Pengantar Menuju Ilmu Forensik
Ilmu Forensik?
”forensic science“ secara umum adalah
„the application of science to law”.
Secara umum ilmu forensik dapat diartikan
sebagai aplikasi atau pemanfaatan ilmu
pengetahuan tertentu untuk kepentingan
penegakan hukum dan peradilan.
Ruang Lingkup
Kriminalistik
Kedokteran Forensik
Toksikologi Forensik
Odontologi Forensik
Psikiatri Forensik
Entomologi
Antrofologi
Serologi / Biologi Molekuler Forensik
Tentunya Farmasi Forensik
Kriminalistik
merupakan penerapan atau pemanfaatan ilmu-ilmu alam pada:
pengenalan, pengumpulan / pengambilan,identifikasi, individualisasi, dan evaluasi dari bukti fisik, dengan menggunakan metode / teknik ilmu alam di dalam atau untuk kepentingan hukum atau peradilan
Odontologi Forensik
didasarkan atas:
gigi, perbaikan gigi (dental restoration), dental protese (penggantian gigi yang rusak), struktur rongga rahang atas “sinus maxillaris”, rahang, struktur tulang palatal (langit-langit keras di atas lidah), pola dari tulang trabekula, pola penumpukan krak gigi, tengkuk, keriput pada bibir, bentuk anatomi dari keseluruhan mulut dan penampilan morfologi muka adalah stabil atau konstan pada setiap individu
Psikiatri Forensik
Masalah spikologi (jiwa) dapat memberi
berpengaruh atau dorongan bagi
seseorang untuk melakukan tindak
kejahatan, atau perbuatan bunuh diri.
Entomologi Forensik
Entomologi: ilmu yang menelaah serangga
Forensic entomology involves the analysis
of entomological evidence in forensic
investigations to clarify the circumstances
of death.
Antrofologi Forensik
Dari penyidikannya dapat memberikan
informasi tentang jenis kelamin, ras,
perkiraan umur, dan waktu kematian.
mendukung dalam penyidikan kasus
orang hidup, seperti indentifiksi bentuk
tengkorak bayi pada kasus tertukarnya
anak di rumah bersalin
Serologi / Biologi Molekuler
Farmasi Forensik
Farmasi: ilmu tentang obat
Farmasi Forensik: penerapan ilmu farmasi
pada issu-issu legal (hukum) (Anderson,
2000).
profesinya farmasi berhubungan dengan
proses peradilan, proses regulasi, atau pada
lembaga penegakan hukum (criminal justice
system) (Anderson, 2000).
Domain dari forensik farmasi:
farmasi klinik,
aspek asministrativ dari farmasi,
dan ilmu farmaseutika dasar
Siapa Forensik Farmasis?
Farmasis yang memiliki spesialisasi berkaitan dengan
pengetahuian praktek kefarmasian.
Keahlian praktis:
farmakologi klinik, menegemen pengobatan,reaksi efek samping (reaksi berbahaya) dari obat, review/evaluasi (assessment) terhadap pasien, patient counseling,
patient monitoring,
sistem distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan, dan lain-lainnya.
Drugs analysis
Siapa Forensik Farmasis?
Seorang forensik farmasis harus sangat terlatih
dan berpengalaman dalam:
mereview dan menganalisa bukti-bukti dokumen
kesehatan (seperti rekaman/catatan medis)
kasus-kasus tersebut,
serta menuangkan hasil analisanya sebagai suatu
penjelasan terhadap efek samping pengobatan,
kesalahan pengobatan atau kasus lain yang
dikeluhkan (diperkarakan) oleh pasien, atau pihak
lainya.
Peran Ilmu Forensik dalam penyelesaian kasus kejahatan
kriminologi, psikologi forensik, dan psikiatri/neurologi forensik ilmu kriminalistik, kedokteran forensik, kimia forensik, fisika forensik, toksikologi forensik, serologi/biologi molekuler forensik, odontologi forensik, Hukum Pidana
Hukum Acara Pidana
Masalah Manusia Masalah Teknis
Masalah Yuridis
Kejahatan
Peran Ilmu Forensik dalam penyelesaian kasus kejahatan
kriminologi, psikologi forensik, dan psikiatri/neurologi forensik ilmu kriminalistik, kedokteran forensik, kimia forensik, fisika forensik, toksikologi forensik, serologi/biologi molekuler forensik, odontologi forensik, Hukum Pidana
Hukum Acara Pidana
Masalah Manusia Masalah Teknis
Masalah Yuridis
Kejahatan
Peran Ilmu Forensik dalam penyelesaian kasus kejahatan
kriminologi, psikologi forensik, dan psikiatri/neurologi forensik ilmu kriminalistik, kedokteran forensik, kimia forensik, fisika forensik, toksikologi forensik, serologi/biologi molekuler forensik, odontologi forensik, dan entomogoli forensik Hukum PidanaHukum Acara Pidana
Masalah Manusia Masalah Teknis
Masalah Yuridis
Kejahatan
Pertanyaan yang timbul: -Peristiwa apa yang terjadi? -Di mana terjadinya? -Bilamana terjadinya? -Dengan alat apa dilakukannya? -Bagaimana melakukannya? -Mengapa perbuatan tersebut dilakukan? -Siapa yang melakukan?
Penanganan (pembuktian) tindak kejahatan memerlukan bantuan bidang ilmu lain diluar hukum.
Peran Ilmu Forensik dalam penyelesaian kasus kejahatan
kriminologi, psikologi forensik, dan psikiatri/neurologi forensik ilmu kriminalistik, kedokteran forensik, kimia forensik, fisika forensik, toksikologi forensik, serologi/biologi molekuler forensik, odontologi forensik, dan entomogoli forensik Hukum Pidana
Hukum Acara Pidana
Masalah Manusia Masalah Teknis
Masalah Yuridis
Kejahatan
Kejahatan sebagai masalah manusia, karena pelaku dan objek hukum dari tindak kriminal tersebut adalah manusia.
Dalam melakukan tindakan manusia tidak terlepas dari unsur jasmani (raga) dan jiwa.
Asas jiwa juga menjadi pertimbangan hakim dalam mengambil keputusan
Langkah-langkah Penyidikan
Tindak Pidana
Dilaporkan ke polisi Ditemukan oleh polisi Penyelidikan
Penyidikan
Pernyataan dan Catatan Pemeriksaan TKP Identifikasi Bukti fisik
Penyelidikan lanjutan Pemberkasan Pelimpahan Berkas ke Penuntut Umum
Persidangan
Sampurna, B., 2000, Laboratorium Kriminalistik Segabai Sarana Pembuktian Ilmiah, dalam Tim IBA Kriminalistik,
Laporan Kegiatan Buku II, Proyek Pengembangan Kewirahusaan Melalui Itegratif Bahan Ajar Kriminalistik,
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta
Upaya penyidikan dimulai setelah peristiwa/kejadian dianggap sebagai peristiwa hukum
Penyelasaian kasus-kasus kriminal diperlukan:
pembuktian tindak kriminal tersebut dgn mengajukan alat bukti yang sah ke depan persidangan
Alat Bukti
menurut Kitab Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal 184 ayat 1
Keterangan saksi
adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa yang ia dengar, ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri dan dengan menyebutkan alasan dari pengetahuannya tersebut. Keterangan saksi tidak boleh berupa pendapat atau hasil rekaan saksi, ataupun keterangan dari orang lain (KUHAP pasal 185).
Keterangan ahli
pasal 1 butir 28 KUHAP adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlakukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.
Surat Petunjuk
perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persuaiannya, baik antara satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.
Keterangan terdakwa
merupakan keterangan dari terdakwa tentang apa yang ia lakukan, ia ketahui sendiri, atau ia alami sendiri.
Prinsip Locard dan Individualitas
Locard: ”every contact leaves a trace”
Individualitas: dua objek mungkin tidak
dapat dibedakan, tetapi tidak ada dua
objek yang identik
PERAN KIMIA DALAM FORENSIK
SAINS ?
Kriminalistik Kedokteran Forensik Toksikologi Forensik
Odontologi Forensik Psikiatri Forensik Entomologi Forensik
Serologi/BioMol Forensik Antrofologi Forensik
MEMERLUKAN PERAN FARMASIS? Farmasi Forensik
Tindak Pidana
Dilaporkan ke polisi Ditemukan oleh polisi Penyelidikan
Penyidikan
Pernyataan dan Catatan Pemeriksaan TKP Identifikasi Bukti fisik
Penyelidikan lanjutan Pemberkasan Pelimpahan Berkas ke Penuntut Umum
Persidangan