PENGELOLAAN DAN TANTANGAN
PENGELOLAAN LAUT UNTUK KESEJAHTERAAN
Disampaikan oleh M. Zulficar Mochtar
KEPALA BADAN RISER DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
.
“Laut adalah masa
depan bangsa”
~Joko Widodo~
3
3 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10110 | www.kkp.go.idKementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Kita harus bekerja sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai Negara
Maritim. Samudera, Laut Selat dan Teluk adalah masa depan peradaban kita.
Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, dan memunggungi
selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya, sehingga Jalasveva Jayamahe,
di Laut Justru Kita Jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu bisa kembali
lagi membahana.
Pidato Pelantikan Presiden
Joko Widodo
POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN
4
Lanjutan….
INDONESIA TELAH MELAPORKAN
16,056
PULAU KE PBB
95.181
km panjang pantai (ke-2 di dunia)
5,8
juta km
2(
2/3
dari seluruh wilayah NKRI)
80
% industri dan
75
% kota besar berada di wilayah pesisir
60 Cekungan Migas di Indonesia,
70
% berada di laut
POTENSI SUMBER DAYA PERIKANAN
5
• Indonesia dikenal sebagai Marine
Mega-Biodiversity terbesar di
dunia:
- 8.500 species ikan, merupakan 37%
dari spesies ikan dunia.
- 555 species rumput laut.
- 950 species biota terumbu karang.
• Potensi sumberdaya perikanan tangkap laut Indonesia
adalah sekitar 6,5 juta ton/tahun.
• Potensi perikanan budidaya payau mencapai 2,96 juta
hektar.
• Potensi budidaya laut yang mencapai luasan 12,55 juta
hektar.
5 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10110 | www.kkp.go.idKementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
The 1982
United Nations
Convention on the
Law of the Sea
Negara Kepulauan,
Negara Maritim,
Poros Maritim Dunia
MISI KKP
TRISAKTI & NAWA CITA
LAUT
ADALAH
MASA DEPAN
BANGSA
VISI KKP
Mewujudkan sektor kelautan dan
perikanan Indonesia yang
mandiri, maju, kuat dan
berbasis kepentingan nasional
1. Kedaulatan
2. Keberlanjutan
3. Kesejahteraan
12%
Pertumbuhan
PDB Perikanan
(2019)Produksi
Ekspor
Konsumsi Ikan
Pendapatan
POTENSI INDONESIA SEBAGAI NEGARA MARITIM
negara kelautan terbesar dengan
bentang laut luas dan ribuan pulau
besar dan kecil.
Posisi Geografis Laut Indonesia
terletak di antara persilangan dua
benua dan dua samudera
sekaligus memiliki perairan yang
menjadi salah satu urat nadi
perdagangan internasional
sumber daya kelautan dan perikanan
yang potensial.
.
Potensi Laut Indonesia Besar, Namun Belum Teroptimalkan
Dua pertiga wilayah NKRI adalah laut (5,8 juta km2) dan garis panjang pantainya terbesar ke-2 di dunia (95.181 km)
Gambaran Kemiskinan & Ketimpangan Pendapatan di Indonesia
11.
2012 2013 2014 2015 2016 Kemiskinan Relatif (% penduduk) 11.7 11.5 11.0 11.2 10.9¹ Kemiskinan Absolut (juta orang) 29 29 28 29 28¹ Koefisien Gini Gini Rasio 0.41 0.41 0.41 0.40 0.39¹Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016
Statistik Kemiskinan & Pemerataan
Pendapatan di Indonesia
Provinsi dengan Angka Kemiskinan Relatif
Tinggi (persen)
Provinsi Orang Miskin¹
Papua 28.5%
Papua Barat 25.4%
Nusa Tenggara Timur 22.2%
Maluku 19.2%
Gorontalo 17.7%
Provinsi dengan Angka Kemiskinan Absolut
Tinggi (juta orang)
Provinsi Orang Miskin
Jawa Timur 4.78
Jawa Tengah 4.51
Jawa Barat 4.49
Sumatra Utara 1.51
Nusa Tenggara Timur 1.16
1,600,000 868,414 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2003 2013
Usaha Penangkapan Ikan
Dalam 10 Tahun Terakhir, Mata Pencaharian Nelayan Menghilang
Terjadi penurunan jumlah Rumah Tangga Nelayan dalam Sensus Pertanian BPS
Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2003-2013
Sumber: Sensus Pertanian BPS 2003 & 2013
Turun
44,9 %
Nelayan pintur kepiting
Satu dari Tiga Anak Indonesia Mengalami Stunting
13
Peningkatan konsumsi ikan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan gizi anak
Kondisi Kekurangan Gizi di Indonesia
Indikator 2007 2010 2013
Prevalensi anak balita yang
pendek 36,8 35,6 37.2
Prevalensi anak balita yang
kurus & sangat kurus 13,6 13,3 12,1 Prevalensi bayi lahir dengan
berat badan rendah (BBLR) < 2500 gr
11,5 11,1 10,2
Sumber: Riskesdas, 2013
Children from a traditional village in Sumba Island, East Nusa Tenggara. ©UNICEFIndonesia/2014/Hasan
Hampir
9 juta
anak Indonesia
di bawah 5 tahun terlalu
pendek untuk usianya
Mayoritas Nelayan di Indonesia adalan Nelayan Kecil
Kapal Ikan eks-asing hanya sebagian kecil dari armada kapal perikanan di Indonesia
< 5 GT 69% 5 - 10 GT 19% 10 - 20 GT 6% 20 - 30 GT 4% > 30 GT 2% Kapal Domestik 72% Kapal Eks Asing 28% Perahu Tanpa Motor 27% Perau Motor Tempe l 41% Kapal Motor 32%
Armada Perikanan
Nasional
Armada Kapal Motor
Kapal Motor > 30 GT
Trend Konsumsi Ikan Memberi Tekanan Masuknya Kapal Asing di Indonesia
15
Berkurangnya stock ikan di wilayah lain juga memberikan tekanan bagi kapal asing masuk ke perairan Indonesia
Pemanasan global berpotensi mengakibatkan jumlah stok ikan
di perairan Asia Tenggara turun antara 10% - 30% pada tahun 2050. Namun, khususnya di perairan laut sekitar Thailand dan
Indonesia, penurunan stok ikan jauh lebih dramatis, yakni mencapai lebih dari 40% di periode yang sama.
http://asia.nikkei.com/Politics-Economy/International-Relations/Emptying-seas-mounting-tensions-in-fish-hungry-Asia2
http://thediplomat.com/2016/11/the-secret-driver-of-the-south-china-sea-disputes-chinas-hunger-for-fish/
• RRT beranggapan bahwa sumber daya ikan di perairannya sangat sedikit sehingga RRT memaksa industri perikanannya untuk menangkap sumber daya ikan di wilayah perairan teritorial jurisdiksi negara lain.
• Pemerintah RRT terpaksa menerapkan kebijakan yang tidak popular, antara lain mewajibkan kapal-kapal ikan RRT
untuk mengurangi jumlahnya hingga 3% di beberapa
provinsi dan memberlakukan zero-growth mandate di industri perikanan di Hainan, sebuah pulau di Cina yang menjadi gerbang ke Laut Cina Selatan.
• Sebanyak 55% kapal ikan dunia beroperasi di wilayah Laut Cina Selatan, di mana mayoritasnya dimiliki oleh RRT yang banyak memberikan subsidi bagi negaranya
Kasus Bitung: Terungkapnya Transshipment ke General Santos
Hasil tangkapan di Laut Sulawesi selama ini dilarikan ke Mindanao, Filipina
Pengakuan ABK Filipina di Bitung
“More than 100 fishing companies have already
slowed down or ceased operations due to the
fishing ban imposed by Indonesia
on its waters
where most companies have fishing concession”
- Philippine Exporters Confederation Mindanao Region
http://www.philstar.com/business/2016/03/07/1560129/mindanao-fishery-sector-needs-funding-export
•
Lebih dari
50%
perusahaan perikanan di
Pelabuhan General Santos, Filipina telah
menutup usahanya;
•
Perusahaan tsb termasuk: 1) RD Tuna Ventures,
Inc., 2) San Andres Fishing Industries, Inc., 3)
Santa Monica, Inc., 4) Pamalario, Inc., 5)
Starcky Ventures, Inc., 6) Virgo, Inc., 7) Kemball,
Inc.
•
Dari ikan yang ditangkap, berlaku
“
prinsip
1:3”
, yaitu 1 ikan didaratkan di Bitung, 3
didaratkan di General Santos
•
Laut Filipina
telah lama
over fishing
akibat
jumlah kapal purse seine yang terlalu besar di
perairan Filipina, sehingga mereka menangkap
di Laut Indonesia, terutama yang memiliki
rumpon di wilayah Laut Batang Dua, Manado
Tua, Laut Irian, Laut Tahuna.
Kasus Ambon: Terungkapnya Praktek Perdagangan Orang
oleh Kapal Eks-Thailand
17
Pasokan bahan baku industri perikanan Thailand ditelusuri banyak hasil IUUF di Ambon & Laut Arafura
• Terdapat 156 kapal eks-asing (mayoritas dari Thailand) yang terdaftar di PP Ambon
• Tiga perusahaan sedang dalam proses penyidikan
• Ketiga perusahaan terlibat kasus penggunaan tenaga kerja asing tanpa izin. Direktur ketiga perusahaan telah ditetapkan sebagai tersangka dan petunjuk jaksa meminta seluruh kapal disita. Untuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) masih dalam penyidikan.
Pendapatan 2014 Thai Union Group PCL
US$ 3,44 Milyar
PAD Perikanan 2014 Provinsi Maluku
Rp. 11,6 Milyar
(US$ 860 ribu)
Breeding ground tuna dunia
berada di wiayah perairan dekat Maluku (WPP 714-715)
Thai Union adalah perusahaan
pengalengan tuna terbesar di dunia, 44% hasil penjualannya adalah produk tuna
Kasus Merauke: Terungkapnya Kerugian Negara yang Besar
Papua tidak pernah mendapatkan keuntungan ekonomis dari beroperasinya Perusahaan Perikanan RRT di Merauke
Satuan dalam Juta USD
Sumber: Pingtan Marine Enterprise Ltd., 10-Q May 10, 2016
200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 1,400,000,000 1,600,000,000 2011 2012 2013 2014 Penerimaan Daerah untuk Sektor Perikanan di Provinsi
Papua 2011-2014
Satuan dalam Rupiah
Sumber: Biro Keuangan KKP, 2015
Laporan Keuangan Hasil Operasi Pingtan Marine Enterprise Ltd 2010-2016*
Pendapatan perusahaan di tahun 2015-2016 menurun drastis semenjak diberlakukannya Moratorium Izin Kapal Eks-Asing. Dalam investor presentation Pingtan Marine Enterprise menyatakan operasi per kapal per tahun bisa meraup keuntungan bersih (net income) US$
800 ribu-1 juta (>Rp. 10 Milyar). Sebelum moratorium ada 156 kapal yang beroperasi (>Rp. 1,5 T per tahun).
Data PAD Sektor Perikanan di Merauke tidak tersedia. Untuk Provinsi Papua, PAD perikiraan yang diterima tahun 2014 hanya Rp. 1,3 Milyar
.
Konsumsi Ikan Dunia yang Tinggi Namun Stock Ikan Menipis,
Memberi Tekanan Masuknya Kapal Asing di Indonesia
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id
21
INDONESIA HARUS MENJAGA POTENSI PERIKANAN DARI KERUGIAN
ILLEGAL, UNREPORTED & UNREGULATED FISHING (IUUF)
IUU Fishing secara umum berkontribusi
terhadap 10% sampai 22% total
produksi perikanan dunia.
2
Dampak negatif pada ekosistem
kelautan dan populasi kehidupan laut
sangat besar.
4Beberapa wilayah
penangkapan ikan di laut Indonesia
telah dikeruk habis dan kegiatan IUU
Fishing telah merusak ekosistem laut.
Indonesia telah mengalami kerugian
hingga US$ 20 miliar per tahun karena
IUU Fishing, yang juga mengancam
65% terumbu karang Indonesia
5, lebih
dari 85% stok ikan global at risk,
6dan
dampak buruk terhadap kegiatan
perekonomian nelayan berskala kecil.
Sumber:
2MRAG Ltd., 2009 dikutip oleh Sander et al. 2014:114 4Sander et al. 2014:114
5Managing Director and Chief of Operating Officer of the World Bank (2015)
6WWF (Oktober 2015), More Than 85 Percent of Global Fish Stocks Are at Significant Risk of Illegal Fishing – WWF Report. Tersedia di link: https://www.worldwildlife.org/press-releases/more-than-85-percent-of-global-fish-stocks-are-at-significant-risk-of-illegal-fishing-wwf-report
Kerugian Ekonomi IUU Fishing
Pendaratan Skipjack (ton)Sumber: FAO Fishtat
100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 Year
China Indonesia Philippines
50,000 100,000 150,000 200,000 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 Year Indonesia Philippines
Kisah Nelayan mengenai “Kota di tengah Laut”
Banyaknya kapal asing yang menangkap di Laut Arafura terlihat dari terang lampu yang ditangkap citra satelit NASA.
Semenjak moratorium kapal asing, nelayan lokal yang mengisi wilayah penangkapan WPP 718
Gambar Satelit Malam Hari, Akuisisi Tahun 2016 (NASA) Gambar Satelit Malam Hari, Akuisisi Tahun 2012 (NASA)
Dugaan Potensi IUUF di WPPNRI 718
Periode Januari-Juli 2014 (Sebelum Moratorium)
23
…
Sumber: Analisis dari Global Fishing Watch, 2017
AIS Fishing Activity (Kapal Ikan Asing) Indonesian VMS Fishing Activity (Kapal Ikan Nasional) Keterangan :
Dugaan Potensi IUUF di WPPNRI 718
Periode Oktober-Desember 2014 (Sesudah Moratorium)
…
AIS Fishing Activity (Kapal Ikan Asing) Indonesian VMS Fishing Activity (Kapal Ikan Nasional) Keterangan :
Dugaan Potensi IUUF di WPPNRI 718
Periode Januari-Maret 2015 (Sesudah Moratorium)
25
…
Sumber: Analisis dari Global Fishing Watch, 2017
AIS Fishing Activity (Kapal Ikan Asing) Indonesian VMS Fishing Activity (Kapal Ikan Nasional) Keterangan :
Dugaan Potensi IUUF di WPPNRI 718
Periode Januari-Maret 2017 (Sesudah Moratorium)
…
AIS Fishing Activity (Kapal Ikan Asing) Indonesian VMS Fishing Activity (Kapal Ikan Nasional) Keterangan :
27
Di Beberapa WPP, Stock Alam Ikan Karang sudah “Merah & Kuning”
Apabila tidak dimonitor dengan ketat, benih alam sumber produksi budidaya kerapu akan menurun
Sumber: Badan Penelitian & Pengembangan Kelautan & Perikanan, 2016
Kelompok Ikan Karang Konsumsi
Ekor kuning/Pisang-pisang, Ikan napoleon, kerapu karang,
kerapu bebek, kerapu balong, kerapu lumpur, kerapu sunu,
beronang lingkis, beronang kuning, ikan beronang
WPP-RI 571
Jenis Ikan Status Stok
IKAN KARANG
WPP-RI 572
Jenis Ikan Status Stok IKAN KARANG
WPP-RI 573
Jenis Ikan Statu s Stok IKAN KARANG
WPP-RI 711
Jenis Ikan Status Stok IKAN KARANG
WPP-RI 712
Jenis Ikan Status Stok IKAN KARANG
WPP-RI 713
Jenis Ikan Status Stok
IKAN KARANG WPP-RI 714 Jenis Ikan Status
Stok IKAN KARANG
WPP-RI 715
Jenis Ikan Status Stok IKAN KARANG
WPP-RI 716
Jenis Ikan Status Stok IKAN KARANG
WPP-RI 717
Jenis Ikan Status Stok IKAN KARANG
WPP-RI 718
Jenis Ikan Status Stok IKAN KARANG
Over-exploited
Fully-exploited Moderate
Penangkapan Ikan Kerapu Benih Alam banyak Terindikasi Destructive Fishing
Nelayan banyak menggunakan sianida dan bom terumbu karang agar nilai jual ikan tetap tinggi
Nilai jual ikan karang hidup lebih tinggi apabila dalam keadaan utuh sempurna*
Untuk profit jangka pendek, nelayan lebih mudah memancing ikan karang hidup dengan bius sianida dan bom
Komoditas Harga/kg (Rp.)
Makarel spanyol 42,000
Pakol 24,000
Kerapu sunu hidup (pasar lokal) 360,000
Kerapu sunu hidup (Hong Kong) 1,200,000
Kerapu sunu mati 1/3 dari kondisi hidup
Sumber:
-“Kisah Dua Ikan: Pancing Sianida dan Para Bos Asing di Pesisir Sulawesi”, Mongabay, http://www.mongabay.co.id/2014/07/12/kisah-dua-ikan-pancing-sianida-dan-para-bos-asing-di-pesisir-sulawesi-bagian-i/
- Koeshendrajana& Hartono, “Indonesian live reef fish industry: status, problems and possible future direction”, http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/118340/3/WP60%20Part%202.pdf
Penggunaan sianida dan bom merusak terumbu karang sebagai habitat dan tempat reproduksi ikan
Indonesia akan mengalami kerugian ekonomis jangka panjang karena kerusakan terumbu karang
1
2
3
29
.
Peta Sebaran Daerah Destructive Fishing Di Indonesia
Teridentifikasi sebanyak 53 kota lokasi rawan kegiatan Destruktif Fishing dengan berbagai tingkatan mulai dari tinggi, sedang dan rendah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Peta Sebaran Daerah Destructive Fishing Di Indonesia
Teridentifikasi sebanyak 53 kota lokasi rawan kegiatan Destruktif Fishing dengan berbagai tingkatan mulai dari tinggi, sedang dan rendah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Jalur Masuknya bahan baku“Ämonium Nitrat” A. Jalur dari Malaysia Timur (Tawao)
B. Jalur dari Malaysia Barat (Pasir Gading)
• Jenis-Jenis hasil Ikan pengeboman yaitu:
Ikan Demersal: baronang, ekor kuning, kakap, kakap merah, katombo, tawassang, ande-ande, ciko-ciko, kaneke, kerapu, kerapu tikus, napoleon, lobster, kerapu sunu.
Ikan Pelagis: Banyaran, Belanak, Pepetek, Kue, Commo-commo, ikan merah, garanggang, laying, lemuru, teri, cakalang, layer, moa, pari, tenggiri dan tuna
Latar Belakang Penangkapan Ikan Dengan Destructive Fishing :
• Pengeboman banyak dilakukan di kawasan terumbu karang dengan alasan:
Terdapat banyak ikan yang bernilai ekonomis tinggi Arus relatif kecil, sehingga mudah untuk mengumpulkan
ikan hasil dari pengeboman
• Karakteristik Lokasi Pengeboman Ikan yaitu dilakukan di daerah rataan terumbu karang (reef flate dan slope) \dan taka (patch reef) sebesar 43 %, tubir (reef edge) sebesar 44 %, perairan pantai 4 % dan laut lepas 9 %.
Industri Perikanan Nasional masih Terpusat di Jawa
31
Jumlah Total UPI : 61.603 unit
•
Skala besar = 718 unit*
•
Skala MKM = 60.885 unit**
Sumber:
*) Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) 2015 **) BPS, 2015
Sebaran Industri Pengolahan Ikan tahun 2015
1,2%
98,8 %
Omzet per tahun:
• UPI Skala Mikro s/d Rp. 300 juta
• UPI Skala Kecil Rp. 300 juta– Rp. 3 miliar • UPI Skala Menengah Rp. 3 miliar– Rp. 50
miliar
• UPI Skala Usaha Besar > Rp. 50 miliar
Komposisi Unit Pengolahan Ikan (UPI) berdasarkan Omzet per Tahun:
KETERANGAN
Sebaran Cold Storage masih terkonsentrasi di Wilayah Barat
Lokasi Cold Storage Bantuan KKP & Swasta (2015)
Cold Storage KKP (2009-2015) Single Cold Storage KKP (2016) Cold Storage Swasta (importir)
151,769.12 145,256.77 653,043.32 636,213.24 WILAYAH SUMATERA 24,336.67 30,358.73 181,414.09 179,641.06 WILAYAH KALIMANTAN 668,120.66 695,278.35 2,571,177.52 2,784,618.56 WILAYAH JAWA 38,507.73 39,170.85 141,427.14 162,467.98
WILAYAH BALI & NUSA TENGGARA
175,553.54 161,849.08
354,878.60 364,968.14
WILAYAH SULAWESI
19,556.74 5,222.11 42,127.08 45,188.47
WILAYAH MALUKU & PAPUA
WILAYAH VOLUME (TON) NILAI (USD 000) TREND 2015-2016*
2015 2016* 2015 2016* VOLUME (%) NILAI (%)
SUMATERA 151,769.12 145,256.77 653,043.32 636,213.24 -4.29 -2.58 JAWA 668,120.66 695,278.35 2,571,177.52 2,784,618.56 4.06 8.30 KALIMANTAN 24,336.67 30,358.73 181,414.09 179,641.06 24.74 -0.98 BALI & NUSA TENGGARA 38,507.73 39,170.85 141,427.14 162,467.98 1.72 14.88 MALUKU & PAPUA 19,556.74 5,222.11 42,127.08 45,188.47 -73.30 7.27 SULAWESI 175,553.54 161,849.08 354,878.60 364,968.14 -7.81 2.84
JUMLAH 1,077,844.47 1,077,135.89 3,944,067.75 4,173,097.44 -0.07 5.81
Sumber: BPS Diolah Ditjen PDS * Data sementara VOLUME 2015 (TON) NILAI 2015 (USD RB) VOLUME 2016 (TON) NILAI 2016 (USD RB) KETERANGAN:
Ekspor Hasil Perikanan Menurut Wilayah Provinsi Asal (2015-2016)
33
Program Sentra Kelautan & Perikanan Terpadu (SKPT)
Membangun industri baru berbasis kawasan di pulau-pulau terluar, mendekatkan dengan gateway ekspor
Rencana Lokasi 12 SKPT di 2017 & Rute Tol Laut 2017
Lokasi 12 SKPT Tahun 2017 1. Natuna 2. Saumlaki 3. Merauke 4. Mentawai 5. Nunukan 6. Talaud 7. Morotai 8. Biak Numfor 9. Mimika 10. Rote Ndao 11. Sumba Timur 12. Sabang Sumber:
- Rute Tol Laut: Kementerian Perhubungan, 2016 - SKTP 2017: KKP, 2016
Davao / Cebu
Palau
Cairns
Darwin
Brisbane/Perth
1000 km
529 km
Hawaii
LOGISTIK IKAN
digerakkan oleh
“sirip ikan” dari pulau terluar
sebagai gateway ekspor hasil perikanan
Phuket
Christmas Island
Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Di Kawasan Perbatasan dan Pulau Terluar
2400 km
936 km
800 km
7500 km
Malaysia
Hongkong
36
Pola Asal (Origin) dan Tujuan (Destination) Komoditas
Perikanan Tangkap Nasional Belum Efisien
Disparitas Produksi
SUMATERA 12%JAWA
43%
BALI+NT 11% KALIMANTAN 6% SULAWESI 22% MALUKU+PAPUA 6%Disparitas Lokasi Industri Pengolahan
Biaya logistik tinggi
Mutu ikan relatif rendah
Disparitas harga > 100%
Sumber : Perusahaan Logistik (data diolah)
ANGKUT IKAN ANTAR PULAU (Rp.) *)
Bitung - Jakarta
:
19 juta/kontainer
Makasar - Jakarta
:
12 juta/kontainer
Kendari - Jakarta
:
35 juta/kontainer
Kendari - Surabaya
:
25 juta/kontainer
Luwuk - Jakarta
:
36.5 juta/kontainer
Bau bau – Jakarta
:
29,5 juta/kontainer
ANGKUT IKAN ANTAR NEGARA (Rp.) *)
Jakarta – China
:
27,3 juta/kontainer
Jakarta – Bussan
:
18,85 juta/kontainer
Jakarta – Singapura
:
18,2 juta/kontainer
Jakarta – Haiphong
:
27,95 juta/kontainer
Jakarta – Taiwan
:
30 juta/kontainer
Antar pulau relatif lebih mahal dibanding antar negara
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id
37
SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL (SLIN)
SISTEM
LOGISTIK IKAN
NASIONAL
(SLIN)
sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk
perikanan, bahan dan alat produksi, serta informasi
mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan
distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan untuk
meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem
produksi perikanan hulu-hilir, pengendalian disparitas
harga, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
dalam negeri (
Permen KP No 5 tahun 2014)
TUJUAN
SLIN
Meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi
dan pemasaran perikanan nasional
1
Memperkuat dan memperluas konektivitas antara sentra
produksi hulu, produksi hilir dan pemasaran secara efisien
2
Meningkatkan efisiensi manajemen rantai pasokan ikan,
bahan, alat produksi serta informasi dari hulu sampai
dengan hilir
.
“
Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang
mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional
”
Visi KKP
Kedaulatan
(Sovereignty)
Keberlanjutan
(Sustainabiltiy)
Kesejahteraan
(Prosperity)
KEBIJAKAN STRATEGIS KKP
Target Renstra: Pertumbuhan PDB Perikanan 12% di Tahun 2019
41
Misi KKP dalam mencapai visi Pemerintah “Laut Masa Depan Bangsa”
“LAUT ADALAH MASA
DEPAN BANGSA”
PSDKP : Pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan BKIPM : Perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan DJPRL :Pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati
laut
DJPT & DJPB :
Keberlanjutan usaha perikanan tangkap dan
budidaya
DJPDS :
Daya saing dan sistem logistik hasil kelautan
dan perikanan
Pembagian Tugas
3 Pilar Misi KKP
MISI Kedaulatan (Sovereignty) MISI Keberlanjutan (Sustainabiltiy) MISI Kesejahteraan (Prosperity) 1 23
4
5
BRSDM KP:Inovasi iptek, SDM dan pemberdayaan
masyarakat
6
Presiden Joko Widodo,
Latar Belakang Ilmiah Reformasi Kebijakan Perikanan (1/2)
Hasil Penelitian Badan Litbang KP dengan University of California Santa Barbara (UCSB)
Di bawah direktif Menteri Susi, kebijakan Indonesia untuk memberantas IUUF dari kapal asing dan investasi untuk armada kapal skala-kecil dapat mengurangi upaya penangkapan ikan sebesar 35% (data KKP) dan akan meningkatkan tangkapan ikan dalam jangka panjang selama upaya penangkapan dalam negeri dikelola dengan baik.
Penangkapan Skipjack tuna sampai 2035 (dibandingkan sekarang) Tidak ada
kebijakan IUU
Kebijakan IUU, tidak ada reformasi^
Kebijakan IUU, dengan reformasi
Keberhasilan Kebijakan Melawan IUUF
^mengurangi open access & menerapkan pengendalian perizinan
Perhitungan independen menunjukkan pengurangan upaya penangkapan ikan di malam hari setelah moratorium, namun upaya penangkapan ini tergantikan meskipun ada perpanjangan setelah 30 April 2015. Dihitung oleh tim UCSB/KKP berdasarkan data dari NOAA Joint Polar Satellite System (JPSS).
Perlunya Reformasi dan Investasi
Bila investasi dilakukan tanpa reformasi, akan
menyebabkan kerugian dalam jangka panjang dengan mendukung overfishing
Reformasi perikanan tanpa investasi menyebabkan kehilangan profit dalam jangka pendek, tapi menjaga keuntungan jangka panjang karena pemulihan biomassa ikan.
Reformasi dan Investasi, apabila dijalankan secara bersamaan, akan mencegah kerugian jangka pendek akibat pembatasan, dan memastikan sumberdaya ikan membaik dalam jangka panjang.
Investasi tanpa reformasi Reformasi tanpa investasi Investasi dan reformasi
43
Latar Belakang Ilmiah Reformasi Kebijakan Perikanan (2/2)
Hasil Penelitian Badan Litbang KP dengan University of California Santa Barbara (UCSB)
Proyeksi 2050: Bila kebijakan reformasi perikanan dilakukan
secara konsisten, dapat meningkatkan biomassa ikan 224%, meningkatkan tangkapan 100%, dan keuntungan ekonomi
USD 3,7 milyar.
Dan bila dilakukan secara global, pada 2050, biomassa ikan meningkat mencapai 619 juta metrik ton, tangkapan 16 juta metrik ton, dan keuntungan perikanan USD 53 milyar.
Langkah Awal Diplomasi Melawan IUU Fishing
Penenggelaman Kapal dimandatkan dalam UU Perikanan
45
Menciptakan Deterrent Effect agar tidak ada lagi IUUF di wilayah perairan Indonesia
Pasal 69 UU Perikanan
• Pasal 69 UU No. 31/2004 sebagaimana diubah
oleh UU No. 45/2009 tentang Perikanan
• Lingkup Kewenangan:
• Pasal 69 (3): Menghentikan, memeriksa,
membawa, dan menahan kapal yang
diduga atau patut diduga melakukan
pelanggaran di Wilayah Pengelolaan
Perikanan
• Pasal 69 (4): Berdasarkan bukti permulaan
yang cukup, dapat melakukan tindakan
khusus berupa pembakaran dan/atau kapal
perikanan berbendera asing.
• Bukti permulaan yang cukup adalah bukti
permulaan untuk menduga adanya tindak
pidana perikanan oleh kapal perikanan
berbendera asing, misal: tidak punya SIPI dan
SIKPI, dan/atau nyata-nyata menangkap
dan/atau mengangkut ikan di WPP Indonesia.
Penghentian Operasi Kapal Eks-Asing
Berdasarkan data analisis & evaluasi, 100% kapal eks-asing telah melakukan pelanggaran IUUF
Kepulauan Riau
(± 60 kapal)
Sulawesi Utara
(± 200 kapal)
Papua Barat
(± 90 kapal)
Maluku
(± 240 kapal)
Bali
(± 150 kapal)
Papua
(± 140 kapal)
Australia 2% China 33% Japan 9% Korea 1% Panama 1% Philippine 9% Taiwan 19% Thailand 25% Other 4% Prosentase negara asal kapal eks-asing di Indonesia:Asal Bendera Kapal Eks-Asing dan Wilayah Operasinya di Indonesia
Prioritas Perikanan Tangkap untuk Nelayan Indonesia
47
Membangun usaha perikanan tangkap berbasis kekuatan domestik (bukan kapal asing)
Skema Perizinan Usaha Perikanan Tangkap antar Waktu
Sebelum
tahun 2000
2001-2005
2005-2010
2010-2014
> 2014
“Industrialisasi Perikanan tangkap Terpadu” “Usaha Perikanan tangkap Terpadu” Lisensi Charter Kapal Asing “Bilateral Arrangement” 0% Modal Asing untuk Perikanan Tangkap Pengaturan kapal ikan asing melalui BilateralArrangement. Diberikan alokasi kapal asing dari Pemerintah China (250.000 GT), Filipina (150.000 GT) dan Thailand (150.000 GT) Menutup kebijakan perizinan kapal ikan asing dan memberikan izin impor kapal eks asing Dukungan negara sahabat terhadap diratifikasinya UNCLOS 1982 tentang tambahan luas wilayah 200 mil ZEE Indonesia Membuka kesempatan pengadaan kapal di atas 300 GT dan mewajibkan perusahaan berbadan hukum Mengembalikan laut Indonesia untuk bangsa Indonesia; Daftar Negatif Investasi untuk perikanan tangkap, membuka kesempatan 100% modal asing untuk industri pengolahan
Evaluasi Kapal Ikan Eks-Asing: 100% Melakukan Pelanggaran
Capaian Kebijakan PermenKP No. 56/2014 jo. PermenKP No. 10/2015
Grafik Kiri
Peta kepatuhan kapal eks-asing di seluruh Indonesia.
Grafik Bawah
Prosentase negara asal kapal eks-asing di Indonesia
Kepulauan Riau (± 60 kapal)
1. Posisi kapal tidak diketahui (terindikasi kembali ke negara asal)
2. Double flagging
3. VMS tidak aktif 4. Badan Hukum fiktif
Sulawesi Utara (± 200 kapal)
1. Mempekerjakan nakhoda dan ABK asing (sekitar 20%) 2. Mark down GT kapal 3. VMS tidak aktif
Papua Barat (± 90 kapal)
1. Mempekerjakan nakhoda/ABK asing (sekitar 80-90%) 2. VMS tidak aktif
3. Double flagging
4. Posisi kapal tidak diketahui (terindikasi kembali ke negara asal)
Maluku (± 240 kapal)
1. Mempekerjakan nakhoda/ABK asing (sekitar 95%)
2. Double flagging
3. VMS tidak aktif
4. Posisi kapal tidak diketahui (terindikasi kembali ke negara asal)
5. BBM ilegal
6. Perdagangan manusia dan kerja paksa
Bali (± 150 kapal)
1. Mempekerjakan fishing master/ engineer asing (sekitar 5-10%) 2. Mark down GT kapal 3. VMS tidak aktif Papua (± 140 kapal) 1. Mempekerjakan nakhoda/ABK asing (sekitar 80-90%) 2. Double flagging 3. VMS tidak aktif 4. BBM ilegal
5. Penangkapan spesies ikan dilindungi & terancam punah 6. Ekspor ilegal spesies terancam
punah keluar Indonesia
7. Impor barang ilegal ke Indonesia 8. Kerja paksa (indikasi)
Australia 2% China 33% Japan 9% Korea 1% Panama 1% Philippine 9% Taiwan 19% Thailand 25% Other 4%
49
Penegakan Satu Atap dibutuhkan untuk Menangani Kejahatan di Laut
Banyak modus IUUF dan tindak pidana terkait lainnya yang menggunakan kapal ikan
1. Pemalsuan dokumen pendaftaran kapal
2. Double registered & double flagging
3. Modifikasi kapal secara ilegal (mark
down, mengubah call sign, mesin)
1. Menangkap ikan tanpa izin atau dokumen pelayaran (SLO & SPB) 2. Menggunakan nakhoda dan ABK asing 3. Tidak mengaktifkan transmitter
pemantauan kapal (VMS & AIS)
4. Transshipment ilegal
5. Pelanggaran jalur penangkapan ikan 6. Penggunaan alat tangkap terlarang
1. Tidak mendaratkan ikan di pelabuhan yang ditetapkan dalam izin 2. Tidak memiliki/bermitra
dengan Unit Pengolahan Ikan 3. Pemalsuan data
logbook
Before fishing
While fishing
After fishing
1. Transaksi minyak ilegal 2. Tindak pidana imigrasi 3. Tindak pidana kepabeanan
(penyelundupan lartas, naroba, spesies dilindungi)
4. Tindak pidana pencucian uang
5. Tindak pidana pajak 6. Tindak pidana korupsi 7. Pelanggaran serius HAM 8. Transaksi Narkoba 9. Tindak pidana
ketenagakerjaan
.
Kapal Nelayan Tradisional (<5 GT)
MV Viking (1.299 GT)
51
.
Antrian BBM untuk Nelayan
Transshipment di Tengah Laut
MV Viking
Kapal Hua Li 8
Kapal Hai FA
Pelarangan Trawl & Pemberlakuan Ukuran Minimum
Permen KP 01/2015 & Permen KP 02/2015 sebagaimana direvisi Permen KP 56/2016 dan Permen KP 71/2016
Fakta yang terjadi:
1. Jaring akan mengerucut, jika kapal digerakkan untuk menahan jaring (sama seperti trawl)
2. Rata2 kedalaman laut jawa 60-100 m, maka jaring mulai terangkat jika sisa tali selambar mendekati 2x kedalaman sekitar 200m
3. Pada kapal yg menggunakan > 3000m, maka akan terjadi swap area sepanjang 1300m
4. Banyak ikan kecil yang akan kena, tidak sustainable Panjang Tali Selambar Dia-meter Luas Lingkaran 1,000 m 320 8 Ha 3,000 m 960 72 Ha 6,000 m 1920 289 Ha P P
Lokasi Target Ikan By-Catch
Brondong (IPB, 2009) 51% 49% 9 spesies 16 spesies Tegal (UNDIP, 2008) 46% 54% 21 spesies (dominan Petek)
SURIMI TEPUNG IKAN
Ilustrasi Operasi Cantrang
Komoditas Ukuran Karapas Ukuran Berat Lobster (Panulirus spp.) > 8 cm > 200 gram Kepiting (Scylla spp) > 15 cm > 200 gram Rajungan (Portunus spp.) > 10 cm > 60 gram
Pembatasan Ukuran Lobster, Kepiting, Rajungan
Open season untuk kepiting bertelur: 15 Des-5 Feb Closed season untuk kepiting Bertelur: 6 Feb-14 Des
57
.
Pengaturan Cantrang sudah Dilakukan Sejak Lama
Kajian kebijakan pelarangan cantrang sudah dilakukan selama bertahun-tahun dan melalui proses pembentukan
peraturan perundang-undangan yang teruji
1980
1997
2010
2011-2014
> 2015
Permen KP No. 2/2011 jo. No. 08/2011 jo. No. 18/2013 jo. No. 42/2014 Keputusan Menteri KP No. 06/2010 Keputusan Presiden No. 39/1980 Keputusan Dirjen Perikanan No. IK.340/DJ.10106/97 Permen KP No. 02/2015 & Permen KP No. 71/2016
Alat tangkap cantrang, arad, otok, dan garuk kerang dikecualikan sebagai jaring trawl, diperbolehkan untuk
nelayan kecil dengan
ukuran kapal maksimal 5 GT, mesin maksimal 15 PK.
Mesh size >1 inchi, tanpa otter board, bobbin, rantai pengejut
Dalam perkembangan fakta lapangan banyak alat tangkap yang dimodifikasi, sehingga alat penangkapan ikan (API) harus mengacu kepada salah satu kelompok jenis API. Kelompok API Pukat Tarik adalah Dogol, Scottish Seine, Pair Seines, Payang, Cantrang, dan Lampara Dasar Penghapusan jaring trawl untuk mendorong peningkatan produksi yang dihasilkan nelayan tradisional dan untuk menghindarkan ketegangan sosial
Pengaturan tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat
penangkapan ikan serta alat bantunya di WPP-NRI Operasi cantrang diatur ukuran mata jaring kantong > 2 inch atau 50,8 mm dan beroperasi di atas 4 mill pada Jalur II dan III dengan ukuran kapal maksimal < 30 GT.
API cantrang dilarang dioperasikan di seluruh WPP-NRI Masa tenggang untuk pengalihan ke alat tangkap lainnya diberikan sampai Juli 2017
Sosialisasi Kebijakan Pelarangan Cantrang sudah Dilakukan dari Dulu
2009
2013
2014
2015
2016
2017
24 April 2009: dialog Dirjen PT dengan Perwakilan Nelayan Kabupaten Rembang,
Pati, Batang, dan Kota Tegal.
• Tidak memberikan izin cantrang bagi kapal di atas 30 GT
• Daftar ulang bagi kapal ukuran di atas 30 GT yang izin usahanya menggunakan alat tangkap selain cantrang tetapi operasinya memakai cantrang
• Izin penggunaan alat tangkap cantrang kapal ukuran di bawah 30 GT diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing
• 27 Desember 2013: LHP BPK RI Nomor 44/LHP/XVII/12/2013, diketahui bahwa Kepala Dinas KP Provinsi Jawa Tengah melalui surat No. 523.4/1037 tanggal 16 Agustus 2005 menyatakan bahwa
penerbitan izin penangkapan ikan menggunakan cantrang dihentikan per tanggal 1 September 2005 karena merusak lingkungan di dasar laut
• 24 Februari 2015: Pertemuan Dirjen PT dengan DKP Jatim, Jateng, Jabar, dan Banten
• 27 Februari 2015: Demonstrasi dan dialog dengan Nelayan
• 6 Maret 2015: Dialog MKP dengan Nelayan Rembang dan Pati di GMB I, KKP • 18 Maret 2015: Dialog Dirjen PT, Gubernur dengan Perwakilan Nelayan di
Pendopo Gubernur Jateng
• 6 April 2015: Dialog MKP dengan Nelayan Cantrang bersama Presiden di Istana Negara
• 17 April 2015: Rapat Koordinasi dipimpin Gubernur Jawa Tengah di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah; Di Jakarta, MKP bertemu dengan perwakilan nelayan di Ombudsman
• 3 Juli 2015: Keputusan Ombudsman Penundaan Cantrang • 31 Maret 2016: Dialog
Dirjen PT, Gubernur dan Nelayan pada Musrenbang Jateng di Blora
• 6 April 2016: Demonstrasi
dan dialog dengan Nelayan • 4 Januari 2017: Dialog Gubernur, Plt Dirjen PT dengan Nelayan di PPP Klidang Lor
59
…
Apabila Cantrang Dilanjutkan, Nelayan akan Merugi
Hasil cantrang banyak ikan rucah dengan nilai jual rendah, sehingga nelayan tidak mendapatkan keuntungan.
Apabila mengubah ke hasil tangkapan lainnya maka harga jual tinggi lebih memungkinkan
Fakta yang terjadi:
1. Jaring akan mengerucut, jika kapal digerakkan untuk menahan jaring (sama seperti trawl)
2. Rata-rata kedalaman Laut Jawa 60-100 m, maka jaring mulai terangkat jika sisa tali selambar mendekati 2x kedalaman sekitar 200m
3. Pada kapal yg menggunakan > 3000m, maka akan terjadi swap area sepanjang 1300m
4. Banyak ikan kecil yang akan kena, tidak sustainable Panjang Tali Selambar Dia-meter Luas Lingkaran 1,000 m 320 8 Ha 3,000 m 960 72 Ha 6,000 m 1920 289 Ha
Lokasi Target Ikan By-Catch
Brondong (IPB, 2009) 51% 49% 9 spesies 16 spesies Tegal (UNDIP, 2008) 46% 54% 21 spesies (dominan Petek)
SURIMI TEPUNG IKAN
By-Catch dalam Operasi Cantrang
105.23
110.85 106.15
120.33
Jawa Tengah Sulawesi Tenggara
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Provinsi Jateng vs Sultra November 2014 – Maret 2017 (BPS)
1. Secara rata-rata, nelayan Sultra adalah nelayan yang pendapatannya tertinggi di Indonesia (melalui indikator NTN).
2. Nelayan di Sultra banyak memakai pancing dan alat tangkap lainnya dengan hasil tangkapan harga jual ikan yang relatif lebih tinggi dibandingkan harga jual ikan di Jateng.
3. Wilayah Jawa khususnya WPP 712 sudah
overfishing sehingga bila dipaksakan tidak akan ada
Konflik Horizontal Cantrang dengan Nelayan Lainnya (1/2)
Pada masa diperbolehkan cantrang, banyak pelanggaran operasi jalur (4 mil-12 mil) dan wilayah
penangkapan sehingga timbul konflik dengan nelayan lainnya yang mayoritas tidak memakai cantrang
11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI)
572
571
711
712
713
573
714
718
717
716
715
Keterangan: WPP Cantrang yang diperbolehkan Permen KP 02/2011 Komposisi Alat Penangkapan Ikan12 Juli 1995 - Probolinggo
Nelayan asal Kalibuntu, Kraksan terlibat bentrok dengan nelayan Pulau Gili Ketapang yang disebabkan
penggunaan alat tangkap mini
trawl/cantrang untuk menangkap ikan.
1995 - Pasuruan
Bentrokan terjadi antara nelayan Kecamatan Lekok dengan nelayan Kisik, Kalirejo Kecamatan Kraton dengan kasus mini trawl/cantrang.
1995 – Lamongan
Ratusan nelayan Paciran menghancurkan fasilitas publik, seperti kantor Camat, Mapolsek, dan Makoramil karena
menganggap Pemkab Lamongan tidak segera mengatasi nelayan yang menggunakan alat tangkap mini trawl yang telah berlangsung lama
Populasi nelayan yang
menggunakan alat tangkap
cantrang hanyalah minoritas
(2%) dibandingkan alat tangkap
lainnya
Mayoritas nelayan di Indonesia
menggunakan pancing/hook and
line (39%), jaring insang/gill net
(29%)
572 571 711 712 713 573 714 718 717 716 715
Konflik Horizontal Cantrang dengan Nelayan Lainnya (2/2)
61
Pada masa diperbolehkan cantrang, banyak pelanggaran operasi jalur (4 mil-12 mil) dan wilayah
penangkapan sehingga timbul konflik dengan nelayan lainnya yang mayoritas tidak memakai cantrang
Sumber:
1) http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/01/05/lxbz5n-konflik-trawl-ancam-30-ribu-nelayan-di-asahan
2) http://satwaspontianak.psdkp.kkp.go.id/index.php/berita/detil/590
3) http://regional.kompas.com/read/2014/07/10/16573951/Nelayan.Cilincing.Kalibaru.Pergoki.Pukat.Harimau.Beroperasi
4) Surehman Banon Atmaja, Duto Nugroho. 2012. Distribusi Spasial Upaya Penangkapan Kapal Cantrang Dan Permasalahannya Di Laut Jawa
.Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 4 (2012)
5) M. Azzam Manan. 2010. Nelayan Desa Bendar: Strategi Dalam Mengatasi Kendala Usaha Perikanan Tangkap. Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol 12, No 2 (2010)
11 Wilayah Pengelolaan Perikaan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI)
18 Desember 2011 – Bagan Asahan
Pembakaran terhadap 5 unit kapal pukat tarik gandeng dua dan 1 unit kapal pukat tarik gandeng dua di Perairan Asahan ± 7 mil dari Panton Utara Bagan Asahan
6 Januari 2012 – Tanjung Balai Asahan(1)
Maraknya penggunaan trawl mengakibatan 30 ribu nelayan lokal merugi sebab hasil tangkapannya berkurang.
Laut Jawa(4)
Permasalahan alat tangkap cantrang muncul setelah kapal pukat cincin banyak yang beralih menggunakan cantrang dan bobot kapal dimanipulasi. Distribusi spasial upaya penangkapan perikanan cantrang telah menyebar di hampir seluruh Laut Jawa,
terkonsentrasi di Selatan Belitung dan Selatan Kalimantan sampai Selat Makassar.
28 Desember 2012 – Nagan Raya(2)
Melanggar hukum adat laot, tiga kapal trawl dibakar
10 Juli 2014 – Cilincing(3)
Ratusan nelayan Cilincing dan Kalibaru, mengeluhkan keberadaan kapal pukat harimau (trawl) yang masih beroperasi di perairan Jakarta
2006 – Kalimantan Timur5)
Kapal Cantrang nelayan Bendar dibakar di perairan Kalimantan Timur karena nelayan setempat menuduh pendaratan hasil tangkapan kapal tersebut di pelabuhan perikanan setempat telah merusak harga pasaran ikan. Akibatnya, pemilik kapal mengalami kerugian yang sangat besar, mencapai hampir 1 miliar rupiah, termasuk nilai ikan hasil tangkapan.
Operasi Cantrang Markdown juga Merugikan Keuangan Negara
Selain merusak ekosistem karena operasinya yang seperti trawl, banyak pemilik cantrang yang tidak membayar
PNBP sebenarnya dan mendapatkan jatah BBM bersubsidi yang seharusnya untuk nelayan kecil
Kerugian Negara Akibat Pengecilan Ukuran Kapal Sebenarnya (Markdown)
1. Izin daerah kapal cantrang dengan ukuran <30 GT,
namun di lapangan rata-rata >85 GT. Pelarangan cantrang karena Permen KP 2/2015 baru efektif berlaku Juli 2017, namun dari 2015 banyak yang tidak beroperasi karena adanya pengukuran ulang yang harus beralih izin menjadi izin pusat (>30 GT). 2. Hasil tangkapan cantrang tidak selektif
menyebabkan deplesi stok atau pengurangan
stok sumber daya ikan, hasil tangkapan akan
semakin berkurang.
3. Kerugian akibat losses 18-40% hasil tangkapan
trawl dan cantrang yang bernilai ekonomis dan dapat dikonsumsi, 60-82% adalah tangkapan sampingan (bycatch) atau tidak dimanfaatkan (discard),
sehingga sebagian besar hasil tangkapan tersebut dibuang ke laut dalam keadaan mati.
4. Biota yang dibuang akan mengacaukan data
perikanan karena tidak tercatat sebagai hasil
produksi perikanan.
5. Pengoperasian cantrang yang mengeruk dasar perairan dalam dan pesisir tanpa terkecuali terumbu karang dan merusak lokasi pemijahan biota laut.
Kerugian Negara akibat
Cantrang Markdown
2015
2016
•
Kehilangan PNBP
•
Penyalahgunaan
Subsidi BBM
•
Deplesi Sumber Daya
Ikan
328,41 M
280,09 M
9,83 T
550,70 M
351,04 M
12,27 T
Total
10,44 T
13,17 T
63
.
Jalur Sebaran Keberadaan Benih Lobster
Peta Sebaran Benih Lopster di Seluruh Wilayah RI.Target Penyelundupan Benih Lobster adalah ke Vietnam
…
Peta Lokasi Penangkapan dan Pengeluaran Benih Lobster di Indonesia
Titik Penangkapan Benur Lobster:
1. Muko-Muko, Bengkulu
2. Pantai Bengkunat, Pantai Senging, Pantai Setia& Labuan Juku,Lampung
3. Pantai Binuageun,Lebak Banten
4. Pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat 5. Pantai Barat Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat 6. Pantai Puger, Jember, Jawa Timur
7. Perairan Pacitan, Jawa Timur
8. Perairan Trenggalek, Tulung Agung Jawa Timur 9. Pantai Grajagan, Banyuwangi, Jawa Timur 10. Pantai Pancer, Banyuwangi, Jawa Timur
11. Teluk Awang, Teluk Ekas, Pantai Selong Belanak, Pantai Mawun, Pantai Kuta, Tanjung Aan di Lombok, NTB
12. PantaiHu’u, Pantai Ria Teluk Cempi di Dompu, Sumbawa
13. Pantai Moramo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara Vietnam Singapore 1 2 3 4 5 6 8 7 9 10 11 12 13 Jakarta Surabaya Semarang Bandung Medan
Jalur Udara Penerbangan Internasional : Jalur Udara Penerbangan Domestik :
Jalur Darat/Laut :
Lampung
Bali DIY
Surat Edaran Menteri Kelautan & Perikanan, 7 November 2014
65
Prioritas Pengeluaran APBN untuk Stakeholder KKP
Reforming anggaran dan efisiensi agar bantuan ke masyarakat tepat guna & tepat sasaran
1
Bantuan Nelayan
Bantuan Pembudidaya Ikan
2
Bantuan Pengolahan & Pemasaran
3
Bantuan Petambak Garam
4
Penyuluhan
kepada 157.341 kelompok&
Pelatihan
kepada 51.572 orang5
Asuransi Nelayan untuk 664.746 orang,
926 unitkapal nelayan, 6.853 unitalat
tangkap termasuk penggantian Cantrang
392 paketpakan mandiri, 297,34 juta
bantuan benih, 2.915 unitbantuan sarpras budidaya (bioflok, KJA, Minapadi)
67 unit Cold Storage, 15 unit Integrated
Cold storage, 243 unit Ice Flake Machine
939,7 ha geoisolator, 12 unit gudang
garam, bantuan usaha garam rakyat (perbaikan tanggul, peralatan tambak garam, kendaraan roda 3) di 21 Kabupaten
Pemberantasan IUU Fishing
Pengelolaan sumber daya ikan
& laut yang berkelanjutan
Peningkatan kesejahteraan
stakeholder KKP
A
B
C
PROGRAM UNGGULAN
.
Kajian Komnas Kajiskan: Stock Ikan Meningkat
.
6.19 6.4 6.41 6.52 7.31 9.93 12,54** 0 2.5 5 7.5 10 12.5 15 1997 1999 2001 2011 2013 2015 2016Konsumsi Ikan Terus Meningkat
69
.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017 29.08 30.48 32.25 33.89 35.21 38.14 41.11 43.94 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun - Year
Cakalang melimpah di Pesisir Kaimana
71
Harian Kompas, Rabu, 18 Oktober 2017
Ekspor Maluku: Fresh Tuna Meningkat Pesat
Nelayan pancing tidak perlu melaut jauh untuk mendapatkan ikan tuna
Ekspor Sulut: Frozen/Fresh Tuna Memberikan Nilai Lebih Tinggi
73
Produk kaleng membutuhkan bahan baku banyak namun nilai yang dihasilkan tidak sebanding produk fresh-frozen
Sumber: BKIPM Manado Data Sampai Juli 2017
Volume Ekspor Tuna, Tongkol, Cakalang Asal Sulawesi Utara Jan-Juli 2016 & 2017 (ton)
Nilai & Volume Ekspor Berdasarkan Tujuan Jan-Juli 2017 (5 Besar)
Nilai & Volume Ekspor Berdasarkan Komoditi Jan-Juli 2017 (5 Besar)
Komoditas
Nilai (US$)
Vol (ton)
Canned Fish
29.073.227,87
7.700
Frozen Tuna
19.698.348,61
2.118
Dried Smoked Fish
7.556.786,88
912
Fresh Tuna
5.013.636,01
437
Pre-Cooked Fish
3.180.000,00
794
Tujuan
Nilai (US$)
Vol (ton)
USA
20.826.199,61
3.610
Saudi Arabia
9.227.490,68
2.305
Japan
12.701.741,07
1.586
United Kingdom
3.179.522,81
762
Thailand
3.182.281,37
729
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Tuna Tongkol Cakalang Jan-Jul 2017 Jan-Jul 2016 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 Tuna Tongkol Cakalang Jan-Jul 2017 Jan-Jul 2016Nilai Ekspor Tuna, Tongkol, Cakalang
Vietnam Mengalami Penurunan Ekspor Seafood Drastis di 2016
Produk udang beku (Kode HS 030617) dan produk lobster Palinurus spp, Panulirus spp, Jasus spp (Kode HS
030621) adalah yang paling kena dampak penurunan ekspor
Kode HS 030617: Frozen shrimps and prawns, even smoked, whether in shell or not, incl. shrimps and prawns in ...
Kode HS 030621: Rock lobster and other sea crawfish "Palinurus spp., Panulirus spp. and Jasus spp.", even smoked, ...
Balance in Value, Seafood Products in Vietnam 2012-2016 (USD Thousand)
-1000000 -500000 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 2012 2013 2014 2015 2016 '030627 '030624 '030613 '030615 '030623 '030625 '030626 '030619 '030629 '030611 '030612 '030622 '030616 '030614 '030621 '030617 Frozen shrimps & prawns Rock lobster & other sea crawifsh
Indonesia Net Exportir Seafood ke-6 di Dunia
75
Thailand dari peringkat ke-1 di 2001 menjadi ke-7 di bawah Indonesia di tahun 2016
Sumber: International Trade Center, 2017
10 Net Eksportir Seafood Dunia (USD Ribu)
0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000 16000000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 China Norway India Chile Ecuador
PNBP SDA Perikanan Mencapai Rekor Tertinggi di 2016
Kementerian Kelautan &
Perikanan Republik
Seiring dengan pembenahan aturan dan penegakan hukum, pendapatan negara meningkat
REALISASI, 2012, 215.48 REALISASI, 2013, 227.56 REALISASI, 2014, 214.44 REALISASI, 2015, 77.47 REALISASI, 2016, 357.88 REALISASI, 2017*, 135.79 TAHUN TARGET (Rp. Miliar) REALISASI (Rp. Miliar) % 2012 150,00 215,48 143,66 2013 250,00 227,56 91,02 2014 250,00 214,44 85,78 2015 578,79 77,47 13,39 2016 693,00 357,88 51,64 2017* 950,00 135,79 14,29
PNBP KKP: Rekor Pencapaian Tertinggi di Tahun 2016
Seiring dengan pembenahan aturan dan penegakan hukum, pendapatan negara meningkat
Sumber: Realisasi PNBP per 17 Januari 2017 dari SIMPONI Kementerian Keuangan
2011 2012 2013 2014 2015 2016 *)
Pendapatan Perikanan 183,423,043,800 215,489,127,500 227,561,090,600 214,445,203,505 77,476,601,001 362,147,217,986
Pendapatan Penjualan Lainnya 1,995,039,871 1,798,467,281 1,882,441,170 2,307,462,106 2,478,717,841 4,781,815,534
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 2,055,272,760 3,288,906,677 3,307,590,826 2,703,901,842 2,876,897,041 1,321,747,333
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan
Teknologi 1,438,504,948 1,146,028,700 1,252,595,169 1,893,832,200 2,058,168,840 1,925,857,171
Pendapatan Sensor, Karantina, Pengawasan, Pemeriksaan 15,829,188,181 17,347,047,992 16,522,448,194 15,621,831,795 20,023,560,608 52,862,486,694
Pendapatan Jasa Bandar Udara, Kepelabuhan dan Kenavigasian 7,980,159,484 2,514,543,511 2,927,716,769 3,501,634,611 3,545,194,680 6,824,482,487
Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan dan Perikanan 8,221,091,042 13,705,579,734 14,636,930,320 16,793,969,042 17,768,793,390 16,304,124,080
Pendapatan Jasa Lainya 145,834,952 20,272,792,614 19,527,544,832 9,198,530,340 9,916,447,604 15,522,573,459
Pendapatan Uang Pendidikan 2,253,625,408 828,582,000 882,916,000 934,812,250 957,100,000 1,288,228,435
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
R
p. M
ili
ar
Rp.
462.227.824.744,-Total PNBP Perikanan 2016Pajak Sektor Perikanan Meningkat
Seiring dengan pembenahan aturan dan penegakan hukum, pendapatan negara meningkat
172.6
210.6
216.7
137.5
271.5
0
100
200
300
400
500
600
2014
2015
2016
Pertumbuhan Penerimaan PPh Sektor Perikanan (Rp. Milyar) 2014-2016*Semester I Semester II
7748
9559
14780
4852
8699
0
5000
10000
15000
20000
2014
2015
2016
Pertumbuhan Jumlah Pembayar PPh Sektor Perikanan 2014-2016*
Semester I Semester II • Pada tahun 2015 terjadi peningkatan penerimaan
Pajak Penghasilan (PPh) sektor perikanan sebesar 55.46%dari semula 310.1 miliar menjadi 482.1 miliar.
• Pada semester I tahun 2016, terjadi peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) sektor perikanan sebesar 3% atau 6.1 miliar dari semula 210.6 miliar menjadi 216.7 miliar .
• Pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah
pembayar Pajak Penghasilan (PPh) sektor perikanan sebesar 45% dari semula 12.600 WP menjadi 18.258 WP.
• Pada semester I Tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah pembayar Pajak Penghasilan (PPh) sektor perikanan sebesar 54.6% di dibandingkan periode yang sama di tahun 2015.
Tax Amnesty Pemilik Kapal Perikanan
Kementerian Kelautan & Perikanan Republik Indonesia
Uang tebusan Tax Amnesty per 1 Desember 2016: Rp. 342,95 M dan potensi peningkatan masih besar
Pengawasan atas pemenuhan
kewajiban perpajakan WP
Sektor Perikanan, dilakukan antara lain melalui koordinasi Satgas 115 dan proses Due Diligence Perizinan KKP dengan DJP Kemenkeu
72%
28%
Belum TA Sudah TA
Total: 3.315 Wajib Pajak
(9.459 Kapal)
Tax Amnesty • 643 Wajib Pajak (2.979 kapal) • Deklarasi asset Rp. 17 T • Uang tebusan Rp. 342,95 MPotensi Pemasukan Negara dari Tax Amnesty
• 2672 Wajib Pajak (6.480 kapal)
• Unreported Catch
• Pemilik kapal di daerah (Izin <30 GT)
Kesejahteraan Nelayan terus Meningkat
Nilai Tukar Usaha Nelayan (NTUN) mengalami peningkatan paling signifikan dibandingkan indikator lainnya
Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016:
Peluang Investasi Bidang Kelautan dan Perikanan
81
Pemerintah berupaya menjaring para investor domestik maupun asing melalui beragam insentif dan
kemudahan bagi investasi berorientasi ekspor dan menyerap tenaga kerja besar
KATEGORI
USAHA
TERBUKA
TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DICADANGKAN
Bagi investasi asing 100% tanpa ketentuan khusus
Cold Storage
Persyaratan dicadangkan untuk UMKMK
Pemindangan Ikan
TERBUKA DENGAN PERSYARATAN KEMITRAAN
Persyaratan bermitra dengan UMKMK
Pembenihan dan pembesaran ikan
Pengeringan, pengasapan, fermentasi & surimi
Pemasaran, distribusi & ekspor
TERBUKA DENGAN PERSYARATAN TERTENTU
Persyaratan tertentu seperti lokasi, besaran modal & rekomendasi lembaga terkait
Penggalian pasir laut (modal domestik 100%) Perikanan tangkap (modal domestik 100% dan izin khusus KKP)
Budidaya koral hias (rekomendasi KLHK)
TERTUTUP
Dilarang melakuka usaha berbentuk apapun, baik investor domestik maupun asing
Penangkapan ikan tercantum dalam CITES
Pemanfaatan koral alam Pengangkatan muatan kapal tenggelam
Rumput Laut adalah Komoditas Dominan dari Budidaya
Produksi rumput laut sebesar 11 juta ton (2015) mencakup 72% dari total hasil produksi budidaya
2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 18,000,000 2011 2012 2013 2014 2015 *) Volume Produksi Perikanan Budidaya Nasional
2011-2015 (ton)
83
Sementara Budidaya Ikan didominasi Nila, Lele, dan Bandeng
Produksi Kerapu yang tercatat masih minim apabila dibandingkan komoditas budidaya ikan lainnya
0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000 5,000,000 2011 2012 2013 2014 2015 *) Volume Produksi Budidaya Ikan, Udang,
Kekerangan 2011-2015 (ton)
Ikan Udang Kekerangan
Nila 29% Patin 9% Lele 20% Mas 13% Gurame 3% Kakap 0% Kerapu 0% Bandeng 18% Bawal Bintang 0% Tawes 1% Nilem 1% Toman 1% Gabus 0% Lainnya 5%
Komposisi Produksi Budidaya Ikan di Tahun 2015
Produksi Budidaya Kerapu Paling Besar di Sumatera & Maluku
Tiga Provinsi Produsen Budidaya Kerapu di Indonesia mencakup 67% produksi budidaya kerapu nasional
2011 2012 2013 2014 2015 MALUKU - PAPUA 669 1,324 1,956 1,490 4,509 SULAWESI 913 769 759 750 648 KALIMANTAN 140 170 194 1,506 506 BALI-NUSATENGGARA 394 544 725 719 802 J A W A 488 878 1,046 791 1,148 SUMATERA 7,975 8,266 8,784 8,089 7,336 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 V o lu m e P ro d u ksi (to n )
Volume Produksi Budidaya Kerapu Per Wilayah (ton)
Propinsi Volume Produksi
(ton)
Maluku 4,145
Sumatera Utara 3,369
Kepulauan Riau 2,551
Top 3 Provinsi Produsen Budidaya Kerapu (2015)
Kategori Nominal
Volume Produksi 14,949 ton
Nilai Produksi Rp. 1,37 Triliun
Produksi Budidaya Kerapu (2015)
67%
85
Ekspor Ikan Kerapu Hidup mempunyai Nilai Jual yang Tinggi
Data Ekspor Kerapu tidak dipisahkan antara kerapu budidaya atau kerapu tangkap
2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 2012 2013 2014 2015
Volume Ekspor Kerapu
Tahun 2012-2015 (ton)
SEGAR ATAU DINGIN/FRESH OR CHILLED HIDUP/LIVE BEKU/FROZEN 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 2012 2013 2014 2015
Nilai Ekspor Kerapu
Tahun 2012-2015 (US$)
SEGAR ATAU DINGIN/FRESH OR CHILLED HIDUP/LIVE BEKU/FROZEN Tujuan Volume Ekspor (ton) Nilai Ekspor (US$) Hong Kong 2,686 22,848,195 Malaysia 466 577,818 Singapura 242 968,164
Top 3 Tujuan Ekspor Kerapu Hidup (2015)