BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 LATAR LATAR BELAKANGBELAKANG
Di jaman sekarang ini industry di
Di jaman sekarang ini industry di Indonesia semakin mengembangkan persaingannyaIndonesia semakin mengembangkan persaingannya dalam hal perawatan , pemeliharaan, dan
dalam hal perawatan , pemeliharaan, dan pemilihan mesin dan komponen pada industry.pemilihan mesin dan komponen pada industry. Pemahaman tentang faktor-faktor konstruksi, operasi, perawatan dan
Pemahaman tentang faktor-faktor konstruksi, operasi, perawatan dan lingkungan yanglingkungan yang terkait dengan mesin-me
terkait dengan mesin-mesin Pompa/Kompresor, akasin Pompa/Kompresor, akan melengkapi n melengkapi kemampuankemampuan menjalankan SOP dan merawat Pompa dan
menjalankan SOP dan merawat Pompa dan Kompresor. Peningkatan pemahaman juga akanKompresor. Peningkatan pemahaman juga akan membuat para pelaku lapangan dapat memperkirakan prestasi yang akan dibe
membuat para pelaku lapangan dapat memperkirakan prestasi yang akan diberikanrikan Pompa/Kompresor bila terjadi perubahan parameter, seperti beban, konstruksi dan Pompa/Kompresor bila terjadi perubahan parameter, seperti beban, konstruksi dan lingkungan sekitar.
lingkungan sekitar.
Kemampuan dalam
Kemampuan dalam melakukan teknik perawatamelakukan teknik perawatan pada mesin semakin banyak diuji.n pada mesin semakin banyak diuji. Tentunya setiap engineer harus mengetahui hal
Tentunya setiap engineer harus mengetahui hal tersebut agar tidak terjadi tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalamkesalahan dalam melakukan perawatan. Dengan mendalami pedoman dan cara kerja pe
melakukan perawatan. Dengan mendalami pedoman dan cara kerja perawatan sertarawatan serta pemeliharaan , diharapkan setiap engineer atau pelaku
pemeliharaan , diharapkan setiap engineer atau pelaku lapangan dapat melakukan prosedurlapangan dapat melakukan prosedur tersebut dengan baik,cermat dan teliti agar tidak terjadi
tersebut dengan baik,cermat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membuatkesalahan yang dapat membuat mesin atau alat pada industry
mesin atau alat pada industry mengalami kerusakan yang fatal.mengalami kerusakan yang fatal.
1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
1. Apa definisi pompa?Apa definisi pompa? 2.
2. Bagaimana prosedur perawatan pompa?Bagaimana prosedur perawatan pompa? 3.
3. Bagaimana mengatasi gangguan pada pompa?Bagaimana mengatasi gangguan pada pompa? 4.
4. Apa definisi kompresor?Apa definisi kompresor? 5.
5. Bagaimana prosedur perawatan pada kompreBagaimana prosedur perawatan pada kompresor?sor? 6.
6. Bagaimana mengatasi gangguan pada kompresor?Bagaimana mengatasi gangguan pada kompresor? 1.3 TUJUAN
1.3 TUJUAN 1.
1. Dapat memahami definisi pompa dan kompresorDapat memahami definisi pompa dan kompresor 2.
2. Dapat memahami daDapat memahami dan melakukan n melakukan prosedur perawatan prosedur perawatan pompa dan komppompa dan kompresorresor 3.
3. Dapat memahami daDapat memahami dan melakukan n melakukan prosedur pemeliharaan pomprosedur pemeliharaan pompa dan kompresorpa dan kompresor 4.
4. Dapat memahami dan melakukDapat memahami dan melakukan an prosedur mengatasi gangguan paprosedur mengatasi gangguan pada pompa danda pompa dan kompresor
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN Definisi Pompa Definisi Pompa
Pompa adalah jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida melalui pipa Pompa adalah jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi tekanan pada fluida. energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi tekanan pada fluida. Pompa diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kapasitas, tekanan, kecepatan, Pompa diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kapasitas, tekanan, kecepatan, pemakaian (fungsi)
pemakaian (fungsi), , dan prinsip perubahan dan prinsip perubahan bentuk energi yang terjadi. bentuk energi yang terjadi. Pompa terdiri dariPompa terdiri dari beberapa bagian seperti casing, impeller, bantalan, dan lain-lain. Pemeliharaan pompa beberapa bagian seperti casing, impeller, bantalan, dan lain-lain. Pemeliharaan pompa mengacu pada standart dan Instruksi Kerja yang berlaku
mengacu pada standart dan Instruksi Kerja yang berlaku Jenis Maintenance Yang Dilakukan Pada Pompa
Jenis Maintenance Yang Dilakukan Pada Pompa
Preventive Maintenance Preventive Maintenance
Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal danmerupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu tetap normal selama mengakibatkan kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.
dalam operasi.
Contoh pekerjaan tersebut adalah: Contoh pekerjaan tersebut adalah:
Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperaturMelakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur
fluida pada pompa, atau alat pendeteksi indikator lainnya apakah telah sesuai fluida pada pompa, atau alat pendeteksi indikator lainnya apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja pompa atau tidak.
hasilnya untuk kondisi normal kerja pompa atau tidak.
Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bodi pompa (debu, tanahMembersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bodi pompa (debu, tanah
maupun bekas minyak). maupun bekas minyak).
Mengencangkan baut-baut yang kendor.Mengencangkan baut-baut yang kendor.
Pengecekan kondisi pelumasan pada bearing (unsealed)Pengecekan kondisi pelumasan pada bearing (unsealed)
Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atauPerbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atau
rusak. rusak.
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN Definisi Pompa Definisi Pompa
Pompa adalah jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida melalui pipa Pompa adalah jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi tekanan pada fluida. energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi tekanan pada fluida. Pompa diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kapasitas, tekanan, kecepatan, Pompa diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kapasitas, tekanan, kecepatan, pemakaian (fungsi)
pemakaian (fungsi), , dan prinsip perubahan dan prinsip perubahan bentuk energi yang terjadi. bentuk energi yang terjadi. Pompa terdiri dariPompa terdiri dari beberapa bagian seperti casing, impeller, bantalan, dan lain-lain. Pemeliharaan pompa beberapa bagian seperti casing, impeller, bantalan, dan lain-lain. Pemeliharaan pompa mengacu pada standart dan Instruksi Kerja yang berlaku
mengacu pada standart dan Instruksi Kerja yang berlaku Jenis Maintenance Yang Dilakukan Pada Pompa
Jenis Maintenance Yang Dilakukan Pada Pompa
Preventive Maintenance Preventive Maintenance
Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal danmerupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu tetap normal selama mengakibatkan kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.
dalam operasi.
Contoh pekerjaan tersebut adalah: Contoh pekerjaan tersebut adalah:
Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperaturMelakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur
fluida pada pompa, atau alat pendeteksi indikator lainnya apakah telah sesuai fluida pada pompa, atau alat pendeteksi indikator lainnya apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja pompa atau tidak.
hasilnya untuk kondisi normal kerja pompa atau tidak.
Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bodi pompa (debu, tanahMembersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bodi pompa (debu, tanah
maupun bekas minyak). maupun bekas minyak).
Mengencangkan baut-baut yang kendor.Mengencangkan baut-baut yang kendor.
Pengecekan kondisi pelumasan pada bearing (unsealed)Pengecekan kondisi pelumasan pada bearing (unsealed)
Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atauPerbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atau
rusak. rusak.
Pengelolaan Pengelolaan 1.
1. Kartu kendaliKartu kendali
Bila operasi normal pompa sudah dimulai, perlu
Bila operasi normal pompa sudah dimulai, perlu disediakan kartu pemeriksaan untukdisediakan kartu pemeriksaan untuk setiap pompa. Pemeriksaan ini dilakukan secara periodic sesuai dengan
setiap pompa. Pemeriksaan ini dilakukan secara periodic sesuai dengan ketentuan yangketentuan yang tercantum dalam kartu ini. Setiap kartu kendali harus berisi
tercantum dalam kartu ini. Setiap kartu kendali harus berisi catatan mengenai sfesifikasicatatan mengenai sfesifikasi pompa, nama pabrik, hasil pemeriksaan pada masa uji
pompa, nama pabrik, hasil pemeriksaan pada masa uji coba, serta pemeriksaan periodiccoba, serta pemeriksaan periodic yang dilakukan selanjutnya.
yang dilakukan selanjutnya. 2.
2. Pemeriksaan HarianPemeriksaan Harian
Temperatur permukaan rumah bantalan dan rumah pompaTemperatur permukaan rumah bantalan dan rumah pompa
Tekanan isap dan tekanan keluarTekanan isap dan tekanan keluar
Kebocoran dari kotak pakingKebocoran dari kotak paking
Arus listrikArus listrik
Jumlah minyak pelumas didalam rumah bantalan dan perputaranJumlah minyak pelumas didalam rumah bantalan dan perputaran cincin minyak
cincin minyak
3.
3. Penyediaan Suku CadangPenyediaan Suku Cadang
Macam dan jumlah suku cadang yang diperlukan untuk pemeliharaan tergantung pada Macam dan jumlah suku cadang yang diperlukan untuk pemeliharaan tergantung pada jenis pompa, jenis
jenis pompa, jenis zat cair yang dipompazat cair yang dipompa, keadaan operasi, dan , keadaan operasi, dan derajat kepentingaderajat kepentingann pompa. Namun pada umumnya suku cadang yang pe
pompa. Namun pada umumnya suku cadang yang perlu disediakan yaitu sebagairlu disediakan yaitu sebagai berikut:
berikut: 1)
1) Bagian yang perlu diganti pada setiap overhaulBagian yang perlu diganti pada setiap overhaul
Paking tekanPaking tekan
Paking karet bulat dan paking karet Paking karet bulat dan paking karet gasket (3) Minyak pelumasgasket (3) Minyak pelumas 2)
2) Bagian yang harus segera diganti Bagian yang harus segera diganti setiap ada kebocoran Perapat mekanis yang bocorsetiap ada kebocoran Perapat mekanis yang bocor harus segera diganti. Karena itu,
harus segera diganti. Karena itu, perapat mekanis harus selalu tersedia sebagai sukuperapat mekanis harus selalu tersedia sebagai suku cadang lengkap dengan gasket.
cadang lengkap dengan gasket. 3)
3) BagianBagian – – bagian yang harus diganti karena aus : bagian yang harus diganti karena aus : a.
a. Selubung porosSelubung poros b.
b. Cincin perapat dan busCincin perapat dan bus c.
d. Impeller dan pasak e. Poros
4) Bagian – bagian yang harus diganti jika terjadi bunyi dan getaran yang tidak normal : a. Bantalan bola dan bantalan rol serta bus bantalan
b. Kopling flens luwes. Jika bus karet sudah aus sehingga celah menjadi sangat besar, atau jika baut bengkok, maka bus karet dan baut harus diganti.
2. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi pada pompa dan juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan alignment pada pompa untuk menambah
data dan tindakan perbaikan selanjutnya.
Pemeriksaan Kondisi Operasi
Di bawah ini akan diuraikan berbagai hal yang perlu diperiksa serta cara penilaian kasartentang kondisi pompa baik pada waktu uji coba, maupun pada waktu operasi.
1. Pembacaan manometer dan amperemeter
Tekanan keluar dan tekanan isap harus sesuai atau mendekati harga yang telah ditentukan atau diperhitungkan sebelumnya serta tidak boleh berfluktuasi secara tidak normal. Jika ada benda asing yang menyumbat atau ada udara yang terhisap, maka tekanan akan jatuh atau akan berfluktuasi secara tidak normal. Arus listrik yang dikonsumsikan harus lebih rendah dari pada yang dinyatakan
pada label motor. Arus ini tidak berfluktuasi secara tidak normal. Jika ada benda asing atau pasir yang terselip pada celah-celah sempit antara impeler dan rumah pompa, arus listrik dapat berfluktuasi secara tak normal sebelum impeler macet.
2. Temperatur dan kebocoran pada kotak paking
Kebocoran dari kotak paking (pada paking tekan) harus berupa tetesan-tetesan zat cair yang jumlahnya tidak lebih dari 0,5 cm3/s. Jika jumlah tetesan lebih dari ini, penekan paking harus dikencangkan pelan-pelan dan merata
(dengan mengencangkan kedua mur secara bergantian) sampai tetesan menjadi normal. Pengencangan yang berlebihan akan menyebabkan paking menjadi panas. Jika hal ini terjadi maka mur penekan harus dikendorkan dan sementara pompa berjalan mur penekan dikendorkan untuk membocorkan zat cair lebih banyak selama beberapa saat. Kemudian penekan paking dikencangkan kembali secara lebih baik. Adapun temperatur kotak paking yang masih diizinkan adalah tidak lebih dari 30oC diatas temperatur zat cair yang dipompa. Karena itu, untuk pompa air, kebocaran ini dalam jumlah sedikit justru diperlukan untuk pendinginan dan pelumasan paking. Untuk banyak zat cair tertentu, terutama yang berbahaya, kebocoran sama sekali tidak diperbolehkan.
Jika kebocoran tidak mengecil setelah penekanan paking dikencangkan dan pompa dioperasikan beberapa jam, maka paking harus diganti dengna y ang baru. Penggantian paking dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Sediakan paking dalam jumlah dan ukuran yang sesuai. Masing-masing potongan paking harus dapat melilit poros secara penuh tanpa celah pada belakangnya. Bila paking dipasang pada poros, arah anyamannya harus sesuai dengan arah putaran poros (lihat gambar 3.1). Belahan dari paking-paking yang saling berdekatan harus disusun membentuk sudut 180o seperti diperlihatkan (gambar 3.2). Masing-masing bagian paking dimasukkan satu persatu ke dalam kotak paking dan satu persatu dirapatkan. Setelah semuanya dimasukkan, penekan paking dipasang dan dikeraskan secukupnya. Jangan memasang belahan paking dalam satu garis karena akan mudah bocor.
Jika dipakai perapat mekanis, keadaan dipandang normal jika tidak ada kebocoran yang dapat dilihat dengan mata. Jika ada kebocoran pada saat dilakukan uji coba, operasi dapat diteruskan. Jika kebocoran berhenti setelah beberapa waktu, maka keadaaan normal sudah tercapai.
Gb. 3.1 Arah pemasangan paking. Gb. 3.2 Letak belahan pada susunan paking poros.
Jika bantalan yang digunakan memakai cara pelumasan cincin maka cincin ini harus dapat berputar secara normal.
Jika rumah bantalan dipegang dengan tangan, harus tidak terasa adanya panas yang berlebihan. Jika diukur dengan termometer, biasanya bantalan dianggap normal bila temperaturnya tidak lebih dari 40oC di atas temperatur udara di sekitarnya.
4. Pemeriksaan getaran dan bunyi
Bila tangan dieletakkan di atas permukaan rumah pompaharus tidak terasa adanya getaran yang berlebihan. Untuk pengukuran yang teliti, amplitudo getaran dapat diukur dengan vibrometer pada rumah bantalan dan pada motor. Harga amplitudo yang dikukur harus kurang dari 30 µm (30/1000 mm) pada 3000 rpm, dan kurang dari 50 µm pada 1500 rpm.
Tidak boleh ada bunyi yang luar biasa karena kavitasi atau surjing maupun bunyi dari bantalan.
5. Pemeriksaan cakram pengimbang
Bila cakram pengimbang dipaki pada pompa bertingkat banyak, tidak boleh ada pemansan yang berlebihan pada ruang cakram pengimbang atau pada saluran air baiknya pada ujung poros terdapat tanda untuk memeriksa keausan cakram dariluar. Jika keausan sudah melebihi batas, bagian y ang aus harus cepat diganti.
6. Cara menangani instrumen
Beberapa alat ukur seperti manometer dan vakummeter selalu diperlengkapi dengan katup sumbat. Katup ini sering dibiarkan terbuka selama operasi sehingga meter akan terus-menerus mengukur tekanan. Namun hal yang demikian itu dapat menyebabkan meter menurun ketelitiannya atau rusak setelah jangka waktu pendek. Hal ini disebabkan oleh lonjakan tekanan yang dapat terjadi waktu pompa distart, dimatikan, atau karena fluktuasi tekanan lain pada waktu operasi. Karena itu katup ini sebaiknya selalu dalam keadaan tertutup kecuali bila sedang dilakukan peemeriksaan.
3. Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada pompa yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga pompa tidak dapat beroperasi. Contoh kerusakan tesebut adalah:
o Rusaknya bantalan karena kegagalan pada pelumasan
o Terlepasnya couple penghubung antara poros pompa dan poros penggeraknya akibat kurang kencangnya baut-baut yang tersambung.
o Macetnya impeller karena terganjal benda asing.
4. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk pompa tersebut. Pemeliharaan ini merupakan ”general overhaul” yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian pompa yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi y ang telah ditentukan.
Man Power:
Supervisor : 1 orang Teknisi : 2 orang Astek : 4 orang Persiapan Tools:
1. Spesial Tool untuk membuka Balance Disk 2. Spesial tools untuk membuka Counter Disk
3. Kunci Pas Ring 10, 13, 19, 24, 27, 36, 46 – 2 buah 4. Kunci Pas 41, 65 – 1 buah
5. Kunci Pukul 36, 46, 70 – 1 buah 6. Kunci Shock 70 – 1 buah
7. Pipa - panjang 1.5 meter
8. Tembaga Batangan Dia. 19 mm – 2 buah 9. Palu Tembaga 2 kg – 2 buah
10. Palu Teflon 1 kg – 2 buah 11. Palu Besi 2 kg – 2 buah
12. Obeng (-) dan (+) ukuran sedang dan kecil 13.Kunci Pipa 8”, 12” – 2 buah
14.Tracker 12” 15. Kunci L set
16. Chain Block 2 ton – 2 buah 17. Seling Baja 2 ton
18. Seling Belt (kain) 2 ton 19. Kikir kasar dan halus 20. V-Block – 4 buah Langkah
–
langkah Kerja1. Drain pelumas kopling dengan cara membuka baut drain dengan menggunakan kunci L-6
2. Disassembly Kopling antara Motor dan Pompa.
a. Lepas Baut Kopling pada salah satu sisi terlebih dahulu.
b. Apabila sisi pompa maka baut pengikat kopling sisi pompa sebanyak 16 buah dilepas dulu dengan menggunakan kunci Pas Ring 19
c. Beri sedikit hentakan pada Spacer, bisa menggunakan palu Teflon atau tembaga
d. Lepas Spacer secara perlahan ke arah bawah
3. Ambil data awal (prealignment) axial,radial dan jarak spacer kopling sebagai kondisi awal kedudukan pompa terhadap motor dengan menggunakan Dial Gauge dengan memanfaatkan Kopling Motor dan Inside Micrometer
4. Diassembly kopling pompa
a. Diassembly Plat Kopling dan Packing dengan menggunakan Obeng Plus yang bertangkai pendek
b. Dorong Flexible Kopling kea rah pompa
c. Kendorkan lock nut (baut pengunci) kopling pompa dengan menggunakan Kunci L-6
d. Tarik Kopling dengan menggunakan Tracker Ukuran Sedang (12”) secara perlahan dengan cara memutar Stamp dengan menggunakan Kunci Pas Ring 27
5. Disassembly line pelumas dan line pendingin dengan menggunakan kunci Pas Ring 19 minimal 2 buah.
a. Disassembly line pelumas dan line pendingin pada posisi Stuffing Box pada sisi Discharge Pompa
b. Disassembly Line pelumas dari Main Oil Pump dengan cara melepas baut M8 sebanyak 4 buah dengan menggunakan Kunci Pas Ring 13 sebanyak 1 buah.
c. Disassembly line pelumas dan line pendingin pada posisi Stuffing Box pada sisi Suction Pompa
d. Diassembly line yang menuju Reliegh Valve dan Line Balancing dengan menggunakan kunci Pas Ring 24
6. Diassembly Bearing Bracket yang ada pada Stuffing Box dengan menggunakan kunci Pas Ring 13
a. Sebelum melepas baut pengikat bracket, lepas dulu Pelurus dengan menggunakan Kunci Pas Ring 10
b. Disassembly Upper Bracket saja
7. Lepas Pengikat Bearing dengan menggunakan Kunci L-10
a. Diassembly Baut pengikat bearing secara bergantian pada salah satu segmen pengikat
b. Selanjutnya dilakukan secara bergantian
8. Diassembly Bearing dengan cara melepas baut pengikat bearing dengan menggunakan kunci L-5
9. Ambil data clearance awal pada bearing dengan menggunakan lead wire ukuran 0.5 dengan metode sebagai berikut:
a. Letakkan lead wire pada posisi top poros
c. Assembly Bearing dengan menggunakan Kunci L-5 dan gunakan Momen sesuai dengan ukuran kunci
d. Assembly Pengikat Bearing dengan menggunakan kunci L-10
e. Selanjutnya disassembly Pengikat Bearing dengan menggunakan kunci L-10 f. Disassembly Bearing dengan menggunakan Kunci L-5
g. Ukur ketebalan lead wire dengan menggunakan Outside micrometer
h. Data clearance yang diambil adalah data awal untuk menentukan kondisi awal pompa apakah bearing sudah over clearance atau tidak
10. Disassembly Gigi MOP dengan menggunakan Kunci Pas 41
11. Disassembly Stuffing Box dengan menggunakan Kunci pas Ring 19. Tarik secara perlahan dan berhati-hati kea rah luar dari pompa
a. Lepas pelurus terlebih dahulu
12. Ambil data awal pada pengukuran End Play Pompa (Over Travel Pompa/Pergerakan maju mundur pompa) dengan menggunakan Dial Gauge dengan memanfaatkan Kopling Motor. Lakukan beberapa pengambilan data untuk memastikan nilai Over Travel yang logis. Data ini menunjukkan Over Travel pada saat Mechanical Seal terpasang
13. Disassembly Mechanical Seal dari Stuffing Box Housing dengan melepas 4 baut pengikat dengan menggunakan Kunci L-8
14. Kendorkan Shaft Nut Discharge sebagai pengikat mechanical seal yang ikut berputar bersama shaft pompa dengan menggunakan Kunci Pas 65
a. Pada sisi Suction, untuk mengendorkan putar ke arah kanan di lihat dari motor
b. Pada sisi Discharge, untuk mengendorkan putar ke arah kiri di lihat dari MOP (Main Oil Pump)
15. Disassembly Mechanical seal yang berputar bersama shaft pompa. Tarik kea rah luar dengan perlahan. Ada kemungkinan susah ditarik karena ada o-ring yang bersentuhan dengan shaft pompa.
16. Ambil data awal pada pengukuran End Play Pompa (Over Travel Pompa/Pergerakan maju mundur pompa) dengan menggunakan Dial Gauge dengan memanfaatkan Kopling Motor. Lakukan beberapa pengambilan data untuk memastikan nilai Over Travel yang logis. Data ini menunjukkan Over Travel tanpa Mechanical Seal terpasang.
17. Lepas Split Retaining Ring (P/N 268) dengan menggunakan sedikit hentakan agar bisa lepas.
18. Disassembly Balance Disk (P/N 206) dengan menggunakan special tool/tracker yang ada.
a. Pada saat menarik usahakan dua sisi baut penarik di putar secara bersamaan. b. Tambahkan Rust Penetrant WD-40 apabila mengalami kesulitan
c. Pakailah palu Teflon atau tembaga untuk memberikan sedikit hentakan/pukulan pada Balance Disk
19. Disassembly Counter Disk (P/N 130) dengan melepas 8 buah baut pengikat dengan menggunakan Kunci L-10
a. Gunakan Baut penarik/tracker (special tools) untuk melepas Counter Disk
b. Tambahkan Rust Penetrant WD-40 apabila mengalami kesulitan
c. Pakailah palu Teflon atau tembaga untuk memberikan sedikit hentakan/pukulan pada Counter Disk
20. Disassembly Line Discharge dari Discharge pompa dengan cara melepas baut pengikat dengan menggunakan Kunci Pukul 46 dan Pas Ring 46. Gunakan Palu apabila baut terlalu kuat
21. Ambil Ukuran gap antar Casing Suction dan Discharge Po mpa a. Gunakan Inside Micrometer atau
b. Gunakan Penanda pada Bagian Casing dan Frame pondasi/Kedudukan Base Plate Pompa
22. Disassembly Hexagonal Nut (P/N 112) dengan menggunakan Kunci pukul 70 dan Kunci Shock 70.
a. Gunakan Palu dan Pipa apabila baut terlalu kencang.
b. Gunakan pula Pemanas apabila baut terlalu kencang, Panasi hanya pada bagian Mur.
23. Disassembly baut pengikat Final Stage casing diffuser
a. Untuk Bagian Left dan Right, gunakan kunci pukul 36 dan Pas Ring 36 b. Untuk bagian bawah (bottom) gunakan kunci pas ring 27 2 buah
24. Gantung pada posisi Final Stage (Stage 10-11) pada bagian ‘kupingan’ Casing Diffuser Impeller agar kondisi pompa tetap sejajar kelurusannya
25. Disassembly Discharge Casing (P/N 103)
a. Gantung dengan menggunakan Seling Belt (kain) yang dimasukkan ke dalam lubang baut pengikat.
c. Tarik perlahan agar casing discharge terangkat perlahan dan tidak terbentur pada shaft pompa.
d. Setelah posisi casing menggantung, tarik secara perlahan ke arah Main Oil Pump
e. Letakkan Casing discharge dengan hati-hati
26. Pasang kayu di bawah casing diffuserf impeller untuk membantu menyangga agar kondisi pompa tetap sejajar kelurusannya
27. Disassembly Shaft Protecting Sleeves Discharge End (P/N 213)
a. Lepas Spy
b. Tambahkan Rust Penetrant WD-40 apabila mengalami kesulitan
c. Pakailah palu Teflon atau tembaga untuk memberikan sedikit hentakan/pukulan pada Shaft Protecting Sleeves
28. Disassembly Impeller No. 11
a. Pada beberapa event, melepas impeller bisa dilakukan bersamaar dengan melepas shaft protecting sleeves
b. Tambahkan Rust Penetrant WD-40 apabila mengalami kesulitan
c. Pakailah palu Teflon atau tembaga untuk memberikan sedikit hentakan/pukulan pada Shaft Protecting Sleeves
d. Lepas Spy No. 11
29. Disassembly Diffuser Impeller (P/N 109) dan Stage Casing (P/N 110) No. 11
a. Tambahkan Rust Penetrant WD-40 apabila mengalami kesulitan
b. Pukul pada ‘kupingan’ stage casing secara berasamaan Left dan Right dengan menggunakan palu tembaga 2 kg
30. Kumpulkan dan beri tanda untuk tiap-tiap part pada setiap stage pompa, jangan sampai tertukar
31. Lakukan langkah No. 26 sampai pada stage ke 1 dari pompa.
32. Disassembly Impeller No 1 dan ambil spy no. 1 33. Disassembly Shaft (P/N 201) pompa
34. Letakkan shaft di tempat yang telah disediakan
a. Letakkan shaft di atas V-Block yang telah diberi grease Gunakan minimal 2 buah V-Block sebagai penumpu shaft
Gangguan Umum Pompa
Pompa tidak berputar setelah listrik dinyalakan, namun Pompa dapat diputar
dengan tangan
-Cara mengatasinya :
- lepaskan kabel listrik
- periksa rangkaian arus listrik
- periksa kapasitor, jika kapasitor rusak segera ganti
terbakar. jika itu terjadi segera perbaiki/ ganti
Motor penggerak macet
- Cara Mengatasinya :
- putar as motor dengan menggunakan obeng plus(+) di bagian kipas pendingin.
- jika masih tidak bisa berputar, cobalah periksa impeller, mungkin impeller terganjal benda asing. bersihkan impeller.
Pompa berputar, terapi air tidak terhisap atau aliran kecil
- Cara Mengatasinya :
- periksa apakah air pemancing tidak cukup, jika tidak cukup maka tambahkan air pemancing.
- periksa kecbocoran air dari seal. jika bocor, segera ganti seal
Daya isap terlalu tinggi
- Cara Mengatasinya
- periksa pompa air dari muka isap. jika perlu turunkan pipa isap. - periksa apakah ada hambatan pada pipa isap. cek dan bersihkan
saringan
- ganti pompa sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan. Gangguan Khusus
Gangguan-ganggunan khusus yang dialami pada pompa air biasanya meliputi gangguan kelistrikan, komponen( kapasitor), kerusakan pada motor penggerak, laher, dan kerusakan pada motor kepala.
Sistem kelistrikan
Mengecek sistem kelistrikan merupakan langkah utama dalam mendeteksi kerusakan pompa air sebelum mengecek mesin pompa air. misalnya steker putus, sumber tegangan terlalu rendah atau terjadi pada kerusakan pada kapasitor
Kerusakan pada kapasitor
- Cara Mengatasinya :
- buka tutup kapasitor dan lepaskan kabel-kabelnya
panel avometer pada 1k dan tempelkan kedua jarum multitester pada kedua kaki kapasitor secara bergantian. jika tak ada gerakan pada p anel / layar menandakan kapasitor harus diganti dengan yang baru.
Definisi Kompesor
Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya menghisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang menghisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompresor bekerja sebagai penguat (booster). Sebaliknya ada pula kompresor yang menghisap gas yang bertekanan lebih rendah dari pada tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompresor disebut pompa vakum.
Pemeliharaan Pencegahan Kompresor
Yang dimaksud dengan pemeliharaan pencegahan suatu alat / fasilitas ialah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap alat / fasilitas selama alat / fasilitas tersebut dioperasikan, dengan tujuan agar umur alat / fasilitas menjadi lebih .panjang (awet), performansinya tetap baik dan menjamin keselamatan kerja serta untuk mencegah terjadinya laju kerusakan yang tinggi.
Dalam pelaksanaannya ada yang harus dilakukan setiap hari (pemeliharaan harian) dan ada pula yang dilaksanakan secara berkala (pemeliharaan berkala). Untuk setiap kompresor biasanya dilengkapi dengan buku petunjuk pemeliharaan (maintenance manual). Oleh karena itu disini hanya diberikan pedoman dasar saja. Sebagai contoh akan diambil dua kasus yaitu pemeliharaan kompresor torak dankompresor sekrup.
1. Pemeliharaan Harian.
Yang dimaksud dengan pemeliharaan harian ialah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan setiap hari atau setiap alat/ fasilitas dioperasikan.
Kegiatannya antara lain :
Pemeriksaan-pemeriksaan kondisi alat/ fasilitas
Pelumasan (bagi yang menggunakan)
Pencegahan korosi
Kebersihan dan ketertiban
Untuk kompresor, setiap hari sebelum dioperasikan harus dilakukan pemeriksaan seperti tabel berikut. (Tabel 1)
Pelumasan bagi kompresor sangat perlu . Apabila pelumasan sampai terlambat atau bahkan tidak jalan maka kerusakan fatal dapat terjadi pada poros engkol (bearing poros), piston, ring piston dan katup-katup serta bagian-bagian bergerak lainnya. Oleh karena itu harus dipastikan bahwa pelumasan berjalan dengan baik, dengan cara selalu memeriksa gelas penduga (sight glass), apakah minyak pelumas masih terlihat. Apabila permukaan oli pelumas sudah terlihat di bawah garis batas minimum, oli pelumas harus ditambah dengan jenis oli yang sama. Bila ada penggantian oli pelumas, pilihlah jenis oli seperti yang
disarankan di dalam buku petunjuk pemeliharaan.
Yang dimaksud dengan pencegahan beban lebih dalam pemeliharaan kompresor ialah menjaga agar kompresor tidak mengalami atau tidak menerima beban lebih seperti misalnya menjaga agar tekanan kerja kompresor tidak melebihi tekanan kerja yang telah didesain atau ditetapkan oleh pembuatnya.. Oleh karena itu tekanan kompresor harus selalu diperiksa melalui pressure gauge. Tetapi pressure gauge juga harus sering diperiksa (dikalibrasi) untuk memastikan bahwa pressure gauge bekerja dengan baik .
Pencegahan korosi ada hubungannya dengan kebersihan, artinya korosi atau pengkaratan akan mudah terjadi pada fasilitas atau benda logam yang tidak bersih. Benda yang kotor dengan debu misalnya, debu tersebut akan menjadi titik kondensasi sehingga titik air akan menempel pada benda tersebut. Kita tahu bahwa air akan mudah bereaksi dengan logam dan membentuk oksida logam yang berbentuk karat yang akan merusak logam itu sendiri. Jadi pada prinsipnya kompresor harus bersih dan bagian-bagian yang tidak bercat harus dioles dengan oli pencegah karat.
Demikian pula air embun dalam kompresor harus selalu dikeluarkan, karena air embun dapat terdistribusikan keseluruh bagian sehingga akan mengakibatkan korosi pada bagian-bagian sistem pemakai udara kempa.
Yang dimaksud dengan pemeliharaan prakiraan atau predictive maintenance ialah kegiatan pemeliharaan untuk memperkirakan umur atau pun masa berfungsinya secara efisien suatu komponen atau suatu peralatan.
Ada pun tujuan dari predictive maintenance ini antara lain :
Dapat mengatur jadwal pemeliharaan berkala. Dengan telah diprediksikannya kapan
suatu komponen atau peralatan disetel kembali atau diservis atau diganti karena umur pakainya memang sudah habis, maka jadwal pemeliharaan berkala dapat ditetapkan demikian juga jadwal produksi dapat diatur karena mesin/peralatan produksi sedang dalam pemelihraan atau berhenti. Dengan demikian program produksi dapat dialihkan ke mesin yang lain atau setidaknya penerimaan order atau penetapan waktu penyerahan dapat diatur sedemikian rupa sehingga reputasi perusahaan tetap terjaga.
Dapat mempersiapkan komponen pengganti sebelumnya. Dengan telah
disiapkannya komponen pengganti sebelumnya ini berarti pekerjaan replacing atau pun servicing dapat lebih lancar karena segala keperluan telah tersedia. Waktu tunggu yang biasanya membosankan tidak terjadi . Dengan demikian jadwal kerja secara tepat dapat dipenuhi. Hal ini sangat menguntungkan karena proses produksi akan segera berjalan kembali.
Dalam hubungannya dengan pemeliharaan kompresor, hal ini sangat penting diperhatikan dalam mendukung suatu sistem manufacturing dimana kemungkinan kompresor bekerja selama 24 jam non stop dan tidak ada back up atau cadangan. Bila kompresor berhenti secara tiba-tiba akan mengakibatkan semua mesin atau peralatan yang menggunakan udara kempa akan berhenti pula. Sedangkan jadwal belum diatur atau belum disesuaikan dengan jadwal pemeliharaan, sehingga banyak karyawan yang menganggur, target produksi
terhambat dan masih ada hal-hal lain yang merugikan.
Menurut pengalaman, dalam suatu kompresor ada beberapa komponen yang dapat diperkirakan (diprediksi) umurnya atau masa pakainya, antara lain :
Timming belt. Timming belt atau sabuk berfungsi untuk memindahkan tenaga dari
Sabuk ini dibuat dari bahan-bahan yang fleksibel seperti karet atau bahan sintetis atau plastik yang diperkuat dengan bahan-bahan serat yang cukup kuat. Umur pakai dapat diperkirakan sesuai dengan jenis maupun ukuran belt itu sendiri. Belt pada umumnya dapat dipakai kira-kira 1000 jam kerja atau bila belt tadi dipakai secara non stop berati dapat dipakai dalam waktu 1 tahun.
“ O “ ring. Seal atau perapat yang berbentuk cincin atau seal pada umumnya terbuat
dari bahan karet atau karet sintetis atau kulit atau plastik. Komponen ini juga dapat diperkirakan masa pakainya atau dapat dilihat pada petunjuk manufakturnya.
Katup udara. Katup udara yang menggunakan perapat dari bahan fleksbel yang
bekerja secara terus menerus juga dapat diperkiran masa pakainya menurut pengalaman selama memakai katup tersebut.
Piping atau pemipaan. Masalah pemipaan juga harus mendapat prediksi yang cukup
baik, karena pemipaan merupakan penyaluran udara kempa untuk mendistribusikannya ke seluruh pemakai. Yang perlu diprediksi adalah kapan pipa-pipa logam dicat kembali untuk melindunginya dari proses korosi atau bila pipa-pipa karet atau plastik, kapan harus diganti. Demikian juga perlu diprediksi kapan harus diadakan penyetelan-penyetelan ulang agar kedudukan pipa tetap memenuhi persyaratan
Saringan udara atau filter. Saringan udara ini tidak hanya diprediksi kapan harus
diganti tetapi juga perlu diprediksi kapan harus diservis atau dibersihkan dan disetel kembali. Dengan diperlukannya prakiraan-prakiraan ini berarti seorang teknisi harus tahu dan harus ada catatan tentang kapan suatu komponen dipasang dan kapan diadakan pemeliharaan. Dengan demikian adanya catatan-catan pemeliharaan atau maintennce record menjadi sangat penting untuk dilaksanakan.
3. Pemeliharaan Berkala.(Periodic Maintenance)
Yang dimaksud dengan pemeliharaan berkala ialah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan setiap jangka waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan, empat bulanan, tahunan atau setiap jumlah jam tertentu misalnya setiap 250 jam, 1000 jam atau 3000 jam. Ada pun tujuan pemeliharaan berkala ini tiada lain agar mesin /peralatan senantiasa terkontrol, selalu siap pakai dan menjamin kelancaran serta keselamatan kerja.
Kegiatannya antara lain :
Pemeriksaan-pemeriksaan kondisi alat / fasilitas seperti halnya pada pemeriksaan
harian
Pemeriksaan/ penambahan/ penggantian pelumas
Penyetelan-penyetelan bagian-bagian yang bersambungan agar tetap kokoh dan
bagian-bagian yang bergerak agar gerakannya tetap stabil.
Perbaikan ringan akibat / hasil pemeriksaan kondisi alat / fasilitas atau pun
penggantian komponen.
Kegiatan pemeliharaan berkala ini tentu saja perlu dijadwalkan, apalagi bila fasilitas yang harus diurus cukup banyak. Jadwal pemeliharaan berkala harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat alat tersebut yang tentu telah dituangkan di dalam buku petunjuk pemeliharaan ( maintenance manual ). Kegiatan pemeliharaan berkala yang akan dijadwalkan ini perlu lebih rinci seperti pemeriksaan kondisi fisik, pemeriksaan kondisi pelumasan, penambahan / penggantian pelumas, penyetelan bagian-bagian yang bergerak, bagian-bagian yang bersambung, penggantian komponen yang cacad seperti penggantian baut / sekrup yang aus atau perpak yang bocor dan sebagainya.
Mengatasi Gangguan dan Tindakan Pencegahan Dini Kompresor
Kompresor tidak akan banyak mengalami gangguan jika pemeriksaan harian dan periodik dilaksanakan secara teratur. Namun gangguan juga dapat timbul dari perubahan kondisi kerja atau pemeliharaan yang salah.
Pedoman Umum
1. Jika gangguan terjadi, gejalanya harus ditentukan dengan tepat dengan menggunakan keterangan yang lengkap dari pemakai. Dari keterangan ini, yang diantaranya menyebutkan saat dan kondisi gangguan, dapat ditentukan sebab-sebabnya.
2. Jika kompresor masih mungkin dijalankan, maka dapat dioperasikan untuk diamati gejala-gejala gangguannya dalam keadaan kerja.
4. Penanganan gangguan hendaknya didasarkan atas analisa dan dilaksanakan secara sistematis.
Pencegahan dan Perbaikan
Gejala gangguan serta cara mengatasinya dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:
Gajala : Katup terbuka
Sebab : katup pengaman salah setel
Perbaikan : setel kembali, perbaiki atau ganti
Sebab : pembebas beban tidak bekerja
Perbaikan : setel kembali
Gejala : Temperatur keluar terlalu tinggi
Sebab : saringan minyak tersumbat
Perbaikan : bersihkan
Sebab : katup pengatur temperatur tidak bekerja denga baik
Perbaikan : ganti baru
Sebab : pendingin tersumbat
Perbaikan : bersihkan
Sebab : temperatur udara masuk terlalu tinggi atausaringan udara kotor
Perbaikan : berikan ventilasi yang baik, bersihkan saringan udara
Gejala : aliran minyak berkurang
Sebab : pipa-pipa alat pembersih inyak tersumbat
Perbaikan : bersihkan atau ganti pipa-pipa kapiler
Perbaikan : ganti baru
Gejala : kondisi minyak cepat memburuk
Sebab : minyak yang dipakai tidak benar
Perbaikan : ganti dengan yang benar
Sebab : temperatur lingkungan terlalu tinggi
Perbaikan : berikan ventilasi pada ruangan atau ambil tindakan lain yang sesuai
Sebab : minyak mengandung air
Perbaikan : periksa lubang isap dan buang airnya
Sebab : minyak bekas tertinggal
Perbaikan : lakukan pembilasan pasa waktu mengganti minyak
Gejala : kelainan bunya dari dalam kompresor
Sebab : benda asing masuk kompresor
Perbaikan : bongkar dan perbaiki
Sebab : bantalan aus dan rusak
Perbaikan : bongkar dan ganti bantalan baru
Gejala : kelainan bunyi yang lain
Sebab : baut atau sekrup lepas
Perbaikan : kencangkan
Sebab : pemasangan tidak benar
Gejala : kelainan bunyi dari sabuk-V
Sebab : sabuk-V selip
Perbaikan : setel tegangan sabuk atau ganti baru
GANGGUAN DAN MENGATASINYA
1. Penyumbatan pada saringan isap dan pipa
Sebagai saringan isap biasanya digunakan susunan cincin tipis, vinil busa atau lakan (felt). Tahanan isap pada saringan ini dapat meningkat jika menja di kotor oleh debu atau benda lain yang terperangkap. Akibatnya volume udara yang dihisap akan menurun. Dalam hal demikian daya poros kompresor akan naik pada kompresor yang mempunyai perbandingan tekanan yang tinggi.
Pada sisi lain, jika pipa keluar terhambat, volume udara akan menurun sedangkan daya poros biasanya bertambah besar.