Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
3006
Analisis Pemakaian Energi Pada Sensor Node Dengan Protokol
Komunikasi Zigbee Menggunakan Solar Cell
Nur Cahyo Utomo1, Rakhmadhany Primananda2, Reza Andria Siregar3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1utomoc49@gmail.com, 2rakhmadhany@ub.ac.id, 3reza.jalin@ub.ac.id Abstrak
Protokol komunikasi pada standarisasi OSI Layer, dibagi menjadi beberapa lapisan diantaranya adalah
data link layer. Pada layer ini dibagi menjadi sub layer, yang salah satunya adalah MAC (Medium Acces Control) yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal yang dimiliki oleh node-node yang terhubung
ke jaringan tanpa terjadi konflik. Zigbee adalah salah satu standarisasi protokol komunikasi pada sub
layer MAC yang dikenal reliable dan low power. Dengan zigbee yang rendah daya ini maka peneliti
mempunyai gagasan menganalisis tingkat pemakaian daya saat protokol ini berkomunikasi. Sistem komunikasi antar node diuji menggunakan xbee s-1 dengan arduino uno sebagai mikrokontroler, dan dikarenakan xbee s-1 rendah daya peneliti memberikan solar cell sebagai sumber daya. Solar cell digunakan karena memiliki kemampuan self charging. Pengujian sistem meliputi, perubahan kondisi lingkungan saat node-node berkomunikasi. Tahap terakhir pada penelitian ini adalah menganalisis data hasil dari pengujian untuk disimpulkan hasil dari penelitian. Hasil penelitian ini adalah pemakaian protokol komunikasi zigbee menggunakan sumber daya solar cell dapat digunakan pada daerah yang suhu udaranya stabil dan terdapat sumber panas. Tenaga panas tersebut dapat memberikan daya mikrokontroler arduino dan modul xbee s-1 yang akan digunakan dalam berkomunikasi. Perubahan lingkungan kerja berupa jarak, pengiriman paket, suhu, dan interval waktu yang diterapkan peneliti dapat mempengaruhi tingkat pemakaian daya. Peneliti memberi rekomendasi kondisi lingkungan yang digunakan supaya sistem yang dibuat dapat berjalan dengan optimal. Penggunaan protokol zigbee akan optimal jika digunakan pada jarak 60 – 70 m, pengiriman data dengan besaran 60 – 80 bytes, suhu berada di < 30 dan > 20° celcius, dan interval waktu 25 – 35 detik.
Kata kunci: Protokol Komunikasi, Arduino Uno, Zigbee (Xbee S-1) , Solar Cell Power Management, Low Power Abstract
Communication protocol on OSI Layer standardization, divided into several layers among them is data link layer. This layer divided into sub layers, one of which is MAC (Medium Access Control) used to transmit signals owned by nodes connected to the network without any conflict. Zigbee is one of the standardized communication protocols on the MAC sub layer that are known to be reliable and low power. With zigbee, the researcher has the idea of analyzing the power consumption level when this protocols are communicates. The communication system between the nodes was tested using xbee s-1 with arduino uno as microcontroller, and because xbee s-1 low power researchers gave solar cells as resources. Solar cells are used because they have self charging capabilities. System testing includes, changes in environmental conditions when nodes communicate. The last step in this research is to analyze the result data from the test to conclude the result of the research. The result of this research is zigbee communication using solar cell resources can be used in areas where the air temperature is stable and there are heat sources. The power of calor can provide arduino microcontroller power and xbee s-1 module to be used in communicating. Changes in working environment in the form of distance, delivery of packets, temperature, and time intervals applied by researchers can affect the level of power consumption. Researchers recommend environmental conditions that are used so that the system can be run optimally. The use of the zigbee protocol would be optimal if used at a distance of 60-70 m, data transmission by 60 - 80 bytes, temperatures at <30 and> 20 ° celcius, and time intervals 25-35 seconds.
Keywords: Communication Protocol, Arduino Uno, Zigbee (Xbee S-1), Solar Cell Power Management, Low Power
1. PENDAHULUAN
Dalam komunikasi jaringan terdapat beberapa arsitektur jaringan, salah satunya adalah OSI Layer, yaitu suatu arsitektur komunikasi yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan beberapa komputer dari vendor yang berbeda. Pada OSI Layer terdapat 7 layer yang mempunyai peranan masing-masing pada proses komunikasi jaringan, yang diantaranya adalah data link layer. Pada penelitian ini peneliti fokus akan membahas tentang Data Link
Layer yang di dalamnya terdapat metode yang
dinamakan MAC (Medium Access Control).
MAC adalah sebuah sub layer pada data link layer yang berfungsi untuk mentransmisikan
sinyal yang dimiliki oleh node-node yang terhubung ke jaringan tanpa terjadi konflik.
Beberapa jenis protkol komunikasi pada
data link layer antara lain adalah, protokol bluetooth, wi-fi, dan zigbee (xbee). Digi
International Inc, (2017) menyatakan bahwa
xbee adalah sebuah modul untuk komunikasi
radio dengan menggunakan prtokol zigbee 802.15.4. xbee memliki fitur dimana mampu mengatur jaringan sendiri, maupun mengatur pertukaran data pada jaringan. Serta xbee dapat mengirimkan data secara reliable. Kelemahan dari xbee sendiri adalah jarak yang terbatas untuk berkomunikasi. Pada penelitian ini peneliti membahas mengenai protokol zigbee. Peneliti menggunakan protokol low power
zigbee yang bertujuan untuk mengurangi
pemakaian daya pada proses komunikasi, dan bisa menggunakan alternatif sumber daya. Sumber daya yang digunakan pada penelitian ini adalah solar cell. Tujuan dari pemilihan sumber daya ini karena memiliki beberapa kelebihan antara lain, mampu mengubah energi kalor menjadi energi listrik.
Permasalahan yang terdapat pada penelitian terdahulu berupa paper tulisan Lutfi Ardiyanto dan Raden Sumiharto tahun 2012 dengan judul
“Implementasi Jaringan Sensor Nirkabel Berbasis xbee Studi Kasus Pemantauan Suhu dan Kelembaban”menjadi dasar dalam penelitian ini. Aspek-aspek permasalahan yang dimaksud dalam penelitian tersebut diantaranya adalah, permasalahan mengukur jarak maksimal
node dalam berkomunikasi, pengaruh suhu dan
lingkungan, serta sumber daya node yang masih bergantung pada listrik konvensional (PLN).
Selain permasalahan tiga aspek yang terdapat pada penelitian terdahulu, dalam
penelitian tersebut belum membahas mengenai penggunaan sumber daya yang hemat energi. Dan penelitian terdahulu juga belum menganalisis dampak perubahan lingkuangan kerja terhadap tingkat penggunaan daya. Bersumber dari permasalahan tersebut maka dalam penelitian ini peneliti memiliki gagasan untuk menggunakan sistem dengan daya yang rendah tanpa mengesampingkan performa dari komunikasi, peneliti juga mempunyai gagasan untuk membuat suatu sistem yang dapat berkomunikasi dengan daya yang rendah untuk kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan secara khusus dan spesifik. Dan pada penelitian ini peneliti akan fokus untuk menganalisis tingkat pemakaian daya dan performansi dari protokol komunikasi zigbee (xbee) dengan skenario yang sudah ditentukan baik perubahan dari dalam sistem atau perubahan kondisi dari luar sistem yang dibuat.
2. PERANCANGAN SISTEM
Gambar 1. Skema Perancangan Hardware 2.1 Perancangan Hardware
Peneliti menggabungkan modul yang ada untuk membangun sebuah kesatuan modul yang nantinya dapat digunakan untuk pengujian penggunaan daya. Untuk satu set modul
hardware yang digunakan adalah satu arduino uno, satu xbee s-1, satu solar cell, dan empat
buah male to female cable.
Tabel 1. Pemasangan PIN Pada Modul
PIN XBEE PIN ARDUINO
PIN no 1 Xbee PIN daya 3,3 V Arduino
PIN no 2 Xbee PIN 0 (RX) Arduino PIN no 3 Xbee PIN 1 (TX) Arduino PIN no 10 Xbee PIN Ground Arduino Power Input Arduino Modul Solar Cell/Port USB PC
2.2 Konfigurasi Software
Pada Koordinator modul xbee akan
disetting menjadi API mode dan untuk End Node
menggunakan AT mode. Untuk penamaan node Koordinator, Ant Man, Iron Man, serta Spider
Man sebagai End Node. PAN ID pada
masing-masing node dirubah menjadi 1111 untuk menjadikan semua modul dalam satu PAN
address sehingga dapat saling berkomunikasi.
Dan pada arduino akan diupload program dari
arduino library disini terdapat dua buah library
yaitu untuk sender (Koordinator) dan receiver (End Node).
3. SKENARIO PENGUJIAN
Gambar 2. Skema Perancangan Sistem 3.1 Pengujian Pengaruh Jarak Terhadap
Konsumsi Daya
Skenario pertama adalah apakah perubahan jarak antara node dapat mempengaruhi tingkat penggunaan daya, dengan variasi perubahan kondisi sebagai berikut :
1.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan topologi Star (Point to Point),menggunakan empat buah node yaitu node pertama sebagai koordinator sebagai pengirim data dan tiga end node sebagai penerima data yang dikirim.
2.
Data yang dikirim adalah data dalam bentuk teks yaitu “HelloWorld” yang mempunyai ukuran sebesar 10 bytes.3.
Jarak antara end node dengan koordinator dirubah dari 10, 20, 30, 40, 50, 60,70, 80, 90, 100 m pada kondisi LOS (Line of Sight) dan penempatan keempat node pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah.4.
Interval waktu pengiriman yaitu setiap 1detik.
5.
Percobaan dilakukan dengan kurun waktu tiga jam dengan kondisi suhu ruang antara 25 – 30 dejarat celcius dan pada end node akan dilihat penggunaan daya yang dilihat dari amperemeter.3.2 Pengujian Perubahan Pengiriman Paket Data End - Co Terhadap Konsumsi Daya Skenario kedua adalah apakah perubahan pengiriman paket data End - Co antara node dapat mempengaruhi tingkat penggunaan daya, dengan variasi perubahan kondisi sebagai berikut :
1. Pengujian dilakukan dengan menggunakan topologi Star (Point to Point),
menggunakan empat buah node yaitu node pertama sebagai koordinator sebagai penerima data dan tiga end node sebagai pengirim data.
2. Data yang dikirim adalah data dalam bentuk teks yaitu “HelloWorld”yang mempunyai ukuran sebesar 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 bytes dari end node ke koordinator.
3. Jarak antara end node dengan koordinator tetap yaitu 5 m pada kondisi LOS (Line of
Sight) dan penempatan kedua node pada
ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. 4. Interval waktu pengiriman yaitu setiap 1
detik.
5. Percobaan dilakukan dengan kurun waktu tiga jam dengan kondisi suhu ruang antara 25 – 30 dejarat celcius dan pada end node akan dilihat penggunaan daya yang dilihat dari amperemeter.
3.3 Pengujian Perubahan Pengiriman Paket Data Co - End Terhadap Konsumsi Daya Skenario ketiga adalah apakah perubahan pengiriman paket data Co - End antara node dapat mempengaruhi tingkat penggunaan daya, dengan variasi perubahan kondisi sebagai berikut :
1. Pengujian dilakukan dengan menggunakan topologi Star (Point to Point),
menggunakan empat buah node yaitu node pertama sebagai koordinator sebagai pengirim data dan tiga end node sebagai penerima data yang dikirim.
2. Data yang dikirim adalah data dalam bentuk teks yaitu “HelloWorld”yang mempunyai ukuran sebesar 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 bytes dari koordinator ke end
node.
3. Jarak antara end node dengan koordinator tetap yaitu 5 m pada kondisi LOS (Line of
Sight) dan penempatan kedua node pada
ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. 4. Interval waktu pengiriman yaitu setiap 1
detik.
5. Percobaan dilakukan dengan kurun waktu tiga jam dengan kondisi suhu ruang antara 25 – 30 dejarat celcius dan pada end node akan dilihat penggunaan daya yang dilihat dari amperemeter.
3.4 Pengujian Perubahan Suhu Lingkungan Terhadap Konsumsi Daya
Skenario keempat adalah apakah perubahan suhu yang diterima dilingkungan yang dibuat dapat mempengaruhi kinerja antara node dan dapat mempengaruhi tingkat penggunaan daya mengingat bahwa power resource dari penelitian ini menggunakan solar cell yang dalam penggunaaannya sangat dipengaruhi faktor tersebut, dengan variasi perubahan kondisi sebagai berikut :
1. Pengujian dilakukan dengan menggunakan topologi Star (Point to Point),
menggunakan empat buah node yaitu node pertama sebagai koordinator sebagai pengirim data dan tiga end node sebagai penerima data yang dikirim.
2. Data yang dikirim adalah data dalam bentuk teks yaitu “HelloWorld”yang mempunyai ukuran sebesar 10 bytes dari koordinator ke
end node.
3. Jarak antara end node dengan koordinator tetap yaitu 5 m pada kondisi LOS (Line of
Sight) dan penempatan kedua node pada
ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. 4. Interval waktu pengiriman yaitu setiap 1
detik.
5. Percobaan dilakukan dengan kurun waktu tiga jam dengan kondisi suhu dirubah dari 12, 14, 15, 18, 20, 25, 27, 30, 32, 35 dejarat
celcius dan pada end node akan dilihat
penggunaan daya yang dilihat dari
amperemeter.
3.5 Pengujian Perubahan Interval Waktu Terhadap Konsumsi Daya
Skenario kelima adalah apakah perubahan
interval waktu pengiriman paket data dapat
mempengaruhi tingkat penggunaan daya, dengan variasi perubahan kondisi sebagai berikut :
1. Pengujian dilakukan dengan menggunakan topologi Star (Point to Point),
menggunakan empat buah node yaitu node pertama sebagai koordinator sebagai pengirim data dan tiga end node sebagai penerima data yang dikirim.
2. Data yang dikirim adalah data dalam bentuk teks yaitu “HelloWorld”yang mempunyai ukuran sebesar 10 bytes dari koordinator ke
end node.
3. Jarak antara end node dengan koordinator tetap yaitu 5 m pada kondisi LOS (Line of
Sight) dan penempatan kedua node pada
ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. 4. Interval waktu pengiriman yaitu setiap 5,
10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50 detik. 5. Percobaan dilakukan dengan kurun waktu
tiga jam dengan kondisi suhu ruang antara 25 – 30 dejarat celcius dan pada end node akan dilihat penggunaan daya yang dilihat dari amperemeter.
4. PENGUJIAN DAN ANALISIS
Perancangan skenario uji adalah proses dimana semua pengujian dalam berbagai skenario dan perubahan kondisi dilakukan. Skenario pengujian yang akan diuji pada penelitian kali ini adalah perubahan jarak, Perubahan Pengiriman Paket, suhu, dan Interval waktu. Berikut ini adalah hasil dari pengujian sistem :
Tabel 2 Tingkat Konsumsi Daya Dengan Perubahan
Kondisi Jarak
No. Jarak Pemakaian Daya/m
1 10 1,4 mAh 2 20 1,5 mAh 3 30 1,8 mAh 4 40 2,1 mAh 5 50 1,9 mAh 6 60 2.4 mAh 7 70 2,7 mAh
8 80 2,6 mAh
9 90 3,1 mAh
10 100 3,2 mAh
Di dalam tabel 2 dapat dilihat pemakaian rata-rata yang digunakan node dalam berkomunikasi yang dilakukan selama tiga jam percobaan dalam kondisi jarak ditingkatkan 10 m pada setiap percobaannya. Peningkatan yang terjadi memang tidak begitu signifikan pada jarak yang cukup dekat dari titik awal, peningkatan yang terjadi hanya sekitar 0,1 - 0,3 mAh permenit. Dengan demikian penggunaan protokol ini dengan menggunakan jarak maksimal maka akan membuat tingkat pemakaian daya akan bertambah cukup signifikan, jadi dalam penggunaan protokol ini optimal digunakan pada jarak 60 – 70 m sehingga daya yang digunakan tidak begitu besar kurang dari 3 mAh permenit dan cenderung stabil. Jika digunakan pada jarak yang berada dibawah angka tersebut, misal pada jarak 30 – 50 m dengan tingkat pemakaian daya yang hanya berkisar 2,1 – 2,2 mAh.
Tabel 3 Tingkat Konsumsi Daya Dengan Perubahan
Kondisi Perubahan Pengiriman Paket End – Co
No. Perubahan Pengiriman
Paket End-Co Pemakaian Daya/m 1 10 bytes/s 1,3 mAh 2 20 bytes/s 1,6 mAh 3 30 bytes/s 1,7 mAh 4 40 bytes/s 1,9 mAh 5 50 bytes/s 2,1 mAh 6 60 bytes/s 2,4 mAh 7 70 bytes/s 2,4 mAh 8 80 bytes/s 2,5 mAh 9 90 bytes/s 2,7 mAh 10 100 bytes/s 2,9 mAh
Data pada tabel 3 memberikan gambaran bahwa semakin banyaknya data yang ditransfer pada node juga berpengaruh terhadap tingkat penggunaan daya yang digunakan. Semakin banyak data yang dikirim setiap detiknya berbanding lurus dengan tingkat penggunaan daya yang semakin meningkat pula. Jadi dalam penggunaan yang optimal pengiriman data dan penggunaan daya adalah pengiriman data dengan besaran 60 – 80 bytes karena pada titik tersebut daya yang digunakan stabil tidak terlalu memakan sumber daya. Sedangkan untuk mengirimkan data dalam skala kecil bisa menggunakan 20 – 40 bytes ukuran paket data
dikarenakan pada skala ini daya yang dipakai kurang dari 2 mAh permenitnya.
Tabel 4 Tingkat Konsumsi Daya Dengan Perubahan
Kondisi Perubahan Pengiriman Paket Co – End
No. Perubahan Pengiriman
Paket Co-End Pemakaian Daya/m 1 10 bytes/s 1,2 mAh 2 20 bytes/s 1,4 mAh 3 30 bytes/s 1,5 mAh 4 40 bytes/s 1,8 mAh 5 50 bytes/s 1,7 mAh 6 60 bytes/s 2,2 mAh 7 70 bytes/s 2,3 mAh 8 80 bytes/s 2,5 mAh 9 90 bytes/s 2,9 mAh 10 100 bytes/s 3,0 mAh
Data pada tabel 4 memberikan gambaran bahwa semakin banyaknya data yang ditransfer pada node juga berpengaruh terhadap tingkat penggunaan daya yang digunakan. Semakin banyak data yang dikirim setiap detiknya berbanding lurus dengan tingkat penggunaan daya yang semakin meningkat pula. Jadi dalam penggunaan yang optimal pengiriman data dan penggunaan daya adalah pengiriman data dengan besaran 60 – 80 bytes karena pada titik tersebut daya yang digunakan stabil tidak terlalu memakan sumber daya. Sedangkan untuk mengirimkan data dalam skala kecil bisa menggunakan 20 – 40 bytes ukuran paket data dikarenakan pada skala ini daya yang dipakai kurang dari 2 mAh permenitnya.
Tabel 5 Tingkat Konsumsi Daya Dengan Perubahan
Kondisi Suhu
No. Perubahan Suhu Pemakaian Daya/m
1 12°C 1,5 mAh 2 14°C 1,6 mAh 3 15°C 1,8 mAh 4 18°C 1,9 mAh 5 20°C 1,7 mAh 6 25°C 1,6 mAh 7 27°C 1,7 mAh 8 30°C 1,9 mAh 9 32°C 2,4 mAh 10 35°C 2,3 mAh
Pada tabel 5 peneliti dapat melihat bahwa protokol ini dapat bekerja optimal pada suhu ruangan yang stabil antara 20 – 30 derajat celcius dengan tingkat penggunaan daya yang masih di
bawah 2 mAh permenitnya. Dikarenakan menggunakan solar cell dengan suhu tersebut maka panel yang dapat mengubah tenaga Kalor menjadi tenaga listrik juga akan sangat baik pada waktu memberikan power kepada node dengan daya yang stabil. Jika suhu yang ada pada saat komunikasi tersebut berada di atas 20 - 30 derajat celcius maka konsumsi yang digunakan juga semakin besar pula, apabila suhu pada saat melakukan percobaan lebih rendah maka dari 20 – 30 penggunaan daya juga semakin rendah pula. Jadi pada kasus ini penggunaan protokol zigbee dengan sumber daya solar cell tidak disarankan pada daerah dengan cuaca dan suhu tidak menentu apalagi di daerah yang suhu rata-ratanya kurang dari 20° celcius.
Tabel 6 Tingkat Konsumsi Daya Dengan Perubahan
Kondisi Interval Waktu
No. Interval Waktu Pemakaian Daya/m
1 5 Detik 3,0 mAh 2 10 Detik 2,9 mAh 3 15 Detik 2,5 mAh 4 20 Detik 2,2 mAh 5 25 Detik 1,8 mAh 6 30 Detik 1,9 mAh 7 35 Detik 1,5 mAh 8 40 Detik 1,4 mAh 9 45 Detik 1,1 mAh 10 50 Detik 1,1 mAh
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa semakin lama jeda dari pengiriman paket data ke node akan semakin menghemat sumber daya yang digunakan. Dengan perubahan interval waktu pengiriman paket data peneliti dapat melihat tingkat pemakaian daya yang digunakan. Pada tingkat pemakaian yang intens dengan kondisi normal dapat dilihat bahwa penggunaan daya yang dibutuhkan mencapai 3 mAh dalam satu menit. Dan pada penggunaan dengan interval waktu yang lama penggunaan dayanya turun sangat drastis yang hanya berkisar 1,1 mAh permenit. Jadi protokol komunikasi ini optimal bila digunakan untuk komunikasi yang normal, tidak terlalu intens, dan hanya menerima dan mengirimkan data dengan rata-rata pertukaran paket 25 – 35 detik. Sehingga daya yang digunakan masih di bawah 2 mAh. Dengan peningkatan interval waktu yang tinggi maka tingkat pengiriman data yang semakin tinggi dapat mempengaruhi pemakaian daya. peningkatan pemakaian daya ini terjadi karena Stress Level pada modul akan semakin tinggi
dan hal ini membuat modul memerlukan daya lebih dibanding bila digunakan dengan interval waktu yang panjang. Dengan tingginya jumlah pengiriman data maka pemakaian daya akan semakin meningkat pula.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan pada penelitian ini adalah hasil rangkuman dari analisis yang didapatkan pada saat pengujian. Data hasil dari pengujian dan analisis pada bab sebelumnya akan ditampilkan secara ringkas dan jelas pada sub bab ini. Pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Penggunaan protokol zigbee akan optimal jika digunakan pada jarak 60 – 70 m dengan penggunaan daya masih dibawah 3 mAh permenitnya. Pada jarak 30 – 50 m tingkat pemakaian daya berkisar 2,1 – 2,2 mAh.
Penggunaan protokol zigbee akan optimal jika digunakan pada pengiriman data dengan besaran 60 – 80 bytes dengan penggunaan daya masih dibawah 2,5 mAh permenitnya. Pada besaran 20 – 40 bytes pada skala ini daya yang dipakai kurang dari 2 mAh permenitnya.
Penggunaan protokol zigbee dengan sumber daya solar cell tidak disarankan pada daerah dengan cuaca dan suhu rata-ratanya kurang dari 20° celcius. Penggunaan daya akan optimal bila suhu berada di < 30 dan > 20°
celcius. Penggunaan daya pada suhu di bawah
30° celcius daya yang digunakan dibawah 2 mAh permenitnya.
Penggunaan protokol zigbee akan optimal jika paket yang dikirimkan mempunyai interval waktu 25 – 35 detik. Sehingga daya yang digunakan masih di bawah 2 mAh.
DAFTAR PUSTAKA
Arizal Lebda Septyantono danWirawan.2013. Simulasi dan Analisis Kinerja Protokol 802.15.4(Zigbee) pada Jaringan Sensor Nirkabel. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Beny Firman, Suharyanto, Eka Firmansyah. 2012. Implementasi Komunikasi Data BerbasisZigbee Pada Scada (Supervisory Control And Data Acquisition) PLTMH. Jurnal Teknologi.
Fathur Zaini Rachman.2016. Implementasi Jaringan Sensor Nirkabel Menggunakan ZigbeePada Monitoring Tabung Inkubator Bayi. Politeknik Negeri Balikpapan.
Hung-Cheng CHEN dan Long-Yi CHANG.2012. Design and Implementation of a Zigbee-BasedWireless Automatic Meter Reading System. National Chin-Yi University of Technology.
Jusak. 2013. Implementasi Zigbee Ieee 802.15.4 Untuk Pemantauan Suhu Dan KelembabanUdara. STMIK STIKOM Surabaya.
Lutfi Ardiyanto dan Raden Sumiharto. 2012. Implementasi Jaringan Sensor Nirkabel Berbasis Xbee Studi Kasus Pemantauan Suhu dan Kelembaban. Universitas Gadjah Mada (UGM).
Matheus Cavalcante. 2014. Performance Evaluation of Zigbee Transmissions on the Grass Environment. UBICOMM
Muhammad Iqbal. 2015. Rancang Bangun Wireless Sensor Network Berbasis Topologi Tree-Like Mesh Untuk Sistem Pemantauan Polusi Udara. Institut Pertanian Bogor (IPB).
R. Ramalakshmi dan G.Balaji.2013. Power Management in Home Area Network UsingZigbee Protocol. International Journal of Science and Research (IJSR). Santa Barbara. 2016. Design and Analysis of
Arduino, Raspberry Pi, and Xbee Based Wireless Sensor Networks. University Of California
Winardi. 2012 . Mengenal Teknologi Zigbee Sebagai standart Pengiriman Data SecaraWireless. Universitas Bina Nusantara.
http://www.sinauArduino.com/artikel/mengenal -Arduino-software-IDE/
https://www.youtube.com/channel/UCMIqrmh2 lMdzhlCPK5ahsAg