakan uang persediaan, maka jurnal yang harus dibuat adalah :

Jurnal Finansial :

Utang Belanja Barang dan Jasa 900.000

Kas di Bendahara Pengeluaran 900.000

(12)

Belanja Jasa Kantor 650.000 Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 250.000

Perubahan SAL 900.000

Seandainya pengeluaran di atas tidak didahului melalui tagihan melainkan langsung dibayar, maka juga pembayarannya adalah sebagai berikut :

Jurnal finansial :

Beban Jasa Kantor 650.000

Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 250.000

Kas di Bendahara Pengeluaran 900.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Belanja Jasa Kantor 650.000

Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 250.000

Perubahan SAL 900.000

2.2.3. Transaksi dan Jurnal Belanja dan Beban Pegawai

Belanja dan beban pegawai dibayar melalui SP2D LS. Dengan konsep SP2D LS, kas disetor oleh bendaharawan umum ke rekening masing-masing pegawai. Dengan demikian kas tidak melewati Bendahara Pengeluaran. Bendahara Pengeluaran SKPD X menerima SP2D LS untuk belanja pegawai dengan rincian sebagai berikut : gaji pokok Rp.8.000.000, tunjangan keluarga Rp.500.000, tunjangan jabatan Rp.400.000. BUD memotong PPh pasal 21 sebesar 5%. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Jurnal finansial :

Beban gaji dan Tunjangan 8.900.000

RK PPKD 8.900.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Belanja Gaji dan Tunjangan 8.900.000

Perubahan SAL 8.900.000

Pemotongan PPh pasal 21 yang dilakukan oleh BUD dicatat pada pembukuan PPKD.

2.2.4. Transaksi dan Jurnal Belanja dan Beban Barang dan Jasa Ada dua pendekatan pencatatan, yaitu :

(13)

1. Pendekatan beban, yaitu mencatat beban pada saat pengadaan barang dan jasa dan melakukan penyesuaian pada akhir periode untuk mencatat adanya kemungkinan saldo  barang dan jasa.

2. Pendekatan aset, yaitu mencatat aset pada saat pengadaan barang dan jasa dan melakukan  penyesuaian pada akhir periode untuk mencatat besarnya konsumsi barang dan jasa yang

terjadi.

Pendekatan beban cocok apabila barang dan jasa segera dikonsumsi. Pendekatan aset cocok apabila barang dan jasa dibeli untuk bejaga-jaga.

Sebagai contoh, Bendahara Pengeluaran SKPD X membeli alat tulis kantor sebesar Rp.1.500.000 dengan menggunakan uang persediaan. Transaksi tersebut dicatat sebagai  berikut :

Jurnal financial –  pendekatan beban :

Beban Bahan Pakai Habis 1.500.000

Kas di Bendahara Pengeluaran 1.500.000

Jurnal financial –  pendekatan aset :

Persediaan Bahan Pakai Habis 1.500.000

Kas di Bendahara Pengeluaran 1.500.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Persediaan Bahan Pakai Habis 1.500.000

Perubahan SAL 1.500.000

Apabila pada akhir periode diketahui berdasarkan hasil perhitungan fisik terdapat sebesar Rp.300.000 alat tulis kantor yang masih ada di tangan, maka dibuat jurnal sebagai berikut : Jurnal financial –  pendekatan beban :

Persediaan Bahan Pakai Habis 300.000

Beban Bahan Pakai Habis 300.000

Jurnal financial –  pendekatan aset :

Beban Bahan Pakai Habis 1.200.000

Persediaan Bahan Pakai Habis 1.200.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

(14)

Hibah dan bantuan social yang diberikan kepada pihak lain dapat berbentuk tunai atau berupa  barang. Apabila hibah dan bantuan social berbentuk tunai, maka pencatatan sama seperti  pembayaran belanja lainnya. Apabila hibah dan bantuan social berbentuk barang, maka ada

dua pendekatan pencatatannya, yaitu pendekatan beban dan pendekatan aset.

Bendahara Pengeluaran SKPD X membayar hibah sebesar Rp.1.400.000 kepada kelompok masyarakat dan bantuan tunai sebesar Rp.1.600.000 kepada organisasi social kemasyarakatan. Hibah dan bantuan social tersebut berbentuk tunai dan dibayar melalui mekanisme SP2D LS. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Jurnal financial :

Beban hibah kepada kelompok masyarakat 1.400.000

Beban bantuan social kepada organisasi social kemasyarakatan 1.600.000

RK PPKD 3.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Beban hibah kepada kelompok masyarakat 1.400.000

Beban bantuan social kepada organisasi social kemasyarakatan 1.600.000

Perubahan SAL 3.000.000

Misalnya hibah dan bantuan social diatas berbentuk barang, maka ada dua pilihan pendekatan  pencatatan, yaitu pendekatan beban dan pendekatan aset. Pencatatan transaksi pada saat  pengadaan barang adalah sebagai berikut :

Jurnal financial –  pendekatan beban :

Beban hibah kepada kelompok masyarakat 1.400.000

Beban bantuan social kepada organisasi social kemasyarakatan 1.600.000

Utang belanja lain-lain 3.000.000

Jurnal financial –  pendekatan aset :

Persediaan barang yang akan diberikan kepada pihak ketiga 3.000.000

Utang belanja lain-lain 3.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

Pada saat dilakukan pembayaran utang belanja lain-lain atas pembelian barang melalui mekanisme SP2D LS, maka dibuat jurnal sebagai berikut :

Jurnal financial :

(15)

RK PPKD 3.000.000 Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 1.400.000

Belanja bantuan social kepada organisasi social kemasyarakatan 1.600.000

Perubahan SAL 3.000.000

Pada saat dilakukan penyerahan barang kepada pihak ketiga, misalnya barang dan jasa yang diserahkan masing-masing senilai Rp.1.000.000 untuk hibah dan Rp.1.300.000 untuk bantuan social, maka dibuat jurnal sebagai :

Jurnal financial –  pendekatan beban :

Persediaan barang yang akan diberikan kepada pihak ketiga 2.300.000

Beban hibah kepada kelompok masyarakat 1.000.000

Beban bantuan social kepada organisasi social kemasyarakatan 1.300.000 Jurnal financial –  pendekatan aset :

Beban hibah kepada kelompok masyarakat 1.000.000

Beban bantuan social kepada organisasi social kemasyarakatan 1.300.000 Persediaan barang yang akan diberikan kepada pihak ketiga 2.300.000 Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

2.2.6. Transaksi dan Jurnal Belanja Modal

Belanja modal merupakan pengeluaran untuk pengadaan aset tetap. Pembayaran belanja modal biasanya dilakukan melalui mekanisme pembayaran SP2D LS. Sebagai contoh, Bendahara Pengeluaran SKPD X menerima beberapa SP2D LS untuk pembayaran sebagai  berikut :

1. Pembelian traktor besar senilai Rp.200.000.000 2. Pembelian mobil dinas senilai Rp.120.000.000 3. Pembelian computer sebesar Rp.40.000.000

4. Pembelian peralatan komunikasi senilai Rp.20.000.000

Pembayaran tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%. Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai berikut :

(16)

Alat-alat Besar Darat 200.000.000

Alat Angkutan Darat Bermotor 120.000.000

Komputer 40.000.000

Alat Komunikasi 20.000.000

RK PPKD 380.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran :

Belanja modal pengadaan alat-alat besar darat 200.000.000 Belanja modal pengadaan alat angkutan darat bermotor 120.000.000 Belanja modal pengadaan computer 40.000.000

Belanja modal pengadaan alat komunikasi 20.000.000 Perubahan SAL

380.000.000

Catatan tentang pemotongan PPN dan PPh pasal 22 dilakukan pada pembukuan PPKD. 2.2.7. Transaksi dan Jurnal Beban Penyusutan

Jurnal beban penyusutan dilakukan pada akhir periode. Penyusutan bukan belanja melainkan  beban karena itu tidak ada pencatatan penyusutan dalam laporan realisasi anggaran. Sebagai

contoh, penyusutan computer, meja dan kursi kerja, mobil dinas, dan bangunan kantor masing-masing sebesar Rp.400.000, Rp.500.000, Rp.600.000, dan Rp.1.000.000. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut :

Jurnal financial :

Beban penyusutan peralatan dan mesin 1.500.000 Beban penyusutan gedung dan bangunan 1.000.000

Akumulasi penyusutan peralatan dan mesin 1.500.000

Akumulasi penyusutan gedung dan bangunan 1.000.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

2.2.8. Transaksi dan Jurnal Beban Penyisihan Piutang

Pada akhir periode, pemerintah perlu menilai kolektibilitas piutang. Sejumlah tertentu dari nilai piutang yang diragukan kolektibilitasnya dicatat sebagai penyisihan piutang. Pada awal  periode terdapat penyisihan piutang pendapatan sebesar Rp.450.000. Pada akhir periode, dinyatakan bahwa penyisihan piutang adalah sebesar Rp.600.000. Jurnal yang harus dibuat adalah :

(17)

Jurnal financial :

Beban penyisihan piutang pendapatan 150.000

Penyisihan piutang pendapatan 150.000

Jurnal Pelaksanaan anggaran :

Tidak ada jurnal pelaksanaan anggaran karena tidak ada perubahan kas pemerintah.

2.3. Ilustasi SKPD A

SKPD A merupakan satuan kerja yang tugas pokoknya dibidang pemerolehan  pendapatan daerah, khususnya pajak daerah. Penjelasan disini meliputi transaksi, jurnal

operasi, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca jalur dan laporan keuangan. 2.3.1. Neraca awal SKPD A

 Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada tanggal tertentu. Neraca awal SKPD A adalah neraca yang menggambarkan asset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal 1 Januari 2016. Neraca tersebut sudah menggambarkan neraca yang sesuai dengan ketentuan akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Neraca SKPD A disajikan  pada table 1. Pada neraca tersebut tampak nilai asset sebesar Rp.362.500.000,- karena SKPD

A tidak memiliki kewajiban, maka nilai ekuitas juga sebesar Rp.362.500.000,-Tabel 1

Neraca Awal SKPD A

Pi utang Pajak Daerah 3,000,000 Kewajiban 0

Persediaan Bahan Pakai Habi s 5,000,000

Tanah untuk Bangunan Gedung 100,000,000 Ekuitas 365,500,000 Al at Angkutan Darat Bermotor 42,000,000

Al atKantor 6,000,000

Al at Rumah Tangga 4,000,000

Komputer 5,000,000

Meja dan Kursi Kerja 8,000,000

Akumul a s i Penyus uta n P er al a ta n da n Mes i n -1 3,00 0,00 0 Bangunan Gedung Tempat Kerja 150,000,000 Bangunan Gedung Tempat Ti nggal 75,000,000 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan -22,500,000

Jumlah 362,500,000 365,500,000

1 Januari 201 6 SKPD A Kabupaten XXX

(18)

2.3.1. Transaksi Operasi SKPD A Transaksi Operasi SKPD A

1

Bendahar a Penerimaan SKPD A menerima kas untuk pembayaran piutang paj ak daerah yang ditetapkan pada tahun lalu. Jumlah penerimaan adalah Rp.2.000.000 untuk pajak bumi dan bangunan pedesaa n dan perkotaan serta pajak penerangan jal an s ebesar Rp.1.000.000.

2 Bendahara Penerimaan SKPD A menyetor kas sebesar Rp.3.000.000 ke kas daerah dari penerimaan pajak sebelumnya.

(19)

3 Bendahara Pengeluaran SKPD A menerima SP2D UP dari BUD sebesar Rp.3.000.000 sebagai uang persediaan yang akan digunakan untuk pengeluaran sehari-hari SKPD A.

4 Diterima tagihan dari perusahaan utilitas untuk pemakaian llistrik, ari dan telepon. Jumlah Tagihan adalah masing-masing Rp.800.000, Rp.200.000, dan Rp.600.000.

5

Bendahara Pengeluaran SKPD A menggunakan uang persediaan untuk pembayaran listrik, air dan telepon yang sudah ditagih sebelumnya. Jumlah yang dibayar adalah Rp.400.000 untuk li stri k, Rp.200.000 untuk ai r da n Rp.600.000 untuk telepon.

6

Bendahara Pengeluaran SKPD A menggunakan uang persediaan untuk pembelian alat tulis ka ntor, per angko, ma tera i, i s i ta bung ga s da n ba ha n-ba ha n kebers i ha n. Juml ah ya ng dibayar adal ah Rp.1.250.000.

7

Benda ha ra pengel ua ra n SKPD A memperta nggungj awa bka n ua ng pers edi aa n ya ng digunakan sebesar Rp.2.450.000. pada saat yang sama, Bendahara Pengeluaran SKPD A mener i ma SP2D GU da ri BUD s eba ga i pengga nti ua ng per sedi a an ya ng tel a h di guna ka n sebesar Rp.2.450.000.

8 Benda ha ra Pengel ua ra n SKPD A mengguna ka n ua ng pers edi aa n untuk pemba ya ra n perja lana n di nas pegawai sebesar Rp.2.300.000.

9

SKPD A melakukan perawatan kendaraan dan pemeliharaan gedung. Tagihan yang diterima SKPD A atas perawatan dan pemeliharaan tersebut adalah masing-masing Rp.1.200.000 dan Rp.1.000.000

10

Dilakukan pembayaran atas tagihan perawatan kendaraan dan pemeliharaan gedung yang telah diterima sebelumnya. Jumlah yang dibayar adalah Rp.1.200.000 untuk perawatan kendaraan dan Rp.1.000.000 untuk pemeliharaan gedung. Pembayaran tersebut dilakukan dengan menggunakan SP2D LS.

11

Dilakukan pembayaran belanja pegawai berupa gaji pokok dan tunjangan keluarga dengan SP2D LS sebesar Rp.25.000.000 yang diterima dari BUD. BUD memotong PPh Pasal 21 atas gaji tersebut sebesar 5%.

12

Dilakukan pengeluaran untuk pembelian komputer baru dengan SP2D LS yang diterima dari BUD sebesar Rp.15.000.000. Jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh Pasal 22 sebesar 0,5%.

13

Dilakukan pengeluaran untuk membeli kendaraan operasional angkutan barang dengan SP2D LS yang diterima dari BUD sebesar Rp.40.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh Pas al 22 s ebesa r 0,5%.

14 Dibuat surat ketetapan pajak daerah masing-masing sebesar Rp.20.000.000 untuk pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan, Rp.10.000.000 untuk Bea Pemerolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Rp.15.000.000 untuk pajak penerangan j al an.

15

Di teri ma kas ol eh Benda ha ra Peneri ma an SKPD A da ri waj ib paj ak yang mel akuka n per hi tunga n s endi r i untuk pemba ya ra n pa j ak hotel Rp.8.50 0.00 0 da n pa j ak r es tor an sebesar Rp.7.500.000.

16 Bendahara Penerimaan SKPD A menyetor kas sebesar Rp.16.000.000 ke kas daerah yang beras al dari penerimaan pa jak s ebelumnya.

17

Diterima kas sebesar Rp.41.000.000 oleh Bendahara Penerimaan SKPD A dari wajib pajak atas pajak daerah yang sudah ditetapkan sebelumnya. Rincian pembayaran tersebut adalah Rp.16 .0 00 .0 00 untuk PBB pedes a an da n Per kota an, Rp.1 0.00 0.00 0 untuk BPHTB da n Rp.15.000.000 untuk pajak penerangan jalan.

18 Bendahara Penerimaan SKPD A menyetor kas sebesar Rp.41.000.000 ke kas daerah yang beras al dari penerimaan pa jak s ebelumnya.

19 Diterima pembayaran di muka untuk pajak reklame sebesar Rp.7.000.000.

2.3.2. Jurnal Transaksi Operasi SKPD A

Jurnal adalah catatan atas transaksi. Jurnal yang dilakukan pada pembukuan SKPD A meliputi :

(20)

1. Jurnal Finansial

Jurnal financial merupakan jurnal untuk pencatatan transaksi yang dilaporkan pada laporan operasional dan neraca. Karena itu jurnal financial juga disebut jurnal LO/neraca. Jurnal financial dibuat berdasarkan basis akrual.

2. Jurnal pelaksanaan Anggaran

Jurnal pelaksaan anggaran merupakan jurnal untuk pencatatan transaksi yang dilaporkan  pada laporan realisasi anggaran. Karena itu jurnal pelaksanaan anggaran juga sering

disebut sebagai junal LRA. Jurnal pelaksanaan anggaran dibuat berdasarkan basis kas.

Penamaan akun untuk penjurnalan adalah nama akun dengan 5 digit nomor yang ada  pada Permendagri No.64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Pembaca harus selalu mengecek peraturan tersebut dan konsisten menggunakan akun yang setara dalam penomorannya.

Transaksi operasi SKPD A yang terkait dengan setoran kas masuk dan keluar dari dank e BUD dicatat baik pada pembukuan SKPD A maupun pembukuan PPKD.

Berikut jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi operasi SKPD A, baik jurnal financial maupun jurnal pelaksanaan anggaran pada pembukuan SKPD A:

1 Jurna l Fi na ns ia l :

Kas di Bendahara Penerimaan 3,000,000

Pi utangPajakDaerah 3,000,000

Jurnal Pelaksa naan Anggaran :

PerubahanSAL 3,000,000

Pendapatan PBB Pedesaan dan Perkotaan LRA 2,000,000

Pendapatan Pajak Penerangan Jal an LRA 1,000,000

2 Jurna l Fi na ns ia l :

RKPPKD 3,000,000

Kas di Bendahara Penerimaan 3,000,000

Jurnal Pelaksa naan Anggaran : Tidak ada

3 Jurna l Fi na ns ia l :

Kas di Bendahara Pengeluaran 3,000,000

(21)

Jurnal Pelaks anaan Anggaran : Tidak ada

4 Jurnal Fi nans ial :

BebanJasa Kantor 1,600,000

Utang Belanja Barang dan Jasa 1,600,000

Jurnal Pelaks anaan Anggaran : Tidak ada

5 Jurnal Fi nans ial :

Utang Belanja Barang dan Jasa 1,200,000

Kas di Bendahara Pengeluaran 1,200,000

Jurnal Pelaks anaan Anggaran :

Bel anja Jasa Kantor 1,200,000

PerubahanSAL 1,200,000

6 Jurnal Fi nans ial :

Beban Bahan Pakai Habis 1,250,000

Kas di Bendahara Pengeluaran 1,250,000

Jurnal Pelaks anaan Anggaran :

Beban Bahan Pakai Habis 1,250,000

PerubahanSAL 1,250,000

7 Jurnal Fi nans ial :

Kas di Bendahara Pengeluaran 2,450,000

RKPPKD 2,450,000

Jurnal Pelaks anaan Anggaran : Tidak Ada

8 Jurnal Fi nans ial :

Beban Perjalanan Dinas 2,300,000

Kas di Bendahara Pengeluaran 2,300,000

Jurnal Pelaks anaan Anggaran :

Beban Perjalanan Dinas 2,300,000

(22)

9 Jurnal Fi nansi al :

Beban Perawatan Kendaraan Bermotor 1,200,000

Beban Pemeli haraan 1,000,000

Utang Belanja Barang dan Jasa 2,200,000

Jurnal Pela ksanaan Anggaran : Tidak Ada

10 Jurnal Fi na ns ia l :

Utang Bel anja Barang dan Jasa 2,200,000

RKPPKD 2,200,000

Jurnal Pela ksanaan Anggaran :

Beban Perawatan Kendaraan Bermotor 1,200,000

Beban Pemeli haraan 1,000,000

PerubahanSAL 2,200,000

11 Jurnal Fi na ns ia l :

Beban Gaji dan Tunjangan 25,000,000

RKPPKD 25,000,000

Jurnal Pela ksanaan Anggaran :

Beban Gaji dan Tunjangan 25,000,000

PerubahanSAL 25,000,000

12 Jurnal Fi na ns ia l :

Komputer 15,000,000

RKPPKD 15,000,000

Jurnal Pela ksanaan Anggaran :

Belanja Modal Pengadaan Komputer 15,000,000

PerubahanSAL 15,000,000

13 Jurnal Fi na ns ia l :

Al at Angkutan Darat Bermotor 40,000,000

RKPPKD 40,000,000

Jurnal Pela ksanaan Anggaran :

Belanja Modal Pengadaan Alat Angkutan Darat Bermotor 40,000,000

(23)

1 4 Jur na l Fi na ns i al :

Piutang Pajak Darah 45,000,000

Pendapatan PBB Pedesaan dan Perkotaan LO 20,000,000

Pendapatan BPHTB LO 10,000,000

Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LO 15,000,000

Jurnal Pelaksanaan Anggaran : Tidak Ada

1 5 Jur na l Fi na ns i al :

Kas di Bendahara Penerimaan 16,000,000

Pendapatan Pajak Hotel LO 8,500,000

Pendapatan Pajak Restoran LO 7,500,000

Jurnal Pelaksanaan Anggaran :

PerubahanSAL 16,000,000

Pendapatan Pajak Hotel LO 8,500,000

Pendapatan Pajak Restoran LO 7,500,000

1 6 Jur na l Fi na ns i al :

RKPPKD 16,000,000

Kas di Bendahara Penerimaan 16,000,000

Jurnal Pelaksanaan Anggaran : Tidak Ada

1 7 Jur na l Fi na ns i al :

Kas di Bendahara Penerimaan 41,000,000

Piutang Pajak Daerah 41,000,000

Jurnal Pelaksanaan Anggaran :

PerubahanSAL 41,000,000

Pendapatan PBB Pedesaan danPerkotaan LRA 16,000,000

Pendapatan BPHTB LRA 10,000,000

Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LRA 15,000,000

1 8 Jur na l Fi na ns i al :

RKPPKD 41,000,000

Kas di Bendahara Penerimaan 41,000,000

Jurnal Pelaksanaan Anggaran : Tidak Ada

(24)

19 Jurnal Fi na ns ia l :

Kas di Bendahara Penerimaan 7,000,000

Pendapatan Di terima Dimuka Lai nnya 7,000,000

Jurnal Pela ksanaa n Anggara n :

PerubahanSAL 7,000,000

Pendapatan Pajak Reklame LRA 7,000,000

2.3.3. Neraca Saldo SKPD A

Hasil rekaman transaksi pada jurnal diringkas pada buku besar dan dituangkan ke dalam neraca saldo. Neraca saldo merupakan kumpulan dari akun-akun buku besar beserta saldonya. Penyusunan neraca saldo bertujuan untuk menunjukkan apakah rekaman dalam  jurnal yang diringkas dalam buku besar bersaldo seimbang antara debit dan kredit. Neraca

saldo SKPD A seperti tabel 2 Tabel 2

 Neraca Saldo SKPD A

Kas di Bendahara Penerimaan 7,000,000

Kas di Bendaraha Pengeluaran 700,000

Pi utang Pajak Daerah 4,000,000

Persediaan Bahan Pakai Habis 5,000,000

Tanah untuk Bangunan Gedung 100,000,000

Al at Angkutan Darat Bermotor 82,000,000

Al atKantor 6,000,000

Al atRumahTangga 4,000,000

Komputer 20,000,000

Meja dan Kursi Kerja 8,000,000

Akumul asi Penyusutan Peralatan dan Mesin 13,000,000

Bangunan Gedung Tempat Kerja 150,000,000

Bangunan Gedung Tempat Tingal 75,000,000

Akumul asi Penyusutan Gedung dan Bangunan 22,500,000

Utang Belanja Barang dan Jasa 400,000

Pendapatan Di terima Dimuka Lainnya 7,000,000

Ekui tas 362,500,000

PerubahanSAL 19,950,000

RKPPKD 27,650,000

Pendapatan Pajak Hotel LRA 8,500,000

Pendapatan Pajak Restoran LRA 7,500,000

Pendapatan Pajak Reklame LRA 7,000,000

Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LRA 16,000,000

NERACA SALDO SKPD A Kabupaten XXX

(25)

Pendapatan PBB Pedesaan dan Perkotaan LRA 18,000,000

PendapatanBPHTBLRA 10,000,000

Belanja Gaji dan Tunjangan 25,000,000

Belanja JasaKantor 1,200,000

Belanja Bahan Pakai Habis 1,250,000

Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 1,200,000

Belanja Perjalanan Di nas 2,300,000

Belanja Pemeli haraan 1,000,000

Bel a nj a Moda l Penga da a n Al a t Angkuta n Da ra t Ber motor 4 0,00 0,00 0

Belanja Modal Pengadaan Komputer 15,000,000

PendapatanPajakHotel LO 8,500,000

Pendapatan Pajak Restoran LO 7,500,000

Pendapatan Pajak Penerangan Jal an LO 15,000,000

Pendapatan PBB Pedesaan dan Perkotaan LO 20,000,000

PendapatanBPHTBLO 10,000,000

Beban Gaji dan Tunjangan 25,000,000

BebanJasa Kantor 1,600,000

Beban Bahan Pakai Habi s 1,250,000

Beban Perawatan Kendaraan Bermotor 1,200,000

Beban Perjalanan Dinas 2,300,000

BebanPemeliharaan 1,000,000

Jumlah 581,000,000 581,000,000

2.3.4. Jurnal Penyesuaian SKPD A

Agar neraca lajur dan disusun denga lengkap, maka pada akhir periode harus dibuat  jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi

yang pada akhir periode dibutuhkan dibuat agar informasi yang dilaporkan pada laporan keuangan lengkap. Jurnal penyesuaian dibuat sesuai dengan data penyesuaian dan kondisi yang ada pada neraca saldo. Berikut data penyesuaian pembukuan SKPD A pada akhir  periode :

1. Persediaan bahan pakai habis yang sisa ditangan adalah

Rp.4.500.000,-2. Piutang pajak daerah yang diperkirakan tidak dapat ditagih sebesar Rp.200.000 3. Penyusutan pada periode 2016 adalah :

a. Penyusutan alat angkutan darat bermotor adalah Rp.8.200.000,- b. Penyusutan alat kantor adalah

Rp.600.000,-c. Penyusutan alat rumah tangga adalah Rp.400.000,-d. Penyusutan computer adalah

Rp.2.000.000,-e. Penyusutan meja dan kursi kerja adalah

Rp.800.000,-f. Penyusutan bangunan gedung tempat kerja adalah Rp.7.500.000,-g. Penyusutan bangunan gedung tempat tinggal adalah

(26)

Rp.4.000.000,-1. Beban Bahan Pakai Habis 500,000

Persediaan Bahan Pakai Habi s 500,000

2. Beban Penyi sihan Piutang Pendapatan 200,000

Penyisihan Pi utang Pendapatan 200,000

3. Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 12,000,000

Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin 12,000,000

Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 11,250,000

Akumlasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 11,250,000

4. Pendapatan Diterima Dimuka Lainnya 4,000,000

Pendapatan Pajak Reklame LO 4,000,000

2.3.5. Neraca Lajur SKPD A

Sebelum disusun laporan keuangan terlebih dahulu dibuat neraca saldo. Neraca lajur adalah kertas kerja yang disusun untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan. Karena itu neraca lajur seringkali disebut sebagai kertas kerja (worksheet). Kertas kerja menunjukkan kertas untuk menguji kesiapan penyusunan laporan keuangan. Dengan kertas kerja yang sudah siap dengan benar, maka laporan keuangan dapat disusun. Neraca lajur SKPD A disajikan pada tabel 3

Tabel. 3

2.3.6. Laporan Realisasi Anggaran SKPD A

Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang menunjukkan pelaksanaan anggaran. Pelaksanaan anggaran merupakan pelaksanaan pendapatan LRA, belanja dan  pembiayaan. Unsur yang dimuat dalam laporan realisasi anggaran meliputi pendapatan LRA,  belanja, surplus/deficit LRA, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pembiayaan neto, dan silpa/sikpa. Laporan realisasi anggaran SKPD A seperti tabel 4. Karena SKPD A  bukan satuan kerja pengelola keuangan pemda, maka catatan pembiayaan tidak ada dalam

(27)

Pendapatan

Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Pajak Hotel LRA 8,500,000 Pendapatan Pajak Restoran LRA 7,500,000 Pendapatan Pajak Reklame LRA 7,000,000 Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LRA 16,000,000 Pendapatan PBB Pendesaan dan Perkotaan LRA 18,000,000

Pendapatan BPHTB LRA 10,000,000

Jumlah Pendapatan Asli Daerah 67,000,000

Belanja

Belanj a Operasi

Belanja Gaji dan Tunjangan 25,000,000

Belanja Jasa Kantor 1,200,000

Belanja Bahan Pakai Habis 1,250,000 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 1,200,000 Belanja Perjalanan Dinas 2,300,000

Belanja Pemeliharaan 1,000,000

Jumlah Belanja Operasi 31,950,000

Belanja Modal

Belanj a Modal Pengadaan Alat Angkutan Darat Berm 40,000,000 Bela nja Modal Pengada an Komputer 15,000,000

Jumlah Belanja Modal 55,000,000

JumlahBelanja 86,950,000

Surplus/Defisit (19,950,000)

Laporan Realisasi Anggaran SKPD A Kabupaten XXX

untuk Tahun yang berakhir Tanggal 31 Desember 2016

2.3.7. Jurnal Penutup Pelaksanaan Anggaran SKPD A

Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup akun-akun nominal. Juran  penutup pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk menutup akun-akun yang ada dilaporan realisasi anggaran. Jurnal penutup diperlukan sebelum dilakukan penyusunan neraca. Dasar pemikiran pembuatan jurnal penutup lebih dahulu adalah karena akun surplus/deficit LRA dan perubahan SAL merupakan akun yang pada akhirnya harus masuk ke neraca. Ada tiga tahap penutupan pelaksanaan anggaran yaitu :

a. Menutup pendapatan LRA dan belanja ke surplus/deficit LRA  b. Menutup surplus/deficit LRA ke ekuitas SAL

(28)

Jurnal untuk menutup pendapatan LRA dan belanja ke suplus/defisit LRA

Pendapatan Pajak Hotel LRA 7,500,000

Pendapatan Pajak Restoran LRA 10,000,000

Pendapatan Pajak Reklame LRA 7,000,000

Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LRA 8,500,000 Pendapatan PBB Pendesaan dan Perkotaan LRA 18,000,000

Pendapatan BPHTB LRA 16,000,000

Surplus/Defisit LRA 19,950,000

Belanja Gaji dan Tunjangan 25,000,000

BelanjaJasaKantor 1,200,000

Belanja Bahan Pakai Habis 1,250,000

Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 1,200,000

Belanja Perjalanan Dinas 2,300,000

Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 1,000,000 Bel anj a Modal Pengadaan Al at Angkutan Darat Bermotor 40,000,000

Bela nja Modal Pengadaan Komputer 15,000,000

Jurnal untuk menutup surplus/defisit LRA ke ekuitas SAL :

EkuitasSAL 19,950,000

Surplus/defisit LRA 19,950,000

Jurnal untuk menutup perubahan SAL ke ekuitan :

PerubahanSAL 19,950,000

Ekuitas 19,950,000

2.3.8. Laporan Operasional SKPD A

Laporan realisasi anggaran tidak cukup untuk menunjukkan kinerja pemerintah karena laporan tersebut hanya memuat penerimaan dan pengeluaran berbentuk kas. Laporan operasional merupakan laporan yang menunjukkan kinerja operasi satuan kerja yang lebih luas karena laporan operasional disusun berdasarkan basis akrual. Karena itu SPAP 12 menuntut disusunnya laporan operasional. Laporan operasional menunjukkan kinerja  pemerintah lebih lengkap karena mencakup unsure penerimaan dan pengeluaran kas dan non

kas. Laporan operasional SKPD A seperti tabel 5 Tabel 5

(29)

Pendapatan

Pendapatan Asl i Daerah

Pendapatan Pajak Hotel LO 8,500,000

Pendapatan Pajak Restoran LO 7,500,000

Pendapatan Pajak Rekl ame LO 4,000,000

Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LO 15,000,000 Pendapatan PBB Pedesaan dan Perkotaan LO 20,000,000

Pendapatan BPHTB LO 10,000,000

Jumlah Pendapatan Asli Daerah 65,000,000

Beban

Beban Operasi

Beban Gaji dan Tunjangan 25,000,000

Beban Jasa Kantor 1,600,000

Beban Bahan Pakai Habi s 1,750,000

Beban Perawatan Kendaraan Bermotor 1,200,000

Beban Perjalanan Di nas 2,300,000

Beban Pemeli haraan 1,000,000

Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 12,000,000 Beban Penyusutan Gedung dan Mesin 11,250,000 Beban Penyi si han Piutang Pendapatan 200,000

Jumlah Beban Operasional 56,300,000

Suprlus/Defi si tLO 8,700,000

Laporan Operasional SKPD A Kabupaten XXX

Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016

2.3.9. Jurnal Penutup Finansial SKPD A

Jurnal pentup financial adalah jurnal untuk menutup akun-akun nominal pada laporan operasional. Akun-akun nominal tersebut meliputi pendapatan LO dan beban. Sama seperti dalam penutupan pelaksanaan anggaran, penutupan financial juga harus dilakukan terlebih dahulu sebelum neraca disusun. Berikut tahapan penutupan financial :

1. Menutup pendapatan LO dan beban ke surplus/deficit LO 2. Menutup surplus/deficit LO ke ekuitas.

(30)

Jurnal untuk menutup pendapa tan LO dan beban ke suplus /defis it LO

Pendapatan Pajak Hotel LO 8,500,000

Pendapatan Pajak Restoran LO 7,500,000

Pendapatan Pajak Reklame LO 4,000,000

Pendapatan Pajak Penerangan Jalan LO 15,000,000 Pendapatan PBB Pendesaan dan Perkotaan LO 20,000,000

Pendapatan BPHTB LO 10,000,000

Surplus/DefisitLRA 8,700,000

Beban Gaji dan Tunjangan 25,000,000

BebanJasaKantor 1,600,000

Beban Bahan Pakai Habis 1,750,000

Beban Perawatan Kendaraan Bermotor 1,200,000

Beban Perjalanan Dinas 2,300,000

Beban Pemeli haraan Gedung dan Bangunan 1,000,000

Beban Penyusutan Peralatan dan Mesi n 12,000,000

Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 11,200,000

Beban Penyi si han Pi utang Pajak Daerah 200,000

Jurnal untuk menutup surplus/defisit LO ke ekuitas :

Surplus/defisit LO 8,700,000

Ekui tas 8,700,000

2.3.10. Laporan Perubahan Ekuitas SKPD A

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menunjukkan ekuitas awal,  perubahan ekuitas dan ekuitas akhir. Laporan perubahan ekuitas menjadi penghubung antara laporan realisasi anggaran dan laporan operasional dengan neraca. Laporan perubahan ekuitas SKPD A seperti Tabel 6.

Tabel 6

Laporan Perubahan Ekuitas SKPD A

Ekui tas Awal 362,500,000

Ekui tas 28,650,000

Ekui tas SAL -19,950,000

RKPPKD 27,650,000

Ekui tas Akhi r 398,850,000

Laporan Perubahan Ekitas SKPD A Kabupaten XXX

Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016

2.3.11. Neraca SKPD A

 Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu. Neraca menunjukkan posisi asset, kewajiban dan ekuitas. Neraca SKPD A

(31)

disajikan pada tabel 7. Infomasi untuk penyusunan neraca diperoleh dari kolom neraca pada neraca jalur dan laporan perubahan ekuitas.

Tabel 7

 Neraca SKPD A

Kas diBendahara Penerimaan 7,000,000

Utang Bela nja Barang dan

Jasa 400,000

Kas di Bendahara Pengel uaran 700,000

Pendapatan Diterima

Dimuka Lai nnya 3,000,000

Pi utang Pajak Daerah 4,000,000

Penyisihan Pi utang Pajak Daerah -200,000

Persediaan Bahan Pakai Habis 4,500,000 Ekitas 398,850,000

Tanah untuk Bangunan Gedung 100,000,000 Al at Angkutan Darat Bermotor 82,000,000

Al atKantor 6,000,000

Al at Rumah Tangga 4,000,000

Komputer 20,000,000

Meja dan Kursi Kerja 8,000,000

Akumulas i Penyusutan Peral atan dan

Mesin -25,000,000

Bangunan Gedung Tempat Kerja 150,000,000 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 75,000,000 Akumulas i Penyusutan Bangunan Gedung

Tempat Tinggal -33,750,000

Jumlah 402,250,000 Jumlah 402,250,000

Neraca

SKPD A Kabupaten XXX 31 Desember 2016

Referensi

Dokumen terkait