• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sediaan Lotion Minyak Atsiri Daun Zodia Tua (Evodia suaveolens Scheff.) Sebagai Repelan Nyamuk Culex sp. Penyebab Penyakit Filariasis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Sediaan Lotion Minyak Atsiri Daun Zodia Tua (Evodia suaveolens Scheff.) Sebagai Repelan Nyamuk Culex sp. Penyebab Penyakit Filariasis"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Sediaan Lotion Minyak Atsiri Daun Zodia Tua (Evodia

suaveolens Scheff.) Sebagai Repelan Nyamuk Culex sp. Penyebab Penyakit

Filariasis

Saleh Afif Pulungan

1

, Moerfiah

1

, Sri Wardatun

1 1

Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pakuan

ABSTRAK

Daun tanaman zodia dapat dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk

(Repellent). Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan sediaan lotion dari

minyak atsiri daun zodia tua (Evodia suaveolens Scheff.) untuk menghasilkan

sediaan lotion yang memiliki efektivitas sebagai pengusir nyamuk dan menghasilkan

sediaan lotion yang memenuhi persyaratan farmaseutika. Hasil penelitian

menyatakan bahwa dari semua formula (4 formula) yang dikembangkan diperoleh

hasil sediaan lotion yang memenuhi persyaratan farmaseutika yaitu pH sediaan

memenuhi syarat berada dibawah pH sediaan minyak atsiri, viskositas dan

homogenitas memenuhi syarat dan uji keamanan yang dilakukan terhadap lotion

menunjukkan bahwa lotion tidak mengiritasi pada kulit dengan kata lain aman

digunakan. Formula lotion tersebut juga diuji daya efektivitas repelannya dan

dibandingkan dengan produk yang beredar dipasaran yaitu yang mengandung

13% DEET. Diperoleh hasil formula II memiliki efektivitas yang paling lama

dibanding formula yang lain. Hasilnya efektivitas sebagai berikut : FI (93,88%), FII

(96,94%), FIII (94,22%), FIV (89,80%), dan K + (90,82%).

Kata kunci : Zodia, Repellent, Lotion

ABSTRACT

Zodia plant leaves can be used as a repellent. This research has made the

development of lotion dosage from essential oils leaves the old zodia to produce a

lotion has effectiveness a repellent and meets pharmaceutical standards. The result

of this study can be stated that of all results obtained formulas are developed that

meets pharmaceutical standards lotion. The pH lotion, viscosity and homogeneity is

qualify of pharmaceutical standards, and safety test (Patch test) is done to show

lotion does not irritate to skin or the lotion safe to use. The lotion formulas also

tested for repellent effectiveness and compared with commercial repellent (active

substance : 13% DEET). Obtained formula II has effectiveness longer than other

formula. This test resulted in average effectiveness of 93,88% ; 96,94% ; 94,22% ;

and 89,90% for FI to FIV respectively, while positive control resulted in 90,82%.

Keywords : Zodia, Repellent, Lotion

PENDAHULUAN

Filariasis atau penyakit kaki gajah (elephantiasis) merupakan penyakit menular yang mengenai saluran kelenjar limfa (getah bening) disebabkan oleh cacing filarial dan ditularkan oleh serangga. Penyakit ini juga menyerang semua umur dan bersifat menahun.

Jika seseorang terkena penyakit ini dan tidak mendapatkan pengobatan sedini mungkin maka dapat menyebabkan cacat permanen berupa pembesaran kaki, lengan, buah dada dan alat kelamin (Sudomo, 2008).

(2)

Ditemukan tiga jenis parasit nematoda penyebab filariasis limfatik pada manusia yaitu

Wuchereria bancrofti, Brigiya malayi dan Brugia timori. Parasit ini tersebar di seluruh

kepulauan Indonesia oleh berbagai spesies nyamuk yang termasuk dalam genus Aedes,

Anopheles, Culex, Mansonia (Gandahusada

dkk, 2006).

Insect repellant atau repelan adalah bahan

yang memiliki kemampuan untuk melindungi manusia dari gigitan nyamuk bila dioleskan ke permukaan kulit. Produk penolak nyamuk dalam bentuk lotion ini sudah banyak beredar di pasaran. Lotion tersebut umumnya mengandung DEET (Dietyltoluamide) dengan konsentrasi 10-15%. DEET diketahui mampu melindungi kulit dari gigitan nyamuk selama 8 jam, tetapi DEET memiliki beberapa efek samping seperti menimbulkan masalah iritasi ringan maupun berat terhadap kulit dan bahan DEET bisa juga melunakkan bahan bahan yang terbuat dari plastik. Adanya beberapa efek samping dari bahan sintetik ini membuat kita melirik kembali potensi bahan alami untuk melindungi kulit dari gigitan nyamuk (Kardinan, 2005).

Salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk (Repellent) adalah tanaman daun zodia (Evodia suaveolens Scheff.). Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO), minyak yang disuling dari tanaman zodia (Evodia

suaveolens Scheff.) mengandung linalool 46%

dan a-pinene 13,26%. Penelitian Yuzhi (2013), menunjukkan adanya daya proteksi minyak atsiri daun zodia (Evodia suaveolens Scheff.) terhadap nyamuk Culex sp pada konsentrasi 5% diperoleh daya proteksinya yaitu dapat menghalau nyamuk sebesar 78% selama 5 jam. Minyak atsiri daun zodia tua mengandung 26,92% menthofuran (Moerfiah dkk, 2013), diduga bahwa yang memiliki efek sebagai pengusir nyamuk adalah senyawa menthofuran. Kandungan senyawa menthofuran daun tua lebih sedikit daripada daun muda. Penelitian ini mengembangkan formulasi sediaan lotion minyak atsiri daun zodia tua karena efektivitas sediaan lotion dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, konsentrasi senyawa aktif dan bahan tambahan (excipient) yang digunakan pada formula. Formula yang akan digunakan

didasarkan pada formula dalam buku the

formulation of cosmetics and cosmetic specialties dan juga formula diambil dari

penelitian yang dilakukan oleh Mustanir(2010) dimana hasil formulasinya memenuhi syarat farmasetika sebagai repellent nyamuk Culex

sp. dan diuji efektivitas repelannya. METODE PENELITIAN

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini wadah plastik, gelas piala, pipet tetes, pipa aspirator buatan, alat pengukur waktu (stopwatch), kandang nyamuk pengujian,

kandang nyamuk pemeliharaan, kain

kelambu/tila, spatel, vial 100ml, pH meter,

viscometer Brookfield, timbangan digital, kaca

arloji, mortar, stemper, gelas ukur, cawan uap, termometer, kertas perkamen, seperangkat alat penyulingan uap air, seperangkat alat GC-MS dan penangas air.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun zodia tua (Evodia suaveolens Scheff.) yang diambil dari koleksi tanaman

BALITTRO dan determinasi tanaman

dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan

Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor, pelet, gula pasir, air, jentik nyamuk Culex sp., minyak atsiri zodia tua, asam stearat, span 60, tween 60, setil alkohol, lanolin, gliserin, isopropil palmitat, trietanolamin, metal paraben, gliseril monostearat, seto stearil alkohol, minyak zaitun, propilen glikol, asam oleat, sorbitol, alkohol, parfum dan aquadest. Hewan Uji

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah nyamuk Culex sp. dewasa yang bebas dari vektor penyakit.

Identifikasi Bahan Kimia Minyak Atsiri Daun Zodia Tua dengan Kromatografi Gas Spektroskopi

Identifikasi untuk bahan kimia minyak atsiri dari daun zodia tua Evodia suaveolens Scheff. Dilakukan dengan menggunakan GC-MS di Pusat Laboratorium Forensik Polri- Puslapor Kebayoran Baru- Jakarta.

(3)

Cara Pengadaan Telur dan Pemeliharaan Nyamuk Culex sp

Pengadaan telur dilakukan dengan cara mengambil larva atau jentik nyamuk Culex sp. di selokan (air kotor). Larva berubah menjadi pupa dalam waktu 2-3 hari dan akan menjadi nyamuk dalam waktu 1-2 hari. Nyamuk betina dewasa adalah nyamuk yang berumur 3-5 hari yang akan diberi makan darah tikus pada malam hari, karena nyamuk telah mencapai suatu siklus reproduksi yang memerlukan darah untuk pematangan sel-sel telurnya. Pemberian darah tikus pada malam hari karena perilaku dari nyamuk Culex sp. adalah aktif pada malam hari (Kardinan, 2004). Dalam waktu 2-3 hari nyamuk betina ini akan menghasilkan telur Culex sp., dengan ciri-ciri telurnya yang lonjong dan saling berdekatan

satu sama lain berbentuk seperti sebuah rakit (Wardiarto, 1989).

Pemeliharaan Nyamuk

Telur pengadaan dipelihara sampai menetas menjadi larva dalam waktu 2-3 hari, larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 5-7 hari. Pupa berkembang menjadi nyamuk dalam waktu 1-2 hari. Nyamuk diberi makanan darah tikus untuk nyamuk betina dan larutan gula untuk nyamuk jantan. Setelah 3-5 hari nyamuk sudah bisa digunakan sebagai serangga pengujian dan disortir nyamuk betina yang kemudian dimasukkan kedalam kandang pengujian,setiap kandang berisi 20 ekor nyamuk.

Formula lotion yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini,

Tabel 1. Formula Lotion dan Pembuatan

Bahan-bahan yang digunakan Jumlah bahan yang digunakan (%)

FI FII FIII FIV

Minyak zodia 5 5 5 5 Asam stearat 5,7 3,9 - 3,0 Span 60 1,0 - - - Tween 60 2,0 - - - Setil alkohol 0,7 1,0 - 0,5 Lanolin 1,4 3,0 - 1,0 Gliserin 2,0 - - 2,0 Isopropil palmitat 1,0 - 2,0 - Trietanolamin 0,7 1,0 1,0 0,75 Gliseril monostearat - 4,1 3,2 -

Seto stearil alkohol - 1,0 - -

Minyak zaitun - 3,0 - - Propilen glikol - 3,0 - - Asam oleat - - 2,0 - Sorbitol - - 2,0 - Alkohol - - 4,0 - Metil paraben 0,2 0,2 0,1 0,1

Parfum (polo sport) 4 tetes 4 tetes 4 tetes 5 tetes

Aquadest ad 100 ad 100 ad 100 ad 100

Ket : FI, FII, FIII Formula lotion berdasarkan formulation of cosmetics and cosmetic specialties FIV Formula lotion berdasarkan penelitian Mustanir (2011)

Pembuatan Lotion

Pembuatan semua lotion ini pada dasarnya menggunakan prinsip yang sama,

yaitu bahan bahan yang larut dalam air dan larut dalam minyak dilebur terlebih dahulu di tempat yang berbeda. Setelah kedua jenis

(4)

bahan tersebut melebur dilakukan pengadukan dengan kecepatan konstan.

Uji Karakteristik Mutu Lotion

a) Uji homogenitas

Lotion diletakkan diantara dua buah gelas

objek atau dengan menggunakan mikroskop, kemudian diamati adanya globul-globul kasar atau ketidak homogenan.

b) Uji pH lotion

Sebanyak 1 gram sediaan diencerkan dengan air suling hingga 10ml. Diambil sediaan dan ditempatkan pada tempat sampel pH meter, kemudian ditunggu hingga indikator pH meter stabil dan menunjukkan nilai pH yang konstan. c) Uji viskositas

Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan

viscometer Brookfield spindle 3 pada kecepatan

100rpm.

d) Pemeriksaan organoleptis

Pemeriksaan organoleptis yang dilakukan meliputi tekstur, warna yang diamati secara visual dan bau lotion. Pengamatan dilakukan secara visual.

Uji Efektivitas Lotion

Pengujian dilakukan terhadap semua sediaan placebo dan sediaan lotion. Selanjutnya dimasukkan kedua lengan secara bersamaan ke dalam kurungan penguji berisi nyamuk betina sebanyak 20 ekor dalam 15 menit dan diulang sebanyak 7 kali. Salah satu lengan merupakan kontrol negatif (diolesi placebo) dan lengan satunya merupakan control positif (sediaan lotion). Kemudian dihitung jumlah nyamuk yang mendekat atau hinggap, setelah itu lengan digerakkan untuk mengusir nyamuk yang hinggap. Kemudian dilakukan pengujian seperti cara diatas sampai jam ke 7.

Daya proteksi dihitung dengan rumus :

Keterangan :

K = Jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan kontrol.

P = Jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan perlakuan.

Patch Test

Uji keamanan lotion dilakukan terhadap 10 relawan yang dioleskan lotion dan placebo lotion pada punggung tangan selama 15 menit dan dilihat reaksinya, terjadi iritasi/alergi atau tidak (Iswari T, Retno. 2007 dalam Yuniarsih).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi kandungan minyak atsiri dengan GC-MS

Menurut Kardinan (2004), senyawa yang diduga terkandung dalam tanaman zodia (Evodia suaveolens Scheff.) adalah senyawa

Linalool sebesar 46% dan α-pinene 13,26%

tetapi hasil identifikasi ini diperoleh kadar

α-pinene 0,09% dan Linalool 0,07%. Kandungan

senyawa tertinggi dalam minyak atsiri daun tua adalah Menthofuran sebesar 40,69%,

Benzofhuran 20,26%, dan dLimonone sebesar

14,51%.

Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas pada formula I menunjukkan basis lotion dan sediaan lotion yang dihasilkan dapat tercampur dengan

sempurna setelah diamati dengan

menggunakan mikroskop, artinya fase minyak dan fase air dapat tercampur homogen. Akan tetapi pada awal pembuatan sediaan masih terdapat busa yang membentuk gelembung gelembung, hal ini terjadi karena disebabkan kecepatan pengadukan pada proses pembuatan berpengaruh terhadap hasil formulasi. Hasil Uji homogenitas pada formula I tidak berbeda jauh dengan fomula II, III, dan IV. Dimana hasilnya setelah diamati dengan menggunakan mikroskop tidak terdapat gelembung gelembung udara pada sediaan basis maupun sediaan lotion, fase minyak dan fase air tercampur dengan baik.

pH dan Viskositas

Derajat keasaman suatu produk ditujukan oleh nilai pH. Hasil pengujian menunjukkan pH basis (placebo) dan sediaan lotion dari minyak atsiri daun zodia tua dapat dilihat pada tabel di bawah ini,

Tabel 2. Hasil evaluasi pH sediaan placebo dan

(5)

pH Formula

FI FII FIII FIV

Placebo 6,65 6,19 8,14 6,90

Sediaan Lotion

7,15 7,23 8,14 7,18

Dari data keempat formula tersebut dapat dilihat bahwa formula I, II dan IV memenuhi syarat sedangkan pH formula III tidak memenuhi syarat farmasetika. Syarat nilai pH produk lotion yang baik adalah yang masuk dalam rentang SNI antara 4,5-7,5. pH yang tidak memenuhi syarat pada formula III dapat

diatasi dengan mengurangi jumlah

trietanolamin, karena trietanolamin berfungsi sebagai pengatur pH, dalam Rowe et al (1999), dinyatakan bahwa trietanolamin mempunyai pH 10,5.

Dari hasil pengujian viskositas basis (placebo) dan sediaan lotion diuji dengan menggunakan viscometer Brookfield spindle 3 diperoleh hasil yang beragam seperti yang tertera di bawah ini.

Tabel 3. Hasil evaluasi viskositas placebo dan sediaan lotion

Viskositas (cp)

Formula

FI FII FIII FIV

Placebo 813 840 483 701

Sediaan Lotion

586 740 308 208

Diperoleh hasil seperti ini dikarenakan formula yang dibuat menggunakan bahan yang berbeda satu sama lain. Tabel viskositas formula dapat dilihat pada lampiran.

Viskositas menyatakan sifat aliran bahan dan dirumuskan sebagai gaya yang diperlukan untuk melewati tahanan gesekan di bagian dalam (Voight, 1995 dalam Indriani 2010). Viskositas juga berhubungan kemudahan pada penggunaan (daya sebar) dimana semakin besar viskositas maka semakin sulit daya sebarnya sehingga akan mempengaruhi proses pelepasan bahan aktif yang terkandung dalam sediaan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa viskositas sediaan mempunyai pengaruh terhadap pelespasan bahan aktif dari basisnya.

Uji Organoleptis

Tabel 4. Hasil uji organoleptis dapat dilihat pada tabel berikut ini,

Formula Penampilan Organoleptis

Placebo Sediaan Lotion

I Warna putih dan memiliki bau khas pewangi

Warna putih dan memiliki bau khas pewangi

II Warna putih dan memiliki bau khas pewangi

Warna putih dan memiliki bau khas pewangi

III Warna putih dan memiliki bau khas pewangi

Warna putih kekuningan dan memiliki bau khas pewangi

IV Warna putih dan memiliki bau khas pewangi

Warna putih kekuningan dan memiliki bau khas pewangi

Berdasarkan hasil formulasi sediaaan tersebut diperoleh placebo yang memiliki penampilan organoleptis yang hampir seragam antar semua formula yang digunakan yaitu memiliki warna putih dan bau khas dari pewangi yang digunakan.

Uji Keamanan Lotion (Patch Test)

Dari hasil pengujian keamanan kosmetik dengan menggunakan metode Patch Test yang dilakukan terhadap 10 orang relawan laki laki yang memiliki umur yang sama dimana lotion dioleskan pada masing masing punggung tangan relawan selama 15 menit diudara

terbuka menunjukkan hasil yang negatif atau tidak menunjukkan reaksi alergi sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa lotion hasil formulasi tersebut aman digunakan sebagai sediaan topikal karena tidak menunjukkan adanya tanda tanda alergi atau iritasi pada kulit.

Daya Proteksi

Daya proteksi yang dihitung selama 7 jam menunjukkan bahwa daya proteksi kontrol positif memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan daya proteksi dari minyak atsiri daun zodia tua pada masing masing formula (formula I, II, III dan IV). Artinya daya

(6)

proteksi minyak atsiri daun zodia tua pada tiap formula memiliki pengaruh yang sama dalam menghalau gigitan nyamuk dengan kontrol positif yang menggunakan salah satu produk yang beredar di pasaran. Hasil analisis data daya proteksi terhadap jam perlakuan menunjukkan bahwa, jam 0 sampai jam ke-5 pada masing masing formula memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata antar jam perlakuan. Jam ke-6 dan jam ke-7 memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata antar jam perlakuan. Akan tetapi pengaruh pada masing masing formula pada jam ke-0 sampai jam ke-5 dengan jam ke-6 sampai jam ke-7 memiliki pengaruh yang berbeda nyata antar jam perlakuan tersebut.

Rerata uji daya proteksi minyak atsiri daun zodia tua selama 6 jam pada formula I adalah 93,88%, pada formula II adalah 96,94%, pada formula III adalah 94,22%, formula IV adalah 89,90% dan kontrol positif adalah 90,82%. Hasil rerata daya proteksi tersebut dapat digambarkan seperti pada histogram di bawah ini.

Gambar 1. Histogram rerata daya proteksi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukan penelitian pengembangan sediaan

lotion minyak atsiri daun zodia tua (Evodia suaveolen Scheff.) sebagai repelan adalah :

Diperoleh formula sediaan lotion minyak atsiri daun zodia tua (Evodia suaveolen Scheff.) yang memenuhi persyaratan farmasetika pada ke empat formula.

Efektivitas formula sediaan lotion yang paling efektif terhadap nyamuk Culex sp. penyebab filariasis dengan daya proteksi paling tinggi yaitu sebesar 96,94% pada formula II dan mampu bertahan selama 7 jam.

Identifikasi minyak atsiri daun zodia tua

(Evodia suaveolen Scheff.) dengan

menggunakan GC-MS menghasilkan senyawa yang memiliki kandungan paling tinggi dengan kemiripan diatas 90% adalah Menthofuran sebesar 40,69%, Benzofhuran 20,26%, dan

dLimonone sebesar 14,51%.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu pemisahan senyawa murni dari minyak atsiri daun zodia tua (Evodia suaveolens Scheff.) yang memiliki konsentrasi yang paling tinggi dan diuji efektivitas daya repelannya.

DAFTAR PUSTAKA

Gandahusada, S., Herry, D. I dan Wita. P. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta. UI Press. Hal. 235-238 & 244-247.

Kardinan, A. 2005. Tanaman Pengusir dan

Pembasmi Nyamuk. Agromedia. http://www.litbang.deptan.go.id/artikel.pdf/ artikel77.pdf#search=’tanaman%20anti%20 nyamuk’, diakses 5 Maret 2014.

Keithler. W. R. . The Formulation Of

Cosmetics and Cosmetic Specialties.

Published : Drug and Cosmetic Industry. P. 303-308

Moerfiah, Prasetyorini dan Sri. W. 2013.

Laporan Akhir. Program studi Farmasi.

Fakultas MIPA, Universitas Pakuan. Mustanir., Marianne. dan H. Ikhsan. 2011.

Aktivitas Repellent Nyamuk Lotion Kombinasi Ekstrak Batang Vitex trifolia dan N,N-DIETIL-META TOLUAMIDA.

Jurnal Farmasi Indonesia 5 (4); 172-179.

Setyowidodo, H. 2010. Ilmu Kedokteran Trofik : Universitas Airlangga. Surabaya. Unair Press. Hal. 64.

Sudomo. 2008. Penyakit Parasit yang Kurang

Diperhatikan di Indonesia. Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Entomologi dan Moluska.

Yuzi. F. 2012. Uji Aktivitas Daun Zodia

(Evodia suaveolens Scheff.) Sebagai Repelan Nyamuk Penyebab Filariasis.

Skripsi Program Studi Farmasi. Fakultas MIPA, Universitas Pakuan.

93.88 96.94 94.22 89.80 90.82 86.00 88.00 90.00 92.00 94.00 96.00 98.00

FI FII FIII FIV K(+)

Da y a pro tek si (%) Formula

(7)

Gambar

Gambar 1. Histogram rerata daya proteksi.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai- nilai feminisme yang diajarkan dalam pagelaran wayang kulit di antaranya adalah bahwa perempuan dalam wayang yang digambarkan dalam tokoh Dewi Shinta, Srikandi dan Dewi

wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD 1945. Pasca Amandemen UUD 1945 terdapat berbagai perubahan terkait dengan sistem ketatanegaraan. Perubahan tersebut

Paritas ibu yang memberikan ASI Eksklusif 67,7% pada ibu paritas tidak berisiko (paritas 2-3) dan yang tidak memberikan ASI Eksklusif 58,7% pada ibu paritas berisiko

Hotel syariah merupakan sebuah inovasi baru dalam dunia akomodasi dan penginapan. Di Indonesia sendiri sudah sangat banyak bisnis yang berdasar dengan syariah diantaranya seperti

sosial apabila tidak ditangani secara maksimal. d) Tuntutan penerapan teknologi pengeboran. e) Distribusi minyak mentah yang unggul (Tepat waktu, tepat mutu, tepat

Kajian ini merupakan telaah pustaka tentang kejadian malaria berkaitan dengan lingkungan pemukiman di Kabupaten Sumba Barat Provinsi NTT yang diambil dari berbagai sumber antara

Hasil penelitian menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi collaborative governance dalam penanganan PMB di Kota Tanjungpinang dapat dilihat dari faktor

Berdasarkan permasalahan prioritas dari mitra maka solusi pertama yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memanfaatkan Industri