• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN SATPAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN SATPAM"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

 Jl. Pramuka

 Jl. Pramuka No. 249 Telp (0281) 635No. 249 Telp (0281) 635424 / 632637 Fa424 / 632637 Fax.632514 Kodex.632514 Kode Pos. 53147

Pos. 53147

SURAT KEPUTUSAN SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNDA PU

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNDA PURWOKERTORWOKERTO

NOMOR : 200/1.1/004/I/2017 NOMOR : 200/1.1/004/I/2017

TENTANG TENTANG

PEDOMAN SECURITY RUMAH SAKIT UMUM BUNDA PU

PEDOMAN SECURITY RUMAH SAKIT UMUM BUNDA PURWOKERTORWOKERTO

DIREKTUR RSU BUNDA PURWOKERTO : DIREKTUR RSU BUNDA PURWOKERTO : Menimbang

Menimbang :: a.a.Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan danBahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan dan profesionalisme karyawan Rumah Sakit Umum profesionalisme karyawan Rumah Sakit Umum BUNDA Purwokerto, maka diperlukan kebijakan BUNDA Purwokerto, maka diperlukan kebijakan tentang Panduan Security di Rumah Sakit Umum tentang Panduan Security di Rumah Sakit Umum Bunda Purwokerto;

Bunda Purwokerto;

b.

b.Bahwa untuk merealisir hal tersebut di atas perluBahwa untuk merealisir hal tersebut di atas perlu diatur dengan Surat Keputusan Direktur Rumah diatur dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum BUNDA Purwokerto.

Sakit Umum BUNDA Purwokerto.

c.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanaBahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum BUNDA Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum BUNDA Purwokerto.

Purwokerto. Mengingat

Mengingat :: 1.1. Undang - Undang Republik Indonesia No. 1 tahunUndang - Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

1970 tentang Keselamatan Kerja;

2.

2. Undang - Undang Republik Indonesia No. 24Undang - Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

3.

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangUndang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun

 Tahun 2009 2009 Nomor Nomor 144, 144, Tambahan Tambahan LembaranLembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Negara Republik Indonesia Nomor 5063);5063);

4.

4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentangUndang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik

Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

(2)

5.

5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 472 / Menkes /Peraturan Menteri Kesehatan No. 472 / Menkes / Per / V / 1996 tentang pengamanan barang Per / V / 1996 tentang pengamanan barang berbahaya bagi kesehatan;

berbahaya bagi kesehatan;

6.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 TAHUNPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 TAHUN 2014 tentang Rumah Sakit Kelas D Pratama;

2014 tentang Rumah Sakit Kelas D Pratama;

7.

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 TahunPeraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit;

Sakit;

8.

8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 /Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 / Menkes / SK / IV / 2007 tentang Pedoman Menkes / SK / IV / 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit;

(K3) di rumah sakit;

9.

9. Surat Keputusan Yayasan BUNDA PurwokertoSurat Keputusan Yayasan BUNDA Purwokerto Nomor : 01/YABUN/ VIII/96 tertanggal 01 Nomor : 01/YABUN/ VIII/96 tertanggal 01 Agustus 1996 tentang Organisasi dan Tata Kerja Agustus 1996 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Bunda.

Rumah Sakit Umum Bunda. MEMUTUSKAN:

MEMUTUSKAN: Menetapkan

Menetapkan ::

PERTAMA

PERTAMA : : KEPUTUSAN KEPUTUSAN DIREKTUR DIREKTUR RUMAH RUMAH SAKIT SAKIT BUNDABUNDA  TENTANG

 TENTANG PANDUAN PANDUAN SECURITY SECURITY RUMAH RUMAH SAKITSAKIT UMUM BUNDA PURWOKERTO

UMUM BUNDA PURWOKERTO KEDUA

KEDUA : : Panduan Panduan Security di Security di Rumah SaRumah Sakit Umum kit Umum BundaBunda Purwokerto sebagaimana dictum pertama tercantum Purwokerto sebagaimana dictum pertama tercantum di dalam lampiran Surat Keputusan ini

di dalam lampiran Surat Keputusan ini KEEMPAT

KEEMPAT : : Keputusan Keputusan ini ini berlaku berlaku terhitung terhitung sejak sejak tanggaltanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ditemukan ditetapkan dan apabila dikemudian hari ditemukan ada hal-hal yang tidak sesuai akan dilakukan ada hal-hal yang tidak sesuai akan dilakukan perbaikan sebagaimanamestinya.

perbaikan sebagaimanamestinya.

DITETAPKAN DI

DITETAPKAN DI : PURWOKERTO: PURWOKERTO PADA TANGGAL

PADA TANGGAL : : 06 06 Januari Januari 20172017 Direktur RSU BUNDA Purwokerto Direktur RSU BUNDA Purwokerto

dr. Teguh Saefudin dr. Teguh Saefudin

(3)

Lampiran : Surat Keputusan Direktur tentang Panduan Security RSU Bunda Purwokerto Nomor : 200/1.10/004/I/2017  Tanggal : 06 Januari 2017

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit sebagai tempat umum terpapar oleh berbagai resiko keamanan. Baik terhadap pasien, pengunjung, karyawan, ataupun terhadap properti rumah sakit, pasien, pengunjung dan karyawan. Untuk itu RSU BUNDA perlu membuat perencanaan di bidang pengaturan keamanan untuk mengantisipasi berbagai hal  yang tidak diinginkan.

B.  TUJUAN

1.  Tujuan Umum

Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses di bidang pengelolaan aspek keamanan di RSU BUNDA.

2.  Tujuan Khusus

a. Melindungi keselamatan dan keamanan pasien, karyawan, pengunjung.

b. Melindungi property rumah sakit dari pengrusakan, pencurian dan ancaman lain

c.  Jiwa dan benda milik karyawan, pengunjung dan tamu dari bahaya pencurian, perampokan, kebakaran, bencana alam dan gangguan kemanan lainnya

(4)

e. Melindungi property pasien , karyawan, pengunjung dari ancaman pengrusakan, pencurian dan ancaman lain.

f. Menurunkan angka kriminalitas di RSU BUNDA g. Menjamin ketertiban di RSU BUNDA

h. Membantu penyelenggaraan peraturan-peraturan RSU

BUNDA.

C. LANDASAN & REFERENSI

1. Undang-Undang No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit

2. SE Dirjen Yanmed No.YH02.04.3.5.2504 Tentang Pedoman Hak & Kewajiban Pasien

D. RUANG LINGKUP

1. Planning

2. Identifikasi resiko keamanan ( Security Risk Assessment ) 3. Penyusunan pedoman keamanan rumah sakit

4. Penyusunan alur dan SOP terkait dengan bidang keamanan 5. Kerangka kerja pengelolaan keamanan di RSU BUNDA

6. Upaya-upaya pencegahan / preventif di bidang keamanan sehubungan dengan resiko yang ada

7. Upaya-upaya penanggulangan berbagai gangguan keamanan sesuai yang telah diidentifikasi

8. Koordinasi dengan :

a. Kepolisian (Polsek Purwokerto selatan)

b. Penduduk sekitar rumah sakit (melalui RT/RW/ Kelurahan Purwokerto kidul)

c. Keperawatan, dalam hal melindungi keamanan pasien dan properti pasien maupun properti RS

d. Unit-unit pelayanan dan penunjang medic e. Unit Cleaning Service selaku pemegang kunci

f. Pihak pengelola parkir, selaku penanggung jawab area parkir g. HRD sehubungan dengan peraturan perusahaan

(5)

E. ACTION

1. Penyelenggaraan sistem keamanan aktif dan pasif

2. Menjaga ketertiban dan menegakan peraturan perusahaan

3. Meningkatkan partisipasi seluruh karyawan RSU BUNDA dalam penyelenggaraan kemanan di RSU BUNDA

F. MONITORING

Memonitor indikator keamanan sesuai pada bab 5

G. EVALUATION

Evaluasi terhadap indikato-indikator keamanan

H. Continuous Improvement

Melakukan perubahan kebijakan dan prosedur sehubungan dengan hasil evaluasi. Perubahan ini bertujuan agar kejadian yang sama tidak terulang lagi, sehingga rumah sakit ini dapat menjadi organisasi yang belajar dari pengalaman untuk senantiasa menjadi lebih baik.

BAB 2

PENGORGANISASIAN

A. STRUKTUR ORGANISASI 1. Direktur RS

2. Kepala Bagian Umum 3. Supervisor Bagian Umum 4. SDM 5. Bidang Pelayanan 6. Bidang Keperawatan 7. Bagian Umum 8. Bagian Marketing 9. Seluruh Karyawan

10. Kepala Unit Pelayanan Umum

(6)

B. URAIAN TUGAS 1. Supervisor

a.  Tugas & Wewenang

1) Menyusun perencanaan di bidang keamanan rumah sakit

2) Melakukan pengorganisasian di bidang keamanan rumah sakit, termasuk berkoordinasi dengan semua pihak terkait sehubungan dengan masalah keamanan 3) Melakukan penggerakan terhadap segala aspek sistem

keamanan rumah sakit

4) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem keamanan rumah sakit

5) Melakukan evaluasi dan perbaikan berkesinambungan terhadap system keamanan rumah sakit

b. Kualifikasi

Menguasai sistem keamanan rumah sakit 2. Kepala Unit Security

a.  Tugas :

1) Membuat laporan mingguan untuk anggota regunya

2) Mengevaluasi dan menganalisa kinerja kerja danru dan anggota regunya

3) Mengatur semua kegiatan operasioanal security, sehingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien

4) Melaksana kerjasama yang baik dengan departemen  – 

departemen maupun instansi pemerintahan yang terkait

5) Mengumpulkan danru dan anggota regunya untuk melaksanakan apel pagi setiap hari

6) Memonitor setiap ada pasien meninggal dengan bekerjasama dengan pengurus kamar jenazah dibantu oleh anggota regu lainnya

7) Perlindungan terhadap manusia dan harta benda serta pencegahan tindak kejahatan

8) Pemeliharaan tingkat kinerja yang professional dari anggotanya

9) Pemeliharaan pencatatan kinerja dan prosedur

(7)

10)Pembuatan laporan yang lengkap, akurat dan tepat waktu bila terjadi suatu insiden

11)Penyediaan fungsi – fungsi pendukung pelatihan dan

administrasi terbatas

12)Penyediaan saran – saran tekhnis, pengetahuan,

kemampuan dan keahlian kepada personil – personil di

lokasi.

13)Memelihara hubungan dengan manajemen dan personil

14)Pelaksanaan tindakan – tindakan koretif dan prosedur – 

prosedur untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan

dijajaran anggota security

15)Pelaksanaan tindakan – tindakan disipliner berkaitan

dengan personil –   personil dilapangan dimana

diperlukan

16)Berkoordinasi dengan kepolisian setempat

17) Tugas – tugas lain sesuai dengan instruksi manager

operasi dan atau managemen pelanggan, yang terkait maupun tidak dengan kegiatan –   kegiatan yang

ditetapkan. b. Wewenang :

1) Memberi masukan dan informasi kepada Internal

Supervisor Supervisor Bagian Umum tentang

perencanaan suatu pekerjaan dan juga perencanaan pengamanan secara berkala

2) Melakukan pembinaan terhadap bawahannya.

3) Memberikan usulan peringatan terhadap karyawan dibawahnya jika melakukan suatu kesalahan

4) Memberikan instruksi langsung kepada danru dan anggota regunya

c. Kualifikasi :

1) Pendidikan formal : Minimal SLTA atau setara

2) Pengalaman kerja : 2 tahun di bidangnya

3) Persyaratan kepribadian :

a) Sehat jasmani dan rohani

b) Berwibawa, jujur, disiplin dan bertanggung  jawab

(8)

d) Bijaksana dan berwawasan luas

3. Komandan Regu Security a.  Tugas :

1) Mengatur dan mengkondisikan anggota regunya untuk bertugas di masing –  masing pos yang dijaganya

2) Mengumpulkan anggota regunya untuk melakasanakan apel pagi

3) Membuat laporan harian untuk dilaporkan ke

supervisornya

4) Meroling / back up anggota yang sedang istirahat 5) Survey ke setiap tempat yang dijaga anggota regunya 6) Membantu pemulasaraan jenazah

7) Bertanggung jawab atas kekuatan security officer yang bertugas setiap hari

8) Memantau, mencatat dan melaporkan kinerja setiap personil dalam pelaksanaan tugasnya

9) Memantau, mencatat dan melaporkan kelengkapan penunjang tugas ( pakaian, pet, sangkur dll ) yang telah ditetapkan

10) Menindaklanjuti kebutuhan personil dilapangan (ATK, radio, HT, formulir static site security officer report dll )

11) Mengatur dan mengarahkan kegiatan –   kegiatan

untuk seluruh anggota

12) Menindaklanjuti instruksi yang diberikan oleh atasan

13) Melaporkan seluruh kegiatan yang telah

dilakukan

14) Berkoordinasi dengan kepolisian setempat

b. Wewenang :

1) Memberi masukan dan informasi kepada supervisor mengenai kedaansituasi di lapangan

2) Memberikan peringatan atau teguran kepada anggota regunya jika terjadi kesalahan atau pelanggaran yang merugikan kesatuannya.

(9)

c. Kualifikasi :

1) Pendidikan formal : Minimal SLTA atau setara 2) Pengalaman kerja : 2 tahun di bidangnya

3) Persyaratan kepribadian : a) Sehat jasmani dan rohani

b) Berwibawa, jujur, disiplin dan bertanggung jawab c) Memiliki jiwa kepemimpinan

d) Bijaksana dan berwawasan luas 4. Anggota Regu

a. Tugas & wewenang :

1) Menjaga situasi keamanan disekitar pos yang dijaganya 2) Membantu operasional kegiatan di RSU BUNDA

3) Membantu transportasi pasien dari kendaraan ke IGD begitu juga sebaliknya.

b. Kualifikasi :

1) Pendidikan formal : Minimal SLTA atau setara 2) Pengalaman kerja : 2 tahun di bidangnya

3) Persyaratan kepribadian : a) Sehat jasmani dan rohani

b) Berwibawa, jujur, disiplin dan bertanggung jawab c) Memiliki jiwa keberanian dilapangan

(10)

BAB 3

IDENTIFIKASI RESIKO

A. IDENTIFIKASI

Resiko keamanan di RSU BUNDA dibagi menjadi :

1. Berdasarkan Jenis korban a. Karyawan

Karyawan dapat menjadi korban keamanan langsung, ataupun aset milik karyawan dapat menjadi korban dari suatu ancaman kemanan. Karyawan dapat menjadi korban penganiayaan yang dilakukan pasien / pengunjung (misalkan petugas IGD saat berhadapan dengan pasien mabuk, ataupun keluarga yang marah-marah. Aset karyawan dapat juga menjadi korban pencurian dsb.

b. Pengunjung

Kejadian juga dapat menimpa pengunjung yang berada di

sekitar area RSU BUNDA, mungkin ancaman itu

dikarenakan pencurian baik di ruang rawat inap atau area parkir area RSU BUNDA.

c. Pasien

Kemanan terhadap pasien mungkin timbul dikarenakan adanya pencurian diranap, disebabkan tidak ada keluarga  yang menunggu, ( misalkan pasien sedangistirahat, pengunjung yang datang bukan dari keluarganya, padahal untuk melihatkelengahan pasien yang sedang tidur)

d. Properti RSU BUNDA

Properti RSU BUNDA berupa equipment (medical dan non medical), maupun data, baik elektronik maupun paper. Properti Karyawan, Pasien dan Pengunjung Yang termasuk adalah properti karyawan meliputi benda berharga (Laptop,

tas,dompet berisi identitas dan uang), kendaraan

(mobil/motor). Walau telah dijelaskan bahwa kehilangan merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing, namun RSU BUNDA tetap mengupayakan pengawasan terhadap properti karyawan, pasien dan pengunjung

(11)

2. Berdasarkan Lokasi

a. Unit-unit Rawat inap (Tulip, Vip, Bougenville, Anggrek, Cattelya, Anyelir, Lili, Aglonema, Melati, Dahlia, HCU)

b. Instalasi gawat Darurat (IGD) c. Loker karyawan

d. Ruang tunggu (HCU, ruang tunggu, lobby, out patient, radiologi, lab)

e.  Tempat parkir

f. Ruang-ruang kosong

g. Ruang-ruang sistem RSU BUNDA (Panel, Janitor, Dumb Waiter, IT & Rg Server,Office, Genset, Logistik Farmasi/Non farmasi, Unit Farmasi, Unit Laboratorium,Gudang-gudang lain)

h. Unit Operating Theatre/ Kamar Operasi

B.PENDEFINISIAN AREA BERISIKO

Area beresiko merupakan salah satu dasar perhitungan kebutuhan sistem keamanan. Untuk itu pendefinisian area beresiko adalah sebagai berikut : Suatu area (lantai atau unit) yang memiliki resiko keamanan dengan keberadaaan pasien,aset SBIH dengan nilai aset diatas 100 juta rupiah per unit, atau data penting perusahaan atau suatu area lantai atau unit yang mana tidak dapat dilakukan pembatasan terhadap hilir mudiknya orang, baik karyawan ataupun pengunjung.

1. Berdasarkan Jenis risiko keamanan a. Pencurian

Resiko yang paling besar yang terjadi di rumah sakit adalah masalah tindak pencurian, sistem keamanan yang masih belum terpenuhi menjadi kendala dalam Monitoring

pengawasan dilapangan, minimnya SDM security

mengakibatkan kontrolling dilapangan sangat terbatas. Area  yang menjadi sasaran pencurian seperti : ruang rawat inap,

(12)

b. Perusakan

Fasilitas yang tampak diarea luar merupakan resiko perusakan yang bisa terjadi kapan saja, seperti kendaraan dan fasilitas umum lainnya, kejadian perusakan pun bisa terjadi di dalam gedung seperti fasilitas umum yang tidak bisa dijaga keindahannya. Dalam hal ini security pun harus selalu memonitor area – area yang kemungkinan terjadi

perusakan. c. Pelecehan

Kemanan pasien, pengunjung dan staff yang berada di SBIH merupakan tanggung jawab security yang bertugas, pelecehan merupakan resiko keamanan angka kecil yang terjadi di RSU BUNDA, akan tetapi antisipasi untuk menghindari hal tersebut sangat diperlukan.

d. Kontak fisik / kekerasan

Keamanan staff dan pengunjung harus selalu diutamakan, terutama staff yang bekerja dalam keadaan mendapat complain harus selalu diawasi, hal yang tidak terduga bisa saja terjadi, seperti keluarga pasien marah  –   marah yang

pada ujungnya menimbulkan kontak fisik. e. Penganiayaan terhadap pasien

Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien terhadap penganiayaan fisik dari pengunjung, pasien lain atau staff.  Tanggung jawab ini terutama atas bayi,anak-anak, lansia,

dan individu lainyang tidak dapat mempertahankan dirinya

sendiri. Rumah sakit berupaya untuk mencegah

penganiyaan melalui prosesproses seperti menyelidiki orang tanpa identitas dilingkungan rumah sakit,memonitor area  yang sepi atau terpencil, dan segera bertindak jika ada seseorang yang diduga berada dalam bahaya atau dianiaya.Proses pertama yang harus dilakukan security adalah memonitor area-area yangbisa menimbulkan bahaya dan memonitor pengunjung yang masuk ke area RSU

(13)

BUNDA dengan memperhatikan idenitas diri (name tag), setiap pengunjung yang memasuki area rumah sakit wajib memakai identitas diri, terkecuali keluarga dan atau

pasien.Memonitor area tidak terjangkau dengan

menggunakan CCTV, seperti area-area parkir dan area luar lobby.

f. Perlindungan terhadap barang-barang pasien dan keluarga

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya

mengenai tanggung jawab rumah sakit atas barang-barang milik pasien. Jika rumah sakit bertanggung jawab atas seluruh barang yang dibawa oleh pasien ke rumah sakit, ada proses untuk melaporkan barang milik, serta memastikan barang yang dilaporkan tersebut tidak hilang atau dicuri. Proses ini mempertimbangkan pasien dalam keadaan gawat darurat, pasien one day surgery, pasien rawat inap, dan pasien yang tidak dapat mengamankan barang-barangnya sendiri, serta mereka yang tidak dapat mengambil keputusan atas barang-barangnya sendiri.Rumah sakit menyediakan tempat untuk menyimpan barang-barang milik pasien dan keluarganya yang tersedia diruangan rawat inap dan HCU dalam bentuk loker dan safety box.Untuk mengurangi angka pencurian di ruangan setiap pasien yang mau masuk keruangan selalu diberitahu di bagian pendaftaran rawat inap untuk menyimpan barang di locker  yang sudah tersedia, untuk di ICU penyimpanan barang untuk pasien dan penunggu pasien sudah tersedia di ruang tunggu perawatan ICU.

g. Perlindungan terhadap anak-anak, penderita cacat, lansia dan individu lain yang beresiko.

Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien yang berisiko dan menetapkan proses melindungi hak-hak mereka. Kelompok pasien yang berisiko dan apa tanggung  jawab rumah sakit atas mereka diatur dalam peraturan

perundangan. Staf mengetahui tanggung jawab mereka dalam proses ini. Yang termasuk kelompok pasien berisiko

(14)

minimal meliputi anak-anak, penderita cacat fisik dan mental, lansia, pasien koma atau tidak sadar. Perlindungan  yang diberikan meliputi perlindungan dari serangan fisik sampai pada area keselamatan seperti perlindungan dari

perawatan yang tidak layak, penundaan pemberian

pelayanan maupun bantuan saat terjadi kebakaran.

h. Seluruh pasien,keluarga, pengunjung lainnya ( lansia, anak-anak, penderitacacat fisik ) mempunyai perlindungan yang sangat khusus, utamakan keselamatan pengunjung dari situasi bahaya seperti gempa dan huru hara lainnya.

2. Berdasarkan jenis pengunjung dan penghuni a. Karyawan

Identifikasi untuk karyawan yaitu dengan memakai tanda pengenal (name tag) dan seragam sesuai dengan peraturan  yang berlaku di RSU BUNDA.

b. Pengunjung

Pengunjung dibagi dibagi dua yaitu : 1) Keluarga pasien

Setiap kegiatan jam kunjung keluarga memperoleh kartu kunjung yang diberikan oleh security dengan cara menukarkan identitas diri untuk ditukarkan dengan kartu pengunjung tersebut dibatasi maksimal 3 orang. Untuk penunggu pasien juga akan mendapatkan kartu tunggu pasien yang berlaku untuk 1 orang dan boleh bergantian dengan menukarkan identitas diri dan mengisi formulir dari keperawatan.

2) Vendor atau kontraktor

Vendor atau kontraktor yang berkunjung ke bagian farmasi, logistik umum dan maintenance harus memakai tanda pengenal visitor, dengan menyimpan kartu identitas diri di security basement 1 dan mengisi buku tamu.

(15)

c. Pemantauan terhadap medical representatif dan pengunjung luar

Memelihara kondisi yang aman selain program identifikasi

penghuni dan pengunjung dengan memakai kartu

pengunjung dan penunggu serta kartu visitor, kita memiliki pemantauan yang sifatnya langsung dan menggunakan pemantauan CCTV

Area beresiko dapat dibatasi / dilokalisir dengan menggunakan peralatan keamanan sebagaimana dibahas di BAB 4.

(16)

Lokasi Security Methode Property pasien /staf pengunjung Property RS Bunda Data /Reka m Medis

Data Lain Petugas RS Bunda Pasien Pengunjun g LANTAI 3 Ruang HRD Ruang Direktur Ruang Pertemuan Manual lock Manual lock Manual lock LANTAI 2 Ruang Perawatan Ruang Bidan Ruang Bayi Ruang rawat inap Ruang Gizi Mushola Manual lock,CCTV Manual lock, CCTV,Manual lock Manual lock Manula lock LANTAI 1 Kasir Administrasi Rekam Medik IGD IBS Laboratorium Loundry Ruang Poli Kantin Gudang RM Parkir CCTV,Manual lock Manual lock CCTV,Manual lock Manual lock,CCTV Manual lock Manual lock Manual lock CCTV,Manual lock Manual lock Manual lock CCTV

BAB 4

UPAYA PENANGGULANGAN RESIKO KEAMANAN

A. PETUGAS 1. Jumlah

 Jumlah tenaga yang dibutuhkan di setiap unit pelayanan disesuaikan dengan tingkat hunian, jumlah pengunjung, tingkat resiko keamanan yang ada.

.2. Kualifikasi

Pelatihan BHD dan pelatihan penanggulangan kebakaran B. PERLENGKAPAN MONITORING DAN KEAMANAN

1. CCTV (Closed Circuit TV)

Merupakan metoda surveillans yang dilakukan disetiap area beresiko yang tidak terawasi penuh oleh petugas security.

2. Metal detector

Alat Chek body ini sangat membantu sistem keamanan ketika pengunjung memasuki area RSU BUNDA, terutama dilakukan

(17)

BAB 4

UPAYA PENANGGULANGAN RESIKO KEAMANAN

A. PETUGAS 1. Jumlah

 Jumlah tenaga yang dibutuhkan di setiap unit pelayanan disesuaikan dengan tingkat hunian, jumlah pengunjung, tingkat resiko keamanan yang ada.

.2. Kualifikasi

Pelatihan BHD dan pelatihan penanggulangan kebakaran B. PERLENGKAPAN MONITORING DAN KEAMANAN

1. CCTV (Closed Circuit TV)

Merupakan metoda surveillans yang dilakukan disetiap area beresiko yang tidak terawasi penuh oleh petugas security.

2. Metal detector

Alat Chek body ini sangat membantu sistem keamanan ketika pengunjung memasuki area RSU BUNDA, terutama dilakukan di pintu masuk sebelum area parkir Basement, antisipasi ini bertujuan untuk mengurangi resiko ancaman bom.

3. Miror

Alat ini sebenarnya sangat minim dalam pemeriksaannya, akan tetapi sangat membantu untuk pemeriksaan tambahan di semua kendaraan yang masuk area RSU BUNDA.

4. Buku tamu

Buku ini diisikan oleh petugas security di masing-masing pintu masuk denganmencatatkan data orang yang masuk disertai kartu pengunjung yang ditukarkan dengan KTP pengunjung.

(18)

5. Amano

Sistem kontroling yang dilakukan security diseluruh lantai, dengan menggunakan watch man clock (Amano), yang hasil laporannya akan dilaporkan ke HRD.

6. Safety Deposit Box

Di beberapa lokasi penyimpanan data penting akan disediakan safety deposit box,termasuk untuk kepentingan penyimpanan barang berharga pasien, di kelas president suite disediakan pula safety deposit box.

7. Sistem Kunci Pintu

Beberapa pintu dikunci dengan konci elektronik maupun manual. Kunci elektronik dipergunakan di unit perawatan intensif dan jalur masuk petugas kamar bedah.

8. Uniform & ID card 9. Lemari, meja terkunci

C. PENANGGULANGAN RESIKO KEAMANAN KENDARAAN

BERMOTOR

1. Pemeriksaan karcis parkir 2. Pemeriksaan STNK

Untuk kendaraan roda dua wajib dilakukan pemeriksaan STNK. Dilakukan oleh petugas yang berdinas di area parkir motor terhadap semua staff dan pengunjung.

3. Patroli & Pencatatan

Patroli ini dimaksudkan untuk mengecek barang –  barang yang

menempel dikendaraan seperti jaket, helm dll. D. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

Berbagai issue keamanan dapat di-manage dengan berbagai kebijakan yang diberlakukan, antara lain pembatasan waktu

berkunjung, pembatasan jumlah pengunjung, kartu

(19)

seluruh staf, pemberian pengumuman dan penjelasan kepada setiap pasien dan pengunjung agar mengawasi barang-barang berharga miliknya sendiri.

E. PROSEDUR PENANGANAN KEJADIAN ANCAMAN KEAMANAN

 Jika terjadi suatu pelanggaran keamanan ataupun ancaman pelanggaran keamanan, maka akan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pertama dengan membuat berita acara kejadian di TKP, dengan mengumpulkan berbagai macam bukti setelah kejadian, penelusuran lebih lanjut bisa dengan meminta bantuan dari pihak kepolisian setempat

(20)

BAB 5

MONITORING EVALUASI STAFF DEVELOPMENT

A. MONITORING

Memonitor sistem keamanan RSU BUNDA dilakukan oleh manajemen dengan mengawasi berbagai indikator sesuai kerangka keamanan yang ada di RSU BUNDA.

Ada 3 komponen yang dimonitor yakni input, proses dan output. Indikator untuk input :

1. Man

Angka kecukupan petugas keamanan RSU BUNDA

 Target angka adalah : diatas 100% 2. Method

 Jumlah revisi SOP dengan menggunakan RCA (Root Cause

Analisis) Minimal terdapat dua revisi SOP dengan

menggunakan RCA 3. Material

 Jumlah kamera CCTV kualitas kamera dan CCTV system

INPUT : Man Method Mater PROSES : Patroli

Pemeriksaan tas karyawan Inisiatif Petugas

OUTPUT :

Angka kecurian pada staff Angka kecurian pada tamu

Angka gangguan keamanan pada asset RS

Jumlah petugas keamanan

(21)

Indikator untuk proses : 1. Patroli

Frekuensi patroli yang diamati pada satu periode waktu tertentu pada petugas  –   petugas yang memang berdasarkan

uraian tugasnya harus melakukan ronde / patroli keliling.

 Judul Angka ketaatan petugas dalam melakukan control

area

Dimensi Mutu Keamanan

 Tujuan Tergambarnya tingkat keamanan di Rumah sakit

umum Bunda

Definisi Operasional Ketaatan petugas dalam melakukan control area

adalah kegiatan control area yang dilakukan sesuai dengan ketentua yang berlaku(setiap 2 jam )

Frekuensi Pengumpulan

Data

1 bulan sekali

Periode Analisa 3 bulan sekali

Numerator Jumlah kegiatan control area dikurangi jumlah

kegiatan control area yang tidak tepat waktu

Denominator Jumlah kegiatan control area setiap bulannya

Sumber Data Bagian HRD

Standart ≥ 80%

Penanggung jawab

pengumpul data

Bagian HRD

2. Pemeriksaan tas karyawan

Prosentase jumlah tas karyawan yang diperiksa. Pengawasan dilakukan secara random oleh manager, berupa surveillance 1

 –   2 menit, beberapa kali tiap bulannnya pada jam pulang

karyawan baik pagi maupu siang / sore. Saat aktivitas sedang tinggi.

Jumlah Karyawan yang diperiksa tasnya

(22)

 Target kepatuhan pemeriksaan tas karyawan adalah 90% 3. Inisiatif Petugas

Dibebaskannya pengunjung untuk menjenguk diluar jam kunjung, diawasi oleh perawat ruangan masing – masing,

dengan pelaporan kepada manager / asisten manager, dan rekap setiap bulannya. Jumlah kasus pembebasan pengunjung diluar jam kunjung diharapkan tidak melebihi 10% dari jumlah pasien rawat inap setiap bulannya. Misalkan jumlah pasien rawat inap per bulan 900 pasien, maka jumlah pembebasan berkunjung diharapkan tidak melebihi 90 kasus dari seluruh unit rawat inap per bulannya.

Indikator untuk output :

a) Angka kecurian pada staff

 Jumlah insiden absolut diharpakan tidak ada ( nol ) b) Angka kecurian pada tamu

 Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol ) c) Angka gangguan keamanan pada aset RSU BUNDA

 Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol ) B. EVALUASI

Hasil Data Monitoring

Sembilan indikator diatas merupakan parameter yang dimonitor dan dilaporkan oleh manager /sisten manager terhadap performa security di RSU BUNDA. Berdasarkan hasil monitoring tersebut, dibuat suatu laporan bulanan security yang terdiri atas angka dari kesembilan parameter tersebut diatas, ditampilkan dalam suatu bentuk grafik kurva. Laporan tersebut dianalisis oleh direktur, dan trend yang negatif dilakukan intervensi bekerja sama dengan  jajaran direksi lainnya.

(23)

Hasil process monitoring

Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga dilakukan terhadap data subyektif hasil pengawasan (Observasi) pelaksanaan SOP di lapangan. Adapun proses-proses yang esensial untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh Manager : 1.Ketanggapan petugas security untuk membantu pelayanan

pasien

2.Kelengkapan pemakaian identitas karyawan Insiden/Kejadian

Setiap insiden, dicatat, kemudian dilakukan analisa insiden. Untuk kejadian atau insiden keselamatan baik pasien, pengunjung maupun staf, akan dilakukan grading oleh tim K3RS atau KPPI-Pasien safety. Bila grading biru atau hijau, maka analisa dilakukan oleh Manager dengan cara investigasi sederhana. Hasil analisa tersebut berbuah pada kesimpulan / rekomendasi.

Analisa Prospektif

Apabila RSU BUNDA memiliki suatu program baru atau rencana perubahan alur proses, maka dapat dilakukan analisa prospektif untuk alur proses yang akan dibuat / diterapkan. Analisa prospektif dapat dilakukan dengan metode Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)dengan salah satu risk point yang diikut sertakan adalah di bidang keamanan.

Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager setiap bulannya,untuk ditindak lanjuti.

C. STAFF DEVELOPMENT

Pelatihan yang dilakukan di RSU BUNDA dibagi menjadi 2 kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Internal

Pelatihan terhadap sistem keamanan CCTV yang dilakukan oleh unit maintenance,dengan melakukan pengoprasian

(24)

program keamanan terhadap CCTV, password yangdipilih harus diketahui pula oleh anggota security di lapangan.

Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) diselenggarakan oleh Diklat RSU BUNDA terhadap seluruh petugas security, dan dilakukan penyegaran sedikitnya setahun sekali.

Orientasi umum karyawan (modified untuk outsourcing) 2. Eksternal

Pendidikan yang langsung di lapangan dilakukan oleh security , dengan berbagai pengawasan terhadap monitor CCTV, selain itu pula cara pengoprasian pun harus bias dilaksanakan dengan baik. Secara kontinyu pelatihan ini terus dilakukan, supaya kegiatan dilapangan pun semakin lancar.

Direktur RSU BUNDA Purwokerto

Referensi

Dokumen terkait

Anto dinyatakan tidak naik kelas karena memiliki nilai kurang dari KKM, baik untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan pada lebih dari dua mata pelajaran.. Berikut

Didapat representasi hasil maturity level seluruh klausul pada Gambar 2 dan terlihat bahwa Manajemen Aset dan Kejadian Keamanan Informasi memiliki nilai yang belum baik,

Didapat representasi hasil maturity level seluruh klausul pada Gambar 2 dan terlihat bahwa Manajemen Aset dan Kejadian Keamanan Informasi memiliki nilai yang belum baik,

Semoga dengan telah tersusunnya Panduan Triase Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Idi Kabupaten Aceh Timur, maka unit layanan Instalasi Gawat Darurat dapat memiliki

Didapat representasi hasil maturity level seluruh klausul pada Gambar 2 dan terlihat bahwa Manajemen Aset dan Kejadian Keamanan Informasi memiliki nilai yang belum baik,

Pekerjaan non rutin yang dilakukan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta pada area Workshop, harus memiliki izin kerja. Bekerja pada ketinggian memiliki resiko

Dari nilai odds ratio dike- tahui bahwa pasien dengan jenis kelamin perempuan memiliki resiko sembuh sebesar 0,721 kali lebih besar dibandingkan pasien dengan jenis kelamin

Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan sumber bising tertinggi di area turbin generator pada unit utilitas yaitu pada lantai III dengan nilai TTB sebesar 97,6 dBA, lantai