BLOK SYARAF &
PERILAKU
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
1
ANATOMI
DIENCEPHALON
Letak: diantara bagian bawah keduahemisphaerum cerebri, persis diatas mesencephalon
Bagian yg tidak tertutup oleh hemispherium cerebri: corpus mammillare, infundibulum, tuber cinereum, chiasma opticum Terbagi atas: - Epithalamus - Subthalamus - Thalamus - Hypothalamus Thalamus Subthalamus Hypothalamus
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
2
EPITHALAMUS
SUBTHALAMUS
THALAMUS
HYPOTHALAMUS
Letak di dorsal Bagian terkecil
Bentuk spt topi menutupi Thalamus Tdd :
- Corpus pineal organ endokrin - Nuclei habenular
- Commissura caudal
Lokasi di ventral thalamus dan lateral hypothalamus (hanya ada di mamalia). Berperan membangun gerakan ritmik
gerakan yang beraturan
Berperan mengontrol proses miksi (Menghambat reflek miksi).
Stimulasi subthalamus lebih efektif pada terapi parkinson stadium lanjut.
Fungsi:
Mengitegrasikan sistem sensorik sadar dgn motorik sadar
Merupakan relay station dari semua sensorik sadar (kecuali penciuman) utk kmd diteruskan kecortex cerebri gyrus post-centralis (krn gyrus post centralis merupakan pusat sensoris) area Brodmann 3, 2, 1 (utk sensasi suhu, sentuhan, tekanan, sakit), ke cortex fissura calcarina Area Brodmann 17, 18 dan 19 (utk sensasi penglihatan), ke cortex gyrus temporalis superior area Brodmann 22, 41 dan 42 (utk sensasi pendengaran), cortex lobus parietalis inferior area Brodmann 40 (utk sensasi pengecapan)
Menginterpretasikan secara samar sensasi sadar (kecuali penciuman), tapi
interpretasi yg lengkap dilakukan oleh cortex cerebri area Brodmann 3, 2, 1 berdasarkan pengalaman sebelumnya Diduga sbg pusat perasaan subjektif dan
kepribadian seseorang
Terletak di bagian ventral thalamus Berhubungan dengan endokrin, limbik dan
sistem otonom.
FUNGSI
Mengontrol sistem saraf otonom, dimana fungsi ini berintregrasi dgn sistem neuroendokrin, yg pd akhirnya
mempengaruhi sistem homeostasis tubuh Mengontrol kelenjar endokrin dgn
mengeluarkan releasing factors yg mengendalikan produksi ACTH, FSH, LH, TSH, MSH dan LTH
Mengontrol suhu tubuh
Mengontrol intake air dan makanan: hunger center kl rusak menyebabkan hyperphagia+ perilaku agresif dan satiety center kl rusak menyebabkan anorexia dan lethargia
Mengontrol emosi dan perilaku Mengontrol irama cicardia siang dan
malam
Mengontrol tidur
Diduga berperan dlm. ketergantungan obat
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
3
NEUROLOGI
KAPITA SELEKTA (SISTEMATIKA PEMERIKSAAN NEUROLOGI)
IDENTITAS Nama
Usia untuk tatalaksana, menentukan diagnosis
Jenis kelamin menentukan diagnosis krn ada bbrp penyakit yang hanya ada di laki-laki/perempuan Ras
Cekat tangan tangan dominan, karena berhubungan dengan pusat Bahasa. 90 % kanan dominan di kiri. Kidal 60% dikiri sisa di kanan. ANAMNESIS Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga Riwayat kebiasaan
Anak: riwayat tumbuh kembang & imunisasi
GEJALA UTAMA (kata kunci)
Vaskular Awitan biasanta tiba-tiba / mendadak Infeksi tanda infeksi: demam, flu like sindrom Trauma riwayat trauma sebelumnya
Autoimun riwayat remisi eksaserbasi (penyakit sebelemnya), gjl penyakit autoimin lain mis: SLE
Metabolic paparan zat toksik, gigitan hewan, penyakit metabolic (DM)
Iatrogenik/idiopatik riwayat menjalani prosedur medis, keluhan sudah berulang kali Neoplastik penurunan BB, kelemahan, riwayat tumor pd organ lain (kronik progresif) Seizure riwayat kejang, perubahan perilaku, kelainan organ/anatomis sebelumnya PEMERIKSAAN FISIK Tanda tanda vital: TD, nadi, pernafasan, suhu
Status generalis: kepala, torax, kulit, THT. Abdomen, bruit, leher/KGiB, eksremita
Status neurologis: GSC, pupil, TRM, N. kranialis, motorik, sensorik, otonom, gait & koordinasi SKALA KOMA
GLASGLOW Min. = 3 Max. = 15
EYE MOTORIC VERBAL
4 = spontan 3 = perintah verbal 2 = nyeri 1 = tdk ada respon X = tdk dpt dinilaI Min 1, max 3 6 = mengikuti perintah 5 = melokalisasi nyeri 4 = fleksi thd nyeri 3 = fleksi abnormal (dekortikasi) 2 = ekstensi (deserebrasi) 1 = tdk ada respon X = tdk dpt dinilai Min 1, max 6
5 = orientasi baik & berbicara 4 = disorientasi & berbicara 3 = kata-kata yg tdk tepat 2 = suara yg tdk berarti 1 = tdk ada respon X = tdk dpt dinilai Min 1, max 5
Perangsangan nyeri paling baik di sternum, kalau tidak bisa di supra orbital, kl tdk bsa di nail bed
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
4
EYE VERBAL MOTORIK
LIHAT 4: Jika dilihat saja pasien langsung buka mata
SUARA 3: kalau dilihat blm buka mata, beri perintah dgn suara “buka matanya”.
5: Orientasi baik: (kalau jawab benar 3)
- Waktu: tanyakan “skrg pagi atau malam” dgn melihat sinar matahari. Atau tanya “kalau ada matahari pagi atau malam?”
- Tempat: tanya sekarang berada dimana
- Orang: tanyakan nama lengkap atau tanyakan nama salah satu anggota keluarganya
4: disorientasi (apabila salah 1,2, atau 3)
6: beri perintah yang jelas, missal angkat tangan lalu mengangkat tangan
NYERI 2: Kalau dgn suara tidak membuka mata, dirangsang nyeri
3: apabila dirangsang nyeri mengeluarkan kata berarti, missal “aduh” atau “sakit
2: apabila teriak “aaaah” mengerang
5: tangan nyamperin ke tempat perangsangan nyeri, atau menepis rasa nyeri
4: tangan menuju rasa nyeri tapi tidak sampai
3: flexi tdk normal, hanya menekuk tidak jelas
2: ekstensi UNRESPONSE 1: Sudah diberi rangsang nyeri ttp
tidak buka mata
1: tidak respon 1: tidak respon Ex: apabila ada gangguan tdk bs
membuka mata missal: edema palpebral karena tdk bsa dinilai
Vx: pasien dipasang alat lwt mulut Mx:
PUPIL
Membandingkan
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
5
Simetris kanan kiri : ISOKOR. Tidak simetris: ANISOKORTANDA RANGSANG MENINGEAL Cahaya masuk diterima oleh N II N II Berubah menjadi N III Normal Kerusakan N III kiri Kerusakan N II kanan KAKU KUDUK Pasien tidur tdk menggunakan bantal Sternum pasien ditahan oleh pemeriksa lalu kepala di fleksikan sampai menyentuh sternum atau smp 3 jari pemeriksa.
Kalau 3 jari tdk sampai kaku kuduk (+)
Sekaligus periksa Brudzinsi I kaki ikut naik/tdk. Kl naik Brudzinski I (+)
Dzinski I (+)
LASEQUE Pasien difleksikan di sendi panggul harus mencapai 70o
KERNIG Pasien difleksikan sendi panggul lalu ekstensikan sendi lututnya
Cukup 135
Brudzinski II saat kernig kiri kaki kanan ikut naik atau tidak
BRUDZINSKI I
LAPORAN:
Kaku kuduk (-), Laseque > 70⁰/> 70⁰, Kernig > 135⁰/> 135⁰ Kaku kuduk (+), Laseque > 70⁰/> 70⁰, Kernig > 135⁰/> 135⁰ Kaku kuduk (-), Laseque < 70⁰/> 70⁰, Kernig < 135⁰/> 135⁰ Brudzinski ditulis hanya bila +
bbb LAPORAN: Bulat, isokor, 3 mm, RCL +/+, RCTL +/+ Bulat, anisokor, 3 mm/5 mm, RCL +/-, RCTL +/+ Ka : Bulat, 3 mm, RCL +, RCTL + Ki : Ireguler, RCL +, RCTL +
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
6
N. KRANIALIS
NAMA KOMPONEN FUNGSI
I N. Olfaktorius Aferen viseral khusus Penghidu II N. Optikus Aferen somatik khusus Pengelihatan III N. Oculomotorius Eferen somatik
Eferen viseral umum (parasimpatis)
Aferen somatik
Pergerakan mata (m. rektus superior, inferior, dan medial; m. obliqus inferior & m. levator palpebra)
Kontriksi dan akomodasi pupil (m. sfingter pupil dan m. siliaris
Proprioseptif IV N. Tochlearis Eferen somatik
Aferen somatik
Pergerakan mata (m. obliqus superior) Proprioseptif
V N. Trigeminus Eferen viseral khusus Aferen somatik
Otot mastikasi & eardrum tension
Sensasi umum dari separuh anterior kepala termasuk wajah, hidung, mulut, & menings
VI N. Abdusen Eferen somatik Pergerakan mata (m. rectus lateral) VII N. Fasialis Eferen viseral khusus
Eferen viseral umum (parasimpatis) Aferen viseral khusus Aferen somatik
Otot ekspresi wajah & tension on ear bones Lakrimasi & salivasi
Pengecap (2/3 anterior lidah)
Somatosensori telinga luar, kanalis aud., membran timpani luar
VIII N. Akustikus Aferen somatik khusus Pendengaran & keseimbangan IX N. Glossofaringeus Eferen viseral khusus
Eferen viseral umum (parasimpatis) Aferen viseral khusus Aferen somatik
Pergerakan menelan Salivasi
Pengecapan (1/3 posterior lidah), gag refleks Somatosensorik telinga tengah, tuba eus. X N. Vagus Aferen viseral umum
Aferen viseral khusus Aferen somatik Eferen viseral khusus Eferen viseral umum (parasimpatis)
Sensori viseral Pengecap (epiglotis)
Somatosensori kanalis auditorik, duramater Pergerakan menelan & kontrol laringeal Parasimpatis torakan & viseral abdomen
XI N. Assesorius Eferen somatik Pergerakan bahu & kepala (m. sternocl. & m. trapezius) XII N. Hipoglosus Eferen somatik Pergerakan lidah
NUCLEUS
Mesensefalon : 3,4 Pons : 5,6,7,8 Medulla oblongata :
9,10,11,12
Dari inti sampai ke otak :
UMN (central)
Dari inti sampai ke otot:
LMN (perifer)
LAPORAN:
Parese N. VII sinistra sentral Parese N. XII sinistra sentral Parese N. VII dekstra perifer Parase = kelumpuhan
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
7
MOTORIK
KEKUATAN 5 Normal
4 Bisa melawan gravitasi dan bisa melawan tahanan ringan
3 Hanya mampu mengangkat tp tidak bs melawan tahanan
2 Tidak bisa mengangkat, hanya bs geser-geser 1 Tidak bisa mengangkat dan tidak bergeser tp masih
ada tonus
0 Tidak bisa mengangkat dan tidak bergeser tdk ada perubahan tonus
TINGKAT JAWABAN REFLEKS 0 Tidak ada refleks sama sekali +1 Jawaban lemah/kurang +2 Normal
+3 Jawaban berlebihan, area pengetukan refleks meluas
+4 Jawaban berlebihan & tdp klonus SENSORIK
Lesi di otak Kanan Vs Kiri Lesi di medulla Spinalis atas Vs Bawah
Simetris/tidak
Pada decussation pyramidalis jaras menyilang
sehingga apabila terjadi kelumpuhan yang terjadi
kerusakan adalah yang sebaliknya. Missal: lumpuh
sebelah kanan, rusak sebelah kiri
Membedakan UMN dan LMN:
UMN hipertonus, hiperreflek, atrofi karena ototnya tdk pernah dipakai dan atrofi muncul lbh lama
LMN hipotonus, hiporeflek/ areflek, atrofi terjadi karena denerfasi (putus) dan atrofi langsung muncul
Apabila kekuatan otot 0-1 pleggi
2,3,4 paresis
Raba halus depan medulla spinalis Getar belakang medulla spinalis Nyeri lateral medulla spinalis
Proprioseptif belakang medulla spinalis Suhu lateral medulla spinalis
Lesi di otak Kanan Vs Kiri Lesi di medulla Spinalis atas Vs Bawah
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
8
Pada laki-laki setinggi papila mammae ke bawah setinggi thoracal 4Umbilicus ke bawah setinggi thoracal 10 OTONOM
DIAGNOSIS KLINIS: berdasarkan tanda & gejala yang ditemukan (dpt berupa sindrom) gejala dari hasil anamnesis, tanda dari hasil PF TOPIS: berdasarkan lokasi kelainan korteks atau medulla spinalis
ETIOLOGIS: berdasarkan penyebab
PATOLOGIS: berdasarkan keadaan patologi yang terjadi gambaran PA
PEMERIKSAAN PENUNJANG Lab, Radiologi Neurofisiologi Lumbal pungsi LAPORAN:
Hemihipestesi dekstra (raba halus) kanan lebih baal Hipestesi (baal) dermatom T10 ke bawah
Parahipestesi tungkai dua-duanya; Monohipestesi hanya salah satu Estesi = perasaan; Parestesi = kesemutan; hiperestesi = berlebihan
Retensi LMN Inkontinensia UMN Lesi di otak Kanan Vs Kiri Lesi di medulla Spinalis atas Vs Bawah
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
9
TATALAKSANA Medikamentosa dan non medikamentosa PROGNOSIS
NEURODIAGNOSTIK
DEFINISI Semua pemeriksaan yang berhubungan dengan penegakkan diagnosis di bidang ilmu penyakit saraf Tetap untuk Penegakkan diagnosis anamnesis & pemeriksaan fisik
Macam: lumbal pungsi, neurofisiologi, neuroimaging
LUMBAL PUNGSI Pasien tiduran bungkuk, tusuk tulang belakang sampai subarachnoid Tarik cairan otak nya Berperan dalam bbrp penyakit:
- Infeksi & inflamasi - Perdarahan subarachnoid
- Penyakit yg mempengaruhi TIK (tekanan intracranial) Indikasi
- Menilai tekanan (opening pressure) & cairan serebrospinal (selular, sitologi, kimia, bakteri)
- Terapi anestesi spinal, antibiotik, antitumor, ↓ TIK
- Diagnostik mielografi (injeksi zat radioopak), sisternografi radionuklir (zat radioaktif) Kontraindikasi relative
- ↑TIK (nyeri kepala & papiledema) risiko herniasi (tu bila ada massa) - Luka di tempat pungsi missal: bisul
Komplikasi: - Herniasi - Nyeri kepala NEURO IMAGING
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
10
Foto polos- Fraktur (trauma), infiltrasi tumor, infeksi tulang Computed Tomography (CT scan)
- Densitas bbd : tulang, CSF, darah, substansia alba & grisea
- Perdarahan, jaringan otak, abses, tumor, ventrikel, struktur midline
- Macam: CT scan non kontras (utk perdarahan spt struk), CT scan +kontras (infeksi dan tumor), CT scan kepala +bone window (cedera kepala)
Kelebihan CT vs MRI
- Pasien dengan metal di tubuh cnth pasien dgn pen, kawat gigi tdk bs pake MRI - Perdarahan lebih cepat & jelas terlihat
- Lebih murah - Ketersediaan
- Waktu pemeriksaan lbh singkat - Baik utk melihat tulang
Magnetic Resonance Imaging
- Lebih mudah membandingkan substansia alba & grisea
- Dpt melihat lesi yg letaknya di dalam (lobus temporal dalam, fossa posterior, cervicomedullary junction)
- Lesi demielinasi & infark lebih cepat terlihatDpt menentukan waktu perdarahan - Lebih bagus untuk melihat jar. Lunak
Angiografi
- Diagnostik: aneurisma, malformasi vaskular, penyempitan/sumbatan pembuluh darah, diseksi arteri, angiitis
- Melihat USG
- Otak janin & neonates karna ubun-ubun masih terbuka, untuk melihat perdarahan - Deteksi : perdarahan intraserebral & subdural, massa, defek kongenital
- Visualisasi sirkulus Willis, arteri karotis & vertebralis, arteri temporalis menentukan derajat stenosis Electroencephalografi (EEG)
- Untuk melihat kejang/tidak, dengan melihat aktifitas listrik
- Kejang & kecurigaannya, penyakit metabolik, study of sleep, monitor aktivitas serebral pd pasien yg dianestesi Visual Evoked Potentials (VEP)
- Menilai jalur visual
Brainstem Auditory Evoked Potentials (BAEP) - Menilai jalur auditorik
Somatosensory Evoked Potentials (SSEP) - Mengkonfirmasi lesi sistem sensorik
Electromyography (EMG) pasiennya ditusuk dan disuruh bergerak - Kalau dia LMN
Nerve Conduction Studies (NCS)/kecepatan hantar syaraf NCS pasien nya diestrum dilihat brp lama responnya - Kalau LMN
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
11
LESI SARAF KRANIAL
SIND. FOSTER KENNEDY penekanan pd fossa anterior, mengenai saraf: - N.I untuk pembauan shg tjd anosmia tdk bisa mencium sama sekali - N.II untuk pengelihatan tjd papil edema/atrofi periksa dengan funduskopi SIND. TOLOSA HUNT pd sinus cavernosus, mengenai saraf:
- N. III ptosis, gangguan gerakan bola mata kesemua arah - N. IV
- N. V-1 sensorik daerah dahi menjadi hipestesi, reflex kornea menurun - N. VI
SIND. GRADENIGO pada daerah cavernosus sebelah bawah, mengenai saraf: - N. V-VI gangguan sensibilitas satu sisi, dan kesulitan melirik ke arah lateral
SIND. RAMSAY-HUNT karena inflamasi, sering pd post herpes mengalami udem sehingga menekan - N. VII - VIII spt bells palsy disertai gangguan pendengaran
NEURALGIA TRIGEMINAL N. V
BELL’S PALSY N. VII
TRIGEMINAL NEURALGIA
Nama lain: TIC DOUBLEREUX
Serangan berupa nyeri (spt panas/kesemutan) wajah unilateral, spontan, episodic, tidak lebih dari 2 mnt Melibatkan cabang dari N. trigeminus
- N. V-1 (opthalmicus): sudut mata sampai telinga bag. Atas, kulit kepala, dahi, kepala bag. Depan
- N. V-2 (maxilaris): bawah sudut mata sampai sudut bibir, pipi, rahang atas, bibir atas, gigi dan gusi, sisihidung - N. V-3 (mandibularis): rahang bawah, gigi, bibir bawah, gusi
Factor pencetus: sentuhan, bicara, makan, minum, mengunyah, sikat gig, menyisir, cukur
Nyeri: ALODINIA respon berlebihan thd nyeri yang tdk sesuai dgn rangsangannya. Berbeda dgn HIPERALGESIA satu sisi lbh nyeri
Wanita : pria = 3 : 2
Etiologi: idiopatik kompresi N. V, demyelinisasi, traksi gigi, MS, stress, tumor, atherosclerosis GAMBARAN
KLINIK
Kebanyakan unilateral
Serangan paroksismal di daerah muka atau frontal dengan nyeri bbrp detik, tidak lebih dari 2 menit Minimal 4 karakteristik:
- Distribusi pada 1 atau lebih cabang N. V, plg sering V-2 dan V-3 - Mendadak, tajam, stabbing, intens, spt terbakar
- Intesitas nyeri hebat
- Factor presipitasi dari area trigger atau aktivitas sehari hari mengunyah makan, sikat gigi - Diantara masa paroksismal, px asimtomatik
Serangan stereotipi bentuk sama, tdk pernah berubah2. Missal hny kesemutan
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS: neuropatikpain dgn obat OAE penghambat Channel Na/Ca yang bsa menggangu impuls yg berlebihan - Carbamazepine (1st line): 50-100 mg 600-1200mg
- Oxcarbazepin mulai 300mg dinaikan 300mg/hari - Phenytoin (2nd line): 300-500mg/hari
- Gabapentin: 600-2000mg/hari - Pregabalin 150-600mg/hari
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
12
Apabila farmakologis tdk membaik lakukan MRI untuk mencari penekanan dmn BEDAH
- Pada kasus refrakter
- Gamma knife, penekanan dengan balon, radiofrekuensi penyuntikan gliserol
BELL’S PALSY
Kelumpuhan saraf N. VII tipe perifer (LMN) yang terjadi scr akut Etiologi: idiopatik, kemungkinan infeksi virus
N. VII awalnya berjalan bersamaan dengan VI dan VIII pada canalis fascialis berjalan sendiri dan membentuk cabang: - Ganglion genikulatum produksi air mata, kelainan: hipolakrimasi
- N. tapezius pendegaran, kelainan: Hiperakuisis - Corda timpani pengecapan 2/3 depan lidah
- Foramen stilomastoideus mengontrol gerakan motorik mimic wajah UMN: tidak mengalami kerusakan seluruhnya karena tdk mengenai inti LMN: segmen atas bawah mengalami kerusakan
GAMBARAN KLINIK
Biasa terjadi pd usia pertengahan
Paralisis mendadak pada saat bangun tidur Gejala lsg komplIt saat serangan
DIAGNOSIS EMG dengan memeriksa evoke potensial pd foramen stylomasstoideus
Evoke potensial diatas alis, bawah mata, sudut bibir dipasang electrode kemudian diestrum pd daerah depan telinga. Gelombang diukur lebih pendek atau normal. Bell’s palsy landai
Bila evoke hasil baik prognosis baik TERAPI FARMAKOLOGIS
- Prednisone 1 mg/kgBB (max 60mg/hari) selama 5 hari tap off 10 mg/hari (bila px dtg pada fase akut, lbh dr 7 hari tdk bermakna)
- Acyclovir kombinasi dengan steroid hasil lebih memuaskan - Neurotropic
- Analgetik/antiinflamasi NONFARMAKOLOGIS
- Fisioterapi setelah 4 hari awitan, karena rx inflamasi masih hebat - Tutup mata dengan kassa (utk cegah infeksi), konjungtivitas-teratitis
LESI BATANG OTAK
ANATOMI Dibagi menjadi mesencephalon, pons, medulla oblongata Formasio retikularis pusat kesadaran
Tdp inti-inti syaraf kranialis III – XII
Dari otak ke capusla interna kemudaian ductus caudatus kemudian turun ke batang otak lalu pada decussation pyramidalis akan menyilang 80%. Sehingga kalau ada kelainan di:
- UMN: hemiparesis kontralateral
Dibatang otak LMN sehingga paresis syaraf kranial ipsilateral (hemiparesis alternans) (TANYA LAGI) ETIOLOGI Mikroangiopati, iskemia batang otak, space occupying lesion, perdarahan, infeksi, trauma
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
13
SINDROMA WALLENBERG SINDROMA DEJERINE SINDROMA MILLARD – GUBLER (FOVILLE)
SINDROMA BENEDIKT SINDROMA WEBER LOCK IN SYNDROME
Penyebab:
oklusi atau emboli teritori A. cerebellaris posterior inferior (PICA) atau a. vertebralis Gambaran klinis: - Vertigo mendadak - Nystagmus - Mual, muntah - Dysarthria dan disfonia - Singultus
Akibat oklusi cabang paramedian dari a. vertebrialis atau a. basilaris, sering bilateral Gambaran klinis: - Kelumpuhan flaksid N. XII ipsilateral - Hemiplegia kontralat dgn Babinski (+) - Hipestesi kolumna posterior kontralateral - Nystagmus
Akibat oklusi cabang sirkumferensial a. basilaris, tumor, abses Gambaran klinis: - Kelumpuhan N. VI ipsilateral - Kelumpuhan N. VII perifer ipsilateral - Hemiplegia kontralateral - Analgesia kontralateral - Thermanestesia - Gangguan raba, posisi, vibrasi
Akibat oklusi cabang-cabang pedunkular a. basilaris dan a. cerebri posterior Gambaran klinis: - Kelumpuhan N. III ipsilateral, midriasis (+) - Gangguan raba, posisi dan vibrasi, 2 point discrimination kontralateral - Hiperkinesia dan
rigriditas kontralateral
Akibat oklusi cabang intrapedunkular a. cerebri posterior dan a. choroid, bisa juga akibat tumor (giloma) Gambaran klinis: - Kelumpuhan N. III ipsilateral - Hemiparesis kontralateral spastik - Rigiditas kontralateral - Ataksia kontralateral - Paresis N. VII, IX, X,
XII sentral tipe UMN
Lesi bilateral ventral pons Sindrom terdiri dari:
- Quadriplegia (terkena traktus kortikospinalis bilateral basis pons) - Afonia tdk bersuara - Kdg terlihat ggn gerak horizontal mata, krn terkenanya fasikulus N. VI bilateral Formasio retikularis intak
sadar penuh
Gerak vertical bola mata (N.III) baik dan kedipan mata baik
Pasien tdk bisa ngapa2in hanya bs mengedip dan mengeluarkan air mata.
PENYAKIT NEUROVASKULAR
DEFINISI Stroke: sindrom yang bercirikan keluhan klinis deficit neurologis yang mendadak dan bertahan >24jam
Transient Ischaemic Attack (TIA): sindrom yang bercirikan keluhan klinis deficit neurologis yang bertahan <24jam Penyebab kematian no.2
Pasien dengan TIA harus tetap dirawat karena gambaran CT scan ttp ada iskemik, walaupun tdk ada gejala klinis
Terapeutic
window, di RS lsg CT Scan
Iskemik Onset 3 jam, obat rtPA
Hemorragik Onset 4 jam, obat RAF VII
Diagnosis
Terapi awal
Merujuk
!Lewat dari onset, pemberian obat
tdk mengembalikan keadaan!
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
14
DIAGNOSIS
KLASIFIKASI
Pemeriksaan penunjang hanya boleh jika anam dan PF tdk menyakinkan
Pilihan
terapi
Prognosis
Anamnesis & PF DIAGNOSIS Clinical diagnosis berdasarkan anamnesis Topical diagnosis tempat PIS/SAH Etiological Diagnosis Trombus/ embolus/ pch pemb. darah Pathological Diagnosis Iskemik & hemoragikmenetukan
Diagnosis ONSET
MENDADAK
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
15
GEJALA TOPIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gold standard: CT scan kepala non kontras, jangan pakai kontras karena apabila dia hemoragik cairan kontras masuk keotak TIK >>
- Pada hemoragik jam-jam pertama sudah terlihat - Iskemik hari kedua baru terlihat
Melihat faktor resiko Laboratorium:
- Profil lipid (kol. total, HDL, LDL, TG)
- Profil gula darah (GDP, GD2PP, HbA1C) menentukan DM - Asam urat
- Hemostasis lengkap (PT, APTT, D-dimer, INR, Fibrinogen) melihat darah kental atau tidak, kental iskemik, encer hemoragik - Kadar hemoglobin polisitemia
EKG untuk menyingkirkan kelainan jantung bs embolus Rontgen thorax meilhat jantung membesar/tdk
- PA: pasien harus berdiri - AP: untuk pasien lumpuh Untuk menentukan prognosis:
- GDS: hiperglikemi buruk, krn sel-sel otak byk yg mati shg guldar keluar semua
- Hitung jenis: leukositosis reaktif (semuanya jenis meningkat) prognosis buruk
TATALAKSANA ISKEMIK
- Antiagregasi Trombosit (asam asetil salisilat) Mencegah tjd struk berikutnya, mencegah trombus - Neuroprotektor (citicholine) menstabilkan membran sel agar tdk cepat pecah
- Stabilisator Plak + Mencegah Vaskulitis (simvastatin) Mencegah tjd struk berikutnya, mencegah embolus
- Antihiperhomosisteinemia (vitamin B6,B12, asam folat) Mencegah tjd struk berikutnya, homosistein berlebih dpt menyebabkan artheroskeloris. Homosistein >meningkat pd: laki, perokok, terpapar protein
HEMORAGIK
Fase akut: saat perdarahan masih tjd biasanya sampai minggu ke 2, terapi: - Neuroprotektor (citicholine)
- Antihiperhomosisteinemia(vitamin B6,B12, asam folat)
- Tdk boleh diberikan antiagregasi tromosit dan stabilisator plak pd fase akut Lewat fase akut baru berikan antiagregasi dan stabilisator plak
KORTEKS
Kekuatan otot atas
dan bawah berbeda
SUBKORTEKS
Kekuatan otot atas
dan bawah sama
STROKE TD ↑ keadaan normal
Karena tdp sumbatan darah, shg jantung memompa lbh keras Pd fase akut tdk boleh TD rendah bs mkn iskemik Tdk boleh terlalu tinggi pecah
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
16
𝑀𝐴𝑃 =
𝑆𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙 + 2 𝐷𝑖𝑎𝑠𝑡𝑜𝑙
3
Serangan berulang penanganan sama Penanganan dirumah
- Airway ada ngorok, lakukan manuver - Breathing oksigen
- Circulation
INFEKSI SSP
MENINGITIS
PENDAHULUAN Merupakan masalah medis pentingkarena angka kematian↑ dan angka kecacatan tinggi
Sinonim: leptomenginitis
Meningitis merupakan proses keradangan yang mengenai salah satu/bbrp lapisan selaput otak:
- Piamater - Arachnoid
- Ruang subarachnoid
- Dapat meluas ke jaringan otak & medulla spinalis
Encephalitis: infeksi dengan proses peradangan yang mengenaik jaringan otak.
Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas meningitis: - Pengetahuan ttg patof dari meningitis
- Perhatian dan wapada thd meningitis
- Cepat mengetahui kemungkinan penyebabnya - Terapi cepat & adekuat
- Melakukan kegiatan preventif Etiologi:
- Protozoa: toxo, malaria - Mikosis: blastomikosis, dll - Rickettsia
- Virus, herpes
MENINGITIS BAKTERIAL AKUT
MENINGITIS TUBERKULOSIS = MENINGITIS SUBAKUT/KRONIS
DEFINISI Infeksi meningitis yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 hari dan umumnya disebabkan oleh bakteri
Sering disebut: meningitis purulenta karna pada lumbal pungsi LCS nya keruh purulen
Merupakan meningitis drimana onset penyakitnya >4minggu, dapat juga 2-8minggu
ETIOLOGI UMUR ORGANISME PENYEBAB YANG UMUM NEONATUS Sreptococcus grup B/D
Streptocccous non grup B E. coli, L. monocytogenes Infant & anak H. infuelenzae
S. pneumonia
N. meningitides, diplococcus pneumonia
Mycobacterium tuberculosa
ISKEMIK : MAP > 140 HEMORAGIK: MAP >130
Hipertensi emergensi TD diastol >120 HARUS DITURUNKAN DALAM WKT 1 JAM, hanya boleh turun 25% dr MAP awal. Obat: intravena nicardipin
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
17
Dewasa S. penumoniae, H. influenzaN. meningitides, basil gram (-) Staphylococcus, streptococcus Spesies listeria
PATOGENESIS Penyebaran infeksi melalui
1. Hematogen pembuluh darah
2. Percontinuitatum (perluasan lsg dr infeksi) 3. Melalui tr. Respiratorius
4. Implantasi langsung, missal: - Trauma terbuka kepala
- Tindakan bedah otak evakuasi perdarahan atau dekompresi tumor yang tdk dilakukan provilaksis dengan benar
- Lumbal pungsi
Multiplikasi & lisis bakteri dalam ruang subarachnoid (RAS) ↓
Pelepasan komponen dinding sel bakteri kedalam RAS ↓
Produksi sitokin inflamasi (TNFα, IL-1, MIP) ↓
Pengumpulan PMN dengan perlekatan PMN pada endothelium & tjd diapedesis
↓ ↓
Permeabilitas BBB ↑ migrasi PMN kedalam CSS
↓ degranulasi & melepaskan
Edema vasogenik Eksudat protein dlm RSA metabolit oksigen toksik
↓
Obstruksi dari outflow & resrorbsi GDD
↓
Edema instisial +volume CSS
↓
TIK↑
FAKTOR VIRULENSI BAKTERI MENINGITIS BAKTERIAL
FAKTOR KONSEKUENSI
Kapsul polisakarida bakteri
Adhesi mukosa
Evasi dari jalur alternative komplemen Invasi css
Dinding sel
lipopolisakarida bakteri
Inflamasi meningen Aktifitas lekosit
Pelepasan sitokin (TNF, IL1) Kerusakan sawar darah otak
Pada umumnya didapatkan focus ditempat lain terutama paru Anak: primer di paru
Dws: primer dari tempat lain, seperti mastoid, spondylitis, serta organ lain Penyebaran
Kelenjar regional
duktus thorasikus
sirkulasi/hematogen
invasi SSP eksudat kaseosa
masuk ruang subaraknoid
MENINGITIS Predileksi eksudat kaseosa didaerah basal otak pembuntuan aliran LCS pd aquaduktus sylvii & ruang sub araknoid batang otak hydrosefalus (mjd herniasi), papil edema, ↑TIK
Pada ruang subaraknoid didapatkan pembuluh darah (arteritis) thrombosis infark serebri multiple
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
18
GAMBARAN KLINIS Onset akut 25% timbul dalam waktu 24 jam setelah onset:
- Sakit kepala riwayat sakit kepala 3 hari atau 1mg sebelum adanya keluhan yag lain
- Kaku kuduk leher tidak mampu menyentuh dada saat difleksikan - Panas menggigil
- Fotofobia - Mual, muntah - Kejang
- Gejala neurologis fokal gangguan pada salah satu sisi (hemiparesis, hemihipestesi, kejang fokal)
- Penurunan kesadaran deficit neurologis global
GEJALA/TANDA FASE
I II III IV
Rangsang meningen - + + +
Kelainan syaraf otak (N. VI, VII) - + + +
Hemiparese - + + +
Tanda neurologic fokal - - + +
Konvulsi - - + +
Penurunan kesadaran - - - +
Shock & koma - - - +
Biasanya fase I tanpa gejala, atau hanya nyeri kepala pd pasien TB DIAGNOSA PEMERIKSAAN FISIK
Kaku kuduk/iritasi meningen kernig, brudzinki I-IV Papil edema pemeriksaan n. II mengunakan funduskopi
Gejala neurologis fokal, terutama gangguan pd syaraf kranialis III, IV, VI, VII keluhannya diplopia (pandangan double), parese n. VII
Infeksi ekstrakranial sbg sumber paling sering yang lubang2. Missal: - Otitis Media Purulenta (OMP) ada secret yang berbau ditelinga. - Sinusitis yang tdk tertangani
- Abses gigi
Artitis, terutama bila N. meningitides sbg penyebab Kejang
Penurunan kesadaran koma PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB:
- Urin lengkap, Darah Lengkap,
- Elektrolit: karena komplikasi bisa terjadi sindrom inapropiate antidiuretic hormon (SIADH) urin berlebihan
- guldar, fungsi ginjal & hati, kultur darah, tes utk sifilis Radiologi
- X-foto torax untuk mcr factor penyebab mis pneumonia - X-foto sinus paranasalis/mastoid
- Ct scan/ MRI kepala - EEG
GOLD STANDARD: LUMBAL PUNGSI
Fraksi protein - None - Pandy
Hitung sel banyak MN/PMN
Gejala klinis: demam subfebris, kaku kuduk, nyeri kepala hebat, muntah Pemeriksaan LCS:
- Liquor jernih
- Leukosit antara 50-400/mm3 - Limfosit predominan/mononuclear - Kadar glukosa menurun
- Kadar protein ↑
- Terdapat pelikel LCS didiamkan slm 24 jam diruang terbuka terbentuk spt jaring laba2
Pemeriksaan tambahan - Thorax foto - Ct-scan kepala DASAR DIAGNOSA:
Adanya rangsang meningel meningkat: - Kaku kuduk, kernig, brudzinski LCS:
- Leukositosis, terutama limfosit/mononuclear - Protein ↑
- Glukosa ↓
Ditambah dgn 2 dari 3 kriteria :
- Ada bakteri TB dgn hapusan maupun kultur dr pelike cairan otak - X-foto torak gambaran TB
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
19
Protein Kadar glukosa bandingkan dgn kadar guldar Direct smear/hapusan langsung
Kultur
KONTRA INDIKASI: Absolut:
- Papil edema yang nyata merupakan tanda peningkatan TIK yang sgt tinggi
- Penurunan kesadaran yg dalam atau yang memburuk dengan cepat sudah dalam kondisi herniasi
- Deficit neurologi fokal infeksinya sudah hebat
- Kecurigaan lesi desak ruang intracranial: missal abses atau perdarahan lakukan ct scan dl
Relatif
- Sedang Infeksi local dipunggung bawah tempat LP - Syok akibat berbagai sebab karena akan nyeri - Kagulopati gangguan koagulasi
- Trombosit < 50k pd pemeriksaan drh tepi utk pembekuan darah M. BAKTERIAL M. VIRUS M. SEROSA
Tekanan 5-15cm H2O ↑ N; Sedikit ↑ TBC: N/sedikit↑ AIDS + meningitis kriptokokus : ↑ Hitung sel PMN MN MN Kuman yang didapat Glukosa
Warna cairan: keruh bakteri, jernihvirus/tb
Pemeriksaan ag spesifik jarang dilakukan karena mahal
Imaging CT scan contrast contrast enhasment (mengisi sulkus dan girus scr difuse)
PENATALAKSANAAN Sedini mungkin setelah diagnose pasti semakin cepat prognosis baik Terapi umum:
- Tirah baring total
- Perawatan 5b jangan smp decubitus Terapi spesifik
- Antibiotic sesuai dengan hasil pemeriksaan LP
- Bila ada kontraindikasi LP berikan antibiotic sesuai antibiotic empiris
- Lama pemberian antibiotic sesuai dgn jenis bakteri
Penatalaksaan umum sama dgn meningitis bacterial akut Pengobatan spesifik, digunakan kombinasi tb:
- INH
- Ethionamid/pyrazynamid - Streptomisin
- rifampisin
pemberian kortikosteroid (bs smp 2 minggu bila: - shock
- TIK ↑
- Adanya tanda arachnoiditis
Diberikan 2 bulan pertama Kemudian dilanjutkan 6-9bulan berikutnya dgn rifampisin dan INH saja
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
20
USIA KUMAN ANTIBIOTIK
NEONATUS Streptococcus grup B, atau D. E.coli, I monocitogenes Ampisilin + cefotaxim Ampisilin + gentamisin Acyclovir H. simplex encephalitis
INFANT Ampisilin + cefotaxim/ ceftriaxone Chloramphenicol + gentamicin +vancomisin +dexametason Anak-dws 7-50tahun S. pneumonia, N. menigitidis, i. monocytogenes Cefotaxime (3x1g)/ ceftriaxone (2x2gr) + ampisilin Chloramphenicol + trimetroprim/ sulfamethoxazol
Bila prevalensi s.pneumoniae resisten cephalosporin >2% beri:
- Cefotaxim/ceftriaxone + vancomisin
- Chloramphenicol/ klindamisin/meropenem TERAPI TAMBAHAN:
- DEXAMETHASON apabila ada TIK ↑ hebat, edema hebat
- Neurologis fokal yg progresif baik di hemisfer, batang otak,mielum, atau akar saraf
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
21
Menghambat rx inflamasi krn lisis bakteri dalam ruangsubarachnoid
Perbaikan BBB ↓ penetrasi AB kedalam CSS ES: perdarahan GI, supresi imun ↓imun seluler
Diberikan sebelum pemberian antibiotic pertama (10-15menit) - Immunoglobulin
Diberikan sedini mungkin
Menetralkan endotoksin, krn ↑ bakteri Tdk menyebabkan supresi imun
Pilih yg dpt menembus BBB molekul kecil
Dosis: 1-3ml/kgBB IV berikan perinfus dgn kecepatan 150-225 ml/jam atau 40-60tts/mnt
- Peningkatam TIK
Letak kepala 30o dari tempat tidur
Edema hebat Obat hiperosmoler: mannitol atau trigliserol TIK ↑ Hiperventilasi: pCO2 dipertahankan: 27-30mmHg Barbiturate ↓kebutuhan metabolic otak
KOMPLIKASI Gangguan cerebro vaskuler infark nekrosis otak Edema otak
Hidrosefalus 1-2 hari bs meninggal Perdarahan otak
Kejang Efusi subdural
Parese n. cranialis III, VI, VII, VIII
Septik shock RDS DIC pneumonia Miokarditis, endocarditis Hidrosefalus Kejang Hemiplegia
Parase n. cranialis n. VI krn gejala di basal terkompresi oleh penumpukan nekrosis kaseosanya
Afasia
Encephalomyelopathy
ENCEPHALITIS
ENCEPHALITIS VIRAL AKUT
ENCEPHALITIS TOXOPLASMA
DEFINISI Viral encephalitis merupakan self limiting illness, tetapi sering berkembang menjadi meningoencephalitis yang lebih berat dan merupakan aseptic meningoencephalitis
Etiologi:
- herpes simplex, zoster - entero virus
- arbovirus, mumps, - limfotik
- coxsakie
= cerebral toxoplasmosis
Banyak ditemukan pd pasien HIV aids stadium 4
Merupakan suatu infeksi yang disebabkan toxoplasma gondii dan mengenai jar. Otak
PATOFISIOLOGI Penyebaran scr hematogen Penularan ke manusia melalui kontak langsung dengan tinja kucing atau kista (ookista) yang tertelan bersama makanan yang tidak dimasak dgn baik Umumnya menyerang pasien dgn imun menurun
Pybab tersering infeksi SSP yang memberi gambaran masa pada pasien HIV/AIDS umumnya simtomatik bl CD4+ < 100mm3
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
22
GEJALA KLINIS Onset mendadak/subakut
Sakit kepala hebat, sub febril, muntah & kaku kuduk Sering disertai foto fobia
Kejang & TIK↑
KHAS: perubahan prilaku gelisah, marah2
Subakut Panas badan Nyeri kepala
Deficit neuro fokal, bervariasi tgt lokasi bs hemiparesis, bs kejang fokal - Membaik pada hari 5, hari 7, hari 14 terapi berbeda dgn PCNSL
yang memburuk pada hari 10 pengobatan Kejang
Generalized cerebral dysfunction Gangguan neuropsikiatri
DIAGNOSA Pemeriksaan LCS - LCS jernih
- Sel 50-500/mm3 limfosit predominan - Kadar glukosa dan Cl normal
- Protein meningkat ringan
EEG, CT, MRI lesi asimetris di frototemporal (t.u pd herpes simplex). Makanya pasien mengalami perubahan prilaku karna pusatnya ada di frontotemporal
Analisa ELISA CSF atau PCR (+)
Berdasarkan gejala klinis, tingkat resiko dan karakteristik lesi Pemeriksaan Ab IgG-IgM toxo
Pemeriksaan HIV Pemeriksaan radiologi
- CTscan/MRI kepala dengan kontas: lesi sphrenical multiple dengan kontras enchancement di bbrp area, predileksi di basal ganglia atau corticomedullary junction disertai vasogenik edema dan efek masa disekitarnya
Respon baik tgd terapi suspected TATALAKSANA Penatalaksanaa umum (5B)
Penatalaksanaan khusus - Tdk perlu antibiotic
- Injeksi Acyclovir 10mg/kgBB setiap 8jam selama 3 minggu
KOMPLIKASI:
Mengioencephalitis
Pd anak RM, kejang, buta kortikal Hidrosefalus, mikrosefalus, tetraparesis
Minimal 6 bulan, dibagi mjd 2:
Tx fase akut (induksi) selama 4 – 6 mgg, diberikan:
- Pirimetamin 200 mg p.o (loading dose) 1 hari dilanjutkan 75 – 100 mg p.o /hari + sulfadiazin 1-1,5 g tiap 6 jam atau 100mg/kg/hari + asam folat 10 – 20 mg/hari
- Bila alergi sulfa, dpt diganti Clindamycin 600-1200mg tiap 6 jam atau azithromycine 900-1200mg/hr atau clarithromycin 1000mg/12 jam
Dilanjutkan tx rumatan, diberikan:
- Pirimetamin 25-50 mg/hari + sulfadiazine 500 – 1000 mg/hari 4x/hari atau clindamycin 1200mg 3x/hari + asam folat
- Px yg mendapat tx HAART, tx dpt dihentikan bila CD4+ > 200 selama 3 bulan pd prevensi primer dan 6 bulan pd prevensi sekunder
PENCEGAHAN Mengeliminir bakteri Imunisasi
vaksinasi
Masak daging sampai masak sebelum dimakan Cuci buah dan sayuran sebelum dimakan Pakai sarung tangan bila berkebun
Hindari kontak dengan bahan yang terkontaminasi faeces kucing Jaga kebersihan makanan, hindari kontak dengan serangga
Pencegahan primer pd px HIV sero + toxoplasma gondii dg CD4+ < 100 trimethoprim-sulfametoxazole 960 mg/hari
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
23
ABSES SEREBRI
SPONDILITIS TB
MALARIA SEREBRAL
DEFINISI Merupakan infeksi intraserebral fokal yg dimulai sbg serebritis yg lokalisatorik dan berkembang mjd kumpulan pus yg dikelilingi kapsul
Tersering: dewasa muda,
Sumber infeksi: sinusitis paranasal, otitis media, infeksi gigi, endokarditis, abses paru, trauma, pasca operasi, px dg imunosupresi, HIV/AIDS
= Tuberkulosis spinal; Pott’s disease of the spine; tuberculous vertebral osteomyelitis
Infeksi TB ekstrapulmonal yang mengenai satu atau lebih tulang belakang.
Banyak terjadi di seluruh dunia, sering ditemukan di negara berkembang.
Bentuk paling berbahaya dari TB muskuloskeletal destruksi tulang, deformitas dan paraplegia.
Terbanyak di V. thorakal bawah 7,8,9,10 (40-50%), V. lumbal (35-45%), 10% kasus di v. servikal. Karena pd thorakal bawah aliran bawah tdk terlalu cepat disukai oleh kuman TB
Salah satu komplikasi dari malaria Definisi menurut WHO:
Ensefalopati akut yang memenuhi 3 kriteria: - Koma yg menetap > 30 menit setelah
serangan kejang
- Adanya Plasmodium falsiparum yang dapat ditunjukkan
- Penyebab lain dari ensefalopati (hyponatremia berat, gangguan elektrolit, anemia) telah disingkirkan Etiologi: Plasmodium falsiparum, yg ditularkan
mell gigitan Anopheles betina P. Falsiparum memiliki 3 sifat khusus:
- Menginfeksi eritrosit pd segala usia - Menimbulkan hyperparasitemia - Tjd sekuesterasi dlm organ-organ PATOGENESIS Perluasan langsung dari kontak fokus infeksi:
sinus, gigi, telinga atau mastoid
Hematogen: dari fokus infeksi jauh mis endokarditis bakterial, infeksi primer paru dan pleura sering multiple abses serebri
Setelah trauma kepala maupun tindakan bedah saraf yg mengenai dura dan leptomening
Kriptogenik (hingga 30%): tidak jelas sumbernya
Early Cerebritis Late Cerebritis Early Capsulated Late Capsulated Hari ke-1 s.d 3 Hari ke-4 s.d 9 Hari ke-10 s.d 13 ≥ hari ke-14 Infeksi serebri difus hny iskemik Central necrotic area infark luas Resolusi daerah serebritis Kapsul matang mengelilingi daerah inflamasi Terisi sel-sel radang Terisi fibroblas Peningkatan makrofag dan fibroblas Berisi debris dan sel PMN
Penyebaran dapat secara hematogen maupun langsung (contiguous spread)
Patogenesis tergantung dari kemampuan bakteri menahan cernaan enzim lisosomal dan kemampuan host dalam mobilisasi immunitas seluler.
Bakteri akan bermultiplikasi dalam sel dan membunuh sel itu merangsang pembentukan granuloma mengaktivasi makrofag.
GAMBARAN KLINIS Sistemik: demam subfebrile
Serebral umum peningkatan TIK: - Nyeri kepala progresif (>50%) - Mual, muntah
- Penurunan kesadaran - Papil edema
1. Stadium I (Implantasi)
Pada umumnya terjadi pada daerah torakal atau torakolumbal soliter atau beberapa level. 2. Stadium II (Destruksi awal)
Terjadi 3 – 6 minggu setelah implantasi dan mengenai diskus intervertebralis.
Nyeri kepala hebat Penurunan kesadaran Gangguan gerak Hemiparese (jarang)
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
24
Serebral fokal- Kejang, sering general (40%) - Perubahan status mental (50%)
- Defisit neuro fokal motorik, sensorik, nn.cranial bs kejang, hemiparesis, hemisensoris, parese n. kranialis
3. Stadium III (Destruksi lanjut dan Kolaps) Terjadi setelah 8-12 minggu dari stadium II
terbentuk cold abscess (spt melengkung keluar) bila tidak diterapi
4. Stadium IV (Gangguan Neurologis) Terjadinya komplikasi neurologis
5. Stadium V (Deformitas dan Akibat) MANIFESTASI KLINIS
Nyeri punggung bawah kronis paling awal berupa nyeri spinal atau radikular.
Panas dan penurunan berat badan
Defisit neurologis (50% kasus): kompresi medspin (transverse cord synd komplit/inkomplit) dengan paraplegi,paresis, gangguan sensasi, nyeri radiks saraf dan sindroma kauda equina
Gambaran Cold abscess Gibbus, kyphosis
disfungsi sphincter inkontinen/retensi
Hasil LP: LCS jernih, sel < 10, protein normal atau sedikit meningkat, LDH meningkat semakain tinggi prognosis buruk
EEG: non spesifik
CT scan kepala: normal atau edema serebri ringan
DIAGNOSA Gambaran klinis
Pemeriksaan laboratorium mencari sumber infeksi
X-foto sinus dan mastoid
CT-Scan dan MRI kepala dengan kontras Ring enhancement
EEG sesuai indikasi
LP: merupakan kontraindikasi !!! krn ada massa
DIAGNOSIS BANDING: Tuberculoma otak Cysticercosis Infark serebri
Intra cerebral haemorrhage yang mengalami resorbsi
Tumor otak primer ataupun sekunder
Laboratorium Radiologis:
- Foto polos thorax
- Foto vertebrae scalloping Paraparese: lesi di thoracal
CT scan MRI
Kriteria diagnosis:
Penderita berasal dari daerah endemis atau berada di daerah endemis
Demam atau riwayat demam tinggi
Adanya manifestasi serebral: penurunan kesaadaran dg atau tanpa gx neuro lain, sedangkan kemungkinan penyebab lain telah disingkirkan
Ditemukan parasit malaria dlm sediaan darah tepi
Tidak ditemukan kelainan LCS yang berarti
TATALAKSANA Umum
- 5B: breathing, bloodcirculation, blader, bowel
Tujuan terapi:
1. Eradikasi infeksi dan mencegah progresifitas penyakit
Penatalaksanaan umum : 6B Terapi antimalaria:
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
25
Khusus- Antibiotika: diberikan sedini mungkin, first line iv drug 6 – 8 minggu
- Pembedahan drainage abses atau eksisi abses bl > 4mg tdk ada perubahan
- Atasi gejala peningkatan TIK dan kejang - Pengobatan infeksi primer lokal
Antibiotika empirik untuk terapi first line Abses serebri
- Perluasan langsung dari sinus, gigi, telinga tengah: Penicillin G + Metronidazole + Cephalosporin gen. III
- Penyebaran via hematogen atau trauma penetrasi kepala: Nafcillin + Metronidazole + Cephalosporin gen.III
- Post operasi : Vancomicin (untuk MRSA) + Ceftazidime atau Cefepime (Pseudomonas) - Tidak dijumpai faktor predisposisi:
Metronidazole + Vancomicin + cephalosporin gen III
INDIKASI PEMBEDAHAN
- f/ Drainase atau eksisi abses serebri pada: - Lesi diameter > 2.5 cm
- Efek massa signifikan
- Lesi dekat dg ventrikel krn kl menekan ventrikel bs hidrosefalus
- Kondisi neurologi memburuk
- Setelah terapi 2 minggu abses membesar atau setelah 4 minggu terapi ukuran abses tidak mengecil
abses multiple/lokasi sulit terjangkau, kondisi kritis/stad akhir pertimbangan medikamentosa
2. Mencegah atau mengkoreksi deformitas atau defisit neurologis
TERAPI KONSERVATIF
1. Pemberian nutrisi yang bergizi 2. Pemberian terapi anti tuberkulosa
TERAPI PEMBEDAHAN 1. Debridement 2. Stabilisasi - Kinidin - Klorokuin - Derivat artemisinin - Exchange transfusion
Pemberian cairan dan nutrisi Penanganan komplikasi
KOMPLIKASI Herniasi serebri
Abses ruptur ke dalam ventrikel /R.Subarachnoid Sekuele neurologis
Abses berulang Kejang
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
26
TRAUMA KEPALA
TRAUMA MEDSPIN
DEFINISI Trauma mekanik thp kepala, langsung/tdk lgs, yg menyebabkan gg fs neurologis fisik, kognitif (lobus frontal), psikososial (temporer/permanen)
Sinonim: Trauma kapitis = cedera kepala = head injury = trauma kranioserebral = traumatic brain injury
Trauma medulla spinalis/spinal cord injury (SCI) defisit neurologis & hendaya permanen (ketidakmampuan menetap)
Tujuan menegakkan diagnosis & memulai terapi secepatnya mencegah defisit lanjut (primer & sekunder)
KLASIFIKASI PATOLOGI:
Komosio serebri memar otak, tdk boleh ada kelainan patologis, hanya kelainan membrane sel
Kontusio serebri gegar otak Laserasi serebri
Lokasi lesi 1. Lesi difus
2. Lesi kerusakan vaskuler otak 3. Lesi fokal
Kontusio & laserasi serebri Hematoma intracranial
- Hematoma ekstradural (hematoma epidural) - Hematoma subdural - Hematoma intraparenkhimal Hematoma subarachnoid Hematoma intraserebral Hematoma intraserebelar
KATEGORI SKG GAMBARAN KLINIS CT SCAN OTAK Minimal =
simple head injuri
15 Pingsan (-), deficit neuro (-) hanya ada nyeri kepala krn trauma
Normal
Ringan = CKR 13-19 Pingsan <10mnt, deficit neuro (-) Normal Sedang =
CKS
9-12 Pingsan >10mnt s/d 6jam, deficit neuro (+)
Abnormal Berat = CKB 3-8 Pingsan >6jam, deficit neuro (+) Abnormal Deficit neurologis: TIK↑, lateralisasi
Pemeriksaan fisik: SKG
CT scan CKS dan CKB karna ada kelainan neurologi - Cks: Udem atau kontusio serebri
- Ckb: gangguan vaskularisasi subdural hematom (SDH), epidural hematom (EDH), Subaraknoid hematom (SAH)
Mis: pada saat pemeriksaan SKG 15, pingsan 15menit CKS. Jd kategorikan ke yang lebih berat yaitu pingsan 15 menit
ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI
Segmen servikal medspin susah bernafas paling sering Thoracolumbar junction
Komplit Vs Inkomplit
- Komplit : sensoris & motorik di bawah level (-)
- Inkomplit : sensoris & motorik di bawah level (+) prognosis >>
PRIMER
- Langsung mis robekan ditrauma medspin
- Deformasi lokal & transformasi energi dr kompresi akut, laserasi, distracting, atau regangan
SEKUNDER
- Kaskade biokimia & proses selular kerusakan / kematian sel
- Perubahan vaskular, perubahan kadar ion, akumulasi neurotransmiter, produksi radikal bebas & lipid peroksidase, efek opioid endogen, edema, inflamasi, ATP ↓
Kalau sudah cedera primer tdk dapat dicegah lagi, tp dicegah tjd sekunder ada kelainan patologis
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
27
DIAGNOSIS Anamnesis
- Trauma kapitis + gg kesadaran + interval lucid
Interval lucid: perdarahan ngumpul dl smp TIK↑ jd pasiennya pingsan sadar pingsan atau dari awal pingsan tdk bangun-bangun (khas EDH)
- Perdarahan
otore: keluar lcs dari telinga rinore: keluar lcs dari hidung
- Amnesia traumatika lupa ingatan. Sudah masuk CKR, CKS, CKB Retrograde: sebelum kejadian
Antegrad : setelah kejadian Pemeriksaan Fisik Status Neurologis
Radiologi fraktur (linier/impresi/terbuka/tertutup) - Foto kepala : AP/lat/tangensial
- Foto servikal patah tulang leher bs berhenti nafas karena menekan syaraf pernafasan (C3,4,5)
CT scan kepala + bone window Tanda suspek fraktur basis kranii:
- brill hematom/raccoon eye/hematom periorbita hematom pada kelopak mata atas dan bawah kanan kiri bs beda. Jam-jam awal masih di kelopak mata atas
- battle sign/ hematom retroauricula lebam di telinga belakang, lokasi tgt patah dmn
- otore/rinore membedakan darah dgn LCS, usap dikasa teteskan dgn betadin 1-2 tetes, tunggu 5 menit apbl berubah berarti ada LCS
fraktur basis kranii:
- pasien bs infeksi karena basis kranii yang memisahkan otak dgn udara luar - apabila dipasang NGT bs nembus ke otak
- beri antibiotic seftriakson untuk profilaksis slm 1 minggu
FRAKTUR LINEAR Tdk perlu operasi FRAKTUR IMPRESI Wajib operasi, krn patahan bs menimbulkan kejang SAH Gambaran: Mengikuti sulkus dan girus
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
28
MANAJEMEN Survei Primer Airway Breathing Circulation Disability Survei Sekunder EF
Manajemen TTIK
- Elevasi kepala 300 kalau patah leher jangan - Pasien tdk kesakitan tenangkan atau beri analgesic - Pasien pipis
- Manitol 20% (awal 1 gr/kgBB dlm ½-1 jam drip cepat lanjut 0.5 mg/kgBB). Hati-hati tdk boleh yg osmolalitas terlalu tinggi
- Analgetika Manajemen komplikasi
– Kejang
– Infeksi antibiotic profilaksis – Gastrointestinal
– Demam – DIC
Manajemen cairan & nutrisi adekuat
Roboransia (untuk mencegah kaskade cedera kepala sekunder) vitamin C dalam bentuk injeksi
neuroprotektan sesuai indikasi sitikolin INDIKASI OPERASI
EDH
- > 40 cc dg midline shift (temporal/frontal/parietal) dg fs batang otak baik - > 30 cc pd fossa posterior dg tanda2 penekanan batang otak/hidrosefalus
dg fs batang otak baik - EDH progresif SDH
- SDH luas (> 40 cc) dg GCS > 6, fs batang otak baik
- SDH dg edema serebri/kontusio + midline shift dg fs batang otak baik ICH
Methylprednisolone / MP (corticosteroid) untuk mencegah kaskade iskemik - Efek neuroprotektif MPSS (MP-sodium succinate)
Menghambat lipid peroksidase Menghambat influks kalsium Menghambat iskemia Efek anti inflamasi
- Pemeberian paling bagus sebelum 3 jam - Antara 3-8 jam masih bisa
- >8jam metil pred tidak berguna - Dosis maintenance:
< 3 jam diberikan 1 satu hari 3-8 jam diberikan 2 hari Tirilazad mesylate (corticosteroid) Naloxone
GM-1 ganglioside
KOMPLIKASI: bisa menimbulkan kematian pada orang yg tetraparesis/paraparesis - Septicemia 40x - Pneumonia 13x - Emboli paru 8x - Penyakit jantung 3x - Gg. berkemih 9x - Bunuh diri 2x EDH Putus a. meningea Media Gambaran: bikonvek SDH Putus vena Gambaran: bulan sabit
Anatomi medspin paling bawah di lumbal 1 atau thoracal 12
Baal Umbilicus: th 10
Baal dari papilla mammae laki: th 4 Paha atas: lumbal 2
Patokan:
- Apabila lesi di lumbal foto dinaikin 3
- Kalau di thoracal foto naik 2 - Servikal foto naik 1
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
29
- Penurunan kesadaran progresif- Cushing reflex
- Perburukan defisit neurologi fokal Fraktur impresi > 1 diploe agar tdk kejang Fraktur kranii dg laserasi serebri
Fraktur kranii terbuka (pencegahan infeksi intrakranial) Edema serebri berat dg TTIK (dekompresi)
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
30
SEIZURE & EPILEPSI
DEFINISI
Secara konseptual:
- Bangkitan epileptic (epileptic seizure) : terjadi tanda/gejala yang bersifat sesaat (Paroksismal) dalam bbrp detik / 1-3menit akibat neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak MANIFESTASINYA
- Epilepsy: kelainan yang ditandai dengan kecenderungan untuk menimbulkan bangkitan epileptic yang terus menerus, dengan konsekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis dan social KUMPULAN BBRP BANGKITAN, minimal ada 1 bangkitan yang berulang
Operasional:
- Epilepsy: suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala:
Minimal 2 bangkitan unprovoked atau 2 bangkitan reflex dengan jarak waktu antar bangkitan reflex pertama dan kedua > 24 jam
1 bangkitan unprovoked atau 1 bangkitan reflex dengan kemungkinan terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun ke depan sama dengan (minimal 60%) bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi / bangkitan reflex (mis 1 bulan paska struk / lesi structural dan epileptiform discharge)
Sudah ditegakkan diagnosis sindrom epilepsy
- Bangkitan reflex: bangkitan yang muncul akibat induksi oleh factor pencetus spesifik, seperti stimulasi visual (mis: kedipan lampu), auditorik, somatosensitif dan somatomotor
SINDROMA EPILEPSI: sekumpulan gejala dan tanda klinis yang terjadi bersama-sama meliputi, tipe bangkitan (absans), etiologi (idiopatik), anatomi, factor presipitasi, usia awitan, berat dan kronisitas, siklus diurnal dan sirkadian serta prognosis.
Bangkitan epilepsy yang tidak dipertimbangkan sbg epilepsy:
- Provoked seizur (acute symptomatic seizure) memiliki preceeding cause atau merupakan direct result dari kerusakan otak akut missal krn trauma - Febrile seizure
KLASIFIKASI
BANGKITAN PARSIAL: hanya sebagian bagian
tubuh yang kejang / hanya rasa tidak enak
diperut Selalu ada gerakan
fokal
PARSIAL SEDERHANA tidak ada penurunan kesadaran
Dengan gangguan motorik missal hanya kejang pada tangan sebelah kanan
Dengan gangguan somatosensorik perasaan tidak nyaman di perut yang berulang, persaan terbakar atau baal yang hilang timbul berulang
Dengan gangguan otonom bulu kuduk berderi hilang timbul berulang Dengan gangguan psikis
PARSIAL KOMPLEX ada 3 tahap: aura (perasaan tdk enak) Perubahan kesadaran otomatisme (jalan mondar mandir, mengecap, melamun)
Bangkitan parsial sederhana yang diikuti dengan gangguan kesadaran Bangkitan parsial yang disertai gangguan kesadaran sejak awal bangkitan
PARSIAL YANG MENJADI UMUM SEKUNDER sudah ada penurunan kesadaran Parsial sederhana menjadi umum
Parsial komplek menjadi umum
Parsial sederhana menjadi parsial kompleks lalu umum
BANGKITAN UMUM
ABSANS/LENA khas pd ank antara umur 8-12 tahun. Perubahan kesadaran tiba2, mis: bengong/melamun tdk jatuh hanya diam spt batu 5-10 dtk
MIOKLONIK hanya kejang pd otot-otot ttt. Plg byk otot ekstremitas atas. Kl pada anak berbahaya, sulit dikontrol. Pd org GGK ureum tinggi
KLONIK gerakan ritmik TONIK gerakan kaku TONIK KLONIK
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
31
BANGKITAN YANG TAK TERGOLONGKAN
Apabila tidak termasuk ke klasifikasi diatas Stimulasi elektrik pada:
- Frontal: kejang motorik - Parietal: sensorik
- Temporal: complex parsial seizure - Occipital: halusinasi, visual
ETIOLOGI
Idiopatik --> c/ kejang pd neonates/ anak dibawah 6 bulan bs jd ada kongenital, atau trauma saat lahir, atau hipoksia yg lama - Ada factor keturunan saudara kandung
Kriptogenik ada penyebab tp tidak bs ditentukan Simtomatik c/ sindroma lobus temporal
- Riwayat trauma, struk - Hiponatremi berat
ELEMEN EPILEPTIC SEIZURE
ONSET DAN TERMINASI - Transien sementara - Batas waktu dan terminasi jelas
Behavior
EEG dilakukan rekaman sambil dilakukan stimulasi (hiperventilasi, kedipan lampu). Batas awal dan batas akhir nya jelas Maniferstasi klinis:
- Epileptic seiuzure: sesuai kejadian klinis - Bentuk, tgt:
Lokasi onset di otak mis. Apabila kejang dimulai dikanan, kemungkinan lesi di kiri Pola propagasi
Maturitas otak mulai usia brp mulai kejang. Saat lahir cukup bulan/tdk
Siklus bangun-tidur membedakan epilepsy dgn gangguan gerak. Pd epilepsy muncul saat tidur. Kl gangguan gerak saat tidur berhenti Proses penyakit otak yang ada untuk mencari kira-kira idopatik/simptomatik/kriptogenik
Medikasi
- Seizure dapat mempengaruhi fungsi:
Sensoris, Motoris, Auditoris, Kognisi, Tingkah laku
Hipersinkronisasi/asinkronisasi menetukan epileptic seizure/bukan
ELEMEN PEMBENTUKAN
Kortex serebri bagian mana yg kena
Thalamocortical interactive system makanya pd yg bangkitan umum ada penurunan kesadaran Brainstem
PATOFISOLOGI Gangguan keseimbangan neurotransmitter
- Peningkatan glutamate (eksitatorik) sehingga GABA normal tdk bs mengimbangi kejang - Penurunan GABA (inhibitorik) sehingga glutamate normal tdk bs meningbangi kejang - Gangguan aktifitas neuromodulator (NA, ach)
Gangguan homeostatis ion membrane sel neuron
- Ketidakseimbangan natrium, kalium, kalsium, klorida
- Hiponatremi berat Na intrasel berlebihan depolarisasi berlebihan kejang Rearrangement neuronal circuits
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
32
- Gangguan inhibisi/eksitasi prasinaps dan pascasinaps- Simplified circuit untuk memperbaiki neuronal sync sebagai respon dari abnormalitas otak mis. Pd pasien stroke sudah ada gangguan akibat iskemik, tjd pembentukan neuron-neuron yang menyambung tidak bagus dapat menimbulkan kejang saat proses penyembuhan
KONDISI YANG DAPAT MENYEBABKAN EPILEPTIC SEIZURE
Kejang demam pd masa kanak Kurang tidur
Hipoglikemi Hiponatremi
Ensefalopati metabolic Infeksi SSP
Alkohol/penyalah gunaan obat Drug abuse
Trauma
DIAGNOSA
ANAMNESIS
- Pola antara kejang 1/2/3 sama tdk polanya, epilepsy tidak berubah selalu 1 bentuk - Lama setiap kejang brp lama, biasanya tidak lebih dari 5 menit
- Gejala sebelum kalau parsial biasanya ada gejala sebelumnya, kl umum tdk ada.
- Gejala saat kejang ada menoleh ke satu sisi atau pd tangan/ kaki, ada mulut berbusa, ngompol, lidah tergigit - gejala sesudah bangkitan tertidur, atau tidak sadar
- Frekuensi dalam sebulan kejang brp kali untuk monitoring - Factor pencetus apakah kurang tidur/kelelahan/stress
- Ada/tdk penyakit sekarang yang diderita untuk mencari etiologi - Usia awitan semakin kecil prognosis semakin baik
- durasi frekuensi semakin lama kejang kerusakan diotak semakin luas - interval terpanjang kejang 1 ke 2 brp lama jaraknya
- kesadaran antar bangkitan untuk menentukan masuk emergensi/rawat jalan - Riwayat kehamilan, persalinan, perkembangan
- Riwayat penyakit, penyebab, atau terapi sebelumnya sudah pernah berobat atau blm. Kalau obat yang dipakai sesuai lanjutkan - Riwayat dalam keluarga saudara sekandung
PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIK
- Idiopatik biasanya tdk ada deficit neurologis - Parsial ada deficit etiologi curiga simptomatik PEMERIKSAAN PENUNJANG
- EEG, indikasi:
Menunjang diagnosis
Menentukan jenis bangkitan & sindroma epilepsy
Menentukan prognosis ada bentukan runcing spt paku semakin sering muncul semakin jelek prognosis Pertimbangan penghentian OAE
1. pastikan dahulu adanya
epileptik seizure/bukan
2. tentukan epilepsi/tidak→ berdasarkan tipe bangkitan, gejala
(berulang/tidak, brp kali bangkitan)
3. tentukan
etiologi
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA
33
Menentukan letak focus Perubahan bentuk bangkitan saat terapi absans mjd tonik klonik - Pemeriksaan neuroimaging structural & fungsional, indikasi :
Riwayat trauma, infeksi, stroke Ada kelainan structural
Ada deficit neuro fokal krn pasti ada lesi Epilepsy parsial
Bangkitan 1 pd usia >25 thn
Perisapan pembedahan krn pengobatan tdk berhasil, kejang tidak terkontrol
Kl idiopatik lsg EEG ga perlu ct scan/MRI
- LAB: tidak perlu rutin dilakukan, tujuannya untuk mencari factor penyebab dan monitoring Darah lengkap, elektrolit, gula, LFT, RFT
Kadar OAE sesuai dengan indikasi monitoring efek samping obat 3-6bulan sekali
DIAGNOSIS BANDING
Pd bayi dan neonatus
- Ada jiftering mendadak spt menjerit - Apneu
Pd anak
- Breath holding spell tiba tiba tdk nafas - Sinkop dpt di dd dengan atonic seizure - Migrain, tic
Dewasa: sinkop, TIA, vertigo, narkolepsi, panik, psikogenik
NON EPILEPTIC SEIZURE kondisi yang menyerupai bangkitan epileptik
- Merupakan MK yang bukan disebabkan oleh adanya aktifitas abnormal di otak - MK:
Sinkop pingsan
Non epileptic attack disorder gangguan psikiatri srg pd ababil, kesurupan masal
Aritmia cardiac
Hiperventilasi / panic attack
TATALAKSANA
Tujuan: tercapainya kualitas hidup yang optimal untuk pasien Menghentikan bangkitan
Mengurangi frekuensi bangkitan Mencegah efek samping
Menurunkan morbiditas dan mortalitas semakin sering dan semakin lama durasi prognosis makin jelek Prinsip pengobatan
- OAE mulai diberikan bila:
Terjadi >2 serangan dalam setahun
Diagnosa telah ditegakkan dan penderita serta keluarga mendapat penjelasan ttg tujuan terapi, kemungkinan efek samping obat apbl ada ES alergi lsg hentikan obat
Bangkitan tjd berulang meski faktor pencetus dihindari
- Dimulai dengan mono terapi dgn OAE, sesuai jenis bangkitan /sindroma (lini pertama) - Start low go slow mulai dr dosis optimal plg rendah dinaikan perlahan
Pasien dengan bangkitan tunggal direkomendasikan untuk mulai terapi bila kemungkinan kekambuhan tinggi, yaitu: - Fokus epilepsi jelas pd EEG abnormal 3 wajib terapi
- Dijumpai lesi struktural pada CT atau MRI yang berkorelasi dengan bangkitan misal ada tumor - Pada pemeriksaan neurologi dijumoai gejala lesi di otak
- Riwayat epilepsi saudara kandung resiko relaps tinggi - Riwayat bangkitan simptomatis
- Tdp sindroma epilepsi yang beresiko kekambuhan tinggi
Klinis (+) tetapi EEG normal tidak menyingkirkan diagnosis Jangan terpaku dgn EEG!, krn pem. EEG hanya 30 mn