DESENTRALISASI
KONSEP TEORI ILMU ADMINISTRASI K-5
PROGRAM S2 STIA-LAN BANDUNG -2007-Endang Wirjatmi
PENGERTIAN
DESENTRALISASI
Pustaka Inggris: mencakup konsep: devolution,
deconcentration.
Mengembalikan konsentrasi administrasi dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Fenomena politik dalam administrasi dan
pemerintahan, dimana desentralisasi diartikan
sebagai pendelegasian wewenang ke tingkat hirarkhi teritorial yang lebih rendah.
Pengertian desentralisasi perlu dibedakan dengan
pengertian tentang
pemencaran
ke tingkat Dalam studi politik diartikan bahwa desentralisasi akan
merujuk pada distribusi kekuasaan teritorial, sejauh mana kekuasaan dan wewenang disebarkan melalui hirarkhi
geografis, institusi dan proses.
Fokus perhatian desentralisasi adalah subdivisi negara
kesatuan atau federalisme, dimana masing-masing
mempunyai sistem pemerintah daerah internalnya sendiri-sendiri.
Desentralisasi dalam lembaga nasional dimana
kementerian/perusahaan publik mendelegasikan otoritas kepada pejabat yang menanggung jawab kegiatan
tersebut, sehingga dapat diartikan bahwa desentralisasi akan melibatkan bentuk hirarkhi yang berbeda yang mengkombinasikan institusi dan fungsi yang berbeda.
PENGERTIAN DESENTRALISASI
KARAKTERISITK DESENTRALISASI
(Cheema dan Rondinelli: 1983)
First local units of government are autonomous, independent,
and clearly perceived as separate level of government over which central authorities exercise little or not direct control.
Second, the local governments have clear and legally
recognized geographical boundaries within which they exercise authority and perform public functions.
Third, local governments have corporate status and power to
secure resources to perform their functions.
Fourth, devolution implies the need to “develop local
government as institution” in the sense they have some influence.
Finally, devolution is an arrangement in which there are
TYPE DESENTRALISASI
SECONCENTRATION: handling over some amount of
administrative authority or responsibility to lower levels within the government ministries or agencies
DELEGATION: transferring responsibility for specifically defined
functions to organizations that are outside the regular
bureaucratic structure and are only indirectly controlled by the central government
DEVOLUTION: i.e., creation and strengthening of sub-national
units of the government, activities of which are substantially outside the direct control of the central government; and
PRIVATIZATION: i.e., passing all responsibility for functions to
non governmental organizations of privete enterprises independent of the government.
PERTIMBANGAN
DESENTRALISASI
Efisiensi & calupan Lokal,
memperluas cakupan pilihan konsumen
akuntabilitas, skill politik, integrasi nas,
mendekatkan pemt & masy, layanan lebih baik,
mempromosikan kemerdekaan,
Mengurangi
kendala struktural demi kemajuan sosial dan ekonomi.
POLITIK EKONOMI
KONSEP DESENTRALISASI DI
INDONESIA
Dalam kaitannya dengan bangun negara, 2 nilai
telah dicapai konsensus nasional oleh
the founding
fathers,
yaitu Negara Kesatuan dan desentralisasi.
Hal ini berarti penyelenggaraan negara bangsa
dianut pemikiran sentralisasi dan desentralisasi
merupakan kontinum dan tidak dikotomi.
Asas sentralisasi dan dekonsentrasi untuk
mencirikan negara bangsa.
Desentralisasi yang dianut mengakomodasikan
aspirasi kemajemukan masyarakat dan daerah
serta pendemokrasian.
TUJUAN DESENTRALISASI
MERUPAKAN NILAI-NILAI DARI KOMUNITAS
POLITIK YANG DAPAT BERUPA KESATUAN
BANGSA (NATIONAL UNITY),
PEMERINTAHAN DEMOKRASI (DEMOCRATIS
GOVERNMENT)
KEMANDIRIAN SEBAGAI PENJELMAAN DARI
OTONOMI, EFISIENSI ADMINISTRASI, DAN
PEMBANGUNAN SOSIAL EKONOMI.
Hubungan daerah Otonom
Hubungan daerah otonom dan Pemerintah
merupakan hubungan antar organsasi dan bukan
hubungan intra organisasi.
Pola hubungan terdapat ciri “keterpisahan
(separateness) dan kemajemukan struktur dalam
sistem pemerintahan secara keseluruhan sesuai
dengan karakteristik masyarakatnya.
Dearah otonom subordinate dan dependent
EVOLUSI DARI KONSEP
DESENTRALISASI
1960a: fokus pada penggunaan intervensi untuk membantu
suatu koloni memulai transisi menuju kemerdekaan,
kesamaan politik, dan merespon meningkatnya permintaan barang dan jasa.
1970-1980: Para ahli pemerintah negara maju maupun
negara berkembang meningkatkan tujuan dan
perkembangan seperti memperbaiki bidang manajemen dan mendukung pendanaan program serta proyek, distribusi
pertumbuhan ekonomi yang merata, dan memfasilitasi partisipasi rakyat dalam proses perkembangan.
Pertengahan 1980an:penambahan kondisionalitas struktural
untuk menekan pemerintah dalam penggunaan program-program desentralisasi administratif. Meningkatkan
kemunculan masyarakat sipil, mendukung pertumbuhan lembaga demokrasi, juga memberikan respon pada
permintaan masyarakat mengenai otonomi yang lebih besar
Perumusan dan Penerapkan Program-program Desentralisasi.
PERTIMBANGAN
DESENTRALISASI
Pertimbangan diberikan untuk menyelesaikan
tugas-tugas pemerintah pusat dan harus
diajukan dalam proses pengembangan.
Penilaian diberikan untuk keempat bentuk
desentralisasi: politik, spatial, administratif,
dan pasar.
Perhatian diberikan pada tipe-tipe
desentralisasi administratif, yaitu
dekonsentrasi, devolusi dan delegasi.
Agen/ORGANISASI bantuan:
menekan pemerintah dan memaksa negara-negara menerima bantuan mereka dalam:
(1) Meningkatkan proses dan desentralisasi
demokratis;
(2) Mengkhususkan tanggung jawab pemerintah ke
dalam unit-unit pemerintahan yang lebih kecil;
(3) Membangun Unit Pelaksanaan Proyek yang
mandiri;
(4) Menyerahkan sebagian proyek dan program pada
Elemen-elemen
Desentralisasi
Desentralisasi mengharuskan adanya pembatasan
daerah
, yang didasarkan pada prinsip-prinsip nilai administratif dan politik tertentu, dimana guna memenuhi kebutuhan atau kehendak komunitas dan pembatasan daerah harus mencerminkan pola pemukiman dan distribusi spasial. Pengalihan kekuasaan kepada pemerintah daerah
untuk kekuatan politik harus dibuat peta politik yang memisahkan suatu komunitas dengan komunitas lain dan dapat dihubungkan dengan banyak faktor lain
Elemen-elemen
Desentralisasi
(LANJUTAN)
Prinsip efisiensi dapat diberlakukan
dalam pembagian daerah kekuasaan,
sehingga
pembatasan
daerah
mengandung gagasan tentang ukuran
dan bentuk optimal yang ditetapkan
secara teknis.
Desentralisasi melibatkan pendelegasian
wewenang yang bersifat politis maupun
birokratis:
Otoritas politik didelegasikan bila kekuasaan dialihkan
melalui ketentuan Legislatif kepada pemerintah
daerah atau dialokasikan antara pemerintah nasional dan pemerintah daerah melalui konstitusi. Disini
keleluasaan pemerintah daerah terbatas karena pengaruh dan kontrol dari pemerintah nasional.
Otoritas birokrasi berasal dari pendelegasian
tanggung jawab dari kantor pusat sebuah organisasi kepada unit lapangan. Keleluasaan unit lapangan
bergantung pada keputusan-keputusan yang siap untuk didelegasikan oleh atasannya, yang
pemencaran cabang-cabang kantor pusat dari ibukota,
mis. bagian sebuah kementerian nasional dipindahkan ke sebuah kota propinsi
pendelegasian , mis. atasan mempercayakan bawahan
dengan tanggungjawab yang dipikul pendahulunya,
mencakup pendelegasian bila bawahan (individu birokrat atau perkumpulan yang dipilih) memikul sebagian
tanggungjawab atau suatu daerah tertentu didalam batas wewenang organisasi atau negara bersangkutan.
Tapi Desentralisasi:
FEDERAL-BASED SYSTEMS
Definisi: terdesentralisasi hanya minimal pada satu
tingkat, dengan masing-masing tingkat memiliki beberapa kedaulatan terhadap tugas-tugas sektor publik dalam yurisdiksi teritorial tertentu.
Federalisme dapat dipandang sebagai suatu bentuk
pemerintahan yang sangat terdesentralisasi, karena seperti devolusi, daerah kekuasaan utama
pemerintah diterima bukan dari pemerintah nasional melainkan dari konstitusi yang menetapkan wilayah yuridiksi dari pemerintah pusat atau pemerintah
UNITARY SYSTEMS
Definisi: tidak harus terdesentralisasi
secara legal, namun melalui hierarki
unit-unit yang levelnya lebih rendah memiliki
yurisdiksi geografi tertentu. Dalam sistem
ini, kedaulatan terhadap sektor publik
dijaga dengan mendesentralisasikannya
terhadap unit-unit yang levelnya lebih
rendah.
6 PENDEKATAN
mengidentifikasikan
bentuk-bentuk desentralisasi:
Mengklasifikasikan bentuk berdasarkan asal sejarahnya.
1. Membedakan bentuk-bentuk desentralisasi berdasarkan hierarki
dan fungsinya.
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk desentralisasi berdasarkan
masalah yang akan diselesaikan.
3. Delapan bentuk desentralisasi: (1) devolusi; (2) devolusi
fungsional; (3) organisasi interest; (4) dekonsentrasi
prefektoral; (5) dekonsentrasi kementrian; (6) delegasi pada agen-agen otonomi; (7) philanthropy; (8) marketization.
(Berkeley)
4. Memfokuskan pada pola struktur administratif dan fungsi yang
bertanggung jawab untuk menghasilkan barang dan jasa.
Syarat Desentralisasi
Desentralisasi hanya muncul ketika unit
pemerintah lokal:
1. Dibangun oleh legislasi
2. Berada dalam batasan yurisdiksi yang jelas 3. Dipimpin oleh perwakilan dan petugas terpilih
4. Diberi kewenangan untuk membuat dan
mondorong selesainya tugas-tugas sektor publik
5. Diberi kewenangan untuk mengumpulkan pajak
6. Diberi kuasa untuk mengatur anggaran mereka
Dekonsentrasi
Deconsentrasi adalah pengalihan
kewenangan untuk pembuatan
keputusan, keuangan dan fungsi
manajemen dari arti administrasif
pada tingkat yang berbeda dibawah
tanggung jawab jurikdiksi dari
Penyelenggaraan Deconsentrasi selama ini ada
kecenderungan dianutnya model
integrated field
administration, yang berbeda dengan fragmented
field administration
( menyeragamkan batas-batas wilayah kerja –yurisdiksi- instansi vertikal dariberbagai Departemen sesuai dengan batas-batas wilayah kerja.
Penyelenggaraan di Indonesia berhimpitan: Kepala
Wilayah di Propinsi, Kabupaten/Kotamadya, Kotip dan Kecamatan, dsb (UU 5/74)
Devolusi
Muncul ketika kewenangan dialihkan dari
pemerintah pusat pada unit pemerintahan
lokal. Devolusi tidak berarti pembagian
kekuatan dalam sistem pemerintahan
federal atau konfederal.
Syarat Devolusi
Devolusi membutuhkan aturan yang :
1. Membentuk status unit lokal tertentu.
2. Membangun yuridiksi dan batasan fungsional yang jelas untuk
unit tsb.
3. Menggunakan kekuatan untuk merencanakan, membuat
keputusan, dan mengatur tugas-tugas publik thd unit tsb.
4. Memberikan kewenangan pada unti tersebut untuk merekrut
staf mereka sendiri
5. Membangun aturan untuk interaksi unit tsb dgn unit lain
dalam sistem pemerintahan.
6. Membolehkan unit tsb meningkatkan pajak
7. Memberi kewenangan unit-unit tsb untuk membangun dan
Delegasi
Merupakan transfer dari pengambilan
keputusan pemerintah dan kewenangan
administratif untuk mendefinisikan
tugas dengan jelas pada organisasi baik
yang berada dalam kontrol tidak
Fungsi-fungsi kinerja
Fokus fungsional dimulai membedakan keputusan-keputusan yang harus dibuat dalam tugas-tugas sektor publik.
Tipe-tipe keputusan:
1. Jenis jenis barang dan jasa yg harus dihasilkan.
2. Keuangan dari barang dan jasa tertentu
3. Kualitas, kuantitas, lokasi dan distribusi barang dan
jasa.
4. Proyek dan program yang dilakukan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
5. Aturan yang harus diterapkan jika ketentuan
Lima fungsi menurut
Silverman
Silverman mengidentifikasi lima fungsi dari ketentuan barang dan jasa yang efektif dan efisien:
1.Perencanaan.
2.Perumusan kebijakan keuangan dan pajak.
3.Pemrograman dan pengaturan pengeluaran
4.Perekrutan
5.Pelaksanaan dan pemeliharaan
Fungsi tambahan dari studi lain:
Kemajuan dalam pembentukan
kerangka kerja teoretis dalam
desentralisasi administratif
1.
Mengidentifikasi yang membedakan
keempat bentuk desentralisasi.
2.
Mendefinisikan dan menganalisis ketiga tipe
desentralisasi administratif
3.
Mengkhususkan tugas-tugas operasional
dari lembaga dan organisasi sentral, non
sentral dan private yang harus
dilaksanakan.
4.
Merumuskan tabel-tabel yang
Paradigma Desentralisasi
Desentralisasi dan Sentralisasi tidak dapat dipisahkan
dalam suatu negara. Kecuali dalam negara yang menyerupai kota (polis, city state), misalnya
Singapore.
Bila dipilih desentralisasi, maka lenyaplah negara dan
bangsa. Bila dipilih sentralisasi, maka membahayakan kemampuan negara dalam melaksanakan
fungsi-fungsinya.(Fesler: 1972)
Keberhasilan agenda desentralisasi memerlukan
pemerintahan yang kuat dan absah (Rondeneli, Nellis dan Cheema, 1983).
KESEIMBANGAN DESENTRALISASI
DAN SENTRALISASI
Centralization and decentralization are
not mutually exclusive or dichotomous
arrangement for governments is to find
the proper balance between centralized
and decentralized arrangement and link
them in ways that promote
development most effectively. The
optimal mix is not easily determined. It
PEMERINTAH
PEMERINTAH DAERAH